Penjara Cinta Sang Mafia
••PCSM-001••
Note : "Untuk Mempermudah Membaca, Mohon Tekan Lama Pada Layar Ponsel. Terima Kasih."
Semoga Suka Dengan Karya Gaje Ku🕊
------------***------------
Terdengar suara langkah kaki beberapa orang masuk ke dalam sebuah ruangan remang-remang.
Ya, lebih tepatnya Club malam terkenal di kota K.
Banyak mata jala--ng yang tertuju ke arahnya, bahkan menunjukkan tubuh seksi mereka. Namun, sama sekali tidak membuat salah satu di antaranya tergoda!
Mike (Asisten Pribadi)
Tuan, apa tidak sebaiknya kita pulang sekarang?
Someone
(Melirik sekilas Mike)
Mike (Asisten Pribadi)
(Langsung kicep)
Mike (Asisten Pribadi)
{Lebih baik aku diam daripada kena sasaran}
Pria tersebut duduk dan menuang Vodka kedalam gelas yang ada di depannya.
Someone
Rasanya aku lebih betah di sini daripada harus pulang ke mansion bersama gadis itu.❄
Someone
(Meremat gelas yang ada di tangannya)
Gelas tersebut hancur hingga melukai tangan someone.
Sakit? Tentu saja, tapi rasa sakitnya tidak sebanding dengan luka hati yang selama ini ia rasakan. Saat ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita yang sangat ia cintai.
Mike (Asisten Pribadi)
(Terkejut) T-tuan tangan anda...
Someone
(Menatap tajam Mike)
Mike (Asisten Pribadi)
(Glup)
Mike memilih diam. Tapi bagaimanapun juga ia peduli pada Zean. Karena menjaga Zean adalah tugasnya.
Kemanapun Zean pergi, Mike harus selalu ada di sampingnya. Jika perlu ke kamar mandi sekalipun, Mike harus ikut!
Mike (Asisten Pribadi)
{Ini salah, itu salah. Nasib jadi bawahan memang seperti ini}
Mike (Asisten Pribadi)
{Kalau nyonya tahu, bisa tamat riwayatku😌}
Mike (Asisten Pribadi)
Tuan Zean, mau sampai kapan anda mengabaikan nona begitu saja. Apa anda tidak kasihan padanya?
Someone
(Menoleh ke samping)
Ya, pria yang memiliki luka baru di bagian pipi kanannya akibat pecahan gelas tersebut adalah Zeandra Federick, pria berusia tiga puluh tahun dengan wajah tampan di atas rata-rata. Juga seorang mafia kejam, dingin dan tidak memiliki belas kasihan pada siapapun.
Zeandra terpaksa menikah dengan seorang gadis dari keluarga miskin hanya demi menuruti kemauan kedua orangtuanya. Apalagi setelah tahu, kalau gadis itu adalah penyebab kematian kekasihnya, Selena.
Zeandra Federick
Kasihan kau bilang?! Lebih kasihan mana, aku atau dia, hah?!❄
Zeandra Federick
Dan ingat Mike, jangan pernah membahas gadis itu kalau kau masih sayang dengan kepala mu!❄
Zeandra Federick
(Beranjak dari tempat duduknya)
Zean yang sudah kehilangan mood untuk bersenang-senang, meninggalkan Mike begitu saja tanpa bicara apapun lagi.
Mike (Asisten Pribadi)
Tapi Tuan, rekan bisnis anda sudah berada di depan dan akan segera masuk!
Mike (Asisten Pribadi)
Haish! lagi-lagi aku diabaikan olehnya.
Mike (Asisten Pribadi)
Sekarang aku harus bagaimana?! (Memijat pelipisnya)
Bodyguard
Bos, apa kita harus mengejar tuan Zean sekarang?!
Mike (Asisten Pribadi)
(Menggebrak meja)
Bodyguard
(Terjengkat kaget seraya mengelus dada berulang kali)
Mike (Asisten Pribadi)
Bodoh! Kenapa masih bertanya, cepat kejar dia!
