NovelToon NovelToon

Hubungan Yang Salah

Bab 1 °Penghianatan dan Pertemuan°

Di depan pintu, seorang wanita berdiam diri melihat apa yang ada di depan matanya. Dia tidak bisa berkata apa-apa setelah melihat semua ini. hatinya merasa tersayat hingga tidak ada air mata yang keluar.

“Tayla Mevi, Tante senang akhirnya kau menjadi menantu Tante, kau tahu tante mendengar kalau kau menyukai Bimta dari saat kau berusia enam belas tahun. Meski usia kalian terbeda empat tahun, karena saat ini Bimta berusia dua puluh tiga tahun. Kau yang berusia sembilan belas tahun ini akan menjadi teman hidupnya.” ucap Tante Sari yang merupakan calon mertuanya.

Tayla Mevi, memiliki mata cantik dengan senyum manisnya. Dia baru saja berusia 19 tahun. Impiannya sangat sederhana, dia ingin menikahi Bimta Rangga. Pria berusia 23 tahun yang dia cintai saat masih duduk di bangku SMA.

Sekarang, dia akan memiliki Pria itu dan hidup bersamanya. Memulai kehidupan baru dengan kebahagiaan baru bersama cintanya. Tayla, tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepadanya nanti, saat bersama dengan orang yang dia cintai.

Pernikahan terjadi, janji suci di ucapkan dan sebuah ciuman singkat di lakukan. Dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Namun, sekarang di dalam rumah baru yang mereka tinggali. Dia merasa kehilangan semua itu.

Matanya melihat bagaimana suami yang baru tadi pagi dia nikahi, kini menghabiskan malam pertama dengan wanita yang bukan dirinya. Di tambah, wanita itu begitu menikmati hingga suara yang mengoda bergema di dalam ruangan sampai ke telinga Tayla.

Dengan perlahan, Tayla melangkah mundur untuk menjauhkan dirinya. Dia benar-benar tidak menduga dengan semua ini.

Setelah serasa jauh dari kamar pengantin yang di siapkan untuknya. Tayla segera berlari menuruni tangga sambil menutup mulut. Dia benar-benar tidak bisa bernapas di sana.

Melihat suamimu bersama wanita lain melakukan hubungan panas. Itu bukan lelucuan untuk dirimu. Kalian baru saja menikah, kenapa harus ada hal seperti ini.

Setelah tiba di lantai bawah, Tayla duduk di sofa ruang tamu dengan air mata yang kini membasahi pipinya. Dia tidak menduga orang yang dia cintai melakukan itu dengan orang lain.

“Kita baru menikah, tadi pagi kau memberikan sumpah pernikahan kepadaku. Huh ... kenapa kau malah melakukan ini kepadaku?” gerutuk Tayla dengan pikiran yang bingung.

Dia tidak mengerti dengan semua ini, bagaimana caranya dia memahami yang terjadi. Jika ingin mengatakan kalau ini sebuah kesalahan. Itu tidak mungkin, dia ingat tidak ada pesta minuman selama pernikahannya.

Lalu, wanita yang bersama suaminya saat ini sangat sadar bahkan selalu menyembutkan nama suaminya. Dan yang lebih tidak membuat Tayla salah sangka, suaminya tersenyum dengan penuh cinta di depan wanita itu.

Semakin memikirkannya, semakin tidak jelas dengan apa yang ada di hati Tayla. Perlahan, dia melangkah menuju ke luar rumah. Dengan pakaian dress pengantin yang terlihat sederhana. Dia membawa dirinya menuju ke taman yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Setibanya di sana, dia duduk sambil menatap ke arah taman yang tampak sepi. Ini sudah begitu malam, seharusnya dia tidak merasakan rasa dingin malam ini. dia seharusnya menikmati panasnya cinta dari suaminya.

“Apa yang ku lakukan di sini? Seharusnya aku menghentikan mereka.” gumam Tayla dengan helaan napas lelah.

Dia ingin segera bangun dan melangkah kembali. Akan tetapi, seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya hingga menabrak tubuhnya.

“Ah, maafkan aku!” ucap Pria itu sembari memegang kepalanya.

