Seorang wanita muda turun dari mobil tahanan polisi,tapi baru juga berjalan bersama langkah, sebuah tamparan dia terima.
"Wanita jahat, jenaka kamu tak mati dan membusuk di penjara!!" teriak seorang wanita tua yang menangis tersedu-sedu
Sedang polisi mengamankan pria yang menampar wanita itu, karena berani menyerang terdakwa dengan sengaja.
"Kalian tak bisa menyerangnya, kita tunggu keputusan dari pengadilan," marah kuasa hukum dari wanita itu.
"Dia itu wanita tak tau au di untung, sudah mandul, juga seorang pembunuh," kata ibu sepuh itu.
"Tapi yang mandul dan tak berguna itu anak mu!!" teriak wanita itu yang akhirnya menunjukkan wajahnya.
Dia adalah Adelia Riyanti, seorang wanita muda berusia dua puluh delapan tahun.
Wanita yang di kenal sebagai pemilik warung makan yang sangat terkenal dan juga sangat baik.
Kini harus melakukan sidang untuk tuduhan pembunuhan atas suaminya.
Wanita itu bahkan sudah memakai rompi Oren dan polisi langsung membawanya ke ruang sidang.
Della harus menunggu gilirannya, dia di tempatkan bersama beberapa teman selnya yang juga akan menjalani sidang hari ini.
"Kamu begitu tenang, tidak seperti orang yang bersalah," kata seorang wanita yang memiliki banyak tato di tubuhnya.
"Sama seperti halnya kamu mbak, kamu tak takut meski sudah berkali-kali masuk penjara karena kasus narkoba," jawab Della tersenyum.
"Karena aku punya bekingan," jawab wanita itu sombong.
"Tapi sayangnya sepertinya kamu harus habis hari ini, dan aku pastikan itu, karena bekingan mu tak akan berdaya menghadapi kelicikan dan otak pintar seorang pembunuh," bisik Della di telinga wanita itu sambil menyeringai.
Mendengar ucapan Della yang menantangnya, wanita itu terpancing emosi dan menyerang Della.
"Hentikan tahanan itu, kenapa dia berulah saat akan di sidangkan!" teriak para polisi yang menjaga sel itu.
"Dasar wanita sialan, aku akdn membunuh mu," kata wanita itu marah dan menuding Della.
Pengacara Della datang dan kaget, "apa ini,aku akan mengajukan tuntutan,karena wanita ini terus menyerang klien ku,"
"Tenang mas Hans, kita selesaikan kasus ku dulu," kata Della yang begitu lemah.
Bahkan sekarang di lehernya bertambah lagi bekas cekikan. padahal luka di pipinya juga masih merah.
Della di bawa ke ruang sidang, keluarga suaminya terus mengutuk dirinya.
Hans terus merangkul kliennya itu,dan dia akan menunjukkan semua bukti yang tak memberatkan wanita itu dalam kasus persidangan ini.
"Semuanya tenang, sidang tuntutan pembunuhan atas korban Rosyid Abdullah akan segera di mulai,jadi tolong hormati persidangan," kata hakim ketua.
Della duduk sebagai terdakwa, dia tampak beberapa kali mengusap air matanya yang jatuh.
Hari ini adalah sudah pembelaan dari pihak Della, semua bukti di keluarkan dan semua orang diam.
Bagaimana tidak, itu adalah bukti kekerasan yang di terima oleh Della, mulai di rumah hingga di warung wanita itu.
"Yang mulia saya punya banyak saksi yang akan membuktikan kebenarannya, jika klien saya ini selama ini di siksa secara sadis, dan dia tidak berniat membunuh suaminya, karena dia hanya berniat membela dirinya yang ingin di bunuh," kata Hans dengan tegas.
"Keberatan yang mulia!" kata jaksa penuntut umum.
"Keberatan di tolak,silahkan panggil para saksi," kata ketua hakim.
Tanpa terduga semua saksi adalah wanita tetangga samping rumah, pelayan di warung makan milik Della dan seorang anak laki-laki yang selama ini di bantu Della untuk bertahan hidup.
"Kenapa dua wanita sundel itu berani datang," marah ibu Dati Rasyid.
