Seorang wanita muda dengan pakaian sederhana namun tidak mengurangi kadar kecantikannya saat ini sedang menginjakan kakinya di sebuah perusahaan terbesar di negeri ini untuk melamar pekerjaan.Seorang satpam yang melihat ada sesorang yang berdiri di depan perusahaan pun segera menegurnya karena sedari tadi satpam sudah melihat gerak-gerik wanita tersebut yang mencurigakan.
"Maaf nona ada keperluan apa sehingga anda berdiri di depan perusahaan ini dengan gerak-gerik yang mencurigakan"tanya pak satpam.
Wanita yang sedang berdiri di perusahaan tadi pun langsung terkejut mendengar teguran satpam tersebut.
"E-m maaf pak,jika saya menganggu kenyamanan anda,disini saya sedang mencari lowongan pekerjaan.Jika ada lowongan pekerjaan saya inyin melamarnya pak"jelas wanita tersebut sopan.
"Ternyata anda ingin mencari pekerjaan jika itu tujuan anda kebetulan di perusahaan ini sedang membuka lowongan pekerjaan untuk menjadi seketaris tuan muda"jelas pak satpam.
Wanita tersebut yang mendengarkannya pun merasa amat bahagia,karena ada lowongan pekerjaan yang sangat ia butuhkan untuk mengidupi keluarganya.
"Benarkah apa yang anda ucapkan pak?"tanya wanita tersebut dengan sumringah.
"Benar sekali mbak,untuk lebih jelasnya informasi m anda dapat menemui kepala HRD mbak"ucap pak satpam.
"Baiklah,kalau boleh tau ruangan HRDnya di sebelah mana ya pak?"tanya wanita tersebut.
"Ruangannya berada di lantai dasar di lorong paling kanan,nanti akan ada tulisan HRD di pintunya dan anda dapat menanyakan tentang lowongan pekerjaan tersebut mbak.Untuk lebih jelasnya anda nanti bisa tanyakan ke resepsionis"jelas pak satpam kembali.
"Baik terima kasih banyak atas informasinya pak"ucap wanita dengan tersenyum manis.
"Sama-sama mbak itu memang sudah menjadi tugas saya"jawab pak satpam.
Wanita tersebut kemudian berjalan menuju ke dalam perusahaan yang sangatlah megah dan mewah tetsebut.Sampailah ia di meja resepsionis dan menanyakan ruang HRD.
"Permisi mbak"sapa wanita itu sambil membungkuk.
"Iya nona,apakah ada yang bisa kami bantu"ucap sopan resepsionis dengan tersenyum manis,ini sudah menjadi peraturan di perusahaan bahwa harus bersikap sopan kepada tamu yang hadir.
"Begini mbak saya ingin menanyakan keberadaan ruangan HRD di sebelah mana ya?"tanya wanita tersebut.
"Kalau boleh tau anda ada kepentingan apa ya dengan HRD?"tanya resepsionis,karena ini sudah menjadi tugas mereka menanyakan kepentingan apa yang ingin di lakukan oleh tamu.
"Saya ingin melamar pekerjaan di perusahan ini,saat di depan tadi seorang satpam telah memberi tahu saya bahwa saat ini perusahaan sedang membuka lowongan pekerjaan"ucap wanita tersebut dengan jelas.
"Baiklah memang perusahaan sedang membuka lowongan pekerjaan,kalau begitu dari arah sini anda berjalan ke arah lorong kanan tersebut maka nanti akan menemukan ruangan kepala HRD"jelas resepsionis sambil menunjukan ke arah kanan.
"Baiklah terima kasih mbak atas informasinya"ucap tulus wanita.
"Sama-sama nona"ucap resepsionis sambil tesenyum ramah.
Kemudian wanita cantik tersebut berjalan menelusuri lorong kanan dengan memperhatikan tulisan yang berada di pintu untuk mencari ruangan HRD.Saat sudah sampai di di pertengahan lorong,wanita tersebut menemukan pintu dengan tulisan"HRD".
