“Zia, hati - hati, jangan berlari seperti itu! ” teriak ibu dari dapur yang melihat aku berlari terburu - buru karena hampir terlambat pada hari pertamaku bekerja disebuah butik terkenal.
Betul sekali Anders Boutique, milik Nyonya Elisabeth Anderson. Sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di wilayah keluarga Anderson. Bahkan walaupun hanya menjadi seorang karyawati sebuah butik harus melewati tes dan wawancara yang cukup menyulitkan, "bersyukurlah aku yang hanya lulusan SMA ini bisa bekerja di butik terkenal", gumam Azia.
“Huh, 5 menit lagi aku hampir terlambat di hari pertamaku bekerja”, ucap Azia dalam hati dengan nafas yang tidak beraturan.
“Hei anak baru, mengapa wajahmu basah penuh keringat seperti itu, bersihkan dirimu dengan baik, sebentar lagi Nyonya Elisabeth akan datang”. Ujar Bu Elie sosok wanita tegas dengan rambut panjang bergelombang dan tubuh yang tak terlalu tinggi dari kejauhan sembari sibuk melakukan pekerjaannya sebagai manager butik. Dan Azia pun langsung pergi untuk membersihkan diri.
Tak lama pintu depan utama pun dijaga ketat oleh para penjaga dengan sosok tinggi dan gagah ber jas hitam. Mobil hitam elegan nan terlihat sangat mahal berhenti didepan pintu butik yang besar dan megah. Sosok wanita cantik berambut pendek sebahu dengan tubuh dan gaun yang mempesona keluar dari mobil tersebut dan di pandu oleh sang manager butik. Semua orang menunduk karena sudah tau bahwa sosok cantik ini adalah Nyonya Elisabeth Anderson. Melihat pakaiannya yang menyerupai tubuh indahnya membuat mataku terbinar ingin menjadi seperti dirinya.
"Apa aku bisa menjadi terkenal seperti dirinya? " gumam Azia.
"Nona Zia, bisakah kau menemaniku mendampingi Nyonya Anderson hari ini ?" pertanyaan bu Elie yang membuat Azia tertegun hampir tak percaya.
"Baik bu, saya dengan senang hati menerima tawaran ibu" ujar Azia dengan penuh senyuman.
"Bagaimana Elie, gaun pesta merah yang ku ilustrasikan seminggu yang lalu apakah sudah selesai dijahit? Aku tidak sabar menunggu hasilnya, gaun itu akan aku kenakan akhir pekan ini untuk acara ulang tahun putraku yang ke 25 tahun" ujar Nyonya Anderson sambil melangkah mengelilingi butik.
"Sudah hampir selesai Nyonya, mari saya antarkan ke ruang tengah untuk menampakan gaun pesta merah Nyonya yang sudah hampir jadi" ucap bu Elie.
Terlihat tirai besar terbuka dengan otomatis, muncullah sebuah gaun merah elegan nan indah, seksi dan menawan membentuk tubuh. Melihat hasil karya itu, terucap kalimat dari bibir Azia tanpa sengaja.
"Nyonya, bukankah jika ada terbentuk bunga mawar merah di bagian kanan dada gaun itu? Dan bahan pernak pernik berwarna emas mungkin bisa ditambahkan dibagian bawah gaun agar lebih terkesan mewah dan mempesona."
Semua orang pun terkejut dengan keberanian Azia berbicara.
"Apa yang kamu katakan Azia!", bisik bu Elie.
"Maaf, maafkan saya bu Elie dan Nyonya, saya tanpa sadar telah berperilaku kurang sopan", ujar Azia sambil menunduk malu.
Tetapi nyonya pun tersenyum ramah, "matamu yang jeli penuh dengan inspirasi, saya menyukai usulanmu itu nona muda. Elie siapkan bahan dan ikuti apa yang disarankan nona muda ini, aku semakin penasaran bagaimana jadinya gaun merahku itu".
"Baik Nyonya, segera akan saya siapkan" ucap manager butik lega.
Tidak lama setelah berbincang dan berkeliling, Nyonya Anderson pun pergi pamit pulang.
"Kau beruntung hari ini, suasana hati Nyonya sedang baik" ucap bu Elie yang juga hendak pulang meninggalkan butik setelah Nyonya Anderson pergi.
