NovelToon NovelToon

Pesona Sopir Pribadiku

Chapter 1

Kanaya Abraham, gadis cantik yang masih berusia 18 tahun, cantik, pintar, dan manja, Kanaya terlahir dari keluarga yang kaya raya, semua yang ia inginkan pasti didapatkannya, ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara, Kanaya memiliki kakak laki-laki yang bernama Revan.

Kanaya adalah gadis yang cukup membuat kedua orangtuanya selalu pusing, karna kelakukan Putri mereka itu, pasalnya gadis itu selalu membuat kegaduhan, dan selalu ugal-ugalan, jika sudah berkendara dijalan raya, sebenarnya sih bukan ugal-ugalan, hanya saja gadis itu terlalu tidak sabar dengan pengendara lainnya, yang selalu lamban dalam berkendara, maka itu ia selalu menyalip setiap kendaraan yang ada didepannya, namun justru itu yang membuat nya sering ditegur oleh beberapa pengguna jalan, hingga akhirnya sampai ditelinga kedua orangtuanya, keduanya selalu mendapat laporan dari beberapa pihak terkait, setiap Kanaya melakukan kesalahan. Maka dari itu baik Suryo mau pun sang istri, memutuskan untuk mencari seorang sopir yang khusus untuk mengantar putri mereka tersebut kemanapun ia pergi, tanpa terkecuali, sebab mereka tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada putri kesayangan mereka tersebut.

✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓✓

'' Pagi pah, pagi mah.'' sapa nya sambil mengecup pipi kedua orangtuanya secara bergantian, dan menarik kursi yang ada didepannya lalu mendudukinya.

'' Ini sayang roti milikmu.'' ucap Maya sang ibu sambil menyodorkan piring yang berisikan roti yang sudah diolesi dengan selai stroberi kesukaan sang putri, tak lupa segelas susu sebagai pendampingnya.

'' Terimakasih mah.'' ucapnya yang langsung meminum susu tersebut.'' Oya bang Revan belum turun mah? tumben, biasanya dia paling duluan.'' ucapnya sambil menggigit roti miliknya.

'' Abangmu sudah pergi sejak tadi pagi, ada urusan mendadak katanya.'' jelas Maya menjawab pertanyaan putrinya, sedangkan Suryo sang papa terlihat sedang menikmati kopi hitam miliknya tanpa ingin ikut berkomentar.

Kanaya melirik sang papa yang terlihat tengah membaca koran,'' Papa..,,'' panggil Kanaya manja, gadis itu menggeser sedikit tempat duduknya mendekati Suryo, membuat lelaki paruh baya tersebut melirik anak gadisnya tersebut melalui ekor matanya, jika sudah begitu, Suryo tau jika putri bungsunya tersebut ada maunya.

'' Hem,'' ucap Suryo yang dijawab hanya dengan deheman.

'' Ih papa kok gitu sih? anak gadisnya ngomong juga kok dicuekin sih.'' protesnya sambil mencebikkan bibir. Suryo yang melihat anak gadisnya ngambek langsung melipat koran tersebut, lalu menatap wajah menggemaskan sang putri tercinta.

'' Iya, ini papa dengar, kamu mau bicara apa hem?'' tanya Suryo

'' Emm, itu pah, aku boleh ya kesekolah naik mobil sendiri? aku janji aku tidak akan ugal-ugalan lagi deh, lagian bosan pah terus disupiri, jadi boleh ya pah?'' rengeknya sambil membujuk sang papa

Namun belum sempat Suryo menjawab nya, Maya sang ibu lebih dulu menyela.' No sayang, kamu lupa kalau sebulan yang lalu kamu hampir saja menabrak anak orang? untung saja gk apa-apa, kalau gk mungkin kamu sudah diperkarakan dikantor polisi.'' ucap Maya yang mengingatkan sang anak

'' Tapi kan mah itu bukan salahnya aku, dia nya aja yang nyebrang jalan gk hati-hati, makanya hampir ketabrak.'' jawabnya membela diri

'' Tapi tetap saja itu membahayakan kamu, pokoknya mama gk mau kalau kamu nyetir sendiri titik gk pakai koma.'' ucap Maya, membuat Kanaya hanya bisa mendengus kesal.

