NovelToon NovelToon

Liona Penakluk Hati Tuan Es

Masalah

“Papa bingung harus berbuat apa lagi sama kamu,” ucap Wilman Brahman.

“Tapi Pa, ini semua bukan salah Lion! Dia yang salah ganggu Lion!” sahut gadis remaja yang kerap di sama Lion itu.

“Tapi apa kamu tidak berpikir! Mereka hampir mati karena ulahmu! Sekarang Papa akan memindahkan kamu ke rumah tante Anggi dan kamu bersekolah di sana!” ucap Wilman tegas.

“Tapi Pa!” 

“Gak ada tapi tapian ini sudah yang ketiga kalinya! Besok Papa akan urus semua berkas mu.”

“Mbok Tun, tolong bantu Lion mengemasi semua barangnya ya,” pinta Wilman pada pembantunya. 

“Baik Tuan.”

“Papa ngusir aku? Papa jahat!” 

Lion menghentakkan kakinya lalu berlari menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.

*** 

Liona Trisia Brahman kerap disapa Lion oleh teman-temannya karena ia berani, tegas dan juga tangguh seperti singa. Lion putri pertama dari pengusaha terkenal yang bernama Wilman Brahman. 

Liona memiliki seorang adik laki-laki bernama Juan Baskara Brahman yang usianya masih 12 tahun.

Juan dan Lion sangat dekat karena mereka berdua setiap hari menghabiskan waktu bersama saat pulang sekolah.

Lion juga memiliki kakak laki-laki yang saat ini tengah melanjutkan studinya di luar negeri.

Sedangkan Ibu mereka yang bernama Marcella Kim sudah meninggal dunia saat mereka kecil akibat kecelakaan mobil.

Lion di kenal sebagai gengster di sekolah karena kerap berkelahi baik dengan perempuan atau pun laki-laki, Lion juga sering di panggil oleh guru BK akibat terlalu sering berkelahi.

Namun banyak yang tidak tahu Lion berkelahi bukan karena tanpa alasan, ia sering membantu para siswa dan siswi yang di palak serta di bulli.

Suatu hari saat Lion tengah berjalan di Koridor sekolah dan hendak bolos mata pelajaran matematika, ia berniat untuk bersembunyi di dekat gudang sekolah. 

Saat ia ingin masuk ke dalam gudang itu rupanya ada seorang siswi yang ingin di lecehkan oleh kakak kelas.

“Ja-jangan kak,” ucapnya sembari menagis.

“Alah lu kan suka ngelirik-lirik gue pasti lu suka kan sama gue. Kalau lu suka luk harus ikuti apa kata gue,” ucapnya.

Mendengar ucapan itu Lion pun melepas salah satu sepatunya.

“Head shot!” ucap Lion

Bukkkk! 

“Good Job Lion!” ucapnya mengapresiasi diri sendiri.

Lemparan sepatu itu mengenai tepat di kepala kakak kelas itu. 

“Sialan siapa yang lempar!” pekiknya.

Ia pun berbalik sembari memenangi kepalanya.

“Oh elu! berani-beraninya lu lempar sepatu ke kepala gua mau cari mati hah?”

“Dih ... siang bolong mau mesum gak ada tempat lain apa? Gak ada modal ya sampai mau mesum di sekolah?” sahut Lion.

“Pak! Ada yang mesum di sekolah!” teriak Lion dengan cukup kencang karena ia tahu ada seorang guru tengah melintas.

“Awas lu ya urusan kita belum selesai!” ucapnya sembari berlari meninggalkan Lion dan juga siswi itu.

“Lu balik ke kelas sekarang gih!” ucap Lion ketus.

“Makasih ya karena udah nolongin aku. Tapi kamu juga harus hati-hati soalnya kak Nathan itu bukan orang sembarangan dia punya kuasa.”

“Lah memangnya dia Tuhan punya kuasa atas segalanya ada-ada aja,” sahut Lion sembari menyilangkan kedua lengannya.

