NovelToon NovelToon

Sahabatku Musuhku

Bab.1 Arnetha Julia Richardo

Arnetha adalah seorang anak tunggal dari pengusaha kaya raya. Ayahnya Richardo memiliki perusahaan yg bergerak di bidang tekstil dan tambang. Lalu ibunya seorang dokter dan kepala rumah sakit besar di kotanya.

Arne pun tumbuh besar dengan kasih sayang kedua orangtuanya. Keluarganya sangat harmonis dan hangat. Mereka biasa berkumpul saat sarapan dan makan malam. Semuanya nampak bahagia dan sempurna baginya.

Arne pun adalah gadis yg pintar, dirinya selalu meraih peringkat satu di sekolahnya. Bahkan cita-citanya adalah seorang dokter sama seperti ibunya. Arne merupakan gadis yg tekun dalam belajar, dirinya juga tak pernah membantah kedua orangtuanya.

Hidupnya bagaikan tuan putri dalam kisah keluarga kerajaan. Semua yg ia inginkan mudah didapatkan, belum lagi Arne adalah gadis yg terkenal cantik dan pintar di sekolahnya.

Cantik, pintar dan juga kaya raya, membuat Arne dikenal sebagai murid elit di sekolahnya. Banyak anak-anak laki-laki mengidolakannya dan menyatakan isi hatinya padanya. Tapi Arne tidak tertarik pada hubungan saat awal dirinya masuk ke sekolah menengah.

Arne hanya tau belajar dan belajar, dirinya juga selalu meraih peringkat pertama baik di kelas maupun juara umum. Begitu juga dengan segudang prestasi akademiknya selama dirinya bersekolah.

Arne pun memiliki teman dekat bernama Aini. Aini selalu menemaninya kemanapun. Mereka juga berbagi kisah bersama, belajar bersama, dan saling membantu saat Arne kesulitan.

"Arne ajari aku matematika.." pinta Aini.

"Boleh bagian mana yg kau tak paham?" tanya Arne.

"Bagian rumus ini.. sulit dan rumit."

"Kata siapa, kau hanya harus melihatnya dengan teliti." ucap Arne kemudian menjalaskan semuanya pada Aini.

Begitulah keduanya pun menjadi sangat dekat dan akrab. Bahkan Arne menganggap Aini adalah sahabat terbaiknya. Arne pun membantu Aini dalam belajar, sementara Aini membantu Arne dalam berbaur dengan lingkungan.

Saat kelas 11 Arne dan Aini pun tetap satu kelas, dan mereka menjadi semakin tak terpisahkan. Dan saat itu, muncullah anak laki-laki populer di sekolah mereka bernama Boy. Pria tampan dan cool itupun menarik perhatian banyak siswi di sekolah. Sementara Arne pun tak begitu tertarik, tapi itu berbeda dengan Aini yg mengaguminya diam-diam.

Pada jam istirahat, Arne dan Aini pun ke kantin bersama seperti biasanya.

"Arne makan di kantin yuk aku lapar.." ucap Aini.

"Oke.. aku juga lapar." ucap Arne.

Arne pun pergi bersama Aini dan mereka memesan menu masing-masing. Saat sedang makan berdua, muncullah Boy di meja mereka.

"Aku boleh duduk disini kan?" tanyanya membuat Aini terdiam.

"Silahkan, ini kan milik ibu kantin bukan milikku.." balas Arne cuek.

"Kalian hanya berdua?" tanya Boy lagi.

"Iya sesuai yg kau lihat." ucap Arne melanjutkan makannya.

"Kau Arne kan si bintang sekolah." ucap Boy.

"Iya benar." balas Arne.

"Kau tak tahu siapa aku?" tanya Boy lagi.

"Boy, murid laki-laki populer.. Benar kan?" balas Arne.

"Iya aku memang sepopuler itu." balas Boy.

"Aini, ayo kita ke kelas, aku mau baca buku." balas Arne mengabaikan Boy.

"Hei.. kau mengabaikanku?" tanya Boy.

"Memangnya kita sedekat itu ya.." balas Arne.

"Ayo Arne kita ke kelas." ucap Aini karena melihat Arne tidak nyaman dengan Boy.

"Maaf ya kami duluan.. " ucap Arne pada Boy.

"Ck.. sulit sekali bicara dengannya." gumam Boy.

Arne pun mengatakan sikap tak nyamannya pada Boy dengan Aini. Sementara Aini mendukungnya karena Aini menyukai Boy, jika sampai Arne bersama Boy maka pupus sudah harapannya mendekati Boy.

"Lain kali kita langsung pergi saja dan kau jangan tanggapi ucapannya." ucap Aini.

"Iya, aku akan mencobanya." ucap Arne.

"Lagipula, dari yg kudengar Boy adalah playboy dikalangan anak-anak." ucap Aini.

