Sepuluh ribu tahun yang lalu saat terjadi peperangan besar antara Dewa dan Iblis, peperangan tanpa ujung terjadi antara dua kekuatan yang sama kuat.
Baik para Dewa maupun para Iblis, tidak ada yang ingin mengakhiri peperangan, yang telah merugikan tiga dunia dan empat alam.
Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis yang melakukan pertarungan selama seribu tahun, keduanya tidak ada yang kalah ataupun menang, tetapi karena energi kehidupan keduanya telah terkuras terkuras habis, keduanya tewas dalam pertempuran dan berubah menjadi kristal Dewa dan Iblis.
Kristal yang menyatu, jatuh di Dunia Fana, dan tidak ada Dewa maupun Iblis yang tahu jika kedua Kaisar mereka berubah menjadi kristal dan jatuh di Dunia Fana.
Mereka hanya tahu kalau kematian kedua Kaisar menjadi akhir peperangan Dewa dan Iblis.
Perang sebenarnya belum benar-benar berakhir.
Kedua kekuatan hanya melakukan genjatan senjata, dan tanpa terasa kedamaian itu sudah berlangsung selama sepuluh ribu tahun.
Sepuluh ribu tahun perdamaian itu terjadi, di Kekaisaran Jing, tepatnya di sebuah kediaman paling buruk yang ada di istana Kekaisaran.
Seorang Selir rendahan tanpa sengaja menelan sebuah bola kristal yang dianggapnya permen. Sementara bola kristal itu dia dapat dari keranjang, yang dibawa oleh salah satu pelayannya.
Saat menelan bola kristal yang dia anggap permen, Selir rendahan itu sedang hamil muda, dan sebuah kebetulan dia mengalami mati rasa pada lidahnya selama awal kehamilannya.
Delapan bulan kemudian, Selir rendahan itu melahirkan seorang putra, tapi karena mengalami pendarahan parah, Selir rendahan itu mati.
Pada swalnya, putra yang dilahirkan Selir rendahan itu menjadi salah satu putra kesayangan Kaisar Jing, bahkan dia mendapatkan gelar Pangeran Ke-empat.
Akan tetapi, dikarenakan sampai usia 10 tahun Pangeran Ke-empat, Su Tianjin belum juga bisa berkultivasi dan dinyatakan sebagai seorang pemboros, akhirnya dia diasingkan untuk selamanya.
Dia diasingkan di tanah terbuang, tempat para pemboros hidup dan mengakhiri hidup mereka.
Su Tianjin diasingkan bersama empat pelayan wanita dan sepuluh pengawal, yang dimasa lalu mereka adalah para pelayaran dan pengawal setia Selir rendahan, Ibu dari Su Tianjin.
Di tanah terbuang sendiri terdapat tiga kota besar, yang seluruhnya dihuni manusia pemboros yang tidak bisa berkultivasi.
Meski mereka tidak bisa berkultivasi, bukan berarti mereka lemah.
Mereka yang tidak bisa berkultivasi, mereka terus saja meningkatkan kekuatan fisik, sehingga mereka memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat.
Namun, meski kekuatan fisik mereka kuat, merdeka tetap bukan tandingan seorang kultivator.
Mereka yang paling kuat hanya bisa menyamakan kekuatan kultivator dengan aura berwarna Jingga, yang mana itu adalah tingkat kultivasi dua terendah setelah aura berwarna merah.
[Tingkat kultivasi di Dunia Fana ditentukan dari warna aura mereka, dan ada 10 warna aura yang menunjukkan tingkat seorang kultivator. Aura berwarna Merah untuk yang terlemah, selanjutnya ada aura Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Unggu, Putih, Emas, dan warna Hitam untuk yang terkuat]
Kembali ke tanah terbuang.
Dari tiga Kota yang berada di tanah terbuang, Su Tianjin dan mereka yang mengikutinya di tempatkan di Kota Shamo, yang terkenal akan suhu panasnya dan kota yang dikelilingi padang pasir.
Meski keadaan di Kota Shamo begitu buruk, masih ada sumber air di Kota Shamo yang tidak akan surut, meski hujan tidak pernah turun selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, sebuah keajaiban terjadi di Kota Shamo setelah rombongan Su Tianjin datang.
Hujan yang tidak pernah turun sejak 10 tahun yang lalu, sejak datangnya rombongan Su Tianjin, hujan turun setiap sore dan malam, membuat suhu di sekitaran Kota Shamo menjadi jauh lebih sejuk.