"Akhirnya aku menemukan ruangan ini,semoga aku bisa berhasil bekerja di perusahaan ini agar bisa membawa ayah ke rumah sakit"batin wanita tersebut dengan perasan bahagia sekaligus gugup karena akan bertemu HRD.Ia kemudian mengetuk ruangan yang besar tersebut.
Tok...tok..tokk.
"Masuk"Ucap sesorang dari dalam tat kala mendengar pintu ruangannya di ketuk sesorang dari luar.
Karena sudah di persilahkan masuk wanita tersebut akhirnya masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ceklek..
"Permisi pak"salam wanita itu setelah memasuki ruangan tersebut.
"Ya,ada keperluan apa anda menemui saya"tanya seorang pria paruh baya yang berbadan lumayan gemuk dan berkaca mata tersebut setelah melihat ada seseorang yang menemuinya.
"Begini pak,saya mendapatkan info lowongan pekerjaan di perusahaan ini dari satpam yang bertugas di didepan"jelas wanita tersebut gugup.
"Ya betul perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan untuk menjadi seorang seketaris,karena seketaris yang dulu mengundurkan diri"jelas kepala HRD dengan tegas.
"Pak apakah boleh saya melamar pekerjaan di sini,karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini"ucap wanita itu dengan penuh harap.
"Tentu saja boleh,kalau begitu saya lihat berkas lamaran kamu,apakah memenuhi syarat menjadi seketaris atau tidak?"jawab kepala HRD.
"Baik pak,ini pak silahkan anda lihat terlebih dahulu"ucap wanita tersebut sambil menyerahkan berkas lamaran pekerjaan tersebut.
Kepala HRD pun menerima berkas tersebut dan membacanya dengan teliti,ternyata wanita tersebut bernama Rosalina Wilson gadis lulusan sarjana ekonomi bisnis dengan gelar cumluade,berumur 25 tahun.
"Jadi kamu masih berumur 25 tahun Ros,?"tanya HRD tersebut.
"Iya pak dan saya baru saja menyelesaikan gelar sarjana saya tahun ini"jelas Rosalina yang kerap di sapa Alina oleh orang terdekatnya.
"Hmm baiklah,untuk menentukan kamu di terima atau tidaknya,besok saya akan mengirimkan email ke pada kamu yang menyatakan kamu di terima atau tidak"terang kepala HRD,karena ia tidak bisa memutuskan kehendaknya sendiri untuk menerima atau tidaknya,karena ini menyangkut dengan pekerjaan tuan muda yang merupakan orang nomor 2 di perusahan setelah tuan Besar.Maka dari itu ia harus menghubungi asisten tuan mudanya untuk meminta persetujuannya.
"Baik terima kasih banyak pak,kalau begitu saya permisi terlebih dahulu pak"pami Alina sambil tersenyum dan membungkuk hormat.
"Baiklah"
Kemudian Alina segera pergi meninggalkan perusahaan tersebut dengan perasaan tenang dan semoga ia bisa di terima di perusahaan ini agar dapat mendapatkan uang untuk makan keluarganya.
Sementara kepala HRD yang sudah kembali fokus ke dokumennya mendengar telepon dari meja kerjanya,memutuskan untuk segera mengangkat karena takut ada yang penting.
"Hallo tuan"salam kepala HRD saat melihat yang memanggilnya adalah asisten tuan muda pemimpin perusahaan ini.
"Bagaimana pak Tio,apakah anda sudah mendapatkan karyawan untuk menjadi seketaris tuan muda Alvaro?"tanya asisten Alvaro yang bernama Reno.
"Saya sudah mendapatkan sekitar sembilan orang yang melamar di perusahaan ini untuk menjadi seketaris tuan muda Alvaro"terang kepala HRD yang bernama Tion.
"Baiklah kalau begitu anda kirimkan email tetang orang yang sudah melamar kerja di perusahaan ini pak"perintah Reno dengan suara tegas.
"Baik tuan"jawab pak Tio.
"Hmm"hanya sebuah deheman Reno untuk membalas ucapan pak Tio,kemudian ia mengakhiri panggilan tersebut.Pak Tio pun hanya bisa diam menahan kesal.