Tayla segera mencium aroma minuman yang memabukkan. Dia mengerutkan alis sambil menjagak jarak dari pria yang kini duduk sambil menompang kepalanya dengan menunduk.

“A-apa ynag terjadi kepadamu?” tanya Tayla dengan memberanikan diri.

Pria yang setengah mabuk itu segera menjawab. “Hari ini adalah hari pernikahanku. Malam ini, adalah malam pertama yang seharusnya aku lalui. Tapi, wanita yang ku nikahi sedang melakukan malam panasnya dengan pria lain. aku merasa gila dengan semua ini.”

Jawaban itu membuat Tayla terdiam. Dia tiba-tiba memikirkan dirinya sendiri. cerita mereka sama. mereka sama-sama di tinggalkan orang yang mereka cintai.

“Bagaimana denganmu? Gaunmu sangat cantik, kau pasti juga telah menikah. Apa yang membuatmu di sini?” tanya Pria itu.

Mendengarnya membuat Tayla melihat pakaiannya. Dia memang mengenakan gaun pernikahan berwarna putih. Bahkan hiasan di rambutnya belum terlepas. Dia tersenyum sesaat dan kembali duduk dengan tenang.

Meski pria di sampingnya begitu di penuhi aroma minuman keras. Tayla merasa kalau pria itu masih memiliki kesadarannya.

“Anda benar, aku sedang menderita seperti apa yang Anda alami. Malam ini, seharusnya malam pertamaku dengan Suamiku. Namun, Dia malah bersama kekasihnya.” Jawab Tayla.

Pria yang ada di sampingnya segera mengangkat kepala dan menatap Tayla. “Apa Pria itu gila? Kau gadis yang cantik, wajahmu saja masih begitu manis. Kenapa Dia tidak mencintaimu?” tanyanya.

Tayla mendengus mendengar hal itu, dia segera menjawab. “Dia memiliki wanita yang lebih cantik dariku. Jadi, apa yang perlu Dia perhatikan padaku.”

“Tapi, siapa yang menyia-yiakan wanita sepertimu. Kalau aku, lelaki jelek seperti ku ini baru pantas untuk ditinggalkan.” ucap Pria itu dengan menggeleng kepala. Dia tampak merasa benar-benar tidak setuju dengan apa yang di dengarnya.

Tayla tercenga mendengar ucapan pria mabuk ini. Dia menatap rambut mullet, bibir tipis dan mata biru yang begitu indah. lalu, kulit pria ini campuran, dia pasti lahir dengan dua orang tua yang berbeda. Ibunya mungkin saja berasal dari orang lokal dan Ayahnya dari orang asing. Sungguh hasil yang sempurna dengan melihat pria ini di depannya.

Namun, mendengar kata ‘jelek’ dari pria ini membuatnya menggeleng. “Maaf Mas, apa yang Anda katakan itu salah. Anda justru yang seharusnya tidak ditinggalkan. Wajah Anda bisa memikat hati siapapun.”

Pria itu kembali memandang Tayla. Dia bahkan mendekatkan wajahnya hingga Tayla terteguh dan memundurkan diri dengan cepat.

“Tadi kau mengatakan tentang suamimu yang tidur dengan wanita lain?”

Kepala Tayla dengan cepat mengangguk. dia masih menjauhkan tubuhnya agar tidak dekat dengan pria mabuk ini.

“Karena kita mengalami hal yang sama, kenapa kita tidak saling berhubungan juga?” ucapnya dengan wajah tenang.

Mendengar itu, Tayla terdiam. Dia memikirkan pria di depannya ini yang seharusnya mabuk malah tampak terlihat sadar. “Lebih baik Anda pulang dan menenangkan diri Anda. Siapa tahu, Istri Anda telah kembali.”

Pria itu menghela napas dan segera menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.”Yeah, aku akan kembali pulang dan menjenguk rumahku. Oh ya,” Pria itu segera menatap Tayla dan menunjuk dirinya.

“Aku masih memiliki kesadaran, jika suatu saat nanti kau ingin bersamaku. Ayo, kita bertemu di sini, aku akan mencoba menunggumu di sore hari.”

