Seorang gadis cantik nampak turun dari sebuah bus, gadis itu membawa sebuah tas berukuran cukup besar di tangan nya. Dia adalah Ayunda Maishika, gadis desa yang baru saja datang ke kota ini untuk mengadu nasib.
Kehidupan di desa sangat terbatas, membuat Ayunda mau tak mau harus pergi merantau demi bisa bertahan hidup. Di desa pun, dia sendirian. Dia adalah gadis sebatang kara, selama ini dia hidup menumpang bersama paman nya. Tapi, yang nama nya manusia terkadang merasa bosan.
Itulah yang di rasakan oleh paman Ayunda, dia bosan di tumpangi oleh keponakan nya. Jadi, dia menyuruh gadis itu untuk pergi dari rumah nya. Pria itu juga memberikan sejumlah uang untuk ongkos dan disinilah Ayunda berada saat ini. Berada jauh dari tempat dia di lahirkan, dia sendirian sekarang.
"Hai, Nona.." Sapa seorang wanita yang nampak ramah. Dia melihat gadis itu tengah celingukan sendiri, juga nampak kebingungan.
"I-iya, hallo kak.."
"Dari mana?"
"Dari kampung, kak. Mau nyari pekerjaan." Jawab Ayunda, membuat wanita itu tersenyum manis.
"Kebetulan, kami sedang membutuhkan seorang karyawan untuk menjadi pelayan di restoran. Barang kali nona berminat?" Tanya nya membuat gadis itu tersenyum manis.
"Boleh, kak. Tentu saja." Jawab Ayunda, wanita itu pun membawa gadis desa itu ke sebuah restoran yang nampak cukup ramai.
"Besok, kamu boleh mulai bekerja. Hari ini, lihat-lihat saja dulu, kenalan sama teman-teman mu disini."
"Baik, kak.."
"Ohh iya, nama saya Mariska. Kamu bisa memanggil saya Riska, atau kakak. Terserah kamu saja."
"Baik, kak."
"Mari, aku ajak kamu berkeliling." Ajak Riska, Ayunda pun menganggukan kepala nya. Dia menyimpan tas berisi pakaian nya di loker dan berjalan-jalan bersama Riska. Wanita yang terlihat baik, ramah itu tidak segan-segan mengajak Ayunda untuk mengobrol. Hanya saja, Ayunda masih merasa canggung. Mau bagaimana pun, dia dan Riska baru pertama kali bertemu.
"Ini adalah dapur. Disini kamu bekerja sama teman-teman yang lain."
"I-iya kak.."
"Mohon perhatian semua nya.." Ucap Riska, membuat orang-orang yang sedang sibuk dengan tugas masing-masing langsung berhenti dan melihat ke arah sumber suara.
"Mulai besok, kalian akan kedatangan teman baru."
"Wah, siapa Bu?" Tanya salah satu karyawan yang tugas sama seperti Ayunda, pelayan atau waiters.
"Perkenalkan dirimu." Ucap Riska pada Ayunda, gadis itu mendongakan kepala nya lalu tersenyum.
"Hallo, perkenalkan nama saya Ayunda. Senang bertemu dengan kalian, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Lirih Ayunda, membuat yang lain tersenyum. Seperti nya mereka akan menyukai teman sepekerjaan mereka.
"Hai, Ayu.." Sapa mereka, membuat Ayunda membalas nya dengan senyuman manis.
"Dia mulai bekerja besok, saya harap kalian bisa bekerja sama dan membuat nya betah bekerja disini."
"Baik, Bu." Jawab mereka serempak.
"Kamu disini dulu ya, saya tinggal."
"Baik, kak. Terimakasih banyak sebelumnya."
"Sama-sama, Ayu." Jawab Riska. Wanita itu pun pergi meninggalkan Ayu di area dapur bersama yang lain.
"Hai, Ayu. Nama aku Safira, panggil aja Fira."
"Aku Yolanda, panggil aja Yola ya."
"Aku Firman, aku chef disini."