'' Yang dikatakan mama kamu benar sayang, lagi pula papa sudah merekomendasikan supir baru buat kamu, dan nanti siang dia baru bisa datang, jadi Pagi ini kesekolahnya biar papa saja yang antar kamu.'' ucap Suryo

Ih mama dan papa nyebelin banget sih, lihat saja aku pasti akan buat supir baru itu gk betah bekerja dirumah ini.

Batinnya

DITEMPAT LAIN

Terlihat Revan sedang duduk bersama dengan seorang pria tampan disalah satu cafe,'' Loe serius dengan pekerjaan ini? padahal kan tadi niatnya gue cuma nanya sama loe doang, eh gk taunya malah loe yang mau daftar, lagian kenapa gk bekerja diperusahaan gue aja sih?'' ucap Revan pada pria tersebut

'' Gk lah, gue mau cari suasana baru aja, mungkin jika waktunya sudah tepat nanti, baru gue akan terusin usahan bokap gue.'' jawab pria tampan tersebut.

'' Terserah Lo aja Ren, Oya kapan loe akan mulai bekerja?'' sambung Revan lagi.

'' Nanti siang, gue disuruh bokap loe buat jemput adek loe disekolahannya.'' jawab pria tersebut yang ternyata bernama Reno Atmajha.

Reno Atmajha adalah teman sekaligus supir yang akan bekerja dikediaman keluarga Abraham, pria tampan dengan kulit putih bersih, tubuh tinggi berotot, dada bisep, membuat siapa saja yang melihat nya pasti akan terpesona, khususnya kaum hawa. Reno juga baru saja menyelesaikan S2 nya diluar negri, dan ia baru kembali sekitar dua bulan lalu, entah kenapa dia memilih menjadi supir pribadi untuk Putri dari keluarga Abraham tersebut, padahal orangtuanya sudah memintanya untuk bergabung diperusahaan keluarga mereka. Sebenarnya salah satu alasan Reno menjadi supir karna ingin menghindar dari perjodohan orangtuanya, ia tak ingin tinggal dirumah kedua orangtuanya, sebenarnya bisa saja Reno tinggal di apartemen, hanya saja pria itu tidak ingin jika dirinya selalu didatangi oleh wanita yang ingin dijodohkan dengannya tersebut.

***

Flashback

Beberapa tahun yang lalu, saat itu usia Reno masih berusia 15 tahun, saat itu ia sedang bertamu dengan kedua orangtuanya, kesalah satu rumah sahabat mereka, dan saat ia bermain dihalaman depan rumah tersebut, saat itu ia melihat ada seorang gadis kecil menangis sambil memegangi sebuah boneka, karna merasa penasaran Reno pun mendekati gadis kecil tersebut

'' Kamu kenapa gadis kecil?'' ucap Reno membuat gadis yang masih berusia sepuluh tahun tersebut menatap kearahnya, mata bulat itu berkedip berkali-kali, membuat Reno terpesona melihat nya, sangat menggemaskan dimatanya, meskipun masih terlihat sisa air mata dipipinya.

'' Kaki boneka beruang aku sobek kak, padahal ini boneka kesayangan aku.'' jawabnya yang masih sesegukan

'' Coba sini aku lihat.'' ucap Reno sambil melihat boneka tersebut.'' Ini sepertinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.'' sambung Reno membuat gadis kecil itu kembali menangis.

'' Huuaaa,,bonekaku...

'' Hei tenang, jangan menangis, ini sebagai gantinya bagai mana kalau aku beri gantungan kunci milikku, ini adalah benda kesayanganku.'' ucap Reno sambil mengambil benda tersebut dari dalam saku celananya, sebuah gantungan bergambar beruang madu, dan Reno selalu membawanya kemana pun ia pergi, baginya itu adalah sebuah jimat keberuntungan, dan sekarang ia memberikannya pada gadis kecil itu. Melihat gantungan kunci tersebut membuat gadis kecil itu seketika berhenti menangis.

'' Wah cantik sekali, ini beneran buat aku kak?''

