NovelToon NovelToon

Terjebak Cinta Anak Ustadz

Kalah Taruhan

Brak!

Motor yang dikendarai oleh Kaisar terjatuh saat jalan menikung dan membuat pengendaranya jatuh terpelanting jauh dari motornya. Jatuhnya Kaisar malam ini saat balapan liar membuat teman satu genknya terbelalak kaget tidak percaya.

Kaisar yang sudah mereka harapkan memenangkan taruhan justru terjatuh pada putaran terakhir dan membuat genknya kalah telak dalam taruhan besar malam ini. “Dasar pembuat sial!” umpat salah satu teman satu genknya sambil menendang barang yang ada di hadapannya.

“Gara-gara Kaisar, genk kita kalah telak dengan genk Reno!”

“Ini tidak bisa dibiarkan! Kita harus memberi pelajaran untuk Kaisar!”

Kaisar dan Reno yang menjadi joki balap motor pada malam ini sudah menaruh nominal uang yang sangat besar di meja taruhan. Masing-masing di antara mereka berdua sudah bertaruh sebesar 50 juta rupiah dan barang siapa yang menang, akan mendapatkan uang sebesar 100 juta.

Keduanya memang sangat unggul dalam menguasai lintasan balap liar malam ini. Kaisar sendiri terkenal joki balap motor yang sangat handal dan tak terkalahkan. Sayangnya kali ini ia justru terpelanting dari motornya yang tiba-tiba kehilangan arah tepat pada jalan tikungan dan tentunya membuatnya tidak bisa memenangkan taruhan balap liar malam ini.

Teriakan kemenangan genk lawan terdengar sayup-sayup di telinga Kaisar. “Argh! Sial! Aku harus kalah malam ini!” umpat Kaisar sambil berusaha untuk bangkit dan berdiri.

Dengan jalan yang terseok-seok, Kaisar pun berjalan ke arah motor sport kesayangannya. Namun tiba-tiba ia dikepung oleh teman-teman satu genknya yang menatap marah ke arah Kaisar.

Bugh! Bugh! Bugh! Kaisar menerima hantaman yang bertubi-tubi dari para temannya yang meraup kerugian besar atas kekalahan genk mereka.

“Dasar joki payah! Jika tahu kau akan kalah dalam taruhan kali ini, kami tidak akan menunjukmu untuk mewakili genk kami!”

Bugh!

“Gara-gara joki bodoh ini, kita harus kehilangan seratus juta yang seharusnya milik kita!”

Bugh!

“Lebih baik kita habisi saja Kaisar biar tahu rasa dia!”

Kaisar yang dikeroyok oleh temannya sendiri kini tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya mulai tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian, terdengar suara sirine mobil polisi membuat siapa pun yang ada lintasan balap langsung lari berhamburan.

“Kita harus segera kabur dan menyelamatkan diri!”

“Lalu bagaimana dengan Kaisar?” tanya Laura, salah satu anggota genk yang masih memiliki rasa peduli terhadap Kaisar.

“Dia sudah tidak berguna lagi untuk kita! Seret dan letakkan saja tubuhnya di bawah bangku panjang itu. Motornya kita ambil sebagai pengganti uang taruhan yang ia hilangkan malam ini!” jawab salah satu anggota genk lainnya.

Akhirnya Kaisar digeletakkan di bawah bangku panjang dan ditinggalkan begitu saja oleh teman-teman satu genknya.

Kemudian hujan deras langsung mengguyur area lintasan balap liar malam ini membuat polisi yang sedang sweeping area hanya lewat begitu saja dan tidak melihat Kaisar yang tergeletak tak berdaya.

🍄🍄🍄

Adzan subuh yang menggema mengiringi Syahla yang sedang mengendarai motornya menuju ke masjid. Sayangnya motor yang dikendarai oleh Syahla tiba-tiba mati begitu saja saat dirinya sampai di jalan besar.

