"Zara White," panggil kepala cleaning service perusahan kapal pesiar, Genoz Group.
"Kau diterima dan besok kau langsung bisa bekerja!"
Zara bisa bernafas lega karena bisa diterima kerja setelah puluhan kali ditolak saat melamar kerja, sebagai mantan nara pidana memang sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.
"Terima kasih," ucap Zara menunduk hormat.
Pekerjaan cleaning service sudah cukup asal perempuan itu bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Zara yang hidup sebatang kara sejak kecil sudah melakukan banyak pekerjaan kotor yang membuatnya beberapa kali masuk jeruji besi.
Tidak mau menghabiskan hidup di penjara, Zara berusaha hidup normal walaupun harus hidup pas-pasan.
Namun, hidup Zara seakan tidak pernah tenang.
Karena nyatanya hidup miskin selalu saja dipenuhi dengan masalah.
"Kau harus mengganti kerusakannya!" tuntut pemilik sewaan rumah yang ditempati oleh Zara.
Pada saat itu Zara tidak sengaja mematahkan pipa air yang membuat banjir di mana-mana.
"Pipa airnya memang sudah tua jadi bukan seratus persen kesalahanku," ucap Zara yang masih berusaha membela diri.
"Tidak bisa, kau tetap harus menggantinya atau kau akan aku usir sekarang juga!" Pemilik sewaan rumah itu bersikap keras kepala.
Tidak punya pilihan lain, Zara memang harus tetap mengganti biaya perbaikan yang tidak sedikit atau dia akan menjadi gelandangan.
"Baiklah, aku akan menggantinya saat gajihan nanti," ucap Zara.
Memang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan, satu-satunya adalah menjadi kaya dan berkuasa.
Sampai suatu hari, Zara diperintahkan untuk membersihkan lantai presdir berada.
Untuk pertama kalinya Zara akan naik ke lantai pemimpin perusahaan Genoz Group. Dan jika beruntung perempuan itu akan melihat rupa dari presdir yang katanya masih lajang.
"Bersihkan lantai karena tuan presdir tidak sengaja memecahkan cangkir kopinya!" perintah dari asisten presdir sebelum Zara masuk.
"Baik," jawab Zara patuh.
Perempuan itu mengetuk pintu kemudian membuka pintu ruangan presdir, hal pertama yang dilihatnya adalah sosok lelaki yang tampak duduk dengan tenang di kursi kebesarannya.
"Logan Genoz," batin Zara menyebut nama lelaki itu.
Entah ada angin apa yang merasuki dirinya tapi di detik itu juga, Zara mendapatkan sebuah ide besar untuk keluar dari penderitaannya selama ini.
Zara membersihkan pecahan cangkir tanpa sepatah kata pun lalu perempuan itu ke pantry dapur untuk membuat kopi baru.
Kebetulan di dalam tasnya ada obat afrodisiak, obat itu hanya Zara gunakan untuk berjaga-jaga jika ada situasi yang genting ternyata dia bisa akan menggunakannya sekarang.
Afrodisiak adalah zat yang mampu meningkatkan gairah.
"Silahkan kopinya, Tuan," ucap Zara seraya memberikan kopi buatannya untuk sang presdir.
Tanpa melihat, Logan meraih cangkir itu dan meminum kopinya, rasa kopi itu memang lebih nikmat dari biasanya.
Namun, hanya hitungan menit tubuh Logan jadi kepanasan, lelaki itu mencoba melepas dasi dan membuka beberapa kancing kemejanya.
"Ambilkan aku air es!" perintah Logan.
Zara sudah standby di depan interkom pantry jadi dia langsung membawa air es ke ruangan presdir. Alih-alih memberikan air es itu pada Logan, Zara justru pura-pura tidak sengaja menumpahkan minuman itu ke bajunya.
Dan hal itu berhasil memancing gairah Logan lebih naik lagi.
Hari itu, Logan akhirnya melampiaskan gairahnya pada Zara yang ternyata masih perawan. Di sana Zara berakting sebaik mungkin menjadi korban.
"Tu... tuan," Zara menangis seakan menjadi korban pelecehan atasannya.
Logan terkejut ketika membuka matanya, ada seorang perempuan menangis dengan tubuh telanjangnya.
