NovelToon NovelToon

JANDA MUDA KESAYANGAN BUJANG

Terbebas

Pengenalan Tokoh

Airin Humairah ( 27 tahun )

Wanita cantik yang harus mengambil keputusan berpisah dengan sang suami saat memasuki usia dua puluh tujuh tahun, akibat tidak tahan dengan perselingkuhan sang suami, yang tanpa diketahui oleh Airin sudah dilakukan oleh suaminya sejak awal pernikahannya. Sang suami ternyata tergila-gila dengan seorang pemandu lagu di sebuah karaoke. Atas pertimbangan dari pihak keluarga dan teman-temannya, Airin melayangkan gugatan cerai dan meninggalkan rumah sang suami bersama Luna, putrinya yang berusia tiga tahun.

Gagah Prasetyo Hadiningrat ( 30 tahun )

Bungsu dari tiga bersaudara di keluarganya ini mempunyai sifat perseksionis dalam segala hal, termasuk dalam hal memilih jodoh. Hingga beberapa kali gagal menikah, karena dia benar-benar menginginkan kesempurnaan dari wanita yang akan menjadi pendampingnya kelak. Sebagai pria perfeksionis, dia menginginkan wanita yang masih perawan, berkelas dan berpendidikan. Mempunyai manner yang baik, juga penampilan yang elegant sehingga dapat menyesuaikan sifatnya yang menginginkan kesempurnaan.

Rey Ferdiansyah ( 28 tahun )

Mantan suami Airin, yang menjalin asmara dengan seorang wanita bernama Joice sejak awal menikah. Berawal dari acara pesta bujang yang diadakan di sebuah karaoke bersama sahabat-sahabatnya itu, Rey mengenal Joice, yang berkerja sebagai pemandu lagu di karaoke tersebut, sehingga mereka menjalin hubungan asmara di belakang Airin.

...❤️❤️❤️...

Prolog

Entah, salah apa Airin selama ini? Padahal dia selalu bersikap baik terhadap semua orang, patuh kepada orang tua dan selalu menghindari larangan, baik yang berkaitan dengan norma maupun agama. Namun, ternyata kenyataan pahit dalam rumah tangga harus dia terima.

Airin Humairah, harus menjadi janda saat memasuki usia dua puluh tujuh tahun karena merasa lelah diselingkuhi oleh sang suami. Dia rela menjadi single parent untuk anaknya yang berusia tiga tahun. Tanpa diduga Airin, sang suami sudah mulai selingkuh di belakangnya sejak awal pernikahan mereka.

Tiga bulan setelah perceraiannya dengan sang suami, Airin bertemu dengan seorang pria bernama Gagah Prasetyo, yang beberapa kali gagal menikah karena sifat perfeksionisnya. Lelaki yang menginginkan kesempurnaan pasangan itu tiba-tiba saja tertarik pada sosok Airin.

Sikap Airin yang terlihat acuh kepada Gagah meskipun banyak wanita mencoba mendekati pria itu, membuat Gagah penasaran, sehingga dia berkeinginan menaklukkan Airin yang masih trauma dengan pria karena pengkhianatan yang suami.

Lalu bagaimana usaha Gagah menaklukkan Airin, wanita biasa dan berstatus janda yang jauh dari tipe wanita idamannya?

...❤️❤️❤️...

" Cheers untuk perceraianmu, Rin." Liliana mengangkat gelas berisi blue ocean di tangannya seolah mengajak bersulang saat Airin dan kedua temannya, Liliana dan Ambar menikmati makan siang mereka di sebuah restoran setelah mereka menemani Airin melewati sidang keputusan perceraian Airin dengan Rey, pria yang kini sudah menjadi mantan suami Airin.

" Selamat menikmati kebebasanmu, Rin. Berakhir sudah kisah cinta ReyRin." Ambar ikut bersulang seperti yang dilakukan oleh Liliana tadi.

Airin menatap kedua sahabatnya secara bergantian. Tak terlihat empati dan kesedihan di wajah kedua temannya itu atas perceraian yang terjadi dalam rumah tangga dirinya.

" Kamu jangan berpikir kami senang pernikahanmu kandas, Rin. Kami hanya senang akhirnya kamu terbebas dari pria breng sek macam Rey." Liliana mengklarifikasi ucapannya, agar Airin tidak menjadi salah paham dengan sikap dirinya dan Ambar yang terlihat seperti merayakan perpisahan Airin dengan Rey.