Tayla bingung mendengar hal itu. dia tidak bisa mengerti semuanya. Namun, dia tahu maksud dari perkataan itu. pria ini, sedang mengajaknya untuk melakukan hubungan terlarang.

Bab 2 °Apa Dia suamimu?°

Keesokkan paginya, Tayla tengah bersemangat membuatkan sarapan. Kejadian tadi malam memang tidak bisa dia lupakan. Tapi, dia tetap berpikir positif dan menunggu penjelasan Suaminya.

Lalu, cinta yang sudah tubuh itu tidak akan berakhir, Tayla akan tetap mencintai suaminya tanpa melihat kesalahan siapapun.

“Oke, aku sudah menyiapkan sarapan ini,” gumamnya.

Suara langkah kaki terdengar di telinga, Tayla segera melihat ke arah pria yang baru saja bangun tidur itu. Dengan tersenyum dia pun mendekat.

“Mas, selamat pagi.” sapanya.

Bimta, pria yang memiliki tinggi badan menjulang dengan tubuh yang seperti atlit, pria itu hanya melirik sebelum menguap. “Kau masak apa hari ini?” tanyanya.

Tayla senang mendengar hal itu, dia segera mendekat ke meja makan dan menunjukkan masakkannya. “Aku masak tumis kangkung dan goreng ayam.”

“Hidangkan untuk dua orang. Aku akan kembali setelah mencuci muka.” ucapnya.

Tayla mengangguk dan segera melakukan itu. di dalam pikirannya, dua piring yang tengah di hidangkan ini akan menjadi pendekatan mereka. Dia senang hingga wajahnya begitu bahagia.

Saat Bimta kembali, Tayla telah menyajikan dua hidangan yang ada lalu segera menyambut kedatangan suaminya.

“Apa yang kau lakukan? Aku akan membawa sarapan ini, sarapanlah di sini.” ucapnya yang kemudian melangkah pergi.

Tayla terdiam mendengar hal itu. segera dia menahan langkah suaminya ini. “Mas, apa maksud dari ucapanmu?

Bimta berbalik badan dan menatap Tayla dengan pandangan datar. “Aku akan menjelaskan semua yang terjadi, tunggu aku setelah sarapan nanti.”

Setelah berucap seperti itu, Bimta melepaskan tangan Tayla dan melangkah pergi meninggalkan dirinya.

Tidak ada yang keluar dari mulutnya saat ini. mendengar apa yang Bimta katakan membuat Tayla bungkam sepenuhnya. Dia tidak menduga kalau Pria yang dia cintai, selalu bersikap ramah akan berkata seperti itu. bahkan tidak ada ekspresi bahagia dari wajahnya.

“Apa aku telah salah menikahinya? Tidak, aku mencintainya, itu tidak salah. Sama sekali tidak salah!” gumam Tayla.

...○○○...

Seperti apa yang di katakan oleh Mas Bimta. Tayla pun duduk di ruang tamu untuk mendengarkan penjelasan dari Suaminya itu.

“Dengar Tayla, aku akan menjelaskannya saat ini. aku tahu kau senang menikah denganku dan berharap aku bisa mencintaimu. Asal kau tahu, aku menikahimu bukan karena aku menyukaimu-,”

“Lalu karena apa mas?” potong Tayla dengan cepat. Dia merasa sakit mendengar hal itu. untuk masalah tadi malam, dia hanya menganggap kalau suaminya mungkin tidak bisa melupakan seseorang. Jadi, dia membiarkan hal itu dan menganggapnya seperti angin. Tapi, sekarang semua itu tidak bisa di anggapnya sepele.

“Karena ini permintaan Ibuku, Ibuku ingin aku menikahimu. Saat itu aku sudah menolaknya. Tapi, Ibuku terus memaksa hal ini hingga aku tidak bisa menolaknya.” Jelasnya.

Tayla terdiam mendengar apa yang di katakan oleh Bimta. Dia menundukkan kepalanya dan tidak memberikan perkataan apa pun.

“Oke, kau harus memahami ini semua. Kita menikah tidak ada cinta. Aku masih memiliki seorang kekasih dan aku mencintainya. Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu dan merepotkanmu. Setelah tiga bulan pernikahan kita, aku akan menceraikanmu dan memulangkanmu.” Lanjutnya.