Azia pun tersenyum malu dan meminta maaf sekali lagi kepada bu Elie. Waktu pun sudah menunjukan pukul petang, para karyawan pun juga pulang, dan sepanjang perjalanan menuju rumah wajah Azia tidak lepas dari senyum tipis.
"Awal yang baik", gumam Azia.
Drrrrtttt....
Getaran ponsel di atas meja tanpa henti. Mama nama yang tertera dilayar.
" Iya ma", sambutan singkat dan cuek dengan suara yang berat dari seorang anak, ya benar Kanvar Anderson pemeran lelaki di novel ini.
"Ku harap anakku yang selalu sibuk ini tidak lupa atau mencari alasan untuk menghindar untuk makan malam", terdengar suara lembut dari ponsel itu.
" Maaf, Kanvar ada meeting dadakan ma". Ucap Kanvar tanpa rasa penyesalan.
"Anakku yang luar biasa sibuk dr ayahnya ini, apakah aku sendiri yang harus membatalkan rapatmu itu" terdengar suara lantang dari lelaki yakni Ayahnya Carson Anderson yang tengah merebut ponsel dari istrinya.
"Baik Ayah, Kanvar usahakan datang tepat waktu" ucap Kanvar agak sedikit terkejut tapi tetap berusaha tenang.
"Tuan, rapat akan segera kita mulai, saya sudah menyiapkan ruang rapat untuk malam ini",ujar seorang lelaki tinggi ber jas hitam dan memakai kacamata bernama Vigo, dia adalah sekretaris pribadi Kanvar yang selalu menemani Kanvar setiap saat dan juga Vigo adalah sahabat Kanvar dari kecil.
" Baiklah, tolong atur rapat malam ini agar menjadi presentasi kecil, aku harus tiba dirumah tepat waktu untuk makan malam keluarga". Ujar Kanvar.
"Baik, Tuan akan segera saya siapkan". Jawab Vigo.
Rapat pun berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu sesuai dengan permintaan Kanvar. Vigo pun mempersiapkan kendaraan untuk tuannya segera agar tidak terlambat untuk makan malam.
"Bagaimana dengan jadwalku besok pagi Vigo? ", tanya Kanvar. " Direktur perusahaan keluarga Dominik, Tuan Rangga Dominik ingin bertemu dengan anda besok pagi jika tuan berkenan" ujar Vigo.
"Baiklah, silahkan atur jadwalnya, aku penasaran apa yang ingin dia bahas". Balas Kanvar.
Perusahaan Dominik adalah perusahaan batu Kristal. Anderson dan Dominik bisa dibilang memiliki persaingan yang ketat. Rangga dan Kanvar bisa dibilang juga mempunyai hubungan yang buruk. Mereka berdua termasuk lelaki populer seperti selebriti yang selalu dikejar banyak wanita apalagi mereka berdua sama - sama masih melajang. Lalu mengapa mereka mempunyai hubungan yang buruk? Pada masa kuliah mereka diisukan memperebutkan seorang wanita yang membuat wanita tersebut menghilang entah apa yang terjadi.
Tak lama kemudian sampailah Kanvar tepat didepan sebuah Mansion yang sangat besar dan megah. Para penjaga membuka pintu mobil dan Kanvar pun keluar disambut oleh banyak pelayan.
"Selamat datang Tuan Kanvar, mari saya antarkan ke ruang makan keluarga", ucap kepala pelayan di mansion itu.
" Anakku Kanvar, akhirnya setelah sekian lama mama melihat wajahmu yang tamvan ini", ujar Nyonya Anderson tersenyum cantik bahagia dan mencium kening anaknya.
"selamat malam Ayah, selamat malam Mama, maaf Kanvar hampir terlambat". Sambil mencium lembut tangan orang tuanya.
" Duduklah Kanvar, anakku pasti lelah karena harus mengurus sendiri perusahaan karena Ayah sudah sering sakit - sakitan" ucap Carson Anderson.
" Tidak Ayah jangan berkata begitu, ini memang tugasku sebagai anak tunggal Anderson, aku harus fokus dengan pekerjaanku saat ini".
