Halo guys, Author back dengan karya baru nih, simpan disini dulu aja ya biar gak lupa naskah🥰
Happy reading 💋
Jihan kini hanya bisa duduk di tepi ranjang seraya memeluk kedua lututnya, dadanya terasa sesak mengingat pesan yang ia baca di ponsel milik suami nya.
Semua berawal dari Niko yang ternyata meninggalkan ponsel kedua nya apartment miliknya dan Jihan alias istri kedua nya yang ia bohongi selama ini, Jihan dan Niko bertemu ketika Jihan sedang menjaga keponakan nya yang bermain di taman, tanpa sengaja keponakannya itu menabrak seorang pria yang tengah berdiri di sana.
Hingga akhirnya kedua nya bertemu dan saling mengenal, hubungan kedua nya semakin dekat ketika Niko mengaku belum memiliki pasangan, sikap dewasa Niko benar benar membuat Jihan percaya dengan apa yang pria itu katakan padanya.
Hingga di bulan keempat mereka kenal, Niko menyatakan niatnya untuk meminang Jihan di hadapan kakak dan kakak ipar Jihan, tentu saja mereka setuju dan akhirnya pernikahan Jihan dan Niko pun terjadi meskipun belum sah di mata negara lantaran Niko mengatakan jika kedua orang tua nya belum merestui pernikahan mereka.
Jihan juga belum pernah bertemu dengan kedua orang tua Niko dengan alasan waktunya belum tepat, Jihan pun tidak pernah memaksa Niko untuk mempertemukan nya dengan mertua nya karena Jihan adalah istri yang penurut.
Namun siapa sangka justru semua nya hanyalah kebohongan, nyatanya bukan tidak merestui melainkan tidak mengetahui jika putra mereka menikah untuk yang kedua kali nya, Jangan tanya bagaimana perasaan Jihan saat ini.
“Selamat anniversary pernikahan ke 5 tahun? Jadi dia sudah menikah 5 tahun yang lalu? Jadi aku adalah seorang pelakor?”
Sejak tadi Jihan selalu saja bergumam dan menyalahkan diri nya sendiri, tak pernah terpikirkan oleh nya akan menjadi seseorang yang merusak rumah tangga wanita lain, pesan dari almarhumah ibu nya yang selama ini ia jaga justru tidak berguna lagi.
“Buk, maafin Jihan buk.”
Ucap nya di sela sela tangisnya, rasanya ia benar benar gagal menjadi seorang putri, jika ibu dan bapaknya masih hidup mungkin mereka tidak akan sanggup menanggung malu yang Jihan perbuat, kini yang wanita itu pikirkan adalah kakak nya, kakak satu satu nya yang benar benar menjaga nya sejak kecil.
“Bagaiman jika kak Johan tahu? Apa yang harus ku lakukan?”
Tak lama terdengar suara bel berbunyi membuat Jihan mengangkat wajah nya, entah siapa yang datang sepagi ini, apa mungkin Niko? Tapi apa yang membuat pria itu kembali? Mata Jihan kini tertuju pada ponsel milik Niko yang tertinggal.
“Dia pasti mencari ponsel itu.”
Benar saja tak lama Niko pun masuk lantaran Jihan tak kunjung membuka pintu apartemen itu, Niko masuk dengan tergesa gesa takut jika Jihan melihat ponsel yang memang tidak pernah Niko tunjukkan pada istri kedua nya itu karena semua berisi tentang dirinya dan juga Alin, istri pertama nya.
“Sayang.”
Ucap Niko membuka pintu kamar nya, terlihat Jihan terduduk di tepi ranjang dengan wajah yang sudah basah, Niko hanya bisa mengusap kasar wajah nya kala melihat sang istri yang sudah menangis, sudah dapat dipastikan jika Jihan sudah mengetahui semua nya.
“Selamat anniversary pernikahan yang ke 5 tahun mas, itu ucapan dari istri pertama mu.”
Ucap Jihan dengan bibir bergetar, entahlah ia benar benar merasa bersalah pada istri pertama suami nya itu, Niko segera menghampiri Jihan memeluk istrinya itu seraya mengucapkan kata maaf berkali kali atas apa yang sudah ia lakukan.
