NovelToon NovelToon

Love Scenario

Bab 1: Gadis Mabuk Yang Mengganggu

"Ah! Ini gila!" seorang gadis meletakkan gelas alkoholnya ke atas meja dengan sedikit kasar, raut wajahnya terlihat tidak begitu baik dengan mata yang sayu karena pengaruh minuman tersebut. Jari tangannya menggulir layar ponsel miliknya dengan cepat, dia membaca satu per satu komentar yang muncul di dalam postingan bab novel miliknya.

"Omong kosong apa yang mereka katakan?! Novel ini tidak akan berhasil karena penulisnya tidak memiliki pengalaman dalam berpacaran?! Romansanya terlalu kering untuk disebut kisah cinta romantis?! Apa mereka tidak tahu seberapa sulitnya aku mengerjakan naskah ini?! Haish, sialan!"

Di dalam sebuah bar yang ramai, gadis itu terus menggerutu sendirian di salah satu sudut tempat itu sembari meminum beberapa botol alkohol yang ada di depannya.

Xiao Shen Shen, seorang penulis novel yang tidak pernah berpacaran di sepanjang hidupnya. Beberapa waktu yang lalu dia baru saja mempublikasikan novel terbarunya bergenre romansa modern di salah satu platform online terkenal di seluruh Tiongkok. Namun, banyak dari pembaca berkomentar bahwa ini adalah cerita yang hambar dan kering di bagian romansanya.

Banyak dari mereka mengatakan kisahnya terlalu klise dan tidak berwarna karena sepertinya sang nona penulis tidak memiliki pengalaman dalam hal menjalin sebuah hubungan. Meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, Shen Shen terdiam dengan kepala yang dia tempelkan ke atas meja, rasa pusing mendera kepalanya dengan cepat. Gadis itu tiba-tiba merasa begitu lelah dengan permasalahan novelnya yang menyebalkan, ini membuatnya kehilangan semangat selama beberapa saat.

Xiao Shen Shen adalah gadis muda berusia 25 tahun dengan wajah yang cantik, rambut sehitam malam, hidung mancung, bibir merah muda seperti buah persik matang, dan mata hitam yang memikat. Dia memiliki kecantikan yang alami dan wajah yang terlihat cukup manis di antara gadis-gadis seusianya, memiliki tinggi 163 sentimeter dan kulit seputih susu, Shen Shen adalah gadis yang cukup baik dari segi penampilan. Namun, entah kenapa, seperti tidak tertarik dengan para pria, Shen Shen belum pernah sekalipun menjalin hubungan kekasih dengan seorang pria.

"Siapa bilang tidak bisa menulis adegan percintaan kalau tidak pernah berpacaran?" Shen Shen bergumam dengan nada yang kesal, dia percaya dapat melakukan hal mudah seperti ini tanpa harus menjalin hubungan dengan seseorang. "Konyol!"

Mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya, Shen Shen bangkit dari duduknya sembari membawa ponsel di satu tangannya yang lain. Dengan gerakan yang sedikit sempoyongan, Shen Shen meninggalkan bar dengan uang yang dia tinggalkan begitu saja di atas meja yang telah dia gunakan. Pandangannya terlihat sayu ketika Shen Shen berusaha mencari di mana letak mobil miliknya berada.

Di sepanjang perjalanannya menuju apartemen, gadis itu terlihat menggerutu penuh kekesalan. Baginya, tidak ada hal yang berjalan dengan baik sepanjang hari ini, semuanya menjadi kacau bahkan jika itu adalah tentang pekerjaannya. Sebenarnya, Xiao Shen Shen yang mabuk adalah hal yang harus dihindari, itu karena Nona Penulis Xiao memiliki kebiasaan yang buruk ketika dia sedang mabuk.

Dengan cara berjalan yang bahkan sudah tidak tegap lagi, Xiao Shen Shen berjalan menuju unit apartemennya yang berada di salah satu deretan gedung apartemen mewah di pusat kota Beijing setelah memarkirkan mobil merahnya dengan asal di basement.

