NovelToon NovelToon

[Duda] Siasat Merebut Istri Orang

Prolog : Neraka Di Malam Pertama

Assalamualaikum,

Mohon beri rating 5 sebelum membaca yah, sebagai bentuk apresiasi buat author , agar author semangat up. 🥰🥰

Selamat membaca semuanya, mohon jangan beri bintang 1 kalau tidak suka cukup tinggalkan.

Karena memberi bintang 1 hanya memperburuk karya author yang author rangkum dengan waktu lama.

Percayalah, semua perbuatan pasti ada balasannya 🙏🙏.

Ini cerita Mark Lee ya 💋🥰🌹 tapi, author kasih prolog nya. Biar kalian tahu mengapa Mark nekat jadi pebinor. Tenang ... nanti Freya bakal menjelma jadi wonder women yang tentunya bisa mengalahkan suaminya 🥰🥰

*

*

*

Seorang pria sedang menghajar wanita yang baru saja dinikahinya. Amarah pria itu memuncak saat tahu kalau wanita yang baru saja dinikahinya sudah tak perawan lagi. Dia benar-benar murka mengetahui hal itu.

Terlebih lagi dia menikah karena dipaksa oleh orang tuanya untuk menutupi rahasia tersembunyi nya.

Bugh.

Dia menginjak tubuh lemah wanita di bawahnya. Sang wanita berteriak dengan suara tertahan. Rasa sakit pada punggungnya membuat mulutnya tak mampu mengeluarkan suara.

"Akk …" Jeritan tertahan keluar dari mulutnya.

Wanita itu benar-benar merasa hancur karena dihinakan oleh perbuatan pria yang seharusnya menjadi suaminya.

"Dasar wanita hina, menjijikkan?! Kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah tidak perawan, huh?! Akkk … mati saja kau sana?!" teriaknya murka.

Dia mencari sesuatu untuk menghantam kepala wanita di bawahnya. Pria bernama Ozan itu sangat marah.

Lebih tepatnya dia melampiaskan kemarahannya pada sang istri yang bernama Freya Kanaya.

Freya melihat Ozan sedang menggapai pot bunga. Mata wanita itu melebar sempurna. Sekuat tenaga dia berusaha bangkit berdiri.

Freya mendorong tubuh Ozan kasar sehingga membuat pria itu terhuyung ke depan. Setelah itu Freya berlari keluar dari kamar pengantin dengan lingerie yang masih terpasang di tubuhnya, karena Ozan hanya membuka kain bagian bawah saja.

"Dasar psikopat!" maki Freya berani sebelum dia berhasil lari.

Freya berteriak meminta tolong. Berharap ada orang yang mau mendengarnya.

"Tolong?! Mama, papa?!" teriak Freya kencang berharap masih ada orang tuanya di rumah besar orang tua suaminya.

Freya menuruni anak tangga. Matanya berbinar terang saat melihat orang tuanya masih berada di ruang tamu. Pernikahan mereka memang tak meriah, hanya orang-orang tertentu saja yang diundang.

"Mama … papa … hiks!" Freya berlari kencang lalu menghamburkan pelukan hangat pada sang ibu.

Dia menangis sesenggukan. Tubuhnya bergetar hebat. Sang ibu angkat tidak membalas pelukannya.

"Ma, bawa aku pulang … aku mau cerai saja, dia …dia … hiks … dia psikopat, Ma. Lihat wajahku memar karena ditampar!" Freya memperlihatkan wajahnya pada sang ibu.

Tatapan matanya bertemu dengan bola mata hitam ibunya. Freya tersentak saat tak melihat kasih sayang di sana. Hanya ada tatapan datar tanpa emosi.

"Ma … wajahku memar karena ditampar suamiku," lirih Freya dengan suara bergetar.

"Oleskan salep nanti memar nya akan hilang dengan sendirinya," balas sang ibu angkat dengan datar.

Tes.

Butiran kristal keluar dari pelupuk mata Freya. Dia meneteskan air matanya. Tak menyangka kalau ibunya tega berkata demikian.

"Ma … aku tidak menginginkan pernikahan ini," imbuh Freya dengan suara parau.

"Kau harus ingin. Anggap saja pernikahan mu sebagai bayaran untuk kami karena sudah merawat mu dari kecil!" balas ibunya lagi dengan santai membuat Freya terkejut.

