"Putuskan hubungan kamu dengan wanita miskin itu,Ayah tidak pernah sudi menerima dia sebagai menantu di rumah kita." bentak kan keras keluar dari mulut Pak Heru Rizaldi.
Air mata Kiki mengalir deras mendengar hinaan yang keluar dari mulut Pak Heru, meskipun tidak di ucap kan secara langsung kepada dia,namun hati nya begitu sangat terluka mendengar nya.
Ini bukanlah hinaan pertama yang dia dapat kan dari keluarga Heru Rizaldi, melainkan untuk yang kesekian kali nya.
Siang ini dia sengaja datang ke kantor Teguh untuk memberi suprise kepada Teguh dengan membawakan bekal makan siang hasil karya tangan nya sendiri.kebetulan jadwal kuliah nya sedang kosong sehingga dia memutuskan untuk datang ke kantor Sentosa group .
Betapa kaget nya dia mendengar pembicaraan yang sedang terjadi di dalam ruangan CEO itu.
Niat hati ingin memberi kan surprise kepada pujaan hati nya malah dia yang mendapat kan surprise tidak terduga dan sangat menyakitkan hati beserta raga nya.
Kiki memilih tetap berdiri di ujung pintu dengan bersembunyi di balik pot bunga besar.
" Teguh ngga bisa Yah, Teguh cinta sama Kiki dan kami akan segera meresmikan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius! Ada atau tanpa restu dari Ayah dan Bunda." jawab Teguh gamblang.
Pak Heru yang mendengar perlawanan dari putra nya hanya bisa meremas kuat tangan nya yang berada di dalam saku celana nya, rahang nya mengeras menahan gejolak emosi yang sudah memuncak di nadi nya.berbagai ancaman yang mereka berikan kepada Teguh ternyata tidak begitu ampuh untuk melawan keras kepala yang sudah mendarah daging pada diri putra nya.
" Terserah kamu! Tapi ingat,jangan pernah bawa wanita miskin itu kehadapan Ayah." ucap beliau sambil keluar dari ruangan putra nya.
Teguh menghela nafas dengan begitu berat,sebuah kata tetapi begitu sulit dia dapatkan " Restu."
Kiki adalah wanita yang mampu merubah diri nya menjadi lelaki yang lebih baik lagi.dunia kelam yang selama ini dia geluti perlahan mulai dia tinggal kan sejak mereka menjalin sebuah hubungan.
Bersama Kiki lah dia menemukan sebuah kedamaian yang tidak pernah dia temui pada wanita lain nya.
Kiki yang apa ada nya dan tidak pernah menuntut lebih pada diri nya , meskipun dia sangat mampu mengabulkan jika saja wanita itu meminta nya.membuat Teguh semakin yakin untuk mempertahankan hubungan mereka meskipun mendapatkan penolakan keras dari kedua orang tua nya.hanya nenek nya lah yang mau menerima kehadiran Kiki di tengah-tengah keluarga mereka.
Teguh yang merupakan putra tunggal dari Heru Rizaldi dan satu-satunya pewaris perusahaan Sentosa group.
Kekayaan yang mereka miliki ternyata menjadi tolak ukur Heru Rizaldi bersama istri nya dalam memilih menantu.
Beberapa wanita yang berasal dari kalangan yang sama dengan mereka bahkan sudah mereka jodoh kan kepada Teguh,namun Teguh selalu saja menolak perjodohan itu.
Kiki memutuskan meninggalkan kantor Teguh sebelum kehadiran nya di lihat oleh Teguh beserta ayah nya.
Kiki keluar dari kantor Teguh bersama dengan deraian air mata nya yang tidak berhenti keluar,
Rantang makanan yang dia persiapkan khusus untuk pujaan hati nya dia bawa kembali pulang,percuma saja di tinggalkan di sana jika akhir nya akan di buang juga oleh ayah nya.
Dia berlari dengan sekuat tenaga nya.
Beberapa karyawan yang sudah mengenal siapa Kiki menatap penuh tanya.
" Cewek Presdir kita kenapa menangis ya?" bisik-bisik karyawan yang berada di dekat Kiki mulai terdengar ramai.
" Iya ya,apa dia di putusin sama Presdir ya?" ucap salah satu karyawan yang memakai kemeja abu-abu.