"Uhh ... di mana apartemen milikku? Kenapa semuanya terlihat sama saja?" Shen Shen menyipitkan kedua matanya yang terasa buram, mencoba mencari unit apartemennya yang terlihat sama saja dengan milik tetangganya yang lain.

"Apa yang kamu lakukan?"

Di tengah kebingungannya, Shen Shen dikejutkan dengan suara seorang pria yang terdengar berat dari belakang tubuhnya. Shen Shen terdiam sebentar, kemudian memilih berbalik dan menatap pria yang berdiri di belakangnya yang terlihat samar karena pandangannya memburam akibat terlalu banyak minum.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, berusaha memfokuskan pandangannya dan memajukan wajahnya, mencoba melihat dengan seksama orang yang berdiri tegap di depannya itu. Shen Shen tertawa, dia menunjuk tombol password apartemennya yang terus-menerus salah meskipun telah dia tekan berkali-kali.

"Hehe ... Kakak Tampan! Aku tidak dapat masuk ke dalam apartemenku, ini adalah masalah besar! Sebanyak apa pun aku mencoba, aku tidak tahu mengapa semuanya terlihat salah?"

Pria itu menghela napas, dari wajahnya, dia terlihat begitu lelah dan kesal di waktu yang sama. Pria itu meraih bahu Shen Shen, memegangnya dan mengarahkan kepalanya untuk menatap ke atas pintu apartemen yang tertera sebuah nomor khusus.

"Dengar, Nona! Ini adalah apartemen milikku! Lihat itu, nomor itu adalah buktinya! Jadi, tolong pergilah dari tempatku!"

Wajah Shen Shen terlihat keruh dan dia cemberut. Satu tangannya terangkat dengan jari telunjuknya bergerak ke kanan dan ke kiri. "Tidak! Tidak! Ini apartemenku! Aku tidak mungkin salah, Kakak Tampan! Kamu yang salah, jadi kamu yang harus pergi!"

Pria itu terdiam frustasi, dia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum tersenyum penuh kekesalan. "Terserah padamu, Nona! Aku tidak peduli, yang jelas menjauhlah dariku!"

Shen Shen mengedipkan kedua matanya bingung saat pria yang tidak dia kenal itu tiba-tiba memundurkan tubuh Shen Shen sembari menekan tombol password apartemen itu dengan ekspresi yang datar.

Dengan tatapan yang polos, Shen Shen tersenyum lebar dan berkata dengan keras, "Wah, pintu itu terbuka! Kakak Tampan, bagaimana cara kamu melakukannya?"

Lalu, tanpa memikirkan apa pun, Shen Shen berjalan memasuki unit apartemen itu dengan begitu santai tanpa masalah. Hal itu membuat pria pemilik apartemen tersebut memandang Shen Shen tidak percaya dengan mulut yang terbuka lebar.

'Sungguh! Dari mana gadis tidak tahu malu ini berasal?!' batin pria itu berkata dengan pasrah, dia memejamkan kedua matanya sebentar, berusaha untuk meredakan emosi kekesalannya yang naik ke atas ubun-ubun.

Tidak sampai di situ saja, Shen Shen dengan tidak sopannya memasuki kamar yang diyakini adalah milik pria itu sembari bernyanyi kecil. Dalam pikirannya yang mabuk, Shen Shen memandang kamar itu sebagai kamarnya. Melepaskan sepatunya dengan asal, Shen Shen berjalan menuju ranjang yang ada di kamar tersebut dan berbaring dengan penuh rasa nyaman.

"Hah ... ini gila!" pria itu mengeluh dengan keras.

Merasa begitu lelah, pria muda itu mengambil selimut dan bantal cadangan miliknya, lalu pergi menuju ke arah ruang tengah, berniat untuk tidur di salah satu sofa yang ada di sana. Sembari membaringkan tubuhnya yang tinggi, pria itu menatap langit-langit apartemennya dan mendengus. Ini baru jam sebelas malam, masih ada beberapa jam lagi untuknya bersabar menunggu gadis itu pergi dari kamarnya.

"Mari kita lihat, bagaimana reaksi gadis mabuk itu jika dia tahu telah memasuki apartemen yang salah dengan tidak tahu malunya!"