Satu bulan setelah Su Tianjin tinggal di Kota Shamo, tumbuhan hijau mulai bertumbuhan dan itu bukanlah tumbuhan liar, melainkan tumbuhan yang dimasa depan akan menghasilkan buah-buahan.
Tumbuhan apel, jeruk, bahkan anggur, semua tumbuh subur dan salam satu bulan selanjutnya semua tanaman tumbuh semakin subur.
Namun, apa yang selama dua bulan ini terjadi di Kota Shamo belum diketahui penduduk kota lainnya, dikarenakan memang tidak ada yang ingin pergi ke kota Shamo.
Selain jarak yang sangat jauh, hanya mereka yang benar-benar lemah, yang dikirim ke Kota Shamo. Jadi, benar-benar tidak ada hal menarik dari Kota Shamo, yang selama ini dianggap kota orang mati.
Jika di Kota Huangwu dan Kota Heise yang sama-sama berasa di tanah terbuang memiliki setidaknya puluhan ribu penduduk, di Kota Shamo saat ini hanya memiliki tidak lebih dari dua ribu penduduk, dan sebelum kedatangan Su Tianjin, bisa dikatakan mereka berada diantara hidup dan mati, dikarenakan setiap harinya mereka hanya mengisi perut dsngam air yang berasal dari sumber mata air di tengah-tengah kota.
Kalaupun ada makanan, itu adalah serangga gurun yang terdapat banyak di luar kota.
Jumlah serangga gurun memang banyak, tapi jika salah melakukan perburuan, bukannya mereka yang mendapatkan hasil buruan, tapi merekalah yang bakalan mati di tangan serangga gurun, yang mana mereka adalah jenis serangga beracun.
Itu semua adalah cerita masa lalu sebelum datangnya Su Tianjin.
Sejak kedatangan Su Tianjin, Kota Shamo selayaknya sebuah kota yang senantiasa mendapatkan keberuntungan.
Selain hujan yang kini turun secara rutin, tanah-tanah tandus di sekitaran kota tiba-tiba saja menjadi tanah subur, dan sebuah keajaiban, berbagai jenis sayuran tumbuh di tanah yang subur, dan sekarang seluruh penduduk Kota Shamo tidak lagi hanya bisa mengkonsumsi air, tapi mereka juga sudah mulai bisa mengkonsumsi sayuran, meski itu hanya sayuran rebus.
Selain tumbuh pohon buah dan sayur, penduduk Kota Shamo yang sedang membuat saluran air, mereka menemukan kristal garam di bawah pasir, yang mana kualitas kristal garam gurun pasir jauh lebih baik dari garam hasil petani garam, di pesisir laut.
Keajaiban tidak berhenti sampai di situ. Memasuki bulan ketiga Su Tianjin tinggal di Kota Shamo, ribuan binatang ternak seperti kambing, kuda dan unta muncul di Kota Shamo, dan mereka semua terlihat sangat jinak.
Melihat keberadaan seluruh binatang ternak, penduduk Kota Shamo segera gotong royong membangun peternakan, dan mulai sekarang mereka dipastikan dapat menikmati daging dan susu.
Dari hari ke hari kehidupan penduduk Kota Shamo semakin membaik. Empat bulan berlalu telah terdapat lahan pertanian yang ditumbuhi padi di bagian yang lebih rendah, dan jagung di bagian yang lebih tinggi. Semua orang bahu-membahu menjaga apa yang sudah ada, dan memperbaiki atau membangun apa yang diperlukan.
......................
Pagi ini di salah satu rumah yang ada di Kota Shamo, terlihat pemuda yang sebentar lagi akan menginjak usia 16 tahun sedang melakukan latihan meningkatkan kekuatan fisiknya.
Pemuda itu adalah Su Tianjin, yang kini penampilannya sangatlah sempurna untuk seorang pemuda. Tubuh tinggi tegap dengan kulit putih mulus laksana giok. Meski setiap hari melakukan latihan fisik di bawah teriknya sinar matahari, bukannya terlihat gelap, kulit Su Tianjin justru terlihat putih mulus, jauh berbeda dengan penduduk Kota Shamo, yang sebagian besar memiliki warna kulit jauh lebih gelap dari Su Tianjin.
Menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melatih kekuatan fisik, kini Su Tianjin memiliki kekuatan fisik yang menyamai kekuatan kultivator tingkat aura berwarna Jingga.
