"Bruk!".
"Aaa!!!!".
Ayunda reflek terpekik saat merasakan tubuh seseorang jatuh menimpanya yang sedang duduk hingga posisinya yang semula menekuk lutut karena menahan dingin akibat baju yang dipakainya basah terkena air hujan langsung terlentang dengan posisi dibawah kungkungan seorang pria yang langsung membekapkan tangannya ke mulut Ayunda kuat agar tidak berteriak keras seperti sebelumnya.
"Sttt!,Diam! jangan berisik gue cuma mau sembunyi sebentar dari kejaran mereka!",hardik pria tersebut yang
Reflek membuat Ayunda langsung terdiam karena ketakutan dan hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan pria misterius itu karena takut kalau dia bersuara maka para pengejar sipria juga akan membunuhnya seperti yang sering dilihatnya di film film yang ditontonnya selama ini.
Cukup lama mereka berdua dalam posisi seperti itu, bahkan cuaca yang semula hujan lebat sampai reda tapi si pria misterius masih belum juga beranjak dari posisinya diatas tubuh Ayunda membuat Ayunda merasa tubuhnya mulai mati rasa karena cukup lama ditindih oleh sipria yang tidak dikenalnya tersebut ternyata diam karena tertidur dengan pulas diatasnya.
Ayunda mulai merasa tidak nyaman dengan posisi mereka dan berusaha untuk bergeser dari posisi mereka yang ambigu sekarang .
Tapi saat Ayunda berhasil menggeser tubuh sipria kesampingnya tiba tiba.
"Breettt!!!".
"Ya Allah sial banget sih aku malam ini",gerutunya kesal karena saat dia menggeser tubuh sipria misterius yang tertidur itu bagian atas gaunnya robek lebar hingga memperlihatkan bagian dalamnya yang untung saja sipria tidak melihatnya karena sedang tidur pulas.
Melihat hujan sudah reda Ayunda bermaksud untuk pulang dengan berusaha merapikan. bagian depan gaunnya yang berantakan karena basah akibat hujan dan sobek barusan sebelum sipria misterius itu bangun dan melihatnya dalam kondisi tidak layak seperti sekarang.
Tapi belum sempat dia beranjak dari tempatnya tiba tiba dia terkejut karena mendengar ada teriakan keras dari arah jalan yang menuju kepos ronda tersebut.
Ayunda sangat terkejut mendengarnya begitu pula pria misterius yang tadi tertidur pulas didekatnya reflek langsung terbangun.
Tapi belum sempat mereka sadar apa yang terjadi tiba tiba sudah banyak orang berdatangan kearah mereka dan langsung menggiring mereka berdua layaknya penjahat menuju rumah seseorang yang ternyata pak Kades.
"Jadi mereka berdua ini pasangan mesum yang tertangkap basah oleh kalian?!",tanya pria tua yang tidak dikenal oleh Ayunda dengan menunjuk kearah Ayunda dan pria misterius yang masih dalam kondisi setengah sadar saat itu.
"Benar pak Kades mereka tertangkap basah sedang berbuat me*um tadi",terang salah seorang penduduk yang diingat Ayunda sebagai pria pertama yang datang kepos ronda tempatnya berteduh tadi.
Pria yang dipanggil pak Kades itu lalu Kembali mengamati Ayunda dan pria misterius yang memang penampilannya saat itu tidak bisa disebut tidak baru saja melakukan sesuatu yang aneh.
"Jadi....siapa nama kalian dan kenapa kalian melakukan perbuatan asusila ditempat umum?! Terutama dikampung kami?",tanya pak Kades dengan marah.
Dengan wajah tertunduk dan tubuh gemetar karena kedinginan juga ketakutan Ayunda menjawab pertanyaan yang diberikan padanya tanpa pembelaan diri karena gugup.
Sementara pria misterius yang ada disampingnya juga menjawab pertanyaan tersebut tapi dari nada suaranya sama sekali tidak terdengar kalau pria itu merasa takut atau gugup seperti yang dialami Ayunda saat itu.