Bab 2: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Langit malam berganti menjadi terang, matahari bersinar menembus celah-celah tirai jendela yang tipis. Waktu sudah menunjukkan pagi hari, perlahan Xiao Shen Shen terbangun dari tidurnya. Gadis muda itu menguap lebar dan terduduk di atas kasur dengan kedua tangannya yang dia regangkan ke atas. Masih belum menyadari situasi yang terjadi, Shen Shen menatap ke arah sekelilingnya dengan linglung.

Tapi, tunggu! Kedua mata Shen Shen terbelalak ketika dia menyadari bahwa tempat ini bukan kamarnya, berbeda dengan kamarnya yang didominasi warna putih, warna kamar ini justru didominasi oleh warna abu-abu gelap yang sangat maskulin. Lalu, bagaimana Shen Shen bisa berada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?!

Kamar ini terlihat seperti kamar pria daripada wanita! Dengan cepat Shen Shen menatap tubuhnya, ekspresi panik berubah menjadi lega saat dia melihat bahwa pakaiannya masih lengkap dan rapi seperti sebelumnya. Masalahnya, hingga saat ini Xiao Shen Shen masih belum mengingat apa yang dia lakukan setelah dia pulang dari bar.

Hal terakhir yang gadis itu ingat adalah dia sampai ke gedung apartemennya dengan selamat walaupun dia mabuk cukup berat saat itu. Shen Shen menghela napas, merasa cukup gila dengan keadaan aneh yang sedang terjadi. Dia cukup tahu jika dia memiliki kebiasaan yang buruk ketika mabuk dan hal itu sering kali terjadi saat dia menghabiskan waktu bersama teman dekatnya, Han Yun Ming.

'Sebenarnya aku masuk ke kamar siapa? Xiao Shen Shen bodoh! Sebenarnya apa yang telah kamu lakukan?!'

Shen Shen memukul kepalanya sembari menggerutu dalam hati, ini sangat buruk! Jika saja dia tahu akan mabuk hingga seperti ini, Shen Shen mungkin akan menyeret salah satu temannya untuk menemaninya karena Yun Ming tinggal di Amerika dalam dua tahun belakangan ini. Memutuskan dengan cepat, Shen Shen memilih untuk bangkit dari kasur, mengambil sepatunya, dan berjalan keluar dari kamar untuk menemui sang pemilik rumah.

Meski begitu, tempat ini terlihat sangat rapi dan bersih, sedikit berbeda dengan apartemennya yang terkadang akan terlihat seperti kandang babi. Shen Shen diam-diam menatap kagum pada interior apartemen ini, begitu cantik dan tertata, indah dan terawat dengan baik. Sepertinya, pemiliknya adalah orang yang menyukai kebersihan lebih dari apa pun.

"Apa kamu sudah puas melihat semuanya?"

Perkataan itu membuat Shen Shen memekik terkejut, gadis itu dengan cepat berbalik ke belakang sembari memegang dada kirinya dengan salah satu tangannya. Seorang pria muda dengan wajah yang tampan, bertubuh tinggi, rambut sehitam malam, bibir tipis, dan alis lurus bagai pedang, berdiri di belakang Shen Shen dengan wajah dinginnya.

"Kamu?" Xiao Shen Shen menatap pria muda itu penuh tanya.

"Aku apa?" balas pria muda itu sembari menaikkan satu alisnya. Wajahnya terlihat sangat tampan, tapi terlihat cukup galak. Sesaat Shen Shen terdiam menciut.

"Ah, tidak! Tidak! Kakak kamu sangat tampan!" Shen Shen tersenyum dan dengan cepat mengangkat dua ibu jarinya ke depan sang pria muda.

Pria itu menatap tajam Shen Shen, "Begitu aneh. Dengar, Nona! Meskipun kamu memujiku, itu tidak akan mengubah kesalahan yang kamu lakukan tadi malam, aku menunggu penjelasan untuk itu."

"Ah, itu ... kakak tampan, aku minta maaf! Aku tidak mengingatnya!" pekik Shen Shen dengan panik, kepalanya tertunduk dengan kedua tangan yang dia satukan di depan dadanya.

