NovelToon NovelToon

Janin Yang Tidak Dianggap

Ros

Namaku Ros aku adalah seorang aktor sekaligus model terkenal di negaraku, siapa yang tidak mengenaliku, semua orang selalu menyapaku menyebut aku secantik bunga ros sesuai dengan nama yang aku miliki, aku selalu hidup di penuhi dengan banyak materi dan di kelilingi orang-orang yang sayang kepadaku, tapi rupanya itu hanya pemikiran belakangku saja, ternyata disaat kita sudah sukses justru akan semakin banyak orang yang tidak menyukai kita termasuk pada diriku.

Hari ini aku baru saja selesai syuting film acting terbaruku sekaligus film action pertama yang aku mainkan, cukup memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga untukku karena biasanya aku hanya mendapatkan job bermain drama romantis dan fantasi saja, tetapi kini aku bahkan sudah bisa di akui dalam dunia film action yang tentu saja dalam menjalani projects ini lebih sulit di bandingkan projects lain yang sudah biasa aku mainkan selama ini.

Aku punya meneger yang merupakan kakak kandungku sendiri tapi dia sama sekali tidak memiliki wajah yang mirip denganku, kedua orangtua kami sudah meninggal dunia, bahkan aku tidak pernah tahu apa alasan kepergian mereka yang secara tiba-tiba tersebut, aku hanya berpikir mungkin itu sudah takdir aku dan kakakku.

Semenjak ibu dan ayah meninggal kakak yang mengurusi aku dan bekerja untuk membiayai sekolahku, tetapi aku juga tetap ikut bekerja dengan mengambil job model kecil-kecilan saat aku masih di universitas dahulu, dan hasil dari jerih payah kami berdua sudah terbayarkan saat ini.

"Ros...kamu berkeringat sekali, ini minum dulu kau jangan sampai mengesampingkan kesehatanmu," ucap kakakku memberikan minum untukku.

Aku menerimanya dengan senang hati dan langsung ku teguk hingga habis.

Kami segera ulang karena syuting hari ini sudah selesai dan berjalan dengan lancar.

Namun saat aku hendak masuk ke dalam mobil tiba-tiba saja datang kak Mike memanggil kakakku sehingga kakak menyuruh aku untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu saat itu.

Yah...Mike adalah pria yang sudah di cintai oleh kakakku dalam waktu yang sangat lama mereka juga sudah bersahabat sangat dekat selama ini, tapi tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka berdua karena sampai sekarang mereka masih belum menjadi pasangan kekasih juga, padahal aku sudah sangat menantikan hal itu agar kakak bisa bahagia dengan kak Mike dan dia tidak perlu mengurusi aku lagi seperti ini.

"Desi...." Teriak Mike kepadanya saat itu.

Desi terlihat begitu senang, sebuah senyuman lebar tergambar sangat jelas di wajahnya dia melihat Mike menghampiri dirinya dan langsung berbicara dengan dia saat itu.

"Ada apa Mike kenapa kau berlari terburu-buru seperti itu?" Tanya Desi kepadanya.

"Desi ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu, bisakah kau meluangkan waktu untukku malam ini?" Ujar Mike kepadanya.

"Kebetulan aku luang malam ini, jadi aku akan datang. Dimana kita akan bertemu?" Balas Desi dan bertanya balik mengenai tempatnya.

"Bagaimana jika di restoran hotelku, nanti aku akan kabari kamu dimana tempat tepatnya, oke." Balas Mike sambil memegangi tangan Desi dan segera saja dia pergi dengan cepat dan melambaikan tangannya pada kakakku.

Aku terus saja memperhatikan wajah kak Desi saat pertama kali masuk ke dalam mobil saat itu, wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum dan aku tahu dia pasti merasa sangat senang karena Mike memegangi tangannya seperti tadi, aku juga menjadi penasaran dengan apa yang sudah mereka bicarakan di luar sana sampai membuat kakakku terlihat sebagai itu.

"Ekhm....cie...cie...kak apa yang dia bicarakan padamu kenapa kamu terlihat begitu senang seperti itu, apa kalian..." Ucapku terus menduga-duga sendiri.

"Aishh...diam, kau ini selalu saja berbicara sembarangan, dia tidak mengatakan apapun tapi Mike mengajakku untuk bertemu di restoran hotelnya, dia bilang ada hal penting yang ingin dia katakan padaku." Balas kak Desi kepadaku.

"Apa? Kak...aku yakin jangan-jangan kak Mike mau mengungkapkan perasaannya kepadaku, kau harus dandan cantik untuk malam ini jika begitu," balasku kepadanya.

Kakak langsung menghempaskan pemikiranku karena sebelumnya dia pernah mendengar sesuatu dari mulut kak Mike yang mengatakan bahwa dia menyukai seorang wanita, tapi dia takut untuk mengungkapkan perasaannya tersebut.

"Hmm...itu belum tentu, bukankah Mike bilang dia menyukai seseorang, bisa saja seseorang itu bukan aku, kau jangan membuat aku semakin berharap banyak dengannya, ayo pak jalankan mobilnya." Balas kakakku yang langsung saja terlihat menjadi lesu.

Aku segera menghibur dirinya karena aku tidak ingin melihat dia terus sedih seperti itu hanya karena seorang pria yang tidak jelas seperti kak Mike ini.

"Kakakku sayang, sudahlah jangan galau begini dong, nanti kamu jadi jelek lagi, sudah..sudah...jangan di pikirkan lagi," ucapku menghibur kakak sambil memeluknya dengan erat hingga berhasil membuat kakakku tersenyum lagi saat itu.