Tingkat aura berwarna Jingga bagi seorang kultivator, biasanya ranah itu dicapai seorang kultivator saat mereka menginjak usia 10 tahun. Itu artinya kekuatan Su Tianjin saat ini setara dengan kultivator berusia 10 tahun. Untuk usia yang sama dengannya, biasanya seorang kultivator paling buruk dia sudah berada di tingkat aura berwarna Kuning.
Jika Su Tianjin bertemu dengan kultivator kultivator di tingkat aura berwarna Kuning, bisa dipastikan hidupnya akan berakhir jika bertarung dengan orang itu.
Setelah sepanjang siang sampai sore hari dihabiskan untuk melatih kekuatan fisiknya, setiap malamnya Su Tianjin akan menghabiskan waktu bersantai di tepian danau, yang berada dua kilometer dari Kota Shamo.
Danau yang begitu indah saat malam hari merupakan tempat berkumpulnya air di Kota Shamo dan sekitarnya saat turunnya hujan.
Begitu malam ini berlalu, artinya Su Tianjin sudah genap lima tahun tinggal di Kota Shamo, dan malam ini juga usianya akan genap 16 tahun. Biasanya esok hari para pelayan akan menyiapkan pesta kecil-kecilan untuknya, begitu juga dengan para pengawal.
Akan tetapi malam ini sampai esok pagi, dia akan menghabiskan waktunya dengan bersantai di pinggiran danau, seperti malam-malam selanjutnya, dan dia sudah melakukannya selama tiga bulan terakhir.
Jika malam-malam biasanya Su Tianjin merasakan sedikit hawa dingin saat merebahkan tubuhnya di atas baru besar yang berada di pinggir danau, malam ini rasanya tubuhnya hangat, terutama di bagian area dada dan di sekitaran area perut.
Mengabaikan apa yang terjadi pada tubuhnya dan menganggap itu sesuatu yang wajar. Akan tetapi, baru juga Su Tianjin memejamkan mata menyelami alam mimpi, dia tiba-tiba terbangun di sebuah padang rumput luas, yang mana separuh padang rumput disinari cahaya terang, sedangkan setengah bagian lainnya diselimuti kegelapan.
“I-Ini, sebenarnya aku di mana?”
......................
Bersambung.
......................
Tiga Dunia :
- Dunia Fana
- Dunia Spiritual
- Dunia Immortal
Empat Alam :
- Alam Neraka
- Alam Kegelapan
- Alam Langit
- Alam Surga
Berada di tempat yang asing baginya Su Tianjin merasa jika dirinya sedang berada di alam mimpi, tapi dia merasakan sakit saat menampar wajahnya sendiri, dan itu membuktikan jika dirinya tidak sedang bermimpi. Bagaimana mungkin dia bermimpi tapi merasakan rasa sakit?
“Sebenarnya ini tempat apa, dan kenapa aku bisa berada di tempat ini?” kata Su Tianjin pelan, dan terus saja dia memperhatikan keadaan di sekitarnya.
Aaaaargh...
Su Tianjin berteriak kesakitan saat banyak gambaran yang tidak dia mengerti masuk dalam pikirannya, dan menyatu dengan ingatannya. Gambaran itu sangat banyak, dan itu membuat kepalanya terasa sakit, yang teramat menyakitkan.
Uuuugh...
Bisa bernapas lega setelah rasa sakit di kepalanya perlahan menghilang, Su Tianjin merasa sebuah ingatan selama beribu-ribu tahun kini tertanam dalam ingatannya. Meski saat ini dia baru menginjak usia 16 tahun, tapi dia memiliki ingatan ribuan tahun, yang dia tahu ingatan itu berasal dari Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis.
“Bagaimana bisa aku memiliki seluruh ingatan mereka? Dua sosok yang begitu agung, dan aku memiliki seluruh ingatan mereka dari awal kehidupan sampai akhir kehidupan mereka,” kata Su Tianjin, yang saat ini terduduk lemas setelah menerima banyak gambaran yang ternyata merupakan ingatan dari Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis.
Bukan hanya mendapatkan ingatan dari Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis, Su Tianjin juga mendapatkan informasi berharga mengenai tubuhnya, yang muncul bersama ingatan yang dia dapat. “Ternyata aku bukanlah seorang pemboros, melainkan ada segel yang telah menyegel seluruh kekuatanku, dan dengan sendirinya segel itu akan hancur disaat aku berusia 16 tahun,” gumamnya.
