Dia bernama Raffa Putra Pradipta.Seorang CEO muda di usia 25th seorang lulusan MBA dari Harvard University-Cambridge USA. memimpin beberapa perusahaan SukmaJaya Corporation yang di dirikan sang ayah. Bukan mudah meneruskan sebuah perusahaan yang telah maju pesat berkat tangan sang ayah tapi justru menjadi beban tersendiri untuknya. Ia tak boleh gagal karena banyak,ada puluhan juta karyawan yang bergantung dari kelangsungan perusahaan di bawah kepemimpinannya.
Memiliki paras tampan seperti sang ayah tak menjadikannya menjadi pribadi yang memanfaatkan paras serta kekayaannya untuk menarik banyak wanita. Berbeda dengan sang adik Defano Adi Pradipta remaja 17th yang masih berseragam putih abu-abu yang menjadi sosok playboy tapi manja pada sang bunda.
Selain Defano ada sang adik perempuan yang sangat ia jaga dan ia lindungi. Gadis cantik nan santun bernama Difa Ayu Putri Pradipta
Seorang mahasiswa semester 5 jurusan arsitektur di Universitas Indonesia mengikuti jejak sang ayah yang sangat ia banggakan.
Raffa sangat menjaga adik-adiknya karena belajar dari pengalaman di tambah sang ayah yang selalu sibuk perjalanan bisnis dan sering membawa sang bunda maka Raffa lah menjadi garda terdepan dalam menjaga adik-adiknya.
"Abang,nanti pulang sekolah Defan ada tanding basket antar sekolah ke SMA 45."
"Hmm terus?"
"Ck..bang,bilangin sama om-om itu jangan terlalu dekat,jaga di depan sekolah aja dan jangan ikut masuk!"
Protes Defano pada para bodyguard yang selalu menjaganya.
"Kenapa?Bukankah biasanya juga tidak apa?"
"Bang di sma 45 ada cewek yang lagi Defan taksir,malu lah nanti kesannya Defan itu anak manja."
"Oke,tapi ingat kalau sekali lagi kamu tawuran maka mereka akan makin dekat denganmu."
"Siap kapten."
"Kalau kamu kenapa dari tadi diam Dif?" Tanya Raffa pada adiknya yang duduk di sebelahnya,sudah menjadi rutinitas paginya untuk mengantar adik-adiknya ke sekolah sejak kecil.
"Eh..tak apa bang." Ujar Difa
"Bohong itu bang kemarin kakak baru di tembak sama cowok di kampus."
Ckiittttt....
Raffa mengerem mendadak mobilnya.
"Kamu tak apa dek...?"
Pffftttttt
Defano menahan tawanya di kursi belakang.
"Bang maksudnya ada cowok yang minta dia jadi pacarnya."
Huh...Raffa lega.
"Makanya bang pacaran jadi tahu apa itu istilah tembak menembak,bukan pakai pistol seperti yang abang kira."
Raffa langsung menatap tajam adik bungsunya membuat Defan seketika diam.
Raffa kembali melajukan mobilnya menuju sekolah Defan. Nanti setelah mengantar Defano baru ia akan membicarakan dengan Difa.
.
.
Kini hanya ada Raffa dan Difa di dalam mobil
"Kenapa kamu melamun?"
"Tidak apa bang..."
"Kamu suka juga sama cowok yang nembak kamu?"
Difa menggeleng pelan tapi yakin,
"Lha terus masalahnya apa?"
"Difa...." Ucap Difa ragu-ragu.
"Katakan sama abang atau abang akan marah sama kamu..."
"Jangan bang..."
"Terus...cerita..."
"Siena...."Ucap Difa lirih..
"Kenapa dengan Siena?Apa dia suka juga sama cowok yang memintamu jadi pacarnya?"
Difa menggeleng " Kata Siena harus di terima biar...biar..."
Raffa menghela nafasnya,
"Biar kamu punya pacar dan tidak bergantung lagi sama abang?"
Difa kaget dengan apa yang Raffa ucapkan, Raffa benar sepupunya itu memang memintanya untuk jangan terlalu bergantung pada abangnya.
"Dengar Difa,mau kamu punya pacar siapapun itu atau bahkan kamu punya suami kelak abang akan selalu ada untuk melindungi kalian..."
