NovelToon NovelToon

Membeli Benih Mantan Kekasih

Permintaan Cucu dari Mertua

Hai, terima kasih buat siapapun yang sudah mampir ke karya saya yang berjudul 'Membeli Benih Manta Kekasih' semoga dengan membaca novel ini bisa menghibur.

Mungkin karya ini rada sedikit ekstrim, karena alur yang bertentangan dengan moral, dan juga ajaran agama apapun itu. Namun, terlepas dari itu novel ini memang diperuntukkan mengikuti Event yang diadakan di platform ini. Jadi bisa dibilang Author hanya mengikuti alur yang sudah ditentukan dari pihak platform. Semoga novel ini memberikan pelajaran, cintailah makhluk Tuhan sewajarnya, sehingga tidak harus melakukan apapun untuk melakukan hal-hal yang dilarang.

Selamat membaca....

...****************...

Di balik jendela seorang wanita berparas cantik, dan berpenampilan anggun, tengah melamun. Ia masih terpikirkan ucapan kedua mertuanya siang tadi. Di mana kedua mertua, kembali menanyakan kehamilan. Sebenarnya ini bukan pertanyaan pertama yang ditujukan pada sang menantunya. Namun wanita berparas cantik itu biasanya menanggapi dengan santai. Ia terus beranggapan bahwa dirinya yang belum hamil karena ia dan suami belum dikasih kepercayaan oleh Tuhan. Namun, entah mengapa Kimi masih saja kepikiran dengan dirinya yang tidak kunjung hamil sedangkan pernikahanya dengan sang suami sudah berjalan lima tahun.

Namun, wanita yang biasa dipanggil Kimi pun mulai memikirkan usulan sang mertua yang meminta agar ia dan sang suami melakukan check kesuburan. Agar tahu dengan apa yang terjadi.

“Apa aku dan Mas Xyan memeriksakan diri ke dokter spesialis SPOG (Spesialis Obstetrisian dan Ginekologi) yah, setidaknya kami tahu apakah kondisi kami subur atau salah satu di antara kita ada yang bermasalah,” batin Kimi. Wanita cantik itu tahu kalau kedua mertuanya sudah sangat ingin menimang cucu, hal itu karena Xyan adalah anak satu-satunya sedangkan keluarganya adalah keluarga kaya raya yang butuh keturunan untuk melanjutkan bisnisnya.

Dengan langkah kaki yang berat, Kimi langsung mengayunkan kakinya ke ruangan kerja sang suami. Ia akan mencoba berbicara dengan Xyan masalah memeriksakan kesuburan pada dokter.

Meskipun dalam batin Kimi, ia merasakan cemas, dan takut kalau-kalau dia yang bermasalah kesuburannya. Dan mungkin saja nanti Xyan akan meninggalkannya dan mencari pengganti wanita lain. Namun, wanita itu tidak ingin egois dan juga kasihan pada kedua orang mertuanya yang sudah sampat menginginkan cucu hadir meramaikan rumah besar mereka.

“Masuk saja Sayang,” ucap Xyan dari dalam ruangannya, laki-laki itu sudah tahu kalau yang mengetuk pintu adalah sang istri.

“Mas lagi sibuk yah? Kalau Kimi ingin ngobrol sesuatu apa akan mengganggu waktu kerja Mas?” tanya Kimi dengan suara yang lembut, dan duduk di hadapan sang suami. Wanita itu memang selain cantik kepribadiannya sangat baik, itu sebabnya kedua mertuanya dan sang suami sangat menyayangi Kimi. Meskipun wanita cantik itu tidak memiliki orang tua, tetapi dia tidak kekurangan kasih sayang, itu semua karena sang mertua dan suami yang sangat baik.

“Memang kapan kamu ganggu pekerjaan Mas?” tanya Xyan dengan menutup laptopnya, dan kini laki-laki itu pun terfokus pada sang istri. Meskipun tanpa polesan make up tetapi kecantikannya tidak pernah bosan dipandang mata. “Katakan mau ngomong apa? Kenapa Mas lihat dari wajah kamu sepertinya sangat tegang,” imbuh Xyan dengan memberikan seulas senyum, agar sang istri tidak tegang lagi.