Pria itu menghela napas, raut wajahnya terlihat sedikit gelap dengan aura dingin yang menguar dari tubuhnya. "Sudahlah! Karena kamu sudah bangun dan memiliki kesadaran yang cukup, bisakah kamu pergi dari apartemen aku sekarang?"

"Tentu saja! Terima kasih kakak tampan, maaf karena telah merepotkan kamu sebelumnya." Shen Shen membungkukkan badannya ke arah pria itu sebelum berjalan dengan cepat menuju pintu keluar.

Ketika Shen Shen benar-benar telah keluar dari apartemen pria muda itu, dia menatap nomor apartemen yang ada di seberangnya. Benar! Apartemennya ternyata berada di depannya dan dia sudah salah memasuki apartemen karena unit miliknya berseberangan dengan milik pria muda yang Shen Shen panggil dengan sebutan 'kakak tampan'.

Saat Shen Shen berniat melangkah ke pintu apartemennya, sebuah ingatan muncul di kepalanya dengan cepat. Beberapa kejadian terputar dengan jelas di pikiran Shen Shen, dengan mata yang membulat, Shen Shen memukul dahinya cukup keras. Betapa memalukan!

Gadis itu tak percaya bahwa dia telah melakukan hal yang begitu memalukan saat dia sedang mabuk. Ini gila! Shen Shen merasa dia tidak akan memiliki muka untuk dia tunjukkan pada pria itu di masa depan! Ini adalah kesalahannya yang begitu percaya diri untuk minum sendirian tanpa seorang pun yang menemaninya.

Shen Shen berlari masuk ke dalam apartemennya dengan perasaan malu yang luar biasa, dia telah mengingat semuanya dan itu sangat memalukan. Segera setelah dia menutup pintu, tubuh Shen Shen merosot hingga dia terduduk di lantai apartemennya yang dingin. Seharusnya tidak seperti ini! Setelah semua yang terjadi, kenapa tidak ada satupun hal baik yang datang padanya dalam beberapa waktu ini? Mengapa dia menjadi begitu ceroboh dan gila?!

Sesaat, Shen Shen merasa kepalanya pusing dan tubuhnya sangat lelah. Pengaruh alkohol membuatnya tersadar bahwa dia harus segera membersihkan dirinya, Shen Shen melempar sepatunya dengan asal. Dia menaruh tasnya di atas sofa sebelum berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang berbau alkohol.

Beberapa waktu setelahnya, Shen Shen keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan sebuah handuk di tangannya. Tanpa sadar pandangannya terarah pada sebuah komputer yang tergeletak di atas meja, sorot matanya menjadi kesal. Yang benar saja! Satu masalah selesai, masalah yang lain datang padanya!

Shen Shen menghela napas kasar dengan kedua bahu yang merosot turun, "Aiya! Aku harus menyelesaikan ini atau naskahku mungkin tak akan memiliki kemajuan sama sekali."

Meregangkan tangannya ke atas, mengambil beberapa roti dan segelas jus, Shen Shen berjalan mendekat ke arah meja kerjanya dengan raut wajah yang lesu. Benar-benar! Shen Shen sama sekali tak memiliki semangat untuk hal ini, itu karena suasana hatinya cukup buruk sejak kemarin. Menatap beberapa saat layar komputernya yang menyala, Shen Shen berusaha membayangkan sang tokoh pria utama dalam naskah barunya itu.

Senyum terulas di wajah Shen Shen saat bayangan mulai terbentuk di kepalanya. Dia memiliki warna rambut sehitam malam, dua mata kehitaman dengan sorot yang dalam dan tajam, tubuh yang proporsional dan tinggi, sama seperti pria muda yang dia temui beberapa waktu yang lalu ... tunggu sebentar! Apa yang dia pikirkan?!

Mengapa justru bayangan pria dingin itu terlintas di pikiran Xiao Shen Shen? Nona Penulis Xiao, sepertinya ada masalah dengan otak kamu! Shen Shen mengusap wajahnya kasar, kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Astaga, seharusnya dia membenamkan kepalanya di dalam air es untuk menjernihkan pikirannya yang cukup kacau. Hah ... pria, kamu membuat aku merasa aneh!

