Selamat malam dari Sedayu ~ Jogjakarta.
Selamat bertemu di kisah baru yanktie kali ini. Semoga suka. Jangan lupa SUBSCRIBE dulu ya
Selamat membaca
"Hallo sayang, apa khabarmu?" Lieke mendengar sapaan ibu mertuanya.
"Hallo Ma. Kami sehat," jawab Lieke. Dia memang sedang hamil dua bulan, untuk itu dia menjawab KAMI, karena dia tak sendirian.
"Jaga kesehatanmu," pesan Magdalena lagi.
"Siap Ma." Lieke mencium pipi mertuanya yang baru datang.
"Papa ada?"
"Ada Ma," Angelica Frisia Mujiono adalah seorang sekretaris CEO.
Dia seorang yatim piatu dan sejak kecil tinggal dipanti asuhan dibawah pimpinan ibu Clarissa.
Saat Lieke SMK dia ditugaskan magang di perusahaannya Pieter Markus Wibowo.
Pieter merasa Angelica sangat berpotensi untuk bekerja karena itu Pieter merekrutnya diambil bekerja sebagai pegawai tetap walau belum lulus SMK.
Selulus SMK, Angelica kuliah sambil bekerja, sehingga berhasil lulus menjadi sekretaris. Secara berjenjang Lieke berproses di perusahaan itu sampai dia diangkat oleh Pieter menjadi sekretaris pribadinya.
Istri Pieter yaitu Magdalena juga suka banget sama Angelica.
Magdalena suka dengan karakter dan sifat jujur yang dimiliki gadis yatim piatu itu.
Lima tahun lalu saat Lieke masih magang dompet Magdalena jatuh. Saat itu Lieke langsung mengembalikannya tak berkurang satu rupiah pun. Lieke tak mengetahui pemilik dompet adalah istri pemilik perusahaan tempatnya magang.
Padahal kalau dia mengambil pun nggak akan ketahuan. Dari situ Magdalena dan Pieter jatuh cinta pada gadis yatim piatu itu.
Karir Lieke cepat berkembang karena dia sangat rajin dan pandai. Berawal dari wakil sekretaris atau sekretaris muda dan langsung menjadi sekretaris utama. Kemampuannya memang sangat baik.
Magdalena dan Pieter mempunyai satu putra yang mereka persiapkan sebagai penerus mengelola perusahaan mereka.
Saat Lieke mulai bekerja dia masih kelas 3 SMK dan Marcel Geraldy Wibowo atau Axel masih kuliah di semester 6 dia kuliah di Singapore. Sekembali dari kuliah Lieke mulai kuliah mereka berkenalan karena Axel mulai bekerja sebagai staff marketing.
Karena sering bertemu dengan Axel maka akhirnya tumbuh cinta di hati keduanya.
Tentu saja Magdalena dan Pieter setuju walau Lieke adalah anak panti asuhan dan yatim piatu.
Pernikahan mereka sudah berjalan enam bulan, saat ini Lieke sedang hamil dua bulan.
\*\*\*
"Kamu sedang hamil, hati-hati kamu jangan banyak bergerak dan jangan capek."
"Iya Ma, santai aja."
"Kemarin kamu ke mana?" tanya Magdalena.
"Oh kemarin Rita ngajak aku Ma. Aku senang aja diajak makan sama dia."
"Tapi Mama nggak suka sama dia."
"Kenapa Ma?"
"Kayaknya ada sesuatu yang enggak benar dari dia."
"Yang aku tahu dia itu adik kelasnya Axel saat SMA Ma."
"Iya kah?"
"Iya dia lihat foto pernikahanku dengan Axel, dia bilang dia adik kelas Axel saat SMA dan setelah melihat foto kami itu dia sering ke rumah Ma."
"Teman sekolahnya Axel?" Magdalena kenal semua teman sekolah putranya karena dia selalu mengawasi pergaulan putra tunggalnya.
"Bukan teman satu angkatan, dia dulu adik kelasnya Axel
"Mama enggak suka sama dia, kamu lebih baik batasin bergaul dengan dia dan larang dia main ke rumahmu!"
"Baik Ma."
"Mama temui Papa dulu."
"Silakan. Kayaknya tadi habis zoom meeting dengan rekanan yang di Belgia."