"Ck kenapa tuan muda Alvaro dan tuan Reno sama saja,sama-sama cuek dan dingin,kalau bukan karena gaji yang sangat tinggi aku memilih keluar saja dari perusahaan ini"umpat pak Tio merasa kesal dengan sikap atasanya yang cuek dan dingin.
Bersambung.
Setelah keluar dari perusahaan terbesar di negara ini Alina segera cepat menuju jalan raya untuk mencari kendaraan umum yang ia gunakan untuk kembali ke rumah.Di siang hari yang sangatlah terik ini Alina sedang berdiri menunggu angkutan umum yang belum kunjung ada,karena sekarang sudah jarang ada angkutan umum,karena sudah ada taksi yang lebih nyaman.Namun walau panas matahari yang terik menyinari Alina tidak membuat ia merasa lelah menunggu karena ia tidak punya banyak ongkos untuk membayar taksi.
Akhirnya setelah beberapa lamanya ia menunggu terlihat angkutan umum yang melintas di hadapanya,membuat Alina senang bukan main.Segeralah ia menyetop angkutan umum tersebut,kemudian ia masuk ke dalam angkutan umum yang membuat ia semakin panas dan gerah karena banyaknya orang yang sudah ada di dalamnya.Namun Alina hanya diam sambik menahan panas yang menyerang tubunya.
"Habis darimana neng kok pakaiannya rapi banget?"tanya seorang ibu-ibu yang bertubuh gemuk sambik tersenyum.
"Saya habis melamar pekerjaan bu"jawab Alina sambil tersenyum tanda hormat dengan orang yang lebih tua,sejak kecil Alina sudah di ajarkan sopan santun oleh ibunya agar Alina saat dewasa nanti mempunyai sifat yang sopan dan santun serta menghormati orang tuanya.
"Wah,semoga di terima ya neng"doa ibu-ibuk tersebut,yang membuat Alina bahagia karena masih ada orang yang mendoakannya.
"Amiinn,terima kasih banyak bu"ucap Alina tersenyum manis.
"Sama-sama neng"balas ibu-ibu tersebut.
"Pak,nanti saya turun di depan situ ya pak"ucap Alina kepada sopir angkutan umum agar ia di turunkan di depan yang merupakan jalan menuju gang perumahannya yang sederhana.
"Baik neng"jawab sopir angkutan umum tersebut.
Setelah beberapa lama angkutan umum tersebut berhenti di tempat yang di tunjukan alina tadi.Alina pun segera menanyakan ongkosnya.
"Berapa ongkosnya pak"tanya Alina.
"10 ribu aja neng"jawab sopir.
"Baiklah ini uangnya pak"ucap Alina sambil menyerahkan uang pecahan sepuluh ribuan kepada sopir.
"Oke terima kasih neng"jawab sopir sambil menerima uang tersebut.
Setelah itu Alina segera turun dari angkutan umum dan berjalan memasuki gang perumahannya yang sangat sederhana jauh dari kata mewah.
Tak beberapa lama setelah Alina berjalan menyusuri gang tersebut sampailah ia di depan rumahnya yang sederhana.Setelah itu ia mengambil kunci cadangan yang selalu ia bawa saat ia berpergian dari rumah.
"Assalamualaikum ayah"salam Alina kepada seseorang yang sedang duduk di kursi ruang tengah,sambil menghadap ke arah cendela melihat keadaan luar.
"Waalaikumsalam Alina,"jawab ayah Alina yang bernama wilson.
"Ayah sedang apa disini"tanya Alina kepada ayahnya.
"Ayah sedang bersantai saja,ayah bosan di kamar terus"jawab Wilson sambil tersenyum melihat wajah cantik putrinya yang semakin dewasa.
"Owalah begitu,dimana ibu dan kak Karin yah"tanya Alina saat tidak menemukan ibu dan kakak tirinya.
"Entahlah ayah tidak tau kemana mereka berdua,semakin hari kelakuan mereka semakin bertindak di luar batas saja.Ayah menyesal Alina karena sudah menikahi wanita yang gila harta seperti Sonya.Andai dulu ayah tidak menikahinya mungkin sekarang kita masih hidup dalam kemewahan,tanpa kamu harus berjuang untuk mencari uang demi keluarga kita"ucap Wilson dengan penuh penyesalan karena menikahi rubah seperti Sonya yang gila harta.