Tayla segera mengangkat kepala untuk memandang suaminya ini. dia terkejut mendengar hal itu. tunggu, mereka baru menikah dan hari ini adalah hari pertama rumah tangga mereka terbangun.

Namun, semua itu terasa seperti bersama bertahun-tahun tapi berakhir dengan sebuah kesepakatan. Seakan, kalian telah bersama dan tidak menemukan cinta.

“Mas, apa semudah itu kau mengatakannya? Aku berpikir, mungkin saja suatu saat nanti kau akan mencintaiku.” ujar Tayla dengan mempertahankan pikiran positif.

Namun, Bimta segera menggeleng. “Aku tidak akan pernah jatuh cinta kepadamu Tayla. Yakinlah dengan ucapanku ini, setelah tiga bulan aku akan segera meninggalkanmu.”

Tayla berusaha tenang, dia tetap memberikan wajah tenangnya tanpa menujukkan rasa kecewa yang mendalam di hati. Dia berpikir, apa semua ini akan menjadi sia-sia untuknya.

“Sudahlah, aku akan mengantar kekasihku pulang. Kau, lakukan apa yang kau suka. Tidak perlu memasak untukku, aku akan makan di luar dan memasaknya sendiri.” ucap Bimta yang kemudian melangkah pergi.

Tayla hanya bisa menatap punggung itu, dia sendiri bingung kenapa Bimta bersikap seperti ini. pria itu selalu bersikap ramah, meski ucapannya tidak menyakiti tapi kebenaran ucapan itulah yang membuatnya sakit.

Dengan menggeleng Tayla menghela napas dan menenangkan pikirannya. “Aku tidak akan menyerah semudah itu. aku akan berusaha untuk mendapatkan cintamu, Mas Bimta!” tekadnya dengan semangat tinggi.

Tidak ada yang tahu cinta akan hadir kapan. Yang terpenting, dia berusaha untuk mengejarnya.

○○○

Tidak ada Yang berjalan lancar, itulah yang di alami oleh Tayla saat ini. hari sudah memasuki satu minggu pernikahan mereka. tidak ada tanda-tanda Bimta mencintainya. Malah, pria itu semakin sulit untuk digapai.

Seperti siang ini, Pria itu tidak pulang untuk makan siang. Padahal, Tayla sudah menyajikan makanan yang dia rasa tidak buruk. Tapi tetap saja, pria itu malah tidak datang.

“Apa dia makan siang di luar lagi?” benak Tayla dengan wajah cemas. Dia sangat berharap takdir membawa kebaikkan padanya. Jika bisa, sekali saja Bimta memuji masakannya dan mengajaknya berbicara dengan baik. Tapi, semua itu tampak mustahil untuknya saat ini.

Perlahan, Tayla menarik kursi dan duduk di sana. Dia menatap ke arah masakkan yang masih begitu panas. Uap makanan itu akan menghilang setelah beberapa jam.

“huh... aku berharap dia pulang sekarang.” benak Tayla sambil menghela napas.

Setelah beberapa jam menunggu hingga masakkan itu telah dingin. Tayla segera menyimpannya dan memutuskan untuk keluar dari rumah.

Seorang tetangga yang dekat dengan rumah Tayla segera mendekat dengan wajah bahagia. bahagia mencari sebuah berita yang akan di jadikan bahan gibah mereka.

“Hei Neng Tayla, aku melihat wajah sedihmu. Apa terjadi sesuatu dengan rumah tangga kalian? Beberapa hari ini, suamimu jarang pulang ya. Kayak, seseorang yang senang bermain di luar.” ejeknya.

Tayla tersenyum mendengar hal itu, dia menghormati wanita tua ini. meski di hatinya tengah mengumpat. “hmm... suami ku sedang berkerja keras, jadi ya seperti itu.” sahutnya.

Wanita yang baru saja mengunjingnya mengubah ekspresinya. Dia tampak tidak puas dengan jawaban Tayla. “ah, berkerja kah? Biasanya, setelah pernikahan itu akan mendapatkan cuti selama tiga hari. Tapi, suamimu pencinta pekerjaan hingga tidak mendapatkan hal itu.”