“Jujur, Kimi masih terpikirkan omongan Papi dan Mami kemarin. Apa yang dikatakan mereka ada benarnya. Kita sudah menikah lebih dari lima tahu, tetapi kita belum punya momongan, apa tidak lebih baik kita memeriksakan kesuburan pada dokter. Lalu kita melakukan program hamil. Mungkin saja dengan kita yang berusaha dengan bantuan dokter. Kita akan dikaruniai buah hati. Rasanya sepi juga rumah tanpa adanya tangisan dari anak kecil. Selama ini kita terlalu nyaman dengan hubungan kita yang hanya berdua, sudah cukup masa pacaran kita, dan sepertinya ini saat yang tepat untuk menjalani program kehamilan,” ucap Kimi dengan suara yang lirih, dan pandangan mata menunduk ke bawah serta jemari tangan yang sejak tadi saling bertaut untuk mengurai kecemasannya.

“Yah, Mas setuju dengan apa yang kamu katakan, besok kita akan berkunjung ke dokter untuk memeriksakan kesuburan kita. Benar yang dikatakan oleh kamu, selain kita yang merasakan kesepian, Papi dan Mami juga pasti sudah sangat ingin menggendong cucu,” balas Xyan, dengan tatapan yang terus menatap sang istri. Pernikahan mereka memang sudah memasuki usia lima tahun, tetapi Xyan seolah setiap hari dibuat makin cinta pada sang istri yang sopan dan selalu mengertikan dirinya dan juga orang tuanya.

“Syukurlah, Kimi akan hubungi dokter Rina, dan Mas bisa lanjutkan pekerjaan Mas,” ucap Kimi, dengan tubuh beranjak dari duduknya dan bersiap akan kembali ke kamarnya untuk membuat janji dengan dokter Rina, dokter kepercayaannya sekaligus dokter spesialis kandungan.

“Mas akan segera menyusul kamu, karena sebenarnya pekerjaan Mas juga tidak terlalu banyak.”

“Kimi tunggu di kamar.” Kimi pun langsung membalas dengan senyum manisnya dan memberikan kode cinta untuk sang suami.

Sesampainya di kamar Kimi langsung meraih benda pipi yang ia simpan di atas nakas, nomor dokter Rina menjadi tujuan pertama yang ia cari. Dengan tangan bergetar Kimi menekan nomor dokter yang selama ini menjadi dokter kepercayaan sekaligus teman curhat.

Yah, selama ini Kimi pun bukan tidak pernah berkonsultasi pada dokter spesialis kandungan, bahkan mungkin Kimi hampir setia bulan Kimi akan konsultasi bertanya tips dan cara agar ia segera hamil, tetapi yang ia lakukan hanya meminta tips cara segera hamil, tanpa memeriksakan diri baik Kimi maupun suaminya. Mereka selama ini yakin kalau di antara mereka semuanya subur dan masalah anak hanya menunggu rezeki dari Tuhan.

[Hallo Kim, ada apa nih, kok tumben kamu telepon malam-malam,] sapa dokter Rina dengan nada bicara yang sopan, begitu mengangkat telepon dari Kimi.

[Gini Dok, besok saya dan Mas Xyan akan memeriksakan kesuburan apa kira-kira dokter Rina bisa?] tanya Kimi begitu sang dokter mengangkat sambungan teleponnya.

[Oh, bisa kamu dan Xyan datanglah seperti biasanya, aku akan siapkan semuanya,] balas dokter Rina lagi. Sebenarnya tanpa Kimi memberitahukan dulu kalau dia akan datang, dokter Rina juga pasti akan memberikan waktu spesial pada Kimi, apalagi Kimi dan Xyan adalah pasien khususnya.

[Tapi, untuk hasilnya nanti seperti biasa yah Dok.] Kimi melakukannya untuk berjaga-jaga ia tidak ingin nanti apabila ada yang bermasalah malah menjadi konsumsi publik, belum menjadi orang yang bermasalah kesehatannya pasti tidak nyaman oleh sebab itu Kimi ingin dokter Rina, sebelum memutus akan memberi amplop pada Xyan dan Kimi sendiri, sebagai bukti yang menguatkan, wanita itu diam-diam meminta agar dokter Rina, mengabarkan lebih dulu hasil dari pemeriksaan mereka nantinya.

