Di sebuah kamar hotel yang cukup mewah, dengan ukuran yang lebih besar dari kamar hotel standar, desain interior yang elegan dan modern. Kamar ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang lebih lengkap dan berkualitas, seperti tempat tidur yang nyaman dengan linen yang berkualitas tinggi, peralatan mandi yang mewah dan lengkap, meja kerja yang besar, TV layar datar dengan banyak saluran, mini bar dengan minuman dan camilan, kulkas, dan akses internet gratis.
Lokasi hotel mewah ini juga strategi dengan pemandangan yang indah dan kemudahan akses ke berbagai tempat wisata dan tempat makan. Fasilitas tambahan seperti spa, restoran mewah, pusat kebugaran, dan layanan concierge yang 24 jam juga tersedia di hotel mewah ini, di mana Sharmila bersama dengan Alex berada.
Suara deru kenikmatan terdengar keras saling bersahutan dari sebuah kamar hotel mewah tersebut.
"Sharmila, kamu benar-benar cantik, sayang..." ucap Alex sambil terus menggerakkan pinggulnya maju dan mundur.
"K-amu juga tampan dan perkasa mas," balas Sharmila dengan ekspresi nikmat.
Melihat ekspresi Sharmila yang sangat menggairahkan ini, membuat Alex semakin bernafsu. Ia kemudian menjilati salah satu puncak gunung kembar yang masih berwarna coklat muda milik Sharmila dengan lahap.
Di saat yang sama, tangan kiri Alex memainkan gunung kembar satunya dengan memilin-milin puncak gunung kembar tersebut dengan masih menggerakkan pinggul, menjilat, dan juga memilin, semua itu dilakukan secara bersamaan tanpa henti selama sepuluh menit penuh.
Hal ini membuat tubuh Sharmila menggelinjang hebat, seakan seluruh tubuhnya dialiri listrik penuh dengan kenikmatan.
"Masss…"
Tak lama kemudian, Sharmila akan segera mencapai puncak.
"Mas, a-ku mau keluar mas! Mas... Maaaas!" Sharmila mencengkram erat lengan kekar Alex selama beberapa detik. Setelah itu, Sharmila terkulai lemas di tempat tidur.
Melihat hal ini, Alex tersenyum puas. Ini artinya ia telah berhasil membuat Sharmila mengalami puncak kenikmatan untuk yang ketiga kalinya malam ini.
Namun sayang, adik kecil Alex masih belum puas. Bahkan sejak tadi, Alex sama sekali belum mengeluarkan cairan putihnya. Padahal, Sharmila sudah tiga kali mencapai puncak kenikmatan yang dia berikan.
Ini menunjukkan betapa hebatnya stamina Alex. Tapi ini adalah hal yang wajar, karena Alex sendiri hobi Fitness, yang membuat tubuhnya bugar dan memiliki stamina kuat.
"Sayang, aku masih belum puas nih. Yuk lanjut ronde keempat." ucap Alex dengan lembut.
Sharmila pun mengangguk malu dengan pipi yang merona. Ia tak menyangka bahwa Alex, sang mantan pacarnya ini masih belum puas juga.
Benar, Alex bukanlah pacar Sharmila, melainkan mantan pacarnya. Bahkan, hubungan intim yang dilakukan Sharmila ini adalah untuk pertama kalinya. Bisa dibilang, Sharmila merelakan keperawanannya diambil oleh mantan pacarnya.
Alasannya cukup simpel, karena dua bulan lagi, Sharmila akan menikah dengan tunangannya, yaitu Rian. Ia melakukan hal ini karena di Jakarta, menyerahkan keperawanan pada mantan pacar sedang menjadi tren.
Sebagai wanita modis yang memiliki pergaulan luas, tentu Sharmila tidak mau luput dalam mengikuti tren ini.
Hal inilah yang mendorong Sharmila dan Alex melakukan hubungan suami-istri di kamar hotel sekarang.
Sharmila mendapati Alex mulai menciumi dan menghisap lehernya hingga meninggalkan bekas merah. Rasa geli bercampur nikmat ia rasakan lagi.
Sharmila tak kuasa kembali mengerang. Nafasnya memburu, suhu tubuhnya juga meningkat. Ia lagi-lagi ingin dipuaskan oleh permainan Alex.
Setelah puas menciumi leher Sharmila, Alex meminta Sharmila berbalik membelakanginya dan menyuruhnya berpose seperti 4nj1ng.
