Eca tidak menyangka setelah pemakaman suaminya berakhir,Eca diusir dari rumah pemberian suaminya dan tidak boleh kembali lagi untuk selamanya, membuat Eca merasa sedih sekali karena musibah yang menimpa suaminya, justru Eca tidak memiliki rumah lagi.
“ Hidup berdua sayang, bunda bingung harus tinggal dimana sekarang, keluarga ayah tega sekali dengan kita sayang” Ucap Eca dengan sedih,karena sekarang Eca harus tinggal dimana bersama anaknya yang masih
kecil.
“ Pergi sekarang, karena rumah beserta isinya akan menjadi milik kita, kamu sudah cukup puas hidup enak selama disini, jangan pernah kembali ke rumah ini lagi, karena dari awal kita tidak menerima kehadiran kamu dikeluarga kita, dan sebagai belas kasihan kita akan kita berikan uang dua juta, itu uang terakhir yang kita berikan untuk anak kamu!” Bentak Mertuanya Eca sambil melempar koper dan amplop berisi uang didepan Eca
“ Silahkan keluar sekarang dari rumah ini” Ucap Kaka iparnya Eca, yang senyum kemenangan karena bisa menguasai harta adiknya keseluruhan dan tidak membiarkan Eca dan anaknya yang berkuasa.
“ Baik, saya akan pergi dari rumah ini dan silahkan kalian menikmati harta anak yatim, semoga hidup kalian bahagia dan berkah merampas hak anak yatim” Lanjut Eca yang pasrah diusir dari rumah almarhum suaminya, dari pada tinggal bersama keluarga suaminya yang tidak pernah suka akan kehadiran Eca yang akhirnya tidak akan pernah merasa bahagia sama sekali
“ Orang miskin yah harus kembali miskin dong, tidak pantas menikmati harta peninggalan anak saya, enak saja hidup enak tanpa melakukan apapun, karena saya masih kasihan dengan kamu dan cucu saya yang malang, saya
berikan uang didalam amplop itu dan jangan pernah datang lagi kerumah ini setelah kamu terima uang itu” Lanjut Mertunya Eca, sambil melemparkan amplop coklat didepannya Eca
“ Pungut lah uang itu dan pergi jauh jauh dari sini, karena kalian tidak pantas ada dirumah ini lagi” Lanjut Kaka Iparnya Eca dengan sombongnya
“ Terimakasih bunda atas bantuannya dan kalo begitu saya pamit kalo begitu, terimakasih pernah menjadi mertua saya walaupun cuman sebentar” Lanjut Eca yang tidak bisa menahan air mata yang terus membasahi wajahnya, Eca dengan berat hati ambil uang yang dilempar mertuanya tadi, karena kalo ditolak Eca tidak memiliki uang sama sekali dan Eca langsung jalan keluar rumah dengan perasaan yang sedih dan merasa terhina dengan sikap seenaknya mertua dan kaka iparnya
“ Akhirnya perempuan sampah itu pergi juga bersama anaknya, dengan begini kita bisa menguasai harta peninggalan adik saya yang jumlahnya tidak sedikit ini, dan kita semakin kaya mendadak setelah menguasai perusahaan dan uang peninggalan adik yang malang
Dilain sisi, Eca gendong anak satu satunya sambil mencari rumah sederhana yang bisa ditempati, uang pemberian mertuanya cukup banyak yang bisa Eca pakai untuk sewa rumah dan bisa jualan makanan demi mempertahankan
hidupnya
“ Bunda, kita mau tinggal dimana?” Tanya Anaknya Eca yang mulai ngantuk tapi tidak tega tidur dalam pelukan Eca
“ Entahlah sayang, bunda juga bingung mau tinggal dimana sayang, soalnya kontrakan disini semuanya mahal sekali dan uang pemberian nenek tidak terlalu banyak” Ucap Eca yang merasa kasihan melihat anaknya yang
kepanasan karena Eca terus jalan, sambil mencari rumah yang bisa disewa
“ Maaf jika saya tidak sopan, tadi saya denger putri anda bilang, mau tinggal dimana? Apa anda mau ngontrak di rumah saya? Saya ada kontrakan kosong?” Tanya Pemilik kontrakan yang tidak tega melihat perempuan muda, yang jalan kaki demi mencari kontrakan kosong
“ Seriusan bu? Iyah betul sekali bu, kami memang mencari tempat tinggal untuk saya dan anak saya tinggal?” Tanya Eca tidak percaya karena tiba tiba ketemu orang yang punya kontrakan