Mike (Asisten Pribadi)
Karena aku harus segera menghandle pertemuan ini dengan Mr. Em!
Bodyguard
Baik bos! (Langsung ngacir)
Mike (Asisten Pribadi)
Sial! Semoga saja Mr. Em tidak membatalkan kerja sama ini. (Gumamnya lirih)
Mike menghubungi seseorang, atau lebih tepatnya Mr. Em yang saat ini sudah berada di pintu masuk.
Sementara di mansion milik Zean, sedang terjadi keributan. Dimana para pelayan sedang berdiri tepat di depan pintu kamar seseorang.
Aluna (Kepala pelayan)
Sebenarnya apa yang kalian kerjakan selama ini, hah?! Mengurus satu orang saja tidak becus!
Aluna (Kepala pelayan)
(Berjalan mondar-mandir)
Aluna (Kepala pelayan)
Sekarang kita harus bagaimana, malam ini tuan Zein akan pulang ke mansion!
Aluna (Kepala pelayan)
Kalian harus bisa mendadani nona secantik mungkin!
Maid
Maafkan kami Aluna. Nona memang tidak pernah keluar kamar semenjak menikah dan memilih mengurung diri.
Maid
(Menundukkan wajahnya merasa bersalah)
Aluna (Kepala pelayan)
Kalian pikir aku peduli! Sekarang suruh para bodyguard untuk mendobrak pintu kamar ini!
Aluna segera menghubungi Mike, bermaksud untuk menanyakan apakah dia masih bersama tuan Zean.
Aluna (Kepala pelayan)
Ayolah, angkat sekarang Mike!
📞:" Ada apa Aluna! Apa kau tau aku sedang sibuk!
Aluna (Kepala pelayan)
📞:" Maaf aku menganggu mu, apa tuan Zean ada di sana?!
Aluna (Kepala pelayan)
📞:" Nona Bianca tidak mau keluar dari kamarnya sejak tadi dan--
📞:" Dia menuju ke mansion dan tidak bersama denganku.
Aluna (Kepala pelayan)
📞:" What? Bagaimana bisa?! Seharusnya kau menjaga nya Mike, dan memberitahuku kalau--
Belum selesai Aluna bicara, Mike sudah memutuskan sambungan telfonnya.
Aluna (Kepala pelayan)
Sialan kau Mike! (Duduk di sofa dengan kesal)
Aluna (Kepala pelayan)
Habislah aku sekarang!
Masih rame seperti dulu kah?😳🕊
••PCSM-002••
------------***------------
Setelah melakukan perjalanan selama hampir tiga puluh menit. Zean sudah tiba di mansion bersama beberapa bodyguard yang mengikuti mobilnya dari belakang.
Setelah dua tahun berada di luar negeri, Zean akhirnya memutuskan untuk pulang. Dan hari ini tepat dua tahun pernikahannya dengan Bianca.
Zean menikah dengan Bianca yang saat itu masih berusia lima belas tahun. Cukup belia untuk usia gadis sepertinya.
Masih teringat jelas, bagaimana raut wajah Bianca di hari pernikahan mereka. Gadis tersebut menangis selama beberapa hari tanpa mau makan dan juga minum sama sekali. Bahkan sekedar menatap wajah Zean pun tidak mau.
Aluna (Kepala pelayan)
Selamat datang Tuan. (Membungkuk sekilas)
Zeandra Federick
(Berjalan melewati Aluna begitu saja)
Zeandra Federick
(Menghentikan langkahnya)
Zeandra Federick
(Berbalik)
Zeandra Federick
Siapkan air hangat untukku!❄
Aluna (Kepala pelayan)
Baik, Tuan.
Zeandra Federick
Bagaimana dengan gadis itu?!❄
Aluna (Kepala pelayan)
Apa maksud anda nona Bianca, Tuan?
Zeandra Federick
Tentu saja dia, siapa lagi?!❄ (Nada membentak)
Aluna (Kepala pelayan)
Seperti biasa Tuan, nona Bianca--
Zeandra Federick
Lupakan!❄
Zeandra Federick
(Mengabaikan ucapan Aluna)
Zean tidak langsung masuk ke kamarnya, melainkan menuju ke ruangan pribadinya yang berada di lantai bawah.