Sharmila pun menuruti permintaan Alex. Tak lama kemudian, Sharmila merasakan tusukan benda tumpul yang masuk ke dalam gua kenikmatan dari arah belakang.
Tusukan demi tusukan Alex membuat Sharmila menger4ng keenakan.
Alex kembali memompa Sharmila dengan cepat dan akhirnya, Alex berhasil mengeluarkan cairan putihnya di dalam.
Semburan cairan ini terasa hangat di dalam gua kenikmatan. Hal ini membuat gua milik Sharmila berdenyut seakan memijit-mijit adik kecil Alex. Tentu ini membuat adik kecil Alex kembali bertenaga.
Mereka berdua pun melakukan hal ini semalaman suntuk. Entah sudah berapa ronde mereka bermain, tapi hal ini membuat kamar hotel tersebut memiliki aroma amis yang sangat pekat.
Baginya, kejadian malam ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Sharmila, dan juga awal dari malapetaka dalam hidupnya.
***
Saat hari pernikahan sudah tinggal menghitung hari, Sharmila ternyata telah hamil 7 Minggu.
Situasi yang dialami oleh Sharmila sangat menegangkan dan membingungkan. Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya menimbulkan berbagai masalah dan kekhawatiran, apalagi saat persiapan untuk pernikahan seperti yang dialami Sharmila saat ini.
Sharmila merasa kesulitan untuk meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya, meskipun dia yakin tentang siapa ayah dari bayi yang dikandungnya. Hal ini membuatnya cemas, takut, dan kebingungan dalam dirinya.
Mau tak mau Sharmila memberitahukan permasalahan ini pada kedua orang tuanya.
"Ma, Pa, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua. Ini sangat penting dan berat bagiku."
Dengan perasaan was-was dan takut, Sharmila harus bisa memberikan penjelasan kepada mama dan papanya dengan keadaannya yang sekarang ini.
"Ada apa, Nak? Kau terlihat sedih dan cemas. Ceritakan pada kami." Mamanya, Puji, bertanya dengan wajah khawatir.
"Ya, jangan ragu untuk memberitahukan apapun yang ada di pikiranmu. Kami siap mendengarkan." Papanya, Darto, juga memberikan dukungan.
Sharmila menarik nafas terlebih dahulu sebelum akhirnya berbicara dengan kedua orang tuanya.
"Hemmm… Baiklah, jadi a-ku menemukan diriku hamil. Ini adalah kehamilan yang tidak pernah aku sangka-sangka dan a-ku, aku tidak tahu harus berbuat apa. A-ku sangat khawatir dan bingung."
Plak
Ibu Puji terkejut mendengar pengakuan anak gadisnya. Dia langsung menampar pipi Sharmila, melampiaskan amarahnya.
"Bagaimana bisa ini terjadi? Dan dengan siapa kamu melakukannya?" Tanya Darto dengan rasa terkejut dan marah.
"Hiksss… Sharmila salah. Sharmila salah!"
Dengan memegangi pipinya yang ditampar oleh mamanya, Sharmila menangis dan meminta maaf.
"Oh, Tuhan! Apa yang terjadi? Ah, kita harus tenang dulu. Kami akan mendukungmu sepenuhnya. Kita akan mencari cara terbaik untuk menghadapi situasi ini."
Tapi sebagai orang tua, mereka berdua tentunya berusaha untuk tetap tenang dan membantu menemukan solusi terbaik untuk masalah anaknya ini.
"Terima kasih, Ma, Pa. A-ku sangat berterima kasih karena kalian bersedia mendengarkan dan memberikan dukungan padaku."
"Ta-pi, jika kalian perbolehkan, Sharmila akan mengugurkan kandungan ini."
Dengan berat hati, Sharmila mengatakan hal tersebut dengan wajah menunduk. Dia sebenarnya tidak rela seandainya kedua orang tuanya memintanya untuk mengugurkan kandungannya, karena dia juga tahu jika ini adalah benihnya Alex. Pria perkasa yang telah menyentuhnya untuk pertama kali.
"Kamu sudah gila!" Teriak Puji marah.
Ini adalah situasi yang sangat sulit dan menegangkan karena sebentar lagi anaknya menikah dengan Rian, sedangkan anak gadisnya justru telah hamil dengan mantan kekasih.
"Kami tahu ini bukan situasi yang mudah, tapi kau tidak sendiri. Kami di sini untukmu dan akan berusaha bersama-sama menyelesaikan masalah ini dengan baik."