Dari ingatan Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis yang menjadi miliknya, Su Tianjin mendapat ingatan tentang teknik kultivasi khusus yang digunakan Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis. Dia juga mendapatkan banyak ingatan tentang teknik beladiri tangan kosong, berpedang, tombak, alkemis, tabib, dan formasi.
Saat Su Tianjin merasakan kebahagiaan dengan apa yang kini tertanam dalam ingatannya, tiba-tiba dia merasakan ada yang aneh dengan kedua matanya. Dari rasa aneh, tiba-tiba rasa itu menjadi sangat menyakitkan.
Aaaaargh...
Kembali Su Tianjin berteriak kesakitan, dan kini rasa sakitnya jauh melebihi yang sebelumnya. Bukan hanya rasa sakit, tapi kedua matanya terasa sangat panas seolah ada bara api yang membakarnya. Terus saja berteriak sambil memegangi kedua matanya yang terpejam rapat, Su Tianjin sudah tidak tahu berapa lama waktu yang dilalui sambil menahan rasa sakit, yang kini rasa sakit itu perlahan menghilang.
Hah... Hah... Hah...
Napas Su Tianjin terengah-engah setelah lama dia menahan rasa sakit. Itu bukan rasa sakit biasa, itu adalah rasa sakit yang teramat menyakitkan, sampai dia berpikir jika rasa sakit itu bisa saja mengakhiri hidupnya.
Pada akhirnya dia berhasil menahan rasa sakit itu, tapi saat ini dia belum memiliki keberanian membuka kedua matanya. “Rasanya akan banyak perubahan pada penglihatanku begitu aku membuka mata!” gumamnya.
Merasa cukup lama dia memejamkan kedua mata, perlahan Su Tianjin membuka kedua matanya.
Swuush...
Begitu dia membuka mata, energi yang begitu kuat terpancar dari kedua matanya.
Pandangannya masih buram, tapi setelah beberapa kali mengerjapkan kedua matanya, perlahan pandangannya membaik, dan kini dia melihat jika dirinya telah kembali ke pinggir danau.
Setelah melihat sekeliling dan memastikan jika dirinya telah kembali ke tempat semula, sesaat Su Tianjin merasa apa yang dialaminya barusan hanya sekedar mimpi, tapi perasaannya terbantahkan saat dia masih memiliki ingatan Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis, dan sesuatu yang aneh benar-benar terjadi pada penglihatannya.
“Cahaya apa ini?” tanya Su Tianjin melihat banyak cahaya warna-warni di sekitarnya, dan cahaya itu terus saja berdatangan ke arahnya.
Mengingat cahaya apa yang sedang dia lihat, Su Tianjin teringat tentang sebuah buku, yang menjelaskan tentang energi spiritual, energi yang dibutuhkan kultivator untuk meningkatkan kekuatannya.
Dari ingatan itu dia akhirnya tahu jika cahaya yang dilihatnya adalah bentuk dari energi spiritual, tapi energi itu jumlahnya sangat sedikit, jauh dari jumlah energi spiritual yang ada dalam ingatan Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis.
“Jelas saja energi spiritual di tempat mereka lebih banyak dan lebih padat. Mereka tinggal di Alam Langit dan Alam Kegelapan, sedangkan aku saat ini tinggal di Dunia Fana. Dunia terendah diantara tiga Dunia, yang tentunya tidak akan sebanding dengan kekuatan empat Alam.”
Su Tianjin sadar akan tempat tinggalnya yang tidak akan dapat disetarakan dengan kekuatan empat Alam. Jangankan disetarakan dengan kekuatan empat Alam, Dunia Fana bahkan tidak akan pernah setara dengan dua Dunia yang kedudukannya lebih tinggi.
Beberapa saat kemudian Su Tianjin tersadar akan sesuatu, setelah cukup lama dia melihat keberadaan energi spiritual yang ada di sekitarnya.
“Ini, aku bisa melihat keberadaan energi spiritual, bukannya dengan bisa melihat keberadaan energi spiritual, artinya aku bisa mulai berkultivasi?” gumam Su Tianjin masih tidak percaya jika dirinya bisa berkultivasi.
Ingin membuktikan kebenaran jika dirinya bisa berkultivasi, Su Tianjin memejamkan kedua matanya, dan dia mencoba menyerap energi spiritual di sekitarnya dengan cara biasa.