Aluna (Kepala pelayan)
Sabar Aluna, sabar! Bukankah biasanya Tuan juga selalu seperti ini?
Aluna (Kepala pelayan)
(Berjalan ke kamar utama)
Aluna menghentikan langkahnya saat tepat saat kakinya baru saja menaiki anak tangga. Ia baru ingt kalau kamar utama milik Zean dan Bianca rusak akibat ulah bodyguard yang mendobraknya.
Aluna (Kepala pelayan)
Aduh, bagaimana ini. Nona masih berada di ruangan pribadi Tuan.
Aluna (Kepala pelayan)
Dasar bodoh! Kau benar-benar bodoh Aluna!
Aluna (Kepala pelayan)
(Mengumpat diri sendiri)
Aluna (Kepala pelayan)
Sekarang aku harus menyusulnya sebelum terjadi perang dunia ke lima!
Aluna mengambil langkah seribu, berharap jika ia masih bisa mengejar tuan Zean.
Aluna (Kepala pelayan)
Tuan tunggu!
Namun, semua seakan sia-sia. Pria itu sudah terlebih dulu masuk dan mengunci pintu kamar nya dari dalam.
Aluna (Kepala pelayan)
Haish! (Mengacak-acak rambutnya frustasi)
Mike (Asisten Pribadi)
Ekhem!
Mike (Asisten Pribadi)
Apa yang kau lakukan di sini Aluna?
Mike (Asisten Pribadi)
(Memalingkan wajahnya)
Aluna (Kepala pelayan)
Mike! Akhirnya kau kembali.
Aluna berlari ke arah Mike dan hendak memeluknya. Tapi, Mike sudah terlebih dahulu menahan keningnya dengan jari telunjuk.
Mike (Asisten Pribadi)
Berhenti di sana, Aluna! Dan jangan menyentuhku! (Ketus)
Mike (Asisten Pribadi)
{Kau bisa membangunkannya nanti🥺}
Mike (Asisten Pribadi)
(Kembali stay cool)
Aluna (Kepala pelayan)
Aku sedang dalam masalah besar Mike.
Mike (Asisten Pribadi)
Masalah besar? (Bingung)
Aluna mulai menceritakan semuanya pada Mike, tanpa ada yang terlewat sedikitpun.
Mike (Asisten Pribadi)
Apa katamu?! Bagaimana bisa!
Mike (Asisten Pribadi)
Oh shiit!
Mike (Asisten Pribadi)
Kita tidak mungkin masuk sekarang, berteriak pun percuma.
Mike (Asisten Pribadi)
Kamar tuan di lengkapi pengedap suara 'kan?!
Aluna (Kepala pelayan)
(Mengangguk dan menggigit jari kukunya)
Aluna (Kepala pelayan)
Kau benar Mike. (Menghela nafas)
Mereka berdua hanya bisa pasrah dan menunggu. Entah apa yang akan terjadi di dalam sana nanti.
Zean melepaskan satu persatu kancing kemejanya, lalu berkaca dan melihat dirinya di cermin.
Zeandra Federick
(Melepas celananya)
Dengan cepat Zean meraih handuk lalu ia lilitkan ke pinggangnya. Zean berniat untuk membersihkan diri.
Zeandra Federick
(Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang)
Zeandra Federick
Aku benar-benar lelah sekali hari ini.❄
Zeandra Federick
(Mengingat sesuatu dan beranjak)
Zean mengambil kotak hitam yang berada di bawah ranjangnya. Lalu membukanya perlahan.
Zeandra Federick
Aku benar-benar merindukanmu. (Ucapnya lirih)
Zeandra Federick
Apa kau juga merindukanku, hum? (Melihat sebuah foto)
Di dalam kotak tersebut ada bingkai foto, gaun pernikahan mereka dan juga cincin berlian yang akan Zein berikan padanya.
Namun, saat hari bahagia yang Zean tunggu tiba. Ia mendapat kabar kalau Selena tewas karena kecelakaan beruntun.