Magdalena langsung ke ruangan suaminya.
\*\*\*
Sejak SMK dulu Lieke itu sudah pintar cari uang dengan cara menerima jahitan dari para tetangga panti asuhan sehingga dia bisa menabung dan memberi sedikit sumbangan bagi ibu panti dari income yang dia dapat.
Lieke sangat disayang oleh Clarissa pemilik panti asuhan.
Jadi Lieke itu bukan hanya pandai di pekerjaan tapi dia juga pandai di keterampilan yaitu menjahit dan mendesain baju. Bisa dibilang dia designer kecil-kecilan lah.
Sejak dia kerja dia kuliah sehingga bisa berhasil dengan berkarier dengan baik.
Sejak menjadi sekretarisnya Pieter tabungannya semakin banyak dan sumbangsihnya buat panti juga semakin besar. Untuk itu Clarissa tak pernah membolehkan Lieke keluar dari panti asuhan. Karena selain tak pernah absent memberi sumbangan materi, Lieke juga tetap ringan tangan membantu semua urusan di panti sesuai kemampuannya.
'*Kamu jangan kecapean*,' begitu selalu pesan Clarissa berikan. Dia tak ingin putrinya kelelahan.
'*Ia Mami aku akan hati-hati dan jaga diri agar enggak kecapekan*.'
Sejak Lieke menikah enam bulan lalu, ia tentu tak tinggal di panti lagi.
Sumbangan rutin yang Lieke berikan kepada panti asuhan semakin besar karena dia mendapat uang belanja dari suaminya. Uang gajinya utuh dia bisa membagi lebih banyak untuk panti dari uang gajinya itu. Dan tentu sisa gajinya utuh dia tabung bagi dirinya sendiri. Lieke gemar menabung dia nggak suka hura-hura.
\*\*\*
"Halo Liek, kamu santai?" tanya Rita.
"Oh nggak aku nggak santai. Ada mertuaku di sini dan dia tadi mau ngajak aku jalan. Kenapa Rit?" tanya Angelica.
"Oh kirain kamu santai. Mau aku ajak makan di luar." Sahut Rita teman Lieke saat kuliah.
"Enggak dan mama mertuaku melarang aku banyak keluar lebih baik aku di rumah aja. Jadi sorry aku nggak akan keluar lagi," kata Lieke.
"Baiklah kalau begitu," kata Rita.
"Jaga kesehatan ya."
"Iya, terima kasih," jawab Angelica.
\*\*\*
"Xel, kamu besok bisa kan nganter periksa kehamilan?" Lieke bertanya pada suaminya.
"Bisa besok aku langsung jemput kamu sepulang kerja ya," jawab Axel manis dan lembut.
"Ya udah take care ya Xel."
"Iya. See you baby. I love you," kata Axel.
"Love you too," jawab Angelica. Saat ini Axel sedang meeting diluar dengan tim nya.
"Liek, Axel ke mana?" kata Pieter di intercom
"Loh bukannya Papa yang suruh dia meeting dengan tim dari Minahasa Pa?"
"Bukannya itu kemarin ya?"
"Enggak tahu Pa kalau jadwalnya dia. Coba Papa tanya sekretarisnya dia aja," kata Lieke.
Saat ini di perusahaan jabatan Exel adalah marketing Manager di perusahaannya Pieter.
"Iya Ma Angelica eggak tahu tuh," kata Pieter.
"Mama juga mulai curiga Pa dan Mama nggak suka sama perempuan seperti itu."
"Ya udahlah kita perhatikan aja yang penting kita jaga cucu kita," kata Pieter.
"Ya tapi kalau sampai dia terluka saat hamil kasihan Pa."
"Papa tahu sendiri aku dapetin Axel aja sangat susah aku ingin cucuku selamat," Magdalena bersikeras menjaga kandungan Lieke.
"Mereka akan selamat Ma. Tuhan bersama mereka," sahut Pieter. Mereka mulai mencurigai kalau Axel mulai selingkuh tapi istrinya belum tahu.
\*\*\*
"Bayi kalian sehat nih," Kata tante Martha. Axel dan Lieke memang periksa di tantenya sendiri. Seharusnya mereka Panggil Oma tapi karena tante Martha masih muda sehingga dipanggilnya tante. Padahal Martha itu tantenya Pieter artinya omanya Axel.