"Tapi bang,Siena juga butuh waktu abang.. "
"Sudah sampai,dengar jika kamu menyukai pria itu dan dia pria baik semua keputusan abang percayakan sama kamu,tapi jika tidak ada rasa jangan memaksakan hubungan karena itu hanya akan membuat beban yang membuatmu tak bahagia,kamu mengerti kan maksud abang?"
"I...iya bang.." Difa menganggukan kepalanya mengerti apa yang di maksud kakaknya.
"Ya sudah sana kuliah yang rajin!"
Raffa meraih ponselnya dan mendial nomor seseorang,"Ingat jaga mereka jangan terlalu jauh.." Peringat Raffa pada bodyguard adik-adiknya di seberang telpon.
Setelah mengantar Difa,Raffa berlalu menuju kantornya.Raffa langsung di sambut Ciko sahabat sekaligus asisten pribadinya juga Stevi sekretarisnya yang diam-diam menaruh rasa padanya.
"Apa jadwalku hari ini Stevi?"
"Hari ini anda ada jadwal makan siang dengan nona Siena kemudian ada meeting pukul 2 siang dengan dewan direksi."
"Apa jadwal makan siang bisa di tunda besok?"
"Maaf pak,tidak bisa nona Siena sudah merajuk karena 2 kali gagal makan siang dengan anda,juga besok anda ada perjalanan ke Surabaya meninjau proyek yang mangkrak di sana."
Raffa memijit kepalanya. Ia bingung bagaimana harus menghadapi gadis manja itu. Bukannya Raffa tak menyukainya,bagaimanapun dia juga adiknya hanya saja ia tak bisa membalas perasaan gadis itu untuknya,baginya ia hanya bisa menyayanginya sebatas adik tak lebih.
"Ciko apa ke Surabaya bisa di tunda?"
"Bisa saja tuan,tapi para investor akan memikirkan ulang proyek itu jika anda terlihat tak serius.Peninjauan ini sudah di tunda 3 kali maka jika sekali lagi..."
"Baiklah aku paham..Stevi kau siapkan berkas untuk meeting siang ini..pastikan dewan direksi hadir semua nanti.."
🎵 sebuah pesan masuk ke ponsel Raffa
From:Siena
Abang sayang nanti siang jangan lupa ya makan siang sama siena,ingat jangan telat apa lagi tidak datang atau siena bilang sama papi...
Raffa menghela nafasnya. Ia tak bisa menolak jika gadis itu sudah membawa nama papinya. Beruntung om Adam tak memaksakan keinginan putrinya padanya,semuanya karena sang bunda. Om Adam akan selalu mengiyakan permintaan bundanya dan bundanya selalu membebaskan putra-putrinya untuk memilih pasangan hidupnya asalkan dia baik dan saling mencintai.
Tapi gadis itu tak menyerah untuk mendapatkan hati Raffa.
Siena Putri Adam Darmawan. Siapa yang tidak kenal dengan nama besar ayahnya. Pengusahan sukses yang terkenal di beberapa negara yang memiliki perusahaan keamanan yang banyak di takuti para mafia.
Dari Adam pula Raffa mempelajari bagaimana berbisnis juga melindungi keluarganya. Dengan Adam Raffa lebih berani terbuka masalah pribadinya. Bahkan hanya Adam yang mengetahui jika dirinya masih terbelenggu dengan trauma masa kecilnya. Maka ia sangat menghormati om Adam karenanya ia tak kuasa menolak keinginan Siena.
..............
Raffa memasuki restoran yang sudah di reservasi oleh Siena untuk makan siang mereka berdua.
"Abang...." Siena melambaikan tangannya ketika melihat Raffa datang. Dengan tersenyum lebar Siena bangkit dan langsung menghampiri Raffa.
"Makasih abang mau datang.." Siena langsung menggapit lengan Raffa dan menariknya ke kursi yang sudah ia pesan.
"Abang senyum dong...sebel ih.."
Raffa menghela nafasnya lalu memaksakan senyumnya.
"Nah gitu dong kan ganteng.."
"Cepatlah kamu pesan makanannya..abang ada meeting nanti jam 2..."
"Ih..abang...Siena kan mau lama-lama sama abang.."
"Siena mengertilah aku sibuk.."
"Iya..iya..ih abang sama aja sama papi..kapan ada waktu buat Siena?"
Raffa menghela nafasnya
"Makanya kamu jalan sama temen kamu sama pacar kamu.."