Tayla tersenyum. Dia setuju dengan ucapan Wanita tua ini. mengingat pernikahan mereka masih seumur jagung, seharusnya Bimta memiliki waktu cuti. Tapi pria itu malah mengenakan jasnya dan pergi bekerja.

“Haha, dia bekerja untuk diriku dan rumah tangga kami.” sahut Tayla dengan percaya diri. Nyatanya, itu semua hanya sebuah ucapan yang tidak akan nyata.

Wanita tua itu segera melangkah pergi meninggalkan Tayla dengan wajah yang sangat kesal. Langkah kakinya pun sedikit terhentak hingga Tayla menyadarinya.

“Huh, aku tahu bahwa akan seperti ini jadinya” gumam Tayla. Dia segera melanjutkan langkahnya dan menuju ke arah yang tidak menentu.

Ada sebuah pasar sore yang di kunjungi semua orang. Di kota ini, Tayla tidak menduga kalau ada pasar seperti di kampung. Dia segera melangkah untuk melihat-lihat.

Matanya melihat begitu banyak penjual dan pembeli. Tidak lupa dengan tawar- menawar yang mereka lakukan. Semua ini membuatnya tersenyum hingga melupakan perasaan sedihnya.

“Ayo beli, ikannya satu kilo lima belas ribu!”

“Gelang neng, cantik nih. Cocok untuk kulit Anda.”

“Ayo baju murah, beli tiga seharga seratus ribu.”

Tayla mendengar begitu banyak diskon yang ada di sekitarnya. Dia berniat ingin membelinya tapi tidak berani melakukan itu tanpa izin dari suami. Sejujurnya, Tayla sangat berharap bisa berjalan dengan suaminya di sini. Dia ingat, Bimta menyukai pasar yang berjalan.

Mengingat itu, langkah Tayla segera berhenti. Di tengah-tengah kerumunan orang, dia menatap sepasang kekasih yang berjalan sambil tertawa ria. Di tambah, mereka berbagi makanan dengan penuh kebahagiaan.

“Apa dia suamimu?”

Bab 3 °Bayangan Suami dan Istri°

Tayla segera menoleh ke arah samping dan menatap seorang pria yang tidak dia lupakan. Tentu saja tidak, pria itu mengajaknya berselingkuh seperti apa yang di lakukan suaminya.

“Aku menganggap diammu itu adalah jawabannya.” Dia berbicara dengan wajah tenang. Tidak ada tanda-tanda dia mabuk.

“Apa yang Anda tahu, jangan menganggu masalah orang lain.” ucap Tayla dengan sedikit dingin. Dia tidak ingin berurusan dengan lelaki ini lagi.

“Kau tahu, yang dirangkul suamimu itu adalah Istriku. Dia orang yang aku cintai.” ucapnya lagi.

Tayla terteguh mendengarnya, dia segera menoleh sebelum pandangannya menjadi tidak jelas. Setelah itu, dia mendapati dirinya di peluk seseorang.

Dengan sekuat tenaga untuk melepaskan pelukkan itu. sebelum akhirnya terdiam saat mencium aroma parfum suaminya.

“Apa tidak masalah meninggalkan istrimu selama ini?”

“Dia tidak akan kenapa-napa, aku sudah mengatakan kepadanya bahwa dia cukup menjadi dirinya sendiri.”

“Aku jadi kasihan padanya. Dia pasti kesulitan menjalani hari-harinya bersamamu.”

“Jangan pikirkan Dia. Kemarilah, kita kan kemana hm? Apa aku bisa mendapatkan jatahku hari ini?”

“Hei! Kau ini, selalu melakukan hal mesum di manapun dan memikirkannya selalu. Ayo, kita kerumahku!”

Tayla terdiam mendengar perkataan itu.Dia segera dilepaskan oleh Pria yang merupakan suami dari kekasih Suaminya.

“Oh maaf, aku lupa menutup telingamu.” ucapnya dengan nada santai.

Tayla tersenyum, dia merasa sedikit rasa sakit di hatinya. “Aku sudah mengatakan kepadamu, bagaimana kalau kita melakukan hal yang sama seperti dirinya?” tanya Pria yang ada di depan Tayla.