“Masya Allaah, kenapa harus mogok sih. Padahal udah hampir sampai di masjid!” gumam Syahla yang langsung menepikan motornya dan memilih melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki menuju ke masjid besar yang jaraknya sekitar seratus meter lagi.

Namun langkahnya terhenti saat melewati bangku panjang di pinggir jalan. Ada tangan manusia yang tiba-tiba memegang pergelangan kakinya.

“Astaghfirullah! Tangan apa ini?!” pekik Syahla ketakutan. Ia langsung mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, sayangnya keadaan jalanan masih sangat sepi.

“Tolong aku!”

Terdengar suara parau di bawah bangku panjang membuat Syahla berjongkok untuk melihat siapa yang meminta tolong kepadanya.

Mata Syahla langsung membeliak sempurna melihat seorang pemuda yang berlumuran darah yang sudah mengering dan luka lebam di sekujur tubuhnya. Tidak hanya itu, baju pemuda tersebut basah kuyup terkena guyuran hujan semalam.

Syahla kini dipenuhi kebingungan harus bagaimana menolong pemuda tersebut, terlebih suara iqomah sudah berkumandang tanda sholat subuh berjamaah sudah akan dimulai. Sedangkan dia juga sama sekali belum pernah bersentuhan dengan lawan jenis.

“Tolong aku!” pinta pemuda tersebut untuk yang kedua kalinya.

“Apa kau bisa berdiri?” tanya Syahla kemudian.

“Akan aku coba!”

Akhirnya Syahla menyingkirkan kursi panjang yang menutupi tubuh pemuda tadi dan melebarkan mukenanya.

Setelah itu Syahla langsung menghubungi adik laki-lakinya untuk datang menjemputnya dan membantunya untuk membawa pria tersebut ke rumah mereka.

“Ya Allah kak, ini siapa?” tanya Syauqi sambil membantu pemuda yang ditemukan Syahla untuk berdiri dan memapahnya.

“Kakak juga gak tau dek! Kita bawa ke rumah dulu ya! Kakak mau ganti mukena dan sholat subuh dulu!” pinta Syahla yang mukenanya sudah tampak sangat kotor.

Syauqi pun membawa Kaisar ke rumah mereka perlahan-lahan. Sesampainya di rumah, Syauqi langsung membawanya ke kamar dan menggantikan bajunya.

Sedangkan saat Syauqi hendak menanyakan namanya, pemuda tersebut kembali tidak sadarkan diri. Akhirnya Syauqi keluar dari kamarnya dan menunggu kakaknya selesai sholat subuh.

“Laki-laki yang kakak temuin tadi itu siapa?” tanya Syauqi penasaran.

“Kakak juga gak tau, tadi kakak nemuin dia udah babak belur kayak gituh di bawah bangku panjang di pinggir jalan.”

“Kamu udah gantiin bajunya?” tanya Syahla yang kemudian menuju ke kotak P3K yang tertempel di dinding dekat ruang makan.

“Udah kak! Tapi waktu aku mau tanya namanya, dia pingsan lagi!” balas Syauqi.

“Ya udah, sekarang kakak minta tolong siapkan air hangat dan bawa ke kamar ya! Kakak mau bersihin lukanya dulu!”

Syauqi langsung menuruti titah kakaknya dan Syahla pun langsung membersihkan luka yang ada di wajah dan juga tangan pemuda yang ia tolong. Pekerjaannya sebagai perawat di sebuah rumah sakit membuatnya sangat terampil membersihkan dan mengompres lebam di wajah Kaisar.

Setelah itu, Syahla meminta kepada adiknya untuk membantu mengembalikan kesadaran pemuda tersebut dengan membalurkan minyak angin ke tubuhnya.

Sedangkan Syahla kini menuju ke pantry untuk membuatkan minuman hangat untuk pemuda yang baru saja ditolongnya.