"Sungguh? Untung aku tak tertarik." ucap Arne.

"Makanya, kau abaikan saja dia." ucap Aini membuat Arne ilfil dengan Boy.

Tanpa Arne sadari, Aini menyimpan iri hati padanya. Dan Aini iri pada semua yg Arne miliki, wajah yg cantik, pintar serta berasal dari keluarga kaya raya. Sementara Aini, dirinya hanyalah anak dari orangtua yg berpisah. Aini tinggal dengan ibunya, dan hidupnya juga biasa saja tapi tidak juga hidup kekurangan.

Bahkan Aini tak tahu siapa ayahnya yg sebenarnya. Mau ditanya berapa kalipun ibunya hanya akan marah jika Aini mulai penasaran. Hingga Aini lelah bertanya.

Sementara Arne, kehidupannya sempurna dengan orangtua yg lengkap dan bergelimang harta. Bahkan saat pergi ke rumah Arne, Aini pun terus menerus merasa iri karena hidupnya bak tuan putri.

.

.

Dan Boy tetap tidak menyerah untuk mendekati Arne. Setiap hari selalu ada hadiah untuknya yg Arne berikan pada orang lain. Kadang coklat, atau barang-barang lain yg akan ia kembalikan pada Boy.

Tentunya itu juga berkat hasutan Aini yg meminta Arne menjauhi Boy. Tapi Boy pun tak menyerah dan terus mendekati Arne.

Hingga pada akhirnya mereka bertemu saat pesta ulang tahun pernikahan orangtua Arne. Boy datang dengan kedua orangtuanya. Disanalah Boy menyadari kalau Arne adalah anak dari teman bisnis ayahnya.

Boy pun melakukan pendekatan pada Arne dengan dalih teman sekolahnya pada orangtua Arne.

"Tante, Om.. aku juga satu sekolah dengan Arne." ucap Boy.

"Benarkah?" tanya Jeny.

"Iya tante..tapi beda kelas." balas Boy tersenyum.

"Arne, dia itu teman baik papa, kau juga harus berteman dengannya." ucap Richardo.

"Iya pa.." balas Arne tersenyum.

"Kalian bisa ngobrol disana ya, kami mau bahas bisnis." ucap Richardo.

Arne dan Boy pun bicara di taman, dan nampak Arne cuek pada Boy.

"Jangan pura-pura tidak kenal.." ucap Boy.

"Tapi kita memang tidak dekat kan." ucap Arne.

"Sekarang jarak kita hanya satu meter, tidak dekat dari mana.." ucap Boy mulai menggombal.

"Terserah kau saja." ucap Arne lalu duduk.

"Hei.. Arne jangan begitu aku hanya ingin mengenalmu." ucap Boy.

"Kita sudah berkenalan Boy." ucap Arne.

"Jadi, kau memang sedingin ini?" tanya Boy.

"Memangnya aku es." ucap Arne.

"Maaf bukan begitu, kenapa sih kau terus menjauhiku.?" tanya Boy.

"Kenapa ya?? kalau kuingat-ingat kau itu sok akrab, lalu banyak orang bilang kau itu playboy, lalu kau juga anak yg nakal yg suka bolos." ucap Arne.

"Maaf kalau aku sok akrab, aku juga anak yg nakal, tapi aku bukan playboy kau dapat info dari mana?" tanya Boy.

"Dari anak-anak.. semacam kabar burung." ucap Arne.

"Mereka sudah mencemari nama baikku, haruskah aku tuntut mereka?" tanya Boy.

"Lebay.." balas Arne singkat.

"Arne.. kau itu." ucap Boy.

"Memangnya aku peduli kau itu playboy atau bukan?" balas Arne.

"Itu artinya aku bisa mendekatimu kan?" tanya Boy.

"Arti mendekati yg seperti apa?" tanya Arne.

"Yah, semacam romansa remaja.." ucap Boy cengengesan.

"Aku harus fokus belajar agar diterima di universitas kedokteran, aku tak punya waktu dengan romansa remaja." balas Arne.

"Kau yakin? tidak menyesal." tanya Boy.

"Aku tak tahu, tapi tujuanku harus tercapai." balas Arne.

.

.

Sejak itupun, Arne mulai memperlakukan Boy lebih baik dari sebelumnya. Terlebih Boy adalah anak dari rekan bisnis papanya. Mereka mungkin akan sering bertemu kedepannya. Dan Aini agak kesal karena Arne memperlakukan Boy lebih baik dari sebelumnya.

Hingga suatu hari, diadakan kegiatan ekstrakulikuler mendaki gunung di salah satu klub sekolah Arne. Kegiatan ini pun dipastikan keamanannya dan diawasi oleh tenaga ahli.