" Padahal kelihatan nya mereka sangat cocok dan selalu romantis di berbagai tempat." sahut karyawan yang berada di meja pojok.
" Jangan- jangan cewek nya di duakan lagi." ucap karyawan yang lain.
Kiki memilih memekakkan telinga nya seolah tidak mendengar apapun yang sedang mereka bicara kan.
" Sakit sekali." batin Kiki sambil meremas dada nya.
Cacian dan hinaan yang keluar dari mulut kedua orang tua Teguh sudah menjadi santapan harian bagi Kiki.
Pesan singkat bernada ancaman saja sudah sering dia terima.setiap kali Kiki ingin memutuskan hubungan mereka, Teguh selalu mengancam nya dengan kata bunuh diri.
" Aku mohon sayang, tunggu Aku! Kita pasti bisa melewati semua badai cobaan ini,bantu Aku meyakin kan kedua orang tua Aku, suatu hari nanti Aku yakin restu itu akan kita dapatkan dari mereka."
Begitu lah bunyi kata yang selalu di ucap kan oleh Teguh ketika Kiki mulai goyah dan memutuskan untuk mundur dari posisi nya.
Kiki bergegas masuk ke dalam sebuah taksi yang kebetulan sedang berhenti di depan perusahaan Teguh.
Bruk ... Bunyi pintu mobil yang di tutup cukup mengagetkan bagi sopir taksi yang tengah memejam kan mata nya dengan bersandar di jok mobil nya.
" Jalan kemangi ya Pak." ucap Kiki dengan suara serak nya.
" Ehh...Neng...Bapak masih istirahat Neng,belum narik dulu." jawab Bapak pengemudi taksi sambil mengucek mata nya yang masih terasa perih.
" Tolong bantu Saya Pak,bayar dua kali lipat juga ngga papa." ucap Kiki lagi, pandangan mata nya melirik keluar mobil, dia merasa was-was jika saja Teguh mengetahui kehadiran nya di kantor lalu mengikuti nya keluar.
" Baik lah Neng, tunggu sebentar Bapak cuci muka dulu."
" Jangan lama-lama ya Pak." ucap Kiki lagi.
Melihat kondisi Kiki yang sedang kacau di tambah lagi air mata nya yang tidak berhenti keluar,membuat sopir taksi itu menjadi iba dan akhirnya memutuskan mengantar Kiki ke tempat tujuan nya.
Alamat yang di sebut kan oleh Kiki bukan lah alamat rumah nya, melainkan alamat komplek perumahan Lusi, ketiga sahabat nya sudah lama mengetahui permasalahan yang di alami oleh Kiki.
Mereka bertiga memberi dukungan penuh kepada Kiki, keputusan apapun yang di ambil oleh Kiki mereka akan selalu mensupport nya.
" Yang sabar Neng, ujian hidup memang silih berganti datang,kita sebagai hamba nya harus selalu kuat dan tabah menghadapi nya." ucap sopir taksi dari balik kemudi nya.
Tangisan pilu yang keluar dari mulut Kiki sedikit banyak nya mengundang rasa empati dari bapak pengemudi taksi ini.
" Terimakasih Pak, kenapa harus ada si kaya dan si miskin,jika pada akhirnya mereka akan di bedakan." jawab Kiki.
Setelah mengucapkan kata-kata yang begitu dalam, tangisan Kiki semakin pecah tak teratasi.
" Uang dan harta memang di atas segala nya Neng! Orang kaya akan bertindak sesuka hati mereka, dan kita yang si miskin akan selalu di rendah kan."
" Saya sudah lelah berjuang untuk hubungan ini Pak,boleh kah Saya menyerah dan pamit dari kehidupan dia."
" Jika batin sudah lelah memang sebaik nya pergi dari luka itu, Saya tidak tau permasalahan apa yang sedang Neng alami,semoga saja Neng bisa menemukan jalan keluar nya."
" Saya capek, Saya lelah dan ingin pergi sejauh mungkin." teriak Kiki sambil meremas wajah nya yang sudah bengkak.
" Jangan menyakiti diri sendiri seperti itu Neng, bangkit dan lawan mereka semua." nasehat Bapak pengemudi taksi kepada Kiki.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Lusi, Kiki tanpa sadar mencurahkan segala isi hati nya kepada Bapak sopir taksi yang baru dia kenal.