Sampai malamnya tidak kakak pergi sendiri dan dia tidak mau aku antarkan saat itu, dia terlihat begitu bersemangat karena sudah membuat janji dengan kak Mike, hingga sesampainya dia disana, Mike sudah duduk di salah satu kursi yang di sediakan dan di tata rapih disana.

"Desi silahkan duduk," ujar Mike sambil mendorongkan kursi untuk Desi.

Hal tersebut semakin membuat Desi merasa senang dan dia juga mulai berharap banyak bahwa Mike akan mengungkapkan perasaannya kepada dia malah itu.

Hingga tidak lama dia pelayan yang memainkan biola datang dan memberikan lagi romantis di antara mereka berdua juga Mike yang tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah cincin dari jas yang dia kenakan saat itu.

Lalu Mike tiba-tba turun dari kursinya dan berjongkok di bawah kaki Desi saat itu.

"Aku sangat mencintaimu selama ini, maukah kamu menjadi kekasihku, teman hidupku dan terus menikah denganku?" Ucap Mike kepada Desi yang membuatnya sangat kaget sampai hampir terharu saat itu.

Namun disaat Desi sudah tersenyum lebar dan dia hampir menganggukkan kepala dan menjawab ucapan dari Mike tiba-tba saja Mike langsung berdiri dan dia malah berbicara mengenai Ros kepada Desi saat itu.

Yang ternyata semua yang dia lakukan barusan hanyalah sebuah gladi yang akan dia lakukan untuk Ros nantinya.

"Aahhh... bagaimana apakah menurutmu itu pengungkapan cintaku sudah bagus? Aku belajar sangat lama untuk bisa melakukan ini pada Ros, bagaimana menurutmu Desi," ucap Mike yang membuat hati Desi seketika menjadi hancur.

Dia baru saja di bawa melayang sangat tinggi tapi seketika di jatuhkan dengan sangat kencang ke dasar bumi, hingga hatinya hancur berkeping-keping.

Desi sangat kesal dan dia sudah mengepalkan kedua lengannya dengan kuat dia mengeratkan giginya dan berusaha untuk tidak menunjukkan kekesalan dan rasa sakit ini kepada Mike saat itu.

"Desi...Desi....ada apa denganmu? Apa rencanaku untuk mengungkapkan cinta pada Ros sangat buruk ya?" Tanya Mike yang merasa bingung melihat Desi hanya diam saja seperti itu kepadanya.

"Iya...buruk...kau sangat buruk sekali, lagu tadi, biolanya dan tempat ini sangat tidak cocok untuk Ros, termasuk kau, kau tidak cocok sama sekali untuk bersanding dengan adikku. Brak!" Ucap Ros dengan kencang menggebrak meja tersebut lalu pergi dengan perasaan kesal saat itu juga.

Mike tidak mengejarnya sama sekali dia hanya berdiri sambil mengacak rambut belakang kepalanya dengan kasar dan dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada Desi saat itu, sebab yang dia tahu Desi tidak pernah marah dengannya meski dia melakukan kesalahan apapun selama ini.

"Ada apa dengannya? Kenapa dia terlihat begitu marah padaku? Apa ada ucapanku yang salah?" Gerutu Mike dengan mengerutkan kedua alisnya merasa semakin bingung saat itu.

Desi terus saja menangis dengan tersedu-sedu sambil menyetir di tengah malam seorang diri, dia benar-benar sangat kesal dan membenci apa yang baru saja dilakukan oleh Mike kepadanya termasuk dia juga mulai membenci adiknya Ros karena dia selalu di sukai oleh banyak orang yang memiliki banyak penggemar di luar sana yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang begitu besar kepada dirinya, sedangkan dia sendiri selama ini hanya hidup di belakang layar adiknya, walau sebelumnya Desi tidak masalah dengan semua itu asalkan Mike masih ada di sampingnya namun kini Desi merasa bahkan Mike yang dia anggap orang paling spesial untuknya juga malah memilih adiknya Ros dibandingkan dirinya yang sudah lama berteman dengan Mike sejak di sekolah dasar hingga sebesar saat ini.

"Aaarrghhkkk....aku benci Mike...aku benci Ros, aku benci semua orang di dunia ini!" Teriak Desi sangat kencang saat itu.

Dia benar-benar sangat frustasi sekali dan tidak bisa pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini, sehingga dia justru malah pergi ke bar yang ada di sekitar sana seorang diri, dengan perasaan yang hancur dan pikiran yang sudah sangat kacau Desi pergi ke bar dan meminum banyak minuman sendirian.

Tetapi karena dia sudah biasa dan sangat kuat meminum alkohol jadi dia masih cukup sadar saat itu meski jalannya sudah agak sempoyongan.

Tidak sengaja di saat Desi tengah menikmati minuman di tangannya dia mendengar seorang pelayan yang berbicara dengan seseorang di sampingnya saat itu yang tengah mencari perempuan untuk memuaskan nafsu bosnya.

"Sayakan minta untuk hari ini kenapa kau membatalkannya apa kau mau mati hah!" Bentak pria tersebut dengan mata merah dan sangat kasar pada pelayan di bar tersebut.

"Maafkan saya tuan tetapi wanita itu kabur jadi saya tidak bisa mencari gantinya dalam waktu yang cepat tolong maafkan saya, saya janji besok akan mencari gantinya yang lebih bagus dari dia, tolong jangan p*kuli saya tuan, saya mohon." Balas pelayan tersebut.

Desi mulai memiliki ide yang sangat buruk dalam benaknya kala itu dan dia langsung menghampiri kedua pria yang tengah bertengkar hebat saat itu, dan dia malah menawarkan adiknya sendiri kepada pria yang tengah mencari wanita malam saat itu.