Arne dan Aini pun memilih klub yg sama juga. Dan mereka berdua mengikuti kegiatan naik gunung ini. Saat tiba di lokasi, nampak terhampar pemandangan hijau yg indah.

Semua murid pun diawasi dan dilarang memisahkan diri dari barisan. Tapi Aini mengajak Arne untuk berfoto di suatu area yg dilarang karena berbahaya. Arne pun sudah menolak dan memberitahu Aini, tapi Aini memaksa dan akhirnya Arne pun berfoto dengannya. Tapi saat ingin berkumpul dengan teman-teman yg lain, Arne pun terpleset dan jatuh.

Arne pun meminta bantuan pada yg lain, dan teman-teman yg lain langsung datang membantu. Boy pun turun tangan dan maju lebih dahulu untuk memastikan medannya aman. Setelah berhasil menemui Arne, Boy pun memberikan aba-aba kalau jalannya agak licin dan harus berhati-hati.

Boy pun membantu Arne berjalan dan teman-teman yg lain membawakan tas Arne. Sementara Aini merasa sedikit bersalah, tapi juga iri karena Arne mendapat perhatian dari Boy.

Kaki Arne pun terkilir dan tak bisa berjalan, hingga akhirnya Boy menggendongnya sampai ke bawah. Meski malu tapi Arne memang membutuhkan bantuan Boy. Boy pun banyak memberitahu Arne soal mendaki gunung dan hal-hal yg harus ia jauhi. Bahkan Boy memberi pertolongan pertama pada Arne dan menemaninya hingga Arne dijemput oleh sopirnya.

Arne pun berterimakasih pada Boy, karena Boy tulus membantunya hari ini. Boy bahkan langsung turun membantu tanpa peduli siapa yg jatuh. Mereka pun jadi semakin dekat berkat insiden tersebut. Dan akhirnya mereka menjalin hubungan. Sementara Aini, tak bisa berbuat banyak karena Arne adalah sahabatnya. Dirinya pun hanya menyimpan semua perasaannya dalam hati berharap suatu hari muncul keajaiban.

Bab.2 Awal Kecurigaan

Arne pun menjalani hidupnya dengan amat sangat lancar. Meski jatuh cinta dan menjalin hubungan, prestasinya tak terganggu sama sekali. Dan Arne berhasil masuk ke universitas kedokteran incarannya.

Berbeda dengan Boy yg masuk jurusan bisnis sama dengan Aini. Dengan begitu Aini akan lebih sering melihat Boy tanpa adanya Arne. Tapi Boy masih menunjukkan kesetiaannya pada Arne.

Kedua orang tua Arne dan Boy pun tahu kalau anak-anaknya menjalin hubungan asmara. Dan mereka tak menghalangi sama sekali asalkan mereka tak buru-buru menikah, karena keduanya harus fokus pada masa depan masing-masing.

Arne pun menikmati masa kuliahnya yg menegangkan sekaligus menyenangkan. Kehidupannya pun semakin sibuk setelah masuk kuliah. Jadwalnya yg padat dan ada banyak buku yg harus Arne pelajari.

Sementara Boy hidupnya lebih santai dan tak terlalu menggebu-gebu di awal. Boy pun jadi mengenal Aini karena sahabat Arne. Keduanya juga sering mengobrol saat ada bahasan pelajaran di kelas mereka.

Arne pun menikmati semuanya dan masa mudanya dengan penuh semangat. Tapi berbeda dengan Richardo yg gelisah memikirkan penerus bisnisnya selanjutnya. Karena Arne sudah jelas tujuannya sejak awal menjadi seorang dokter. Richardo dan istrinya juga sudah tua dan tak mungkin memiliki anak lagi.

Richardo pun teringat pada anaknya yg lain dari wanita simpanannya, Martha. Tapi akan sangat beresiko jika putrinya yg lain yg mewarisi semua miliknya. Terlebih ayahnya Jakson hanya akan setuju jika warisannya jatuh ke tangan Arne.

Dan setahunya dari Martha putrinya yg lain sedang mengambil mata kuliah bisnis. Semuanya sudah sesuai hanya saja putrinya itu tidak sah secara hukum. Dan Jakson pasti akan menentangnya selagi masih hidup.

Richardo pun mendatangi Martha di sebuah tempat yg privat. Mereka pun melepas rindu di sebuah hotel mewah.

"Sayang, aku merindukanmu.." ucap Martha.

"Aku juga, tapi kau tahu kan keadaan kita sulit." ucap Richardo.

"Sampai kapan aku hanya akan jadi simpananmu?" tanya Martha.

"Aku tak bisa menceraikan Jeny, kau tahu kan ayahku sangat menyukainya." ucap Richardo.

"Tapi putri kita Aini bagaimana? kau itu hanya memikirkan putri Jeny saja." ucap Martha.