"Gue Iman.Gue ke pos cuma buat berteduh doang nggak ada yang lain",jawabnya tenang.
Mendengar jawaban yang diberikan pria yang mengaku bernama Iman itu semua penduduk yang ada diruang tamu tersebut terdengar riuh karena merasa kesal.
"Hey anak muda bisa bisanya kamu menjawab pertanyaan pak Kades dengan cara seperti itu!",bentak salah satu pria yang ada diruangan itu yang langsung diakuri oleh yang lain.
"Emang apa salahnya dengan jawaban gue?Kalian tanya, gue udah jawab yang sebenarnya kenapa kalian malah marah?!",jawabnya masih dengan nada suara seperti semula sementara Ayunda semakin gemetaran karena khawatir dia akan dipukuli oleh orang orang yang ada disana sekarang.
"Kamu!!!",seorang warga desa terlihat berteriak kearah pria bernama Iman itu dengan sangat emosi, tapi sebelum suasana semakin memanas pria yang menjadi kades desa itu buru buru menengahi.
"Sudah!Jangan teruskan lagi perdebatan ini!",hardiknya yang membuat suasana ruangan itu langsung hening.
Setelah tidak ada suara riuh lagi pak kades kembali bicara dengan nada penuh penekanan yang ditujukan kepada Ayunda dan pria bernama Iman itu.
"Karena kalian berdua sudah diduga melakukan tindakan asusila diwilayah kampung kami maka sebagai hukuman kalian harus dihukum menurut kebiasaan kampung disini!".
Mendengar itu tiba tiba Ayunda menangis histeris karena berpikir dia akan mendapat hukuman diarak keliling kampung dengan telan*ang dan akan dicambuk 100 kali karena dituduh sudah berzinah meski sebenarnya tidak seperti itu.
Para penduduk langsung terkejut melihatnya dan pak Kades segera memanggil beberapa orang perempuan untuk membantu menenangkan Ayunda dengan membawanya kedalam kamar terpisah dari pria bernama Iman itu.
Cukup lama Ayunda menangis dan setelah tenang seorang ibu lalu memberikannya air putih,juga ada ibu lain yang membantunya mengganti pakaiannya yang basah kotor dan robek tidak berbentuk itu dengan pakaian yang lebih layak.
"Terimakasih banyak bu Kades",ucap Ayunda dengan menyeka air matanya yang masih menitik karena merasa terharu ternyata apa yang dipikirkannya tadi tidak benar.
"Iya nak Ayunda.Sekarang apa perasaan nak Ayunda sudah merasa lebih baik?",tanya Bu Kades dengan tersenyum ramah yang langsung dibalas anggukan oleh Ayunda.
"Iya bu sekarang saya sudah merasa lebih baik.Jadi apa saya sudah boleh pulang sekarang Bu karena ini sudah sangat malam",mohon Ayunda yang diangguki oleh Bu Kades.
"Iya dan sepertinya para bapak juga sudah selesai dengan apa yang mereka lakukan sekarang di Mushola jadi ayo kami antar nak Ayunda kesana sebelum pulang",ajak Bu Kades yang diangguki oleh Ayunda dengan mengikuti langkah bu Kades menuju Mushola yang dipikir Ayunda dia kesana untuk berpamitan dengan pak Kades dan yang lainnya.Tapi begitu dia mengambil tasnya dia terkejut melihat dompetnya tidak ada didalamnya dan terpaksa bertanya ke pada Bu Kades.
"Maaf Bu apa tadi Ibu atau yang lain melihat dompet saya?."
Mendengar pertanyaan Ayunda Bu Kades langsung menepuk dahinya.
"Astaga iya aku tadi lupa memberi taumu kalau para Bapak itu tadi meminta KTP mu nak Ayunda karena itu Ibu mengeluarkan dompetmu tadi. Ini dompetnya ,"
Bu Kades menyerahkan kembali dompet Ayunda pada siempunya.