Dia tidak habis pikir bagaimana bisa ibunya tega berkata seperti itu. Freya sadar kalau dia hanya anak angkat. Tetapi, selama ini Freya selalu menjadi anak baik yang membanggakan orang tua angkatnya.

"Ma … hiks." Freya menggelengkan kepalanya cepat.

Wanita menyedihkan itu menoleh ke arah sang ayah. Meminta bantuan dari pria yang melindunginya selama ini.

"Pa," panggil Freya lemah penuh harap.

"Kamu tahu, 'kan, kalau Papa selalu berangan-angan bisa memenangkan tender besar. Dan sekarang Papa berhasil, tapi bisa gagal kalau kamu bercerai," balas ayah angkat datar membuat Freya menutup mulutnya tak percaya.

Perlahan dia memundurkan langkahnya. Dia menatap dengan lekat wajah kedua orang tua angkatnya. Tak menyangka kalau mereka tega melakukan ini.

Mengorbankan Freya demi hasrat duniawi mereka.

Ekspresi wajah orang tua angkatnya benar-benar mengerikan. Bahkan, mereka lebih peduli pada berlian yang berada di atas meja di hadapannya.

Berlian yang menjadi hadiah hantarannya. Namun, sudah lebih dulu dirampas oleh kedua orang tuanya.

Mengapa dia tak sadar kalau kedua orang tuanya hanya memanfaatkan dirinya saja selama ini?

Bahkan, uang gaji Freya yang lumayan besar menjadi sekretaris di perusahaan ternama dipegang oleh ibunya.

Freya hanya dijadikan sapi perah oleh keluarga angkatnya.

Namun, dia dibutakan oleh kasih sayang palsu orang tua angkatnya.

"Ka … kalian."

"Di sini rupanya kamu!" Ozan tiba-tiba datang lalu menjambak rambut Freya dengan kencang membuat wanita itu mendongak.

Freya berusaha memberontak. Namun, Ozan semakin kencang menjambak rambut Freya.

Orang tua angkatnya hanya melirik sekilas. Tidak ada kasih sayang atau rasa peduli.

Begitupun dengan mertua nya yang hanya diam dan memasang wajah bodoh amat.

"Kalian jahat," lirih Freya pelan menahan rasa sakit.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Ancaman Ozan & Pertemuan Mark dan Freya

Hari-hari yang dilalui oleh Freya sangat berat. Wanita baik hati itu kerap kali mendapatkan siksaan dari suaminya. Tidak ada tempat sandaran, semua orang mengabaikan Freya. Hanya para pelayan yang menyayangi dan menaruh rasa iba padanya.

Bersyukur Freya bisa kabur dari masalah rumah tangganya dengan bekerja. Ozan tidak melarang Freya bekerja, di depan publik mereka seperti pasangan serasi. Nyatanya itu hanya fiktif belaka.

Setiap hari Freya sering mendapatkan pukulan dari Ozan. Tidak tahu apa sebabnya, namun Freya sudah kebal.

Tubuhnya seperti sudah terbiasa mendapatkan luka-luka dari Ozan. Hatinya juga sudah mati, tidak ada lagi perasaan sedih.

Karakter Freya telah dibunuh oleh keluarga dan suaminya. Tidak ada lagi Freya yang ceria dan manis. Telah terganti dengan Freya si muka pucat dan datar.

Dua bulan menikah, Freya telah hamil. Bukan anak Ozan, melainkan anak pria yang pernah tidur bersamanya. Pria yang telah mengambil keperawanan Freya.

Awalnya Ozan marah dan ingin Freya menggugurkan kandungannya. Namun, setelah dipikir-pikir lebih baik Freya hamil dan punya anak agar rahasia yang dia simpan tak tercium publik.

Kehadiran buah hati membuat Freya bahagia. Dia memiliki cahaya kehidupan lagi. Matanya yang sempat kosong, kini berbinar setiap kali melihat wajah putranya.

Suara tangisan bayi membuat Ozan yang terlelap murka. Dia bangkit dari ranjang lalu menghampiri Freya yang sedang menenangkan putranya.

Plak.

Ozan si pria ringan tangan itu memukul kepala istrinya untuk kesekian kalinya.