"Tolong diam, jika tidak bisa menghormati persidangan,silahkan keluar,"
Tok..
Ketua hakim tak ingin di ganggu, ketiganya mengambil sumpah untuk mengatakan yang jujur.
Tim jaksa penuntut umum bingung, karena mereka tak pernah mengira akan menghadirkan saksi yang lain.
Padahal Della mengakui ada tak ada orang di sana saat kasus itu terjadi, dan hanya ada bukti rekaman CCTV.
"Nak Rico, kamu adalah pemuda yang selalu di berikan bantuan oleh Bu Della, bagaimana sikapnya dan apa yang kamu tau hubungan Bu Della dan pak Rasyid itu,"
"Iya, ibu Della sangat baik, dan pak Rasyid, dia itu tukang judi, dia juga bermain wanita, bahkan saya pernah memergoki pria itu memukul Bu Della di depan semua orang hanya karena tak di izinkan mengambil uang di warung. saya punya buktinya," kata Rico memberikan ponselnya.
Selain foto tenyata ada video yang di ambil tujuh bulan sebelum hari persidangan.
"Jaksa penuntut umum mau bertanya?"
"Tidak yang mulia,"
"Baiklah silahkan lanjutkan," kata ketua majelis hakim.
"Terima kasih yang nulis, ibu Tina, anda mengenal pak Rasyid, apa hubungan anda, kenapa di ponsel korban di temukan banyak chat mesra, kalian ini cuma tetangga," kata Hans yang membuat wanita itu tampak malu.
"Keberatan yang mulia!"
"Keberatan di tolak," kata hakim ketua.
"Aku memiliki hubungan khusus dengan pak Rasyid, dia itu pria yang sangat perkasa, bahkan di banding suamiku, lagi pula dia itu tak menyukai istrinya yang selalu lelah pulang dari bekerja, di tambah Bu Della yang selalu curiga dan membatasi apapun keinginan pak Rasyid, padahal pria itu punya jiwa bebas, dan sangat royal," kata tetangga wanita itu tanpa sungkan
"Wah ... tak ku sangka, ternyata anda selingkuhan dari korban, dan anda tau benar bagaimana seorang pria bisa royal saat dia menganggur tanpa pekerjaan, tentu saja mengambil uang istrinya yang bekerja keras tanpa henti," kata Hans yang membuat suasana gaduh.
"Tenang semuanya, lanjutkan," perintah hakim ketua.
Satu persatu bukti menyudutkan pihak korban di ungkap bahkan video CCTV yang memperlihatkan korban dan salah satu saksi tadi berhubung di ruang tengah.
Dan di pergoki oleh pelaku, dan mereka pun terlibat cekcok hingga pelaku di benturkan ke tembok.
Saat pelaku Della tampak pingsan, pria itu malah bermesraan, dan karena marah Della mengambil vas bunga di meja dan ingin memukul pria itu.
Tapi nyatanya tak bisa karena dia terlebih dahulu di dorong oleh Rasyid dan di cekik.
Di dalam video itu bahkan jelas terlihat Rasyid menindih tubuh pelaku yang berat badannya hanya lima puluh kilogram.
Dan dengan usaha terakhir, Della mengambil pecahan vas dan melukai leher suaminya.
Kemudian dia memukul kepala Rasyid dengan meja kayu yang membuat pria itu mati.
Hans pun telah melakukan semua yang dia bisa, sekarang dia yakin untuk kebenaran pasti bisa di buktikan.
Majelis hakim pun berdiskusi, dan memutuskan Della akan di hukum penjara selama dua tahun karena kasus pembunuhan yang tak di sengaja.
Keluarga korban yang awalnya begitu beringas, kini tertunduk malu, sedang Della menyempatkan diri memeluk Hans.
"Terima kasih sudah membelaku," bisik wanita itu.
"Kamu bukan orang jahat Della," kata Hans yang di balas senyuman oleh wanita itu.
Saat wanita itu di bawa ke mobil tahanan, Della tersenyum menyeringai, dia tak menyangka semua skenario yang dia buat benar-benar berhasil.