Hanya dalam sepuluh tarikan napas Su Tianjin dapat merasakan jika tubuhnya berhasil menyerap keberadaan energi spiritual.
Dia tahu letak dantian miliknya, dan hanya dalam waktu yang begitu singkat dia merasa dantiannya telah dipenuhi energi spiritual, dan tidak lama kemudian dia merasa tubuhnya akan meledak.
Boom... Boom...
Terdengar suara ledakan teredam dari dalam dantiannya, dan kini Su Tianjin merasa jika dirinya telah benar-benar menjadi seorang kultivator, meski kini dia masih berada di tingkat aura Jingga.
Meski masih berada di tingkat aura Jingga, Su Tianjin yakin cepat atau lambat dia akan bisa menerobos tingkat aura Kuning.
Setelah berhasil menjadi kultivator, Su Tianjin mencoba melihat jenis dantian yang dimilikinya.
Meski nantinya dia hanya melihat jika dantiannya hanyalah jenis biasa, dia tetap senang karena setidaknya dia sudah bisa berkultivasi.
Di teringat jika seluruh keluarga Kaisar tentu selain dirinya, mereka memiliki jenis dantian perak, yang merupakan jenis dantian cukup langka di Dunia Fana.
Sampai saat ini hanya ada ratusan kultivator dari miliaran kultivator di Dunia Fana, yang memiliki jenis dantian perak.
Sementara untuk jenis dantian yang lebih tinggi, di masa lalu ada seorang kultivator di Dunia Fana yang memiliki jenis dantian emas, yang tentunya jauh lebih baik dari jenis dantian perak.
Namun orang itu sudah tidak berada di Dunia Fana, melainkan sudah pergi ke Dunia yang lebih tinggi, begitu dia telah mencapai puncak kekuatan di Dunia Fana.
Su Tianjin yang sudah beberapa waktu memejamkan kedua matanya, beberapa saat kemudian dia membuka kedua matanya dan secara tiba-tiba menampar wajahnya sendiri.
“Ini nyata, bukan mimpi! Jika ini semua nyata, jadi benar aku memiliki dantian tujuh warna, jenis dantian yang sama seperti milik Kaisar Dewa dan Kaisar Iblis, bahkan dantian milikku jauh lebih baik karena warna putih di dantian milikku digantikan warna emas.”
Dantian tujuh warna dengan garis warna emas yang menggantikan warna putih merupakan jenis dantian terbaik yang ada di seluruh dunia dan seluruh alam. Bahkan dantian kedua sosok agung di masa lalu, meski sama-sama jenis dantian tujuh warna, dantian mereka tidak akan sebanding dengan dantian milik Su Tianjin.
“Dengan semua yang aku miliki, aku sangat yakin dapat mencapai puncak kekuatan di Dunia Fana, dan bisa pergi ke Dunia yang lebih tinggi!” kata Su Tianjin dan dia tersenyum senang, lalu dia mulai memilih teknik kultivasi siapa yang akan digunakan, dikarenakan dalam ingatannya dia memiliki ingatan dua teknik kultivasi yang sama baiknya.
“Teknik kultivasi Jiwa Dewa dan teknik kultivasi Jiwa Iblis, kedua teknik kultivasi ini berada di tingkatan yang sama.” Su Tianjin bingung harus memilih yang mana, sampai akhirnya dia memiliki sebuah ide.
“Bagaimana jika aku menggabungkan kedua teknik ini?” gumam Su Tianjin, dan dia segera memikirkan cara menyatukan kedua teknik milik para Kaisar, yang membuat keduanya di masa lalu berada di puncak kekuatan tertinggi.
Dengan memiliki jenis dantian tujuh warna, artinya Su Tianjin memiliki tujuh elemen yaitu, api, petir, angin, air, kegelapan, cahaya, serta elemen ruang dan waktu. Keuntungan memiliki jenis dantian tujuh warna adalah pemiliknya bisa menggunakan tujuh jenis elemen, sedangkan pada umumnya seorang kultivator hanya bisa menggunakan satu atau paling banyak dua elemen.
Namun, dibalik keuntungan memiliki jenis dantian tujuh warna, ada juga kerugian memiliki jenis dantian tujuh warna. Kelemahan jenis dantian ini adalah membuat pemiliknya mengalami kelambatan dalam meningkatkan kekuatan, dikarenakan harus membagi energi spiritual yang diserap dalam tujuh akan elemen, yang terdapat di dalam dantian.