Dari bercak darah yang ada di atas seprai, lelaki itu sudah bisa menebak kalau dia sudah mengambil sesuatu yang berharga dari perempuan itu.
Logan mencoba mengingat kembali kejadian apa yang terjadi sebelumnya. Dia hanya ingat tubuhnya begitu bergairah dan melihat cleaning service perempuan yang ada di ruangannya.
Dia gelap mata dan membawanya perempuan itu masuk ke kamar pribadinya.
"Siapa namamu?" tanya Logan seraya memberikan Zara selimut supaya tubuh perempuan itu tertutup.
"Za... Zara," jawab Zara. Dia menerima selimut yang diberikan Logan dan langsung memakainya.
Sepertinya rencananya berhasil, Logan tidak curiga padanya. Sekarang dia harus minta tanggung jawab pada lelaki itu.
"Anda harus bertanggung jawab, Tuan," ucapnya memberanikan diri.
"Bentuk tanggung jawab apa yang kau mau?" tanya Logan.
"Nikahi saya," jawab Zara. Wajahnya tertunduk karena takut, dia sudah melewati batas, untuk perempuan berstatus rendah sepertinya perawan bukan hal yang terlalu berharga lagi.
Sesuai dugaan Logan tidak menjawab permintaannya itu, hari itu Zara diantar pulang oleh asisten Logan.
Dan keesokan harinya Zara dijemput untuk pergi ke sebuah restauran di mana Logan menunggunya di sana.
Semalaman Logan memikirkan permintaan Zara, dia sebenarnya tidak butuh istri karena dia tidak percaya dengan yang namanya perempuan tapi Logan membutuhkan penerus yang akan mewarisi hartanya nanti.
Ketika Zara datang, Logan memberi perempuan itu dokumen perjanjian.
"Baiklah, aku setuju kita menikah tapi kau harus bersedia memberiku keturunan!" Logan memberikan syaratnya.
Tanpa berpikir panjang, Zara langsung setuju.
"Baiklah, Tuan," Zara menandatangani dokumen perjanjian itu.
Zara harus bisa memberi Logan keturunan laki-laki supaya namanya bisa masuk ke dalam ahli waris dan berhak mendapatkan harta serta menyandang nyonya Genoz.
Kehidupan Zara berubah seratus delapan puluh derajat setelah menikah dengan Logan. Perempuan itu memakai baju yang bagus, perhiasan mahal dan makan serta tidur di tempat yang enak.
Di mansion besar keluarga Genoz, Zara menjadi nyonya rumah yang mengatur rumah tangga. Dia dan Logan tidur di kamar terpisah tapi jika lelaki itu ingin melakukan hubungan suami istri, Logan akan mendatangi kamar Zara.
Hubungan mereka tanpa ikatan cinta tapi mereka bisa menghargai satu sama lain dan tidak saling ikut campur urusan pribadi.
"Negatif lagi," gumam Zara ketika melihat hasil tes kehamilan di tangannya.
Sudah dua tahun lamanya pernikahan antara Zara dan Logan tapi perempuan itu tak kunjung hamil.
Zara sudah mengecek keadaan rahimnya, dokter menyatakan bahwa dia sehat dan subur. Kalau begini terus, posisinya sebagai nyonya Genoz bisa terancam.
"Aku tidak mau hidup miskin lagi," ucap Zara.
Hari itu, Zara memberanikan diri untuk mendatangi Logan di ruang kerja suaminya itu. Dia membawa teh herbal dan cemilan.
"Logan, minumlah dulu," ucap Zara.
Logan melirik teh buatan perempuan itu dan enggan meminumnya. "Apa kau akan memasukkan sesuatu di dalamnya?"
DEG!
Jantung Zara berdebar kencang sekali, pasti Logan sudah mengetahui kalau dua tahun lalu Zara telah menjebaknya. Tapi, lelaki itu tidak menceraikan dirinya artinya Zara masih mempunyai kesempatan.
"Logan, aku pasti bisa memberimu keturunan," ucap Zara yang masih ingin mempertahankan posisinya.
"Jadi, mau kah kau besok memeriksakan diri bersamaku?"
"Baiklah," Logan langsung setuju karena melihat Zara selama ini memang sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi istri yang bisa memberinya seorang pewaris.
Hari itu, Zara membuat jadwal pemeriksaan dengan dokter yang memeriksanya selama ini.