Tayla mendengarkan pertanyaan itu memutuskan bungkam. Dia memikirkan tentang dirinya sendiri. “Melakukan hal yang sama?” tanyanya.

Pria itu mengangguk dan menatap Tayla dengan wajah tenang. “Iya, aku yakin kau pasti butuh seseorang di sampingmu.”

“Aku perlu berpikir tentang semua ini.” Tayla tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat. Dia perlu berpikir resiko yang akan dia terima nanti.

“Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu besok. Jika kau benar-benar mau kita bertemu di tempat awal saat itu.”

Tayla menatap kepergian Pria yang sudah dua kali mengajaknya melakukan hubungan terlarang. Dia segera menghembuskan napasnya dengan berat. “Huh... bagaimana Tayla?” gumamnya pelan.

○○○

Malam harinya, Tayla duduk di ruang tamu sambil menunggu kedatangan Bimta. Ada rasa keraguan dihatinya saat ini. bagaimana caranya agar dia mengambil keputusan yang hanya dilakukan dalam beberapa jam saja.

Keraguan ini muncul semakin kuat saat Tayla menunggu kedatangan Suaminya. Dia berharap suaminya datang dan melakukan hal yang tidak akan membuat dirinya bertindak nakal.

Sejujurnya, Tayla tidak pernah berniat untuk melakukan hal seperti itu. tapi, hatinya merasakan hal lain. seakan berkata kalau ucapan pria asing itu benar.

Setelah melihat suamimu berselingkuh. Tidak, dia memang kekasih dari Suaminya. Tapi, tetap saja dalam pernikahan kalian, orang yang bukan keluarga, apa lagi wanita dan dekat kepada Suamimu. Itu di anggap selingkuhan atau seorang yang akan merusak rumah tangga.

Tayla perlahan merasakan rasa keinginan untuk bersama Bimta. Pria itu tidak selalu di rumah. Dia hanya akan kembali saat pekerjaannya selesai atau urusannya kelar. Sisanya, menghabiskan waktu dengan orang yang dia cintai.

“Huh....” Tayla menghela napas. Dia memejamkan matanya sebelum mendengar suara pintu yang di ketuk.

Perlahan rasa senang dan penasaran muncul di hati. Dia melangkah mendekati pintu dengan begitu cepat. Setibanya di sana, Dia segera membukakan pintu.

Terlihat seorang pria tengah kelelahan dan melangkah masuk dengan cepat. “Malam!” sapanya.

Tayla mendengar sapaan itu merasa senang. Puncak keraguannya menghilang. Dia bertekat untuk tidak akan pergi ke tempat biasa dan mengunakan kesepatakan yang tidak menguntungkan. Dia segera mengangguk dengan senyum bahagia. “Malam juga.”

Bimta berhenti melangkah dan segera berbalik badan. Tayla yang melihat hal itu terteguh. Dia tidak tahu kalau Bimta akan menatapnya seperti ini.

Di dalam pikiran Tayla, suaminya akan mendekat sambil merengangkan dasi dan tersenyum senang. Tidak lupa berbisik perkataan cinta. Tapi...

“Ibuku tadi menelpon. Telpon kembali padanya dan katakan semua yang ada. aku yakin kau sudah tahu apa yang harus kau katakan.” ucapnya yang kemudian melangkah pergi.

Tayla bungkam seketika. Dia yang baru saja berhayal tentang kebahagiaannya, kini semua itu menghilang.

“Aku salah memikirkannya.” benak Tayla yang melangkah mendekati ruang tamu. Diambil ponselnya dan dia segera menghubungi sang Ibu mertua.

Ponsel itu berdering karena terhubung. Tayla bisa mendengarkan panggilannya diangkat.

“Hai nak Tayla, bagaimana kabarmu hm?”

Tayla merasa ada penyemangat yang menyembuhkan hatinya. Dia tersenyum meski tahu tidak ada Ibu mertua di depannya. “Tayla baik bu, ibu sendiri apa kabar?”

“Ibu baik juga nak... bagaimana dengan hubungan kalian hm? Ibu harap ada perkembangannya. Ibu tidak sabar mendapatkan cucu darimu.”