Dulu keluarga Wilson merupakan keluarga yang kaya raya,ia dulu adalah seorang pembisnis yang cukup terkenal saat itu.Namun saat usia Alina yang ke 23 tahun ibu kandungnya meninggal dunia.Setelah 2 bulan meninggalnya ibu Alina Winson menikahi Sonya karena saat itu ia terjebak dengan pesan suami Sonya sebelum meninggal dunia karena menolongnya.Suami Sonya memintanya untuk menikahi Sonya setelah ia meninggal dunia karena ia tidak mempunyai keluarga yang bisa menjaga Sonya dan Karin yang saat itu berusia 25 tahun.
Sebenarnya Wilson menolak karena sampai kapan pun ia tidak akan bisa melupakan almarhum istrinya yang sangat ia cintai.Namun karena ia harus bertanggung jawab ia terpaksa menikahi Sonya.Saat itu Alina setuju saja karena ayahnya juga butuh pendamping di usianya yang sudah paruh baya.Pada awalnya Sonya dan Karin sangat baik kepada Alina dan itu membuat Wilson memberikan fasilitas yang mewah dan kartu kredit yang dapat di gunakan untuk belanja.
Semakin lama Sonya dan Karin semakin boros dan menghamburkan-hamburkan uang sehingga perusahaan Wilson mengalami kebangkrutan karena Sonya dan Karin ternyata telah berhutang kepada rentenir untuk berfoya-foya dan berjudi.Sehingga untuk membayar hutang kepada rentenir Wilson terpaksa menjual aset-asetnya untuk menutupi hutang Sonya dan Karin.Saat perusahaan sudah di nyatakan bangkrut Wilson mengalami serangan jantung hingga ia harus istirahat total dan meminum obat.
Setelah perusahaan dinyatakan bangkrut dan keluarga mereka jatuh miskin,Alina terpaksa menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya sudah tidak bisa bekerja serta ibu dan kakanya hanya bisa menghabiskan uang.Saat itu usia Aera 24 tahun demi kelangsungan hidup keluarganya ia terpaksa bekerja paruh waktu dan kuliah untuk mendapatkan gelar sarjananya.
"Sudahlah ayah janganlah menyesal selamnya,mungkin ini memang sudah menjadi takdir keluarga kita.Ayah tenang saja sekarang Alina sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan,semoga saja Alina di terima ya yah doakan Alina"ucap Alina kepada ayahnya agar mendoakan dirinya di terima di perusahan.
Tak lama kemudian terdengar bunyi pintu yang terbuka dari luar terlihatkah ibu dan kakak tirinya yang entah habis darimana,terlihat kedua orang tersebut memakai pakaian yang kurang bahan sambil menjinjing belanjaan yang entah uang darimana.
"Wah-wah ternyata anak tiriku ini sudah pulang ya"ucap Sonya setelah melihat anak tirinya yang sudah berada di rumah.
"Bener nih ma,kira-kira darimana ya?jangan-jangan jual diri lagi"jawab Karin di sertai hinaan yang membuat Alina dan Wilson muak dengan kedua orang tersebut.
"Lebih baik anda berkaca bukankah di sini banyak cermin yang besar yang dapat anda gunakan untuk berkaca"ucap dingin Alina karena merasa marah dengan ucapan ibu dan kakak tirinya padahal jelas-jelas jika di lihat maka kedua orang tersebutlah yang jual diri terlihat dari pakaian yang mereka kenakan.
"Kurang ajar kau Alina"teriak marah Karin merasa Alina menghinanya.
"Stop kalian berdua kenapa ribut terus sih bikin mama pusing,ayo Karin kita ke kamar, mama mau lihat baju yang kita beli tadi.Dan kau anak kurang ajar lebih baik diam dan jangan mengina anak ku"ucap Sonya dengan menunjuk muka Alina.