Rasa sesak yang begitu menyakitkan di dada nya tidak mampu lagi dia simpan seorang diri.
Sedang kan di ruangan Teguh saat ini, nampak kacau seperti kapal pecah,semua barang yang berada di atas meja kerja nya sudah jatuh melayang bertebaran di segala arah.
" Maaf Bos, tadi Saya melihat ada Nona Kiki keluar dari perusahaan sambil menangis."
ucap Asisten pribadi Teguh,orang yang paling dia percaya membantu diri nya dalam mengurus perusahaan.
" Kapan? Dia tidak masuk ke ruangan Saya,apa mungkin Kamu salah lihat?"
Teguh begitu kaget mendengar kedatangan Kiki tanpa sepengetahuan nya.
" Kira-kira 10 menit yang lalu Bos." jawab Bimo Asisten pribadi nya.
Deg...
" 10 menit yang lalu?" teriak Teguh mati kutu.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Jangan lupa mampir juga di Novel saya yang lain.
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
" Terpaksa Menjadi Istri Kedua."
Terimakasih semua nya 😍🥰🥰🥰😍
Teguh langsung melompat dari kursi yang dia duduki.
jika Kiki datang 10 menit yang lalu,itu arti nya dia datang di saat ayah nya juga datang berkunjung ke kantor nya.
" Apa dia mendengar semua pembicaraan yang terjadi di antara Aku dan Ayah?" gumam Teguh dalam hati nya.
" Ah..Sial." umpat nya kesal sambil meremas kuat rambut nya.
" Susah payah Aku berusaha meyakinkan dia untuk tetap bertahan di samping Aku, tetapi kenapa harus rusak lagi seperti ini." ucap Teguh dengan tatapan kosong nya.
Perjuangan cinta Teguh memang perlu di acungi jempol,dia tidak pernah gentar menghadapi setiap ancaman yang keluar dari mulut ayah nya.
Dulu di saat dia mulai memegang perusahaan nya,Teguh pernah di usir dari rumah nya,semua fasilitas yang dia pakai di tarik paksa oleh kedua orang tua nya,hanya karena Teguh tetap ingin mempertahankan hubungan nya bersama Kiki.
3 bulan lama nya Teguh tinggal di luar, selama itu pula dia memilih bekerja di perusahaan orang lain tentu nya dengan jabatan yang tidak terlalu tinggi,demi bisa membuktikan jika dia mampu bertahan tanpa bantuan kedua orang tua nya,Teguh begitu gigih dalam bekerja,bahkan dalam kurun waktu satu bulan saja dia sudah naik jabatan berkat kepintaran yang dia miliki.
Ketika Nenek Teguh mengetahui perbuatan keji kedua orang tua Teguh,beliau menjadi sakit dan meminta mereka untuk segera menjemput Teguh pulang.karena Teguh adalah orang yang paling dekat dengan Nenek nya.baru saja dia ingin membungkam mulut kedua orangtuanya namun takdir berkata lain.
Bimo adalah saksi kunci perjuangan Teguh dalam menggapai restu kedua orang tua nya.
" Kita bisa coba mengecek Cctv Bos untuk memastikan apakah benar yang Saya lihat tadi adalah Nona Kiki."
" Ah iya Kamu benar, kenapa tidak dari tadi saja Kamu memberi ide itu." ujar Teguh bergegas membuka laptop yang sudah terhubung dengan sejumlah cctv yang ada di lantai 10.
Tubuh Teguh menegang ketika melihat gambar Kiki sedang menguping pembicaraan yang terjadi di antara dia dan ayah nya.
Teguh menghembuskan nafas gusar nya,mencoba membuang segala rasa sesak yang ada di dalam dada nya.keseriusan nya benar-benar sedang di uji saat ini.
Di dalam rekaman itu terlihat jelas jika Kiki sedang menangis histeris, sesekali mulut nya di bekap supaya suara isakan tangis nya tidak terdengar oleh Teguh ataupun Ayahnya Teguh.
Hati Teguh ikut tercubit melihat kekasih hati nya menangis tak berdaya seperti itu.