"KTP saya tapi untuk apa ya Bu?,"tanyanya bingung.
"Melihat nama juga alamat nak Ayunda."
"Bukannya tadi mereka sudah menanyakannya waktu saya baru datang bahkan pak Kades juga menanyakan nama Bapak saya juga.Itu buat apa ya Bu kalau boleh tau?."
Mendengar pertanyaan Ayunda bukannya menjawab Bu Kades malah meringis kearahnya dengan ekspresi penuh rahasia.
Nanti juga nak Ayunda tau buat apa mereka menanyakan nama Bapak nak Ayunda sekarang Ayo kita ke Mushola karena sepertinya acaranya sudah akan dimulai."
Meski bingung Ayunda tidak protes lagi saat diajak oleh Bu Kades ke Mushola yang hanya berada didepan rumah itu. Saat sampai di Mushola ternyata sudah ada beberapa bapak Bapak yang berkumpul juga pria bernama Iman yang menjadi sumber masalahnya malam ini.
Ayunda merasa heran melihat penampilan pria bernama Iman yang berbeda dari waktu terakhir kali Ayunda bertemu tadi.
Seingat Ayunda tadi pria bernama Iman itu mengenakan kaos hitam tanpa lengan belel dan juga celana jeans yang tak kalah lusuh seperti atasan yang dikenakan nya, tapi sekarang sudah berganti dengan baju Koko putih Serta bawahan kain sarung dan kopiah hitam menghiasi kepalanya yang membuat penampilannya sangat berubah.
"Nak Ayunda sekarang kamu dan nak Sulaiman Yazid akan kami nikahkan meski hanya secara Siri saja untuk malam ini sebagai hukuman karena kalian diduga telah melakukan tindakan asusila diwilayah desa kami",terang pak Kades pada Ayunda.
Mohon like dan komen kalian ya reader🥰
Jderrrr!!!!!
Seketika Ayunda syok mendengar apa yang baru saja dikatakan pak Kades padanya.
"A ..apa pak.Me...menikah siri de... dengannya ta...tapi kami nggak saling kenal pak,kami hanya tidak sengaja bertemu dipos ronda karena sama sama sedang berteduh dari hujan",terang Ayunda dengan lancar berbeda dari sebelumnya yang merasa sangat ketakutan pada semua orang yang ada disana.
"Maaf nak Ayunda tapi kami melakukannya sesuai keputusan bersama dan nak Iman juga tidak menolak untuk melakukannya .Jadi kami harap nak Ayunda juga mau menerimanya dan setelah nya silahkan kalian bicarakan ini berdua nanti.Yang pasti sekarang mau tidak mau kalian harus setuju karena ini konsekuensi dari kami." Apa yang dikatakan pak Kades yang diangguki oleh semua yang hadir membuat Ayunda yang syok hanya bisa menatap pria bernama Iman dengan tatapan tak berdaya.
Lalu seperti apa yang dikatakan oleh pak Kades barusan pernikahan siri mereka itu dilaksanakan dengan pak ustadz yang ada dikampung itu yang akan menikahkan mereka dan sebagai wali bagi Ayunda mereka menggunakan wali hakim karena saat ditanyakan soal Bapaknya Ayunda bilang kalau kedua orang tuanya sudah meninggal dan yang tersisa dari keluarganya hanya bibi dari pihak ibunya saja .
"Silahkan nak Sulaiman mengucapkan Ijab qobulnya sekarang",perintah pak Ustadz kepada pria bernama Sulaiman itu yang diangguki oleh pria itu dengan menjabat tangan pak Ustadz sebelum mengucapkan ijab qobul.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Putri binti Usman dengan mas kawin uang 1juta dibayar tunai!," ucapnya dihadapan semua yang hadir disana saat itu termasuk Ayunda.
"Bagaimana hadirin Sah!,"tanya pak Ustadz pada semua yang hadir.
"SAH!!!."
Jawab mereka serempak.