"Hallo semua nya, semoga kita bisa bekerja sama ya." Ucap Ayunda sambil tersenyum manis. Gadis itu merasa beruntung, tadi nya dia sudah merasa putus harapan karena dia sendirian di tempat yang begitu luas dan ramai ini. Gadis itu benar-benar merasa takut, tapi syukurlah ada orang yang berbaik hati padanya.
"Kamu tinggal dimana, Ayu?" Tanya Fira.
"A-aku baru datang ke kota ini, belum punya tempat tinggal." Jawab Ayunda lirih.
"Wah, kalau begitu kamu tinggal sama aku aja. Kebetulan, aku ngekost sendirian. Tempat nya luas kok, kasur nya juga ada dua." Ajak Fira sambil tersenyum manis.
"Tapi.."
"Gapapa, untuk masalah biaya sewa kita bisa patungan. Gimana? Nyaman juga kok tempat nya."
"Boleh deh, Fir. Maaf ya udah ngerepotin kamu."
"Dihh, siapa yang bilang? Enggak kok, kamu mana ada ngerepotin aku. Sebentar lagi shift aku berakhir, kita pulang bareng ya." Ajak Fira lagi. Dia senang, karena akhirnya dia akan punya teman sekamar. Selama ini, dia merasa kesepian karena tinggal sendirian. Fira sendiri juga merantau disini, beda nya dia kabur dari rumah karena merasa tak nyaman dengan sikap orang tua nya.
"Makasih banyak ya, Fira."
"Sama-sama, kamu duduk dulu ya." Fira bahkan mengambilkan kursi untuk Ayunda duduk. Gadis itu tersenyum lalu duduk manis dan melihat seperti apa pekerjaan nya.
Tak lama kemudian, Fira sudah selesai dengan shift nya. Dia mengajak Ayunda untuk pulang ke kost an nya dengan menaiki sepeda motor nya.
"Duh, aku gak ada helm dua lagi."
"Kalo gak pake helm emang nya gimana, Fir?"
"Nanti kena razia, Yu." Jawab Fira. Hingga tak lama, keluarlah Firman dari restoran. Dia memakai jaket nya sambil berjalan.
"Belum pulang?"
"Belum kak, ini Ayu gak ada helm dua."
"Pakai punya saya saja."
"T-api kak.."
"Tak apa-apa, besok kalian bekerja lagi kan? Kembalikan saja besok." Ucap Firman sambil menyerahkan helm cadangan miliknya dari balik jok motor. Fira menerima nya lalu memberikan nya pada Ayunda, gadis itu pun memakai nya dan setelah itu Firman pergi lebih dulu.
"Pake, terus kita pulang." Ayunda mengangguk, dia pun memakai helm milik Firman dan duduk di jok belakang. Fira melajukan sepeda motor nya dengan kecepatan sedang. Gadis itu biasa nya sering kebut-kebutan, tapi karena dia membawa Ayunda, jadi dia lebih manusiawi sedikit. Khawatir kalau Ayunda trauma di bonceng oleh nya nanti.
"Ayu, kita sudah sampai.." Ucap Fira, gadis itu pun turun dari motor milik Fira dan setelah nya dia pun di ajak untuk masuk ke rumah ibu kontrakan.
"Jadi, bulan ini biar aku bayar full. Kamu bisa bayar setengah nya bulan depan, oke?" Ucap Fira, setelah dia mengenalkan Ayunda ke ibu kost an.
"Tapi, ini kan baru tanggal berapa. Gajian bulan depan tanggal berapa, aku malu numpang sama kamu."
"Udah, gapapa. Gak usah ngerasa gak enak sama aku, santai aja kali Yu. Kita temenan kan? Eehh, omong-omong kamu mau jadi temen aku kan?"
"Mau dong, Fir." Jawab Ayunda membuat Fira tersenyum manis.
"Nah, kita kan temenan. Jadi kamu jangan ngerasa gak enakan sama aku."
"Makasih banget ya, Fir. Kamu baik sekali, padahal kita baru aja kenal."