'' Iya, itu sekarang menjadi milik kamu, jaga baik-baik ya? itu adalah benda kesayangan ku.'' ucap Reno

'' Terimakasih kak, aku pasti jaga milik kakak dengan baik, seperti menjaga hatiku yang suatu saat juga akan aku berikan untuk kakak.'' ucapnya sambil tersenyum. Reno sempat kaget mendengar ucapan gadis kecil itu, tapi sedetik kemudian ia tersenyum, dan tak terlalu menanggapi ucapan nya, karna ia tau jika mungkin itu hanya ucapan seorang gadis kecil, namun beskipun begitu entah kenapa ia malah mengharapkan ucapan gadis itu menjadi kenyataan.

'' Nay! Kanaya kamu dimana nak?'' panggil seseorang dari dalam rumah.

'' Jadi nama kamu Kanaya?''

'' Iya kak, oya kak maaf ya aku mau kedalam dulu, soalnya sudah dipanggil mama, sekali lagi terimakasih atas gantungan kuncinya.'' ucapnya sambil tersenyum, lalu tiba-tiba mengecup pipi Reno.'' Bye kakak tampan.'' sambung yang langsung berlari masuk kedalam rumah, sementara Reno masih mematung sambil memegangi pipinya yang baru saja dicium oleh gadis imut dan menggemaskan tersebut, ia memegangi dadanya yang merasakan sebuah desiran aneh.

'' Ada apa denganku? apa aku menyukai gadis kecil itu? bagai mana mungkin?'' gumamnya

Dan sejak pertemuan tersebut mereka tidak pernah lagi bertemu, sebab mereka harus pindah rumah kekota lain, sebab papanya pak Anton, mendapat tawaran kerja dengan gaji yang sangat menjanjikan, dan sejak saat itu mereka tidak pernah lagi kembali kekota asal mereka, sampai terdengar kabar jika ibu nya meninggal dan kedua orangtua Kanaya datang kekota dimana mereka tinggal saat itu. tapi sayangnya Revan dan Kanaya tidak bisa ikut karna ada kegiatan disekolah saat itu, dan setelah kepergian ibunya, Reno memilih untuk melanjutkan kuliah diluar negri, hingga tiga tahun kemudian terdengar kabar jika sang papa telah menikah lagi.

Flashback and

***

Saat ini Kanaya baru saja sampai disekolah, setelah turun dari mobil sang papa, dan berpamitan, remaja belia itu langsung menuju gerbang sekolah dengan sedikit berlari kecil

'' Nay,, kanaya...!" panggil seseorang pada Kanaya, membuat yang punya nama langsung menoleh keasal sumber suara.

'' Loh, kok loe disini? mobil loe dimana?'' tanya Kanaya pada orang tersebut, yang ternyata bernama Nina sahabat gadis itu.

'' Masuk bengkel, dan tadi gue berangkat sekolah naik taksi.' jawabnya.'' Yaudah masuk yuk!" sambungnya lagi sambil menarik tangan Kanaya menuju bangunan sekolah elit tersebut.

Sesampainya didalam kelas, Kanaya dan Nina langsung disambut oleh pemuda tampan yang tak lain adalah Dion pacar Kanaya, mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun.

'' Yang kok kamu disini sih?'' tanya Nay

'' Kenapa emang gk boleh aku ketemu pacar sendiri?''

'' Ya bukan gitu, sebentar lagi kan bel masuk kelas, nanti kamu kena marah loh kalau sampai ketahuan.'' jelas Kanaya.

'' Tau nih, masih pagi, dan waktu masih panjang kalee.'' ucap Nina mencibir.

'' Dih,diriku aja jadi cewek '' jawab Dion

'' Iri? sama kalian? yang benar aja.'' ucap Nina memutar bola matanya malas.

'' Jngan galak-galak, entah gk ada yang mau sama loe Nin.'' ucap pemuda yang bernama Dion tersebut.

'' Bodo amat, emang gue pikirin.'' jawanya yang membuat Kanaya hanya menggelengkan kepala mendengar pertengkaran tak berarti diantara keduanya.

***

Saat ini kedua gadis cantik itu sedang berada dikantin sekolah, untuk mengisi perut yang sudah keroncongan sejak tadi.'' Akhirnya kenyang juga '' ucap Nina, lalu mengambil tisu yang ada diatas meja tersebut, lalu mengelap mulutnya yang sedikit belepotan karna makanan tersebut. Sedangkan Kanaya merogoh ponsel miliknya saat mendengar bunyi yang berasal dari benda pipih persegi miliknya. Sepertinya gadis itu baru saja mendapatkan pesan dari seseorang.