“ Mari ikut saya” Lanjut Pemilik kontrakan yang tidak tega melihat anak kecil panas panasan, karena orang tuanya tidak memiliki rumah sama sekali
Eca ikutin perempuan yang punya kontrakan,Eca berharap harga kontrakannya tidak mahal supaya Eca masih punya uang untuk jualan demi mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berdua dengan anak satu satunya
“ Ini kontrakan saya, tidak luas sih tapi lumayan nyaman untuk tempat tinggal kalian, kamu ada uang berapa untuk sewa rumah ini? Saya kasihan melihat kamu gendong anak kamu demi cari tempat tinggal?” Tanya Pemilik kontrakan, yang akan sesuaikan bayar sewa dengan kemampuannya Eca
“ Maaf bu, cuman ada lima juta saja bu” Lanjut Eca malu, karena uang yang ada saja pemberian mantan mertunya
“ Baik lah, karena kamu kesini sepertinya tidak punya barang apapun dan saya tidak peduli dengan masalah pribadi kamu, saya cuman mau bantu anak kamu saja, saya kasih bayar sewa rumah ini dua juta saja, selama enam bulan saya kasih kesempatan kamu untuk bisa memiliki uang lebih, setelah enam bulan baru saya tagih sesuai tariff normal setiap saya berikan kontrakan ke orang orang, saya harap kamu tinggal disini tidak melakukan kesalahan apapun dan kesiapapun yah, saya cuman tolongin anak kamu saja, jadi jangan bikin masalah selama tinggal disini” Tegas Pemilik kontrakan, berharap orang yang dibantunya tidak melakukan kesalahan apapun,selama tinggal dirumahnya
“ Alhamdulillah ya allah, ketemu orang baik, terimakasih bu sudah memberikan saya keringanan bayar sewa kontrak rumah ini, dua juta selama enam bulan, insya allah mulai besok saya akan jualan kue bu untuk memenuhi
kebutuhan hidup saya dan anak saya, insya allah enam bulan kedepan saya mampu bayar sewa rumah ini sesuai ibu inginkan, dan saya janji akan jaga sikap dan ucapan saya selama tinggal disini supaya tidak menimbulkan masalah apapun,sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya bu” Lanjut Eca bahagia sekali, karena ada orang baik yang mau menolongnya memberikan sewa rumah murah apa lagi selama enam bulan
“ Yah sama sama, oh yah nama kamu siapa?” Tanya Pemilik kontrakan, merasa lega melihat anak kecil didepanya, sudah tidak kepanasan lagi
“ Nama saya Eca dan ini anak saya, namanya Bulan umurnya tiga tahun dan ini bu uang sewanya, sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya bu, saya akan selalu ingat pesan anda untuk saya tidak mencari masalah selema tinggal disini dan saya akan mencari uang untuk bisa bayar sewa kontrakan sesuai tariff yang biasa anda berikan untuk orang lain” Lanjut Eca memberikan uang sewa kepemilik rumah
“ Bagus Eca dan Bulan sudah bisa tidur nyenyak sekarang sudah tidak kepanasan lagi yah nak, baik lah Eca saya pamit pulang dulu yah, besok saya kesini lagi untuk melihat apa yang mau kamu jual selama tinggal disini” Lanjut Pemilik kontrakan merasa lega melihat Bulan, sudah tidak kepanasan dan kena debu seperti tadi
“ Terimakasih bu atas bantuannya ke bunda saya” Ucap Bulan yang sudah bisa bicara dengan lancar
“ Sama sama anak cantic” Lanjut Pemilik kontrakan langsung pergi, meninggalkan rumahnya Eca dan kembali ke rumahnya
“ Alhamdulillah sayang, mulai sekarang kita tinggal disini dan besok kita akan mulai jualan sayang” Lanjut Eca langsung kunci pintu rumah, setelah pemilik kontrakan pergi dan meninggalkan Eca dan Bulan di rumah kosong,
yang akan menjadi tempat tinggal Eca dan Bulan
Eca yang terbiasa bangun pagi, berusaha membersihkan rumah barunya, untungnya kemarin Eca sempet belanja kebutuhan pribadinya, jadi bisa pel rumah baru, cuci baju, dan beli setrikaan, beberapa perlengkapan makan, dan beberapa perlengkapan masak.