"Sebaiknya kau diam Sonya dan tak usah membela anak kandungmu itu,jika kamu masih berani mengina anak kandungku sebaiknya kau keluar dari rumah ini,aku tak sudi jika ada orang lain yang menghina putriku"ucap tegas Wilson karena merasa sakit saat anak yang ia jaga dan manja sedari kecil di hina oleh istri yang ia nikahi karena sebatas tanggung jawab.
"Diam kau Wilson,tidak usah ikut campur urusanku lebih baik kau urus penyakitmu itu sampai ajal menjemputmu,ayo Karin kita pergi dari dua manusia ngak ada gunanya ini"ucap sinis Sonya kepada Wilson,selanjutnya ia menyeret Karin menuji kamar untuk segera mencoba pakaian yang ia beli tadi.
Setelah kedua orang itu memasuki kamar terlihat Wilson sedang menahan amarahnya karena sudah di hina oleh Sonya.Alina yang melihatnya pun segera menenangkan sang ayah agar tenang,supaya penyakitnya tidak kambuh.
"Ayah tenangkan dirimu agar tidak terpengaruh ucapan dua rubah licik itu"ucap Alina sambil mengelus bahu ayah tercintanya.
"Yah benar ayah harus tenang menghadapi dua rubah tersebut sampai waktu yang ayah tentukan"ucap Wilson sambil tersenyum misterius seperti sedang menyimpan rahasia.Namun Alina tidak menyadari hal tersebut.
"Lebih baik sekarang ayah istirahat agar cepat sembuh"perintah Alina kepada ayahnya agar penyakit jantungnya tidak kambuh.
"Baiklah sayang,kalau begitu ayah istirahat dulu"ucap Wilson sambil menuju kamar yang ia tepati sendiri karena sejak ia menikah dengan Sonya ia tidak sudi berbagi kamar dengan perempuan itu karena cintanya hanya untuk Anin,ibunya Alina.
Setelah melihat ayahnya masuk ke dalam kamar Alina segera menuju kamar miliknya untuk bersih-bersih sambil menunggu hasil interviewnya,ia berharap semoga di terima.
Inilah kehidupan Alina yang dulu penuh dengan kemewahan sekarang ia harus hidup sederhana,namun ia berusaha dengan ikhlas dan sabar karena sesuatu itu sudah ada di garis takdir.
Bersambung.
Di pagi yang cerah ini Alina sedang memasak di dapur untuk sarapan keluarganya.Ini merupakan rutinitasnya setiap pagi.
"Alina kamu sedang masak apa sayang?"tanya Wilson setelah keluar dari kamar menuju dapur,dan ia melihat putrinya sedang masak.
Alina memang jago dalam bidang masak,karena dulu saat bundanya masih ada ia selalu di ajarkan untuk memasak,agar saat ia sudah menikah nanti ia dapat memasak untuk anak dan suaminya.
"Eh ayah,ini Alina sedang masak nasi goreng yah,karena sisa nasi tadi malam masih lumayan banyak.Kalau di buang nanti malah akan mubazir yah"jawab Alina sambil fokus membuat nasi goreng.
"Betul sayang,kita tidak boleh membuang-buang rezeki,di luar sana masih banyak orang yang kelaparan"jelas Wilson.
"Nah nasi goreng buatan Alina sudah jadi yah,silahkan ayah sarapan dulu"ucap Alina sambil menyajikan nasi goreng yang sudah ia buat menjadi empat piring.
Sengaja Alina menjadikan empat piring karena jika tidak ada sarapan di meja makan pasti ibunya dan kakak tirinya akan marah-marah.Walau Alina sangat membenci kedua orang tersebut,akan tetapi ia tetap menghormati ibu dan kakak tirinya.
"Iya sayang,kalau begitu lebih baik kita sarapan bersama"ajak Wilson kepada putrinya.
"Iya ayah,apa kita tidak menunggu ibu dan kak Karin dahulu yah"
"Sebaiknya kita tidak usah menunggu mereka berdua ,kalau kita menunggu mereka berdua maka kita akan sarapan di siang hari sayang"jelas Wilson yang sudah hafal dengan sifat Sonya dan Karin yang akan selalu bangun siang.