'' Loe kenapa Nay? muka nya kecut gitu, memangnya dapat pesan dari siapa?'' tanya Nina sahabatnya

'' Bang Revan, dia bilang sopir gue udah nunggu didepan gerbang, sumpah malas banget gue rasanya pulang.'' ucap gadis itu dengan wajah lesu.

'' Lah nih anak, memangnya loe mau nginap digedung sekolah ini? udah lah terima aja, lagian apa salahnya coba punya sopir? kan enak dianterin kemana aja.'' ucap Nina, yang sialnya terdengar sangat menyebalkan ditelinga Kanaya.

'' Lagian percuma loe punya pacar, kalau menurut gue nih ya, kalau ketahuan keluarga loe juga, gue rasa gk akan apa-apa, dan gk akan kena marah, loe kan anak kesayangan.' sambung Nina.

'' Gk apa-apa gimana? loe lupa kalau bang Revan melarang gue buat pacaran? kalau dia tau, pasti gue digorok sama dia.'' ucap Kanaya mengingat kalau abangnya tersebut tidak suka jika adiknya itu berpacaran, dengan alasan masih sekolah. Dan selama satu tahun pacaran dengan Dion, Kanaya tidak pernah sekali pun membawa kekasihnya itu kerumah, dan karna Dion juga sangat mencintai Kanaya, maka pemuda itu tak pernah mempermasalahkannya.

'' Ya kalau loe mati kan gue bisa gantiin posisi loe.'' candanya sambil mengulum senyum

'' Nyebelin banget sih loe Nin,'' protesnya sambil memajukan bibirnya beberapa senti, membuat Nina terkekeh melihat nya.

Sementara itu didepan gerbang sekolah terlihat sebuah mobil sedan putih yang sudah terparkir disana, dan itu adalah mobil milik keluarga Kanaya, dengan Reno yang berada didalamnya.

Next

Chapter 2

Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa-siswi sekolah tersebut mulai berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing, saling berdesakan satu sama lain, seolah ingin berebut sembako yang dibagikan oleh pemerintah.

'' Mereka ini kenapa sih? setiap hari selalu berebut ingin cepat keluar lebih dulu,'' gerutu Nina saat tubuhnya terdorong oleh salah satu siswa yang hendak keluar dari kelas

'' Makanya keluarnya belakangan aja, lagi pula sembakonya masih banyak kok tenang aja.' ucap Kanaya sambil terkekeh diakhir kalimatnya.

'' Sialan loe, loe pikir gue emak-emak apa, yang rela berdesakan demi sembako.'' ucapnya sewot membuat Kanaya yang mendengar semangkin tergelak.

'' Loe mau pulang barang gue Nin?'' tanya Kanaya

'' Gk lah, gue udah pesan taksi online, lagian gue mau kerumah Tante gue dulu, mau ambil barang pesanan mama.'' ucapnya, yang diangguki pelan oleh Kanaya

'' Eh, tuh lihat laki loe udah datang, gue cabut duluan ya? bye-bye.'' ucapnya yang langsung meninggalkan Kanaya begitu melihat Dion datang

'' Hai sayang, itu si Nina kenapa buru-buru banget kayaknya?'' ucap Dion sambil melihat punggung sahabat dari kekasihnya tersebut yang kian menjauh, Kanaya hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

'' Oya kamu pulang sama siapa? dijemput lagi?'' tanya Dion keduanya melangkah menuju parkiran dimana motor milik Dion berada.

'' Iya, itu mobilnya udah parkir sejak tadi deh kayaknya.'' ucap Kanaya sambil menunjuk dengan dagu kearah mobil sedan putih milik orangtuanya.

'' Supirnya mana, kok gk turun? ayo biar aku anterin kamu kesana.'' ucap Dion sambil menggandeng tangan Kanaya.

'' Eh gk usah, disini aja, kamu mau kita ketahuan? nanti kalau sopir itu ngadu sama bang Revan gimana? udah kamu pulang lebih dulu aja, aku gk apa-apa kok.'' ucap Kanaya meyakinkan.