"Martha bersabarlah, aku juga berniat mewariskan bisnisku pada Aini.. apalagi Arne hanya ingin jadi dokter." ucap Richardo.

"Tapi Aini bukan anakmu secara hukum.. bagaimana bisa?" tanya Martha.

"Aku akan memikirkan caranya, tapi kau hanya perlu pastikan kalau Aini hidup dengan berkecukupan terutama pendidikannya." ucap Richardo.

"Sampai kapan kau hanya akan memberi kami uang, kami juga butuh kepastian." ucap Martha menangis.

"Hei.. Martha dengarkan aku, aku berjanji kita akan bersatu meski harus meninggalkan Jeny." ucap Richardo.

"Benarkah? kau bersungguh-sungguh?" tanya Martha.

"Iya sayang.. aku janji." ucap Richardo.

"Baiklah.." balas Martha.

"Dan aku punya hadiah kecil untukmu." ucap Richardo memberikan sekotak hadiah berupa kalung berlian yg cantik.

Tentu saja Martha tak akan menolaknya. Dan Richardo menghabiskan waktu bersama Martha, sementara Jeny hanya tahu kalau Richardo ada di luar kota dengan alasan bisnis.

.

.

Arne pun pulang kuliah malam itu dengan mobilnya. Gadis itu pun pulang larut karena ada beberapa tugas kelompok yg harus diselesaikan. Begitu pulang, Arne pun melihat Jeny yg sedang membaca buku.

"Sudah pulang sayang.." sapa Jeny.

"Sudah ma.. papa belum pulang?" tanya Arne.

"Papa sedang di luar kota mengurus bisnisnya.." ucap Jeny.

"Oh begitu, mama kok belum tidur? tidak menungguku kan?" tanya Arne.

"Sebenarnya mama belum bisa tidur karena kau belum pulang, meski Arne tidak mungkin berbuat hal aneh tapi tetap saja mama sedikit khawatir." ucap Jeny.

"Ahh.. mama.." ucap Arne memeluk Jeny.

Jeny pun menanyakan Arne makan malam, tapi putrinya sudah makan diluar dan memilih langsung istirahat di kamarnya.

Arne pun langsung mandi begitu masuk ke kamarnya. Setelah tubuhnya segar, barulah dirinya mengecek ponsel dan merapikan isi tasnya. Ponselnya yg mati pun ia charge dan saat menyala muncul banyak notifikasi dari kekasihnya Boy. Bahkan Boy menghubunginya beberapa kali karena ponselnya tak aktif.

Arne pun meminta maaf karena sibuk akhir-akhir ini. Dirinya juga dikejar oleh tugas yg menumpuk. Dan Boy berusaha untuk memaklumi itu semua. Tapi semenjak kuliah, Arne jadi sangat sulit ditemui. Bahkan mereka seminggu sekali pun jarang bertemu. Selama ini Arne hanya bisa dihubungi lewat ponselnya.

Begitulah hubungan mereka terasa hampa bagi Boy. Dirinya ingin bertemu kekasihnya saja sangat sulit. Bahkan sampai Boy harus menemui Arne di kampusnya hanya untuk mengajaknya makan bersama.

"Boy.." ucap Arne senang.

"Kau ini susah sekali dihubungi." ucap Boy.

"Maaf mata kuliahku sangat padat." ucap Arne.

"Yasudah, ayo kita makan." ucap Boy.

"Tapi.. " ucap Arne.

"Ada apa Arne?" tanya Boy.

"Aku ada tugas kuliah, tapi aku masih bisa menundanya.." ucap Arne tersenyum karena Boy tampak kecewa.

"Baguslah.." ucap Boy.

Mereka pun akhirnya makan bersama, dan bisa berbicara santai. Selama ini, Arne terlalu sibuk pada mata kuliahnya dan selalu mengabaikan Boy. Boy pun hampir habis kesabarannya karena Arne yg selalu sibuk belajar, padahal dari awal Arne bilang kalau fokus utamanya adalah kuliahnya dan karirnya.

Dan Boy berkata tak mempermasalahkan hal itu, tapi pada akhirnya Boy lah yg tak bisa menepati ucapannya dan mulai tak bisa menoleransi kesibukan Arne.

Seiring berjalannya waktu, komunikasi mereka pun semakin buruk. Dan tak jarang Boy bertengkar dengan Arne karena Arne selalu sibuk belajar. Saat Arne tengah bertengkar, Aini pun selalu jadi tempat curhat keduanya.

"Aku kesal dengan Boy.. padahal dia tahu kalau aku susah payah kuliah demi menjadi dokter yg baik." ucap Arne.

"Sudahlah Arne, mungkin Boy hanya sedang sensitif dan merindukanmu." balas Aini.

"Tapi dia tak sedang dekat dengan wanita di kampus kalian kan?" tanya Arne.