"Baiklah kalau begitu yah"
"Yasudah mari kita sarapan saja"
Mereka berdua kemudian sarapan dengan lahap karena masakan Alina memang sangat lezat,membuat makanan terasa pas di lidah.
Setelah selesai sarapan Alina dan Wilson segera menuju ke ruang tengah yang berada di samping dapur tanpa ada penghalang karena memang rumah ini sangatlah sederhana.Rumah ini di beli Wilson dari uang sisa penjualan rumah mewah yang dulu ia tepati.
"Alina bagimana lamaran kamu,apakah sudah di interview oleh perusahaan?"tanya Wilson.
"Untuk saat ini Alina belum mendapatkan panggilan dari perusahaan yah,semoga saja berkas lamaran Alina segera di interview dan Alina bisa di terima kerja di perusahaan tersebut"jelas Alina sambil berfikir kenapa belum mendapatkan panggilan interview dari perusahaan.
"Kamu yang sabar ya sayang,ayah juga mendoakan semoga berkas lamaran kamu secepatnya segera di interview dan kamu bisa bekerja di perusahaan tersebut atas keinginan kamu"ucap Wilson memberikan suport kepada putrinya.
"Terima kasih yah,sudah selalu bedoa dan mendampingi Alina"
"Sama-sama sayang,sudah seharusnya ayah berdoa untuk putri kesayangan ayah ini"
"Andai ya yah,bunda masih ada pasti keluarga kita akan semakin berwarna"ucap Alina sedih saat teringat dengan bundanya yang selalu memberikan semangat kepada dirinya.
"Benar sayang,andai bundamu masih ada pasti kita akan lebih sangat bahagia.Namun itu sudah takdir tuhan sayang jadi Alina harus tabah dan ikhlas ya.Kita berdoa saja agar bunda tenang di sisi tuhan."ucap Wilson dengan berusaha tegar di depan putrinya,walau di dalam hatinya yang terdalam ia amat sangat merindukan istri tercintanya.
"Amiinn yah"
"ALINA"terdengar teriakan dari arah kamar ibu dan kakak tirinya yang mereka tempati.
Tak lama kemudian terlihat ibunya yang keluar dari kamar sambil membawa pakaian yang lumayan banyak.
"Nih segera kamu setrika baju ibu sama Karin,ibu sama Karin mau pergi ke mall untuk jalan-jalan,awas aja kalau rusak bajunya kamu harus ganti pokonya"ucap Sonya sambil melemparkan baju yang lumayan banyak ke arah pangkuan Alina untuk segera di setrika.
"Apa-apaan kamu Sonya seenaknya menyuruh putriku untuk menyetrika pakaianmu dan Karin,memangnya Alina pembantu kamu apa?"teriak marah Wilson saat anaknya selalu di perlakukan layaknya seperti seorang pembantu.
"Sudah diamlah Wilson,kamu itu orang penyakitan jadi diam saja sebelum ajal menjemputmu"ucap Sonya sinis.
Wilson yang mendengar pun merasa marah dengan istrinya karena menyumpahi dirinya cepat meninggal"Kurang ajar kau Sonya,sebaiknya ucapanmu itu di jaga Sonya sebelum karma mendatangimu"ucap Wilson marah.
"Apa hahahaha karma itu tidak berlaku untuk ku Wilson,sudah lah lebih baik kamu diam saja takutnya penyakit jantungmu kambuh"ucap Sonya yang semakin kurang ajar.
"Sudah ayah jangan meladeni ucapan ibu,aku takut jantung ayah kambuh lagi"ucap Alina karena takut jantung ayahnya kambuh lagi.
"Nah betul apa yang di ucapkan oleh putri kesayanganmu itu Wilson,Alina lebih baik kau sekarang setrika baju ibu dan kakakmu karena kami akan segera pergi"perintah Sonya seenaknya kepada Alina.
"Baiklah akan segera aku setrika bajunya bu"ucap pasrah Alina.