"Alhamdulillah...Kalau begitu ayo semua berdoa untuk pernikahan mereka berdua,".
Lalu semua yang hadir mengikuti pak Ustadz membacakan doa setelah pernikahan untuk Ayunda dan pria bernama Sulaiman itu.
"Semua udah selesaikan kalau begitu gue cabut ya",ucapnya dengan menyalami pak Ustadz, pak Kades dan beberapa penduduk yang lain cukup sopan meski gaya bicaranya menyebalkan.
"Sekarang kalian boleh pergi semoga kalian menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah",balas pak Kades yang langsung di Amini oleh semua yang hadir begitu juga dengan pria bernama Iman ikut mengamini apa yang didoakan pak Kades untuk pernikahan mereka.
Hanya Ayunda yang semakin merasa syok dengan semua yang terjadi dihadapannya bahkan dia hampir tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri kalau tidak ditegur oleh pria bernama Iman itu lebih dulu.
"Hey ayo pulang udah malam, Lo mau tetap disini ampe besok!," tegurnya dengan berjalan pergi meninggalkan tempat itu yang terpaksa diikuti oleh Ayunda dengan patuh.
"Malam ini kita pulang kerumah Lo dulu karena rumah gue masih berantakan," ucapnya yang diangguki oleh Ayunda tanpa mengatakan apa apa.
Bahkan Ayunda tetap diam saat pria bernama Iman itu mengajaknya naik taksi online bersama sampai mereka turun didepan gang menuju tempat kontrakannya.
"Disini alamat Lo kan?," tanyanya untuk memastikan, yang dijawab anggukan oleh Ayunda karena dia Ayunda tau pasti pria itu tau alamatnya dari KTP miliknya tadi yang dimintanya pada Bu Kades.
Ayunda berjalan didepan pria itu sebagai penunjuk jalan menuju kekamar kontrakannya.
"Ini kontrakan Lo?",tanya pria itu dengan menatap sekeliling tempat itu yang terdiri dari deretan kamar kamar kontrakan sederhana dengan dinding cat yang mulai mengelupas karena usia.
"Iya,Abang mau masuk atau langsung pulang sekarang?",tanya Ayunda setelah merasa sudah bisa berpikir jernih atas apa yang dialaminya malam ini.
"Tentu aja masuk,kan tadi gue udah bilang malam ini gue nginap disini dulu baru besok pagi balik",terangnya dengan mendorong pintu kayu kamar kost Ayunda lalu berjalan masuk lebih dulu tanpa menunggu Ayunda menyuruhnya lagi
"Ternyata dalamnya lumayan juga",celetuknya dengan langsung menghempaskan tubuhnya didipan singgle tanpa memperdulikan ekspresi Ayunda yang kembali terkejut tapi tidak bersuara apa apa.
"Aku mau mandi dulu kalau Abang mau tidur diranjang malam ini tidur aja biar nanti aku tidur dibawah",terang Ayunda yang dijawab gumaman oleh Iman karena begitu menyentuh bantal dia langsung tertidur.
Melihat hal itu Ayunda sedikit merasa lega karena ternyata pria yang baru saja menjadi suaminya itu tidak melakukan hal aneh padanya berbanding terbalik dengan sikapnya.
Ayunda mengambil selimut dan sebuah bantal untuknya sebagai alas tidur lalu sebelum merebahkan diri dia memilih membersihkan diri secukupnya dan mengganti baju yang dipakainya hasil pinjaman dari bu kades tadi dengan piyama tidur yang nyaman juga sopan tentu saja meski pria yang diketahuinya bernama Sulaiman Yazid itu sekarang sudah menjadi suaminya tapi karena mereka belum saling mengenal selain tau namanya jadi Ayunda tetap merasa malu pada pria itu.
Sama halnya seperti yang dilakukan Iman begitu kepala Ayunda menyentuh bantal tidak lama dia juga langsung tertidur efek dari lelah karena bekerja sebagai seorang OB diMall selama seharian juga karena apa yang dialaminya tadi waktu pulang bersama Iman.