Meski itu adalah sebuah kerugian, tapi keuntungan lainnya didapatkan begitu pemilik jenis dantian tujuh warna berhasil meningkatkan kekuatannya.
Nantinya saat Su Tianjin berhasil menerobos tingkat aura Kuning, dia akan memiliki kekuatan berkali-kali lebih kuat dari kultivator di tingkat yang sama.
“Jika aku memiliki teknik kultivasi yang tepat, aku bisa tumbuh kuat tanpa hambatan, sekalipun aku adalah pemilik dantian tujuh warna!” katanya.
Melihat matahari sudah terbit dan dia belum juga menemukan cara menggabungkan kedua teknik kultivasi milik kedua Kaisar, Su Tianjin memutuskan kembali ke Kota Shamo, dan nanti malam dia baru akan kembali memikirkan tentang penggabungan kedua teknik.
......................
Bersambung.
Swush...
Setelah berlari menyusuri jalanan berbatu, Su Tianjin akhirnya sampai di dekat gerbang Kota Shamo.
Tatapan matanya yang begitu fokus melihat keadaan gerbang kota, dia tidak melihat adanya perubahan pada gerbang kota, yang artinya semalam tidak terjadi sesuatu pada Kota Shamo.
Su Tianjin tersenyum melihat semua terlihat baik-baik saja, dan dengan segera dia berjalan menuju gerbang kota yang dijaga oleh empat orang prajurit kota.
Prajurit kota yang berjaga, mereka sedikit menundukkan kepala saat Su Tianjin memasuki kota.
“Selamat datang kembali Tuan Muda!” kata ke-empat prajurit bersamaan.
Su Tianjin tersenyum mendengar sapaan mereka, lalu dia bicara, “Pagi yang cerah dan suasana yang menyenangkan. Semoga pekerjaan Paman sekalian berjalan lancar!” balas Su Tianjin, lalu dia melangkahkan kakinya memasuki Kota Shamo.
Orang-orang di Kota Shamo sangat menghormati Su Tianjin. Bagi mereka, keberadaan Su Tianjin di Kota Shamo adalah bintang keberuntungan yang diturunkan Dewa pada Kota Shamo.
Semua orang tentu saja tahu sejak kedatangan Su Tianjin dan kelompoknya, Kota Shamo senantiasa diberkati oleh keberuntungan, dan sampai hari ini keberuntungan itu belum terputus.
Lima tahun sudah berlalu sejak pertama kali Su Tianjin menginjakkan kaki di Kota Shamo, dan selama itu juga keberuntungan Kota Shamo terus saja berdatangan seolah tidak akan ada habisnya.
Keberuntungan itu membuat keadaan Kota Shamo saat ini jauh berbeda dari lima tahun yang lalu, sebelum kedatangan Su Tianjin.
Tidak ada lagi kota gersang di tengah gurun pasir.
Kota Shamo kini menjadi kota yang sangat subur, bahkan tumbuhan hijau tumbuh subur sejauh belasan kilometer dari Kota Shamo.
Jauh berbeda dengan apa yang terlihat di masa lalu, yang mana sekeliling Kota Shamo adalah padang pasir, dan sama sekali tidak ada tumbuhan hijau.
Persawahan, perkebunan, peternakan, bahkan kolam budidaya ikan, semua bisa ditemukan di Kota Shamo, setelah lima tahun keberadaan Su Tianjin di kota yang dulunya dianggap sebagai kota mati.
Selain kehidupan penduduk kota yang semakin membaik dengan semua yang kini di miliki Kota Shamo, kini Kota Shamo memiliki prajurit yang jauh lebih kuat dibandingkan kedua kota lainnya, yang berada di tanah terbuang.
Saat ini lebih dari lima belas ribu orang tercatat sebagai penduduk Kota Shamo, dan empat ribu di antaranya kini menjadi prajurit kota.
Pria maupun wanita, selama mereka memiliki kekuatan dan kemampuan, mereka bisa mendaftarkan diri sebagai prajurit kota.
Empat dari sepuluh pengawal yang merupakan pengawal Su Tianjin, mereka ditunjuk sebagai Empat Jenderal Kota Shamo, yang masing-masing dari mereka memimpin seribu prajurit.