“Kaaak, orangnya udah sadar!” teriak Syauqi memberitahukan kepada kakaknya.

Syahla pun menuju ke kamar sambil membawa teh hangat dan meminta Syauqi untuk membantu pemuda tadi untuk minum. “Siapa namamu?” tanya Syahla kemudian.

“Kaisar!”

“Okey! Aku akan menghubungi rumah sakit untuk mengirim ambulance dan membawamu ke sana. Kau harus mendaparkan perawatan khusus di rumah sakit!” tutur Syahla yang langsung dicegah oleh Kaisar.

“Jangan bawa aku ke rumah sakit! Aku mohon, rawat aku di rumahmu!” pinta Kaisar.

“Tidak bisa Kaisar! Ayah dan ibu kami sedang pergi umroh. Dan kau tidak semestinya tinggal di rumahku karena kita bukan muhrim!” tegas Syahla.

“Aku tahu batasan antara perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim, dan aku berjanji tidak akan melewati batasan itu. Tapi aku mohon, jangan bawa ke rumah sakit!” pinta Kaisar dengan sungguh-sungguh.

“Sudahlah kak! Biarkan Kak Kaisar kita rawat di rumah saja! Lagi pula masih ada aku yang laki-laki di rumah ini!” tutur Syauqi.

Kemudian ia mendekat ke arah Syahla dan berbisik pelan. “Bukankah uang yang kakak pegang saat ini juga sudah sangat menipis?”

🍄🍄🍄

Pengenalan Tokoh

Syahla Adiba, 23 tahun. Perawat di sebuah rumah sakit. Anak sulung dari Ustadz Rizki yang sudah bertunangan dengan Gus Faris.

Kaisar Afkara, 26 tahun. Joki balap motor yang ternyata adalah anak dari pemilik rumah sakit dimana Syahla bekerja.

Gus Faris, 26 tahun. Tunangan Syahla Adiba.

Kaisar Mulai Pulih

Uang Syahla memang sudah menipis akhir bulan ini. Terlebih ia baru akan gajian lima hari ke depan. Ia juga masih harus membayar biaya camping yang diadakan oleh sekolah Syauqi. Sedangkan orang tuanya sedang menjalani umroh 35 hari dan baru akan pulang sepuluh hari lagi.

Sejujurnya Syahla sangat keberatan ada Kaisar di rumahnya. Ia sangat takut menjadi gunjingan tetangganya karena tinggal satu rumah dengan lelaki yang bukan muhrimnya.

Apa lagi statusnya sekarang adalah tunangan dari seorang anak Kyai pemilik pesantren yang tidak jauh dari rumahnya, Gus Faris.

“Begini saja, aku akan menghubungi keluargamu untuk menjemputmu kemari! Apa kau masih ingat nomor salah satu anggota keluargamu atau mungkin temanmu?” tanya Syahla.

“Aku tidak punya teman atau keluarga lagi!” jawab Kaisar membuat Syahla memutar bola matanya malas.

“Itu tidak mungkin Kaisar! Berikan ponselmu, aku yang akan menghubungi mereka!” pinta Syahla.

Dengan lemas Kaisar merogoh saku celananya dan memberikan ponselnya kepada Syahla. Namun tak lama kemudian ia kembali tidak sadarkan diri karena tubuhnya memang masih sangat lemah.

“Kak Syahla! Jangan terlalu menekannya seperti ini! Tubuhnya masih sangat lemah dan butuh perawatan!” protes Syauqi. “Lebih baik kita rawat dulu di sini sembari menghubungi keluarga atau temannya!”

“Ponselnya juga mati karena kehujanan semalam!” gerutu Syahla. “Kakak hanya gak mau keluarga kita menjadi gunjingan tetangga karena kebaikan kita menolongnya, Syauqi!”

“Aku pastikan kak Kaisar tidak akan keluar dari kamarku! Jadi tidak akan ada tetangga yang tahu akan hal ini. Setelah ia sembuh nanti, kita minta dia meninggalkan rumah saat malam hari dimana para tetangga sudah pada tidur dan jalanan sepi!”

