NovelToon NovelToon

Delisanya Abimanyu (Cinta & Harta)

Delisanya Abimanyu

01 🌹

" Minggir.....!!!" Teriak Delisa seorang gadis berusia 23 tahun, gadis muda itu seorang pengantar paket disebuah Ekpedisi yang terkenal dikotanya tersebut, Delisa tidak mampu mengendalikan motor inventaris kantornya itu dan ia pun hanya pasrah saja saat ada lelaki yang berlari dari samping jalan diperempatan yang sering dilewati Delisa saat ia hendak pulang dan berangkat kerja, lelaki itu tiba-tiba saja muncul tanpa melihat kiri dan kanan jalan, ia berlari dan kebetulan Delisa melintas.

Delisa menutup matanya ia tidak bisa lagi berpikir harus bagaimana, dan bibirnya hanya bisa berucap.

" Ya Tuhan...lenyaplah sudah hidupku!" ucapnya.

Ia pun mendengar suara yang memanggilnya.

" Hey! Bangun Nona!"

" Apakah aku sudah bertemu dengan para malaikat? apakah malaikat itu yang memanggilku?" ucapnya dalam hati sembari masih menutup matanya.

" Hey Nona! Buka matamu! Jangan diam saja!" Ucap suara tersebut.

Delisa pun membuka matanya dan ia melihat seorang lelaki dihadapannya memegang depan motornya dan salah satu ban depan motornya berada dianyara kedua kaki lelaki tersebut.

" Aku masih hidup? aku tidak apa-apa kan?"

" Hey Nona, seharusnya yang kamu bilang itu, bukannya pada diri kamu sendiri, tapi Aku! Jelas-jelas disini aku yang jadi korbannya."

" Apa? kamu korbannya? Jangan ngimpi kamu! Jelas sekali kamu yang berlari tanpa melihat kiri dan kanan main nyosor aja kemotorku! Enak aja bilang situ korbannya, korban kepala kamu peyang! Gemes aku!" Ucapnya.

" Minggir! Aku mau lewat!" ucap Delisa kemudian menghidupkan kembali motornya namun langsung dilepas kuncinya oleh si pria tersebut.

" Heh! Apa maksudnya ini?!Kenapa dilepas segala sih kunciku?"

" Kamu sudah salah dengan ku seenaknya mau pergi,tidak aku biarkan kamu pergi!" Ucapnya sembari menatap Delisa dengan tatapan matanya yang sedikit menyipit.

" Heh! Mau kamu apa?! "

" Kamu harus bertanggung jawab atas insiden ini "

" Bertanggung jawab?" Tanyanya sembari menatap lelaki yang masih memegang stang motor Delisa.

" Aku harus ikut dengan wanita ini, agar aku terlepas dari mereka, setidaknya mereka merasa bangga kalau aku sudah tiada." Gumamnya dalam hati sembari menatap kearah Delisa yang masih bengong padanya.

Abimanyu Perwira Prakash, seorang lelaki yang memiliki postur tubuh tinggi dan dengan wajahnya yang tampan serta kulit putih bersih bak seorang yang terawat yang didambakan kaum hawa yang akan terhipnotis melihat wajah tampannya itu, ia adalah pemilik perusahaan penerus keluarga Prakas dimana keluarga Tirinya tidak menyukai dirinya semenjak Papahnya mempersunting janda anak tiga untuk menggantikan kedudukan sang Mamah yang terlebih dahulu pergi meninggalkannya karena kecelakaan.

***

Setelah kepergian Brata Prakash sang Ayah yang meninggal dunia,karena penyakit yang tidak kunjung sembuh, meskipun terus berobat dari luar dan dalam Negeri, namun tidak ada hasil sama sekali, keadaan sang Ayah kala itu semakin parah sampai pihak dokterpun tidak sanggup lagi dengan penyakit yang di derita Brata Prakash tersebut.