“Maafkan mas sayang, maaf.”
Dengan cepat Jihan mendorong tubuh Niko menjauh darinya, entahlah rasanya benar benar jijik berpelukan dengan pria seperti Niko, yang egois menyembunyikan pernikahan pertama nya dari Jihan hanya agar bisa menikahi wanita itu.
“Maaf saja tidak bisa merubah apapun mas, bagaimana dengan istri pertama mu jika tahu suaminya menikah lagi, dan kedua orang tua mu? Orang tua nya? Orang tua mana yang tidak sakit melihat anaknya dikhianati oleh pria brengsek seperti mu?”
Deg!
Niko mematung, baru kali ini ia mendengar Jihan meninggikan suara pada nya bahkan berkata kasar, namun ia tidak tersinggung sedikit pun lantaran ini memang kesalahan nya, Niko kembali mencoba mendekati Jihan namun lagi lagi wanita itu menolak untuk dipeluk oleh Niko.
“Maafkan mas, tapi pas punya alasan melakukan semua ini!”
Jihan diam menatap wajah Niko yang terlihat sangat serius dengan ucapan nya, entah mengapa ia mendadak penasaran dengan alasan yang membuat Niko membohongi nya, memang apa yang terjadi pada pernikahan pertama nya?
“Mas kesepian, Alin.. istri pertama mas bekerja sebagai model, dan ia menolak untuk memiliki keturunan sampai ia pensiun dari pekerjaan nya, sedangkan mas benar benar kesepian karena dia jarang pulang, dan juga tidak punya anak, dan beruntung nya tuhan mempertemukan kita, meskipun kita belum punya anak setidaknya mas tidak kesepian.”
Jelas Niko yang membuat Jihan kini semakin bingung, ia kasihan dengan istri pertama suami nya tapi setelah mendengar cerita dari suami nya, ia juga kasihan pada Niko yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari istri pertama nya.
“Tapi tetap saja ini salah mas, lebih baik kita berpisah saja aku tidak ingin menyakiti wanita lain.”
Deg!
“Tidak tidak, mas tidak mau berpisah dari mu, mas tidak bisa Jihan, lebih baik mas berpisah dari Alin dari pada darimu.”
Ucap Niko seraya memeluk erat tubuh Jihan, tak ingin istri nya itu pergi meninggalkan nya karena ia benar benar nyaman dan sudah sangat mencintai Jihan karena perlakuan lembut wanita itu pada nya, Jihan juga memperlakukan nya sebagaimana seorang istri idaman.
“Mas, sadar dengan ucapan mu, mbak Alin yang menemani mu selama lima tahun bahkan mungkin lebih, bagaimana bisa kau memilih meninggalkan nya hanya demi wanita yang baru kau kenal?”
Sakit memang mengatakan hal yang tidak sesuai dengan isi hati nya, tapi bagaimana pun Jihan bukan wanita gila yang akan egois demi dirinya sendiri, Kedua nya saling memeluk setelah Niko tak lagi menjawab ucapan Jihan yang melarangnya untuk berpisah dari Alin.
“Sayang, tolong jangan tinggalkan mas, mas bisa gila jika berpisah dengan mu, mas janji akan segera menyelesaikan semua nya dan kita akan hidup bahagia berdua.”
Ucap Niko di sela sela diamnya mereka, Jihan hanya diam tak tahu harus menjawab apa, di satu sisi ia benar benar bahagia mengetahui Niko lebih memilih diri nya, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih dan bersalah mengingat ialah adalah seorang perusak rumah tangga orang lain.
Suasana antara Niko dan Jihan masih sangat panas, Jihan sejak tadi masih enggan untuk berbicara dengan Niko sedangkan Niko sudah benar benar bingung bagaimana caranya agar Jihan tetap tinggal bersama nya.
“Jihan, mas lapar.”