***
Ayunda terbangun waktu mendengar Alarm dari jam weker yang ada di atas meja samping tempat tidur yang juga merangkap meja multi fungsinya karena keterbatasan ruang kost tempatnya tinggal sekarang.
Pukul 5.30 pagi batinnya lalu segera bangun dari tempat tidurnya bermaksud untuk pergi kekamar mandi seperti ritual hariannya biasa tapi langkahnya langsung terhenti waktu mendengar suara air seperti ada seseorang yang sedang mandi didalam kamar mandinya.
Pikiran buruk seketika terlintas dibenaknya tapi waktu melihat kemeja putih pria yang tersampir di kursi plastik yang sering digunakannya untuk duduk didepan kaca rias sedehananya tiba tiba otaknya mulai mengingat apa yang terjadi padanya tadi malam, bertepatan dengan itu pintu kamar mandi miliknya terbuka dan menampilkan sosok pria yang tadi malam menjadi suaminya.
"Lo udah bangun?",tanya Iman dengan menyapu rambutnya yang basah menggunakan handuk milik Ayunda tanpa sungkan sementara Ayunda yang melihat apa yang dilakukan pria itu tidak bisa tidak merasa malu karena harus berbagi barang pribadi miliknya dengan orang yang baru dikenalnya
"I...iya",jawabnya sedikit gagap karena Iman terlihat biasa saja berada ditempatnya seolah dia sudah lama tinggal dikamar Ayunda.
"Gue tadi mindahin Lo keatas karena Lo tidur menghalangi jalan gue yang mau kekamar mandi",ucapnya yang reflek membuat wajah Ayunda memerah mendengarnya.
"Ma.. .maksudnya?".
"Ya...Lo tidurnya acak banget sampai separo badan Lo menghalangi jalan kekamar mandi",terang Iman dengan mengenakan baju Koko yang tadi malam dipakainya menggantikan pakaian belel miliknya yang entah sekarang ada dimana.
Mendengarnya dari mulut Iman yang mengatakannya tanpa merasa bersalah sama sekali membuat wajah Ayunda menjadi semakin memerah karenanya.
"Ma...maaf biasanya nggak sampai begitu kok mungkin karena kemarin aku kelelahan karena habis lembur",terangnya dengan masih mengalihkan pandangannya ketempat lain karena meski diawal pertemuan penampilan Iman sangat berantakan tapi setelah dia selesai mandi dan mengenakan pakaian Koko juga sarung baru terlihat wajah aslinya yang ternyata sangat tampan meski Ayunda bisa melihat ada beberapa tato dibagian tubuh pria itu juga tindikan ditelinganya yang menambah kesal berandal pada pria itu .
"Nggak masalah",balas Iman dengan mengambil sejadah yang tersampir dihanger baju bersama mukena Ayunda membuat Ayunda reflek bertanya.
"Mau apa?",tanyanya dengan ekspresi cengo.
"Sholat lah emang mau ngapain",balas Iman lalu mulai melakukan apa yang dikatakannya membuat Ayunda semakin bingung dengan pria itu.
Bahkan sampai Iman selesai melakukan sholat subuh Ayunda masih saja belum beranjak dari tempatnya dan tetap terus menatap pria itu.
"Lo mau terus ngeliatin gue kaya gitu sampai kapan?",tanya Iman dengan mengembalikan sajadah tadi ketempatnya.
"Hah! Enggak",ucapnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Sebaiknya Lo mandi lalu sholat subuh sana sebelum waktunya habis",perintah Iman pada Ayunda yang langsung dianggukinya dengan patuh.
"Gue pulang dulu lain kali kalau ada waktu gue datang lagi",ucap Iman dengan melangkah keluar dari kamar kost Ayunda yang reflek mengikuti langkah pria itu sampai ambang pintu.
"Hati hati dijalan Bang",jawab Ayunda membuat langkah Iman terhenti lalu tiba tiba berbalik mendekat kearah Ayunda lagi dan.