Sampai akhirnya sang Ayah pun tutup usia disaat Abimanyu baru saja bersama dengan Ayahnya itu,untuk mengganti waktunya yang terbuang dikarenakan ia harus menyelesaikan pendidikan S3 nya diluar Negeri, ia harus menelan pil pahit kehilangan orang yang sangat berarti dihidupnya setelah sang Mamah tersebut.

***

Seminggu kepergian sang Papah kala itu dia mendapatkan pengacara sang Ayah membacakan wasiat dari Papahnya tersebut. Kalau semua kekayaan yang dimiliki keluarga Prakash jatuh semua padanya, ia juga mengetahui kalau keluarga Tirinya itu tidak menyukainya, karena mendapatkan sedikit saja dari harta kekayaan sang Papah.

Keluarga Tirinya itu menyusun rencana akan mencelakai dirinya, sayangnya rencananya itu sudah diketahui salah satu Asisten Rumah Tangganya yang saat itu tanpa sengaja mendengar percakapan mereka semua, keluarga Tirinya terutama saudara-saudara Abimanyu dari Ibu tirinya tersebut.

Art itupun langsung saja mengatakan pada Tuan Mudanya, tapi sayang sebelum Art itu mengatakan pada Tuan Mudanya, terdengar kabar kalau Tuan Mudanya itu mengalami kecelakaan kebakaran disalah satu Caffe favorite Abimanyu dilantai tiga dimana Abimanyu sering berkunjung kesana,dan mereka yang ada dirumahnya itupun merasa senang karena informasi mengatakan kalau Abimanyu terkurung di Caffe itu, dan tidak bisa terselamatkan, mereka tidak tahu kalau Abimanyu saat itu terselamatkan,memang saat itu Abimanyu memesan ruangan itu atas namanya melalui salah satu temannya, sebelum datang ke Caffe itu sang teman menunggu nya di Caffe tersebut seorang diri dan saat kejadian Abimanyu masih menuju kearah Caffe yang diketahui pihak keluarganya ia berada didalam Caffe itu.

Karena tidak percaya dengan ucapan keluarga tirinya Abimanyu, Art itupun menghubungi tuannya dan benar saja Abimanyu masih hidup dan menjawab panggilan sang Art, dengan sigap Art itupun menceritakan semuanya pada sang Tuan Muda, karena ia merasa senang kalau Tuan Mudanya selamat dalam insiden itu.

****

" Heh! Kamu harus membawa aku bersama kamu sekarang!"

" Membawa kamu? Kemana?"

" Kerumah kamu lah, masa kerumah aku?"

" Rumah aku? Heh kamu gila ya! Memangnya kamu tidak punya rumah apa? Atau jangan-jangan kamu hanya sengaja aja memberhentikan aku disini karena ingin menculik aku? Iyakan!!" Ucap Delisa sembari menatap dengan tajam kearah sang lelaki yang ada dihadapannya itu.

" Rumah? Hemmmm aku nggak punya rumah??? Aku saja tidak tahu siapa aku??Oh iya...siapa ya aku? Kenapa aku ada disini? Jangan-jangan kamu sudah menculik aku dan membuat aku lupa ingatan dimana rumah aku sebenarnya dan kamu juga sudah membuat kepala ku kehilangan otaknya dan tidak bisa mengingat siapa aku? Benarkan?? Ayo bilang aja...." Ucap Abimanyu sembari terkekeh.

" Heh!! Dasar gila! Aku tidak tahu siapa kamu! Aku juga tidak tahu dari mana asalnya kamu, aku tidak menculikmu!"

" Kalau kamu tidak mengaku aku akan berteriak disini dan mengatakan pada semua orang kalau kamu sudah menculikku dan membuat aku kehilangan ingatanku." ucap Abimanyu masih memegang depan motor Delisa.

" Silahkan saja kamu mau berteriak seperti apa, aku tidak peduli karena aku memang tidak kenal denganmu, dan aku juga tidak menculik kamu, apalagi menghilangkan ingatan kamu itu." ucap Delisa sembari mensedekapkan tangannya di dada dan menatap dengan tajam kembali ke arah Abimanyu seraya bergumam di dalam hatinya.