Saran dari Syauqi yang masuk akal pun akhirnya disetujui oleh Syahla. Ia pun kemudian menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan, sedangkan Syauqi mencoba untuk mengembalikan kesadaran Kaisar.

Tak lama kemudian sarapan untuk mereka pun sudah siap dan Kaisar juga sudah mulai sadar. Syauqi pun langsung menyuapinya sup hangat buatan Syahla.

“Mas Kaisar makan dulu ya, biar tubuhnya gak lemah!” ucap Syauqi sambil membantu Kaisar bersandar di headboard.

Kaisar hanya menyunggingkan senyumannya dan menganggukkan kepalanya. “Terima kasih, emm ...” Kaisar menggantung kalimatnya karena belum mengetahui nama orang yang telah menolongnya.

“Syauqi Mas! Namaku Syauqi dan itu ...” Syauqi menunjuk ke arah kakaknya yang sedang meracik obat untuk Kaisar. “Kakak perempuanku, namanya Syahla!”

“Terima kasih, Syahla!” ucap Kaisar dengan tulus.

“Sama-sama. Setelah ini kau bisa langsung minum obatnya agar demamnya turun dan juga rasa nyerinya berkurang!” balas Syahla yang kemudian mendekati Syauqi dan meletakkan obat untuk Kaisar di atas nakas.

Kaisar baru menyadari jika yang menolongnya saat ini adalah perempuan muslimah yang sangat cantik. Bahkan kecantikan yang dipancarkan oleh Syahla benar-benar membuatnya terpana sampai tidak mengedipkan matanya sama sekali.

‘Aku masih hidup dan diselamatkan oleh bidadari yang Allah kirimkan untukku?’ gumam  Kaisar dalam hati.

Tiba-tiba dadanya terasa begitu sesak mengingat selama ini ia selalu meninggalkan ajaran agamanya. Ia sudah lalai dalam sholatnya, padahal dulunya ia juga pernah tinggal di pesantren. Ia juga tidak pernah ikut berpuasa selama bergabung dengan genk motornya enam tahun belakangan ini.

Rasa kecewa terhadap papanya yang menikah lagi dengan musuh mendiang mamanya membuatnya sangat terpukul hingga akhirnya ia bertemu dengan kawanan genk motornya dan berkecimpung lama di dalamnya.

Satu mangkuk sup kini sudah habis dan Kaisar langsung meminum obat yang sudah disiapkan oleh Syahla.

“Mas Kaisar istirahat dulu ya. Aku harus bersiap untuk pergi ke sekolah. Nanti kalau ada apa-apa, Mas Kaisar bisa panggil Kak Syahla. Kebetulan hari ini kakak masuk siang!”

“Terima kasih Syauqi, kalau boleh tahu kakakmu bekerja dimana?”

“Di Rumah Sakit Ibnu Sina! Dia adalah kepala perawat di sana!” jawab Syauqi dengan bangga. “Aku juga nanti akan menyusul Kak Syahla bekerja di rumah sakit itu. Tapi aku tidak mau jadi perawat, aku ingin menjadi dokter anak. Doakan aku ya Mas!” tutur Syauqi yang terdengar mengakrabkan diri dengan Kaisar.

Kaisar pun hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Syauqi pun kemudian beranjak untuk menyiapkan keperluan sekolahnya. Sedangkan Kaisar hanya melihat kesibukan Syauqi yang tengah mempersiapkan diri.

‘Ternyata bidadari ini bekerja di rumah sakit milik papa! Jika tahu begini, mungkin sejak dulu aku menerima tawaran papa untuk ikut mengelola dan mengembangkan rumah sakitnya!’ gumam Kaisar dalam hati.