"Cup!".
Tiba tiba Iman mengecup pipi Ayunda membuat Ayunda terkejut dengan apa yang tiba tiba dilakukan pria itu dan reflek menyentuh pipi bekas Iman menciumnya.
"Sorry reflek",balas Iman saat melihat reaksi Ayunda yang tampak terkejut dengan apa yang dilakukannya barusan.
Ayunda hanya menggeleng karena tidak tau harus menjawab apa dengan ucapan Iman yang juga terlihat salah tingkah tersebut.
"Oh iya nih buat Lo".
Tiba tiba Iman mengeluarkan 5 lembar uang kertas berwarna merah dari saku bajunya lalu memberikannya pada Ayunda membuat Ayunda bingung waktu menerimanya.
"Ini...apa?",tanyanya dengan menatap kearah Iman.
"Uang buat Lo boleh Lo pakai buat apa aja yang penting bener.Sory cuma sedikit nanti kalau gue punya rejeki lagi gue kasih lagi",jawab Iman dengan meletakkan uang itu ditelapak tangan Ayunda.
Ayunda masih ragu untuk menerima uang pemberian Iman tapi belum sempat dia mengatakannya tiba tiba ponsel pria itu berbunyi hingga membuat Iman langsung mengalihkan perhatiannya dari Ayunda keponsel yang ada disakunya dengan berjalan meninggalkan Ayunda yang masih terpaku ditempatnya.
Melihat Iman berjalan pergi reflek Ayunda memanggil pria itu lagi.
"Bang Iman!".
Iman langsung menoleh tapi tidak menjawab.
"Hati hati dijalan!",ucap Ayunda dengan melambaikan tangannya kearah pria itu yang dibalas lambaian juga oleh Iman lalu pergi dari tempat itu.
Lama Ayunda masih berdiri didepan pintu kamar kostnya sampai Iman tidak terlihat lagi dari pandangannya baru dia masuk kedalam kamarnya.
Didalam kamar Ayunda menghempaskan tubuhnya ke dipan miliknya dengan menatap uang pemberian Iman.
"Sebenarnya siapa sih dia dan memangnya dia menganggap aku ini benar benar sebagai istrinya.Hah aku tidak mengerti jadi sudahlah mungkin saja dia ngasih uang ini buat biaya kompensasi ku karena sudah mau bersandiwara dan juga biaya numpang tidur tadi malam",gumam Ayunda seorang diri lalu setelah itu bangkit dari posisi rebahannya karena dia harus bersiap berangkat kerja.
***
"Puk!".
Ayunda sedikit terjengkit waktu merasa seseorang menyentuh bahunya dari belakang saat dia berada dalam bis.
"Eh!",celetuknya dengan menoleh kebelakang tempat duduknya.
"Jam berapa Lo pulang tadi malam?",tegur Widia teman kerjanya yang rumah nya searah dengannya hanya berbeda gang saja.
"Habis Isya",balas Ayunda dengan kembali menatap kedepan.
"Sorry ya tadi malam gue duluan soalnya ayang beb gue bilang mau ngajak gue ngedate tipis tipis karena dia baru dapat duit".
"Tapi bukan berarti Lo harus ninggalin gue sendiri buat membersihkan seluruh tempat kerja kita kan",gerutu Ayunda kesal karena mengingat apa yang terjadi kemarin yang membuat dia mendapatkan kejadian tak terduga jadinya.
"Maaf deh Yun nanti gue bales traktir Lo cilok deh sebagai permintaan maaf gue",bujuk Widia.
"Ogah Lo simpen aja uang buat beliin cilok gue buat traktir ayang beb Lo itu".
"Kok gitu sih Yun sama temen bukannya mendukung kalau temen seneng".
" Lo sih pacaran nggak tau waktu masih jam kerja main tinggal aja gimana gue nggak kesel!".
"Wajar aja Yun namanya juga baru jadian nanti Lo kalau dapat pacar kaya gue pasti juga sama deh".