“Aku cuma ngasih tahu aja, oh ya nama aku Mila dari kelas 11 A,” ucapnya.

“Gua Liona kelas 11 C,” sahut Lion.

Lion pun beranjak pergi dan naik ke bagian atap sekolah melewati tangga yang ada di samping gudang karena gudang sekolah dirasa sudah tidak aman lagi untuk sembunyi saat bolos.

Beberapa hari kemudian saat akan keluar kelas Lion di hadang oleh beberapa orang siswa dan siswi.

“Ini orangnya?” tanya salah satu siswi kepada tannya.

“Iya dia orangnya,” sahut temannya yang lain.

“Heh lu ikut gua!” ucap siswi cantik berambut sedikit pirang dan wajah yang sedikit angkuh itu.

“Ada apaan nih pada rame-rame? Mau ajak gua hepi-hepi ya?” sahut Lion.

“Jangan kepedean lu jadi orang. Ikut gua!”

Lion pun tanpa pikir panjang mengikuti mereka dan ternyata mereka mengajak Lion pergi ke arean belakang sekolah. 

Disana rupanya ada kakak kelas yang pernah Lion lempar pakai sepatu tempo hari.

“Lah lu ada di sini?”

Sejenak Lion terdiam dan mengetahui situasi sebenarnya.

“Ooh ... lu ceritanya mau ngeroyok gua? Cemen banget lu,” ledek Lion.

“Heh jaga mulut lu ya! Nathan mau kita apain nih anak songong?” 

“Terserah lu aja Ra yang penting buat dia bertekuk lutut di hadapan gua!”

'Oh jadi ini Amara yang temen-temen gua bilang barusan,’ batin Lion.

Sebelumnya teman-teman sekelasnya Lion memberi tahu jika saat jam istirahat tadi ada kakak kelas yang mencarinya namanya Amara.

Amara sendiri adalah teman satu kelasnya Nathan, mereka tergabung dalam sebuah geng yang berisi lima orang yaitu Nathan sebagai ketua, Amara, Nadia, Johan dan juga Pandu.

Mereka semua terkenal toxic, sering membuat masalah dan membuli adik kelas.

Saat itu Lion belum mengenal mereka karena Lion tidak terlalu perduli dengan siapa pun kecuali dirinya sendiri. Namun banyak anak kelas 11 yang menyukainya karena Lion pribadi yang supel dan mudah bergaul.

“Johan, Pandu pegangin dia!” perintah Amara.

“Mau ngapain kalian?”

Amara mengeluarkan gunting dari tasnya sedangkan Nadia berada di samping Amara sambil merekam video.

“Di mulai dari rambut dulu kali ya,” ucap Amara.

Amara mengarahkan gunting itu dan berniat memotong rambut Lion yang panjangnya hanya sebahu itu.

Lion masih terlihat tenang malahan ia tersenyum kecil melihat perlakuan Amara.

‘Si rambut nenek ini gak tahu siapa gua kayaknya,’ batin Lion.

“Heh rambut nenek, gua peringatan ya, kalau lu masih lanjutin hal ini gua jamin lu bakal nyesel!”

“Maksud lu apa ngatain gua hah?”

“Lah lu gak sadar emang rambut lu lepek kusut kaya rambut nenek yang di jual abang-abang depan sekolah,” ucap Lion.

“Kurang ajar lu!”

Amara tiba-tiba mengarahkan gunting itu ke arah Lion, hal itu membuat Nadia, Johan dan Pandu terkejut.

“Amara!” pekik Nadia.

Buk!

Tendangan dari kaki kanan Lion pun tepat mengenai perut Amara, hal itu membuat Amara langsung terjatuh.

“Lu udah gila ya?” bentak Nadia.

“Lah yang gila siapa?” sahut Lion.

tiba-tiba Nadia ingin meraih rambut Lion, dengan cepat Lion menghindar dan balik menjambak rambut Nadia.

“Nah dapet kan gua!” ucap Lion.