Tayla diam sesaat, memastikan pikirannya berjalan agar menjawab dengan baik. Ada niat untuk mengatakan semuanya dan hubungan mereka akan berakhir.

Saat akan melakukan itu, Tayla malah teringat dengan dua orang yang memenuhi pikirannya.

“Ibuku tadi menelpon. Telpon kembali padanya dan katakan semua yang ada. aku yakin kau sudah tahu apa yang harus kau katakan.” Kata Bimta.

“Aku akan menunggumu malam ini...” Kata Pria Asing.

Tayla tidak bisa menenangkan perasaannya. Dia malah berkeinginan untuk membalas apa yang Bimta lakukan. Tidak salah bukan? Dia di selingkuhi dan dia juga harus melakukan hal yang sama? Tayla segera menggeleng untuk membuang pikiran itu.

“Tayla!”

Tayla segera sandar kembali. “Iya bu.. maaf, tadi Tayla melamun. Untuk hubungan Tayla bersama Bimta, semua berjalan baik Ibu. meski, tidak sepenuhnya lancar. Tayla harus bersabar untuk melakukannya dengan baik.”

“Ibu mengerti, Bimta pasti sulit menerimamu. Tapi tenang saja, usaha tidak akan menghianati hasil.”

Tayla mengiyakan apa yang Ibu mertuanya katakan. Panggilan itu segera berakhir bersamaan dengan kedatangan Bimta.

“Sudah berbicara dengan Ibu?” tanyanya.

Tayla mengangguk perlahan. “Apa yang dia tanyakan?” tanya Bimta lagi.

“Sesuatu tentang hubungan kita.” Sahut Tayla.

Bimta memutar bola matanya dengan lelah. “Sudahlah, Ibuku pasti berharap banyak padamu. Tenang saja, pernikahan ini akan segera ku akhiri.”

Ucapan itu begitu tenang. Dia merasa telah di berikan dua kata perpisahan dalam pernikahan. Tayla bungkam seketika. Apa lagi, matanya melihat Bimta mendapatkan tanda yang ada di tengkuknya. Itu sebuah gigitan dan dia tahu siapa yang melakukan itu.

Tanpa terasa, mulutnya mengeluarkan perkataan yang tidak akan pernah dia lupakan. “Aku ingin keluar malam ini, apakah boleh?”

“Pergi keluar?” tanya Bimta dengan wajah mengerut. Tapi, sesaat kemudian dia mengangguk setuju. “Kalau kau ingin pergi keluar malam ini, tidak masalah. Aku tidak akan mempermasalahkannya.”

Ucapan itu membuat Tayla menarik napas dengan rasa sakit didada. Inilah yang akhirnya terjadi, dia siap mengambil sebuah keputusan yang benar-benar melewati batasannya sendiri.

Setelah persetujuan itu, Tayla benar-benar melangkah keluar rumah di malam hari. Tidak seperti biasanya, dia akan berdiam diri di rumah tanpa keluar saat malam tiba.

Namun, malam ini untuk pertama kalinya Tayla melangkahkan kaki keluar rumah dalam keadaan hari yang telah malam.

Banyak warga yang sudah tertidur karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dan semua itu adalah keuntungan terbesar untuknya.

Tidak akan ada gosib tentangnya yang berjalan di malam hari. Apa lagi, dijam seperti ini. akan ada saja yang mengunjing dan mencari tahu tentang dirinya.

Langkah kaki Tayla berhenti di sebuah taman. Dia bisa melihat seorang pria tengah memandang langit dengan santai.

Perlahan, Tayla mendekati kursi tersebut untuk memperhatikan apakah Dia orang asing yang membuat kesepakatan dengannya. Atau orang baru yang sedang mabuk.

“Kau datang?” tanya Pria asing itu tiba-tiba. Dia mengerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah Tayla.

Tayla terteguh mendengar itu, dia segera menatap kearah lain untuk menghindari tatapan Pria asing.

“Duduklah, aku yakin kedatanganmu kali ini adalah persetujuan yang telah kau pikirkan.” Ucap Pria asing itu.

Tayla segera melangkah mendekat dan duduk di sampingnya. Dia berusaha menjaga jarak meski semua itu percuma.