Selena dikabarkan sedang bertengkar dengan adiknya, yaitu Bianca.
Zeandra Federick
(Mengepalkan tangannya erat)
Zeandra Federick
Breng-sek! Lihat saja aku akan membuat perhitungan denganmu!❄
Terdengar suara benda terjatuh dari dalam kamar mandi. Sontak membuat Zean kaget dan kembali meletakkan barang-barang tersebut ke dalam kotak.
Zeandra Federick
Siapa yang sudah berani masuk ke wilayah pribadiku?!❄ (Mengeraskan rahangnya)
Zein memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Zeandra Federick
(Mengambil pistolnya)
Zeandra Federick
Tidak mungkin kalau ada musuh yang menyelinap masuk ke kamar mandi 'kan?❄ (Tanya nya pada diri sendiri)
Zean sudah berada di depan pintu kamar mandi dan bersiap mendobrak nya. Namun, belum sempat Zean melakukannya. Pintu tersebut terbuka sendiri.
Zeandra Federick
Oh shiit! Apa yang kau lakukan di atas tubuhku hah?!❄
Zeandra Federick
Cepat menyingkir atau--
Kalimat Zean terhenti saat melihat tubuh telan-jang tanpa sehelai benang berada di atasnya.
Bianca Hasley
(Mengedip-kedipkan matanya polos)
Bianca Hasley
Maafkan aku... (Lirihnya)
Udah lama nggak bikin Chat Story keder🙈🕊
Maaf kalau ceritanya agak nggak nyambung🕊
••PCSM-003••
-------------***------------
Zeandra Federick
Apa yang sedang kau lakukan di atas tubuhku, hah?!❄
Zeandra Federick
Cepat turun!❄ (Bentaknya)
Bianca Hasley
Maafkan aku...
Bianca Hasley
(Masih diam di tempat)
Bianca menunduk kan pandangan nya. Ia sama sekali tidak berani menatap mata Zein.
Apalagi melihat tubuhnya yang tanpa sehelai benang. Sungguh ia sangat malu.
Zeandra Federick
Astaga lama-lama aku bisa gila!❄ (Memalingkan wajahnya)
Bianca Hasley
Aku sudah minta maaf bukan?
Bianca Hasley
Apa Kakak tidak mau memaafkan aku?
Bianca semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Zean. Selama ini ia selalu bermimpi buruk, hingga tidak bisa tidur setiap malam.
Zeandra Federick
Berhenti memanggilku Kakak dengan mulut menyebalkan mu itu!❄
Zeandra Federick
(Mendorong pundak Bianca sedikit kasar)
Bianca Hasley
Aww! (Meringis menahan sakit)
Gadis itu jatuh terhempas ke lantai dengan tubuh yang masih polos tanpa sehelai benang.
Zeandra Federick
(Menarik dagu Bianca)
Zeandra Federick
(Menjepitnya kuat)
Zeandra Federick
Jangan coba-coba untuk menggodaku!❄
Bianca Hasley
Shh! Lepaskan Kak, sakit!
Bianca Hasley
Dan ya, aku tidak pernah merasa sedang mencoba menggoda Kakak.
Bianca Hasley
Karena Kakak sudah menjadi suamiku sekarang, jadi kewajiban seorang istri adalah melayani suaminya juga--
Zeandra Federick
Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap mu sebagai istriku!❄
Bianca Hasley
(Merasakan sakit di hatinya)
Bianca Hasley
{Kenapa ucapan Kak Zean membuat dadaku sesak}
Bianca Hasley
(Melihat sorot mata Zean)
Zeandra Federick
Kau hanya istri pengganti dan tetap seperti itu!❄
Zeandra Federick
Jangan harap kau bisa memiliki tempat spesial di hatiku, sialan!❄
Bianca Hasley
(Tersenyum kecut)
Bianca Hasley
Apa kesalahanku Kak, sampai kau begitu membenciku?
Bianca Hasley
(Bertanya dengan mata berkaca-kaca)
Selama dua tahun menikah dengan Zean, gadis itu sama sekali tidak pernah di sentuh olehnya. Bahkan melihat wajahnya pun tidak mau!