"Sama-sama, emang nya ngapain harus jahat sama orang? Kan gak ada dari sana nya juga. Udah, sana masuk terus mandi ya. Kamu juga pasti capek kan? Istirahat aja." Ucap Fira membuat Ayunda benar-benar beruntung karena dia di pertemukan dengan orang-orang baik.
"Tapi, aku gak ada beli sabun atau.."
"Ada di kamar mandi, pake aja punyaku." Ucap Fira, dia merebahkan tubuh nya di karpet bulu-bulu yang ada di depan televisi. Tepat nya sih di ruang tamu, kost an nya cukup luas.
Hanya saja, kost an ini campur. Tidak di khususkan untuk perempuan saja, atau laki-laki saja. Entahlah Ayunda akan merasa nyaman disini atau tidak, tapi yang jelas Fira merasa senang karena akhirnya dia punya teman sekamar sekarang, jadi dia tidak terlalu takut. Ya, Fira itu parnoan tapi nekat untuk ngekost sendiri, lucu kan ya?
.....
🌻🌻🌻🌻
Sore hari nya, Ayunda dan Fira mengajak duduk gadis manis itu untuk membeli makan malam sambil jalan-jalan. Kedua nya saling bergandengan tangan, membuat penghuni kost an lain terkejut saat melihat ada gadis lain yang tinggal di kost an mereka.
"Wah Fir, itu siapa?" Tanya salah satu pemuda yang tampan sedikit nakal, tangan nya di penuhi dengan tatto dan telinga yang di tindik.
"Temen aku dari desa, dia tinggal disini sama aku. Jangan gangguin dia, dia gadis baik-baik."
"Cantik tuh, bisa kali di kenalin ke gue, Fir." Ucap nya lagi.
"Cukup, Danu. Dia gadis baik-baik, jangan ganggu dia!" Tegas Fira, lalu menarik tangan Ayunda menjauhi pria itu.
"Itu siapa, Fir?" Tanya Ayunda, dia merasa penasaran juga dengan sosok pemuda tadi. Tapi, bukan penasaran karena suka tapi ya penasaran hanya ingin tahu saja. Kenapa alasan Fira bersikap demikian, padahal dia hanya meminta kenalan saja.
"Danu, kamu jangan mau deket-deket dia ya?"
"Iya, tapi kenapa?" Tanya Ayu lagi, Fira membalik dan menatap wajah polos Ayunda.
"Dia playboy, sering bergonta-ganti perempuan dan yang lebih parah nya lagi, semua mantan pacar nya dia hamilin." Jelas Fira membuat Ayunda terhenyak.
"Kok bisa?"
"Ya bisa lah, kalo itu nya udah di masukin terus di keluarin nya di dalem ya pasti hamil, Ayu." Jawab Fira sambil terkekeh, membuat Ayunda malah mengernyit kan kening nya. Dia gadis yang polos, jadi mana tahu akan hal itu.
Tapi, setelah lama tinggal di kota ini. Percayalah, kepolosan nya itu akan hilang seiring berjalan nya waktu. Di kota ini, semua nya di bebaskan, di legalkan termasuk sexx bebas.
"Apa nya yang di keluarin di dalem?"
"Astaga, Ayunda. Kamu ini polos banget, nanti aja aku kasih tahu. Sekarang aku gak mau merusak kepolosan kamu." Jawab Fira, mereka pun berhenti di sebuah kedai nasi goreng di pinggir jalan.
"Kita makan malam nya nasi goreng aja yuk? Atau kamu mau yang lain?" Tanya Fira.
"Aku samain aja, makan nya nasi goreng aja." Jawab Ayunda. Fira pun mengangguk dan memesankan dua porsi nasi goreng.
"Ehh, Fir. Itu kost an campur ya? Maksud nya ada cowok atau cewek yang ngekost disitu?"
"Aaahhh ya, aku lupa belum memberitahukan dirimu. Iya, itu kost an campur. Gapapa kan?" Tanya Fira, sebenarnya Ayunda merasa keberatan. Tapi, dia berpikir toh tak akan terjadi apapun. Lagi pula, disana ada petugas keamanan yang menjaga kost an selama 24 jam.