Dia tak menyangka semua rekaman CCTV itu membantunya untuk lepas dari hukuman mati.
Ya dia memang wanita yang mendapat ketidakadilan, selama ini dia selalu diam,dan saat dia bergerak semua orang harus mati di kakinya.
Ini baru permulaan, dan selanjutnya adalah wanita yang terus menyiksanya di dalam sel penjara.
Yang dengan sombongnya mengatakan punya bekingan, tapi dia lupa jika Della adalah otak dari kelicikan.
Sekarang giliran dari wanita yang mendapat dakwaan sebagai pengedar narkoba itu, di tambah ada tuntutan baru yaitu penyiksaan sesama penghuni sel penjara.
Ternyata semua terekam jelas di CCTV yang ada di sel, dan wanita itu tak menyangka jika semua yang dia lakukan itu terekam.
Dan sudah di pastikan jika dia akan masuk ke penjara dan mendapatkan tuntutan hukum mati karena terbukti menjadi bandar narkoba kelas kakap.
Bahkan semua anak buahnya dan bekingan miliknya juga sudah tertangkap oleh polisi.
Sedang di sel miliknya Della di sambut oleh teman-temannya, "selamat kamu tak di hukum lama,"
"Terima kasih bude, tinggal satu setengah tahun lagi aku akan bebas," jawab Della.
"Ya kamu jenang benar-benar hebat," puji wanita itu.
Della jadi mengingat masa lalunya,pernikahan perjodohan antara keluarga yang melukainya, di tambah lagi suami yang tak berguna dan pencitraan.
Dia harus melalui itu semua karena keegoisan Dati orang tuannya yang tak mau mendengarkan semua pendapatnya.
🥀🥀🥀🥀
Kisah di mulai pada sepuluh tahun yang lalu, Della yang baru lulus sekolah, tiba-tiba harus melakukan perjodohan.
"Tidak mau yah,aku tidak mau menikah,terlebih dengan pria yang sepuluh tahun lebih tua dariku, aku masih ingin kuliah," mohon Della sambil memohon kepada ayahnya.
"Tidak bisa,kamu itu perempuan, kalau perempuan ya cocoknya di dapur sama ngurus anak,kamu sekolah tinggi-tinggi juga ujung-ujungnya tetap di dapur, jadi lebih baik menikah saja," kata ayah Della.
"Tidak mau,kenapa ayah begitu memaksaku, apa seperti ini cara seorang ayah menjual putrinya,"
"Jangan kurang ajar Della!!" marah pria itu yang tak segan melayangkan tamparan keras pada putri keduanya itu.
Della bahkan sampai tersungkur dan di sudut bibirnya terluka karena kerasnya tamparan dari ayahnya itu.
Ibu dan semua saudaranya hanya bisa diam menyaksikan semua itu, "ha-ha-ha-ha lihatlah kalian semua, betapa hebatnya keluarga ini,melihat penyiksaan di depan mata tapi hanya bisa diam, jadi aku dari kapan pun tetap menjadi anak terbuang jadi setelah menjual ku berhenti sok peduli dan anggap aku sudah mati!!" suara Della yang terlalu kecewa pada keluarganya itu.
Bagaimana tidak, kenapa selalu dia yang di korban kan, sedang kakak pertama dan adiknya selalu mendapatkan hal yang mereka inginkan.
Della pun melakukan semua prosesi mulai dari pertunangan terlebih dahulu.
Tapi dia tak suka dengan tatapan mesum yang di lontarkan calon suaminya itu padanya.
"Berhenti menatap ku seperti itu, kita belum sah jadi jangan memikirkan hal kotor," kata Della dingin.
"Tapi sebulan lagi kita menikah, jadi tak masalah bukan," kata Rasyid.
Ya pria itu adalah Rasyid Abdullah, seorang pria yang memang di akui tampan oleh warga desa.
Tapi sayangnya pria itu hanya bisa bergantung pada kekayaan orang tuanya,bahkan pernikahan ini terjadi juga karena hal itu.
Bagaimana tidak, ayah dari Della tak mungkin menolak ajakan berbesan dari keluarga juragan yang kaya raya.