"Tidak sih, kau kan tahu kalau Boy itu hanya mencintaimu." balas Aini.

"Baguslah." ucap Arne.

"Tapi, Arne kalau aku boleh saran jika kalian sudah tidak cocok dan tidak bisa menerima satu sama lain itu hanya akan membuang waktu dan tenagamu.. padahal kau kan sudah jelas hanya mengejar impianmu.. harusnya Boy bisa mengerti." ucap Aini.

"Itu benar, padahal dia tahu hidupku hanya kuhabiskan untuk belajar dan menjadi seorang dokter." ucap Arne.

"Yah, sebagai sahabatmu aku hanya bisa mrmberimu saran kalau kau itu tak salah jika fokus pada kuliahmu." ucap Aini.

"Benar, aku sama sekali tidak salah, hanya Boy yg belum bisa mengerti." ucap Arne.

.

.

Sementara itu dilain waktu, Boy curhat dengan Aini soal masalah Arne. Dan Aini mengadu domba keduanya.

"Boy, Arne itu egois karena ambisinya yg ingin jadi dokter." ucap Aini.

"Iya dia memang egois bahkan sulit sekali aku bertemu dengannya. Tapi apakah Arne punya teman pria yg dekat dengannya? sebagai sahabat kau pasti tahu kan?" tanya Boy.

"Kalau teman pria pasti ada, tapi Arne itu kutu buku jadi pasti dia hanya fokus belajar. Kau harus tegas padanya agar dirinya sadar." ucap Aini.

"Kau terlihat kesal padanya.." ucap Boy merasa Aini aneh.

"Tentu saja kau kan temanku, kau itu Boy.. mahasiswa populer, tampan, dan berkharisma.. nilaimu juga bagus, tapi kenapa Arne menyia-nyiakanmu." ucap Aini.

"Jadi di mata gadis lain aku begitu." ucap Boy.

"Iya banyak gadis lain iri padanya.. harusnya Arne itu bersyukur kau menjadi kekasihnya dan memberikan waktunya untukmu." ucap Aini.

"Ucapanmu ada benarnya.. " ucap Boy.

Dan sejak itulah Boy sering bersama Aini, dan Aini banyak membohongi Boy soal Arne. Aini juga selalu memberitahu tentang kelemahan Arne pada Boy. Ditengah hubungan yg renggang dan adanya orang yg menghasut keduanya, mereka pun jadi lebih sering bertengkar daripada biasanya.

Keduanya saling menaruh curiga satu sama lain. Dan tak jarang bertemu hanya untuk bertengkar. Aini pun tersenyum senang karena berhasil membuat hubungan mereka renggang dan tinggal sedikit lagi dirinya akan melihat Arne berpisah dengan Boy.

.

.

Sementara Jeny mulai mencurigai gelagat suaminya yg aneh. Kesibukannya menjadi dokter di rumah sakit besar dengan jabatan tinggi pun membuatnya tak bisa mengamati suami dengan baik. Dan baru-baru ini, Jeny melihat jejak-jejak suaminya yg mencurigakan.

Jeny menemukan beberapa barang wanita di kantong jas Richard. Jeny pernah menemukan lipstik, jepit rambut, sampai anting. Jeny pun semakin menaruh curiga karena suaminya tersebut semakin sering dinas ke luar kota.

Hingga Jeny pun mulai bertindak dan menaruh alat pelacak di jam tangan suaminya yg tidak mungkin ketahuan. Sepulang kerja, Jeny pun melihat kemana saja suaminya pergi. Seharian suamianya ada di kantor dan saat jam pulang, Richard bilang akan rapat di luar kota besok pagi.

Jeny pun memantau arah gps yg terlihat di tablet miliknya. Suaminya pun malam itu memang menginap di hotel yg berada di luar kota. Jeny yg iseng pun mencoba membuntutinya. Lalu dirinya bertanya pada receptionis hotel soal suaminya yg menginap di hotel tersebut. Dan receptionis pun menjawab dengan jujur kalau tuan Richardo menginap bersama istrinya.

Seketika Jeny pun seperti tersambar petir, padahal hanya dia satu-satunya istri Richard. Tapi mengapa bisa Richard mengakui wanita lain sebagai istrinya. Karena penasaran, Jeny pun menguatkan hatinya dan memata-matai suaminya saat keluar hotel. Nampak Richard keluar bersama seorang wanita yg seusia dirinya.

"Kukira kau akan tertarik pada wanita muda, ternyata hanya wanita yg seusia denganku.." gumam Jeny dalam hati.

Jeny pun menangis di dalam mobilnya. Dirinya juga sudah memiliki banyak bukti kuat perselingkuhan suaminya. Ingin rasanya menggugat cerai Richard, tapi bagaimana dengan perasaan Arne saat tahu orangtuanya berpisah?? Jeny pun memikirkan kembali rencananya bercerai dengan baik-baik.