" Dia tidak mungkin akan berteriak karena aku tahu sepertinya dia ini orang yang sangat terpelajar dan dari keluarga yang berada, terlihat dari postur tubuhnya dan wajahnya yang sangat terawat serta tidak memperlihatkan kalau diri dia ini seperti orang biasa saja, tidak mungkin dia berteriak di tengah jalan seperti ini dia pasti akan mempermalukan dirinya sendiri." Gumam Delisa sembari terus menatap ke arah Abimanyu.

Namun ternyata perkiraan Delisa itu meleset, Abimanyu pun berteriak mengatakan kalau dirinya sudah diculik oleh seorang pengantar paket, mendengar teriakan Abimanyu Delisa pun kemudian menarik kepala Abimanyu dengan pelan dan menutup mulutnya.

" Heh keong! Kamu gila ya! Ini tempat umum! Kalau mereka disini pada dengar aku yang akan celaka!" Ucapnya sembari melebarkan kedua matanya menatap kearah Abimanyu.

Abimanyu tersenyum lebar dihatinya,serata bergumam dalam hatinya.

" Ya Tuhan cantik banget wanita yang ada dihadapan aku ini, setelah aku menatapnya dengan dekat, terlihat sekali wajah mulusnya ini, tanpa makeup aja cantik, apa lagi menggunakan makeup pasti cantiknya Paripurna ..". ucapnya sembari menatap kearah wajah Delisa.

Delisanya Abimanyu

02 🌹

Delisa menengok kiri dan kanan terlihat aman, karena suasana masih pagi tidak banyak yang terlihat berkeliaran dijalan dimana sering dia lewati itu, pulang dan pergi bekerja, Delisa menghela nafasnya dengan lega karena suasana jalan yang masih sepi.

" Lepaskan tanganmu! Bau tahu..(sembari mengusap wajahnya) makan apa sih tangan mu bau sekali." ucap Abimanyu seraya menatap Delisa.

" Bau?(dengan mencium tangannya sendiri) perasaan tidak bau deh!" ucapnya pelan.

" Tuh! Bau kan?"

" Isht! Bau apaan sih!tanganku nggak bau tahu! kamu tuh ya penciumannya terganggu! Dasar lelaki nggak jelas!Periksa tuh hidung! kali aja hidung kamu keselo tuh! Isht nyebelin banget nih cowok!"

" Jelas-jelas bau terasi kaya gitu, nggak ngaku juga, makanya jangan tiap hari makan terasi ganti dong dengan tahu tempe biar sehat nggak judes kaya kamu, itulah akibatnya terlalu banyak makan terasi!" ucapnya terkekeh.

Delisa hanya mendelik dengan kesal kearah Abimanyu.

Abimanyu langsung saja menaiki motor Delisa dia duduk santai dibelakang Delisa dan menyentuh pundak Delisa dengan sedikit pelan seraya berkata dengan sedikit keras ditelinga Delisa.

" Gas full...!" ucapnya ditelinga Delisa.

Reflek Delisa mengayunkan sikutnya kearah perut Abimanyu dan tanpa diduga Delisa, Abimanyu langsung tertunduk dengan memejamkan matanya merasa orang yang duduk dibelakangnya itu tidak ada suara lagi Delisa pun sedikit panik dan segera menstandarkan motornya dan turun dari motornya itu sambil memegang tangan Abimanyu, dia pun langsung membangunkan Abimanyu dengan memukul mukul pelan pipinya Abimanyu.

" Hey! Gaje! Bangun dong!Jangan bercanda,nggak lucu tau! Kenapa pingsan segala sih ach! Ngerepotin banget sih! Eh...Apa aku keterlaluan banget ya sama dia, sampai gini amat sih?Ya Tuhan jangan sampai terjadi apa-apa dengannya, padahal aku tadi hanya gerakan reflek saja, kok sampai kaya gini ya?" Ucapnya kemudian menaiki kembali motornya dan melepaskan syal panjangnya yang berada dilehernya agar bisa mengikat tubuh Abimanyu ke tubuhnya supaya tidak jatuh saat dijalan, saat tubuh Abimanyu di dekatkan dibelakang tubuh Delisa, tersungging senyum diwajah Abimanyu yang tanpa disadari Delisa kalau Abimanyu hanya berpura-pura saja tak sadarkan diri.