[Kamu tenang saja Kimi, bukanya kita sudah saling terbuka. Masalah seperti itu bisa diatur,” jawab dokter Rina, yang langsung paham dengan apa yang Kimi katakan. Padahal wanita itu tidak menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi.

******

Jeritan alarm dari ponsel, berhasil membangunkan Kimi dari mimpi indahnya, wanita itu langsung menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna wanita cantik itu langsung mengayunkan kakinya menuju kamar mandi, hari ini ia dan sang suami akan melakukan serangkaian pemeriksaan, ia sebelumnya sudah janji dengan dokter Rina untuk melakukan cek kesuburan. Oleh sebab itu ia bangun lebih awal.

Biasanya Kimi akan bangun di jam tujuh itu pun sudah cukup pagi, berhubung semua kerajaan sudah dikerjakan oleh asisten rumah tangga sehingga dia hanya melayani suaminya yang akan berangkat kerja. Kehidupan yang banyak diimpikan oleh bayak wanita.

Pukul sembilan Kimi dan Xyan sudah bersiap menuju ke rumah sakit. “Mas, Kimi kok deg-degan yah takut hasilnya jelek. Bagaimana kalau nanti ternyata Kimi bermasalah,” tanya Kimi pada sang suami. Pikiran buruk ini yang sejak semalam mengganggu tidurnya.

“Sayang, Mas akan selalu cinta sama kamu apa pun nanti hasilnya.” Xyan memberikan jawaban yang berhasil membuat Kimi jadi jauh lebih tenang. Yah sebenarnya wanita itu tahu kalau Xyan tidak mungkin meninggalkan dia demi wanita lain, karena Kimi sudah sangat tahu betul kalau suaminya sangat cinta pada dirinya seorang.

Kembali Kimi merasakan tegang yang teramat ketika sudah sampai di depan ruangan pemeriksaan dokter Rina. Padahal dari semalam, dan pagi tadi Kimi sudah sangat yakin kalau dia akan siap apa pun hasilnya nanti, tetapi alam bawah sadarnya terus menujukan kecemasan.

“Kamu tenang saja, semuanya pasti baik-baik saja.” Xyan merangkul sang istri yang tampak pucat wajahnya, dan benar saja Kimi setelah mendapatkan pelukan dari sang suami perasaanya jauh lebih tenang.

Satu demi satu serangkaian pemeriksaan pun Kimi dan Xyan jalani, hingga dua jam pasangan suami istri itu melakukan kontrol untuk memastikan bahwa mereka baik-baik saja dan normal, tidak ada yang cacat dalam reproduksinya.

“Kira-kira hasilnya kapan Dok?” tanya Xyan yang mewakilkan pertanyaan Kimi juga.

“Besok, hasilnya sudah ke luar, dan nanti kalau hasilnya sudah keluar kami akan hubungi Kimi untuk mengambil hasilnya, karena ini adalah rahasia dan penting makan besok usahakan Kimi yang ambil yah,” balas dokter Rina dengan memberikan pandangan penuh arti pada Kimi.

“Baik Dok, besok begitu Anda hubungi saya maka saya akan segera datang ke rumah sakit. Malah kalau bisa hasilnya keluar malam ini jangan tunggu besok sudah tidak sabar,” ucap Kimi, yang langsung di sambut gelak tawa.

“Sabar Sayang, kamu itu kalau apa-apa tidak sebaran,” sela Xyan sembari mengusap punggung tangan sang istri yang tampak dingin itu.

“Baiklah Dok, kalau gitu kami pulang dulu yah. Pokoknya kalau hasilnya sudah keluar langsung koling-koling yah Dok,” ucap Kimi sekali lagi dan dibalas anggukan kuat oleh dokter Rina.

“Siap Kimi, pokoknya begitu semuanya keluar, langsung diinfokan.”

Setelah semuanya selesai Kimi dan sang suami pun kembali pulang, dan menunggu hari esok dengan harap-harap cemas.

Bersambung....