Bab.3 Pengkhianatan

Jeny pun memilih pulang dengan rasa sakit hati yg menusuk hatinya. Tapi Jeny tak ingin bercerai dengan dipenuhi emosi dan berakhir konyol serta menyedihkan. Pertama-tama, Jeny harus mengamankan aset pribadi miliknya. Lalu perlahan-lahan dirinya memberitahu segalanya pada Arne, meski ini adalah keputusana pahit yang ia buat.

Terlebih Jeny tahu betul kalau Richard suaminya ingin memiliki penerus pada perusahaannya. Dengan kemampuan yg Jeny miliki dirinya menyuruh orang untuk memata-matai selingkuhan suaminya untuk mengetahui siapa wanita tersebut.

Sambil menguatkan hatinya, Jeny pun berupaya bertahan beberapa tahun terakhir guna mengumpulkan aset dan tenaga jika harus berpisah dari Richard. Apalagi ada banyak aset yg dimiliki Jeny bersama Richard termasuk rumah dan gedung lainnya.

Setidaknya Jeny harus bertahan sampai Arne selesai kuliah agar putrinya tidak terganggu belajarnya. Dan Arne akan menyelesaikan pendidikannya satu tahun lagi. Jeny pun harus bertahan selama ini itu, sampai Arne lulus kuliah. Jeny tahu betul bagaimana sibuknya dan banyak hal yg harus dipersiapkan Arne agar bisa lulus dari universitas tersebut.

Setiap harinya, ada orang yg akan melaporkan kegiatan suaminya. Dan Jeny mendapatkan banyak informasi mengenai selingkuhannya yg ternyata adalah mantan pelayan di rumah ayah mertuanya Jakson.

Jeny pun ingin tertawa rasanya melihat selera suaminya yg sangat rendahan tersebut. Bagaimana bisa dirinya kalah jika bersaing dengan mantan seorang pelayan. Jeny pun hanya bisa tertawa dengan diiringi air mata di wajahnya.

Tertawa akan kenyolan suaminya, dan menangis atas nasibnya yg kalah bersaing dengan mantan pelayan. Didapat pula informasi kalau wanita itu memiliki seorang putri, tapi informasinya belum akurat apakah itu putri dari suaminya atau dengan pria lain.

Jeny pun tak ingin Arne kehilangan haknya sebagai anak dari Richard, tapi Arne juga harus bersiap jika Arne kehilangan haknya karena suaminya yg dibutakan oleh wanita selingkuhannya. Dan untuk itu, Jeny tengah mempersiapkan segalanya.

.

.

Sementara Arne semakin sibuk di tahun terakhirnya. Dirinya bahkan tak sempat bertemu dengan Aini ataupun Boy. Bahkan Arne sudah mengabaikan Boy yg selalu mengeluh akan kesibukan Arne yg sangat sulit ditemui. Arne juga termakan hasutan Aini agar Boy memahami kesibukannya.

Sementara Boy, dirinya juga termakan hasutan Aini kalau Arne tak mementingkan hubungan mereka. Aini pun meracuni pikiran Boy kalau Arne hanya mementingkan dirinya dan cita-citanya.

Boy pun emosi karena Arne semakin mengabaikannya. Dan mereka jadi sering bertengkar padahal ini adalah tahun terakhir mereka.

"Apa maumu?" tanya Arne.

"Mauku? kau itu yg maunya apa? selalu sibuk.. jangan-jangan kau sibuk berkencan dengan pria lain di kampusmu.." ucap Boy.

"Boy kau semakin keterlaluan, aku sibuk mengurus ini dan itu.. dan sedikit kesalahan akan mempengaruhi kelulusanku." ucap Arne.

"Terserah.." ucap Boy lalu pergi meninggalkan Arne.

Arne pun kecewa pada sikap Boy. Dan mereka tak saling berkomunikasi lagi. Ditambah Arne yg harus fokus pada kelulusannya. Dan Boy lulus lebih awal dari Arne, Boy juga sibuk mencari pekerjaan.

Ditengah kesibukan itu, Boy justru sering bersama Aini. Dan Aini adalah tempatnya berkeluh kesah. Tanpa ia sadari rasa nyaman itupun hadir. Rasa nyaman yg menjadi pedang bermata dua, yg bisa menghancurkan hubungannya dengan Arne.

Boy dan Aini pun semakin dekat dan selalu bersama. Mereka juga diterima bekerja di kantor yg sama. Aini pun semakin gencar melakukan pendekatan pada Boy yg butuh perhatian dan kasih sayang karena Arne sedang fokus pada kelulusannya.

Aini pun belajar merawat dirinya dari mamanya, Martha. Bahkan sekarang Aini pun terlihat lebih cantik berkat perawatan yg rutin ia lakukan bersama mamanya di klinik kecantikan.