Teguh lalu meraih ponsel nya yang tergeletak di atas meja.dengan hati gusar dia mencoba menghubungi nomor Kiki,namun sudah hampir 10 panggilan yang dia layang kan ke nomor Kiki tetapi selalu saja di reject oleh Kiki,bahkan panggilan terakhir nya sudah tidak bisa tersambung lagi.
" Dia pasti kecewa berat sama Aku." Ucap Teguh lirih, tangis yang keluar dari air mata Kiki bukanlah untuk pertama kali yang dia lihat, melainkan untuk kesekian kali dan sudah tidak bisa terhitung lagi.
" Aku harus segera menyusul nya." ucap Teguh sambil berdiri dari kursi.
Dia keluar begitu saja dari ruangan nya meninggalkan Bimo yang masih syok di tempat nya.keras nya watak Bos besar nya sudah lama dia ketahui,dia tidak menyangka bahwa mulut Bos besar nya ternyata lebih pedas dari mulut Teguh.
" Bos,Mau kemana?" tanya Bimo setelah kesadaran nya kembali,dengan langkah kaki lebar dia mengikuti Teguh dari belakang.
" Kamu urus semua meeting hari ini, Aku harus pergi mencari Kiki."ucap Teguh berlalu masuk ke dalam lift.
" Tapi ..Bos..." sungguh sayang ucapan nya sudah tidak di dengar lagi oleh Teguh yang sudah menutup pintu lift.
" Masih ada meeting setengah jam lagi,tapi si Bos sudah ke buru pergi." Bimo menyelesaikan ucapan nya meskipun tidak bisa di dengar oleh Teguh.
Otak Bimo mulai bekerja keras mengatur strategi supaya pekerjaan nya tidak menumpuk.
" Perkara restu! Tapi bisa membuat semua berantakan." gumam Bimo sambil geleng kepala.
" Semoga saja Aku tidak bertemu dengan mertua seperti Bos besar." gumam nya lagi lalu dengan secepat mungkin membungkam mulut nya menggunakan tangan sendiri,dia baru sadar jika segala yang dia lakukan atau pun di ucapkan terekam jelas di dalam cctv yang sedang menyoroti nya.
Teguh memilih menyetir sendiri mobil nya ketimbang menggunakan sopir yang sudah terbiasa mengantar nya, suasana hati nya yang sedang kacau membuat dia mengemudi kan mobil dengan sedikit ugal-ugalan.dia bahkan tidak perduli suara klakson dari pengguna mobil lain nya, saat ini tujuan pertama nya adalah rumah Kiki.
Di dalam kamar Lusi,Kiki tengah menumpahkan segala resah dan gelisah yang dia rasakan kepada kedua sahabat nya, Hana juga sudah datang ke rumah Lusi setelah mendapatkan telepon dari Lusi supaya bergegas menuju ke rumah nya.kini mereka hanya duduk bertiga di dalam kamar Lusi, sedang kan Gita berhalangan hadir karena sedang berada di luar kota menemani suami nya kunjungan bisnis.
" Aku rasa nya sudah tidak sanggup lagi! Ingin sekali menyerah tetapi dia selalu mengancam menggunakan kata bunuh diri." ucap Kiki jujur kepada kedua sahabat karib nya.
Dia sudah tidak sungkan atau canggung lagi melepas kan segala beban yang dia rasakan kepada sahabat-sahabat nya,berkat kehadiran mereka juga lah Kiki mampu melewati semua badai ujian dalam hubungan nya.
" Kamu harus segera menyelesaikan semua ini Ki,ini sudah tidak sehat lagi." nasehat Hana kepada Kiki yang masih tertunduk lesu.
" Aku sangat ingin menyelesaikan hubungan ini secepat mungkin Han, tetapi apa kata orang jika mereka tau Aku adalah penyebab mati nya anak orang kaya itu."
" Ini tidak adil untuk Kamu,ayah nya sudah sangat keterlaluan kepada Kamu." sambung Lusi lagi.
" Bantu Aku pergi dari dia, Aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi.jika Aku yang di hina Aku masih bisa terima nya, tetapi tidak untuk kedua orang tua Aku yang tidak tau apa-apa." ujar Kiki melampiaskan segala unek-unek yang dia rasa kan.