"Kau memang putraku yang hebat, tidak sia - sia aku mendidikmu selama ini". Ucap Ayahnya bangga.
" Bagaimana dengan persiapan ulang tahunmu? Mama harap ada seorang wanita cantik yang akan diperkenalkan pada kami berdua yang sudah lanjut usia ini" ujar sang mama penuh dengan harapan.
"Maaf ma, Kanvar terlalu sibuk, bahkan ulang tahun Kanvar pun hampir lupa". Sahut Kanvar.
" Ya jika kau tidak sempat untuk mencari seorang pendamping, haruskah mama memaksakan perjodohanmu? ", ujar Elisabeth.
"Ma, untuk saat ini Kanvar hanya ingin fokus, pekerjaan Kanvar padat" ucapnya dengan nada cuek bahkan lelaki ini tidak pernah memberikan senyuman.
"Ayah dan mama hanya berharap bisa menimang cucu selagi kami masih ada", harap sang mama.
Kanvar menghentikan suapan makanan ke mulutnya. "Aku sudah selesai makan, Kanvar ijin pamit istirahat ya ma, Kanvar ijin pamit ke kamar ya Ayah".
" Baiklah selamat beristirahat "
Ujar kedua orang tuanya dengan raut wajah sedih karena anaknya yang hampir tidak pernah berbaur dengan wanita manapun.
"Zia, tumben pagi sekali kamu sudah bersiap untuk berangkat kerja", ujar Susi (Ibu Azia) yang melihat Azia sedang memoles sepatu hitam kerja dengan heels ukuran 5 cm tidak terlalu tinggi.
" iya ibu, hari ini nyonya Anderson datang ke butik lebih awal, jadi kami harus mempersiapkan diri untuk menyambutnya". Sahut Azia.
" baiklah, jangan lupa dengan sarapanmu, Zia". Ujar Susi.
"iya bu, aku berangkat dulu ya bu, perjalanan hari ini cukup ramai aku bisa terlambat kalau terlalu santai". sahut Azia sambil mengunyah roti.
Ibu adalah sosok keluarga satu-satunya yang Azia punya. Ayahnya meninggal akibat kecelakaan tunggal disaat Azia masih bayi. Susi merawat Azia sendirian dan tidak pernah sekalipun berpikir untuk mencari pengganti samg suami, Susi sangat mencintai Ayah Azia. Susi sendiri yang menafkahi kebutuhan hidup dan Azia, ya begitulah hidup Azia yang berkecukupan.
Azia segera berlari ke halte karena melihat ada bus yang kebetulan berhenti. Azia pun duduk dipinggir dekat dengan jendela, sepanjang perjalanan melihat banyak sekali reklame produk Anderson dan produk Dominik saling bersaing. Perusahaan mereka sangat terkenal di Indonesia. Tak sadar ternyata Dia telah sampai dipemberhentian bus dekat butik. Azia pun turun dan segera menuju butik.
"Azia, segera siapkan gaun pesta merah nyonya ke ruang tengah, sebentar lagi nyonya Anderson akan tiba!" Teriak manager butik dari dalam belum sempat Azia membersihkan diri dari basah keringat. "Baik bu, segera dilaksanakan" sahut Azia.
Mobil sedan hitam nan elegan dan mengkilat pun berhenti didepan butik, semua orang pun segera tau bahwa Nyonya Elisabeth Anderson telah sampai.
Hari ini Nyonya Anderson terlihat sangat cantik dan natural. Dia mengenakan kemeja satin yang lembut berwarna biru langit dan rok putih panjang yang simple. Semua orang langsung pergi menuju ruang tengah.
Tirai mewah dan megah pun terbuka secara otomatis. "Sungguh menakjubkan, gaunku bisa menjadi gaun pesta no. 1 paling indah di acara nanti" Ujar Nyonya Elisabeth terkagum-kagum. Begitu pula denganku, mulut Azia juga ikut terbuka lebar karena terkejut akan keindahan gaun tersebut. Warna merah maroon elegan disertai bunga mawar dan pernak pernik emas yang indah.
"Nona Zia, kau wanita yang menakjubkan, betapa hebatnya saran karya darimu telah ditambahkan". Ucap Nyonya Anderson bangga.