Setelah hampir setiap hari bertemu, Boy pun kian tertarik pada Aini yg selalu membuatnya nyaman. Dan Boy mulai melupakan hubungannya yg tak jelas dengan Arne karena keegoisan masing-masing.

Hingga akhirnya Boy dan Aini berkencan dan Aini dengan senang hati mengkhianati sahabat baiknya sendiri.

"Tapi Boy, Arne bagaimana?" tanya Aini.

"Aku sudah tak peduli lagi, lagipula dia hanya peduli pada dirinya sendiri." ucap Boy.

"Tapi aku sahabat baiknya Boy."

"Bukankah kau juga mencintaiku?" tanya Boy.

"Benar.. tapi bukankah aku akan jadi teman yg jahat?" tanya Aini pura-pura.

"Kau memang teman yg baik, tapi cepat atau lambat hubungan kami pasti akan berakhir." ucap Boy.

.

.

Sementara itu Arne yg sudah dinyatakan lulus pun sudah bebas dari semua tugasnya. Walau dirinya sedih, Boy tak datang di hari sidang kelulusannya. Arne pun berusaha mencaritahu Boy lewat Aini tapi Aini tak membalas pesannya. Dan tentu saja Aini takkan membalasnya karena tak ingin Boy kembali dekat dengan Arne.

Hingga Arne mendapat info dari beberapa temannya kalau Boy bekerja di perusahaan X bersama Aini sahabatnya. Seketika hati Arne pun terasa tidak nyaman mendengar sahabat baiknya diam-diam bekerja dengan kekasihnya tanpa sepengetahuannya. Apalagi Aini tak menceritakan apapun padanya. Padahal Arne selalu curhat soal masalahnya pada Aini.

Arne pun memberanikan diri untuk datang ke perusahaan Boy. Dan dirinya ingin menyelesaikan masalah antara dirinya dan Boy. Arne pun menunggu dan bertanya pada staf disana mengenai Boy. Benar Boy memang bekerja disana dan akan pulang beberapa menit lagi.

Arne pun menunggu didepan mobilnya. Dirinya beeharap apa yg ada di pikirannya salah mengenai Aini dan juga Boy. Tapi, tak berapa lama para staf pun keluar dari gedung kantor. Nampak Aini berjalan bersama Boy. Dengan mata dan kepala Arne sendiri dirinya menyaksikan Aini bergandengan tangan dengan Boy.

Hancur, sakit, dan sedih pun dirasakan oleh Arne. Dirinya melihat sahabat baiknya sendiri tempat ia bercerita masalah hubungannya justru menikungnya dari belakang. Ingin rasanya Arne melabrak mereka tapi Arne memikirkan reputasi Boy dan Aini. Hingga Arne mengikutinya dari belakang.

Aini dan Boy pun pergi ke sebuah Cafe. Dan mereka nampak menikmati kencan mereka. Disinilah Arne melihat fakta menyakitkan yg selama ini disembunyikan mereka berdua. Arne pun menguatkan hatinya untuk menghampiri keduanya.

"Hai Boy, Aini.." sapa Arne.

"Ar..ne.. kami.." ucap Aini pura-pura polos.

"Sudah Aini.. mari kita perjelas." ucap Boy.

"Arne, kami sudah berkencan selama 6 bulan ini.. dan sepertinya aku pikir hubungan kita sudah berakhir." ucap Boy.

"Kenapa baru bilang sekarang?" tanya Arne.

"Kau sendiri selalu sibuk dengan urusanmu.." ucap Boy dingin.

"Arne maafkan aku.. aku.." ucap Aini masih pura-pura polos.

"Baiklah.. Padahal harusnya kau lebih jantan lagi dengan mengatakannya langsung dengan jelas padaku waktu itu." ucap Arne tersenyum.

"Dan Aini, padahal aku menceritakan semua masalahku dengan Boy padamu.. Tapi kau malah menusukku dari belakang.. apa ini namanya sahabat?" tanya Arne.

"Arne maaf, tapi aku juga berhak jatuh cinta dan dicintai." ucap Aini.

"Itu benar, selamat untuk kalian, aku turut bahagia untuk kalian." ucap Arne lalu pergi meninggalkan keduanya dengan pedih menyayat dihatinya.

Arne pun tak tahu harus kemana lagi, dirinya pergi ke sebuah hotel sendirian dan menginap disana untuk menjernihkan pikirannya. Jika ada dirumah, pasti orangtuanya akan tahu dan ikut sedih.

Arne pun hanya menghubungi mamanya kalau dirinya berada di hotel C dan ingin sedikit mencari hiburan. Jeny pun memastikan putrinya baik-baik saja dan datang ke hotel tersebut.