“Enak aja lu mau jambak gua! Kepala gua adalah kedudukan paling terhormat di hidup gua ngerti lu!”

“Awww! Aduh sakit siapkan!” teriak Nadia karena Lion mencengkeram rambutnya dengan kuat.

Lion pun mendorong Nadia hingga kepala Nadia membentur dinding.

“Sialan!”

Lion pun mundur sedikit lalu mengambil sebuah kayu yang ada di tanah.

“Ayo sini maju lu!” ucap Lion.

Johan dan Pandu menyerang terlebih dulu namun Lion dapat memukul mereka berdua dengan kayu itu. 

Sebenarnya Lion bukan lah ahli bela diri atau pintar melawan musuh, ia hanya berani dan tangguh membuat lawannya berpikir jika Lion memilik kemampuan bela diri hal itu akan membuat nyali lawannya ciut.

Karena Nathan tidak menyerangnya, Lion memilih untuk pergi meninggalkan mereka semua.

“Sialan!” pekik Nathan.

Saat berjalan keluar gerbang rupanya supir pribadinya telah menunggu cukup lama.

“Kelamaan ya nunggunya pak?” tanya Lion.

“Enggak kok Non. ngomong-ngomong tumben telat Non.”

“Ohh ... tadi dapat tugas bersihin kelas pak,” sahut Lion.

Mobil pun melaju menuju ke kediaman keluarga Brahman. Teman-teman Lion banyak yang tidak tahu jika Lion adalah anak pengusaha terkenal Lion sengaja menutupinya karena tidak suka berhadapan dengan orang-orang penjilat.

Keesokan harinya tiba-tiba Lion di panggil ke ruangan kepala sekolah, saat masuk ia melihat beberapa orang tengah memandangnya dengan penuh amarah.

“Jadi kamu yang hampir membunuh anak saya Amara?” bentak wanita dengan gelang emas mentereng di kedua tangannya.

“Pak kepala sekolah saya tidak mau tahu saya ingin bapak memanggil orang tuanya!” ucap yang lain.

“Baik pak Yusuf anda tenang saja saya akan panggil orang tuanya segera.”

Kepala sekolah pun menghubungi Wilman dan memintanya untuk hadir ke sekolah.

Setengah jam kemudian Wilman datang dengan tiga orang ajudan berpakaian serba hitam.

“Dia orang tua anak itu?” 

Suara bisik-bisik mereka cukup terdengar oleh Lion.

“Saya Wilman orang tua dari Liona,” ucapnya.

“Jadi anda orang tua Liona? Saya gak nyangka Liona anak anda. Mari silahkan duduk pak Wilman,” ucap kepala sekolah dengan sangat ramah.

Kepala sekolah pun menjelaskan pokok permasalahan itu dan para orang tua pun tidak Terima dengan keadaan anak mereka yang babak belur.

Wilman pun memberikan kompensasi kepada masing-masing orang tua sebagai permintaan maafnya dan membawa Liona pulang ke rumah.

“Besok kamu papa pindahkan! Dan jika kamu masih saja seperti ini papa akan cabut semua fasilitas yang papa berikan!” ancam Wilman.

Pindah

“Mbok ini semuanya sudah? Lion ada yang ketinggalan lagi gak?” tanya Wilman.

“Gak,” sahut Lion ketus.

Semua barang Lion dimasukkan ke dalam bagasi.

“Ayo berangkat,” ucap Wilman.

“Loh papa yang antar?” tanya Lion.

“Iya, memang siapa lagi? Pak Dodi? Yang akan sopan lah papa kan mau menitipkan kamu bukan mau memberikanmu pada tante mu,” ucap Wilman.

Senyum kecil pun tercipta di bibir Lion, karena tidak biasanya papanya itu mau mengantarkannya.

“Mbok Tun, kami berangkat dulu ya, asaya titip Juan sebentar” ucap Wilman.

“Iya Tuan dan Non Liona hati-hati,” sahut mbok Tun. 