Motor Delisa pun melaju menuju kearah rumahnya kembali, saat dia memasuki jalan tempat kediamannya itu semua mata menatap kearahnya, Delisa berusaha tidak menghiraukannya namun tetap saja dia tersenyum pada pengguni jalan rumahnya tersebut.

Sesampainya didepan rumahnya seorang tetangganya pun mendekatinya dan membantu Delisa menurunkan tubuh Abimanyu, walaupun bersusah payah akhirnya Delisa dan tetangganya itu pun berhasil merebahkan tubuh Abimanyu diruang tengah rumah Delisa.

" Siapa Dia Del?" tanya Ranti tetangga Delisa sekaligus sahabat Delisa itu.

Delisa tidak menjawab pertanyaan Ranti dia langsung mengajak Ranti keluar dan menjelaskan padanya.

" Aku tidak tahu siapa dia, dia bagaikan jin yang begitu saja datang dan muncul secara tiba-tiba dihadapanku!"

" Hah? muncul secara tiba-tiba? Dimana? Kamu sama sekali tidak mengenalinya?"

Delisa menganggukkan kepalanya.

" Dijalan Rambai perempatan lampu merah, dia langsung saja menghentikan laju motorku..." Delisa pun menceritakan semua kejadiannya itu pada Ranti, Ranti hanya menganggukkan kepalanya sembari menengok kearah dalam.

Begitu juga Delisa menatap dimana Abimanyu terbaring.

" Kemana mereka?Kok aku tidak mendengar pembicaraannya, jangan-jangan mereka meninggalkan aku begitu saja." gumam Abimanyu dalam hatinya, dia tidak membuka matanya karena tidak ingin ketahuan kalau dia hanya pura-pura saja.

" Kamu tidak mencari identitas diri lelaki itu Del?"

" Bagaiman aku mencarinya? dia aja tidak membawa apa-apa kok."

" Siapa tahu dia membawa dompet, sekarang aja yuk kita cari siapa tahu ada identitasnya, mumpung dia tak sadarkan diri." Ucap Ranti dianggukkan Delisa, mereka berdua melangkah menuju ke arah di mana Abimanyu terbaring itu, Abimanyu yang pura-pura tertidur itu mendengar langkah demi langkah kaki menuju ke arahnya dan dia kemudian tidak bergeming kembali.

" Apa yang akan mereka lakukan padaku?" Gumamnya kembali di dalam hatinya.

Delisa yang berada di sebelah kanan Abimanyu dan Ranti berada di sebelah kirinya Abimanyu, mereka berdua saling berpandangan.

" Bagaimana caranya kita untuk mencari identitasnya?" tanya Delisa sembari menatap ke arah Ranti.

" Hem...Biasanya kalau cowok itu menyimpan dompetnya di sebelah kanannya, kamu kan berada pas di sebelah kanannya dia, coba kamu miringkan tubuhnya sebelum dia sadarkan diri, kalau sampai dia sadarkan diri kita tidak bisa menemukan identitas itu." Ucap Ranti dianggukkan oleh Delisa.

Delisa memiringkan tubuh Abimanyu dia terlihat ragu-ragu untuk meraba bagian saku belakang celana Abimanyu, dimana biasanya seorang laki-laki menyimpan sebuah dompetnya.

" Oh ...Ternyata mereka rupanya mencari identitasku hehehe... Untung saja aku sudah menghubungi orang kepercayaan Almarhum Papah untuk menemuiku saat itu dan memberikan semua identitasku padanya." Gumamnya dan tersenyum di dalam hatinya.