Hana dan Lusi terus memperhatikan Kiki yang sedang menangis tergugu,hati mereka ikut sakit melihat sahabat terdekat mereka kembali mendapat kan penghinaan dari orang yang sama.
Hubungan antara Kiki dan Teguh harus menjadi korban keserakahan kedua orang tua kandung Teguh,mereka sama sekali tidak pernah menyambut manis kedatangan Kiki jika dia di ajak berkunjung oleh Teguh,bahkan secara terang-terangan mereka menghina habis harga diri Kiki dan keluarga nya di depan mata anggota keluarga lain nya yang kebetulan waktu itu sedang berkunjung juga ke kediaman orang tua Teguh.kejadian itu terjadi di belakang Teguh dan juga Nenek nya.
" Aku rasa Kamu sudah sangat paham betul konsekuensi yang akan Kamu dapatkan jika kamu masih tetap bertahan dengan hubungan yang tidak sehat ini." tutur Hana lagi.
" Apa yang di bilang Hana benar Ki, Aku juga takut jika nanti nya konflik ini menjadi berkepanjangan dan membuat hidup Kamu semakin tidak nyaman." ujar Lusi.
Kiki hanya mampu menangisi segala bentuk cobaan yang dia hadapi.kepala nya terasa sangat sakit memikirkan semua ini.
" Aku akan memilih mundur demi kebaikan masing -masing." ucap Kiki mantap.
Nafas nya yang sejak tadi terasa sesak dia hembuskan dengan sekuat tenaga nya, Berharap mendapatkan oksigen baru yang mampu memberi nya sebuah kekuatan besar.
Jangan lupa Like.Vote dan Berikan Hadiah sebanyak mungkin ya guys.
Tinggalkan jejak sayang nya di Kolom Komentar walaupun hanya satu kata.
Dan jangan lupa pencet Tombol Favorit nya.
Dukungan dan support dari kalian sangat berarti bagi Author.
Menulis Novel tidak lah gampang,butuh konsentrasi penuh untuk menyelesaikan bab per bab nya.
Tulis dukungan membangun kalian di kolom komentar yah.
Jangan lupa mampir di Novel saya yang lain nya ya.
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
Terpaksa menjadi istri kedua."
Terimakasih semua nya.😍🥰😍🥰
" Assalamualaikum... Permisi." teriak Teguh dari luar pekarangan rumah sederhana milik keluarga Kiki.
Ayah nya hanyalah seorang pegawai negeri sipil biasa, sedang kan ibu nya saat ini hanya lah seorang ibu rumah tangga, meskipun dulu pernah membuka usaha kue kecil -kecilan tetapi terpaksa di tutup karena sang ibu yang sering sakit-sakitan.Kiki juga memiliki satu adik laki-laki yang masih berstatus seorang pelajar di salah satu sekolah menengah atas.
Kondisi pintu pagar yang sedang tergembok erat menyulitkan langkah kaki Teguh untuk bisa masuk ke dalam rumah yang bercat hijau muda itu.
" Assalamualaikum.." teriak Teguh dengan volume suara lebih tinggi lagi.
Wanita paruh baya nampak keluar dari dalam rumah dengan sedikit tergesa-gesa,pasal nya ketika Teguh mengucapkan salam pertama nya beliau sedang menunaikan ibadah sholat Zuhur.
"Wa alaikum salam ." jawab wanita paruh baya dengan kulit yang mulai tampak mengeriput, garis wajah beliau sama persis seperti garis wajah milik Kiki,wanita paruh baya ini adalah ibu kandung Kiki Amalia.
" Nak Teguh toh, Ibu kirain siapa yang datang tadi." ucap ramah wanita paruh baya yang masih memakai mukena lengkap dengan tasbih yang masih berada di genggaman nya.
" Iya Bu,maaf kalau Teguh menganggu waktu Ibu,tadi Teguh kebetulan ada meeting dengan client di sekitar sini,jadi sekalian aja mampir.Kiki nya ada ' kan Bu?"tidak mungkin rasa nya dia memberi tahu Ibu Ratna tentang permasalahan yang sedang mereka alami.
" Lah bukan nya tadi Kiki pergi ke kantor nya Nak Teguh ya? Dan sampai sekarang dia belum pulang sama sekali."