Wilman pun memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah kota kecil. Lokasinya cukup jauh mereka harus memakan waktu kurang lebih 10 jam perjalanan.

“Apa kamu marah sama papa?” tanya Wilman.

“Marah sih enggak, cuma Lion kesel aja,” sahut Lion.

“Papa memindahkan kamu bukan karena kamu membuat masalah, itu karena papa tahu kalau kamu tetap berada di sekolah itu maka madah lain akan mereka timbulkan untukmu.”

“Papa tidak ingin kamu mendapat masalah atau bahkan di sakiti oleh mereka. Papa bisa saja membuat mereka menyesali perbuatannya dengan mudah. Tapi kedepannya mereka pasti akan semakin dendam,” sambung Wilman.

“Iya Pa, Lion mengerti lagi pula disekolah itu banyak anak toxic,” sahut Lion sembari tersenyum.

“Papa yakin kamu akan suka berada di sekolah barumu.”

“Kenapa Papa bisa yakin?”

“Entah hanya perasaan orang tua saja,” sahutnya.

“Dih ... udah kaya emak-emak aja,” ucap Lion sembari tertawa.

Mobil terus melaju, langit biru cerah dengan gumpalan kapas itu pun perlahan menghilang dan berganti dengan biasan jingga keunguan.

Matahari perlahan bergulir di gantikan oleh sinar bulan. Jalanan yang ramai kini sedikit sepi karena mereka sudah masuk daerah perkampungan.

Setelah beberapa perkampungan mereka lewati akhirnya mereka memasuki area kota kecil.

“Masih jauh gak sih Pa?” tanya Lion.

“Sabar, sebentar lagi sampai,” sahut Wilman.

‘Duh capek juga duduk di mobil lama begini, sampai-sampai bokongku panas,’ batin Lion.

Beberapa kali Lion merubah posisi duduknya karena sudah tidak betah berlama-lama duduk di mobil.

“Tahan! Sebentar lagi sampai,” ucap Wilman yang seakan mengerti jika putrinya itu sudah tidak betah.

Mobil pun memasuki sebuah kota kecil dengan dihiasi banyak lampu di jalanan. Jalanan itu masih cukup ramai.

“Loh jam segini di sini masih rame Pa,” ucap Lion.

“Iya kota ini termasuk sibuk karena sama pemerintah kota di jadikan sektor perdagangan.”

“Bahkan ada mall besar di sini, walau pun kotanya kecil tapi di sini semuanya lengkap bahkan barang-batang import dar luar negeri pun banyak di sini,” sambung Wilman.

Mobil pun masuk ke sebuah perkomplekan, dari luar komplek itu terlihat sangat biasa namun saat masuk ke dalamnya banyak rumah besar berdiri dengan megah. 

Bahkan mata akan di suguhkan dengan bangunan-bangunan berdesain unik.

“Pa ini perkomplekan elit?” tanya Lion.

“Ya mungkin,” sahut Wilman.

Mobil pun berhenti di sebuah rumah bertahan tiga dengan gerbang tinggi dan besar menutupi rumah tersebut.

Desain rumahnya pun sangat modern, mereka pun masuk ke dalam rumah itu.

“Halo sayang apa kabar ya ampun kamu makin cantik aja sih,” ucap Anggi sembari memeluk Lion.

“Halo tante,” ucap Lion.

‘Wah tante Anggi sekarang gayanya kaya orang sosialita banget,’ batin Lion.

“Anggi aku sudah jelaskan ini kemarin kan.”

“Iya aku mengerti Wil. Tenang aja Liona ku yang cantik ini pasti betah di sini.”

“Tante gak bosan tinggal sendirian di rumah segede ini?” tanya Lion.

“Gak dong, tante kan banyak duit. Kamu nanti harus kaya raya kaya tante. Nih dengerin tante. Wanita itu kalau punya duit gak akan butuh laki-laki,” ucapnya.