"Sebelum ada pernikahan kamu bukan siapa-siapa ku,dan apa kamu yakin akan tetap bisa hidup sampai pernikahan,jadi jangan berani dan bertindak di batas normal," kata Della yang mengejutkan Rasyid.
Tapi kemudian pria itu tertawa,karena mengira jika itu hanya bualan Della.
Tapi nyatanya Della memang benar-benar tak mau di sentuh, bahkan saat bertemu pun harus ada orang ketiga atau di rumahnya.
Rasyid pun perlahan kesal,karena wanita itu tak pernah bisa di nikmati padahal dia memiliki keinginan besar atau bisa dibilang gila se**.
"Kamu itu wanita tak berguna, lihat saja saat menikah nanti, kamu akan ku buat tak bisa berjalan," kata Rasyid.
Sedang Della yang melihat calon suaminya itu seperti sampah tak berguna, dan kenapa dia harus menikah dengan pria seperti itu.
Padahal Della memimpikan pria yang tangguh dan memiliki semangat juang yang besar.
Bukan anak mami yang manja, dan memanfaatkan kekayaan dari orang tuanya yang bisa saja habis dalam hitungan tahun.
"Kamu sedang memikirkan apa Della, kamu akan menikah dengan pemuda tertampan di desa bayeman, jadi jangan sedih begitu," hibur Lina teman baik Della.
"Memang aku bisa hidup dengan terus menikmati ketampanan itu,ayolah kamu juga tau jika pria itu tak berguna," kata Della dengan kesal.
"Jaga ucapan mu nduk, kamu ini kenapa begitu mudah menghina orang," tegur ibu Della.
"Ha-ha-ha memang kenapa,setelah pernikahan ini aku tak akan pernah memanggil mu ibu lagi," ketus Della.
"Aduh cah gendeng, maaf Bu Della sepertinya mau pms, sudah ibu keluar saja biar saya urus bocah gila ini," kata Lina yang tak bisa melakukan apapun.
Ya mungkin hanya dia yang tau perasaan Della, terlebih dia bisa di bilang saksi hidup untuk apa yang di alami oleh temannya itu.
"Sudah jangan memasang wajah seram begitu, ingat jangan bertingkah setelah menikah kamu harus menurut pada suamimu jika kamu tak mau kembali ke keluarga ini," kata Lina.
"Baiklah, tapi jika kamu punya gadun jaya,aku boleh pinjam uang untuk buka warung makan impian ku kan," kata Della dengan candaan.
"Tentu dong, tapi biar aku cari dulu gadunnya," kata Lina tertawa sambil mencubit pinggang sahabatnya itu.
Akhirnya pernikahan Della dan Rasyid pun terjadi dengan meriah, karna Keluarga Rasyid yang membiayai semuanya.
Setelah menikah dan saat akan pergi, Della benar-benar tak melihat dan berpamitan pada keluarganya.
Rombongan keluarga Rasyid sampai di rumah, dan ternyata meski dari luar tampak besar, nyatanya rumah keluarga itu banyak memiliki sekat.
Dan para anak keluarga itu setelah menikah akan di berikan satu bagian, begitupun dengan Della dan Rasyid.
"Kalian akan menempati rumah paling ujung apa tak masalah Della?" tanya pak Hartono ayah dari Rasyid.
"Iya pak, dimana pun asal tidak di jalanan itu sudah cukup," jawab Della.
"Hei sayang, kamu ini menghina ku," kata Rasyid yang tersinggung.
"Kenapa Della menghina mu, jika kamu terus bersikap begitu, kalian berdua akan benar-benar hidup di pinggir jalan kamu tau," kesal pak Hartono pada putranya itu.
"Ayah ini ngomong apa, kenapa mendoakan anaknya seperti itu, selama ada aku tak akan dia jadi gelandangan," kata Bu Hartono.
Wanita itu benar-benar sangat memanjakan putra ketiganya itu, ya mau bagaimana lagi Rasyid adalah anak satu-satunya yang bisa di tunggu.
Karena kelima kakaknya itu adalah perempuan, dan mereka semua juga sudah menikah dan mandiri.