Axel mencium sekilas pipi istrinya.
"Kalian membuatku mengingat masa lalu. Om kamu juga dulu sangat sayang begitu padaku," kata Martha. Sammy suaminya baru meninggal empat bulan lalu.
"Iyalah aku sayang istri masa nggak sayang? Masa aku sayang perempuan lain?" jawab Axel.
Tentu saja Lieke sangat bahagia mempunyai suami seperti Axel.
"Oh ya tadi aku aku dipesani mama, lusa Tante ditunggu mama," kata Axel. Jaman sekarang koq masih titip pesan lewat orang bukan langsung bicara lewat telepon.
"Oke Tante akan temui mamamu lusa," jawab Martha sambil menulis resep vitamin bagi bayi dalam kandungan Lieke.
"Aku sekarang mau ke tempat mama Tante, tadi mama nyuruh datang ke sana." Lieke memberitahu dia akan ke rumah mertuanya.
"Kamu mau ke rumah mama?"
"Iya tadi mama nyuruh makan malam di rumah. Kalau kamu nggak bisa nggak apa-apa aku sendiri aja," kata Lieke santai.
"Enggak lah aku akan bersamamu," mereka berdua pun menuju rumah Pieter setelah menebus vitamin kehamilan Lieke.
\*\*\*
Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Gimana sayang hasil periksa tadi?" tanya Magdalena pada Lieke.
"Sehat Ma, Puji Tuhan sehat."
"Kamu nggak mual ya?" Magdalena bertanya penuh perhatian.
"Enggak Ma, santai aja. Kalau aku sampai morning sickness bisa berabe pekerjaanku. Untungnya enggak."
"Ayo, Mama bikinin kalian makanan bergizi buat baby loh." Dengan bangga Magdalena memamerkan bahwa dia menyediakan makanan untuk bakal cucunya.
"Oke Ma, terima kasih."
"Sepatumu masih ketinggian tuh Liek," Pieter mengomentari penampilan menantunya.
"Enggak lah Pa masa segini ketinggian sih? Ini cuma 3 cm loh Pa," Lieke tak enak ditegur mertuanya.
"Sebaiknya yang datar aja nggak usah pakai hak sama sekali," saran Pieter.
"Enggak apa-apa Pa?"
"Enggak apa-apa kamu pakai sneaker aja nggak apa-apa kok."
"Aku takut nanti dikira enggak sopan Pa."
"Enggak apa-apa sudah tenang aja."
"Oke kalau gitu mulai besok aku akan hunting sneaker buat hari-hari," jawab Lieke.
"Mama tadi sudah belikan waktu pergi sama Papa. Ada dua nanti berikutnya kita cari warna dan jenis lain, kita pergi berdua aja atau sama Tante Martha," ujar Magdalena.
"Baiklah terima kasih Ma."
"Sudah Mama siapkan di depan nanti jangan lupa ya."
"Iya Ma. Sekali lagi terima kasih," kata Lieke.
Mereka pun makan malam.
"Ini bagus loh buat kesehatanmu makan yang banyak," kata Pieter. Dia dan Magdalena sangat perhatian pada Lieke.
"Iya Pa."
"Axel, habis ini Papa mau bicara. Temui Papa di ruang kerja."
"Iya Pa," jawab Axel.
"Besok kamu ikut mama ke undangan gender reveal ya Liek." Pinta Magdalena.
"Besok aku besok sibuk Ma. Papa ada dua meeting. Yang pertama jam 10.00 dan kedua jam 02.00. Jadi dari pagi aku siapin bahan untuk meeting itu."
"Kita kan perginya sehabis magrib, bisalah." Magdalena menghargai Lieke yang tidak mentang-mentang menantu big boss lalu diajak keluar jam kerja langsung mau. Lieke masih tetap mendahulukan pekerjaannya sebagai bukti tanggung jawab dirinya.
"Oh kalau itu bisa Ma. Aku kira pas jam kerja."
"Sudah besok pulang kantor kamu nggak usah pulang ke rumahmu biar Pak Kusen jemput kamu aja kamu langsung pergi."