"Hei....lepaskan dia, aku bisa memberikanmu wanita yang sangat cantik dan masih tersegel," ucap Desi dengan tatapan sinis dan begitu picik pada pria tersebut.

Pria yang berbadan kekar itu langsung melepaskan cengkeramannya pada pelayan disana dan langsung menatap tajam pada Desi saat itu.

"Siapa kau beraninya ikut campur dengan urusanku, apa kau tidak tahu siapa aku hah?" Bentak pria botak tersebut cukup menakutkan.

"Aku tidak tahu siapa kau tapi sekali lagi aku katakan aku bisa memberikan kau wanita yang cantik, terkenal dan masih tersegel untukmu malam ini juga." Balas Desi kepada pria tersebut yang membuat pria itu semakin tertarik sebab dia takut dengan bosnya.

"Mana wanitanya aku harus melihat wajahnya dahulu, bosku hanya menginginkan wanita yang bersih dan cantik." Balas pria tersebut.

Sebuah senyuman licik terpancar jelas pada wajah Desi saat itu dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan wajah Ros kepada pria tersebut hingga membuat pria itu juga pelayan disana langsung tertawa dengan keras dan tidak mempercayai apa yang ditunjukkan oleh Desi saat itu.

"Ahahaha...kau mau menipuku juga ya, apa kau tidak tahu foto siapa yang kau tunjukkan, orang mabuk sepertimu masih saja mau berbisnis dasar wanita konyol," ucap pria itu yang langsung saja di balas oleh Desi saat itu juga.

"Diam kalian semua! Aku benar-benar bisa membawa selebritis terkenal ini untuk datang kemari, kalau kalian tidak mempercayai ucapanku, tunggulah disini aku akan menghubunginya dan membuat dia datang kemari dalam waktu yang cepat!" Balas Desi saat itu.

"Baiklah baiklah ayo lakukan apapun itu kami akan menunggumu melakukannya, tapi jika sampai kau berbohong maka kau sendiri yang harus menggantikan wanita itu, bagaimana?" Ucap pria botak yang licik tersebut.

"Tentu." Balas Desi saat itu yang langsung menyetujuinya karena dia sangat yakin bahwa adiknya Ros yang polos dan baik hati itu akan mudah dia tipu.

Langsung saja Desi mengirimkan sebuah pesan minta tolong kepada Ros dan mengatakan bahwa dirinya tengah mabuk berat di salah satu barndan di goda banyak pria, sehingga tentu saja hal itu membuat Ros yang baru mendapatkan pesan tersebut langsung panik dan pergi secepatnya ke bar tersebut.

Sesuai dengan apa yang diperkirakan oleh Desi sebelumnya, Ros benar-benar datang ke bar tersebut dalam waktu yang sangat cepat dan dia langsung menghampiri Desi yang berpura-pura mabuk saat itu.

"Astaga...Desi apa kau baik-baik saja? Desi bangun Desi," ucapku terus mencemaskan kondisinya saat itu.

Padahal di sisi lain Desi sudah bekerjasama dengan dua pria di belakangnya yang kini sangat kaget melihat aktris terkenal Ros benar-benar datang ke tempat tersebut.

Mereka pun mulai melanjutkan rencananya dan memberikan sebuah minuman kepada Ros saat itu juga.

Sedangkan Desi langsung berperan dengan pura-pura mabuk dan memaksa Ros untuk meminum minuman yang sudah di beri obat p*rangsang di dalamnya.

"Ros...apa itu kau...ahahaha...Ros ku yang cantik kau benar-benar datang," ucap Desi saat itu sambil memegangi wajah Ros dan di hatinya sudah sangat membenci Ros.

"Iya Desi ini aku, ayo cepat kita pergi dari sini, disini berbahaya untukmu," ucapku sambil hendak memapahnya namun Ros malah menyuruh aku meminum minuman yang sudah terlanjur dia pesan sebelumnya.

"Ros....ayolah kau minum dulu ini, aku ingin minum denganmu walau hanya sekali seumur hidup, bukankah kau juga tidak masalah jika minum satu tegukan saja, lagi pula kau kuat minum lebih daripada aku bukan?" Ucap Desi kepadaku.

Dia terlihat sangat aneh malam ini, jelas-jelas dia tahu kalau aku tidak pernah minum dan memang aku tidak kuat meminum minuman keras seperti itu, tetapi dia terus memaksaku yang membuat aku tidak bisa menolaknya lagi sebab dia mengancam tidak akan pulang sebelum aku meminumnya da bersulang dengan dia saat itu.

"Desi aku menyetir aku sungguh tidak bisa meminumnya," ucapku jujur padanya.

"Baiklah aku tidak akan pulang jika kau tidak minum aku mau tidur disini saja," ucap Desi membuat aku sangat cemas tidak karuan dan merasa bingung tidak menentu.

"Aaahhh...jangan begitu Desi, oke aku akan menurutimu, aku minum ini aku minum," ucapku padanya.

Di saat aku tengah meminumnya sedikit saja tiba-tiba Desi menyentuh gelasnya dan terus mendorong gelas itu ke mulutku dia memaksa aku untuk meneguk semua minuman di gelas itu dan aku terpaksa meminumnya karena itu terlalu refleks saat dia mendoronga gelasnya pada mulutku.

Kehilangan Hal Berharga

Setelah meminum air yang di berikan oleh Desi kepadaku aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi, kepalaku terasa begitu berat dan sangat pusing, tubuhku terasa lemas dan begitu panas dalam beberapa saat aku sudah benar-benar kehilangan kesadaran dalam diriku saat itu dan aku sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi denganku.