Mereka berempat dan enam lainnya adalah kultivator, dan dengan kekuatan berada di tingkat aura berwarna Hijau, mereka sangatlah layak menjadi seorang Jenderal.
Untuk keberadaan para pengawal lainnya, saat ini mereka bekerja di belakang meja, membantu pekerjaan Penguasa Kota Shamo.
Lalu siapa Penguasa Kota Shamo, dia adalah Su Tianjin. Meski masih sangat muda, semua orang setuju jika dia menjadi Penguasa Kota Shamo.
“Bibi, aku pulang!” Su Tianjin sampai di rumahnya, dan dia mendapatkan sambutan hangat dari empat wanita yang sudah merawatnya sedari bayi.
Ke-empat wanita yang melayani Su Tianjin, mereka juga kultivator, dan kekuatan mereka setara dengan kesepuluh pengawal.
Jika di masa lalu keempatnya tida memiliki nama marga, kini mereka memilikinya, dan itu semua karena paksaan Su Tianjin.
Su Liyun, Su Jingmi, Su Jing, dan Su Yin, ke-empat pelayan yang sudah dianggap keluarga sendiri oleh Su Tianjin, begitu juga dengan kesepuluh pengawal.
“Tuan Muda, selamat ulang tahun, dan semoga segala kebaikan senantiasa menyertai kemanapun Tuan Muda melangkah!” kata Su Liyun, dan dia memberikan mangkuk berisikan mie panjang umur pada Su Tianjin.
Su Jingmi yang memiliki keahlian menjahit, dia memberikan baju baru hasil jahitannya sendiri sebagai hadiah ulang tahun Su Tianjin.
Su Jing dan Su Yin yang memiliki keahlian seorang alkemis, keduanya memberi masing-masing lima pil penempa tulang pada Su Tianjin.
Dengan sepuluh pil penempa tulang, Su Tianjin bisa meningkatkan kekuatan fisiknya menjadi dua sampai tiga kali lebih kuat dari sebelumnya.
Su Tianjin sangat menyukai hadiah yang diberikan semua Bibinya, dan dia sangat berterimakasih atas apa yang diberikan padanya. Selesai pemberian hadiah, sekarang mereka semua segera menikmati mie panjang umur, yang dimasak khusus oleh Su Liyun.
Usai makan bersama, Su Tianjin pergi ke halaman belakang rumahnya untuk membersihkan tubuhnya sekaligus berganti pakaian.
Begitu tubuhnya bersih dan mengganti pakaiannya dengan pakaian baru hadiah dari Su Jingmi, tidak lupa dia mencuci pakaian kotornya, dan menjemur nya di bawah terik matahari.
Sebisa mungkin Su Tianjin tidak ingin membuat repot orang lain. Selagi dia bisa mengerjakannya sendiri, dia tidak akan menyerahkan pekerjaan itu pada orang lain.
Dari halaman belakang, setelah menyelesaikan apa yang dikerjakannya, Su Tianjin sebenarnya ingin pergi ke istana Penguasa Kota Shamo, untuk melihat ada tidaknya pekerjaan yang membutuhkan dirinya.
Namun, belum juga sampai di istana Penguasa Kota Shamo, Su Tianjin bertemu prajurit kota yang terlihat terburu-buru.
“Apa yang membuat Paman begitu terburu-buru?” tanya Su Tianjin mengejutkan prajurit yang sebelumnya tidak menyadari keberadaannya.
Prajurit itu adalah salah satu prajurit yang berjaga di gerbang kota.
Melihat keberadaan Su Tianjin dan mendengar pertanyaan yang ditujukan pada dirinya, prajurit itu segera menyampaikan apa yang saat ini terjadi di gerbang kota.
“Tuan Muda, ada ratusan orang yang diasingkan ke kota ini, dan saat ini mereka berada di depan gerbang kota.”
Mendengarnya Su Tianjin tidak terkejut karena akhir-akhir ini cukup banyak orang-orang yang diasingkan ke Kota Shamo, dikarenakan dua kota lainnya sudah hampir penuh.
“Kenapa Paman tidak langsung membiarkan mereka masuk, dan menempati sisi barat kota yang masih kosong?” ujar Su Tianjin.
“Tuan Muda, kalau sikap mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diasingkan ke kota ini, pasti gerbang kota sudah terbuka lebar untuk mereka, tapi sikap mereka jauh berbeda dari orang-orang yang sebelumnya datang!”
Kerutan muncul di kening Su Tianjin muncul begitu mendengar semua itu.