'' Padahal aku ingin sekali pulang sama kamu sayang.'' ucapnya, sambil memperhatikan wajah cantik kekasih hatinya, Dion menyelipkan anak rambut milik Kanaya dibelakang telinga, karna menghalangi wajah sang kekasih. Sedang kan didalam mobil Reno baru saja menyimpan ponsel miliknya, sepertinya lelaki itu baru saja selesai melakukan panggilan telepon. Reno menoleh kearah gerbang sekolah, dimana banyak siswa-siswi yang baru saja keluar dari gerbang tersebut, ada yang mengendarai mobil, motor, dan ada juga yang dijemput oleh supir mereka. Kini pria itu sudah berdiri diluar, Reno terus memperhatikan satu persatu wajah tersebut, untuk mengenali sosok putri majikannya, hingga matanya menyipit saat melihat dari kejauhan sosok gadis yang ia cari, Reno melihat Kanaya menggenggam tangan seorang pemuda lalu mengecupnya, membuat Reno yang melihat tersenyum sinis.

'' Gadis nakal.'' gumamnya pelan, lalu menyandarkan tubuhnya disamping mobil tersebut, dengan tangan yang dilipat diatas dada, jangan lupakan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, membuat nya semangkin terlihat keren, apa lagi sejak tadi banyak siswi yang keluar dari gedung sekolah tersebut yang terus memperhatikan sosoknya, menatap kagum karna ketampanan pria itu, namun Reno seolah tidak memperdulikan mereka, fokusnya hanya satu yaitu Kanaya. Dari balik kaca mata hitam itu matanya terus memperhatikan sepasang remaja tersebut.

'' Yasudah kalau begitu aku pulang duluan ya? kamu hati-hati.'' ucap Dion sambil mengecup kening kekasihnya

'' Iya, kamu juga.'' ucap Kanaya, setelah berpamitan Dion langsung menaiki motor sport miliknya, jangan lupakan helm yang juga sudah bertengger dikepalanya, dalam hati Kanaya berdecak kagum melihat betapa kerennya kekasihnya itu, Dion adalah salah satu cowok terpopuler disekolah, selain kaya, dan pintar, Dion juga memiliki ketampanan yang maksimal, banyak siswi yang menaruh hati padanya, tapi sayangnya mereka harus mengubur perasaan itu dalam-dalam, karna hati sang pujaan hati sudah terpaut pada sosok gadis cantik bernama Kanaya.

'' Hati-hati Dion!!'' ucap Kanaya setengah berteriak, saat Dion sudah menjalankan motor miliknya menuju gerbang sekolah, namun seketika pemuda itu memelankan laju motornya saat melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri dengan Coll nya didepan mobil yang ia tau jika mobil tersebut adalah milik kekasihnya.

Siapa pria ini, jelas dia bukan bang Revan, apa dia sopir baru yang dimaksud Kanaya? sepertinya tidak mungkin, karna penampilannya tidak memperlihatkan jika dia adalah seorang sopir.

Batin Dion berperang dalam hati, Dion sempat membuka kaca helm miliknya, untuk melihat lebih jelas pria yang berdiri disamping mobil Kanaya, seketika pandangan keduanya bertemu, menatap tajam satu sama lain, seolah memiliki dendam pribadi, padahal ini adalah kali pertamanya mereka bertemu. Setelah itu ia langsung melajukan kembali motor miliknya, sementara Reno hanya melirik sekilas kearah pemuda tersebut, dan fokusnya sekarang hanyalah pada gadis muda yang kini menjadi majikannya.

Setelah kepergian Dion, Kanaya melangkah gontai menuju dimana mobilnya terparkir sekarang, gadis belia itu berjalan sambil menundukan pandangannya, sebenarnya ia masih kesal pada papanya Suryo, karna tak mengijinkannya membawa mobil sendiri saat berangkat kesekolah.

Papa benar-benar nyebelin, masa aku yang udah sebesar ini masih saja disupirin

Gerutu batinnya, Kanaya yang kesal lalu menendang sebuah batu kerikil kesembarang arah, untuk melampiaskan semua rasa dihatinya. Sedangkan tak jauh dari tempat gadis itu berjalan, Reno terus memperhatikannya hingga tiba-tiba pria itu berlari kearah Kanaya, saat melihat gadis tersebut hendak disenggol oleh sepeda motor yang melintas disampingnya.