"Lah aku koq enggak diajak?" Protes Axel
"Emang kamu mau ikut?" Tanya Magdalena.
"Aku ikut kemana istriku pergi," balas Axel.
"Bukannya kamu seneng kalau jauh dari istri?"
"Ya nggak lah Ma. Mana mungkin aku begitu." Axel tak mau dibilang seperti itu.
"Ya sudah kalau kamu mau ikut besok pulang kantor langsung bawa aja Lieke ke rumah," kata Magdalena.
"Iya, besok pulang kerja kamu bareng aku, enggak perlu dijemput sopir Mama. Sekarang aku ke ruamg kerja Papa dulu," Axel langsung keruang kerja papanya.
Sejak Lieke hamil dia tidak boleh bawa mobil sendiri. Padahal sejak gadis dia terbiasa bawa mobil sendiri.
\*\*\*
Besoknya sepulang kerja Axel membawa Lieke istrinya ke rumah mamanya.
"Mau pesta di mana sih?" Axel penasaran.
"Mana aku tahu aku kan cuma ikut aja sama mama."
"Lalu bajumu bagaimana?"
"Pasti Mama udah siapin seperti biasa. Mana pernah sih aku boleh pergi dengan baju yang aku beli sendiri, walau pun tetap harganya mahal cuma kan eggak selera mama."
"Pasti mama udah siapin baju yang lebih bagus menurutnya," Lieke sudah hafal kebiasaan Magdalena, sehingga dia tak mau bingung dengan mempersiapkan baju yang akhirnya haris dia ganti.
'*Iya memang kamu adalah segalanya buat mama karena itu kamu adalah kunci untuk mendapatkan semuanya dari Mama*,' kata Axel dalam hatinya.
Buat Magdalena Lieke adalah kesayangannya, jadi kalau Axel membuat Lieke kesal bisa bikin kesal sang mama juga.
Semakin dia mencintai Lieke, maka cinta Magdalena juga tak akan tergantikan. Walau Axel tahu cinta kedua orang tuanya tak mungkin diambil siapa pun. Tapi sejak ada Lieke dalam keluarga mereka, perhatian mama dan papanya memang sangat besar untuk gadis yatim piatu yang sudah jadi istrinya itu.
\*\*\*
"Acaranya rame banget ya Ma."
"Iya acaranya sangat ramai," kata Magdalena.
"Kalau biasanya gender reveal party itu umur kehamilan berapa Ma?" "Biasanya umur empat sampai lima bulan, saat dokter sudah mengetahui jenis kelamin bayi."
"Nanti jenis kelamin bayi dari dokter yang akan dimasukkan ke kue, balon atau apa pun yang akan digunakan sebagai sarana. Bisa juga pakai nasi tumpeng, dimasukkan di puncak nasi."
"Karena jenis kelamin sudah diketahui dokter maka bisa diberitahu pada calon orang tua secara surprise. Makanya disebut gender reveal."
"Oh gitu," Lieke mendengarkan keterangan Magdalena dengan saksama.
\*\*\*
"Liekeeeee," teriak seorang gadis.
"Hai," sapa Lieke sopan.
"Enggak nyangka kamu ada di sini," sapa Rita yang kebetulan ada disini.
"Aku sama mama mertuaku dan suamiku," jelas Lieke.
"Aku enggak nyangka lho kita bertemu di sini Axel," sapa Rita dengan sangat manis.
"Aku menemani istriku," jawab Axel.
"Karena kalau hanya berdua dengan mama kasihan dia."
"Halo Magdalena, apa khabar?" Sapa seorang perempuan.
"Aku baik," jawab mertua Lieke pada kenalannya.
"Kamu datang dengan siapa?"
"Anak dan menantuku," kata Magdalena.
"Oh kamu sudah kenal anakku? Ini Margaretha anakku," ucap perempuan itu.
"Oh ini anakmu?" kata Magdalena sambil memandang dengan mimik tak suka.
"Iya."
"Hallo Tante, apa khabar?" sapa Margaretha.
"Saya dulu dua tahun di bawah ke Axel saat SMA," Rita mengenalkan jati dirinya. Axel hanya mendengar tapi tak mau melihat mamanya dan Rita.