" Uang pemberian mertua, alhamdulillah masih sisa banyak, bisa beli bahan membuat kue dan alhamdulillah bisa beli kulkas jadi bisa simpan dagangan kedalam kulkas" Ucap Eca yang merapihkan bahan bahan membuat kue disamping kompor, setelah beberes rencananya Eca mau mulai membuat kue, yah biasa Eca buat untuk almarhum suaminya
Dilain sisi, Alindo siap siap berangkat kerja, Alindo yang tidak sengaja ketemu dengan Eca semalam setelah pulang kerja, merasa kagum melihat wajahnya Eca, apa lagi dengan tenang gendong anak kecil
" Perempuan yang semalam cantiknya, apa dia ada suaminya apa tidak yah, kalo dia sendirian kan bisa dideketin dan sepertinya masih muda lagi, dan lebih cantik dari pada Adelia yang tidak bisa merawat diri sama sekali, alasannya sibuk urus rumah dan anak terus" Batin Alindo yang masih ingat betapa cantiknya Eca dan ingin sekali bisa kenalan langsung dengan Eca
Dilain sisi, Eca dan bulan sapu halaman rumah, karena Bulan paksa Eca untuk mengijinkan Bulan juga sapu halaman rumah
" Bulan sayang, apa Bulan cape? Sudah sana main didalam saja, semalam kan kita beli mainan untuk Bulan bisa dimainkan sekarang nak?" Tanya Eca tidak tega membiarkan Bulan cape karena ikut sapu halaman rumah
" Tidak bunda, Bulan tidak tega membiarkan Bunda sendirian sapu halaman rumah dan Bulan main saja didalam rumah" Ucap Bulan yang mengerti apa yang dialami Eca sekarang
" Masya allah anak bunda, perhatian sekali sih sayang, terimakasih yah mau cape cape bantu bunda, jangan paksa kan diri untuk angkat barang barang yang berat yah sayang" Lanjut Eca merasa tidak tega, anak sekecil Bulan sudah mengerti apa yang dialami Eca saat ini
" Kamu baru pindah kesini?" Tanya Alindo tiba tiba, saat Alindo mau berangkat kerja, tidak sengaja melihat Eca sapu halaman rumah dan menghampiri Eca untuk kenalan langsung
" Iyah saya baru pindah kemarin" Ucap Eca ramah dan berusaha tidak takut dengan kehadiran Aliando tiba tiba
" Saya rumahnya disebelah, salam kenal yah, nama saya Aliando dan jika membutuhkan apapun jangan malu malu untuk minta bantuan yah, kamu cantik sekali sapu halaman rumah saja sudah wangi dan makeup lagi, cantik kamu sempurna sekali pagi ini" Lanjut Aliando terus terang dan tidak malu memuji kecantikan Eca dan memperhatikan jika Eca sudah mandi dan makeup segala
" Salam kenal juga, nama saya Eca dan terimakasih atas pujiannya" Lanjut Eca tersipu malu, dengan pujiannya Aliando tadi
" Saya berangkat kerja dulu yah cantik dan sampai jumpa nanti sore yah, nanti sore sudah mandi dan makeup seperti ini yah, pakai parfum seperti pagi ini yah, membuat kamu terlihat semakin sempurna kecantikannya" Puji Aliando, Alindo langsung naik motornya, Alindo terpaksa meninggalkan rumahnya Eca karena harus berangkat kerja
" Insya allah" Lanjut Eca tersipu malu, karena Aliando terang terangan puji Eca dan minta Eca nanti sore sudah mandi, pakai parfum, dan makeup segala
Alindo senyum manis kearah Eca, sambil melihat Eca dari ujung kaki sampai ujung rambut, setelah puas memperhatikan Eca, langsung pergi meninggalkan rumah Eca sebelum Adelia curiga, karena Alindo bukannya berangkat kerja, justru ngobrol santai bersama tetangga baru
Eca yang melihat Aliando pergi, langsung senyum senyum sendiri saat ingat ucapan demi ucapan yang disampaikan Aliando tadi, apa lagi Aliando minta Eca nanti sore sudah rapih dan sudah mandi segala
Dilain sisi, Adelia setelah masak langsung cuci baju, karena Aliando sudah berangkat kerja dan Adeli langsung merapihkan rumah seorang diri, Adelia berusaha tetep urusin suaminya walaupun sibuk urus rumah dan urus anak sendirian.