Bab 3: Tetangga Apartemen

Malam hari tiba, ketika Shen Shen telah menghabiskan beberapa jam waktunya untuk menyelesaikan beberapa bab naskah yang dia buat. Menyadarkan punggungnya yang terasa pegal pada sandaran kursi, gadis muda itu melengkungkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk meregangkan otot-ototnya yang mulai kaku.

Jam di sebelahnya menunjukkan pukul delapan malam, suara-suara kecil terdengar dari perut Xiao Shen Shen, sebenarnya perutnya memang terasa kosong sejak beberapa waktu lalu. Bangkit dari kursinya, gadis itu berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas miliknya dengan malas. Shen Shen menghela napas panjang saat dia tidak menemukan satu pun bahan makanan yang tersisa, sepertinya dia harus keluar untuk berbelanja di supermarket terdekat.

Dengan pakaian seadanya, Shen Shen bersiap-siap keluar dari apartemennya. Membuka pintu dengan santai, Shen Shen terdiam membeku begitu pintu apartemennya terbuka. Di sana, tepat beberapa langkah dari tempatnya berdiri, Shen Shen melihat pintu apartemen di depannya juga terbuka dan memperlihatkan seorang pria muda dengan pakaian serba hitam dan topi berdiri sembari memegang knop pintu apartemen miliknya.

Ketika pria itu mendongakkan kepalanya, seketika dia juga terdiam dengan wajah yang kaku, terlihat cukup terkejut saat tanpa sengaja matanya menatap ke arah Shen Shen yang juga sedang terdiam menatapnya dengan mata yang membulat.

Beberapa detik bertatapan, pria muda itu berdeham membuat Shen Shen mengedipkan matanya beberapa kali sebelum dia dengan cepat memalingkan wajahnya malu. Haish! Mengapa mereka harus keluar di waktu yang sama?! Shen Shen menggerutu dalam hatinya, di saat dia belum benar-benar melupakan kejadian memalukan pagi tadi, dia masih harus bertemu dengan pria itu lagi hari ini!

Pria muda itu berjalan lebih dulu, wajahnya terlihat datar dengan sorot mata yang dingin, melihat hal itu Shen Shen memilih berjalan setelahnya, dia tepat berada beberapa langkah di belakang pria tampan itu. Diam-diam Shen Shen mengamati pria itu, pakaiannya terlihat jauh lebih santai dibandingkan saat dia bertemu dengan pria itu untuk pertama kalinya.

Jika saja karakternya tidak begitu dingin, mungkin akan ada banyak wanita dan gadis yang mengejarnya dengan bersemangat. Dilihat dari sudut mana pun, pria itu begitu tampan dan penuh dengan pesona. Melihat dari tempat tinggalnya, Shen Shen dapat mengetahui bahwa pria itu merupakan seorang yang kaya. Tentu saja, itu karena tidak semua orang dapat menyewa ataupun membeli unit apartemen tempat dia dan pria itu tinggal.

Jika bukan karena ini adalah hadiah dari kakaknya, bahkan Shen Shen juga akan berpikir berulang kali untuk menempati apartemen ini. Begitu sampai di depan lift, Shen Shen berdiri diam di samping pria itu, mengingat niat awalnya, Shen Shen akan turun ke bawah dan berjalan beberapa menit dari luar gedung apartemennya untuk berbelanja dan mengisi kulkas miliknya yang kosong.

Tidak Shen Shen sangka, pria itu sepertinya memiliki tujuan yang sama dengannya. Tepat ketika lift menunjukkan lantai satu gedung apartemen, pria itu dan dia sama-sama keluar dari sana dan berjalan keluar gedung dengan arah yang sama. Sama seperti sebelumnya, Shen Shen tetap berjalan beberapa langkah di belakang pria itu dengan perasaan yang tidak nyaman.