“Sikap seperti apa yang mereka tunjukkan pada Paman dan yang lainnya?”
“Tuan Muda, orang-orang itu ingin kami semua menghormati keberadaan mereka, dan mereka hanya ingin tinggal di rumah terbaik yang ada di kota ini! Bahkan salah satu dari mereka menginginkan kedudukan Penguasa Kota Shamo, dan dia akan membunuh Penguasa Kota Shamo saat ini untuk membuktikan diri jika dia jauh lebih layak menjadi Penguasa Kota Shamo!”
“Orang-orang itu bukanlah kultivator, tapi dari kekuatan fisiknya, kami merasa mereka sangatlah kuat, mungkin setara kekuatan kultivator tingkat aura warna Kuning!”
Su Tianjin yang mendengar seluruh perkataan prajurit kota, dia sangat penasa dengan seberapa kuat orang yang ingin membunuhnya. Entah kenapa dia tiba-tiba ingin bertarung dengan orang itu, dan membuktikan jika dirinya jauh lebih kuat darinya.
“Paman, kembalilah ke gerbang kota, tapi tidak perlu berlari-lari! Aku akan lebih dulu pergi ke gerbang kota!” Usai mengatakan itu, sosok Su Tianjin berlari cepat menuju gerbang ibukota.
Kecepatan lari Su Tianjin benar-benar cepat, bahkan prajurit yang melihat kecepatan larinya, dia seolah melihat ada aura berwarna jingga, yang tertinggal di belakang Su Tianjin.
“A-Aura itu, jangan-jangan Tuan Muda telah bisa berkultivasi!” kata prajurit, dan sesaat kemudian dia tersenyum lebar. “Sungguh keberuntungan senantiasa menyertai Tuan Muda dan Kota Shamo!” katanya, kemudian dia bergegas pergi ke gerbang kota, untuk memastikan apa yang akan terjadi di tempat itu.
Sampai di gerbang kota, Su Tianjin melihat orang-orang yang mencoba menghancurkan gerbang kota. Apa yang terlihat membuatnya marah karena gerbang kota saat ini belum genap satu bulan selesai dibangun, lalu saat ini orang-orang asing itu mencoba menghancurkannya.
“Hentikan apa yang sedang kalian lakukan, atau kalian akan menyesali, apa yang selanjutnya bakalan terjadi pada diri kalian!” Su Tianjin beeteriak dengan suara lantang, begitu dia sampai di gerbang Kota Shamo.
Ada dua lapisan gerbang Kota Shamo, dan orang-orang itu saat ini mencoba menghancurkan lapisan pertama gerbang kota, yang bentuknya menyerupai jeruji besi, sehingga mereka yang berada di luar maupun di dalam gerbang masih bisa berkomunikasi.
“Bocah, apa kau sedang mengancam kami? Cih, kami tidak takut dengan ancamanmu, dan aku sarankan pada kalian semua untuk segera membuka gerbang ini! Kami semua adalah calon orang berpengaruh di Kota Shamo, jadi sebelum hal buruk menimpa kalian semua, sebaiknya segera persilahkan kami masuk! Sambut baik kedatangan kami, dan persiapkan para wanita untuk melayani sekaligus memuaskan kami!” teriak salah satu pria di luar gerbang, yang disambut gelak tawa semua orang di luar gerbang.
Mendengar mereka semua tertawa, yang seolah meremehkan kekuatan milik Kota Shamo, Su Tianjin menggertakkan giginya marah.
Swush...
Sosok Su Tianjin tiba-tiba menghilang dari tempatnya.
Bugh... Bugh... Bugh...
Satu-persatu orang-orang yang sedang tertawa terlempar jauh dari gerbang Kota Shamo, dan semua itu dilakukan oleh Su Tianjin yang kini tubuhnya terselimuti aura berwarna Jingga, dan semua bisa melihat jika aura Jingga itu sedikit memiliki warna Kuning.
Boom... Boom... Boom...
Aaaargh...
Suara orang-orang yang terlempar menghantam pepohonan tidak jauh dari gerbang kota serta suara kesakitan turut terdengar, saat Su Tianjin semakin menjadi-jadi menyerang mereka yang telah meremehkan kekuatan Kota Shamo.
“Kalian yang meremehkan kekuatan Kota Shamo, kalian hanya akan hancur di tanganku!” kata Su Tianjin dingin.
......................
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!