"Jangan khawatir, Nak. Kita akan berusaha menemukan solusi yang terbaik dan membantu kamu mengatasi masalah ini. Kita akan hadapi bersama."
Sharmila sedikit lebih lega setelah mendengar perkataan papanya, meskipun dia juga tahu bahwa papanya sangat marah dan kecewa dengannya.
"Alex, aku butuh bicara denganmu tentang sesuatu yang penting."
"Apa itu, Mila? Ada apa?" Tanya Alex dengan wajah yang serius juga, karena melihat keadaan Sharmila yang sepertinya sedang cemas.
Sharmila langsung mengajak Alex untuk bicara serius tentang keadaan dirinya yang kini telah berbadan dua.
"Aku hamil, Alex. Dan kau adalah ayahnya."
Alex mengerutkan keningnya mendengar jawaban yang diberikan oleh mantan kekasihnya itu. "Apa?! Bagaimana ini bisa terjadi? Kita tidak berencana untuk memiliki anak." Kilahnya.
Sharmila membuang nafas kasar. "Hahhh, aku tahu. Tapi ini sudah terjadi dan aku butuh dukunganmu."
"Maaf Sharmila, tapi aku tidak bisa bertanggung jawab atas kehamilanmu. Kita hanya bersenang-senang bersama dan ini bukanlah tanggung jawabku. Apalagi, kamu sendiri yang menginginkan semua itu."
Jawaban yang diberikan oleh Alex memang benar adanya. Semua ini terjadi karena keinginan Sharmila sendiri, karena di juga yang menghubungi Alex untuk diajak melakukan hubungan yang dia inginkan.
"Ta-pi, tapi ini anak kita, Alex. Kita harus bertanggung jawab sebagai orang tuanya." Sharmila berusaha membujuk alex dengan perasaan cemas dan gugup.
Alex tetap menggelengkan kepalanya. "Maaf, Mila. Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Kita hanya bersenang-senang dan aku tidak bisa mengambil tanggung jawab atas kesalahanmu sendiri."
Sharmila terdiam. Dia salah dengan semua ambisinya yang mengikuti trend yang sedang viral di kalangan remaja.
"Ta-pi, tapi ini anak kita, Alex. A-ku, aku butuh dukunganmu dan aku tidak bisa melakukannya sendiri. Hiksss…"
Isakan Sharmila tidak membuat Alex merasa iba, karena dia memang tidak pernah menginginkan Sharmila. Mantan kekasihnya itulah yang pada awalnya menghubunginya, dan mengajaknya. Dia berbagai seorang lelaki normal, tentu saja tidak menolak mendapatkan tawaran enak dari mantan kekasihnya yang katanya akan segera menikah.
"Maaf, Mila. Tapi aku tidak bisa membantumu. Aku tidak siap untuk menjadi ayah dan aku tidak bisa mengambil tanggung jawab atas kesalahan ini."
Sharmila mengusap air matanya. "Baiklah, aku mengerti. Tapi aku akan melakukan apa yang terbaik untuk anak ini. Aku hanya berharap kau bisa memikirkan kembali sikapmu."
"Aku minta maaf Sharmila, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu. Aku harap kau bisa memahami ini."
Sharmila mengangguk dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih untuk waktumu, Alex."
Semuanya berawal dari rasa penasaran Sharmila, yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Rian, yang tidak sengaja membaca sebuah artikel yang membahas tentang keperawanan untuk mantan. Artikel tersebut menarik minatnya dan membuatnya penasaran. Artikel tersebut juga mempromosikan sebuah obat yang diklaim dapat mengembalikan selaput dara seperti sedia kala, terutama bagi mereka yang belum pernah melahirkan.
Setelah membaca artikel tersebut, Sharmila ingin mencoba kebenaran dari artikel tersebut, sesuai dengan beberapa komentar mereka yang berpengalaman bersama mantan kekasihnya.
Sharmila ingin membuktikan efektivitas dari obat yang dipromosikan di artikel tersebut dan mengembalikan keperawanannya sebelum menikah dengan Rian, bersama dengan mantan kekasihnya yang bernama Alex.
Dan akhirnya semuanya terjadi sini dia harus mencoba untuk membuktikan obat Virginia tersebut, supaya pernikahannya dengan Rian berhasil tanpa kendala yang berarti.