"Iya, gapapa kok."
"Yaudah, ini nasi goreng nya aku yang bayar ya?" Tanya Fira sambil membayar nasi goreng yang sudah di bungkus. Gadis itu membawa kresek nya, membuat Ayunda terkejut.
"Fira, gak usah di bayarin. Aku ada kok buat nasi goreng doang."
"Di bekelin berapa kamu?" Tanya Fira pada Ayunda.
"Satu juta, Fir."
"Itu buat bekal kamu selama disini sambil nunggu gajian, simpan aja ya. Kamu beli sabun aja atau shampoo, buat mandi. Bukan nya aku pelit, tapi takut nya aja gak cocok sama kamu." Jelas Fira, Ayunda menganggukan kepala nya.
"Kalo gitu, aku yang beli minum nya ya? Nasi goreng tuh enak nya di makan sama es teh, oke?"
"Oke deh." Jawab Fira, dia pun membiarkan Ayunda yang membeli es teh untuk teman makan mereka nanti.
Setelah selesai, mereka pun bergegas untuk pulang. Tapi, pria bernama Danu itu kembali menggoda Ayunda. Fira kesal, dia mendorong Ayu untuk segera masuk ke dalam dan segera menutup pintu nya.
"Ingat, jangan deket-deket sama Danu ya? Aku takut kepolosan kamu hilang kalo sama dia." Ucap Fira, Ayunda pun mengiyakan. Kedua nya pun membuka bungkusan berisi nasi goreng masing-masing dan mulai memakan nya.
Setelah selesai, Ayunda mencuci piring nya meskipun Fira melarang, tapi Ayunda merasa tidak enak kalau dia hanya menumpang tanpa melakukan apapun, dia tidak ingin di cap sebagai tukang numpang tidak tahu diri. Sudah syukur ada orang baik dan mau menampung nya, eeh malah gak tau diri. Kan malu ya?
"Kamu tidur di kasur atas, aku di kasur bawah."
"Gak usah, kamu aja yang di atas. Aku yang di bawah, Fir."
"Yaudah, kita tidur yuk? Besok kita harus bangun pagi-pagi buat kerja." Ucap Fira, Ayunda mengangguk dan dia pun membaringkan tubuh nya yang memang terasa sangat pegal, dia merasa kelelahan karena seharian ini dia belum beristirahat. Hanya sebentar sebelum dia di ajak jalan-jalan oleh Safira untuk membeli makan malam tadi.
Keesokan hari nya, Ayunda bangun pagi-pagi sekali. Dia membuka kulkas dan memutuskan untuk membuatkan sarapan. Dia membuat dadar telur dan nasi yang di taburi bawang goreng.
"Wah, lagi masak apa, Yu?"
"Telur dadar sama nasi doang, maaf ya aku lancang buka-buka kulkas kamu."
"Dihh, gapapa kali. Sekarang kan kita tinggal nya barengan, anggap aja yang ada disini punya kamu. Aku gapapa kok." Jawab Fira membuat Ayunda tersenyum, gadis ini sangat baik. Dia beruntung karena di pertemukan dengan orang sebaik Safira.
"Ini bekal buat kamu, kita berangkat sekarang?"
"Iya, yuk berangkat sekarang keburu macet. Nanti telat bisa di marahi Bu Susi."
"Bu Susi siapa, Fira?" Tanya Ayunda, di tempat kerja dia hanya mengenal Fira, Firman dan Yola. Selebihnya, dia masih perlu mengingat nama dan jabatan mereka di sana.
"Kepala dapur, dia galak banget, Fir."
"Kalo Bu Riska?"
"Dia mah yang punya restoran, Yu." Jawab Fira, membuat Ayunda manggut-manggut paham dengan penjelasan yang di berikan oleh sahabatnya.