Mengapa dari semua hal yang terjadi, dia dan pria itu kembali memiliki tujuan yang sama saat ini?! Diam-diam Shen Shen merasa frustasi, raut wajahnya terlihat kusut, jauh lebih kusut dibandingkan saat dia sedang kesulitan mengerjakan naskah novelnya. Xiao Shen Shen menundukkan kepalanya dengan kesal, dia menatap ke arah jalan aspal yang ada di bawahnya sembari berjalan dengan pelan.

Namun, tak lama setelahnya langkah Shen Shen terhenti ketika dahinya menabrak sesuatu yang cukup keras di depannya. Mengaduh dengan pelan, dengan kepala yang masih menunduk ke bawah dan mata yang terpejam erat karena terkejut, Xiao Shen Shen mengusap dahinya. "Aiya!"

"Apa kamu sedang mengikutiku, Nona?" suara berat dari seseorang membuat Shen Shen membuka kedua matanya dengan cepat dan mendongakkan kepalanya ke atas.

Melihat wajah pria muda itu dari jarak yang cukup dekat, diam-diam Shen Shen terpana, itu terlihat sangat tampan dan tidak nyata untuk ukuran seorang laki-laki. Tersadar, Shen Shen menggelengkan kepalanya dan berjalan mundur beberapa langkah, berusaha memberi jarak antara dirinya dan sang kakak tampan.

'Uh, kembali bertemu dengan kamu saja sudah membuatku gila, apalagi aku sengaja mengikutimu. Apa aku benar-benar gila sampai mau mengikutimu?!'

Dalam hati Shen Shen merutuk dengan keras, bagaimana bisa pria itu mengatakan bahwa dia sengaja mengikutinya? Dia pikir Shen Shen itu orang seperti apa? Ha ... pria, apa kamu sudah tidak waras?!

"Dengar ya, Kakak Tampan! Kamu jangan begitu percaya diri, aku sedang dalam perjalanan menuju supermarket untuk berbelanja, bukan untuk mengikuti kamu!" Shen Shen mendengus dengan kesal, kedua matanya melotot ke arah sang pria muda. "Lagi pula untuk apa aku mengikuti kamu! Aku bahkan tidak tahu siapa kamu! Apa kamu seorang selebriti hingga aku harus mengikuti kamu?"

Pria itu mendengus pelan sebelum berbalik sembari bergumam, "Mn, terserah."

Shen Shen kembali berjalan dengan wajah yang cemberut, seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, dalam beberapa menit yang singkat dia sudah sampai di depan supermarket. Tanpa memandang ke arah pria yang sejak tadi berjalan di depannya, Shen Shen dengan cepat berjalan menuju lorong makanan ringan dan cepat saji. Merasa apa yang dia butuhkan sudah cukup, gadis yang baru berusia 25 tahun itu berjalan menuju lorong yang menyediakan bahan-bahan masakan, kedua mata Shen Shen berbinar ketika dia melihat deretan daging sapi yang terlihat begitu segar.

Satu tangannya bergerak meraih salah satu kotak berisi daging yang ada di depannya, namun tanpa diduga sebelumnya, sebuah tangan yang lain ikut memegang kotak yang sama membuat Shen Shen tersentak karena tangannya yang secara tidak sengaja bersentuhan dengan tangan seseorang tersebut.

"Kakak Tampan?!" Shen Shen menoleh dengan wajah yang terkejut. Sama seperti Shen Shen, pria muda itu memperlihatkan ekspresi yang sama.

Melihat hal itu, sang pria muda melepaskan tangannya dari kotak daging yang sebelumnya dia pegang, wajahnya terlihat sedikit memerah karena malu. "Maaf, aku akan mengambil yang lain."

Melihat pria itu yang berjalan menjauh, Shen Shen diam-diam menundukkan kepalanya, menatap kotak daging yang ada di depannya dengan wajah yang memerah cerah. Tanpa sadar seulas senyum terlintas di wajahnya yang cantik.

'Sepertinya, dia tidak begitu buruk.'

Mengambil semua barangnya dan membayarnya dengan cepat, Shen Shen berjalan sendirian menuju gedung apartemennya dengan wajah yang hangat. Sembari tersenyum cerah, Xiao Shen Shen memeluk kantong belanjanya dengan manis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!