***
Ternyata kedua orang tuanya Sharmila mengetahui keadaan anaknya yang sudah hamil. Mereka berdua mendesak supaya Sharmila mengaku siapa sebenarnya ayah dari anak yang dikandungnya. Tapi Sharmila memilih bungkam karena tidak mungkin mengatakan bahwa Alex adalah ayah dari anaknya, karena dia akan menikah dengan Rian. Seorang pemuda pilihan orang tuanya.
Hal ini karena Alex juga tidak mau bertanggung jawab. Tapi Sharmila menyakinkan pada kedua orang tuanya jika semuanya akan baik-baik saja sesuai dengan rencana mereka setelah dia melakukan beberapa hal yang dia yakini akan berhasil tanpa ada yang merasa curiga, termasuk Rian sendiri, yang nantinya akan menjadi suaminya.
"Sharmila, kami ingin tahu siapa ayah dari bayi yang kamu kandung. Kau harus mengatakan kebenarannya pada kami, nak." Darto mencoba untuk mencari tahu siapa yang telah melakukan sesuatu dengan anak gadisnya.
"Ma, Pa, Mila minta maaf, tapi Mila tidak bisa memberitahu siapa ayah bayi ini."
Sharmila menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa mengatakan kebenaran tentang ayah dari bayi yang dikandungnya saat ini.
"Kenapa tidak? Ini sangat penting untuk keluarga kita." Puji, mamanya, berusaha meyakinkan
Sharmila menggelengkan kepalanya masih dengan kepala yang menunduk. "Mila tahu, tapi Mila tidak bisa mengatakannya. Jika mama dan papa mau membatalkan pernikahan Mila dengan mas Rian, Mila tidak akan protes. Tapi jika pernikahan ini terjadi, Mila juga berjanji jika pernikahan tidak akan ada masalah dan kendala apapun.
Sharmila begitu yakin dengan apa yang dia katakan. Dia sudah membaca banyak komentar yang membuktikan keampuhan obat Virginia, jadi dia juga yakin akan berhasil jika meminumnya.
"Apa maksudmu? Kamu harus memberitahu kami sekarang juga." Mamanya masih mendesak.
"Ma, Pa, Mila tahu bahwa ini membuat kalian khawatir dan Mila minta maaf atas kesulitan yang Mila buat. Tapi, Mila berjanji akan menyelesaikan masalah ini dan membuat semuanya baik-baik saja. Yang penting mama dan papa diam saja, seakan-akan tidak terjadi apapun."
Mama dan papanya Sharmila saling pandang mendengar perkataan anaknya yang begitu meyakinkan, seolah-olah semuanya bisa diatasi dengan mudah.
"Tapi bagaimana jika ini merusak reputasi dan nama baik keluarga kita? Kami tidak bisa membiarkan hal ini terjadi." Puji tetap merasa khawatir.
"Mila memahami kekhawatiran kalian, tapi Mila yakin bisa menemukan solusi yang tepat. Mila akan mencoba menyelesaikan masalah ini dengan cara Mila sendiri dan Mila minta kalian untuk memberikan dukungan dan doa saja."
Kedua orang tuanya kini terdiam dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Semua sudah terjadi dan rencana pernikahan Sharmila dengan Rian tinggal menghitung hari, jadi mereka tidak ingin merusak rencana yang bisa membuat nama baik keluarga mereka rusak.
"Baiklah, tapi jangan membuat keputusan yang gegabah dan jangan lupa bahwa kami selalu mendukungmu asalkan itu demi kebaikan kita bersama."
Sharmila tersenyum tipis mendengar perkataan mamanya. Terima kasih, Ma, Pa. Mila akan berusaha sebaik mungkin dan membuat kalian bangga pada akhirnya."
Kini Sharmila siap untuk mengonsumsi obat Virginia itu sehari sekali selama seminggu, supaya organ intimnya kembali seperti semula. Masih virgin dan tampak tidak pernah tersentuh sama sekali. Dia berharap agar usahanya ini berhasil dan Rian tidak mempermasalahkan apapun, yang penting pada saat malam pertama mereka nanti ada darah yang keluar seperti seorang perawan pada umumnya.
'Semoga saja mas Rian tidak curiga. Aku harus bisa bersikap biasa saja, seolah-olah belum pernah melakukan hubungan dengan pria lain.'
Meskipun yakin jika usahanya berhasil, tapi Sharmila tetap merasa khawatir dan was-was. Dia cemas jika Rian merasakan perbedaan yang signifikan saat mereka berhubungan di malam pertama nanti.
Seminggu kemudian.