"Bagus kalau begitu,mana sarapan ibu sama Karin"
"Alina sudah masak nasi goreng bu,silahkan dimakan sama kakak karena Alina dan Ayah sudah sarapan dahulu"Ucap Alina sambil membawa baju yang di berikan oleh ibunya untuk di setrika menuju kamar.
"Apa nasi goreng lagi,emang nggak bosan apa tiap hari nasi goreng bikin selera makan hilang saja"ucap Sonya dengan sinis.
"Seharusnya kamu kamu itu bersyukur Sonya kita masih bisa makan"jawab Wilson merasa muak dengan tingkah dua manusia itu.
"Sudahlah diam kau Wilson,bikin aku darah tinggi saja"hardik Sonya kepada suaminya.
"Terserah kau Sonya"jawab Wilson merasa lelah menghadapi Sonya.Kemudian Wilson menuju teras untuk mengirup udara segar dan meredam emosinya.
"KARIN"teriak Sonya memangil Karin,seperti biasa Sonya akan berteriak walau di dalam rumah.
"Iya ada apa sih ma?"tanya Karin dengan muka habis bangun tidur.
"Sekarang kita sarapan dulu,agar bisa cepat pergi ke mall untuk jalan-jalan"perintah Sonya kepada Karin.
"Mah,bajunya belum di setrika kan"tanya Karin.
"Sudah kamu tenang saja baju yang akan kita kenakan sudah di setrika oleh babu kita hahahah"hina Sonya kepada Alina.
"Hahaha memang cocok Alina di jadikan babu"tekan Karin merasa puas karena ia sangat membenci Alina karena Alina lebih cantik dari dirinya.
"Benar banget,lebih baik kita sarapan saja sekarang sambil menunggu baju kita selesai di setrika oleh pembantu kita"
"Lho kok nasi goreng sih ma"ucap Karin karena hanya ada nasi goreng saja.
"Sudahlah,kamu makan saja Alina hanya memasak ini dari pada kita tidak sarapan"
"Ya ma"jawab Karin,
Mereka kemudian menghabiskan sarapan tanpa sisa sedikit pun.Kemudian datanglah Alina sambil membawa baju yang sudah di setrika
"Ini ma bajunya udah Alina selesai setrika"ucap Alina sambil menyerahkan baju yang sudah ia setrika.
"Owh bagus deh,sekarang nih cuci piring bekas sarapan kita dan jangan lupa bersihkan rumah"perintah Sonya seenaknya.Sonya dan Karin pun pergi menuju kamar untuk siap-siap pergi jalan-jala.
"Baik ma"
Alina hanya bisa menuruti keinginan Ibunya karena ia sudah terbiasa di perlakukan layaknya pembantu oleh ibu dan kakak tirinya.Alina hanya bisa diam dan menuruti keinginan mereka berdua karena takut terjadi apa-apa dengan ayahnya,karena Ibunya dan kakak tirinya selalu nekat melakukan apa saja jika Alina tidak moenuruti perintah mereka berdua.
Mereka berdua selalu memperlakukan Alina sebagai pembantu setelah perusahaan ayahnya di nyatakan bangkrut dan mereka pindah ke rumah yang sederhana ini.Alina selalu di suruh mencuci pakaian mereka, memasak,menyapu rumah,menyetrika baju mereka,bahkan pekerjaan semua yang ada di rumah Alina lah yang mengerjakan.Ibu dan kakak tirinya hanya suka pergi keluar rumah dan pulang di malam hari
Setelah perusahaan ayahnya bangkrut Alina lah yang mencari uang untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya.Selama ini ia bekerja di Cafe paruh waktu,karena harus kuliah juga.Dan setelah lulus kuliah ia tetap bekerja di Cafe tersebut untuk makan sehari-hari mereka.Namun gaji di Cafe yang Alina dapatkan kadang tidak mencukupi kebutuhan keluarganya karena terkadang sebagian gaji yang telah Alina terima di ambil paksa oleh Ibunya dan kakak tirinya entah di gunakan untuk apa.
Alina hanya bisa sabar menghadapi ibu dan kakak tirinya yang memperlakukan dirinya seperti pembantu.Sebenarnya Alina bisa melawan,ia hanya menjaga kesehatan Ayahnya.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!