Tak lama kemudian Kaisar merasakan matanya begitu berat. Efek obat yang dikonsumsinya mulai bekerja dan membuatnya sangat mengantuk. Akhirnya ia pun terlelap di kamar Syauqi tepat saat Syauqi akan pergi ke sekolah.

🍄🍄🍄

Satu minggu dirawat di rumah Syahla, keadaan Kaisar semakin membaik. Kini ia sudah bisa membantu beberapa pekerjaan Syauqi seperti membereskan kamar, mencuci pakaian, dan menyapu rumah.

Tidak hanya itu, semenjak tinggal di rumah Syahla, Kaisar juga mulai menjalani rutinitasnya sebagai muslim yang sudah lama ia tinggalkan. Ia mulai mengerjakan sholat dan juga mengaji. Terkadang ia juga membantu Syauqi mengerjakan tugas sekolahnya.

Malam ini, Kaisar membantu Syauqi menyiapkan makan malam untuk mereka. Kebetulan Syahla hari ini shift siang di rumah sakit dan sebentar lagi akan pulang. Keduanya tampak sangat akrab dan saling bertukar cerita. Sayangnya Kaisar masih belum memproklamirkan siapa dirinya sebenarnya.

“Assalamu’alaikum!”

Tiba-tiba terdengar suara salam dan pintu diketuk dari luar membuat Syauqi bergegas untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.

“Wa’alaikumussalam!” yauqi membuka pintu dan langsung menyunggingkan senyumannya saat melihat siap[a yang datang.

“Mas Faris?!” Syauqi langsung menyalami tunangan kakaknya itu dan mempersilakannya untuk masuk. “Silakan masuk mas! Kebetulan sebentar lagi Kak Syahla juga pulang!”

“Makasih ya. Kamu sendirian aja kan di rumah?” tanya Faris sambil duduk di sofa ruang tamu.

“Kebetulan lagi sama Mas Kai ... ! Ups!” Syauqi cepat cepat menutup mulutnya dengan telapak tangan.

“Kamu lagi sama siapa di rumah?” tanya Faris lagi membuat Syauqi hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Emmm, sama Mas Kaisar!” jawab Syauqi yang memang tidak mau berbohong dengan Faris.

“Siapa Kaisar?”

Pertanyaan Faris kali ini tidak langsung dijawab oleh Syauqi karena bertepata dengan suara motor kakaknya yang baru saja sampai di rumah.

“Assalamu’alaikum!” ucap Syahla yang langsung dijawab oleh Faris dan juga Syauqi secara bersamaan.

“Wa’alaikum salam!”

“Eh, ada Mas Faris ya. Udah lama Mas?” tanya Syahla menyapa tunangannya.

“Aku juga baru sampai. Oh iya, siapa Kaisar?” tanya Faris membuat Syahla langsung terkejut.

Deg!

Syahla menelan ludahnya kasar dan menatap ke arah Syauqi.

‘Dari mana Mas Faris tahu mengenai Kaisar? Apa Syauqi bilang dengannya jika Kaisar ada di sini?’ tanya Syahla dalam hati.

Kemarahan Tunangan Syahla

“Syahla!” panggil Faris membuyarkan lamunan Syahla.

“Eh, i-iya mas!”

“Siapa Kaisar?” Faris menglangi pertanyaannya yang ketiga kalinya kepada Syahla.

Syahla pun duduk di sofa dan mulai menjelaskan kepada tunangannya siapa Kaisar sebenarnya.

“Dia laki-laki yang aku temukan di tepi jalan dalam keadaan babak belur seminggu yang lalu.”

“Hah?! Seminggu yang lalu?” pekik Faris terkejut yang langsung menatap tajam ke arah Syahla. Sedangkan Syahla yang ditatap oleh Faris hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Kamu tahu kan bagaimana hukumnya jika seorang pria dan wanita yang bukan muhrim tinggal dalam satu atap yang sama?” tanya Faris dengan tatapan menghakimi.