Zara datang bersama Logan sebagai pasangan suami istri.
"Mungkin aku tidak akan bisa menunggu hasil pemeriksaan karena ada rapat penting yang harus aku hadiri," ucap Logan.
"Baiklah, kau bisa melihat hasilnya sepulang kerja nanti," balas Zara.
Setelah serangkaian pemeriksaan, Logan benar-benar pergi meninggalkan Zara.
Jadi, perempuan itu sendirian di rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan.
"Zara Genoz dan Logan Genoz," ucap perawat yang memanggil pasangan itu.
Dokter yang ingin memberitahu hasil pemeriksaan menanyakan keberadaan Logan karena hasilnya harus keduanya yang mengetahui.
"Suami saya harus pergi, Dok," ucap Zara.
Dokter itu menghela nafasnya karena harus memberitahu kalau ternyata selama ini yang tidak subur adalah Logan.
Mendengar itu, Zara meremas ujung baju yang dipakainya. Sudah bisa dipastikan kalau sampai Logan tahu mengenai kondisinya, lelaki itu akan menceraikan Zara. Karena pernikahan mereka didasari oleh perjanjian di mana Zara harus memberikan keturunan untuk Logan.
Bayang-bayang kemiskinan kembali menggerogoti pikiran perempuan itu.
Tidak, itu semua tidak boleh terjadi. Zara tidak akan kembali ke tempatnya dulu jadi hari itu Zara mengeluarkan uang yang besar supaya dokter mau bekerja sama untuk memanipulasi hasil pemeriksaan.
Selanjutnya, Zara menghubungi teman seperjuangannya dulu, Regan namanya.
Mereka melakukan pertemuan di sebuah tempat yang sepi, Regan tampak terkejut dengan penampilan Zara sekarang. Perempuan itu seperti nyonya kaya dengan status tinggi, bukan Zara miskin yang hidup di jalanan bersamanya dulu.
"Apa kau benar Zara White?" tanya Regan memastikan.
"Zara Genoz lebih tepatnya," jawab Zara.
Zara memindai penampilan Regan, lelaki itu tak jauh berbeda dari yang dulu. "Sepertinya hidupmu masih menyedihkan!"
"Bagaimana kalau aku memberimu pekerjaan? Mungkin hidupmu akan sedikit berubah!"
"Pekerjaan apa?" Regan tampak antusias mendengarnya. Dia memang membutuhkan banyak uang.
Zara mendekat dan berbisik pada lelaki itu. "Tidur denganku, kau akan mendapatkan imbalan yang besar!"
"Apa?" Regan merasa Zara sudah gila. Mereka adalah teman, tidak ada hasrat yang mereka rasakan selama ini.
Anggap saja memang Zara sudah kehilangan kewarasannya, perempuan itu memang merencanakan skandal di atas skandal yang telah dia buat. Demi mempertahankan posisinya, Zara akan melakukan apapun itu.
Zara hanya perlu tidur dengan Regan sampai dia hamil, setelahnya dia bisa mengaku kalau itu adalah anak Logan.
Resiko yang sangat tinggi, setimpal dengan apa yang akan Zara dapatkan.
"Aku menunggu jawabanmu," ucap Zara berlalu pergi.
Zara harus menunggu saat masa suburnya tiba, dia juga tidak mau terus-terusan melakukan hubungan intim dengan Regan. Dia hanya butuh bibit dari lelaki itu.
Yang terpenting sekarang adalah jangan sampai Logan mengetahui kalau dia tidak subur atau rencananya akan gagal total.
Malam itu, Zara berdandan cantik untuk menyambut Logan pulang kerja.
"Kau tampak berbeda malam ini," komentar Logan yang melihat Zara tampil seksi saat menyambutnya pulang.
"Aku menginginkanmu, kita sudah lama tidak melakukannya," ucap Zara tidak mau berbasa-basi lagi.
Logan tersenyum tipis, dia berpikir bahwa dokter yang menyarankan istrinya untuk berbuat seperti itu.
Jadi, malam itu Logan mendatangi kamar Zara dan melakukan hubungan suami istri dengan panas. Lelaki itu berharap kali ini Zara bisa hamil.
Tanpa Logan ketahui, istrinya sudah merencanakan sesuatu di belakangnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!