Di sisi lain Desi yang melihat Ros sudah mulai tidak sadarkan diri, dia langsung memberikan kode kepada pria disana untuk memberitahu dirinya kemana dia harus membawa Ros tempat bosnya sudah tinggal malam itu, pria itu pun segera memberitahu alamatnya kepada Desi karena dia masih ingin bermain-main di club malam tersebut dengan wanita lainnya.

Sebab dia pikir bosnya akan merasa sangat puas karena dia memberikan hadiah yang sangat luar biasa kepadanya malam ini, sedangkan Desi segera membawa Ros pergi dari bar itu, menuju ke hotel yang berada tepat di samping ber tersebut, dia mencari kamar dengan nomor 202 yang dikatakan oleh pria botak itu sebelumnya.

Dan saat dia sudah menemukannya dia sudah tidak perlu menggunakan kartu akses lagi untuk masuk ke dalam sana karena menemukan pintu kamar itu terbuka sedikit sehingga Desi sudah bisa masuk dengan mudah ke dalam sana.

"Eh....bosnya seceroboh ini, membiarkan pintunya terbuka? Dasar pria tua bangka sialan, dia pasti terlalu mabuk sampai tidak sadar membiarkan pintunya tidak tertutup dengan rapat seperti ini." Gerutu Desi sambil segera saja membawa Ros masuk ke dalam kamar tersebut.

Dia melihat sebuah jas hitam berada di sofa kamar itu dan mendengar suara air di kamar mandi yang menyala sehingga Desi pikir pria tua bangka yang dia maksudkan tengah berada di kamar mandi saat itu, sehingga dia langsung menidurkan Ros di ranjang.

Dan disaat hendak pergi dia pikir posisi Ros saat itu cukup jelek, sehingga Desi kembali berbalik lagi dia membuka pakaian Ros dengan lebih lebar dan dia sengaja mengganti posisi tidur Ros dengan posisi yang lebih seksi saat itu.

"Nah, jika begini aku yakin pria tua bangka itu akan semakin berselera denganu Ros, aku harap kau bisa mati sekalian di bawah pria gendut dengan perut buncit itu sekalian." Ucap Desi menyumpahi Ros dengan penuh kebencian.

Dia segera keluar dari sana dan menutup pintunya dengan rapat, sesegera mungkin Desi kembali ke rumahnya dan dia sudah menyuruh pada wartawan untuk memergoki Ros di keesokan paginya, dia sudah meminta bodyguard botak yang dia temui di bar untuk menghubungi bos nya sendiri agar bosnya itu bisa pergi menutup diri atau melakukan apapun agar bisa menyembunyikan identitasnya, dia sengaja hanya ingin mengekspos wajah Ros saja di depan publik, karena dia ingin menghancurkan karirnya.

"Kita lihat saja nanti, kau atau aku yang akan menjadi bintang sesungguhnya, maafkan aku Ros sejak dulu aku tidak pernah benar-benar menyayangimu, aku hanya memanfaatkan dirimu yang disukai banyak orang agar aku juga bisa memiliki banyak orang yang memperhatikan aku, ketika aku ada di sampingmu.

"Tapi sekarang kau harus mengakhiri semuanya, hanya aku yang boleh menjadi pusat perhatian semua orang." Ucap Desi dengan senyum sinis saat itu.

Sedangkan disisi lain rupanya Desi malah memasukkan Ros ke dalam kamar yang salah sebab kamar yang baru saja dia masuki adalah kamar nomor 2002 bukan 202. Dimana hanya ada satu kamar hotel VIP dengan nomor yang besar seperti itu, dan itu adalah kamar milik tuan Jenson.

Saat seorang tuan muda yang berhati dingin dan tidak pernah mendapatkan rumor apapun di luar sana keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan sebuah anduk yang dia lingkarkan di pinggangnya saat itu.

Tuan Jenson sangat kaget ketika dia melihat ada seorang wanita dengan posisi yang aneh berbaring di atas ranjangnya saat itu, di tambah pakaiannyanya yang sangat terbuka dan suara rintihan Ros yang sangat menggoda baginya, padahal selama ini dia tidak pernah tertarik dengan wanita manapun karena dia selalu merasa wanita akan menjadi beban dan kelemahan di dalam hidupnya, sehingga sosok tuan Jenson ini tidak pernah memandang seorang wanita manapun.

Namun kali ini dia justru malah di hadapankan dengan seorang wanita yang tiba-tiba muncul di dalam kamarnya dengan posisi seperti ini, tentu dia sangat marah dan langsung menghampiri Ros yang masih merintih setengah sadar saat itu.

Dia merasakan tubuhnya semakin memanas dan sulit untuk dia kendalikan.

"Panas.....aaaahhh...kenapa tubuhku terasa panas sekali, apa ini sudah di rumah? Desi....tolong aku Desi..." Rintihan Ros yang mengira dirinya sudah berada di rumahnya saat itu.

"Siapa kau? Kenapa kau bisa masuk ke dalam kamarku? Apa kau penyusup atau wanita kiriman ibuku lagi? Cepat bangun atau aku akan menendangmu dari sini!" Bentak tuan Jenson sambil berdiri di samping ranjangnya dan dia bahkan tidak berani untuk menyentuh Ros saat itu.

Karena melihat wajah Ros yang memerah dan dia terus menggeliat seperti itu, Ros semakin tidak tahan dia sungguh merasakan keinginan itu semakin besar dalam dirinya, tetapi dia tidak tahu darimana asalnya hal tersebut, hingga tuan Jenson mulai merasa aneh dan mencurigai gelagat Ros saat itu.

Dia pun mulai memeriksa kepala Ros dan hendak memegangi dahinya dengan perlahan.

"Hei....apa kau sakit? Ayo jawab!" Bentak tuan Jenson lagi saat itu.