Ucap Niko tak begitu lapar sebenarnya namun ia ingin agar Jihan kembali berbicara pada nya, Jihan hanya menoleh sekilas lalu segera berjalan menuju dapur tanpa sepatah kata pun, dan segera memasak untuk Niko, meskipun sedang marah tapi ia juga tidak ingin melupakan kewajiban nya sebagai seorang istri.
Masakan sudah siap, Niko memakan nya dengan lahap di hadapan Jihan, Ya wanita itu masih setia menemani suami nya makan lantaran Niko memang tidak bisa makan sendirian tanpa ditemani, Jihan menatap wajah suami nya dengan lekat, entah lah bagaimana bisa pria sebaik itu ternyata menyimpan kebohongan yang besar.
“Jihan, sekali lagi mas ingin..”
“Sudah lah mas, aku tidak ingin membahas nya lagi.” timpal Jihan yang mengerti kemana arah pembicaraan Niko, setelah selesai menghabiskan makanan nya Niko segera mencuci piring kotornya, lantaran tak ingin merepotkan Jihan.
Melihat itu Jihan pun memilih kembali ke dalam kamar nya untuk istirahat, hari ini rasanya ia benar benar malas untuk mengerjakan apapun, dan hanya ingin beristirahat saja menenangkan pikiran nya dari masalah yang baru saja ia hadapi.
“Pantas saja hidupku selama menikah dengan mas Niko sangat bahagia, ternyata belum waktu nya masalah ini datang, dan sekarang aku benar benar bingung dengan pernikahan ini.”
Jihan membatin, tak lama terdengar suara Niko memanggil namanya namun wanita itu tak menjawab bahkan tak menoleh pada Niko, sedangkan Niko kini menghampiri Jihan dan memeluk tubuh istri nya itu dari belakang, jika Jihan sedang marah biasanya ia suka di peluk.
“Pulang lah mas, temui istri pertama mu.”
Niko mengerutkan kening nya kala mendengar ucapan Jihan, apa maksud nya? Kenapa Jihan mengatakan itu? Apa Alin pulang hari ini? Jelas saja Niko tidak tahu lantaran ia memang tidak melihat isi pesan dari Alin yang membuat Jihan mengetahui semua nya.
Niko sontak saja meraih ponsel nya dan membaca isi pesan dari Alin, dan benar saja Alin hari ini akan pulang tapi Niko tidak mungkin meninggalkan Jihan sendirian dalam keadaan seperti ini, takut saja jika besok Niko kembali sudah tidak menemukan keberadaan Jihan di apartemen nya itu.
“Tidak, mas tidak akan meninggalkan mu, mas akan tetap disini menemani mu.”
Baru saja mengatakan hal itu, ponsel Niko berdering tertera nama Alin di sana membuat nya ragu untuk mengangkat nya lantaran takut jika Jihan kembali merasakan sakit, sedangkan Jihan yang sempat melihat nama istri pertama suami nya itu hanya bisa diam dan memalingkan wajahnya.
“Angkat saja mas.”
Niko menghela nafas, mau tak mau ia harus mengangkat telepon dari Alin, pria itu kemudian keluar dari kamar dan segera mengangkat telepon dari Alin yang sudah menghubungi dua kali.
“Halo?”
“Sayang, kenapa lama sekali mengangkat telepon ku? Aku sudah di bandara, apa kau tidak membaca pesan ku?”
Sungut Alin lantaran Niko tak kunjung membalas pesan nya yang sudah ia kirim dari tadi pagi, Niko hanya bisa menutup kedua mata nya, ya tuhan entah apa yang harus ia lakukan, disatu sisi ia sudah berjanji pada Jihan akan tetap berada di sini menemani nya, tapi di sisi lain Alin juga sudah menunggu nya.
“Sayang?! Dengar gak sih?”
Kesal Alin lantaran Niko tak kunjung menjawab nya, Niko akhirnya menyetujui permintaan Alin tak lupa ia meminta maaf pada istri pertama nya itu lantaran tidak membaca pesan nya dengan alasan baru saja menyelesaikan rapat di kantor.
“Iya baiklah, aku akan segera kesana.”