" Lili benar, Rin. Kamu pantas mendapatkan pria yang lebih baik dari pada di penjahat kelamin itu!" Ambar memperjelas kata-kata Liliana agar Airin tidak salah paham dengan sikap mereka saat ini. Mereka, Liliana dan Ambar tentu saja saat peduli pada nasib Airin selama ini, yang sudah empat tahun ini dibohongi oleh Rey. Dan mereka merasa perceraian adalah tindakan yang tepat, karena Airin berhak mendapatkan kebahagiaan dengan jodohnya kelak.

Airin menghempas nafas kasar. Tentu saja dia tidak beranggapan jika kedua sahabatnya itu bersenang-senang atas penderitaannya. Karena kedua sahabatnya itu yang selalu menjadi tempat berkeluh kesahnya selama dirinya mengetahui jika sang suami tercintanya telah berkhianat, bahkan itu terjadi sejak awal pernikahan mereka.

" It's oke, aku mengerti, kalian tidak mungkin menertawakan kesedihanku ini." Akhirnya Airin bersuara.

" Kamu tidak perlu bersedih, dong, Rin! Anggap ini suatu kebebasan. Setelah ini, kau harus mulai mencari pengganti Rey, yang lebih tampan, kalau perlu yang kaya raya dan setia. Buat si Rey itu menyesal telah menghianati kamu." Liliana menyemangati agar Airin tidak bersedih dan secepatnya bisa move on dari Rey.

" Astaga, Li. Hakim baru saja ketuk palu, akta cerai juga belum jadi, sudah suruh aku cari pria lain." Airin memutar bola matanya mendengar saran yang diberikan Liliana tadi.

" Yaaa, kalau untuk cari-cari saja tidak apa-apa, kan, Rin? Kamu masih muda, cantik dan single. Tidak ada salahnya mulai membuka hati pada pria lain," sambung Liliana kemudian.

" Entahlah, Li. Sementara ini aku mau fokus bekerja dan membesarkan Luna saja. Aku tidak ingin mengalami hal seperti itu lagi." Saat ini, Airin tidak memikirkan untuk mencari pengganti Rey. Selain dia baru saja bercerai, dia pun masih trauma akan dikhianati oleh pria lagi.

" Jangan begitu, Rin. Jangan jadikan kegagalan rumah tangga kamu dengan Rey sebagai beban. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan." Ambar menyemangati Airin agar tidak menutup hati pada pria lain yang akan mendekati Airin kelak.

" Lalu, di mana kamu akan tinggal setelah kalian berpisah? Apa kamu akan terus menetap di rumah Om kamu, Rin?" tanya Ambar menanyakan langkah selanjutnya setelah Airin keluar dari rumah suaminya. Karena setelah mengajukan gugatan perceraian, Airin yang berniat mengontrak rumah ditarawari tinggal di rumah Om Fajar, adik dari Mamanya.

" Aku sebenarnya ingin mengontrak, tapi Om Fajar dan Tante Mira menyuruh aku untuk tetap tinggal di sana. Soalnya Luna tidak mungkin aku titipkan ke pengasuhnya lagi, karena gajiku tidak akan cukup jika harus membayar pengasuh anak." Saat masih bersama Rey, Airin memang menitipkan Luna pada pengasuh anak, karena dia sendiri bekerja di sebuah bank swasta.

" Iya sudah, mending kamu ikut tinggal di rumah Om kamu saja, Rin. Apalagi istri Om kamu itu baik. Jarang-jarang bisa ketemu istri Om baik kayak Tante Mira gitu, Rin. Biar kamu juga tenang kerjanya," saran Ambar. Selama dia mengenal Airin ketika sama-sama kuliah di Jogya, hingga sekarang dia berkumpul satu kota dengan Airin dan Liliana, Ambar mengenal Airin adalah sosok wanita baik yang rajin dan sangat sayang terhadap keluarga, sehingga tidaklah mengherankan jika keluarga Om Fajar termasuk istrinya begitu baik memperlakukan Airin. Apalagi ketika Airin tertimpa musibah perceraian dengan Rey. Airin yang jauh dari keluarga orang tuanya di Jogya masih bisa mendapatkan dukungan dan perlindungan dari keluarga Om Fajar.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Melabrak Rey

Airin menatap wajahya di cermin setelah dia memoles lipstik di bibir sen sualnya. Entah, apa yang kurang dari dirinya saat ini? Mempunyai wajah cantik, rambut panjang berwarna coklat pirang, bermata indah dan kulit mulus juga putih bersih.