“Kenapa tidak kau panggilkan ambulance dan dibawa ke rumah sakit?” hardik Faris.

“Posisinya saat itu aku memang tidak memegang banyak uang, Mas. Apalagi aku masih harus membayar biaya camping untuk Syauqi.”

“Kaisar juga gak mau dibawa ke rumah sakit dan akhirnya kami rawat di rumah sampai ia pulih. Setelah itu dia juga mau pergi kok Mas dari rumah Syahla!” jelas Syahla.

“Aku juga bukan hanya berdua dengan Kaisar, ada Syauqi di sini dan dia kok yang paling banyak menemani Kaisar!”

“Tapi Syahla, ini sama sekali tidak dibenarkan oleh agama! Dan ini hampir mendekati ZINA!” gertak Faris yang mulai meninggikan intonasi bicaranya.

“Astaghfirullah Mas Faris, aku gak mungkin serendah itu, Mas! Aku masih paham tentang batasan dan hukum dalam agama.”

“Jika kau benar-benar paham, Syahla. Kau tidak akan mungkin membiarkan laki-laki lain yang bukan muhrimmu tinggal di dalam rumahmu sendiri dalam kurun waktu yang lama!”

“Terlebih saat ini ayah dan juga ibumu sedang pergi menjalankan ibadah umroh!”

Kericuhan yang terjadi antara Faris dan juga Syahla membuat Kaisar keluar dari tempat persembunyiannya.

“Maaf sebelumnya jika aku ikut campur dalam urusan kalian berdua. Aku yang meminta untuk tidak dibawa ke rumah sakit!” jelas Kaisar membuat pandangan Faris dan juga Syahla langsung beralih ke arahnya.

“Afkara!”

“Gus Faris!”

Melihat keduanya saling memanggil membuat Syahla dan Syauqi saling melemparkan pandang.

“Apa kalian berdua saling kenal?” tanya Syahla yang kemudian kembali mendapatkan tatapan tajam dari Faris,

“Jadi cowok berandalan seperti ini yang sudah kamu selamatkan, Syahla?” tanya Faris sambil menuding ke arah Kaisar.

“Kamu tau siapa dia?” gertak Faris dan Syahla hanya menggelengkan kepalanya.

Faris membuang nafasnya kasar dan tamopak sangat kecewa. “Dia hanyalah cowok yang tidak pernah mengikuti aturan agama dan selalu menjadi penentang terhadap orang tuanya!”

“Selalu membuat kericuhan dengan aksinya yang ugal-ugalan di jalanan dan hampir menghilangkan banyak nyawa orang karena kelakuannya yang sangat brutal!”

“Cowok seperti dia tidak pantas untuk mendapatkan pertolongan sedikit pun Syahla!”

Kemarahan Faris akhirnya kini sudah tidak terbendung lagi. Namun, Syahla masih menanggapinya dengan lembut.

“Tapi Mas, selama Kaisar ada di sini, ia sama sekali tidak pernah melakukan hal yang tidak baik. Bahkan di juga bisa menjaga dan membatasi jaraknya dengan ku!” balas Syahla membuat Faris semakin naik pitam sampai menggebrak meja di ruang tamu Syahla.

Brak!

Gebrakan Faris kali ini membuat Syahla dan juga Syauqi bergidik ngeri.

“Jadi kau!” Faris menudingkan tangannya ke arah Syahla. “Lebih memilih dia dari pada aku, Syahla?” tanya Faris dengan tatapan mengintimidasi.

“Atau jangan-jangan kau justru sudah melakukan hal yang dilarang dalam agama dengan cowok brengsek ini!” tuduh Faris membuat air mata Syahla seketika jatuh membasahi pipinya.

“Astaghfirullah Mas Faris! Jangan fitnah, Mas! Aku gak mungkin melakukan hal yang dilarang dalam agama!”

“Aku tidak sedang memfitnahmu, Syahla! Tapi kamu sudah membuatku sangat curiga dan tidak percaya lagi denganmu!”