“Anggi kamu jangan mempengaruhi Liona dengan pemahaman kamu yang seperti itu,” protes Wilman.

“Ah kamu gak asik Wil,” ucapnya.

“Oh iya ayo bawa masuk semua barang kamu biar tante Anggi yang cantik ini menunjukkan kamarmu,” ucapnya.

Lion pun masuk ke dalam kamar sembari membawa koper besarnya itu.

Sedangkan Anggi dan Wilman membicarakan masalah sekolah yang akan di masuki oleh Lion nantinya.

“Udah kamu tenang aja, aku sudah daftarkan dia dan besok dia bisa langsung masuk,” ucap Anggi.

“Terima kasih Anggi, kalau bukan kamu aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terlalu sibuk mengurus bisnisku sampai-sampai aku mengabaikan Liona,” ucap Wilman.

“Makanya kawin lagi sana,” sahut Anggi.

“Apa kamu mau aku ucapkan hal yang sama kepadamu?” ucap Wilman sembari menyipitkan matanya.

“Hahaha ... Yah aku belum mau menikah lagi aku trauma, tapi dengan adanya Lion disini aku jadi tidak kesepian.”

Perbincangan mereka berdua terdengar sangat seru karena mereka jarang sekali bertemu.

Sekolah Baru

“Liona sayang tante sudah siapkan baju seragam buat kamu, tante taruh di atas kasur ya,” ucap Anggi.

“Iya Tante,” sahut Lion dari dalam kamar mandi.

Lion pun keluar dan memakai seragam sekolah barunya lalu turun ke bawah untuk sarapan pagi.

“Pagi Tante,” sapa Lion.

“Pagi juga cantik, ayo duduk sini kita sarapan.”

Lion pun memakan sarapan yang telah di sediakan oleh Anggi yaitu roti panggang dan juga segelas susu hangat.

Setelahnya Lion di antar ke sekolah barunya.

“Lokasinya gak terlalu jauh kok, kamu tinggal lurus aja terus ada pertigaan nah kita belok kiri, kalau kamu sudah hafal jalannya nanti kamu bisa berangkat sendiri mau pakai mobil atau motor terserah,” ucapnya.

“Boleh pakai mobil?” 

“Boleh dong, ada parkir khusus juga. Memang di sekolahmu yang di sana gak boleh bawa mobil?” tanya Anggi.

“Gak Tan, jadi tiap hari diantar jemput supir.”

“Oh iya papa kamu udah balik, mobilnya di taruh di sini katanya buat kamu nanti kalau mau ke mana-mana.”

“Terus papa pulang pakai apa?”

“Ya pesawat lah,” sahut Anggi.

‘Kenapa kemarin papa gak ajak naik pesawat aja kan gak cape jadinya,’ batin Lion.

Mobil pun berhenti di sebuah gerbang sekolah berwarna coklat yang bertuliskan SMA Harapan, dengan di temani Anggi Lion pun masuk ke dalam sekolah itu.

‘Lapangannya luas banget ini kalau dihukum lari keliling lapangan dua kali putaran aja bisa mampus gua,’ batin Lion.

Anggi dan Lion pun masuk ke dalam ruang kepala sekolah, disana kepala sekolah langsung menjelaskan peraturan serta hal-hal yang perlu di ketahu oleh Lion.

Serta ada seorang guru yang terlihat masih muda yang bernama Sarah, guru manis berperawakan tinggi dan berisi itu nantinya akan menjadi wali kelas Lion.

Tidak lama terdengar suara dari bel sekolah.

“Bu Sarah sekarang bisa bawa murid ini ke kelas Ibu,” ucap pak Hakim kepala sekolah SMA Harapan.

“Tante Lion masuk ke kelas ya,” ucap Lion.

“Iya sayang, ingat kalau ada cowok yang deketin kamu jangan langsung mau mengerti,” ucap Anggi.

“Siap tante,” sahut Lion.