"Suruh anak kamu diam. Kalau tidak, ku buat dia diam untuk selamanya!" sentak Ozan kejam membuat Freya marah. Dia mendongak menatap Ozan dengan ujung ekor matanya.

"Jangan kira aku akan diam saja kalau kamu berani menyakiti anak ku?!" balas Freya dengan nada dingin.

Ozan tertawa remeh. Dia melihat Freya dengan tatapan sinis. Tanpa di duga Ozan langsung merampas bayi merah itu dalam gendongan Freya dengan mudah.

Mata Freya melebar sempurna. Dia terkejut melihat putranya sudah berada dalam gendongan Ozan.

"Ozan?! Kembalikan putraku?!" teriak Freya marah bercampur panik. Suara tangisan putranya kian melengking membuat Freya khawatir.

"Aku penasaran tentang suatu hal! Apa yang akan terjadi kalau aku cekik anak haram mu ini? Dia akan mati atau tetap hidup seperti kamu yang sudah ku cekik berkali-kali tapi belum juga mati."

Ozan tersenyum dingin seperti psikopat membuat jantung Freya nyaris copot dari tubuhnya.

Ozan adalah pria kejam tanpa nurani. Baru saja dia berbicara, sekarang dia sudah bertindak.

Tangan besarnya melingkar di leher bayi mungil itu membuat tangisannya tertahan. Jiwa dan tubuh Freya terguncang hebat melihatnya.

"Akkkk … jangan Ozan?! Jangan lakukan itu?! Kembalikan putraku?!" Freya berjinjit berusaha menggapai putranya.

Tinggi tubuh Freya 155 cm, tentu saja kalah jauh dari Ozan 183 cm.

Ozan tertawa cekikikan saat melihat wajah panik Freya. Dia senang melihat manusia peliharaan nya memasang wajah panik.

Freya menangis histeris. Dia memukul Ozan dengan kencang, tetapi tak mampu menyakiti pria itu.

Ozan yang sudah puas bermain beberapa menit langsung memberikan bayi merah itu pada Freya.

Bergegas Freya memeluk putranya erat. Lalu menjauh dari Ozan. Matanya menatap nyalang pada pria berstatus suaminya.

"Binatang kamu, Ozan?! Tidak … tidak … bahkan harimau di hutan tidak akan memakan anaknya?!" sentak Freya dengan suara bergetar menahan amarah.

Ozan menaikkan alisnya sebelah. Dia memiringkan wajahnya sedikit, persis seperti predator saat memperhatikan mangsanya.

"Harimau tidak akan memakan anaknya. Tapi, harimau tidak segan memakan anak ayam, bukan?"

Ozan menyindir status putra Freya yang jelas-jelas bukan darah dagingnya.

Freya hanya bisa terdiam sambil menenangkan bayinya yang bergetar ketakutan. Bayi mungil itu sudah merasakan kejamnya ayah tiri di usianya yang terbilang sangat muda.

"Anggap saja yang tadi itu hukuman ringan karena kamu sudah berani melaporkan ku pada polisi!" balas Ozan dingin membuat Freya tersentak.

Wanita itu teringat akan sesuatu. Seminggu yang lalu dia membuat laporan di kantor polisi atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Freya juga memberikan hasil visum rumah sakit. Pada pihak polisi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Ozan bisa tahu? Padahal Freya bermain cantik.

"Ba … bagaimana bisa kamu tahu kalau aku ke kantor polisi?" tanya Freya dengan suara terbata-bata.

"Freya … Freya … seperti yang kamu tahu kalau aku ini kaya raya. Tentu saja aku punya teman dari berbagai kalangan. Polisi yang menangani kasus mu, atasannya adalah temanku. Kau tahu apa maksudku, bukan?"

Ozan berbicara dengan santai. Freya ketakutan, dia berjalan mundur. Dia tidak ingin berdekatan dengan Ozan.

"Sekali lagi kamu melaporkan ku, siap-siap tubuh mungil anak haram mu ini ku buat menjadi dua belas bagian," ancam Ozan pelan dengan suara serak.

Setelah membuat mental Freya terguncang. Ozan berbalik, melangkah mendekati ranjang, meninggalkan Freya yang membatu di sudut kamar.

"Bawa keluar anakmu. Pastikan dia menjauh dariku bila sedang menangis! Atau ku buat pita suaranya putus!"