Namun tidak ada jawaban yang jelas dari Ros sebab dia juga sudah berkali-kali kehilangan kesadaran dalam dirinya, meski Ros sudah berusaha keras untuk menyadarkan dirinya sendiri.

"Apa jangan-jangan dia?....aahh gawat, tapi apa ibu akan menjadi selicik ini untuk menjebak aku dengan seorang wanita? Hanya karena dia menginginkan bayi dariku? Atau jangan-jangan dia adalah jebakan dari musuhku? Iya ini pasti jebakkan dari musuhku, aku harus berhati-hati dengan wanita ini." Ucap tuan Jenson memikirkan saat itu.

Dia terus saja berhati-hati namun Ros memegangi tangannya dan berhasil menarik tuan Jenson hingga terjatuh menimpa dirinya dan bibir mereka saling bertemu saat itu.

Ros seperti orang yang kehausan dan dia tidak bisa menahannya lagi sehingga dia meminta tolong pada tuan Jenson untuk melakukan hubungan itu dengannya, sebab dia sadar bahwa ada hal aneh pada tubuhnya saat itu, dan dia tidak bisa menahan rasa sakit pada dirinya yang tidak menentu ini.

"Tolong....bantu aku....tolong aku....lakukanlah denganku ...aku mohon, aku masih ingin hidup." Ucap Ros sambil memegangi dada bidang tuan Jenson saat itu.

Tuan Jenson adalah laki-laki normal, di tambah wanita yang ada di hadapannya saat ini sangatlah cantik dia sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi, sehingga dia mulai menyetujui apa yang diminta oleh Ros.

"Jangan salahkan aku jika nanti kau menyesal ketika bangun, karena kau sendiri yang memintanya lebih dulu padaku, anggap aku menyelamatkan nyawamu, bukan merenggut hal itu darimu," ucap tuan Jenson berbisik kepada Ros saat itu.

Ros hanya bisa mengangguk saja dan malam itu menjadi malam yang paling menyakitkan dan tidak pernah bisa lupakan.

Dia kehilangan harga diri dan kesucian yang sudah dia jaga selama 23 tahun lamanya selama ini, bahkan ketika dia bangun dia sudah tidak menemukan siapa sebenarnya pria yang telah melakukan itu dengannya semalam, Ros juga tidak bisa mengingat wajahnya sama sekali, karena dia tengah berada dalam pengaruh obat saat melakukannya.

Dia hanya di tinggalkan sebuah surat dan kartu nama di meja samping ranjangnya sehingga Ros bisa mengetahui bahwa yang bersamanya malam itu adalah seseorang bernama Jenson, dia hanya meninggalkan nomor ponsel dan sebuah nama dalam kartu nama yang polos dan lebih mirip secarik kertas kosong saat itu.

Saat membacanya, Ros hanya bisa menangisi semua yang terjadi kepadanya dan dia hanya bisa menitikan air mata, karena semuanya telah hancur, hal paling berharga yang dia miliki kini telah hilang dan tidak akan pernah bisa dia miliki kembali.

Dia terus saja menangis terisak tanpa henti, hingga suara keras dan ramai di luar kamar mulai membuatnya penasaran sehingga Ros pergi untuk memeriksanya saat itu, namun disaat dia membuka pintu tiba-tiba saja sudah banyak wartawan di sekitar sana dan langsung menyorotkan kamera kepada wajahnya, dia mulai merasa tertekan bahkan sampai terdorong jatuh ke belakang dan dia tidak bisa bisa melakukan apapun dengan keadaan pakaiannya yang sudah tidak utuh lagi saat itu, akibat di robek entah oleh siapa.

Sedangkan Desi segera muncul dan berpura-pura membantu Ros saat itu juga.

"Ros....apa kau baik-baik saja? Ayo bangun Ros aku akan melindungimu." Ucap Desi kepadaku saat itu.

Aku benar-benar merasa sangat malu dan untunglah Desi tiba tepat waktu dia segera menutup tubuhku dengan jaket yang dia kenakan dan segera membawa aku pergi dari sana melewati banyak sekali gerombolan wartawan di sekitar sana yang hampir memenuhi hotel tersebut.

Sedangkan di perjalanan Desi baru mendapatkan kabar dari pria botak yang pernah bekerja sama dengannya dan dia memarahi Desi sebab bosnya memecat dia karena tidak bisa memberikan jatahnya malam tadi.

Desi sontak merasa kaget dan mengerutkan kedua alisnya dengan kuat sambil menatap ke arah Ros yang ada di sampingnya dalam keadaan yang sangat memprihatikan saat itu.

"Jika bukan pria tua bangka itu yang bersama dia malam ini, jadi siapa yang tidur dengan dia sebenarnya? Aahhh...bodo amat, yang terpenting rencanaku tetap berhasil, aku harus menghindar dari pria botak cerewet ini, seenaknya saja dia meminta ganti rugi padaku," batin Desi sambil segera memblokir kontak pria tersebut dan dia bahkan melempar ponselnya ke luar jendela mobil sembarangan.

Sehingga hal itu membuat aku merasa heran dengannya dan langsung bertanya pada dia dengan heran.

"Kak Desi kenapa kamu melemparkan ponselmu?" Tanyaku kepada dia.

"Oo..ohh...itu, aku hanya benci melihat banyak pesan yang menuduhmu melakukan hal yang tidak-tidak semalam dan aku malas menanggapi pertanyaan dari banyak wartawan jadi aku membuangnya agar kau bisa menenangkan diri." Ucap Desi padaku.