Sebenarnya bukan hanya fisiknya saja yang menarik. Dari sikap dan sifat, Airin adalah seolah wanita yang lembut, tidak neko-neko, pandai memasak dan pintar melayani suami termasuk dalam urusan ranjang. Namun, ternyata semua itu tidak cukup membuat Rey bisa bertahan dengannya dan tidak melirik wanita lain.

Lebih menyakitkannya lagi perselingkuhan sang suami terjadi dia awal pernikahan mereka, atau lebih tepatnya, benih-benih perselingkuhan itu terjadi sebelum mereka berdua melakukan akad nikah.

Rasa kesal dan kecewa di hati Airin itu sudah pasti dia rasakan. Bahkan saat mengetahui jika suaminya itu selingkuh, dia menangis sekencang-kencangnya. Untung saja saat itu mereka tinggal di rumah Rey yang besar dan berlantai dua, sehingga tidak sampai terdengar oleh tetangga sekitar.

Flashback on

" Atur nafas dulu, Rin. Inhale exhale ..." Liliana meminta Airin mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum dia, Airin dan Ambar turun dari mobil milik Liliana yang kini terparkir di halaman parkir sebuah karaoke.

Liliana dan Ambar memang sengaja mengajak Airin untuk mencari bukti nyata tentang perselingkuhan Rey. Karena beberapa hari lalu dia menemukan bill transaksi di sebuah karaoke senilai tiga juta lebih. Bukan bill transaksi itu yang membuatnya tersentak kaget, tapi sebuah alat kontra sepsi pria dia temukan di saku celana suaminya yang hendak ia cuci.

Airin sempat menanyakan perihal bill transaksi di karaoke dan soal kon dom yang dia temukan kepada Rey. Tapi Rey menjawab jika itu acara bersama teman kantor, sementara alat kontra sepsi dia beli untuk dicoba dengan dirinya. Sungguh tak masuk diakal, untuk apa menggunakan alat itu? Toh selama ini mereka tidak pernah menggunakannya. Airin sendiri menggunakan KB untuk mencegah kehamilan karena anak Luna masih kecil.

Kepada Liliana dan Ambar, Airin menceritakan kecurigaannya itu. Tentu saja hal tersebut membuat kedua sahabat Airin tercengang, karena selama ini dia mengetahui jika Rey begitu mencintai Airin. Dan untuk membuktikan kecurigaannya benar atau tidak, kedua sahabat Airin itu membantu menyelidiki sampai menyewa orang untuk mengikuti Rey. Hingga akhirnya ditemukanlah tempat yang selama ini membuat Rey merasa 'nyaman' selain di rumah.

Kini, Airin dan kedua temannya ingin memastikan kebenaran hasil penyelidikan orang suruhan mereka, yang mengatakan jika Rey punya hubungan spesial dengan seorang pemandu di sebuah karaoke bernama Joice.

" Kalau kamu tidak yakin masuk ke dalam, biar kami berdua yang akan melabrak si penjahat kelamin sama si pelakor itu." Ambar menyarankan agar Airin menunggu di mobil saja, dan dia serta Liliana yang akan mengurus Rey saat mereka bertiga mendatangi karaoke tempat persembunyian Rey selama ini.

" Tidak, aku mau ikut ke dalam!" Airin meyakinkan dirinya kalau dia ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri apa yang sudah dilakukan oleh sang suami, agar dia bisa mengambil keputusan.

" Tapi kamu harus kuat, Jangan menangis! Jangan menunjukkan jika kamu lemah di depan Rey dan pelakor itu!" Liliana menasehati agar Airin tegar, walaupun dia sadar tidak akan mudah bagi Airin untuk menerima kenyataan pahit dalam rumah tangganya.

" Iya, aku siap!" tegas Airin yang mengatakan jika dirinya tidak akan cengeng di hadapan suami dan selingkuhan suaminya itu.