Freya yang mendengarnya langsung berlari keluar kamar. Dia masuk ke kamar tamu. Di sana Freya sekuat tenaga menahan tangisannya agar tak pecah. Dia menyusui putranya yang lelah menangis dan kini terlelap dalam gendongan nya.

Cup.

Freya mengecup pelipis putranya dengan lembut.

"Maafkan Mama karena tidak bisa memberimu ayah yang baik, Marcel. Tapi, mama janji akan menjadi mama sekaligus papa untuk Marcel."

Bocah kecil itu seolah tahu apa yang dikatakan ibunya. Dia tersenyum dengan mata terpendam menampilkan gusi yang belum tumbuh gigi.

Hati Freya menghangat melihat putranya tersenyum. Kegelisahan yang tadi menghuni hatinya lenyap dalam sekejap. Melihat putranya tersenyum.

Freya berterima kasih pada pria yang pernah tidur bersamanya, karena telah menitipkan benih di rahimnya. Setidaknya Freya punya anak dan dia punya harapan untuk menciptakan keluarganya sendiri.

*

*

Tujuh tahun kemudian.

Di sebuah perusahaan besar. Seorang duda tampan sejuta pesona sedang duduk di kursi kebesarannya.

Suara ketukan pintu membuat sang duda mengalihkan atensi ke arah pintu.

"Masuk."

Pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik berpakaian kantoran, celana kulot panjang berwarna abu-abu senada dengan jasnya masuk ke dalam ruangan.

"Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Freya Kanaya yang akan mengambil alih semua tugas Buk Ajeng – sekretaris bapak yang sebelumnya!" seru wanita itu membuat sang duda tersenyum tipis.

Mark Lee — si duda tampan sejuta pesona dan suka menggoda para wanita, senang mendapatkan sekretaris cantik.

"Cantik," puji Mark membuat Freya terhenyak.

"Terima kasih, Pak," balas Freya canggung.

"Bukan, maksudnya gorden ruangan saya cantik. Baru diganti tadi pagi," imbuh Mark santai membuat wajah Freya muram.

"Kampret," batin Freya menggerutu.

*

*

Maaf telat up 🌹❤️🙏

Guys, mohon dukungannya yah 🌹❤️🙏 komentar nya di perbanyak juga.

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Bekas Luka Freya

Freya Kanaya adalah sekretaris baru Mark Lee. Kepintaran dan keuletan Freya dalam bidangnya membuat dirinya naik jabatan. Tak hanya itu wajahnya sangat cantik, walau sudah bersuami. Mark puas memiliki Freya. Minimal dia bisa cuci mata saat lelah bekerja.

"Apa saja jadwalku hari ini?" tanya Mark datar tak menunjukkan ketertarikan pada Freya.

Padahal saat pertama kali bertemu jantung Mark berdegup kencang. Namun, apalah daya, hasratnya yang meluap-luap untuk menggoda Freya hancur seketika saat mengetahui Freya sudah menikah.

"Anda memiliki jadwal meeting bersama beberapa klien bisnis. Jam 10:00-12:00 WIB rapat bersama klien PT. Bumi Gas. Acara makan siang bersama nona Caitlin, lanjut rapat bersama klien Jepang Tuan Yuko Ogura jam 13:30-14:15 WIB. Setelah itu Anda harus balik ke perusahaan lagi untuk menandatangani kontrak dengan perusahaan yang diajukan!"

Freya menjelaskan secara terperinci. Tidak ada yang terlewatkan sama sekali. Mark mengenal nafas berat, menjadi orang kaya sangat melelahkan. Namun, menyenangkan karena bisa membeli apa saja yang diinginkan, walau ada perjuangan di baliknya.

"Sebelumnya kamu kerja di mana?" tanya Mark seraya menaikkan alisnya sebelah.

Freya terhenyak. Bingung tiba-tiba Mark menanyakan hal itu.

"Saya kerja di perusahaan Bapak juga, sebelumnya saya berada di tim pemasaran, Pak." Freya menjawab dengan lugas membuat Mark manggut-manggut.

Mark menelisik penampil Freya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Semuanya tertutup kecuali kepala, karena Freya tak memakai rok hitam seksi dan kemeja ketat seperti sekretaris lain pada umumnya.