“Lalu aku sekarang harus bagaimana Mas Faris?” tanya Syahla.

“Maafkan aku, Syahla. Malam ini aku harus memutuskan pertunangan kita berdua. Aku akan menjelaskan semuanya kepada Abah dan Umi.”

“Aku juga akan menjelaskan pengunduran diriku kepada kedua orang tuamu setelah mereka kembali dari tanah suci!” Faris pun berdiri dan siap keluar dari rumah Syahla.

“Assalamu’alaikum!” ucap Faris dan langsung melangkah pergi.

Tangis Syahla pun pecah seketika. Pertunangannya dengan lelaki yang sangat ia cintai diputuskan secara sepihak begitu saja. Bahkan putusnya hubungan mereka berdua akan sangat memojokkan Syahla nantinya karena Faris sudah menganggap hal yang ia lakukan adalah salah besar dan juga memalukan.

Kini Kaisar merasa sangat bersalah atas putusnya hubungan mereka berdua. Ia pun langsung berlari mengejar Faris yang sudah menaiki motornya.

“Tunggu Gus Faris! Kita harus bicara empat mata!”

“Tidak perlu Afkara! Bagiku, kau sudah merusak segalanya. Lebih baik kau kembali kepada orang tuamu dan meminta maaf kepada mereka. Bertobatlah! Dan jangan berbuat kerusakan lagi di atas muka bumi ini dengan segala kelakuan burukmu!” tegas Faris yang langsung menghidupkan mesin motornya meninggalkan rumah Syahla.

Ini pertama kalinya Kaisar keluar dari rumah Syahla selama satu minggu ia berada di sana. Naasnya saat ia keluar saat ini, ada beberapa pasang mata tetangga Syahla yang melihatnya di sana.

Kaisar paham betul jika saat ini ia sedang diperhatikan oleh benerapa orang yang merupakan tetangga Syahla. Untungnya tak lama kemudian Syauqi keluar dari rumahnya dan mengajak Kaisar masuk ke dalam.

“Maafkan aku, Syahla. Karena aku ...”

Belum selesai Kaisar melanjutkan kalimatnya, Syahla sudah langsung memotongnya.

“Aku sudah khawatir sebelumnya jika kebaikan yang kulakukan untukmu adalah sebuah kesalahan besar. Dan hari ini semuanya terbukti. Kali ini kemasilah semua pakaianmu dan kembalilah ke rumahmu!”

“Syauqi akan mengantarkanmu, pulang!” jelas Syahla yang langsung mengusir Kaisar dari rumahnya.

Setelah itu Syahla langsung menuju ke kamarnya dan meluahkan tangisannya di atas tempat tidur. Baru kali ini ia merasakan sakitnya patah hati karena diputuskan oleh Gus Faris, lelaki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan menikah dengannya.

Sayangnya pernikahan itu kini hanya impian belaka yang tidak akan mungkin pernah terwujud lagi setelah masalah besar ini! Ia sadar diri, Gus Faris yang nota benenya adalah seorang anak Kyai Besar tidak akan mungkin memilih sembarang wanita untuk menjadi istrinya.

Sedangkan Kaisar langsung memutuskan untuk pergi dari rumah Syahla sekarang juga karena ia tidak mungkin membuat Syahla terpuruk dalam waktu yang lama hanya karena keberadaannya yang masih di sana.

“Ayo Mas, biar aku antar!” tawar Syauqi.

“Aku tidak perlu di antar olehmu, Syauqi. Aku masih bisa pulang sendiri.”

“Aku pamit yaa! Sampaikan salamku pada kakakmu dan juga kedua orang tuamu nanti!” pinta Kaisar.

“Baik mas, nanti akan aku sampaikan!”

Kaisar pun akhirnya pergi meninggalkan kediaman Syahla. Ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya atas segala kesalahan yang ia lakukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!