'' Nona awas!!" teriak Reno sambil menarik tangan gadis itu menjauh dari kendaraan yang hampir menabrak Kanaya, dan mereka adalah siswa dari sekolah yang sama, yang mengendarai motor secara ugal-ugalan.

'' Aakkhh..,,'' teriak Kanaya saat tangannya ditarik dengan kuat oleh seseorang, tubuhnya seolah melayang membuat kepalanya sedikit merasa pusing.

'' Anda tidak apa-apa nona? apa ada yang terluka?'' tanya Reno sambil memperhatikan tubuh gadis tersebut takut ada yang terluka. Sedangkan yang ditanya hanya diam sambil menatap wajah lelaki yang ada dihadapannya, lebih tepatnya melongo dengan bibir yang terbuka lebar, hingga suara jentikan jari Reno menyadarkannya dari lamunan.

'' Nona apa kau baik-baik saja?'' ulang Reno dengan suara bass nya, membuat Kanaya langsung menganggukan kepalanya.

'' Iya, aku baik, terimakasih.'' jawabnya cepat

'' Syukurlah kalau begitu, tadinya saya pikir anda terluka, memang anak jaman sekarang kalau berkendara sangat membahayakan orang lain, dengan ugal-ugalan seperti itu.'' ucapnya dengan nada kesal. Kanaya yang mendengar hanya mengangguk-anggukan kepalanya, setelah itu pandangannya beralih pada mobil miliknya, ia melihat tak ada siapapun didalam mobil tersebut, membuat Kanaya merasa kesal, dalam hati gadis itu berjanji akan membuat sopir tersebut tidak betah bekerja dikeluarga mereka.

'' Nona apakah kita akan pulang sekarang?'' tanya Reno membuat Kanaya langsung mengalihkan atensinya pada pria tampan tersebut.

'' Nona?'' panggil Reno lagi

Kanaya menoleh kekiri dan kanan, untuk memastikan jika pria yang ada dihadapannya itu tidak sedang bicara dengan orang lain.

'' Kau memangil ku?'' tanya Kanaya sambil menunjuk pada dirinya sendiri

'' Memangnya siapa lagi, bukankah hanya ada anda dan saya disini? jadi bagai mana, apa kita bisa pergi sekarang?'' ulang Reno membuat gadis itu mengerutkan dahi.

Gila nih cowok, tampan sih tampan, tapi melakukannya? mentang-mentang tadi sudah menolongku, sekarang dengan terang-terangan mengajak aku pergi bersamanya, enak saja, memang dia pikir aku cewek apaan.

Batin Kanaya kesal

'' Nona!" panggil Reno sekali lagi, membuat Kanaya tersentak kaget.

'' Apa sih? panggil-pangil.'' jawab Kanaya tak suka

'' Habisnya saya bertanya anda diam saja, sepertinya anda punya hoby melamun ya?'' ucap Reno membuat Kanaya berdecak kesal mendengar nya

'' Jangan sok akrap kamu, lagi pula jangan mentang-mentang kamu sudah menolong saya, kamu bisa berbuat seenaknya ya? saya bisa berteriak kalau kamu berani macam-macam sama saya.'' ancam Kanaya

'' Maksud anda apa nona? apa saya salah, jika bertanya pada majikan saya sendiri?'' tanya Reno, membuat mata Kanaya langsung melotot mendengarnya

'' Hah majikan??

Next

Chapter 3

Saat ini Kanaya sudah berada didalam mobil bersama Reno yang juga sudah berada dibalik kursi kemudi, sebelum menjalankan mobil nya, ia sempat melirik kearah kursi penumpang, dari kaca spion depan, dimana saat ini Kanaya berada, dan kebetulan juga saat itu gadis tersebut sedang menatap kearahnya membuat pandangan mereka seketika bertemu disana, Kanaya cepat-cepat memutuskan pandangan nya saat melihat Reno tersenyum padanya melalui kaca spion.

Oh astaga jantung ku, kenapa berdebar seperti ini? rasanya mau copot, sepertinya jantungku sedang bermasalah deh.

Batinnya sambil memegangi dada nya yang terasa berdebar.

'' Nona apa anda baik-baik saja?'' tanya Reno, membuat Kanaya langsung menoleh kearahnya

'' Iya saya baik, memangnya kenapa?''