Ucap Niko lalu segera mematikan sambungan telepon nya, pria itu kemudian berjalan menuju kamar tentu ingin melihat Jihan, sesampainya di kamar perasaan bersalah nya kembali muncul kala melihat Jihan tertidur pulas di atas ranjang, Niko kemudian menghampiri Jihan seraya mengelus puncak kepala wanita itu.
“Maafkan mas ya Jihan, mas akan segera kembali, mas harap kau masih disini saat mas kembali.”
Ucap nya lalu mengecup puncak kepala Jihan lalu segera keluar dari sana, sedangkan Jihan kini mulai membuka kedua matanya setelah mendengar suara pintu di tutup, wanita itu kini duduk di atas ranjang seraya menangis, Ya ia hanya berpura-pura tidur setelah mendengar percakapan Niko dengan Alin agar Niko segera menjemput Alin.
“Ya tuhan, apa aku sanggup melewati semua ini? Tolong bantu aku tuhan, tolong tabahkan hati ku agar bisa ikhlas melihat suamiku bersikap adil pada kedua istrinya.”
Gumam Jihan, rasanya sangat berat memikirkan ia berbagi suami dengan wanita lain tapi apa boleh buat, semua ini bukan kesalahan Alin melainkan kesalahan nya yang tidak mencaritahu tentang Niko terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menerima lamaran pria itu.
Sedangkan Niko kini baru saja sampai di bandara dan sudah di sambut oleh pelukan hangat dari Alin yang terlihat benar benar merindukan nya, Niko pun membalas pelukan Alin karena bagaimana pun ia juga masih mencintai istri pertama nya itu meskipun tidak lagi besar, sebesar ia mencintai Jihan.
“I Miss you honey.”
Ucap Alin seraya mengecup bibir Niko di depan umum, hal itu tentu saja membuat Niko sedikit malu lantaran saat bersama Jihan wanita itu benar benar tidak percaya diri untuk memamerkan kemesraan mereka di depan umum.
“Alin, jangan seperti ini kita sedang di tempat umum.”
Alin terkekeh melihat perubahan sikap sang suami, biasanya mereka tidak peduli berciuman di manapun, tapi entah mengapa Niko menjadi sedikit malu, mungkin karena memang mereka sudah sangat jarang melakukan nya di depan umum seperti ini.
“Maaf sayang, ayo kita pulang, aku sudah merindukan mama dan papa.”
Ucap Alin menarik tangan Niko menuju mobil mereka, Niko hanya bisa pasrah dan berjalan menuju mobil dan segers melajukan nya menuju rumah agar ia bisa segera kembali ke apartment miliknya dan juga Jihan.
“Sayang, aku benar benar merindukanmu, apa kau tidak merindukan ku?”
Tanya Alin manja pada Niko, membuat Niko sedikit risih dengan istri pertama nya itu, belum lagi pakaian yang Alin kenakan begitu terbuka, berbeda sekali dengan Jihan yang berpakaian sederhana dan lebih tertutup dari Alin, entahlah entah mengapa semenjak kenal Jihan Niko sangat berubah, padahal dulu ia sangat suka melihat Alin berpakaian seksi.
“Iya, mas juga merindukan mu.”
Jawab Niko yang justru membuat Alin mengerutkan kening, mas? Sejak kapan Niko memanggil dirinya seperti itu? Biasanya mereka akan memanggil sayang satu sama lain, dan sekarang mas?
“Mas? Sejak kapan panggilan mu berubah menjadi kampungan seperti itu?”
Ucap Alin seraya tertawa sumbang menertawakan Niko yang benar benar aneh, sedangkan Niko kini hanya bisa diam mematung kala menyadari dirinya keceplosan memanggil dirinya seperti saat ia bersama Jihan.
Akhirnya mobil yang mereka tumpangi kini memasuki gerbang kediaman orang tua mereka, Ya mereka memilih untuk mampir ke rumah orang tua Niko terlebih dahulu setelah mereka mampir kerumah orang tua Alin sebelum nya, Alin segera masuk dan membawa beberapa oleh oleh untuk orang tua Niko.