"Ih..pacar aku kan abang Raffa.."
"Siena..."Tegur Raffa tegas.
"Bang berapa kali Siena harus ngomong kalau Siena cuma mau abang yang jadi pacar Siena..udah dari kecil cita-cita akutuh jadi istri abang.."
Raffa memijit pelipisnya. Lelah ia selalu berdebat akan hal ini dari dulu. Gadis di depannya terlalu keras kepala.
"Habiskan makananmu! Maaf abang tidak bisa antar.."
Raffa berdiri dan berlalu meninggalkan Siena yang langsung memasang wajah sedih.
"Kenapa sih bang. Aku cinta sama abang dari dulu tapi kenapa kamu cuma anggap aku adik..aku bukan adikmu aku juga bukan sepupumu..."Siena menitikan airmatanya tanpa ada orang tahu termasuk para bodyguardnya yang selalu berjaga tak jauh darinya.
Dia siena gadis yang terlihat ceria di luar namun rapuh di dalam. Dia mencintai seseorang yang selalu hanya menganggapnya adik. Meski ia sangat di manjakan oleh papinya semua keinginannya di penuhi oleh sang papi tapi hanya satu yang tak bisa Adam berikan yaitu cinta Raffa untuknya.
Raffa telah berada di Surabaya untuk meninjau proyek yang mangkrak bersama para investor.
"Sepertinya tak masalah jika harus memulai dari awal pak..dana pasti cukup.." Ujar Raffa pada para investor.
"Tapi daerah sini masih sepi.." Ujar salah satu investor.
"Sepi sekarang tapi percayalah 3 tahun lagi di sini akan menjadi pusat wisata di Jawa Timur,selain dekat dengan jembatan Suramadu di sini juga memiliki pemandangan yang indah,akan banyak pelancong yang memilih tempat ini untuk menghabiskan liburannya.."
"Ya..sepertinya benar..jadi konsep apa yang anda miliki untuk hotel kita nanti jika anda ingin merubah konsep sebelumnya.."
Raffa tersenyum " Kita bisa bicarakan di kantor saja..mari..."
.
.
Raffa bernafas lega karena pada akhirnya para investor setuju dengan segala rencananya.
"Ciko..aku lelah.." Raffa memijit pelipisnya.
Kini ia berada di hotel dan ia sudah memakai pakaian santainya.
"Istirahat lah.."
"Bukan lelah fisik ko..tapi sini dan sini.." Tunjuk Raffa pada kepala dan dadanya.
" Soal Siena?" Tanya Ciko dan Raffa mengangguk.
"Kemarin om Adam menanyakan apa tidak bisa di pertimbangkan lagi soal perasaan Siena?"
Ciko sangat mengerti perasaan Raffa. ya namanya cinta memang tidak bisa di paksakan tapi sahabatnya ini bimbang mengingat betapa baiknya seorang Adam Darmawan padanya.
"Terus rencanamu apa?Gimana keputusanmu?"
Raffa menunduk " Entah lah,aku butuh waktu buat berfikir"
"Jangan gegabah bro..soal hati berat ini menyangkut masa depanmu."
"Kamu pulang ke Jakarta aja dulu.aku mau liburan..."
"Tumben?"
"Oh ya jaga keluargaku selama aku tidak ada ya.."
"Asiap...tapi kamu mau liburan ke mana?Berapa lama?"
"Bali aja yang deket,mungkin seminggu lah.."
"Owh. Oke..kalau gitu aku balik kamar dulu ya.."
Sepeninggal Ciko, Raffa menuju balkon kamar hotelnya.memandang kota Surabaya dan menghirup angin yang berhembus cukup kencang sore ini.
"aku rasa aku ingin mencoba sesuatu yang lain.." Raffa tersenyum tipis lalu berbalik mengambil laptopnya dan memulai pekerjaan yang tadi melintas dalam otak pintarnya.
Beberapa saat kemudian ia tersenyum puas.." Perfect..."
............
Seorang gadis masih bersembunyi di dalam selimut tebalnya.
"Sayang bangun sudah jam 8 ini..."
"Eeennggg...5 menit lagi mi..."
"Tidak sayang..ini sudah 5 menit yang ke 4 kali 1 jam lagi kamu ada kuliah kan?"
"Bolos ya mi...Siena masih ngantuk..."