'' Tidak, saya hanya memastikan saja.'' ucap Reno, lalu kembali fokus pada jalan yang ada didepannya saat ini

Apa benar dia adalah sopir yang dipekerjakan oleh papa? tapi kok penampilannya sekeren itu ya, dia lebih mirip seorang model daripada seorang sopir

Batin Kanaya, yang tanpa sadar memuji sopir nya sendiri, sungguh gadis itu sangat penasaran, rasanya tak sabar ia ingin cepat sampai rumah dan mempertanyakan soal sopir barunya tersebut.

'' Maaf nona apakah ada yang ingin anda tanya kan pada saya?'' ucap Reno sambil melirik Kanaya dari kaca spion depan, pria itu seolah tau apa yang sedang dipikirkan oleh nona nya itu tentang dirinya.

'' Hah? tidak, memangnya apa yang harus saya tanyakan lagi sama kamu? lagi pula bukannya kau tadi sudah menjelaskan semuanya pada saya.'' ucap Kanaya sambil bertatap mata dengan Reno dari kaca spion depan, lalu kembali memutuskannya dengan cepat.

Astaga mata itu kenapa tajam banget sih

Batin gadis belia tersebut sambil menggeleng pelan

Hening berapa saat, tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut keduanya setelah itu, hingga tak terasa mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan gerbang rumah keluarga Abraham. Setelah memarkirkan mobil Kanaya langsung turun, bersamaan itu terlihat Maya sang ibu baru saja keluar dari rumah.

'' Eh sayang kamu sudah pulang?'' ucapnya sambil tersenyum, lalu pandangannya beralih pada sosok pria tampan yang baru saja keluar dari dalam mobil

'' Reno kamu gk kesulitan kan mencari gadis ini tadi saat disekolah?'' ucapnya pada Reno, sambil melirik pada putrinya.

'' Tidak bu, wajah nona berbeda dari gadis lainnya, makanya saya bisa langsung mengenalinya.' jawab Reno, sambil melirik kearah Kanaya sekilas

'' Ya iyalah beda, masa sama, kalau sama berarti kita semua satu pabrik dong.'' ucapnya dengan nada kesal, namun mampu membuat Reno, mau pun Maya hanya bisa mengulum senyum saat mendengar nya

'' Sudah-sudah, dengar ya Nay! mulai sekarang Reno ini adalah sopir pribadi kamu, yang akan mengantar kemana pun kamu pergi, dan jangan pernah kamu coba-coba mengendarai mobil sendirian tanpa Reno.'' ucap Maya tegas, membuat Kanaya hanya bisa mendengus kesal, lalu melirik kearah Reno dengan sinis, seolah memusuhi sopir barunya tersebut.

'' Mah jadi benar kalau dia itu sopir ku?'' ucapnya tak suka, entah kenapa ia merasa kesal menerima kenyataan jika Reno adalah sopir pribadinya, mungkin karna Kanaya merasa jika pria yang ada dihadapannya sekarang lawan yang cukup tangguh, dan mungkin tak akan mudah untuk disingkirkan.

'' Bukankah tadi mama sudah memberitahukannya padamu? apa masih kurang jelas? mama tau kamu tidak suka dengan keputusan ini, tapi kami sebagai orangtua hanya memastikan keselamatan kamu sayang, kamu mengerti kan maksud mama?' ucap Maya

'' Mengerti mah, yasudah kalau gitu aku masuk dulu.'' ucapnya yang malas berdebat, karna menurutnya percuma saja bicara pada ibunya itu, karna mau bagai mana pun ia merengek pada Maya, maka wanita paruh baya itu tidak akan mengabulkan keinginannya, jika menurutnya yang diminta oleh putrinya itu akan membahayakan. Akhirnya dengan langkah gontai Kanaya langsung masuk kedalam rumah meninggalkan mamanya diluar bersama sopir barunya.