“jadi, apa keputusanmu?” tanya Pria itu.

Untuk sesaat tidak ada jawaban yang bisa Tayla berikan. Dia memikirkan semua ini di dalam hatinya. Apa keputusannya tepat atau dia melakukan kesalahan dengan datang ke sini.

Diamnya benar-benar mengerakkan jangkrik untuk berbunyi. Suasana sekitar seketika di penuhi dengan suara jangkrik.

“Istriku sedang dalam perjalanan menuju ke rumahmu. Dia tidak bilang akan kemana, tapi aku tahu di mana Dia akan pergi.” ucap Pria itu dengan santai.

Tayla terdiam, apa yang dia pikirkan dan ragukan segera menghilang dari hatinya. Keraguannya karena memikirkan masa depan yang mungkin saja baik.

Tapi, tidak ada jalan untuknya. Kekasih dan Suaminya sendiri lebih bahagia dengan hubungan mereka.

“Kau tidak perlu berpikir untuk memulai yang baru. Bayangkan saja, kalau aku adalah suamimu dan aku akan membayangkanmu sebagai istriku.” imbuh Pria asing itu.

Tayla mengerutkan alis mendengarnya, kenapa begitu aneh dengan ide yang pria asing ini berikan.

“Aku melakukan hubungan ini untuk melengkapi keinginanku. Aku ingin istriku bersamaku. Tapi, aku tidak bisa membuatnya melakukan itu. jadi, denganmu aku akan membayangkan kalau kau adalah istriku. Begitu juga sebaliknya, berlaku padamu.”

Dalam diam Tayla memikirkan semuanya. Dia paham dengan jalan pikir pria ini. yang mereka butuhkan hanya melengkapi kekurangan masing-masing.

Memperlukan kehangatan dari wanita yang di cintai. Tapi tidak bisa mendapatkannya hingga berakhir dengan bantuan orang lain.

Tayla mengangguk mengerti. Dia tidak akan menduga kalau seperti itu keputusan dari pria ini.

“Jadi maksudmu, aku akan terlihat seperti istrimu dan kamu akan menjadi bayangan suamiku?” tanya Tayla.

Pria asing itu mengangguk dengan cepat. “Benar, dengan begitu rasa cintamu kepadanya tidak akan hilang dan aku juga sama. tidak akan pernah berhenti mencintainya.”

Tayla mengerti, dia jadi memikirkan kekasih suaminya itu. pasti sangat luar biasa hingga dua pria tidak bisa melepaskannya.

“Baiklah, aku sepakat dengan keputusan itu. apa saja syarat dan ketentuan yang berlaku dalam hal ini?” tanya Tayla.

Tidak perlu lagi memikirkan resikonya. Tayla sudah ada di sini dan tidak akan pernah bisa kembali lagi. dia akan tetap melangkah meski masa depannya tidak akan baik-baik saja.

Tayla yakin, cintanya kepada Bimta tidak akan berubah. Pria itu akan menjadi orang yang sangat dia cintai dan tidak akan pernah berpindah hati.

“Syarat dan ketentuannya. Jangan melakukan hal yang berlebihan. Cukup, izinkan aku memelukmu dan tidak lebih dari itu.” sahutnya.

Tayla senang mendengar apa yang pria ini katakan. Benar, seperti inilah seharusnya. Tidak perlu terlalu dekat, cukup saling melengkapi hanya untuk menenagkan hati.

“Baiklah, itu tidak akan sulit utukku.” Ucap Tayla.

Kesepakatan itu berakhir di malam itu juga. Keduanya saling bertukar kontak untuk saling menghubungi. Jika ingin melepaskan rasa tersakiti, akan lebih mudah jika mereka mengirim pesan atau saling bertukar panggilan.

Tayla segera melangkah pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tidak mungkin dia hanya berdiam di taman tanpa tidur dan beristirahat.

“Aku akan pulang, terima kasih atas kerja samanya.” Ucap Tayla.

Pria asing itu mengangguk dan segera bangun dari tempat duduk. Dia mengulurkan tangannya di depan Tayla.

“Aku akan memperkenalkan namaku padamu.” Ucapnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!