Bianca merasa, dirinya seperti patung pajangan yang sama sekali tidak dianggap oleh Zean.
Bianca Hasley
(Tangan terkepal erat mendengar nama Selena)
Bianca Hasley
Selena? (Bingung)
Bianca Hasley
Ada apa dengan Selena? Bukankah dia sudah mati?
Zeandra Federick
Cih! Jangan berpura-pura bodoh dan sok polos! Aku tahu, kau penyebab kematian kekasihku!❄
Bianca Hasley
Apa yang Kakak katakan.
Bianca Hasley
Aku dan Selena memang pergi bersama Kak tapi dia meninggalkanku sendirian lalu--
Zeandra Federick
Kau pembohong!❄
Bianca Hasley
Aku mengatakan yang sebenarnya, Kak! Untuk apa aku berbohong untuk sesuatu yang tidak pernah aku lakukan.
Bianca Hasley
(Mendongak menatap Zean)
Bianca mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada Zean. Namun, pria itu sama sekali tidak mau mendegarkannya.
Zeandra Federick
Kau pikir aku percaya dengan kebohongan mu!❄
Zeandra Federick
Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau keluar dari mobil, dimana kecelakaan itu terjadi Bianca!❄
Zeandra Federick
(Berteriak dan menunjuk wajah Bianca)
Bianca Hasley
Selena sebenarnya--
Zeandra Federick
Enough! Persetan dengan penjelasan bodohmu itu!❄
Zeandra Federick
Sekarang, waktunya membalaskan dendam untuknya!❄ (Tersenyum menyeringai)
Tanpa rasa kasihan, Zean menarik kuat pergelangan tangan Bianca dan menyeretnya masuk ke dalam kamar mandi.
Rasa cintanya pada Selena dan rasa sakitnya, membuat Zean buta. Ia sampai tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Bianca Hasley
(Hanya bisa pasrah)
Bianca Hasley
(Menghentikan langkahnya) Lakukan saja jika itu bisa membuat Kakak puas.
Zeandra Federick
(Menoleh ke belakang)
Kedua manik mata mereka kembali bertemu. Saling menatap satu sama lainnya. Ada desiran aneh yang Zean rasakan di dalam hatinya.
Zeandra Federick
{Apa-apaan ini! Kenapa aku merasa bersalah karena sudah melakukan ini padanya}
Zeandra Federick
(Menghempaskan tangannya)
Zeandra Federick
(Mendorong Bianca)
Bianca Hasley
(Tercebur ke dalam bathub yang berisi air)
Bianca Hasley
Hah..hah.. (Mengatur nafasnya)
Zeandra Federick
Tetaplah berada di sana dan jangan keluar sebelum aku menyuruh mu!❄
Zeandra Federick
(Meninggalkan Bianca)
Pintu kamar mandi di banting kuat oleh Zean dan di kunci dari luar. Bahkan ia sama sekali tidak peduli kalau Bianca tidak mengenakan pakaian apapun.
Bianca Hasley
Tidak ada yang peduli padaku sama sekali di dunia ini. (Lirihnya)
Bianca Hasley
{Mungkin, jika aku mati kalian semua akan bahagia}
Bianca menarik nafas panjang dan memejamkan matanya.
Bianca Hasley
(Menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam bathub)
Dan di sinilah Zean berada, ia sedang mengumpulkan para pelayan. Selain mencari tahu siapa yang sudah mengijinkan Bianca masuk ke dalam kamar pribadinya, Zean bermaksud untuk menangkan diri.
Zeandra Federick
Shiit!❄ (Mengusap wajahnya frustasi)
Tentu saja, saat melihat tubuh polos Bianca membuatnya meremang dan panas dingin. Apalagi sang adik di bawah sana sudah meronta-ronta minta di puaskan.
Zeandra Federick
Kau seharusnya bangun hanya saat melihat Selena, bukan dia!❄ (Umpatnya pada si otoong)
Maid
Maid¹: Apa yang terjadi, kenapa kita semua berkumpul disini? (Berbisik)
Maid
Maid²: Mana aku tahu, tanyakan saja sendiri pada Tuan sana.