Awalnya aku sangat mencurigai Desi karena aku masih ingat dengan jelas orang pertama yang aku temui itu adalah Desi namun aku tidak bisa menuduh dia begitu saja tanpa bukti, aku juga merasa tidak enak jika menuduhnya begitu saja tanpa dasar yang jelas, aku tidak ingin membuatnya sakit hati karena hal tersebut.

Karena aku masih sangat mempercayai dia saat itu, sebab dia adalah kakakku, yang merawat aku dan membersamai aku sejak kecil sampai sebesar sekarang ini.

"Tidak....semua ini tidak mungkin berhubungan dengan Desi, jika pun iya, kakak seperti dia tidak mungkin setega ini padaku kan?" Batinku terus menyangkalnya.

Diusir

Aku tidak bisa mengira bahwa itu adalah Desi jadi untuk semua kecurigaan yang aku rasakan aku memendamnya dalam-dalam di hatiku seorang diri.

Hingga setibanya di rumah ketika aku sudah membersihkan diri dan pergi menemui Desi yang duduk di sofa depan sambil menyalakan televisi, saat aku tiba dia terlihat terburu-buru mematikan televisinya dan dia terlihat begitu di sibukkan dengan berbagai panggilan telpon di ponselku saat itu, hingga hal itu membuat aku merasa heran dan sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya tengah terjadi saat itu.

"Kak Desi ada apa sebenarnya? Kenapa kamu mematikan televisinya?" Tanyaku kepada dia sambil segera aku nyalakan kembali meski dia menahanku.

"Eeehh...tidak, jangan dinyalakan Ros." Ucap kak Desi yang terlambat menahanku saat itu.

Rupanya kabar mengenai aku sudah beredar dengan begitu cepat di pemberitaan, bahkan wajahku disoroti oleh kamera mereka mendapatkan sebuah foto wanita tanpa busana dan blur yang nampak mirip seperti aku tengah berbaring di ranjang bersama seorang pria tua, tapi aku yakin sekali bahwa wanita yang ada di foto tersebut sama sekali bukan aku, mungkin bentuk tubuh dan rambutnya sama denganku, tapi aku sangat yakin bahwa itu bukan aku, sebab aku masih mengantongi nama orang yang merenggut kesucianku malam itu.

"Kak Desi kamu percaya padaku bukan, foto itu editan ada seseorang yang ingin menjatuhkan aku, ini semua tidak benar, orang di foto itu bukan aku kak." Ucapku kepada ga saat itu.

Aku pikir kak Desi akan langsung mempercayai aku dan membelaku namun dia justru malah menatap penuh keraguan padaku, seakan dia tidak mempercayai apa yang aku katakan padanya saat itu.

"Kak kenapa kamu diam saja? Kamu percaya denganku bukan?" Ucapku lagi sambil memegangi kedua pundaknya saat itu.

"Jika dia bukan kamu, kenapa malam itu kamu tiba-tiba tidak kembali lagi setelah pergi ke kamar mandi, dan kenapa kamu meninggalkan aku di bar seorang diri?" Tanya kak Desi yang membuat aku sangat tidak mengerti dengan apa yang dia katakan saat itu.

"Kak apa yang kamu katakan, aku bahkan tidak tahu apapun, aku baru ingin bertanya padamu mengenai kejadian malam tadi, kau memberiku minuman terakhir kali dan aku sudah tidak mengingat apapun setelah itu." Balasku dengan jujur kepadanya.

Namun kak Desi justru malah balik membentak aku dan dia menyalahkan aku atas hal yang aku sama sekali tidak ketahui saat itu.

"Tidak bukan hanya kamu yang tidak sadarkan diri Ros tetapi aku masih dalam keadaan mabuk malam itu dan aku mendapatkan aku tidur di bar itu, pelayan disana yang menjagaku dia membantu aku menempati kamar istirahat miliknya, dan mereka bilang kau yang menidurkan aku dan menitipkanku pada mereka, lalu mereka bilang kau pergi dengan seorang pria yang tidak di kenal, lalu pagi ini aku mendapati dirimu berada di kamar hotel dari siaran langsung seorang wartawan. Apa yang sudah kamu lakukan tadi malam di hotel itu Ros?" Tanya balik kak Desi padaku.

Aku merasa dia bukan seperti kak Desi yang aku kenal sebelumnya, dia bahkan berbicara seakan menuduhku saat ini, padahal sudah jelas aku datang ke bar itu karena mendapatkan telpon darinya dan hendak membawa dia pulang saat itu namun justru malah aku yang dipaksa untuk meminum minuman darinya sampai aku tidak sadarkan diri lagi setelah meminumnya.

"Kak, kenapa kamu tidak mempercayai aku, kita tumbuh bersama, mana mungkin aku melakukan hal kotor seperti itu." Ucapku kepadanya sambil memegangi tangannya.

Aku berusaha untuk meyakinkan kak Desi namun dia menghempaskan tanganku dengan kuat hingga aku mengerti sekarang bahwa dia memang sudah tidak mempercayai aku.

"Lepaskan tangan kotormu itu, kamu sudah menghancurkan karirmu sekaligus karirku sebagai menegermu, sekarang tidak ada lagi siapapun yang mau bekerjasama denganmu, kamu bahkan sudah di blacklist dari aktor di film action yang kamu bintangi saat ini, semua drama mu tidak akan menghasilkan uang lagi bagimu, kita sudah hancur, dan semua ini karena ulahmu, aku sangat kecewa padamu Ros!" Ucap kak Desi yang menyalahkan aku atas semua yang terjadi saat itu.

Aku hanya menatapnya dengan penuh kebingungan, hingga tidak lama muncul Mike ke rumahku dan dia langsung menghadapi dengan tatapan mata yang begitu tajam.