Mereka pun berangkat, tentu nya dengan Ayunda yang duduk di boncengan belakang dan Fira yang mengemudikan nya. Gadis itu tersenyum, dia menyukai tempat tinggal baru nya. Kota metropolitan yang ramai, tidak seperti di kampung. Hanya saja, dia belum terlalu terbiasa saat melihat pemandangan-pemandangan yang sebelumnya tidak pernah dia lihat.
Kedua nya pun sampai, Ayunda masuk ke dalam ruangan Bu Susi untuk mengambil seragam nya. Setelah itu, dia berganti pakaian di kamar mandi.
"Huffttt, kamar mandi nya bersih banget.." Gumam nya, dia pun segera berganti pakaian dengan seragam pelayan restoran berwarna merah cerah dan rok span selutut yang memperlihatkan sepasang kaki jenjang milik gadis cantik itu.
Setelah selesai, Ayunda pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Tapi, baru saja membuka pintu, dia di kejutkan oleh suara-suara yang terdengar aneh bagi nya. Suara yang belum pernah dia dengar sebelum nya, tapi aneh nya itu terdengar seperti suara desaahan?
"Itu suara apa ya?" Gumam Ayunda, dia berniat untuk mencari tahu, tapi tangan nya keburu di tarik oleh Safira.
"Hisss, kamu ngapain celingukan disini? Ayo, bentar lagi restoran buka malah kelayapan di kamar mandi."
"Tadi, aku denger suara-suara aneh gitu, Fir. Kayak orang kesakitan tapi kok mendesaah gitu." Jelas Ayunda yang membuat Safira membalikan badan nya dan menatap wajah Ayunda.
"Sshhtt, jangan banyak omong ya. Diam aja, nanti kamu bakalan terbiasa kok."
"A-apa nya?"
"Sudah, ayo kita mulai ngelap meja." Ajak Fira sambil memberikan lap pada Ayunda. Kedua gadis itu pun langsung memulai pekerjaan mereka di pagi hari ini. Tentu nya, ini adalah hari pertama bagi Ayunda bekerja di tempat seperti ini.
......
🌻🌻🌻🌻
Ayunda dan Fira bekerja dengan fokus, tapi tak sengaja tatapan mata nya malah salah fokus saat melihat seseorang dengan memakai jas rapih keluar dari area dapur. Ayunda juga melihat Yolanda keluar dari area dapur sambil merapikan baju nya. Dia juga menyisir rambut nya, lalu mengikat nya dan setelah itu dia juga ikut bekerja mengelap meja.
"Pagi, Ayu.."
"Pagi, Yol. Kamu habis dari mana?" Tanya Ayunda, sedangkan Fira hanya melihat saja karena posisi mereka agak berjauhan.
"Dari dapur, kenapa?"
"Enggak, kok keluar nya barengan sama pria itu?" Tanya Ayunda sambil menunjuk pria yang tadi keluar dari area dapur dengan dagu nya. Dia terlihat sedang duduk sambil menatap layar laptop yang menyala di depan nya. Kenapa juga dia ada disini, padahal restoran bukan buka?
"Ohh, cuma kebetulan aja kok."
"Hmmm, beneran?" Tanya Ayunda, membuat wajah Yola terlihat pucat seketika. Dia harus menjawab apa pada Ayunda?
"I-iya, Yu."
"Yaudah, kalo gitu kita kerja aja."
"Semangat, Ayu."
"Sama, kamu juga semangat kerja nya." Jawab Ayunda dengan senyum polos nya, Yola pun pergi ke arah belakang untuk mengelap meja di bagian sana. Dan setelah pukul delapan pagi, restoran pun buka.
Ada beberapa pengunjung yang datang, Ayunda langsung menghampiri mereka dengan membawa buku menu dan catatan kecil untuk mencatat pesanan pelanggan.
"Selamat pagi, Tuan. Apa anda ingin memesan sesuatu?" Tanya Ayunda pada seorang pria berwajah tampan ke bule-bulean, rambut nya coklat dengan bola mata biru.