"Hmm..sayang pantas saja abang Raffamu tidak mau jadi pacar kamu,kamunya aja malas gini..apa lagi jadi istri..kalau mami jadi auntymu juga tidak bakal kasih restu.."
Seketika Siena duduk dengan muka bantalnya " Mami kok gitu sih?"
"Ya kamu udah 20th Siena masa masih kayak anak SD..gimana Raffa mau ngelirik kamu.."
"Mami nyebelin ih gak kompak.."
"Sudah buruan mandi terus kuliah"
"Papi kapan pulang mi?" Tanya Siena.
"Sabtu besok kenapa?" Tanya Dara sambil menyiapkan baju yang akan Siena kenakan.
"Mau ganti supir mi.."
"Kenapa supir kamu. Ini udah ke 3 kali kamu minta ganti supir bulan ini.."
"Habisnya malas banget..mereka masa tidak mau nurut apa kata Siena.."
"Emang kamu nyuruh ngapain?"
"Ke tempat abang Raffa.."
Dara menghela nafasnya " Ya pantes mereka tidak mau nurut. Titah Raffa sama aja titah papimu. Mereka masih punya keluarga jadi jangan bikin mereka di pecat cuma gara-gara nurutin apa maumu.."
"Ih mami nyebelin.." Lalu Siena berlalu ke kamar mandi. Sementara Dara menggelengkan kepalanya. Ia sangat tahu jika putrinya itu sangat menyukai sepupunya itu tapi entah kenapa Raffa selalu bersikap mirip Adam yang dingin sama Siena sementara ke Difa dan Deffano dia bisa bersikap seperti ayahnya..
"Apa aku harus ajarkan jurus menaklukan laki-laki dingin seperti papinya pada gadis itu?" Gumam Dara mengingat suaminya yang sudah ia rindukan seminggu ini.
Meski usia Adam sekarang sudah 48th tapi pria itu masih sangat gagah,masih mampu membuat wanita-wanita di luar sana menaruh minat meski ia memasang tampak balok es nya. " Awas nanti kamu mas kalau pulang..."
............
Siena berlari di kampus.. Ini bukan jurusannya tapi dia ingin menemui seseorang di sini.
"Difa..." Teriak Siena ketika melihat Difa baru saja keluar kelas.
Yang di panggilpun segera menolah
"Eh Siena..kenapa?"
"Gimana-gimana udah kamu terima si Dimas?" Tanya Siena antusias tak sabaran.
Difa menggelengkan kepalanya membuat raut kecewa muncul di wajah Siena yang cantik,"Kenapa tidak kamu terima?"
"Gimana Difa mau terima kalau Difa tidak cinta sama dia?"
"Nanti juga lama-lama cinta Fa..."
"Kata abang jangan memaksakan hubungan kalau tidak ada rasa..apa lagi ini soal hati. Akan sakit rasanya jika hanya ada satu sisi yang mencinta.."
Entah kenapa apa yang Difa ucapkan seperti menyindirnya," kamu nyindir aku?" Sinis Siena.
Difa menggelengka kepalanya " Tidak Siena..aku cuma ulangi kata-kata abang kemarin.."
"Kamu ngadu sama bang Raffa kalau ada yang nembak kamu?"
Lagi Difa menggeleng " Tidak perlu aku mengadu apapun pada abang dia pasti akan selalu tahu apa yang terjadi sama kita kan Na.." Ucap Difa sambil melirik ke sekitar ke arah para pengawal mereka yang menyebar di beberapa titik.
"Kalian semua nyebelin.." Sungut Siena menghentakan kakinya meninggalkan Difa dengan kesal.
.
.
Di sebuah ruang kelas yang tengah berlangsung Siena masuk begitu saja dan langsung menyeret laki-laki bernama Dimas keluar ruangan tak perduli pada dosen yang tengah membimbing.
"Babe..agresif banget sih kamu..." Ucap Dimas sambil mengelus pergelangan tangannya.
"Kamu **** banget sih Dim..masa nembak Difa aja sampai di tolak sih?" Protes Siena pada Dimas. Pria blasteran Jawa Inggris yang baru beberapa minggu lalu juga menyatakan cinta pada Siena.
"Katanya kamu playboy masa naklukin cewek kutu buku macam Difa aja kamu tidak sanggup sih.."
"Sabar babe..gini aja..kamu jadi pacarku dulu baru setelah itu aku serius kejar sepupu kamu itu..."