"Mike...kamu kesini, Mike kamu pasti percaya denganku bukan, orang yang ada di foto itu bukan aku meski mereka memang menyergapku di kamar hotel, tapi tidak ada siapapun disana hanya ada aku seorang diri, kau pasti percaya padaku kan Mike." Ucapku kepadanya.

Mike adalah satu-satunya harapanku saat ini, namun tidak aku sangka dia malah memberikan aku luka paling dalam, sebuah tamparan yang dia lepaskan kepadaku membuat aku meringis kesakitan dan hampir menitikan air mata saat itu.

"Plak!" Suara tamparan yang di lakukan oleh Mike kepadaku di hadapan kak Desi.

"Mike apa yang kamu lakukan, kenapa kau menampar Ros seperti ini?" Ucap kak Desi yang langsung menghalangi aku saat itu.

"Cukup Desi kenapa kau harus terlalu memanjakan adikmu yang tidak tahu diri ini, dia sudah menghancurkan karirnya dan bisnis kita semua, terutama dia sudah menghancurkan kepercayaan aku tentangnya, aku benci wanita murahan sepertinya, dan mulai sekarang aku sudah memutuskan untuk mencabut gelar aktrisnya dari perusahaanku, biar kau yang menggantikan dia Desi, dan sebaiknya kau tidak tinggal dengan wanita bejat seperti dia lagi." Ucap Mike kepadaku dengan tatapan yang tajam penuh kebencian.

"Mike kenapa kamu sebegitu marahnya denganku, apa kamu tidak ingin mencari bukti terlebih dahulu? Untuk memastikan apakah itu benar atau tidak? Sebab semua itu salah, bukan aku yang ada di foto itu, kamu harus percaya padaku Mike, aku bukan wanita seperti itu." Ucapku terus berusaha meyakinkan dia.

"Mike meskipun aku tahu apa yang dilakukan oleh Ros salah tetapi bisa saja dia dijebak dan dalam pengaruh obat ketika melakukan hal itu, kamu tidak bisa mengusirnya dari sini, meski aku tahu ini rumah pemberian darimu, tetapi Mike kemana adikku akan pergi jika kau mengusirnya dari sini." Ucap kak Desi yang seakan mengakui bahwa wanita di dalam foto dan yang diucapkan pemberitaan di televisi adalah sebuah kebenaran tentangku.

Aku menatap dengan penuh keheranan dan semakin curiga kepada kak Desi saat itu.

"Tunggu kak, apa yang kamu katakan, kenapa kau berkata seperti itu, aku tidak tidur dengan pria di dalam foto itu, kau salah kak." Ucapku kepadanya lagi.

"Sudah cukup, jika kau tidak tidur dengannya dan jika semua pemberian itu hanyalah kebohongan, apa kamu bisa membuktikannya padaku bahwa kamu memang tidak tidur dengan siapapun malam itu? Dan apa kamu bisa menjelaskan padaku mengapa kamu berada di kamar hotel dengan kondisi pakaian yang tidak utuh?" Ucap Mike kepadaku.

Aku hanya bisa terdiam karena aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya kepada dia, bahwa malam itu aku bahkan tidak mengingat apapun, aku tahu mungkin semua ini tetap salah tapi ini bukan hal yang sengaja aku lakukan, melainkan aku di jebak oleh orang lain yang sama sekali tidak aku ketahui siapa orangnya.

"Kenapa kau diam? Jika kau terus diam dan tidak bisa mengatakan apapun, aku anggap jawabanmu benar, kau memang tidak sebaik dan sepolos kelihatannya, aku sangat kecewa denganmu, Ros dan sebaiknya kau pergi dari sini sekarang juga, atau aku yang akan memanggil satpam agar menyeretmu keluar dari sini." Ucap dia padaku.

Aku sudah memutuskan untuk pergi dari mereka karena mereka berdua yang memang tetap tidak mempercayai aku meski aku berusaha keras untuk menjelaskan dan meyakinkan mereka bahwa semua itu adalah jebakkan dari orang yang membenciku, tapi rasanya percuma saja aku menjelaskan apapun kepada orang yang sudah terlanjur membenci aku dan hanya bisa di kuasai oleh emosi dalam dirinya semata.

"Baik, aku akan pergi dari sini, semoga kau bahagia dengan kakakku, dan kau kak Desi aku harap kamu bisa menggantikan aku dengan lebih baik, terimakasih karena sudah tidak mempercayai aku, mungkin persaudaraan kita cukup sampai disini." Ucapku kepadanya dan segera berlari ke kamarku.

Mengambil semua barangku lalu pergi dari rumah itu secepatnya, aku harus memakai kacamata dan topi untuk menyamar, karena berita tentangku tengah panas di media sosial dan di seluruh channel pemberitaan saat ini, jadi aku harus menutupi wajahku agar tetap aman dalam perjalanan.

Aku sungguh tidak tahu kemana aku harus pergi saat itu, tidak ada siapapun yang aku kenali selain kakakku dan Mike, namun sekarang kami bahkan bukan saudara lagi dan Mike tidak menganggap aku lagi.

Hanya bisa menangis seorang diri di pinggir jalan tanpa bisa melakukan apapun, dan tidak mengenali siapapun saat itu, aku hanya ingin pergi jauh ke tempat dimana aku tidak dikenali oleh siapapun, hingga aku memutuskan untuk pergi ke pinggir kota, dimana aku rasa hanya disanalah mungkin aku tidak akan terlalu familiar bagi masyarakatnya.

Sebelum itu, untuk berjaga-jaga, aku juga harus mengubah penampilan diriku dahulu, aku harus memakai wig yang aku miliki dan belum pernah aku pakai selama ini, sekaligus mengganti identitasku menjadi Rosa.