"Menu sarapan disini apa saja?" Tanya nya, suara nya terdengar sangat berat membuat Ayunda tersenyum canggung. Apalagi saat tak sengaja tatapan mata nya bersirobok dengan pria tampan itu.
'Ya ampun, tampan sekali.' Batin Ayunda, maklumlah seumur hidup nya dia hampir tidak pernah melihat pria tampan kecuali di televisi. Dia hanya bisa melihat wajah brengos paman dan bibi nya, juga putri nya yang manja dan pemalas. Apa-apa harus dirinya yang mengerjakan, bahkan saat menstruasi saja, dia juga yang harus mencuci semua nya, termasuk pakaian dalaam nya.
Menjijikan bukan? Tapi tetap saja Ayunda mengerjakan nya. Kalau tidak, pasti bibi nya akan marah besar karena si anak manja itu mengadu kalau dia menolak permintaan nya. Sebagai orang yang tahu diri karena hidup hanya menumpang, Ayunda pun melakukan nya, meskipun terkadang sambil menggerutu, tapi dalam hati. Mana berani dia menggerutu secara langsung, yang ada nanti kena gampar.
"Ada soto daging dengan kualitas terbaik, bubur ayam spesial."
"Ya, aku pesan soto saja dengan secangkir kopi hitam tanpa gula." Jawab nya, Ayunda pun segera mencatat pesanan nya, setelah itu pun dia pamit undur diri.
"Baik, Tuan. Mohon tunggu sebentar, makanan nya akan segera sampai beberapa menit kemudian."
"Hmmm.." Pria itu hanya menjawab dengan deheman. Dia menatap punggung Ayunda dengan wajah datar nya, lalu tersenyum miring setelah gadis itu pergi ke dapur dan tidak terlihat lagi.
"Pesanan, kak." Ucap Ayunda sambil memberikan secarik kertas pada Firman selaku chef yang memasak semua makanan yang ada di menu. Tentu nya, bukan hanya Firman yang bertugas memasak, tapi masih ada beberapa orang lagi yang bertugas memasak.
"Ya, sebentar."
Benar saja, tak lama kemudian semangkuk soto daging dengan kuah kuning yang kaya akan rempah siap, juga secangkir kopi hitam tanpa gula. Ayunda langsung meletakan nya ke dalam nampan dan setelah itu mengantarkan nya ke meja itu.
Gadis itu tidak menyadari kalau setiap gerak gerik nya di perhatikan oleh seseorang, pria yang tadi keluar dari dapur bersama Yolanda terlihat memantau setiap gerakan gadis cantik dan anggun itu. Dia tidak ingat, kapan ada gadis ini disini? Rasa nya terlihat asing, namun gadis itu cukup cantik dengan tubuh yang berisi.
"Ini pesanan anda, Tuan."
"Ya, terimakasih. Omong-omong, apa kau karyawan baru disini?"
"Aaaa, iya Tuan. Saya baru bekerja hari ini disini."
"Ohh, pantas saja aku baru melihat mu. Siapa nama mu?" Tanya nya, Ayunda tersenyum ramah ke arah pria tampan itu.
"Ayunda, atau panggil saja Ayu." Jawab Ayunda. Pria itu menganggukan kepala nya, lalu membalas senyuman gadis itu.
"Terimakasih."
"Sama-sama, Tuan." Jawab Ayunda, dia pun pamit undur diri. Gadis itu pergi ke belakang, lalu di susul oleh pria yang sedari tadi memperhatikan nya.
"Tunggu, nona.." Ayunda berbalik dan menatap pria yang tadi keluar dari dapur, dia tersenyum kecil.
"Ada apa, Tuan?"
"Siapa kau?"
"Saya? Ayunda, saya karyawan baru disini." Jawab Ayunda sambil menyunggingkan senyuman tipis nya.
"Ohh, pantas saja aku baru melihat mu. Selamat bekerja disini, semoga kau betah."
"Terimakasih, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Pria itu mengangguk dan membiarkan Ayunda pergi. Tanpa sepengetahuan nya, pria itu menyeringai saat melihat penampilan gadis itu dari atas hingga ke bawah.