Pesta pernikahan antara Sharmila dan Rian dilaksanakan dengan sangat meriah dan modern. Acaranya digelar di sebuah gedung megah dengan dekorasi yang indah dan elegan.
Para tamu undangan yang menghadiri pesta pernikahan ini datang dari berbagai latar belakang dan usia, namun semuanya sangat antusias dan terkesan dengan suasana yang diciptakan.
Sharmila dan Rian terlihat sangat bahagia dan saling mencintai, selalu tersenyum di atas panggung. Mereka berdiri di sana, dengan dihiasi bunga-bunga segar dan setelah mengucapkan janji pernikahan untuk saling mencintai, menghormati, dan merawat satu sama lain seumur hidup.
Setelah acara upacara pernikahan selesai, para tamu undangan disambut dengan hidangan yang lezat dan minuman yang segar sebagai menu pelengkap pesta.
"Wah, pesta pernikahan Sharmila dan Rian sungguh spektakuler! Semua detailnya begitu indah dan elegan. Saya terkesan dengan suasana yang diciptakan." Komentar salah satu tamu undangan dengan melihat sekeliling ruangan.
"Bahkan makanannya juga enak! Saya suka dengan hidangan vegetariannya, sangat segar dan lezat."
Komentar yang lainnya juga, karena dia seorang vegetarian dan menu pesta memang tersedia juga untuk tamu yang tidak memakan daging.
Ada banyak hiburan di pesta pernikahan ini, seperti pertunjukan musik dari band live, tarian dari kelompok tari profesional, dan bahkan photobooth yang menyenangkan bagi para tamu untuk mengambil gambar kenangan. Terlihat banyak tawa dan keceriaan di antara para tamu undangan yang menikmati acara tersebut.
"Tarian mereka benar-benar romantis! Saya hampir menangis melihat mereka menari dengan begitu indah."
"Saya suka dengan photobooth-nya! Kami mengambil banyak foto lucu dan mengesankan bersama keluarga dan teman-teman."
"Sharmila dan Rian benar-benar terlihat bahagia dan saling mencintai. Mereka adalah pasangan yang sangat cocok satu sama lain."
Para tamu mengagumi pasangan pengantin yang berbahagia hari ini.
Pada saat puncak acara, Sharmila dan Rian memasuki ruangan dengan busana pengantin mereka yang elegan dan indah. Mereka menari dengan indah dan romantis di atas panggung, disambut dengan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan yang menyaksikan momen istimewa tersebut.
"Acara ini sungguh mengesankan dan menyenangkan! Saya pasti akan mengingat pesta pernikahan Sharmila dan Rian selama bertahun-tahun ke depan."
"Saya terkesan dengan band live-nya! Mereka memainkan musik yang benar-benar menghibur dan membuat orang ingin menari."
"Semua orang terlihat begitu bahagia dan bersemangat. Pesta pernikahan ini benar-benar menjadi momen yang indah dan berkesan bagi kita semua."
Dan masih banyak lagi yang memberikan komentar mereka terkait pesta pernikahan Sharmila dengan Rian kali ini, sebab pesta pernikahan Sharmila dan Rian sangat meriah dan sukses. Semua orang terlihat bahagia dan terkesan dengan acara tersebut, dan pasangan ini merayakan hari yang paling istimewa dalam hidup mereka dengan cara yang indah dan berkesan.
"Terima kasih, Mila. Aku bahagia bisa bersanding denganmu disini."
Sharmila tersenyum senang mendengar perkataan Rian, yang sekarang ini sudah resmi menjadi suaminya.
"Mila juga bahagia, mas Rian. Terima kasih," ucapnya sambil tersenyum manis, membuat semua pasang mata kagum dengan keromantisan mereka berdua.
"Lihatlah kedua mempelai! Mereka tampak akur dan bahagia," kata Puji, yang merasa bersyukur karena pada akhirnya Sharmila benar-benar menikah dengan Rian sesuai dengan rencana sebelumnya.
Darto, papanya Sharmila, juga mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh istrinya. Dia berharap supaya anaknya bisa membuktikan apa yang dikatakannya kemarin bawa pernikahan ini tidak akan membawa masalah di kemudian hari.
"Ma, kamu tidak lupa memperingatkan Mila, kan?" Bisik Darto pada istrinya.
Puji mengangguk mengiyakan pertanyaan yang diajukan oleh suaminya. Dia paham dengan apa yang dimaksud pertanyaan tersebut.
"Papa berharap agar Sharmila tidak membuat masalah lagi."