Pil Pahit Kehidupan

Kimi mematung tidak bisa berkata-kata ketika dokter kepercayaan memberikan hasil dari pemeriksaan yang Kimi dan Xyan lakukan kemarin. Yah, pasangan yang sudah menikah lebih dari lima tahun itu pada akhirnya melakukan kunjungan pada dokter untuk memeriksakan diri apakah mereka ada masalah dengan kesuburannya. Karena dorongan orang tuan Zyan yang sudah tidak sabar menginginkan cucu. Berharap kalau semuanya subur dan tidak ada masalah Kimi niatnya akan melakukan program kehamilan, tetapi nyatanya justru Kimi harus menelan pil pahit. Di mana sang suami ternyata tidak bisa mempunya buah hati karena kesuburannya terganggu.

Namun Kimi tidak bisa memberikan hasil yang sesungguhnya demi menjaga perasaan sang suami. Justru Kimi harus mengatakan yang sebaliknya, dia mengatakan kalau Kimi dan Xyan semuanya subur, dan dengan saran dari dokter Kimi dan Xyan,dan mereka pun akan tetap berpura-pura melakukan program kehamilan.

Masalah tidak langsung selesai dengan Kimi berbohong kalau hasilnya semua baik-baik saja, karena kedua orang tua Xyan terus berharap kalau Kimi bisa memberikan cucu. Yah, Kimi selain karena sudah terlalu cinta dengan Xyan, dan sayang juga dengan kedua mertuanya. Ia pun tentunya tidak mau kalau dia akan tersisih dari keluarga kaya itu, sedangkan dia adalah seorang anak yang sudah yatim piatu sejak kecil. Di mana selama ini Kimi hanya tinggal bersama paman dan bibinya yang hanya orang biasa. Karena menikah dengan Xyan hidup Kimi jauh lebih baik lagi. Apabila dia berpisah dengan Xyan, artinya dirinya akan kembali pada kehidupan yang dulu lagi, menjadi wanita yang miskin, dan banting tulang untuk memenuhi kehidupannya.

Wanita cantik itu langsung bergegas untuk menemui dokter Rina, hanya dengan sang dokter Kimi bisa bertanya-tanya bagaimana caranya dirinya tetap bisa memiliki keturunan. Kimi juga akan meminta kerja sama dengan dokter Rina. Tidak menunggu waktu lama Kimi pun saat ini sudah sampai di depan ruangan periksa dokter Rina. Tubuhnya tiba-tiba tremor, ia terlalu takut kalau nanti sang suami mengetahu hasil pemeriksaannya dan bisa saca berputus asa. Kimi tidak ingin Xyan tahu fakta bahwa dirinya mandul. Ia tidak ingin sang suami berkecil hati, biarkan dia berbohong agar sang suami tidak sedih.

Dengan tangan bergetar Kimi membuka pintu berwarna coklat, tentu sebelumnya wanita cantik itu sudah membuat janji dengan sang dokter.

Wanita berpakaian jas putih yang sedang duduk pun langsung mengangkat wajahnya dan menatap kosong pada Kimi, begitu pun Kimi yang tampak sedih dengan kabar yang barusan ia dapat, dari wanita yang ada di hadapannya.

“Saya takut, nanti Xyan tahu fakta ini?” ucap Kimi, begitu bokongnya di letakan di kursi berhadapan dengan dokter Rina.

“Xyan tidak akan tahu, kalau kita tidak memberitahunya. Aku sudah membuat hasil check up palsu yang mengatakan kalau kalian tidak ada masalah. Sesuai dengan yang kamu inginkan.” Dokter Rina memberikan dua amplop berwarna putih yang sudah dia atur sesuai dengan keinginan Kimi.

Tangan Kimi dengan bergetar mengambil amplop itu dan menatapnya kosong. “Lalu bagaimana caranya agar aku bis hamil Dok. Kimi sangat cinta dengan Mas Xyan bahkan kalau bukan keinginan Papi dan Mami, Kimi tidak masalah menjalani pernikahan ini tanpa adanya buah hati,” ucap Kimi dengan suara yang mulai parau, wanita itu menangis sedih ketika tahu kalau laki-laki yang sangat dia cintainya divonis mandul.