Teguh menggaruk kepala nya yang tidak terasa gatal, ternyata kepergian Kiki ke perusahaan nya telah di ketahui oleh calon Ibu mertua nya.
Dia sampai bingung untuk mencari alasan yang tepat.
"Ehh... Mungkin saja ya Bu, soal nya Teguh dari luar." dia terpaksa berbohong demi menyelamatkan hubungan mereka.
Jika Ibu Ratna sampai tahu apa yang terjadi kepada putri nya , kelanjutan hubungan mereka sungguh sedang berada di ujung tanduk.
" Kalau begitu Teguh langsung susul Kiki ke kantor Teguh dulu ya Bu, barangkali dia masih menunggu kedatangan Teguh di sana." ucap Teguh,tidak mungkin dia berlama di rumah Kiki, sedang kan keberadaan Kiki saat ini masih menjadi tanda tanya besar dalam kepala nya.
" Kenapa tidak mampir saja dulu Nak,biar Ibu siapin minum nya."
" Tidak usah Buk,tadi Teguh sudah minum di tempat meeting.Teguh langsung pamit saja ya Buk." ucap Teguh lagi sambil mencium punggung tangan Ibu Ratna.
" Ya sudah, hati-hati ya Nak." jawab ibu Ratna ramah.
Bersama keluarga Kiki,Teguh menemukan sebuah ketenangan batin yang tidak pernah dia temui di dalam keluarga nya,di tengah keluarga ini pula dia mengerti arti saling mengasihi sesama anggota keluarga yang lain,jauh berbeda sekali ketika dia berada di tengah keluarga nya,yang menjadi isi pembicaraan mereka setiap kali bertemu hanya lah tentang harta dan tahta.ayah nya yang seorang pekerja keras lebih sering menghabiskan waktu di luar negeri atau luar kota ketimbang duduk berkumpul bersama dan berbagi cerita.
" Kamu di mana sih sayang?" batin Teguh sambil memukul setir mobil nya.
Cukup lama Teguh terdiam di dalam mobil,hati nya sangat gelisah memikirkan keadaan kekasih hati nya yang sampai saat ini masih belum bisa dia hubungi.
" Bimo! Minta anak buah kita untuk melacak di mana keberadaan Kiki saat ini.sekarang juga!" setelah mengucapkan kata itu Teguh langsung menutup sambungan telepon nya begitu saja,tanpa perduli dengan kondisi Bimo saat ini.
" Kerjaan lagi menumpuk begini, malah di tambah lagi sama si Bos! Nasib...Nasib..." ucap Bimo pelan,tangan nya tetap menjalan kan perintah yang di berikan oleh Bos muda nya.
" Beres." ucap Bimo lagi setelah mengirim pesan kepada anak buah nya sesuai dengan perintah yang di berikan oleh Teguh.
Teguh memilih menggeser sedikit mobil nya dari pekarangan rumah Kiki, jangan sampa ibu Kiki curiga kepada dia karena mobil nya tidak kunjung pergi juga dari rumah mereka.
Ting..
Bunyi pesan masuk ke dalam ponsel nya membuat wajah Teguh berbinar.karena pesan yang di kirim oleh anak buah nya itu berisi kan petunjuk keberadaan Kiki.
" Ini 'kan alamat rumah nya Lusi!" ucap Teguh lirih.
"Bodoh ... Kenapa aku tidak kepikiran ke arah sana ya?"umpat nya lagi pada diri sendiri.
Dengan semangat 45 Teguh menghidupkan mesin mobil nya menuju ke tempat tujuan.
Butuh waktu 15 menit bagi Teguh untuk bisa sampai di alamat rumah Lusi,di dalam rumah itu tampak sebuah mobil berwarna putih sedang terparkir rapi di dalam bagasi nya,mobil yang cukup di kenali oleh Teguh,selama berhubungan dengan Kiki, Teguh juga sudah begitu dekat dengan ketiga sahabat Kiki,jadi dengan mudah dia bisa menebak jika mobil itu adalah milik Lusi.
Dengan hati yang mantap,Teguh keluar dari mobil nya lalu berjalan menuju pintu gerbang rumah Lusi.
" Permisi." ucap Teguh, tangan nya tidak lupa memencet bel yang berada di sisi kiri pintu gerbang yang cukup tinggi itu.