'' Ren, masuk dan istirahatlah, bik Darmi sudah membereskan kamar tamu untukmu.'' ucap Maya

'' Bisakah kamar biasa saja bu, seperti pekerja lainnya? saya kan pekerja disini, dan saya hanya tidak ingin membuat pekerja lain merasa iri pada saya, jika saya diistimewakan dirumah ini oleh Bu Maya dan pak Suryo.'' ucap Reno

'' Reno jangan buat Tante bertambah malu dong, kamu kan sahabatnya Revan, anaknya Toni, teman kuliah Tante dan om Suryo, jadi jangan bersikap formal seperti itu, masa panggilnya ibu dan bapak sih? panggil Tante dong, lagian ya, kamu itu sudah kami anggap sebagai anak sendiri, jadi anggap saja kalau ini rumah kamu sendiri.'' ucap Maya,, awalnya Maya sedikit kaget saat suaminya mengatakan jika sopir baru untuk Kanaya Putri mereka adalah Reno Atmajha sahabat Revan, sekaligus putra dari teman kuliah mereka dulu, hanya saja Reno berpesan pada keduanya untuk tidak memberitahukan nya pada Toni papanya, jika dirinya tinggal bersama mereka dan bekerja sebagai sopir dirumah keluarga mereka. Suryo dan Maya tak tau alasannya kenapa Reno yang mereka tau lulusan S2 dari luar negri mau bekerja sebagai sopir, padahal yang mereka tau perusahaan orangtuanya sangat lah sukses, namun apapun alasannya baik Suryo atau pun Maya selalu mendukung apapun keputusan dari sahabat putra mereka itu, asal itu yang terbaik untuk nya.

'' Baiklah terserah Tante saja, tapi kalau didepan Kana saya panggil seperti tadi Tante tidak keberatan kan?'' tanya Reno memastikan

'' Iya, terserah kamu saja.'' ucap Maya sambil menggelengkan kepalanya.

......................

Dikamarnya terlihat Kanaya baru saja mengganti pakaian nya dengan kaos tipis oversize polos berwarna putih, sedangkan bawahan nya ia menggunakan hotpants yang hanya menutupi inti tubuhnya, bahkan sangkin pendeknya kain tersebut tenggelam, tertutup oleh kaos yang digunakan oleh Kanaya. gadis cantik itu melangkah menuju kulkas mini yang ada dikamarnya untuk mengambil minuman dingin,'' Yah kok gk ada sih? padahal kemarin aku udah suruh bik Darmi buat isi minuman didalamnya, pasti tuh bibi lupa lagi.'' gerutunya, dengan malas akhirnya Kanaya pun keluar dari kamar untuk mengambil minuman dingin dibawah.

Tak-tak-tak

Terdengar suara sendal jepit milik gadis tersebut, terlihat saat itu Kanaya sedang menuruni anak tangga, setelah sampai di bawah, ia pun langsung melangkah menuju lemari es yang berada tak jauh dari dapur. Gadis itu membuka lemari pendingin tersebut, lalu mengambil satu botol air mineral dan langsung meneguknya sambil berdiri

Glek-glek-glek

'' Nona tidak baik kalau anda minum sambil berdiri." terdengar suara seseorang, membuat Kanaya yang saat itu masih meneguk minumannya mencari kearah sumber suara, namun seketika ia tersedak kala melihat siapa pemilik suara tersebut, hingga air didalam botol yang masih menempel dibibirnya tumpah hingga membasahi kaos yang ia gunakan.

Uhuk-uhuk

'' Nona anda tidak apa-apa?'' tanya orang tersebut yang tak lain adalah Reno

'' Apanya yang gk apa-apa? memangnya kamu gk lihat kalau baju saya basah hah? lihat ini baju saya jadi basah semua.'' ucap Kanaya marah, sambil tangannya menunjuk kearah bajunya yang basah, dan secara reflek Reno pun menatap kearah yang ditunjuk oleh Kanaya, namun seketika wajahnya memerah, lalu langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, Kanaya yang melihat reaksi aneh pria tersebut mengerenyit heran.

'' Kenapa kamu wajahnya merah gitu? aneh banget.'' ucap nya, namun Reno tidak menjawab, ia hanya berdehem untuk menetral kan sedikit rasa gugup yang dideranya.

'' Nih orang aneh banget sih,ditanya bukannya jawab.'' gerutu nya, namun saat pandangannya ia alihkan pada kaos basah miliknya, seketika wajah nya langsung memerah, saat melihat pakaian dal*am yang ia kenakan tercetak jelas didepan wajahnya, lebih tepatnya didepan Reno.

Next

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!