“Sebenarnya aku ada cara agar kamu bisa hamil, tapi cara ini cukup berisiko,” ucap Dokter Rina yang ingin menenangkan Kimi menangis, wanita itu bisa mengerti perasaan Kimi yang pasti sangat hancur ketika tahu kalau pasangan kita mandul, dan artinya tidak akan bisa menghamilinya.

Kimi langsung mengangkat wajahnya, dengan mata merah ia menatap dokter Rina. “Katakan Dok, Kimi akan melakukannya apa pun itu agar Kimi bisa membahagiakan kedua mertua Kimi dan juga tanpa menyakiti suami.”

Ia yang dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua, ketika dimanjakan oleh kedua mertuanya maka dia tidak ingin sedikit pun membuat orang-orang yang sudah percaya pada dirinya kecewa. Wanita itu berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan berkorban apa pun untuk membahagiakan orang-orang yang telah sayang dengan dirinya.

“Kamu tetap bisa hamil, dengan cara membeli benih dari laki-laki lain tentunya yang bisa dipercaya. Sebenarnya ada banyak cara agar kamu bisa hamil tanpa berhubungan tetapi harus menggunakan tim medis yang pastinya profesional dan tidak sedikit, kalau tim medis tidak bisa dipercaya rahasia semuanya akan terbongkar, dan cara satu-satunya adalah dengan cara diam-diam kamu membeli benih dari laki-laki lain dan melakukan hubungan di belakang Xyan dengan perjanjian, itu menurut aku lebih terjaga kerahasiaannya, karena yang tahu hanya kamu dan laki-laki itu.” Dokter Rina berbicara dengan berbisik. Padahal sebenarnya mau bicara normal pun tidak akan ada yang dengar. Namun, berhubung ini misi super rahasia sehingga dalam alam bawah sadarnya dia berbicara yang cukup pelan

Kimi tidak langsung menjawab apa yang dokter Rina, katakan dia berusaha mencerna apa yang dokter Rina usulkan. Memang benar apabila dia melakukan terapi kehamilan dengan cara inseminasi intrauterin (IUI) atau In Vitro Fertiliation (IVF) Maka dia harus berhubungan dengan tenaga medis, belum harus mencari pendonor bibit yang pasti bakal banyak orang yang terlibat, belum nanti dirinya yaang bolak-balik ke rumah sakit. Bisa menimbulkan kecurigaan serta risiko gagal, bisa jadi misi belum selesai keluarga Xyan sudah tahu lebih dulu.

“Saya setuju dengan ide Dokter, kalau gitu ini jadi rahasia kita berdua Dok,” balas Kimi, setelah dirinya mempertimbangkan dengan matang apa yang dokter Rina sarankan.

“Kamu tenang saja, kalau ini berhasil kamu bukan orang satu-satunya yang menggunakan cara itu, sebelumnya ada juga yang menggunakan cara itu dan itu berhasil. Bahkan sampai detik ini rahasianya tetap aman. Nanti aku akan berikan vitamin untuk penyubur, agar kamu sekali berhubungan langsung jadi, tapi kembali lagi ke nasib dan kehendak Tuhan,” balas dokter Rina, yang langsung di balas dengan anggukan kepala kuat oleh Kimi.

Setelah berbincang-bincang dengan dokter Rina, dan kini Kimi pun berpamitan. Tugasnya saat ini adalah dia mencari laki-laki yang bisa dia jadikan orang yang mau menanamkan benihnya di rahim Kimi.

“Aku harus segera cari laki-laki itu, aku harus cari orang yang bisa dipercaya dan juga pastinya sedang membutuhkan banyak uang untuk menopang hidupnya. Tapi kira-kira siapa yah.” Sepanjang lorong rumah sakit Kimi pun terus bermonolog dalam batinnya, mencari ide kira-kira siapa laki-laki yang bisa dia beli benihnya.

“Zeno...” Tiba-tiba pikiran Kimi teringat pada Zeno di mana laki-laki itu adalah mantan kekasih Livy.

Diam-diam Kimi pun mencari tahu tentang mantan kekasihnya. Yang mana Kimi sangat yakin kalau Zeno pasti mau diajak kerja sama dengan dirinya. Itu karena Zeno sampai detik ini juga masih menyimpan perasaan pada Kimi.