" Ya sudah, ayo kita masuk sekarang!" Liliana mengajak Airin dan Ambar turun dari mobilnya dan masuk ke dalam karaoke.

" Ingat, nama roomnya Edelweis. Menurut info dari orang suruhanku saat ini si Rey berada di room itu. Katanya posisinya ada di dekat toilet. Nanti saat aku pesan room, kamu dan Airin pura-pura ingin ke toilet saja." Liliana memberitahukan rencananya. " Posisi saklar listrik ada di sebelah kanan pintu. Kalau kamu langsung melab rak, setidaknya kamu tahu di mana harus,menyalakan lampu," lanjut Liliana memberikan arahan

" Iya," sahut Airin memahami apa yang dijelaskan oleh Liliana, hingga mereka bertiga berjalan masuk ke dalam karaoke.

" Selamat malam, Mbak. Ada yang bisa dibantu? Mau booking room untuk berapa orang?" sapa resepsionis saat melihat kedatangan ketiga sahabat itu.

" Iya, Mbak. Ada paket yang promo tidak, Mbak?" tanya Liliana kepada resepsionis karaoke tersebut.

" Ada, Mbak. Silahkan di sini dilihat saja paketanya."

Sementara Liliana bertransaksi dengan resepsionis karaoke, Ambar dan Airin saling berpandangan, bersiap untuk beraksi.

" Mbak, di sini toiletnya di mana, ya?" tanya Ambar pada resepsionis yang sedang melayani Lliliana.

" Oh, ke sebelah kiri saja, di dekat tangga, Mbak." Tanpa curiga resepsionis itu memberitahukan di mana letak toilet di karaoke itu.

" Makasih, Mbak." Ambar langsung menarik tangan Airin. " Antar aku, Rin! Li, aku ke toilet dulu!" Ambar langsung membawa ke arah yang ditunjuk oleh resepsionis karaoke tadi.

Airin dan Ambar kini bergegas mencari ruangan Edelweis seperti yang diinfokan orang suruhan mereka.

" Kayaknya itu deh, Rin!" Ambar menunjuk ruangan terakhir sebelum toilet.

Jantung Airin berdetak lebih kencang saat dia mendekat ke arah yang ditunjuk oleh Ambar, hingga akhirnya mereka berhenti di depan pintu ruangan yang tertera nama Edelweis pada pintu.

" Kamu tunggu di luar saja, Bar. Biar aku yang masuk sendiri." Airin melarang Ambar ikut masuk melabrak Rey. Dia tidak ingin saat dia membuka pintu dan mendapatkan hal menyeramkan seperti yang ada di dalam bayangannya, hal itu sampai diketahui oleh Ambar juga.

" Kenapa memangnya, Rin?" tanya Ambar terheran.

" Sudah kamu di luar saja dulu." Airin menahan Ambar yang ingin masuk ke dalam.

" Ya sudah." Walau kecewa namun Ambar tetap harus menerima apa yang diminta oleh Airin.

Dengan tangan bergetar dan keringat dingin, Airin membuka pintu room tersebut, berharap room itu tidak terkunci.

Ceklek

Airin membuka pintu dengan perlahan, suara audio yang terdengar kencang membuat orang yang ada di dalam tidak mendengar suara pintu dibuka, atau mungkin karena mereka asyik dengan aktivitas mereka.

Airin melihat dua orang yang sedang asyik bergumul di atas sofa room itu. Tangannya lalu meraba dinding mencari saklar untuk menyalakan lampu, hingga terlihatlah pemandangan yang menyakitkan hatinya. Dia melihat jika sang suami sedang menikmati buah da da seorang wanita dengan kaki wanita itu mengang kang dan membelit pinggang Rey.

" Astaghfirullahal adzim!" pekik Airin menutup mulutnya dan air mata jatuh berderai mendapati pengkhianatan suaminya itu.

Kedua orang yang sedang asyik bercinta langsung tercengang saat melihat kemunculan Airin di dalam ruangan itu.

" Sayang?" Rey terperanjat dan langsung menaikkan celana panjangnya yang sempat dia turunkan tadi.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading ❤️

Jangan Ikut Campur Masalah Rumah Tangga Kami

Lutut Airin terasa lemas saat melihat pemandangan mengerikan menurutnya. Menonton secara live suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Bahkan mereka berdua sedang melakukan hubungan yang tidak sepantasnya dilakukan orang yang tidak mempunyai ikatan pernikahan.