" Terima kasih nyonya atas pujiannya yang luar biasa " jawab Azia dengan tersenyum lebar.
"Nona Zia, apakah kau mau datang ke acara ulang tahun putraku lusa nanti? Aku akan memberimu kursi VIP bersama dengan Elie". Undangan secara mendadak dari Nyonya Anderson.
" Benarkah Nyonya? Saya sangat senang akan hal itu, saya akan benar benar hadir". Sahut Azia.
" itu hadiah untukmu nona manis, dan bisakah kau memberiku gambar sketsa desain gaun yang ada di imajinasimu? Mungkin kau bisa menjadi desainer yang hebat nantinya, aku akan memberi ruang untukmu". Tawaran yang begitu mengejutkan seisi butik.
"Saya sangat senang dan bersedia Nyonya Elisabeth, terima kasih telah memberikan kesempatan kepada saya". Ucap Azia dengan senang tapi tetap tenang.
" Baiklah, kutunggu hasil karyamu". Ucap Nyonya Anderson.
Nyonya Elisabeth pun pamit pulang dengan semua karyawan dibutik. Semua bernafas lega. "Sungguh hebat Azia, jangankan undangan VIP, kamu bahkan dapat ruang untuk mendesain gaun. Ujar bu Elie ikut senang. " Terima kasih banyak bu Elie" Jawab Azia dengan tersenyum ramah.
Tok tok tok... Bunyi ketukan pintu, "Tuan, saya ingin memberitahukan bahwa Tuan Rangga Dominik sudah menunggu di ruang tamu dibawah". Ujar Vigo sang sekretaris pribadi Kanvar. " baiklah saya akan turun sebentar lagi" jawab Kanvar.
"Begitu mengejutkan untuk seorang Dominik mau pergi mengunjungi perusahaan tetangga" Ujar Kanvar dengan dingin terhadap mantan temannya itu.
"Selamat pagi Tuan Kanvar Anderson, sungguh sapaan yang mengejutkan darimu" Jawab Rangga dengan tersenyum tidak ikhlas.
"apa yang membuatmu datang sendirian tuan Dominik?" tanya Kanvar.
"Ulang tahunmu ku dengar sebentar lagi, aku mendapat undangan resmi dari Ayahmu" jawab Rangga.
"Lalu? Apa kau akan memberiku hadiah? " jawab Kanvar dengan ketus.
"tepat sekali, aku kesini ingin mengajak kerja sama" ujar Rangga.
"baiklah katakan apa itu" jawab Kanvar.
Rangga menunjukan sebuah kotak yang berisi kristal berwarna kuning yang begitu berkilau.
"Ini adalah kristal citrine, kristal yang indah jika dipadukan dengan white diamond milik perusahaanmu, bayangkan kristal kuning dan berlian putih beserta campuran emas akan menjadi perpaduan yang indah dan bahkan mungkin akan menjadi yang paling banyak diminati" ujar Rangga.
"Saran yang menarik, lalu apalagi" Ucap Kanvar dingin.
"hmm... Kristal kuning ini memiliki makna pemberi kebahagiaan, sebuah harapan, dan juga keinginan besar dalam kehidupan, Aku akan memberikan kristal kuning ini sebagai hadiah, jika kau berminat segera hubungi aku tuan Kanvar Anderson" Ucap Rangga.
"Baiklah presentasi yang menarik darimu, dan ku terima kristal yang indah ini, dan akan ku coba untuk memadukannya sesuai keinginanmu". Jawab Rangga.
" kalau begitu, saya permisi dulu tuan Kanvar dan Tuan Vigo", ujar Rangga sembari ditemani sekretaris pribadinya Alex Nicholas.
" mari saya antarkan sampai depan", ucap Kanvar.
Mereka pun berjalan bersama dan menjadu pusat perhatian para staff - staff wanita tidak beralih dari pandangan karena kedua pemilik Berlian dan Kristal sangat sulit untuk dipilih, mereka memiliki wajah yang sangat tampan dan postur tubuh tinggi dan kekar.
"terima kasih tuan Kanvar saya pamit pergi" Ujar Rangga.
"terima kasih kembali tuan Dominik. Hati-hati", jawab Kanvar tanpa ekspresi seperti biasanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!