"Enak aja,aku tidak mau pacaran sama playboy seperti kamu,dasar bule gagal.."
"Siapa bule gagal..tampangku 80% duplikat bokap aku yang ori.."
"Gagal lah mana ada bule ngomong inggris belepotan seperti kamu."
"Ya elah babe aku kan lahir di Jawa,sejak kecil aku sudah medok kian.."
"Sama aja.." Siena berbalik akan meninggalkan Dimas namun segera Dimas menarik tasnya.
"Gimana kalau kita makan siang bareng.." Tawar Dimas
"Kamu mau makan siang sama aku?" Tanya Siena yang langsung di angguki Dimas.
"Aku cuma mau makan siang sama kamu kalau kamu sudah jadi pacar sepupuku." Ucap Siena mutlak dan langsung meninggalkan Dimas.
"Lihat aja putri manja kamu bakal takluk sama aku nanti.."
...........
Seorang gadis tengah mengerjakan pekerjaannya mengepak produk pabrik tempatnya bekerja dan menghitungnya.
"Yuna kotak yang di sini kamu pindahkan ke mana?"
"Owh..di ambil pak Budi bu.."
"Ya sudah kamu selesaikan yang itu cepat..sebentar lagi akan di kirim ke pusat.."
Gadis bernama Yuna itu mengangguk dan segera mengerjakan apa yang wanita dengan jabatan lebih tinggi darinya itu.
Dia bernama Ayuna Winda Dewi. Gadis cantik dengan kesederhanaanya,seorang karyawan pabrik di sebuah kota kecamatan kecil di daerah Semarang.
"Kamu lembur hari ini Yun?" Tanya Sari salah satu teman kerjanya yang sedang bersiap untuk pulang.
"Iya Sar..masih banyak nih laporannya besok di minta sama pak Budi.minggu depan kan udah akhir bulan.."
"Ya sudah hati-hati ya Yun aku pulang duluan.."
"Iya Sar..makasih.."
.
.
Jam menunjukan pukul 9 malam.Ayuna yang baru saja keluar dari gerbang pabrik tempatnya bekerja.
"Ayah udah nunggu lama ya?" Tanya Ayuna saat mendapati ayahnya duduk di atas motor sambil menikmati rokoknya.
"Baru aja nak,ini belum habis satu batang rokoknya.."
"Ya sudah yuk pak..keburu hujan ini udah gerimis.."
Ayuna naik ke motor ayahnya dan mereka segera berlalu meninggalkan area pabrik itu.
.
.
Ayuna dan ayahnya terus mengobrol sepanjang jalan hingga....
BRAKKKKK....
.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
@myAmymy
namaku AYUNA ...seorang gadis desa berusia 21th.aku hanya lulusan SMA. tinggal bersama ayah ku yang hanya seorang petani kecil di desaku. ibuku sudah meninggal saat usiaku baru 5th
aku tidak melanjutkan kuliah dan memilih bekerja di pabrik pembuatan bulu mata tak jauh dari desaku.
hari ini aku pulang lembur.pukul 9 malam aku baru keluar dari pabrik tempatku bekerja.beruntung ada ayahku yang menjemput dengan motor bebek kesayangannya yang usianya lebih tua dari usiaku. Sepanjang perjalanan pulang aku mengobrol ringan dengan ayahku hingga....
BRAAKKKK...
tiba-tiba aku dan ayah di kagetkan dengan suara yang cukup keras. mataku membola di mana tak jauh dari tempatku ada sebuah mobil yang terguling dengan asap yang mengepul..
buru-buru ayah melajukan motornya secepat mungkin. astaghfirulloh ku lihat ada seseorang yang terluka di dalam,untung kondisi mobil tak terbalik aku dan ayah pun berusaha mengeluarkan seseorang itu.
cukup sulit mengeluarkannya karena kondisi kakinya yang sepertinya terjepit. aku makin panik karena tak ada seorang pun yang lewat dan bisa membantu kami.
akhirnya setelah cukup lama kami mampu mengeluarkan dia dan ku rebahkan di sisi jalan agak jauh. baru saja ku berbalik ingin mengambil sesuatu yang kulihat seperti tas di dalam mobil mungkin ada data dirinya namun tiba-tiba mobil itu meledak.
.