Ibu Sarah dan juga Lion pun berjalan menuju sebuah kelas yang berada di lantai dua, mereka pun memasuki sebuah kelas yaitu kelas 11 IPS 2.

Saat Lion masuk ke dalam kelas, semua murid mulai memandang Lion dengan tatapan penasaran.

‘Ruang kelasnya bersih juga dan luas,’ batin Lion.

“Wah Bu ada anak baru Bu?” tanya salah seorang siswa yang duduk di bagian belakang.

“Bu boleh minta nomor HP gak sih Bu?” celeuk siswa lain.

Seisi kelas pun riuh karena kedatangan Lion.

“Liona bisa kamu tuliskan nama lengkap kamu di papan tulis, lalu perkenalkan diri kamu di depan ya,” pinta Ibu Sarah.

“Baik Bu.”

Lion pun menulis nama panjangnya di papa tulis lalu memperkenalkan dirinya.

“Selamat pagi nama gua Liona Trisia Brahman biasa dipanggil Lion, gua pindahan dari SMA Permata di kota Z. Salam kenal semuanya,” ucap Lion dengan senyum kecil.

“Wah Azlan ada temennya kayaknya nih sekarang,” ucap salah satu murid.

Kelas pun menjadi riuh kembali, ada yang meledek siswa itu ada juga yang tertawa mendengar ucapan itu.

“Ibu panggil kamu Liona aja ya,” ucap Ibu Sarah.

“Iya gak apa-apa, senyaman Ibu aja,” sahut Lion.

“Nah kalau begitu, di kursi tengah kebetulan kosong kamu duduk disana ya.”

“Baik Bu.”

Lion pun berjalan dan duduk di barisan tengah nomor dua, di sampingnya ada seorang siswi berkaca mata dan terlihat sedikit pendiam.

Lion pun duduk dan memulai pelajaran, suasana kelas tidak terlalu hening ketika pelajaran dimulai ada beberapa siswa yang masih bercanda bahkan keluar masuk kelas.

Hingga jam istirahat pun tiba, saat guru keluar dari ruangan tiba-tiba banyak siswi yang mendatangi Lion hanya sekedar untuk berkenalan.

“Halo aku Karin salam kenal ya,” ucap siswi yang berada di kursi depan Lion.

“Lion, salam kenal juga.”

“Aku Mega,” ucap teman sebangku dari Karin.

“Aku Mia, terus ini teman sebangku aku Sasa,” ucap siswi berperawakan mungil itu.

Namun anehnya teman sebangku Lion hanya diam tanpa menatap atau pun sekedar berkenalan dengannya, Lion pun berinisiatif untuk menanyai namanya.

“Oh iya nama lu siapa?” tanya Lion.

“Aku Mala,” sahutnya pelan namun masih terdengar oleh Lion.

“Oh Mala, salam kenal ya,” sahut Lion.

‘Kayaknya cuma gua yang  rada beda, tapi bodo amat lah,’ batin Lion.

“Kita ke kantin bareng yuk!” ajak Mia.

“Boleh, ayo Mala kita ke kantin,” ajak Lion.

“Enggak aku bawa bekal,” sahutnya.

“Ya udah bawa aja bekal lu, makan bareng kita,” ucap Lion lagi.

Lion sedikit aneh karena tidak ada satu siswi pun yang mendekati Mala, Mala terlihat seperti di asingkan oleh siswi lain.

“Ayo cepetan jangan kebanyakan mikir,” ucap Lion sembari menarik tangan Mala.

“Lion kalau dia gak mau biarin aja lagian kan ada kita,” ucap Sasa.

“Aku di kelas aja,” sahut Mala.

“Yok kita ke kantin!” Sasa menarik tangan Lion.

Lion pun meninggalkan Mala yang duduk terdiam dengan kotak bekal di hadapannya. 

“Oh iya Lion kamu anak orang kaya ya?” ucap Mia.

“Gak juga kok,” sahut Lion.

“Ah bohong, aku tadi lihat kamu diantar pakai Alpart,” ucap Mia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!