"Oh ya? Kamu berteman dengan Lieke itu sejak kapan?" tanya Magdalena langsung ke pokok persoalan. Lieke dan Axel tentu takut bila mamanya akan bikin ribut.
"Saya satu kampus dengan Lieke, Tante."
"Oh gitu sudah selesai kuliah, tapi kamu rajin ya ke rumah Lieke. Tujuannya apa? Kamu tahu Lieke kerja kan? Padahal dia sudah bersuami. Pasti pulang kerja ingin berdua dengan suaminya." tanya Magdalena langsung.
"Cuma main aja Tante."
"Oh main? Enggak bagus lah seorang gadis main di rumah tangga orang lain," jawab Magdalena.
"Ayo Lieke, kita makan." Axel dan Rita berpandangan. Sudah jelas bahwa Magdalena mencium sesuatu yang tak benar.
Dari SEDAYU ~ JOGJAKARTA, YANKTIE mengucapkan selamat membaca cerita sederhana ini.
JANGAN LUPA SUBSCRIBE YAAA
"Maaf Tante saya permisi saya mau menemani ibu dan istri saya," Axel permisi pada ibunya Rita.
"Kamu suka yang mana?" Tanya Magdalena pada Lieke.
"Memang sejak kapan aku nggak suka makanan Ma? Enggak ada yang aku enggak suka. Semua aku suka." Jawab Lieke. Dia memang penyuka segala dan tak ada pantangan. Untungnya saat hamil pun dia masih tetap seperti itu.
"Baguslah makan banyak protein tinggi buat bayimu itu bagus."
"Ya Ma," jawab Lieke santai. Mereka pun makan berdua.
"Axel kemana ya? Tadi katanya ngikutin Mama." Tanya Magdalena
"Aku juga nggak tahu Ma." Lieke tak enak harus mencari Axel disini.
"Ya udah kamu diam di sini dulu, habiskan makanannya. Mama ke belakang sebentar." Magdalena berlalu dari depan menantunya.
\*\*\*
"Kok kamu bisa datang ke sini? Katanya kamu sibuk enggak mau aku ajak kesini."
"Ya aku memang sibuk kan nganterin istriku. Apa aku salah?" tanya suara seorang laki-laki yang sangat Magdalena hafal.
Magdalena mendengar semua itu.
"Aku nggak suka kamu terlalu dekat dengan dia."
"Bagaimana mungkin kamu nggak suka aku dekat dengan dia? Dia istri sah aku kok. Siapa kamu melarang-larang aku?" suara laki itu terdengar meninggi.
"Kamu nanya aku siapa setelah apa yang kamu lakukan padaku?" tanya suara perempuan itu.
"Bukankah kamu yang menawarkan diri? Bukan kemauanku kan? Dan aku tak tertarik berhubungan serius denganmu," kata suara lelaki itu.
Magdalena langsung pergi meninggalkan area itu dan kembali ke ruang makan.
\*\*\*
"Kamu sudah selesai makannya? Kok cepat banget." kata Magdalena.
"Sudah Ma, aku sudah kekenyangan."
"Wah udah kekenyangan. Ayo kita cari udara keluar yuk biar kamu nggak pegah," ajak Magdalena.
"Ayo Ma," kata Angelica tanpa curiga.
Mereka pun keluar ke depan. Saat itu ada taksi yang menurunkan penumpang di lobby.
"Ayo kita naik dulu," ajak Magdalena langsung membimbing Lieke masuk ke taksi yang pintunya belum sempat ditutup oleh penumpang sebelumnya.
"Nanti Axel gimana Ma?" Lieke tentu bingung karena mereka pergi bersama Axel.
"Biarin aja ayo kita pulang," tanpa mempedulikan protes menantunya Magdalena menyebut alamat tujuan pada sopir taksi.
\*\*\*
Axel mencari keberadaan istri dan Mamanya. Dia kalang kabut tidak mendapati dua orang itu. Dia sudah keliling seluruh ruang pesta.
"Ponsel keduanya tidak aktif. Dimana mereka? Ini pasti kerjaan mama karena kemarin papa juga sudah mengancam aku waktu dia memanggil sehabis makan kemarin malam."
"Kalau sampai mereka marah dan melaksanakan ancamannya habislah riwayatku," kata Axel.