Disana Jeny menemukan Arne tengah patah hati oleh kekasihnya yg baru saja putus dengannya. Jeny pun memberikan ruang bagi Arne untuk sendiri dan meninggalkannya.

.

.

Jeny pun pulang ke rumahnya, dan beristirahat. Sementara suaminya pergi lagi untuk urusan bisnis, dan Jeny tahu pasti Richard menemui selingkuhannya.

Pada pagi harinya, Richard pun pulang ke rumahnya dengan membawa selingkuhannya dan seorang gadis yg mungkin anak dari wanita tersebut.

"Richard.. apa maksudnya ini?" tanya Jeny.

"Jeny kita akan bercerai, maafkan aku tapi aku tak mencintaimu.. ini surat gugatannya." ucap Richard.

"Lalu wanita ini? bukankah terlalu dini untuk membawanya kemari sementara aku masih ada disini?" tanya Jeny.

"Tidak, kami sudah menikah secara siri.. dan dia juga istriku.. kuharap kau segera mengemasi barangmu dan pergi dari rumah ini." ucap Richard.

"Hei.. sudah cukup ya tak tahu dirinya.. rumah ini juga milikku.. harusnya kau selesaikan dulu semuanya jangan seenaknya mengusirku.." ucap Jeny tak terima.

"Kau tak perlu khawatir, Arne akan ada padaku dan aku akan tetap memperhatikannya." ucap Richard sementara wanita selingkuhan itu tersenyum begitu juga dengan putrinya.

"Aku akan tandatangan tapi kita harus membagi harta bersama dengan adil.." ucap Jeny.

"Sayang.. katamu rumah ini milikmu?" tanya Martha.

"Martha sabarlah.. " ucap Richard.

"Mama kita akan tinggal disini?" tanya Aini.

"Benar sayang ini rumah papa.. jadi kita juga berhak." ucap Martha.

"Richard..!! aku juga punya hak atas rumah ini.. Kau tak membangunnya sendirian.." ucap Jeny emosi.

Di depan pintu nampak, Arne bingung dengan apa yg dilihatnya. Papanya menceraikan mamanya dan membawa wanita lain yg merupakan ibunya Aini dan Aini. Dan lagi Arne sudah mendengar semuanya di depan pintu.

"Papa.. apa-apaan ini? kenapa ada Aini disini?" tanya Arne.

"Sayang kau sudah mengenal Aini.. dia saudarimu.. dia juga anak papa." ucap Richard tanpa merasa bersalah.

"Apa?? apa papa sudah tidak waras?" tanya Arne kesal.

"Arne jaga kata-katamu..!" ucap Richard.

"Papa juga harusnya menjaga perasaan mama dan aku.. jika ingin bercerai dan menikah lagi.. selesaikan dulu urusanmu dengan kami jangan langsung membawa wanita selingkuhan ini ke dalam rumah..!" ucap Arne kesal.

"Arne.. jangan sebut mamaku begitu.." ucap Aini.

"Kenapa? kau dan mamamu sama saja.. sama-sama selingkuhan.. pelakorr..!" ucap Arne kesal.

Plakkk..

Arne pun mendapat tamparan keras dari Richard.

"Papa mendidikmu dengan baik, tak pantas kau berkata begitu pada istri papa." ucap Richard.

"Cukup Richard..! aku tak terima kau memukul Arne.. " ucap Jeny.

"Mama.. ayo kita pergi darisini." ucap Arne kesal.

"Iya sayang.. cepat kau kemasi semua barangmu." ucap Jeny.

"Arne, jika kau meninggalkan rumah ini kau takkan dapatkan apapun dari papa.. kembalikan juga kunci mobil dan semua kartumu." ucap Richard.

"Papa mau ini? ambillah pa.. aku masih bisa mencari uang dengan mama." ucap Arne mengembalikan kunci mobil dan semua kartu pemberian papanya.

Arne pun mengemasi semua barangnya hari itu. Dan Jeny sudah bersiap akan segalanya. Dirinya memanggil tim untuk membawa semua barang miliknya dan Arne. Bahkan Martha dan Richard sampai terdiam melihat beberapa orang membawa barang Jeny dan Arne yg banyak sekali.

Aini pun tersenyum sinis melihat Arne yg membawa semua barangnya. Terlebih semua koleksi pakaian milik Arne bukan barang murah. Jeny pun berniat membawa Arne ke apartemen miliknya yg sudah ia siapkan. Dan semua barang mereka sudah diangkut oleh mobil Box.

"Silahkan ambil semua barang bekasku.. suamiku, rumahku beserta isinya." ucap Jeny pada Martha sebelum pergi.

"Jenny..!!" teriak Richard.

"Kita lihat saja Richard, aku takkan tinggal diam pada hakku. Sampai bertemu di pengadilan.." ucap Jeny lalu pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!