"Nggak akan deh Wid karena gue ogah pacaran ribet".
"Jangan gitu kasian bang Wawan tu udah lama naksir Lo tapi tetep Lo cuekin terus".
Mendengar nama seorang pria yang merupakan teman kerja mereka disebut Ayunda kembali menoleh kearah Widia.
"Kok jadi bawa bawa bang Wawan sih udah gue bilang kami cuma temenan doang kok".
"Ya itu karena Lo nggak peka sama dia Yun makanya sampai sekarang kalian masih temenan aja".
"Ya memang kenyatannya begitu Udahlah Wid kita udah sampai ayo turun!",ajak Ayunda dengan turun di halte depan Mall tempatnya bekerja sebagai OB disana selama hampir setahun terakhir Sejak dia memutuskan pergi merantau kekota setelah tamat sekolah menengah atas karena tidak mau lagi membebani keluarga paman dan bibinya yang sudah merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal waktu dia duduk dibangku SMP dan biasanya Ayunda mengirimkan sebagian gajihnya pada mereka sebagai bentuk balas budinya karena sudah merawatnya selama ini meski belum bisa memberi banyak pada mereka karena dia sendiri punya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi selama tinggal dikota.
"Tuh ayang beb Lo udah menunggu Yun",celetuk Widia waktu melihat Wawan pemuda berperawakan sedang dengan kulit hitam manis yang langsung tersenyum begitu melihat Ayunda dan Widia turun dari bis yang mereka naiki.
"Kalian baru sampai?",tegurnya yang dibalas anggukan oleh Ayunda dan timpukan oleh Widia.
"nggak usah sok nyebut kalian padahalkan yang Lo maksud cuma Ayunda".
"Wid!",tegur Ayunda pada Widia yang memang bermulut cempreng.
"Itu emang kenyatannya kok Yun buat apa disembunyikan".
Sementara Wawan hanya diam tapi menatap Ayunda secara sembunyi sembunyi karena yang dikatakannya Widia memang benar. Dia sengaja tidak langsung berjalan keMall setelah turun dari bis tadi karena ingin menunggu Ayunda datang yang diketahuinya selalu datang sekita pukul segitu.Tapi ternyata pagi ini dia kurang beruntung karena ternyata Ayunda sang pujaan hati malah datang bareng Widia yang punya mulut seperti ember bocor.
"Apaan sih ah jangan terus ngaco kamu Wid.Sekarang ayo kita masuk sebentar lagi Mall buka dan kalau pekerjaan kita belum beres nanti Bu Diah marah lagi Lo sama kita".
"Ah Bu Diah memang selalu berusaha mencari kesalahan kita Yun maklum dia perawan tua jadi bawaannya syirik sama kita yang masih muda ini",bisik Widia pelan ditelinga Ayunda yang langsung mendapat toyoran didahinya dari Ayunda.
"Jangan bicara sembarangan nanti kalau ada yang dengan kita bisa kena masalah ingat cicilan pay later lo kalau nggak kerja lagi gimana Lo akan bayar",celetuk Ayunda yang membuat wajah Widia langsung merengut mendengarnya.
"Lo tu kejam banget sih kok sempat sempatnya ngingetin gue soal yang sangat sensitif kaya gitu pagi pagi begini bikin mood gue rusak jadinya". gerutu Widia dengan berjalan mendahului Ayunda.
"Gue cuma mengatakan fakta Wid bukannya itu juga yang membuat Lo tetap semangat kerja meski lelah".
"Iya memang, tapi nggak perlu diingatkan juga kali Yun Karena itu merupakan beban hidup gue yang sangat nikmat".
Wawan hanya mendengar kan saja pembicaraan kedua perempuan rekan kerjanya itu tanpa bisa nyeletuk karena apa yang mereka bicarakan bukan berada diranahnya lagi sampai mereka bertiga sampai didalam Mall dia tidak punya kesempatan untuk bicara berdua dengan Ayunda sang pujaan hati seperti keinginan tadi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!