Delisa pun kemudian meraba saku celana yang digunakan oleh Abimanyu tersebut kemudian dengan cepat Delisa menarik tangannya dan menggelengkan kepalanya menghadap ke arah Ranti.

" Aku tidak menemukan dompetnya, mungkin memang benar dia hilang ingatan dan semua identitasnya hilang darinya, jadi dia tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya."

Ranti menghela nafasnya dengan panjang dia hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap ke arah Abimanyu.

" Delisa! coba kamu tatap wajahnya." ucap Ranti sembari tersenyum.

" Memang ada apa di wajahnya?" Tanya Delisa sembari masih menatap ke arah Ranti.

" Dia tampan banget." lanjut Ranti.

" Isht...! Kamu ini apaan sih Ranti, jangan bicara keras-keras, siapa tahu dia mendengar kamu berbicara tambah besar bajunya nanti, kalau kamu katakan dia ini tampan." Protes Delisa sembari menatap ke arah Abimanyu.

Delisa menatap lekat wajah Abimanyu yang masih menutup matanya tersebut.

Delisa pun kemudian bergumam di dalam hatinya tanpa sepengetahuan sang sahabat.

" Ya Ampun! Benar juga apa yang dikatakan Ranti, semakin dilihat dan di tatap lebih lekat wajah laki-laki yang ada di hadapanku ini, ternyata memang sangat tampan berbeda jauh dengan laki-laki yang ada di luar sana, Aku yakin dia ini bukan laki-laki sembarangan."

" Delisa... Del... Delisa!" Panggil Ranti namun Delisa tidak menghiraukan panggilan sang sahabat, Ranti pun lalu menyentuh tangan Delisa.

Delisa pun langsung menatap ke arah Ranti.

" Oh, iya ada apa Ranti?"

" Hehehe...Benarkan apa kataku, kamu pasti terpesona dengan laki-laki yang tidak sadarkan diri ini." Goda Ranti, Delisa merah merona wajahnya ditegur oleh Ranti seperti itu, dia pun kemudian menyembunyikan rasa kekagumannya terhadap Abimanyu yang baru disadarinya kalau ternyata Abimanyu itu adalah orang yang paling tampan yang baru ditemuinya saat ini.

" Iih! apaan sih, aku cuma memikirkan keluarganya saja, mungkin keluarganya merasa kehilangan dengan dia, Aku akan berusaha nantinya akan mencari keluarganya di mana dan mencari identitasnya juga."

Ranti hanya tersenyum sembari bergumam di dalam hatinya.

" Aku tahu kalau kamu mengagumi lelaki itu Delisa." Ucapnya di dalam hatinya sembari tersenyum lebar.

Delisanya Abimanyu

03 🌹

" Hahaha... akhirnya kamu itu mengagumi aku juga kan, Aku tahu walaupun mataku tertutup tapi aku bisa merasakan kalau kamu telah menatapku dengan begitu terkagumnya kalau aku ini adalah laki-laki yang benar-benar tampan." Gumam Abimanyu sembari tersenyum di dalam hatinya.

" Lebih baik aku lama-lama aja tertutup mata ini, biar dia selalu menjaga aku di sini, biarkan dia merasa bersalah gara-gara pukulannya yang tidak disengajanya itu." Gumamnya lagi.

Namun sayangnya sandiwara pingsan yang dilakukan oleh Abimanyu itu pun terhenti, gara-gara seekor semut menggigit di ujung kakinya, dia pun merasa sakit dan ingin berteriak namun ditahannya, kemudian dia pun berpura-pura membuka matanya dan melihat-lihat ke kiri dan ke kanan serta ke langit-langit rumah Delisa tersebut, padahal dia menahan sakit di ujung kakinya karena gigitan semut rangrang yang kebetulan lewat di ujung kakinya itu.

" Ya Tuhan, sakit sekali kakiku,apa yang menggigitku ini ?" Gumamnya di dalam hati sembari terus menatap ke arah langit-langit rumah Delisa seakan-akan dia baru menyadari dirinya itu berada di mana.