“Yah, aku sepertinya harus meminta bantuan Zeno, dia laki-laki baik. Apalagi dia sekarang sepertinya sedang membutuhkan bantuan materi, bukanya Bibi Zunai sedang sakit, dan membutuhkan banyak uang untuk berobat. Zeno pasti mau menukar bibitnya dengan tumpukan materi. Zeno anak yang berbakti dan sangat menyayangi sang ibu, sehingga kesempatan ini bisa aku manfaatkan,” batin Kimi.

Senyum tipis pun tersungging di bibir Kimi. Apalagi mantan kekasihnya itu sudah terbukti orang yang bisa menyimpan rahasia. Sebelumnya mereka juga pernah melakukan hubungan diluar nikah, tentunya saat mereka masih pacaran, dan rahasia semuanya terjaga hingga saat ini.

Kimi, sangat yakin kalau Zeno akan mau membantu dirinya. Yah, meskipun Kimi sudah menikah dengan Xyan, nyatanya hubungan Kimi masih terjalin dengan Zeno itu semua karena Zeno adalah sepupu jauh dari almarhum ibunya itu sebabnya Kimi masih menyimpan kontak Zeno. Dan Xyan yang tahu kalau Kimi dan Zeno sepupu jauh pun memakluminya kalau masih berkomunikasi dengan mantan kekasihnya.

Otak Kimi pun bekerja bagaimana caranya dia bisa memberikan cucu untuk keluarga suaminya tanpa ketahuan kalau anak yang ia kandung bukan anak dari suaminya. Dan juga cara berbicara dengan Zeno agar laki-laki itu mau memberikan anak untuknya.

#Sepupu jauh : Almarhum ibu Kimi memiliki kakak ipar dan kaka iparnya memiliki ipar lagi yaitu Bibi Zunai.(Nama ibu Zeno)

Bersambung....

Tawaran Kerja Sama, untuk Zeno

Hampir sepanjang perjalanan dari ruangan dokter Rina, Kimi pun terus memikirkan ucapan sang dokter. Otaknya benar-benar ia peras dengan kuat untuk mencari ide bagaimana caranya ia berbicara pada Zeno. Begitu sampai di dalam mobil wanita itu pun mencoba untuk menghubungi sang mantan kekasih.

“Pak, maaf bisa tinggalkan saya sendirian di mobil,” ucap Kimi, yang tidak mau nanti sang sopir mendengar obrolan dirinya dengan sang mantan kekasih.

“Baik Neng.” Tanpa menunggu lama, sopir yang sudah siap di belakang kemudi untuk mengantarkan sang majikan pun langsung turun dan meninggalkan Kimi sendirian di dalam mobil.

Sedangkan Kimi, langsung mencoba menghubungi sang mantan kekasih, di mana Kimi tahu kalau Zeno sedang butuh uang yang tidak sedikit. Dalam hati wanita cantik itu sangat yakin kalau Zeno bisa menolong dirinya dari masalah ini. Kimi tahu Zeno adalah orang baik, dan tidak mungkin dia akan membocorkan apa yang menjadi rahasia mereka.

[Mimpi apa aku semalam, kenapa bisa dihubungi sama kamu. Biasanya aku chat saja tidak pernah dibalas.] ucap Zeno begitu sambungan telepon Kimi diangkat, setelah cukup lama wanita itu menghubunginya.

[Aku dengar Bibi Zunai sedang sakit, dan kamu sedang butuh uang banyak?] balas Kimi langsung, tanpa basa basi.

[Yah, kenapa kamu mau bantu aku?] Zeno di seberang telepon tentu berharap banyak kalau Kimi bisa membantu dirinya dari masalah ini. Di mana sang ibu sakit cukup parah, dan dia yang menjadi anak satu-satunya pun harus memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan sang ibu, belum dia harus ke luar rumah untuk bekerja dan itu sangat berat untuk Zeno jalani. Andai dia banyak uang ingin dia berhenti kerja dan dia akan tetap di rumah untuk menjaga sang ibu tercinta.