Akhirnya malam pun datang, Della sudah selesai memasak mie goreng karena di rumah itu tak ada apapun untuk di masak.
Dan dia juga belum mendapatkan uang dari suaminya, tapi tentu saja dia sudah dapat pegangan rahasia dari ayah mertuanya yang tak ingin menantunya itu kelaparan karena putranya yang tak berguna.
Della sudah duduk santai di meja makan saat Rasyid juga ikut duduk di depan wanita itu.
"Kenapa kamu cuma masak nasi dan mie goreng, dan apa ini?" tanya pria itu mendorong piring berisi daging bumbu kecap.
"Jika kamu tak mau memakannya juga tak apa-apa ,lagi pula itu juga tak di buat untuk mu mas, dan lagi jika kamu ingin aku masak yang layak, tolong jalankan tugas mu sebagai suami," kata Della
Tanpa dia duga, tiba-tiba Rasyid mencengkram dagu Della dengan erat, "kamu mau mati hah,"
Della pun mencoba berontak untuk melepaskan cengkraman tangan pria itu.
"Kamu gila mau membunuh ku," kata Della.
Rasyid tak menyangka jika wanita yang di jodohkan ayahnya untuk dirinya sangat kasar.
Bahkan dia kira Della ini bisa di tindas, nyatanya wanita ini terus berani menjawab ucapannya.
"Tutup mulut mu, jangan berani menjawab ku, atau aku akan menghajar mu," marah Rasyid mendorong Della.
Tapi wanita itu hanya diam tak bereaksi, Rasyid pun memilih pergi.
Sedang Della tetap makan sambil menghapus air matanya yang jatuh, sebenarnya dia hanya pura-pura kuat saja.
Ya dia tak mau terus di tindas, tapi nyatanya suaminya yang saat ini ternyata lebih bajingan dan TDK sesuai dengan nama yang di sandangnya.
Setelah selesai makan, Della memutuskan untuk beristirahat dan membiarkan makanan itu di dapur.
Toh akhirnya suaminya itu pulang dan makan masakan yang ada di meja, tanpa bicara Della berjalan dan mengambilkan air minum.
"Pelan-pelan jangan sampai tersedak, karena aku tak mau jadi janda di gati pertama pernikahan ku," kata wanita itu.
Mendengar ucapan dari Della, malah membuat Rasyid benar-benar tersedak.
Bagaimana tidak, pria itu tak menyangka jika istrinya ini memiliki mulut yang begitu pedas.
"Bisakah kamu bicara manis, dan tidak mendoakan suamimu ini mati di hati pertama pernikahan kita," kesal Rasyid.
"Baiklah maaf..."
Mereka berdua memutuskan untuk istirahat, tapi tanpa di duga Rasyid memaksakan dirinya pada Della.
Meski sudah menolak, pria itu tetap memaksa hingga membuat Della tak bisa berkutik karena dia di tampar berkali-kali oleh Rasyid.
"Seharusnya kamu diam saja, setidaknya dku akan melakukannya dengan perlahan dan bukan debdxn siksaan," kata Rasyid.
Tanpa jawaban Della bangkit dan langsung memutuskan untuk ke kamar mandi.
Bahkan wanita itu berjalan dengan santai tanpa ada rasa sakit atau apapun.
Meski dia melihat bercak darah,tapi reaksinya memang sulit di tebak. ya bagaimana pun sebagai anak yang selalu di abaikan dia tak boleh lemah.
Selama ini dia sudah kuat berjuang hidup di rumah orang tuanya yang seperti neraka, dan di tak boleh lemah menghadapi suaminya.
Dia melihat pipinya merah, dia membuka lemari kotak obat itu, dan beruntung menemukan salep bengkak.
Setelah memakai di kedua pipinya, dia pun kembali ke ranjang, dan melihat Rasyid yang sudah tertidur, "tak seperti harapannya," lirih Della sebelum merebahkan dirinya.
Keesokan harinya, Rasyid memberikan uang empat juta untuk Della, "atur saja, itu uang belanja dan rumah selama sebulan," kata pria itu sambil memainkan ponselnya.