" Permisi."ujar nya lagi.
Ketiga wanita yang tengah sibuk memikirkan cara supaya Kiki bisa terlepas dari hubungan yang tidak sehat ini di buat kaget oleh suara bel yang berbunyi,di tambah lagi ada bunyi suara yang begitu sangat mereka kenali.
" Mas Teguh!" seru mereka dengan kompak.
Mata ketiga gadis itu membulat sempurna mengetahui sosok yang sedang mereka hindari saat ini tengah berdiri tepat di depan rumah Lusi.
" Iya benaran dia." ucap Lusi pelan,dari hasil mengintip nya dari balik jendela yang tertutup oleh gorden nampak lah Teguh dengan postur tubuh tinggi sedang berdiri di depan pintu gerbang nya.
" Kenapa dia bisa tahu kalau Kamu di sini ya Ki?" sahut Lusi tidak percaya.baru beberapa menit Kiki pergi menjauh dari pria itu,dengan secepat kilat dia bisa menemukan keberadaan Kiki.
" Apa Kamu lupa jika Teguh adalah pengusaha kaya ,hanya dengan satu kedipan mata saja dia bisa menemukan keberadaan Kiki,anak buah nya banyak jadi tidak sulit bagi dia untuk mengatasi masalah kecil ini,apalagi masih di kota yang sama,dia akan dengan mudah menemukan keberadaan Kiki.aku rasa sulit bagi Kiki untuk bisa pergi jauh dari dia." jawab Hana panjang lebar, kekayaan yang di miliki oleh Teguh membuat dia sangat mudah mengakses semua informasi mengenai Kiki.
Tok..
Tok..
Tok..
" Non,di luar ada tamu yang ingin bertemu dengan Non Lusi dan juga Non Kiki." ucap asisten rumah tangga yang bekerja pada keluarga Lusi.
" Bibi! Aduh.." teriak mereka lebih kompak lagi.
Karena sedang cemas, mereka bertiga sampai lupa meminta Bibi untuk tidak perlu membuka kan pintu,namun semua nya sudah terlambat dan sekarang Teguh sedang duduk manis di ruang tamu rumah Lusi.
Dengan sangat terpaksa Lusi keluar dari kamar nya untuk menemui tamu nya yang bernama Teguh Rizaldi.
" Ada apa Ya Mas Teguh?"ucap Lusi setelah berada di dekat Teguh.
" Maaf jika aku menganggu waktu Kamu, Aku ke sini hanya mau jemput Kiki saja."
" Ki-ki tidak ada di sini." jawab Lusi berbohong.
" Jangan main-main Lusi, Aku tahu jika Kiki ada di dalam kamar Kamu,jangan menghalangi Aku untuk bertemu dengan dia.tolong panggil kan Kiki nya."
" Aku sedang tidak berbohong,Kiki benar-benar ngga ada di sini."
" Ini bukti nya." Teguh terpaksa menunjukkan Bukti chat yang di kirim oleh anak buah nya tentang di mana posisi Kiki saat ini berada.dia tidak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan Lusi, kehadiran Kiki sangat lah penting bagi diri nya.
Nafas Lusi mendadak terasa sesak, ternyata apa yang di bilang Hana di dalam kamar tadi benar ada nya.
" Tolong panggil kan Kiki ke sini,jika tidak biar Aku sendiri yang akan menjemput nya di dalam kamar itu."
Kiki dan Hana ikut menguping dari balik tembok besar yang menjadi pembatas antara ruang tamu dan juga ruang keluarga.hati kedua gadis ini mendadak gelisah tidak tau harus berbuat apa.
" Non Kiki kenapa berdiri di sini?" tanya Asisten rumah tangga yang kebetulan sedang melewati mereka.
" Bibi..." batin Kiki kesal..
Menulis Novel tidak lah mudah , butuh konsentrasi yang tinggi untuk menyelesaikan bab per bab yang ada, dukungan dan support dari kalian yang mampu menumbuhkan rasa percaya diri pada kami.
Jika tidak berkenan dengan jalur cerita nya mohon di maklumi dan jangan menghujat menggunakan kata kasar.
Like.Vote dan Komen.
Terimakasih semua nya 🥰😍😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!