Mark tidak mempermasalahkan penampilan Freya. Namun, dia gerah melihat rambut Freya tergerai apalagi cuaca sedang panas dan pakaian Freya serbat tertutup.

"Kuncir rambut kamu menjadi satu kepalan!" titah Mark dingin membuat Freya termangu.

Wanita itu menatap heran Mark.

"Tapi, Pak."

"Tidak ada tapi tapi … kuncir rambut kamu menjadi satu kepalan atau kamu pangkas pendek rambut kamu!" tukas Mark membuat Freya menelan ludahnya kasar.

"Ba-baik, Pak."

Freya segera menguncir rambutnya seperti yang diinginkan oleh Mark. Dirinya lupa kalau ada sesuatu yang ditutupinya selama ini.

Mark melirik Freya sekilas, pria itu menggerutu kesal dalam hati.

"Sial, kenapa yang cantik-cantik selalu istri orang. Dan kenapa aku selalu tertarik pada istri orang? Ahhh … apa aku sudah tidak waras?"

Mark menyalahkan dirinya sendiri. Entah mengapa dia sangat menyukai istri orang. Apalagi modelan nya seperti Freya, bertubuh kecil dan menggemaskan. Meski wajahnya tak terlalu cantik, tetapi pesona Freya tidak ada duanya.

"Sudah, Pak," beritahu Freya pada Mark.

"Buatkan saya kopi hitam, jangan terlalu pahit atau manis. Sedang saja dan panaskan airnya dengan kompor. Jangan dengan dispenser!" titah Mark tanpa menoleh ke Freya, dia terlalu sibuk dengan isi kepalanya yang menyuruh Mark untuk menggoda Freya.

"Baik, Pak."

Wanita cantik itu segera pergi keluar untuk membuatkan kopi. Freya bersyukur karena Mark tidak genit atau mesum seperti bos di luar sana.

"Huff … hari pertama menjadi sekretaris cukup aman bagiku. Meski pak Mark datar, setidaknya beliau tidak genit," gumam Freya pelan.

Dia tersenyum cerah sambil berjalan menuju pantry minuman. Menjadi sekretaris tentunya gaji Freya akan lebih banyak.

"Aku tidak sabar nunggu gajian," gumam Freya pelan.

Setelah selesai membuatkan kopi, Freya segera masuk ke dalam ruangan Mark lagi. Tak lupa dia mengetuk pintu, tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Sehingga wanita itu memutuskan untuk masuk.

Namun … dia terkejut saat melihat Mark sedang berciuman panas dengan seorang wanita.

"Eumm … Mark, jangan putusin aku," balas wanita itu di sela-sela ciuman nya. Lalu kembali menggigit bibir Mark lalu memasukkan indera pengecap ke dalam mulut Mark dan mengobrak semua isi dalam mulut pria tampan itu.

Freya memberanikan diri untuk mengetuk pintu lagi.

Tok.

Tok.

Ciuman panas itu terlepas, lebih tepatnya di lepas paksa oleh Mark.

"Kopinya sudah siap, Pak. Lebih enak diseduh sekarang secara perlahan, mumpung masih panas," balas Freya datar seraya meletakkan kopi di atas meja.

Wanita tadi merasa sangat kesal, karena Freya mengganggu ciuman panas mereka. Dengan lancang dia menjambak rambut Freya hingga membuat wanita itu tertarik ke depan.

"Dasar bawahan sialan. Apa kau tidak tahu kami sedang sibuk, huh?!" bentaknya keras. Mark yang melihatnya tak diam, dia langsung melerainya, dia tidak suka kekerasan.

"Berhenti, Jennifer! Sudah ku katakan kalau aku tidak suka kekerasan!" tegas Mark dengan nada dingin.

Dia menarik tangan Jenifer, sebisa mungkin dia melepaskan tangan Jenifer dari rambut Freya secara lembut agar tak menyakiti sekretaris barunya.

Namun, mata Mark tertuju pada bekas luka pada tengkuk Freya. Bekas luka yang sangat mengerikan.

Seperti bekas luka yang disebabkan dari puntung rokok.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Mark dalam hati pada dirinya sendiri.

*

*

Hihihi … gak sabar nunggu Mark tahu semuanya 🤭🤭😎😎

Guys, yuk komentar yang banyak biar author semangat up 🥰🙏

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!