"Ayu.." Panggil Fira, dia menatap Ayunda dengan tatapan memicing.
"Iya, kenapa Fir?" Tanya Ayunda, sambil meletakan nampan dan mencuci tangan nya.
"Ada apa tadi Pak Roy manggil kamu?"
"Pak Roy? Siapa dia?" Tanya Ayunda, dia baru sehari bekerja disini, jadi belum hafal nama-nama orang yang berada disini.
"Itu, yang tadi ngajakin kamu bicara disana."
"Ohh, dia cuman nanya doang. Siapa aku, ya aku bilang nama aku Ayu dan aku karyawan baru disini." Jelas Ayunda dengan polos. Fira menggelengkan kepala nya, sambil menepuk kening nya.
"Kamu tahu dia siapa?" Tanya Fira pelan. Ayunda menggelengkan kepala nya, dia mana tahu dia siapa. Nama nya juga baru dia ketahui dari Fira kan barusan.
"Suami nya Bu Riska."
"Hah, jadi dia Pak Bos dong?"
"Ya iyalah." Jawab Fira, membuat Ayunda manggut-manggut paham. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Fir, aku tadi kan ke kamar mandi terus aku cerita tentang suara itu kan? Aneh aja, aku melihat Pak Roy keluar nya barengan sama Yola."
"Sshhhtt, aku bilang juga nanti kamu bakalan terbiasa, Ayu. Sudah, ayo lanjut kerja keburu di marahin." Ucap Fira, Ayunda benar-benar heran. Apa sih yang akan terbiasa nanti? Dia benar-benar penasaran, tapi biarlah dia menyimpan dulu rasa penasaran nya.
Saat jam makan siang, Ayunda dan teman-teman lain nya sedang sibuk-sibuknya, karena restoran ini terletak tepat di dekat perusahaan. Jadi, mereka memilih untuk makan siang disini. Jujur saja, itu cukup membuat Ayunda kewalahan.
"Hufftt, capek banget ya.."
"Nama nya juga kerja, pasti capek lah Yu." Jawab Fira sambil menyuap makan siang nya dengan tangan. Saat ini, mereka tengah menikmati makan siang dengan lahap setelah hampir seharian bekerja. Tapi, lagi-lagi Ayunda tidak melihat keberadaan Yola disini. Padahal, semua karyawan nya makan siang bersama disini.
"Yola kemana ya?"
"Sshhtt, udah gak usah di bahas. Nanti juga kamu bakalan tahu sendiri tanpa harus nyari tahu. Udah, cepetan makan nya keburu jam makan siang nya abis." Ucap Safira, Ayunda pun menurut dan kembali melanjutkan pekerjaan nya.
Hari ini, Bu Riska tidak datang ke restoran karena ada halangan, jadi di wakilkan oleh Roy, suaminya.
Ayunda menyelesaikan makan nya, dia pun bergegas kembali mengelap meja untuk yang ke sekian kali nya. Tadi, ada banyak pelanggan, mungkin saja ada makanan yang tumpah hingga meja menjadi kotor dan itu harus di lap segera agar tidak meninggalkan bekas.
Lagi-lagi, Ayunda mendengar suara-suara yang sama seperti tadi pagi di kamar mandi. Suara aneh yang berasal dari ruangan tempat Bu Riska, atau ruangan khusus untuk tempat beristirahat.
"Aaahhh.. aahhh, faster babyh.." Suara yang terdengar begitu jelas, tapi itu suara seorang pria. Ya, Ayunda tahu benar akan hal itu. Dia berniat kembali menguping, tapi lagi-lagi niat nya di cegah oleh Safira. Gadis itu langsung menarik tangan Ayunda dan meminta nya jangan terlalu mempedulikan hal-hal semacam itu.
Meskipun penasaran, akhirnya Ayunda pun menurutinya. Dia kembali fokus dengan pekerjaan nya, mengelap meja dengan sepenuh hati agar hasilnya juga bersih.
......
🌻🌻🌻🌻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!