[Aku bisa bantu, tapi ada syaratnya. Aku ingin mengajak kamu kerja sama. Dan ini sangat rahasia jadi aku akan memberikan imbalan yang tidak sedikit.] Sesuai yang Kimi rencanakan, semuanya berjalan dengan lancar. Zeno sedang benar-benar terlilit kebutuhan sehingga imbalan uang adalah jalan ninjanya agar Zeno mau menerima tawarannya.

[Katakan kerja sama apa? Aku tidak mau kalau terlalu berisiko,] balas Zeno dengan santai.

[Tidak akan bahaya, asal kamu tutup mulut kamu rapat-rapat. Tapi kalau kamu berani macam-macam dan membuka mulut kamu, pekerjaan ini bisa jadi pekerjaan paling berbahaya,] balas Kimi dengan tersenyum manis, ia sangat senang dengan kabar bahagia ini, meskipun secara langsung Zeno, belum menerima tawarannya, tetapi ia sudah bisa memastikan kalau Zeno tidak akan menolak.

[Cepatlah katakan kerja sama apa yang kamu maksud, karena aku sedang bekerja!]

[Aku ingin membeli benih dari kamu. Ini memang terdengar gila, tapi hanya kamu orang yang paling aku percaya.] Meskipun Kimi ragu dan bingung mau memulainya dari mana, tetapi dengan keberanian dan desakan keadaan ia harus memulai dari keberanian hatinya, dan dengan terbata dia pun langsung mengatakan tujuan dia mengajak kerja sama dengan sang mantan.

[Hah apa? Kamu mau membeli benih dari aku? Benih apa? Apa suami kamu mandul, impoten atau apa sehingga kamu mencari kepuasan dari laki-laki lain... Hahahah] Suara gelak tawa dari balik telepon terdengar dengan nyaring di telinga Kimi. Wanita itu sakit ketika Zeno mengatakan sang suami seperti itu, tetapi dia juga tidak bisa mengelak kalau salah satu yang Zeno katakan ada benarnya.

Kimi memejamkan matanya, berusaha mengatur emosinya, dan akan berbicara baik-baik agar sang mantan tidak berpikiran buruk dengan suaminya, ia melakukan ini juga karena desakan keadaan. Andai bukan ingin dia membahagiakan suami dan mertuanya Kimi tidak akan mau melakukan hubungan terlarang ini, apalagi risikonya sangat besar kalau sampai rahasianya bocor.

[Aku tahu kamu pasti akan berpikiran seperti itu, tapi percayalah apa yang aku lakukan karena terpaksa. Mas Xyan bukan tidak mampu melayaniku dan membuat aku puas, justru dalam urusan batin aku sangat bahagia karena memiliki suami seperti dia, tapi dia adalah laki-laki yang kurang beruntung. Dia tidak beruntung seperti laki-laki lain, dia mengalami masalah pada kesuburannya, dan itu pasti sangat sakit untuk dia. Makanya aku tidak ingin membuat dia sedih dengan tahu fakta ini. Dia sangat ingin anak dan aku rela melakukan apa pun untuk membahagiakan dia dan tolong kamu sebagai sesama laki-laki juga mengerti berada di posisi Mas Xyan pasti akan sangat sedih kalau tahu ada cacat dalam kesuburannya. Tidak seorang pun ingin mengalami di posisi itu.] Kimi dengan sangat pelan dan menahan tangis menjelaskan apa yang terjadi dia tidak ingin kalau Zeno merendahkan suaminya.

[Sorry kalau ucapanku menyakiti kamu,] balas Zeno, kali ini dengan nada bicara yang jauh lebih enak untuk didengar.

[Terus bagaimana? Apa kamu mau membantu aku? Aku janji akan memberikan uang yang tidak sedikit untuk kamu, asal kamu bisa tutup mulut dengan rapat-rapat, dan rahasia ini hanya kita berdua yang tahu,] jelas Kimi ketika dia melihat ada kesempatan kalau Zeno bisa mengerti berada di posisi sang suami yang bernasib kurang beruntung itu. [Kamu tenang saja aku tidak akan berbohong soal uang itu, kamu akan dapat uang yang banyak untuk pengobatan Bibi Zunai. Bukanya Bibi butuh uang banyak? Apa kamu tega melihat Bibi sakit terus, kalau kamu punya uang banyak kamu bisa memilih pengobatan terbaik untuk Bibi, kapan lagi kamu bisa bahagiakan Bibi, mungkin ini cara kamu bisa membalas bakti kamu pada Bibi Zunai. Aku juga janji setelah aku bisa hamil, aku akan menambahkan uang lagi untuk kamu, dan uang itu bisa kamu gunakan untuk memulai usaha dan memulai hidup yang lebih baik lagi. Aku akan menambahkan uang kalau kamu bisa dipercaya,] imbuh Kimi, ketika wanita itu melihat kala Zeno tampak diam, dan mungkin Zeno masih ragu dengan tawaran kerja sama dari dirinya.