" Sayang, kenapa kamu di sini?" Rey memasukkan kemejanya ke dalam celana panjang dan menaikkan kembali celana panjangnya lalu menutup resletingnya dengan terburu-buru, kemudian berjalan mendekati Airin ingin merangkul istrinya itu.

Airin dengan cepat menepis tangan Rey yang akan merangkul pundaknya. Dengan dada yang terasa sesak dan hampir meledak, Airin menatap sang suami dengan kekecewaan yang teramat dalam.

" Tega kamu sama aku, Mas!?" Dengan nada bergetar, Airin seakan tak mempercayai suaminya benar-benar selingkuh darinya, sementara air mata terus bercucuran di pipinya.

" Sayang, kamu jangan salah paham. I-ini tidak seperti yang kamu perkirakan." Rey berusaha menyangkal, padahal perselingkuhannya nyata tertangkap mata oleh Airin.

" Dia siapa, Honey? Istri kamu?" Tanpa merasa bersalah ataupun malu, Joice, wanita yang menjadi selingkuhan Rey bertanya dengan santai seraya mengancingkan kembali pakainnya yang tadi terbuka di bagian dadanya.

" Rin, gimana?" Liliana tiba-tiba masuk diikuti oleh Ambar di belakangnya, membuat Rey kembali tercengang karena kemunculan sahabat-sahabat istrinya itu. Dia tidak pernah terpikirkan kalau akan dilab rak oleh istri dan teman istrinya saat ini.

" Oh, jadi ini selingkuh kamu!? Aku tidak menyangka kamu tega mengkhianati Airin, Rey! Dasar laki-laki breng sek!" Liliana langsung mengayunkan sling bag nya ke arah Rey berkali-kali memu kuli tubuh Rey.

" Otakmu itu ditaruh di mana sih, Rey!? Mengkhianati Airin demi pe rek kayak dia!?" Ambar ikut terbawa emosi bahkan mengatakan jika Joice sebagai wanita ja lang.

" Eh, kalau bicara yang sopan, Mbak! Kalau masuk ke ruangan orang pakai ketuk pintu dulu, jangana main selonong boy saja!" Tak terima dihina, Joice justru mengatakan jika Airin dan teman-temannya tidak sopan karena masuk tanpa ijin ke room yang dipesan oleh Rey.

" Kami tidak sopan? Lalu kamu pikir kamu sendiri apa?? Menggoda suami orang! Kamu pikir yang kamu lakukan itu tidak memalukan!? Tidak hina!?" Mendengar Joice mengatakan dirinya dan kedua temannya tidak sopan, Liliana semakin emosi terhadap Joice.

" Sayang, sebaiknya kita pulang! Kita bicarakan ini di rumah." Melihat kondisi saat ini tidak kondusif, Rey mengajak Airin pulang ke rumah untuk membicarakan hal itu di rumah.

" Airin tidak akan pulang denganmu! Airin datang bersama kami, dia juga akan pulang bersama kami!" Liliana melarang Rey yang akan mengajak Airin pulang.

" Sebaiknya kalian berdua jangan ikut campur masalah rumah tangga kami!" Rey merasa kesal karena kedua teman Airin dia duga yang mempengaruhi Airin.

" Heh, enak sekali kamu bilang, Rey! Kau itu sudah mengkhianati Airin! Kau ini sudah menyakiti Airin! Kamu pikir kami akan diam saja kamu seenaknya menyakiti Airin!?" geram Ambar merespon ucapan Rey.

" Sayang, kamu pulang sama aku, ya? Aku tahu kalau kamu saat ini merasa marah. Tolong maafkan aku." Rey memeluk tubuh Airin, berharap istrinya itu akan luluh dengan rayuannya, seperti biasa ketika Airin merajuk, wanita itu akan cepat luluh dengan kata-kata manisnya.

" Jangan sentuh-sentuh, Airin!" Liliana menarik tubuh Airin, menjauhkan Airin dari tangan Rey.

" Habiskan saja waktumu untuk wanita ja lang itu!" Sembur Liliana kesal.