"Gara-gara perempuan sialan itu."
\*\*\*
"Apa istriku dan mama sudah pulang?" tanya Axel pada penjaga pintu pagar
Axel bertanya pada pegawai di pintu pagar rumah papanya.
"Sudah tuan muda. Nyonya dan nona Lieke pulang tapi hanya pindah ke mobil tuan besar. Lalu mereka langsung pergi."
"Ke mana?"
"Entahlah. Mana saya berani bertanya kemana mereka akan pergi? Sepertinya mereka bawa koper banyak."
"Apa?" kata Axel kaget.
"Sejak sebelum nyonya besar sampai rumah, Tuan sudah menyiapkan koper dan begitu nyonya tiba mereka langsung berangkat."
"Kemana ya? Pantes telepon mereka nggak ada yang bisa dihubungi. Mungkin mereka sudah ada dalam pesawat," kata Axel lagi.
\*\*\*
Satu minggu sudah Axel sendirian di rumah. Dia sangat merindukan istrinya yang dibawa pergi oleh Pieter dan Magdalena ke Belgia mengurusi pekerjaan mereka.
Axel memang tak dimintai izin oleh kedua orang tuanya. Saat dia protes pada Papanya, mamanya yang langsung terima telepon darinya.
"Kamu nggak usah cari-cari Lieke. Mama tahu apa yang kamu dan perempuan busuk itu bicarakan di belakang saat gender reveal malam itu."
"Mama tahu semuanya. Ingat kamu sudah bikin perjanjian dengan papa," kata Magdalena lalu menutup telepon itu.
Axel marah banget pada Rita perempuan yang mengaku adik kelasnya di SMA, tapi dia tak ingat sama sekali dengan sosok itu saat SMA.
Axel sangat membenci Rita, tapi tak bisa berkutik melawan Rita karena Rita punya bukti perselingkuhan mereka.
Bukti itu yang akan dibeberkan oleh Rita pada mama dan Papanya. Padahal Rita tak tahu perjanjian antara papa dan mamanya dengan dirinya. Kalau tahu pasti itu tambah menjadi kartu As atau kartu truf-nya.
Axel tambah membenci perempuan itu. Perempuan ular yang sudah menjebaknya. Axel tak pernah ingin berselingkuh dengan siapa pun tapi dia terjebak.
\*\*\*
"Ngapain kamu jemput kami?" tanya Magdalena dengan sinis.
"Aku merindukan istriku Ma. Wajar kan kalau aku rindu dia," kata Axel sambil memeluk Lieke dengan lembut.
Lieke melepas pelukan karena dia ingin ke toilet. Ibu hamil pasti akan sering buang air kecil. Lieke pergi ke toilet bersama Martha.
"Benarkah seperti itu?" tanya Magdalena lagi.
"Serius Ma aku hanya mencintai Lieke, Mama tahu itu sejak dulu. Bahkan sejak aku kuliah pun aku tak pernah tergiur dengan perempuan mana pun."
"Ingat Mama pernah mendengar semuanya."
"Itu tak seperti yang Mama pikir Ma. Bukan seperti itu." Axel jadi putus asa karena ternyata mamanya pernah mendengar percakapan dirinya dengan Rita.
"Terserah apa alasanmu! Tapi Mama bukan dengar dari kata orang, Mama mendengarkan sendiri. Untung bukan istrimu yang mendengar itu," desis Magdalena lalu dia meninggalkan Axel yang terpaku melihat Lieke sudah pergi digandeng oleh Magdalena dan Martha.
Dalam perjalanan kerja kemarin Pieter rupanya sudah siap.
Pieter membawa serta Martha untuk menjaga Lieke saat penerbangan.
Tentu penerbangan itu bukan hal main-main buat Pieter karena ini proyek yang sangat besar dan sengaja dia tangani sendiri tidak dikasih kepercayaan pada Axel.
\*\*\*
"I miss you Babe," kata Axel. Axel sengaja tak membawa mobil sendiri karena yakin tak akan diizinkan membawa Lieke di mobilnya.
"Miss you too Honey," jawab Lieke lirih.
Lieke menyandarkan kepalanya didada Axel lalu dia tidur dalam pelukan suaminya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!