Maid
Maid¹: Kalau sudah seperti ini pasti ada sesuatu yang terjadi. Pasti nona muda sialan itu membuat masalah.
Maid
Maid²: Hush, jaga bicaramu! Kalau tuan Zean mendengarnya bisa habis kita.
Mereka berdua saling berbisik lirih. Tanpa tahu kalau saat ini Zean sedang memperhatikan keduanya.
Zeandra Federick
(Mendengar bisikan para Maid)
Zeandra Federick
(Tersenyum menyeringai seraya mengarahkan senjatanya)
Kedua Maid tersebut langsung tewas dengan kepala bocor. Ya, itulah seorang Zeandra Federick yang sebenarnya!
Didikan yang di berikan oleh Kenzi, sang paman. Berhasil membuat nya tidak punya rasa belas kasihan sama sekali.
Zeandra Federick
(Kembali menikmati minuman nya)
Mike (Asisten Pribadi)
Tuan, nyonya Baby dan tuan Rey--
Zeandra Federick
Katakan, siapa diantara kalian yang sudah berani membawa gadis itu masuk ke kamar pribadiku!❄
Mike (Asisten Pribadi)
(Merasa di acuhkan)
Mike (Asisten Pribadi)
Tuan, saya mohon dengarkan saya kali ini saja.
Zeandra Federick
(Tatapan membunuh)
Mike (Asisten Pribadi)
{Sial, aku lupa kalau tuan sedang dalam mode iblis}
Mike (Asisten Pribadi)
Lanjutkan saja Tuan. Saya akan pergi sekarang. (Hendak kabur)
Aluna (Kepala pelayan)
Saya yang sudah membawa nona Bianca masuk ke sana!
Aluna (Kepala pelayan)
(Menjawab tanpa rasa gugup sama sekali)
Zeandra Federick
(Tatapan datar seraya memainkan wine yang ada di dalam gelasnya)
Mike (Asisten Pribadi)
(Langkah terhenti) Aluna?
Mike berbalik dan berjalan mendekati Aluna yang saat ini sedang berlutut di hadapan Zean.
Aluna (Kepala pelayan)
Jadi saya siap menerima hukuman apapun dari anda!
Mike (Asisten Pribadi)
Kenapa kau malah mengatakannya, bukan kah kemarin kau minta bantuan ku untuk menolong mu?! (Berbisik lirih)
Aluna (Kepala pelayan)
Semua sudah terlambat!
Mike (Asisten Pribadi)
(Menarik tangan Aluna)
Aluna (Kepala pelayan)
Bodoh! Apa yang kau lakukan! Menyingkir sana! (Mengusir Mark)
Mike (Asisten Pribadi)
Tidak mau! Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu. (Rengeknya seperti bayi)
Aluna (Kepala pelayan)
Kau ini sebenarnya kenapa Mike?!
Zeandra Federick
(Bertepuk tangan)
Zeandra Federick
Wah, berani sekali kalian bermesraan di depan mataku.❄
Zeandra Federick
Sungguh, pasangan yang romantis.❄ (Berdiri dan mendekati mereka berdua)
Zean mengambil dua senjata sekaligus dan meletakkan tepat di dahi mereka berdua.
Mike (Asisten Pribadi)
(Menggenggam tangan Aluna)
Aluna (Kepala pelayan)
(Memejamkan mata pasrah)
Zeandra Federick
Orang-orang yang aku percaya, ternyata berani menusukku dari belakang.❄
Zeandra Federick
(Menarik pelatuknya) Bersiaplah untuk--
Belum selesai Zean bicara, sebuah tangan menarik telinganya dengan begitu kuat seakan ingin terlepas dari tempatnya.
Someone
Bagus sekali Zeandra Federick!
Zeandra Federick
(Berbalik) M-mom?!❄
Zeandra Federick
(Menelan saliva nya dengan susah payah)
Klik tombol favorit/subscribe🕊
Supaya tahu kapan cs ini up🕊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!