Alin memang sangat dekat dengan orang tua Niko terlebih lagi pada mama Niko lantaran dulu mama Niko juga berprofesi yang sama dengan Alin sekarang, bahkan mama Niko tidak mempermasalahkan keinginan Alin untuk menunda momongan meskipun pernikahan mereka sudah mencapai tahun ke lima.
Berbeda dengan Papa dan adik perempuan Niko yang tidak begitu suka dengan Alin lantaran profesi dan cara berpakaian Alin yang lebih terbuka, namun apa boleh buat lantaran Niko yang dulu benar benar tergila pada Alin, belum lagi Neli yang begitu mendukung hubungan Niko dengan Alin.
“Mama.”
Sapa Alin pada mama mertua nya yang kebetulan tengah duduk bersama Mika, adik dari Niko, Neli yang melihat menantu kesayangan nya tentu saja sontak merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan menantu nya itu.
“Hai sayang, sudah pulang? Kenapa tidak bilang?”
Tanya Neli pada menantu nya itu, sedangkan Alin kini menatap Niko lantaran suaminya itu lah yang tidak membaca pesan nya.
“Sudah bilang sama Niko, tapi dia tidak membaca pesan Alin, mungkin dia sudah punya wanita lain.”
Jawab Alin seraya terkekeh, tentu ucapannya itu hanya sebuah candaan lantaran ia tahu Niko tidak akan melirik wanita lain selain dirinya, lantaran Niko benar benar mencintai nya sejak dulu, sedangkan Neli hanya bisa menggelengkan kepala, ini bukan pertama kalinya Alin mengatakan hal itu.
“Mana mungkin Niko mempunyai wanita lain, karena dia hanya mencintaimu.”
Ucap Neli membuat Niko hanya bisa tersenyum tipis saja, lantaran saat ini pikiran nya hanya tertuju pada Jihan, entah apa yang istri nya itu tengah lakukan saat ini, entahlah rasanya Niko ingin segera pergi dari sana secepatnya.
“Sudah? Ayo pulang, aku masih ada pekerjaan di kantor.”
Ucap Niko tentu saja berbohong lantaran hari ini ia bahkan belum sampai ke kantor sama sekali, Neli hanya bisa menghela nafas, memang beberapa bulan belakangan ini Niko sangat jarang berlama lama dirumah nya dengan alasan pekerjaan, dan Neli memaklumi nya karena mungkin Niko hanya bosan terlalu sering berpisah dengan Alin.
“Iya iya, ayo kita pulang.”
Ucap Alin lalu memeluk mama dan adik ipar nya, lalu segera pulang bersama Niko, tak ada sedikitpun rasa curiganya pada Niko, padahal jelas ia melihat perubahan sikap suaminya itu, Akhirnya mereka pulang ke kediaman mewah mereka yang jauh berbeda dari apartemen milik Niko dan Jihan.
“Aku kembali ke kantor dulu.”
Ucap Niko yang baru saja mengantar Alin masuk ke dalam kamar, namun belum keluar dari sana tangan Alin sudah menarik tubuh Niko hingga keduanya jatuh di atas ranjang, Alin menatap lekat wajah Niko dengan senyuman manis di wajah nya begitupun dengan Niko.
“Aku merindukanmu.”
Bisik Alin di telinga Niko membuat bulu kuduk pria itu berdiri, mendadak hasratnya naik mendapat sentuhan dari Alin, bahkan saat wanita itu mulai menciumi wajah nya dan tubuh nya, Niko pun ikut membalas nya ia bahkan sudah membuka pakaian milik Alin, namun mendadak wanita itu menyadarkan nya.
“Kau belum memakai peng*man sayang.”
Ya, inilah yang Niko benci dari Alin, wanita itu masih enggan untuk memiliki keturunan bersama nya padahal umur pernikahan mereka sudah cukup lama, Niko yang awal nya menginginkan Alin mendadak kehilangan nafsu nya, dan kembali teringat pada Jihan.
“Lain kali saja, aku ingin kembali ke kantor.”