Hari demi hari telah berlalu dengan begitu cepat, dan sekarang sudah satu satu bulan lebih sejak kejadian pahit itu menerpa diriku, aku sudah memiliki sebuah rumah kecil yang ada di pinggiran kota dan harus bekerja sebagai pelayan di salah satu cafe kecil yang ada disana juga.

Hanya itu yang aku bisa lakukan untuk melanjutkan hidup setiap harinya, hingga sesuatu yang aneh mulai aku rasakan, perutku terasa mual dalam beberapa hari terakhir ini, dan aku terus saja tidak bisa berhenti muntah sampai bos menyuruhku untuk libur bekerja dan pulang saja untuk hari ini.

"Rosa sebaiknya kamu pulang saja, sepertinya kondisi badanmu sedang tidak sehat, kamu lebih baik periksa ke dokter saja," ucap bos padaku.

Aku mengangguk dan segera pergi dari sana, awalnya aku pikir aku mungkin hanya masuk angin atau lambungku kambuh lagi seperti biasanya namun rasa mualnya semakin hari terasa semakin berat dan nafsu makanku justru malah bertambah banyak, padahal biasanya, jika lambungku yang bermasalah aku selalu tidak memiliki nafsu makan namun kali ini malah menjadi sebaliknya.

Hingga teman sekaligus rekan kerja baruku Rasya mulai membantuku pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisiku.

Namun yang aku dapatkan justru aku malah mendapatkan kabar yang sangat mengagetkan.

"Selamat Bu, kamu hamil dan usia kandungannya sudah dua Minggu," ucap sang dokter itu membuat aku dan Rasya langsung terbelalak kaget.

"AA...AA... Apa dok, aku hamil?" Tanyaku lagi untuk memastikan.

"Iya...selamat ya, kalian pasti pasangan muda yang sudah menunggu kehadiran bayinya kan, jaga bayinya dengan baik dan usahakan jangan sampai melakukan pekerjaan yang berat-berat. Lebih banyak mengonsumsi makanan yang bergizi agar kesehatan bayinya dapat terjaga." Ucap dokter itu membuat aku sangat lemas dan tidak tahu harus berbuat apa.

Saat sudah pulang dari rumah sakit, aku tahu Rasya pasti sangat merasa heran dengan apa yang terjadi padaku, dan aku juga tidak tahu bagaimana caranya aku menjelaskan kepada Rasya tentang semua ini, suasana diantara kami berdua begitu canggung dan dia juga tidak bertanya apapun kepadaku saat itu.

"Rasya...kenapa kamu tidak bertanya tentang kehamilanku? Apakah kamu tidak ingin mengetahuinya sama sekali?" Tanyaku kepadanya sedikit heran.

"Bukan begitu, hanya saja jika kamu tidak ingin membicarakannya maka lebih baik jangan katakan, aku tidak masalah meski kamu hamil dengan orang lain biar kita mengurus bayinya, aku percaya padamu Ros." Ucapnya kepadaku.

Lagi dan lagi aku di buat kaget karena tiba-tiba saja Rasya mengetahui nama asliku, padahal sejak aku pindah ke tempat ini tidak ada siapapun yang mengetahui tentang identitasku, aku juga tidak pernah membuka penyamaranku.

"Tunggu, Rasya...dari mana kamu tahu aku Ros, apa jangan-jangan selama ini kamu memang sudah mengenali aku?" Tanyaku kepadanya lagi.

"Iya, sejak awal kamu meminta bantuanku untuk mencari rumah yang ada dijual, aku sudah tahu kau Ros, aktor terkenal yang harus menghilang karena sebuah rumor besar beberapa bulan lalu, aku sempat melihat kamu sebelum kamu memakai wig dan melakukan penyamaranmu itu, jadi aku tahu siapa kamu, tapi kamu tenang saja aku tidak akan membongkar semua rahasiamu termasuk dengan kehamilanmu, tapi Ros jika sekarang kamu hamil bukankah itu artinya rumor yang beredar benar?" Ucap Rasya kepadaku.

Aku kembali harus mengingat luka lama yang hampir saja akan terkubur dalam sejarah hidupku, namun sekarang harus terlihat mengambang lagi ke permukaan.

"Tidak semua rumor itu benar, tapi apa kamu akan mempercayai aku jika aku menceritakannya padamu?" Ucapku terlebih dahulu padanya.

Dan yang tidak aku sangka dia malah mengangguk seakan sangat mempercayai aku saat itu, bahkan sejak awal dia tahu bahwa aku adalah Ros bukan Rosa, dia tetap tidak membongkar identitas diriku dan malah terus membantu aku mendapatkan rumah dan pekerjaan.

"Tentu aku akan mempercayai dirimu, aku sudah mengidolakan kamu sejak kamu debut Ros," ucapnya lagi yang membuat aku hampir terharu di buatnya.

Aku pun menceritakan semua kejadian masa lalu itu kepada Rasya dan dia juga ikut terbelalak kaget mendengar semua pengakuan dariku saat itu.

"Bagaimana bisa kau di jebak seperti itu, dan apa kamu tidak curiga dengan menegermu itu, mungkin saja dia yang menjebakmu, karena dia yang telah memberikanmu minuman itu, dan kenapa kamu tidak berusaha untuk mencari tahu kebenarannya, termasuk siapa ayah dari bayimu itu." Ucap Rasya kepadaku.

Tidak aku sangka ternyata masih ada satu orang di dunia ini yang mempercayai aku sepenuhnya seperti Rasya ini, dia bahkan terlihat begitu tulus saat ikut marah dan memiliki pemikiran yang sama denganku tentang kecurigaan kepada Desi, melihat dia mempercayai aku sampai seperti itu, aku sudah sangat senang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!