Begitulah kira-kira harapan kedua orang tuanya Sharmila, mengingat apa yang mereka rahasiakan dari orang lain, termasuk Rian dan keluarganya Rian.
***
Setelah selesai melaksanakan acara pesta pernikahan, Sharmila dan Rian menginap di hotel. Saat Sharmila dan Rian tiba di kamar hotel mereka, suasana kamar begitu romantis dengan hiasan bunga-bunga segar dan lilin aroma terapi yang sedang menyala. Mereka saling memandang dengan tatapan penuh cinta, sambil tersenyum kecil.
Ternyata semua sudah dipersiapkan oleh WO yang menangani semua acara mereka berdua.
Rian memeluk Sharmila dengan lembut dan memberikan kecupan lembut di bibirnya. Mereka saling merasakan getaran yang luar biasa dan berbagi rasa kebahagiaan dan kecintaan yang dalam.
"Sayang, kamu sudah siap?" Tanya Rian penuh arti.
Wajah Sharmila memerah karena tersipu malu, tapi dia tetap mengangguk mengiyakan pertanyaan yang diajukan oleh suaminya.
Cup
Rian mengecup bibir Sharmila sekilas, kemudian mengangkat tubuh istrinya dan membawanya ke tempat tidur. Mereka melakukan malam pertama dengan romantis dan hangat.
Beberapa saat kemudian.
Setelah Sharmila dan Rian menyelesaikan ritual malam pertama mereka, mereka saling bertatapan dan tersenyum bahagia. Mereka mengobrol sebentar tentang pernikahan mereka dan betapa bersyukurnya mereka bisa bersama dalam hidup.
"Aku bersyukur karena ternyata kamu masih menjaganya untukku, sebagai suamimu."
Ya, malam pertama mereka ini Sharmila sukses mengeluarkan darah sebagaimana seorang gadis yang masih suci. Jadi, Rian merasa bersyukur karena istrinya bisa menjaga diri di dalam kehidupan yang serba modern dan bebas sekarang ini.
Sharmila tersenyum senang mendengar perkataan suaminya. Di dalam hatinya ia merasa sangat bersyukur karena berhasil membuat semuanya sukses dan tidak terjadi kesalahan.
Mereka merasakan kehangatan yang begitu menyenangkan dalam momen malam pertama dan merayakan malam pertama mereka dengan cinta dan kasih sayang yang mendalam. Sebelum tidur, mereka saling berpelukan dan mengucapkan kata-kata cinta yang manis dan penuh harapan untuk masa depan mereka.
Cup
"Istirahatlah. Aku tidak akan meminta jatah lagi, karena aku tahu jika kamu juga lelah. Hehehe…"
"Ah, mas Rian bisa saja."
Malam pertama Sharmila dan Rian berjalan sukses dan penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan. Mereka merayakan momen penting dalam kehidupan mereka dengan cara yang sangat romantis dan hangat.
Siang hari, setelah malam pertama.
"Huek… huek!"
"Ada apa, sayang?"
"Sayang, hai… sayang!"
Rian panik saat Sharmila tiba-tiba muntah-muntah dan akhirnya pingsan. Dia segera mengangkat Sharmila dan berlari dan membawa ke mobil. Selama perjalanan ke rumah sakit, Rian sangat khawatir dan cemas terhadap kesehatan Sharmila. Dia berusaha tetap tenang dan menghibur Sharmila sebisa mungkin.
"Sayang, kamu kenapa ini?" Rian cemas dan tidak tahu apa yang terjadi pada istrinya tadi.
Sampai di rumah sakit, Sharmila langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Rian menunggu dengan cemas di samping Sharmila, sambil berdoa agar Sharmila segera pulih dan baik-baik saja. Dia merasa bersalah karena mungkin ada sesuatu yang salah dengan makanan atau minuman yang mereka konsumsi di malam pertama mereka.
"Bagaimana, dok?"
Ketika dokter datang untuk memberikan hasil pemeriksaan, Rian sangat khawatir dan tegang. Dia merasa lega ketika dokter memberitahu bahwa kondisi Sharmila stabil dan dia hanya menderita mual dan muntah-muntah yang disebabkan kehamilannya.
"Apa, dok?" Tanya Rian terkejut.
"Ya, selamat ya pak. Istri Anda hamil tiga minggu." Dokter memberikan penjelasan.
Awalnya Rian berpikir jika Sharmila kelelahan dan mengalami tekanan sehingga stres karena persiapan pernikahan mereka, tapi ternyata…
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!