Ucap nya merapikan pakaian nya lalu pergi begitu saja meninggalkan Alin yang hendak mengambil benda yang selalu ada disaat ia dan Niko akan melakukan hubungan suami istri, wanita itu menatap Niko dengan aneh, tak biasanya Niko akan meninggalkan nya seperti ini terlebih setelah ia mendapatkan sentuhan dari Alin.
“Apa yang terjadi padanya? Kenapa sikapnya benar benar aneh?”
Alin membatin, ini adalah puncak keanehan dari sikap Niko dan tentu ia merasa ada yang janggal, tak ingin larut dalam kecurigaan Alin kemudian memilih untuk membersihkan diri nya setelah kesal lantaran Niko yang meninggalkan nya begitu saja.
Sedangkan Niko saat ini dalam perjalanan menuju apartemen nya dengan Jihan, berharap istri nya itu masih ada di sana, entah lah pikiran benar benar tidak tenang sejak tadi, ia terus saja memikirkan Jihan yang akan pergi dari nya, ia juga mencoba untuk menghubungi wanita itu namun tak ada jawaban dari Jihan.
“Sayang.”
Ucap Niko membuka pintu apartemen nya, rumah nya terlihat lebih rapi dari sebelum ia tinggalkan, apa Jihan yang membersihkan nya sebelum ia pergi? Niko segera berlari menuju kamar nya dan juga Jihan untuk mencari keberadaan wanita itu namun kamar itu juga terlihat sepi.
“Jihan!!”
Pekik Niko mencari keberadaan istrinya itu, pria itu mulai panik takut jika Jihan benar benar meninggalkan nya, namun tak lama terdengar suara pintu dibuka dari dalam kamar mandi membuat Niko segera menoleh, terlihat Jihan baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan handuk.
“Sayang.”
Ucap nya segera menghampiri Jihan dan memeluk nya membuat Jihan sedikit kebingungan melihat sikap aneh Niko, wanita itu menatap wajah sang suami nya sedikit basah, seperti nya pria itu menangis lantaran mengira Jihan benar benar sudah tidak ada di apartemen itu.
“Ada apa mas?”
Suara Jihan terdengar lebih baik dari sebelumnya, Niko menatap Jihan seraya menggelengkan kepala lalu tatapan nya kini tertuju pada baju mulus istri nya itu yang terbuka, Niko kemudian mengecup bahu Jihan yang sangat wangi, Tanpa kata, Niko menyambar bibir Jihan membuat wanita itu sedikit terkejut namun ia tidak memberontak hingga akhirnya kedua nya berakhir di atas ranjang.
Malam pun tiba, Jihan terbangun dari tidur nya setelah pergulatan yang panjang bersama Niko, wanita itu bangun dan memungut semua pakaian Niko yang berserakan di lantai, tentu untuk di masukkan kedalam keranjang pakaian kotor, namun saat memegang pakaian Niko, Jihan mencium aroma parfum wanita yang membuat nya kembali sakit.
“Apa ini aroma parfum mbak Alin?”
Jihan membatin, entah mengapa rasanya sangat sakit membayangkan kedua nya berpelukan, berciuman bahkan mungkin sudah.. Dengan cepat Jihan menggelengkan kepala nya, ia tidak ingin pikiran jahat nya mengendalikan dirinya agar bersikap egois.
“Tidak tidak, mbak Alin lebih berhak dari pada aku, dia istri pertama Mas Niko."
Ucap nya lalu segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuh nya, setelah selesai ia pun berjalan menuju dapur tentu untuk menyiapkan makan malam nya dengan Niko lantaran mereka tidak menggunakan jasa pembantu.
Sedangkan Niko di dalam kamar nya kini baru saja terbangun setelah mendengar suara deringan ponsel yang sejak tadi berbunyi membuat nya segera mengangkat telepon tanpa membaca terlebih dahulu nama yang tertera di layar ponselnya.
“Halo.”
Ucap Niko dengan suara seraknya.
“Sayang, kau dimana? Kenapa belum pulang juga padahal ini sudah malam, apa kau lembur? Mau ku temani di kantor?”
Deg!
.
.
.
Jangan lupa dukungan nya buat Author ya guys 🥰🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!