"Apa aku boleh kerja, ya setidaknya aku punya uang pegangan sendiri," izin Della.
"Kamu mau membuat ku malu,tak usah duduklah di rumah saja dan ingat selalu dandan yang cantik agar tak ada yang menghina ku,dan berhenti menggunakan daster busuk seperti itu," kata Rasyid.
"Baiklah," jawab Della.
Dia pun langsung ke kamar dan merapikan semua uang yang di berikan suaminya itu, dan di dompetnya hanya di beri tinggal lima lembar uang pecahan seratus ribu.
Hari-hari buruk Della pun di lalui dengan sudah payah,karena suaminya yang benar-benar hanya tau bersenang-senang dan nongkrong.
Bahkan Bu Hartono selaku mertua dari Della juga tak mengizinkan menantunya itu memarahi Rasyid.
"Dasar wanita tak berguna, kenapa kamu bisa menjadi istri kalau mengatur uang saja tak bisa, setiap bulan aku kasih Lima juta masak iya tak ada sisa," kesal wanita itu.
Della kini tau jika suaminya sudah tak jujur,"Bagaimana bisa tau,serial bukan aku hanya menerima empat juta, dan di tambah lagi mas Rasyid yang hanya tau nongkrong," kata Della kesal.
"Heh!! sudah berani jawab kamu, biarkan saja dia nongkrong, memang kenapa dia harus bekerja, toh semua kekayaan kami pasti akan menjadi miliknya," kata wanita itu dengan sombongnya.
Della tak bisa bicara lagi dan hanya bisa menghela nafas, "sudah Bu, istriku ini memang belum terbiasa, ya sayang, sekarang fokus saja untuk melahirkan anak," kata Rasyid merangkul bahu Della.
"Ya kamu benar, sekarang cepat hamil dan berikan kami cucu laki-laki karena itu bisa membuat mu semakin aku sayang, mudah bukan dan semoga kamu tak mandul ya, ya karna dari pihak ibu mu itu punya saudara yang mandul,"
kata Bu Hartono menghina Della.
"Iya ibu mertua," jawab Della.
Setelah wanita itu pergi,Della sedang berganti dengan baju tidur pendek,melihat istrinya seperti itu.
Rasyid sangat bersemangat dan langsung mencumbu istrinya, tapi Della belum juga mulai.
Rasyid sudah main tubruk dan selesai begitu saja, meninggalkan Della yang bahkan merasa seperti tempat sampah saat ini.
Bagaimana tidak, suami yang terkenal tampan dan banyak yang di seluruh kelurahan, nyatanya pria yang tak berguna di ranjang.
Bahkan dalam hitungan detik dia tak bisa bertahan, dan di tambah anu-nya yang mungil.
Della pun menutup mata ddn menertawakan nasibnya, bagaimana bisa dia terjebak dengan suami yang bahkan tak bisa melakukan hal itu.
Semua bertahan setidaknya dua tahun, Della terus menjalani kehidupan yang monoton bahkan kehidupan ranjangnya juga
Hingga dia mendapatkan dukungan besar dari ayah mertuanya yang memberikan sebuah warung sebagai hadiah.
"Terima kasih ayah mertua atas hadiahnya di usia ku yang kedua puluh tahun, dan aku akan menjalankannya dengan baik," kata Della lebih semangat.
"Hei istri yang tak bisa memberikan anak, setidaknya bisa mencari uang dan jangan hanya menikmati uang milik suamimu saja," ketus ibu mertua Della.
"Iya ibu mertua, tapi aneh ya padahal aku sudah ke dokter dan minum berbagai jamu, tapi tetap tak bisa, sepertinya anda harus mengajak putra anda ke dokter," jawab Della.
"Kamu berani, kamu kira anakku mandul hah!!" marah Bu Hartono.
"Cukup!! kenapa kalian malah bertengkar ini hari baik, sudah sekarang kamu butuh apa buat ayah sediakan dan lusa aku sudah bisa buka warung ini," kata juragan Hartono.
"Iya ayah mertua," jawab Della yang merasa senang.
Sedang di sisi lain Rasyid cemburu karena ayahnya terlihat begitu menyayangi istrinya di banding dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!