" Delisa dia sudah bangun! Coba kamu tanyakan siapa tahu karena pukulan kamu itu yang tidak sengaja itu sudah menyadarkannya dari kesadaran ketidak ingatan dalam otaknya itu " Ucap Ranti antusias.

Delisa menganggukkan kepalanya sembari menyentuh pundak Abimanyu dengan pelan.

" Kamu bisa bangun dan dudukkan, agar kita bisa berbicara dengan baik-baik dan tidak bertengkar lagi, seperti tadi." ucap Delisa, Abimanyu pun kemudian bangun dari duduknya dan bersandar di dinding rumah Delisa, karena rumah Delisa terbuat dari kayu biasa dan tidak terbuat dari beton keramik.

" Aku memang mau bangun dan ingin melihat siapa yang menggigit kakiku biar aku habisi sekalian." Gumamnya sembari duduk dari tidurnya itu.

" Katakan padaku siapa sebenarnya kamu?" tanya Delisa.

Abimanyu kemudian duduk bersila dan tangannya mengusap-ngusap jari kakinya yang tergigit semut tersebut.

" Aku.... Aduh! Sepertinya aku tetap tidak mengingat siapa aku sebenarnya,, aku benar-benar tidak tahu siapa aku ini dan berasal dari mana apakah aku ini memiliki keluarga atau tidak, aku benar-benar lupa, tidak ada sama sekali yang aku ingat."

Delisa menghela nafasnya dengan panjang sembari menatap lekat ke arah Ranti.

Ranti hanya mengekspresikan dengan mengangkat kedua bahunya sembari tersenyum saja.

" Baiklah kalau memang kamu belum mengingat siapa diri kamu, silakan kamu tinggal di rumahku ini, tapi ingat! kamu tidak boleh menggunakan apapun yang ada di dalam rumah ini tanpa seizin ku! kalau kamu melanggarnya aku akan mengembalikan kamu ke jalan tadi, saat kita bertemu pertama kali!" Ucap Delisa sembari menatap ke arah Abimanyu.

Abimanyu hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya seraya menengok kiri dan kanan memperhatikan benda apa saja yang ada di dalam rumahnya Delisa.

" Apa yang akan aku gunakan? sedangkan isi di dalam rumahnya aja cuma ada sebuah televisi, itu pun televisi zaman dulu." Gumamnya di dalam hati lagi.

" Terus aku tidurnya di mana? masa aku tidurnya di tengah-tengah ruangan seperti ini."

" Kamu bisa tidur di kamar itu ( menunjuk kamar yang masih tertutup) dan kamu tidak boleh memasuki kamar ku apapun yang terjadi! Dan satu hal lagi, kalau orang sekitar sini bertanya siapa kamu, kamu bisa mengatakan kalau kamu itu adalah saudaraku yang jauh dan baru sampai ke kota ini, dan lagi kamu tidak perlu untuk keluar rumah tanpa seizin diriku, kamu bisa nonton televisi aja, tapi itu pun tidak boleh nonstop, karena televisi ini bisa mengeluarkan asap kalau terlalu lama dihidupkan." terang Delisa.

" Hahaha...! Kamu melarang aku untuk keluar rumah, sedangkan aku kamu suruh nonton televisi di dalam rumah saja seharian? tapi kamu baru saja berkata kalau televisi kamu itu tidak bisa digunakan nonstop, aku pasti bosan berada di dalam rumah kamu sendirian." Ucap Abimanyu sembari tertawa lebar membuat Delisa merasa kesal dengan ucapan Abimanyu itu.

" Kalau kamu tidak mau mengikuti apa kataku, silakan kamu pergi dari rumahku, aku tidak mau bertanggung jawab seperti apa yang kamu katakan saat kejadian itu."

Abimanyu pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya sembari berkata.

" Baiklah! aku akan mengikuti apa kata kamu." Ucapnya namun dia bergumam dalam hatinya.