" Maaf, ada apa ribut-ribut?" Manager karaoke di sana tiba-tiba masuk ke dalam room Edelweis. Rupanya pegawai yang tadi mengantar Liliana ke room yang dipesan Liliana langsung melapor ke manager karaoke, saat mengetahui Liliana tidak menuju ruang yang dipesan, melainkan masuk dan melab rak tamu yang ada di room itu.

" Bapak manager di sini?" tanya Ambar menyahuti pertanyaan pria itu.

" Benar, Mbak. Saya Lucky, manager di karaoke ini," sahut Lucky.

" Apa Bapak tahu karaoke ini dijadikan tempat me sum dan perselingkuhan?" Ambar menegaskan jika tempat karaoke orang bernama Lucky itu dijadikan tempat transaksi pemuas naf su para pria hidung belang seperti Rey.

" Maaf, maksud Mbak ini apa?" Lucky bukannya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ambar, namun sebagai manajer di sana dia berusaha membela pegawainya. Lucky juga tahu jika Rey, pelanggan karaoke itu mempunyai hubungan istimewa dengan Joice.

" Karyawan Bapak ini jadi pelakor dalam rumah tangga sahabat saya. Seharusnya Bapak menegur, dong! Jangan membiarkan dia merusak rumah tangga orang lain!" Tegur Liliana menyalahkan Lucky yang tidak menegur anak buahnya.

" Maaf, Mbak. Itu masalah pribadi rumah tangga Pak Rey dan Mbak ini. Sebaiknya diselesaikan di rumah. Saya hanya ingin menjaga rasa nyaman ke karaoke ini agar tidak mengganggu pengunjung yang lain karena adanya keributan." Lucky menjelaskan jika dia tidak ingin terlalu ikut campur urusan rumah tangga Rey dan Airin.

" Eh, Pak. Namanya orang salah itu wajib ditegur, bukan dilindungi! Atau karaoke ini memang membuka praktek prosti tusi terselubung?" Tuding Liliana yang makin geram dengan sikap Manager karaoke yang seolah tidak perduli apa yang dilakukan oleh anak buahnya.

" Maaf, Mbak. Jika memang anak buah saya salah, sebaiknya dibicarakan secara baik-baik, jangan bikin keributan seperti ini." Lucky kembali mencoba meredam kemarahan Liliana agar tidak terus terpancing emosi. Apalagi suara Liliana terdengar sangat kencang.

" Dibicarakan baik-baik!? Otak Bapak itu ditaruh di mana, sih!? Mereka itu terciduk sedang melakukan hubungan suami istri di ruangan ini, gimana mau bicara baik-baik? Bapak punya saudara wanita tidak? Kalau bapak punya saudara wanita terus suaminya ketahuan selingkuh sampai melakukan hubungan badan dengan pela cur kayak dia!" Tangan Liliana kini menunjuk ke arah wajah Joice yang menatapnya tajam dengan kebencian. " Memangnya Bapak bisa bicara dengan tenang dan baik-baik!?"

" Sebaiknya Mbak-Mbak pulang saja, kehadiran Mbak di sini sangat mengganggu pengunjung yang lain. Sebaiknya teman Mbak bicara empat mata dengan Pak Rey." Lucky merasa jika ucapan-ucapan Liliana sangat tidak sopan dan kasar, juga menyinggungnya, sehingga dia mengambil tindakan mengusir Liliana, Ambar juga Airin yang masih menangis.

" Dasar manager sin ting!" Amuk Lilinana lalu menarik tangan Airin.

" Kita pergi saja dari sini! Saya sumpahin karaoke ini cepat bangkrut karena menjadi tempat mak siat! Tunggu saja azab dari Allah!" Liliana bahkan mengu tuk agar karaoke itu cepat gulung tikar karena dijadikan tempat berzi na.

" Airin akan pulang dengan aku." Rey menahan Liliana yang akan membawa Airin pergi dari karaoke itu.

" Kau tidak usah sok merasa perduli pada Airin, Rey! Urus saja pela curmu itu!" Liliana merangkulkan tangannya di pundak Airin lalu bersama Ambar melangkah meninggalkan karaoke.

Dengan air mata berurai di pipinya, Airin berjalan menjauh dan menolehkan wajah menatap penuh rasa kecewa pada pria yang selama ini dia cintai.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!