[Berapa uang yang kamu berikan untuk sekali hamil?] tanya Zeno, bukanya mereka juga dulu saat pacaran sudah sering melakukan hubungan ini, dan ketika sekarang diminta melakukan lagi bukanya ini termasuk keberuntungan. Itu yang ada dalam pikiran Zeno apalagi dapat bayaran, bak menyelam minum air itu yang Zeno pikirkan.

[Satu miliar, kalau aku hamil akan aku berikan lagi satu miliar,] jawab Kimi dengan suara dikecilkan. Yah, meskipun tidak akan yang dengar ucapan mereka, Mengingat mereka berbicara di tempat yang cukup aman.

[Ok deal, kapan kita akan melakukannya?] tanya Zeno dengan suara yang terdengar sangat bersemangat. Kapan lagi dia bisa menikmati tubuh Kimi, yang sudah menjadi mantan kekasih. Rezeki memang tidak kemana. Itu yang ada dalam pikiran Zeno.

[Tunggu info dari aku. Lusa Mas Xyan akan melakukan kunjungan ke luar Negri, mungkin itu waktu yang tepat untuk kita melakukan hubungan itu. Tapi ingat ini rahasia untuk kita, setelah aku hamil kamu harus pergi dari kehidupan aku. Kamu juga jangan hubungi aku, kecuali aku yang menghubungi kamu,] ancam Kimi dengan nada bicara yang dingin.

[Kamu tenang saja Kimi, aku bisa diandalkan asal kamu juga menepati janji kamu memberikan uang dua miliar untuk aku menghamili kamu,] balas Zeno dengan senyum terkembang sempurna. Mungkin ini yang namanya rezeki nomplok, atau justru ini yang namanya dapat durian runtuh.

[Aku pegang janji kamu, jangan sampai kamu bermain-main dengan aku, karena aku tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan kamu dengan caraku.] Kimi terus mengancam Zeno, meskipun dalam hati kecilnya dia tetap percaya pada sang mantan kekasih, karena Kimi tahu betul kalau Zeno adalah orang yang baik, itu alasannya dulu dia jatuh cinta pada dirinya. Selain tampan, Zeno juga memiliki kepribadian yang baik, santun dan yang terpenting laki-laki itu sayang pada keluarga dan tidak memiliki rekam kejahatan yang memalukan keluarga.

[Siap, calon ibu dari anak aku.]

Nut... nut... Kimi langsung menutup sambungan teleponya ketika ia merasa urusannya dengan Zeno sudah selesai.

Wanita itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan melemparkan kepalanya ke headrest, ia memejamkan matanya dan tangan kirinya memegang dada sebelah kanan jantungnya berdetak semakin kencang, dan perasanya tidak menentu. Wanita itu memejamkan matanya, berusaha mengurai perasanya yang tidak menentu, ada rasa bersalah yang menyelimuti perasaannya. Namun, ia juga tidak bisa diam saja ia sangat mencintai sang suami. Bahkan kalau dia diminta menyerahkan nyawanya untuk memberikan kehidupan untuk sang suami, ia akan melakukannya demi pembuktian cinta.

Sama seperti saat ini, dia rela berbuat yang sangat buruk di mata manusia lain, tetapi percayalah yang dia lakukan demi memberikan kebahagiaan untuk orang-orang yang sangat dia cintai. Meskipun risikonya sangat besar ia rela menanggungnya nanti, asal ia bisa melihat senyum bahagia di wajah keluarga tercinta.

“Bukanya cinta butuh pengorbanan? Dan aku akan mengorbankan apa pun itu untuk membuktikan cinta?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!