" Karena hanya ini jalan ku untuk menghindari beberapa waktu kedepan keluarga tiriku itu, biarkan saja mereka menganggap aku sudah tiada sementara waktu, di tempat ini tidak mungkin mereka ketahui, aku bersyukur bertemu dengan wanita ini di samping dia cantik, tempatnya juga tidak mungkin digapai oleh saudara tiriku tersebut."

" Apakah kamu setuju dengan apa yang aku ucapkan itu? tentang hal-hal yang tidak boleh kamu lakukan di rumah ini, karena rumah ini adalah istanaku yang mungkin tidak kamu miliki!" ucap Delisa sembari mendelik ke arah Abimanyu.

" Aku akan mengikuti apa yang kamu katakan." Ucap Abimanyu tersenyum lebar.

Delisa pun menghela nafasnya dengan panjang.

" Bagus! kalau kamu memahami semuanya, silakan kamu menuju ke kamar kamu di sebelah kamarku itu, tapi satu lagi, tidak boleh kamu mengobrak-abrik kamar itu ataupun merubah perabotan yang ada didalamnya, karena itu adalah kamar pribadi kedua orang tuaku."

Abimanyu pun menganggukkan kepalanya, kemudian dia berdiri dari duduknya dan melangkah menuju ke arah kamar tersebut dan menutup pintunya, Ranti pun kemudian duduk di samping Delisa mereka berdua terdiam, hanya helaan nafas mereka yang terdengar sembari menatap ke arah pintu kamar yang sudah tertutup rapat kembali.

" Kamu yakin Del dia tinggal di sini.?"

" Yah! Bagai mana lagi Ran,tapi Aku mohon padamu nanti bantu aku ya, kalau para tetangga bertanya tentang laki-laki itu bilang saja dia namanya Gaje saudara jauh dariku yang baru nyampai di kota ini, jangan sampai mereka tahu kalau dia hilang ingatan, aku mohon padamu ya."

Ranti pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

Delisa pun kemudian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dia melihat jam itu sudah menunjukkan pukul 9.30 ia pun langsung menepuk jidatnya sembari bersuara.

" Aku harus segera ke kantor, karena hari ini paket yang aku antar sangat banyak sekali, oh ya aku mohon bantuan kamu lagi ya."

" Apa yang harus aku bantu.?"

" Kamu nggak kerja hari ini?"

" Hari ini aku off giliran aku libur, besok baru masuk."

" Buatkan makanan untuknya ya? tapi persediaan makananku di rumah habis, Aku minta punya kamu ya untuk dia, mungkin saja dia belum makan."

Ranti menganggukkan kepalanya.

" Oke! Aku akan membawakan makanan untuknya, kebetulan aku tadi baru memasak, lebih baik kamu berangkat gih, nanti kamu dimarahi Bos kamu lagi." Ucap Ranti sembari berdiri dan mengajak sahabatnya itu melangkah keluar, sebelum berangkat bekerja kembali Delisa menutup pintu rumahnya tersebut, dia pun kemudian melajukan motor inventaris kantornya itu dengan kecepatan tinggi, agar segera sampai di kantor Ekpedisi tempat dia bekerja.

Sedangkan Ranti pulang ke rumahnya untuk mempersiapkan beberapa masakan yang sudah dia buat untuk Abimanyu santap, setelah tersedia dia pun kemudian memasuki rumah Delisa dan mengetuk pintu kamar Abimanyu.

Abimanyu membuka pintu tersebut dia tersenyum, begitu juga dengan Ranti dan Ranti pun menyuruh Abimanyu untuk makan di tempat makan Delisa sering makan, karena rumah Delisa tidak memiliki meja makan terpaksa Abimanyu harus makan lesehan, setelah memberikan makanan tersebut Ranti pun berpamitan pada Abimanyu dan dianggukkan oleh Abimanyu, Ranti melangkah meninggalkan Abimanyu yang duduk bersila menghadapi beberapa makanan yang sudah diberikan oleh Ranti, dia tersenyum melihat makanan tersebut, kemudian dia pun memakannya dengan lahapnya karena memang kebetulan perutnya terasa lapar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!