.
hari ini adalah hari minggu,aku libur bekerja.
kumasuki kamarku yang kini berubah alih menjadi kamar tamu.
seorang tamu yang masih memejamkan matanya meski ini sudah lewat 2 hari sejak peristiwa kecelakaan itu.
Desaku jauh dari klinik.jadi aku hanya memanggilkan mantri desa untuk mengobati lukanya. kata mantri tak apa hanya ada luka di dahinya semoga tak berakibat buruk
"dia belum juga sadar nduk?"
"belum pak..bapak mau ke sawah?"
"iya,sebentar lagi panen.."
"enghhhh...." suara lenguhan membuatku dan bapak beralih menatap sumber suara
"mas agung sudah sadar?" tanyaku
laki-laki itu makin membuka matanya..menatap sekeliling
"di mana aku?"
"di rumahku mas..waktu itu mas agung kecelakaan..mobil mas meledak.."
laki-laki itu memandang gadis berkepang dua di depannya " kau yang menolongku?"
ayuna mengangguk
"terimakasih..di mana ini?"
"ini desa mekaran mas...salah satu desa kecil di kabupaten semarang.."
"semarang.." pria itu memegang kepalanya..ia merintih "sshhhh..."
"mas agung sakit kepala ya..tunggu.." ayuna bangkit keluar kamar mengambil air putih segelas lalu mengambil obat di meja yang ada di samping tempat tidur
"kata pak mantri kalau mas sadar minum ini.."
pria itu menerima obat dari ayuna
"siapa namamu?"
"ayuna mas..panggil saja yuna.."
"mas agung mau makan?"
"agung? siapa?"
"mas namanya mas agung kan?" ayuna menuju lemari mengambil sesuatu dari dalam
"lihat ini..waktu itu mas pakai baju ini..ada namanya agung "
pria itu menerima baju semacam seragam
"jadi namaku agung.."
"mas tinggal di mana?apa ada keluarga yang bisa di hubungi?"
pria bernama agung itu memegang kepalanya
"aku tak ingat apapun.."
ayuna membuka mulutnya tak percaya?
"apa mas amnesia?"
pria itu memandang ayuna dan ayahnya bergantian
"gimana pak..dia gak tau rumahnya di mana?"tanya ayuna bingung
"ya bapak juga gak tau nduk.."
....................
tak terasa sudah 10 hari sejak agung sadar ia tinggal di rumah ayuna. kondisinya semakin baik.meski sepertinya luka di kakinya masih sakit hingga jalannya masih pincang
"mas agung mau kemana? " tanya ayuna yang pagi itu tengah bersiap berangkat ke pabrik
"keluar cari udara segar..kamu mau kerja?"tanya balik mas agung sambil membenarkan letak kacamata tebalnya. Mas agung seorang pria yang ramah.mungkin usianya sekitar 23th perawakannya tinggi gagah,kulitnya putih berambut tebal dan berkacamata.
"iya mas...yuna berangkat dulu ya..."
setelah kepergian yuna, agung menatap lekat punggung yuna yang makin jauh dia tersenyum tipis.
"gimana keadaanmu nak?" tanya bapak yuna yang tengah minum kopi di teras rumah mengagetkan agung yang masih memandang punggung yuna yang makin jauh.
"lebih baik pak.."
"bagaimana? apa sudah mengingat sesuatu?"
dengan berat hati agung menggeleng
"kata perangkat desa seragammu itu seragam dari taksi online yang meledak.mungkin kamu supir taksi di perusahaan taksi itu.pasti ada data dirimu di sana.."
agung nampak memikirkan apa yang pak hadi ucapkan
"di mana alamat kantor taksi itu pak?"
"kata pak carik ada di kota semarang..kamu harus ke sana.."
agung nampak menunduk
"saya gak ada uang pak.."
pak hadi nampak memindai penampilan agung.
"kamu bisa nyangkul?"
agung menggeleng
"ya kalau gitu bingung ya..kalau di desa sini paling gampang jadi buruh cangkul apa kuli bangunan..kamu kan supir ya..pasti bisa nyetir kan? nanti kalau kakimu sudah sembuh bapak tanya sama juragan karto barang kali dia butuh supir kan buat antar beras ke pasar-pasar..."
.................
Berkat bantuan dari pak hadi akhirnya agung mendapatkan pekerjaan sebagai supir untuk mengangkut beras-beras hasil dari selipan padinya untuk di antar ke pasar-pasar di daerah semarang.
Ayuna pulang sore hari ini. Ia langsung memasak untuk makan malam dirinya dan juga bapaknya serta tamu mereka agung.
"nduk.." sapa pak hadi pada putrinya
"iya pak..ada apa?"
"bapak bingung ee..."
"kenapa pak?"
"soal agung.." ragu-ragu dia memulai percakapannya
"mas agung kenapa pak?"
"dia sudah sebulan lebih tinggal di sini..bapak gak enak sama tetangga..bagaimanapun bapak punya anak perawan.."
Ayuna mengerti kegelisahan ayahnya
"terus gimana pak?"
"maaf jika saya merepotkan kalian selama ini.." ujar agung yang ternyata sudah pulang bekerja
"kalau boleh tunggu saya gajian saya akan ke semarang kota buat cari tau siapa saya.."
"maaf loh nak agung. Bapak sebenarnya sih gak keberatan nak agung tinggal di sini..bapak tau nak agung pemuda baik..hanya saja..tetangga udah mulai menggunjingkan kalian.."
"ga papa pak..mohon kalian sabar setelah saya gajian saya akan pergi dari sini.."
..............
Setelah makan malam agung duduk di teras rumah. Ia memandang langit malam.
"ini kopinya mas..."
"makasih dek.."
"maafin soal tadi mas.."
Agung tersenyum " saya yang harusnya minta maaf karena selama ini sudah merepotkan kalian.."
Ayuna tersenyum tulus dan itu membuat jantung agung berdesir untuk pertama kalinya.
"kami ikhlas menolong mas..semoga nanti mas bisa mengingat semuanya dan kembali berkumpul dengan keluarga mas..mereka pasti sangat khawatir dengan mas agung.."
"makasih ya..." lagi senyuman ayuna membuat agung merasakan sesuatu yang lain di hatinya
Mereka melanjutkan mengobrol satu sama lain hingga tak terasa malam semakin larut
"yuna masuk dulu ya mas.."
"iya dek..selamat malam mimpi indah ya.." entah kenapa kini giliran ayuna yang merasa jantungnya berdegub kencang hanya karena ucapan selamat malam dari agung.
..............
Agung baru saja kembali dari kota semarang. Kemarin setelah ia mendapat gajinya ia langsung ke semarang menuju kantor taksi sesuai yang tertera di seragamnya
"bagaimana mas agung hasilnya?"
Tanya ayuna penasaran
Agung menjawab dengan lesu benar dia adalah karyawan dari perusahaan taksi itu. Dari data dia baru bekerja 3 hari itupun melamar tanpa ktp karena dia baru kecopetan saat sampai di kota semarang.dari cerita dia asal jakarta.beruntung mobil yang agung gunakan itu katanya mobil milik agung sendiri jadi ia tak di minta ganti rugi.
"terus mas agung mau bagaimana?"
Agung menggeleng " mas ga papa..mas kan bisa tinggal di desa ini..nanti mas cari kontrakan di sekitar sini aja dari pada mas bingung mau kemana?."
Ayuna tetap menampilkan senyum tulusnya " yang sabar ya mas.."
"iya dek..oh ya..besok kan minggu kamu gak kerja..mau gak kita jalan-jalan?"
Ayuna tersipu..ini untuk pertama kalinya ada pria yang mengajaknya jalan-jalan
"mau ya dek.."
Akhirnya ayuna mengangguk setuju
"tapi mas agung minta ijin dulu sama bapak ya mas..."
"iya dek.."
............
Siena terus mencecar ciko bertanya ke mana raffa pergi?
"sudah aku bilang raffa lagi liburan na.."
"iya kak..tapi ke mana?"
"raffa lagi ingin sendiri..jadi kamu jangan ganggu dia ya.."
"ish. Awas aja.." kesal siena dan dia langsung menelfon seseorang
"hallo om axel yang ganteng tolongin siena dong..." ucap siena sambil melirik ciko
"siena ke tempat om yah.." lalu siena menutup telp nya
"wleee...lihat aja siena pasti nemuin ke mana abang pergi liburan.." kesal siena menghentakan kaki meninggalkan ruangan ciko
Ciko mengelus dadanya " sabar ciko...untung dia gak ngadu sama bokapnya.." ciko kembali pada laptopnya untuk mengerjakan segala tugas yang baru saja raffa emailkan padanya.
.
.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
@myAmymy
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!