" Waktunya beberes, mumpung ayah kerja, jadi tidak ada yang marah lagi cuman karena dicuekin, harus sabar punya suami yang cemburuan padahal ke anak sendiri, cuman karena merasa tidak diurus sama sekali" Ucap Adelia berusaha mengerti keinginannya Aliando yang mau diperhatikan walaupun punya anak, dan tidak suka diabaikan alasan karena anak dan urus rumah sendirian.
Dilain sisi, Eca siap siap membuat kue untuk dijual keliling, Eca berusaha tenang menerima takdir hidupnya sekarang, yang harus bisa mandiri demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari bersama Bulan.
" Bunda, mau buat kue apa?" Tanya Bulan, yang tidak merasa lelah sudah bantuin Eca sapu halaman rumah
" Kue donat sayang, ada beberapa topping lainnya, bunda sudah masukin toppingnya kedalam plastik, supaya pas keliling nanti tidak susah kitanya sayang" Ucap Eca, yang sejujurnya tidak tega ajak Bulan keliling kampung untuk jualan donat, tapi Eca juga bingung harus menitipkan Bulan kesiapa selama Eca jualan
" Asik jualan donat, nanti Bulan bantu yah bunda, supaya jualannya habis terjual" Lanjut Bulan pertama kalinya banttuin Eca jualan apa lagi keliling kampung
" Boleh sayang, boleh sekali bantuin bunda" Lanjut Eca terpaksa memberikan ijin Bulan untuk ikut jualan nanti
Bulan memperhatikan Eca membuat donat, supaya Bulan bisa membantu Eca jualan donat dan membuat donat bersama Eca
Dilain sisi, Keluarga almarhum suaminya Eca marah besar, karena diam diam anaknya membuat surat wasiat jika seluruh harta anaknya, diberikan untuk Eca dan anaknya, bahkan keluarga besarnya tidak diberikan sedikit pun.
" Jika anda dan keluarga, ingin menikmati harta peninggalan anak anda, anda harus bisa ketemu dengan Eca dan suruh Eca tinggal disini, apa lagi disaat dewasa anaknya yang akan menjalankan perusahaannya, terus untuk sekarang asistennya yang akan ke rumah, untuk memberikan dokumen untuk ditanda tangani, persetujuan proyek yang lagi dikerjakan untuk diserahkan ke clien" Ucap Pengacara dengan serius, membacakan isi surat wasiat yang sudah dibuat beberapa bulan sebelum mengalami kecelakaan
" Apa disaat Eca disini dan kita paksa Eca untuk alihkan harta kekayaan ini, untuk kita apa bisa? " Tanya Mertuanya Eca yang tidak terima jika Eca dan anaknya, menikmati harta peninggalan anaknya
" Tidak bisa, didalam surat wasiat, disebutkan bahwa Eca dilarang keras untuk serahkan harta peninggalan ke kalian, apapun alasannya harta peninggalannya sepenuhnya untuk Eca dan anaknya, kalian tidak bisa usir Eca dari rumah ini dan tidak bisa melarang Eca pakai barang barang peninggalannya" Lanjut Pengacara, yang sudah selesai membacakan surat wasiat clientnya
" Sial, seharusnya kita jangan usir Eca kemarin dari rumah ini, jadinya sekarang kita susah untuk pakai ATM adik kamu kan, jika tidak ada persetujuannya Eca sama sekali, bahkan kita tidak bisa paksa Eca untuk alihkan harta harta ini, sial sial" Protes Mertuanya Eca menyesal sudah usir Eca seenaknya kemarin dan sekarang jadi sudah pakai uang peninggalan anaknya, dan mau cari kemana keberadaannya Eca dan anaknya sekarang.
Pengacara jadi mengerti, kenapa clientnya membuat surat wasiat tiba tiba seperti itu, dan mengerti kenapa keluarganya tidak bisa paksa Eca untuk mengganti kepemilikian harta dan perusahaan peninggalannya begitu saja
Eca setelah periksa barang dagangannya sudah dimasukan kedalam keranjang semuanya,mulai keliling kampong menjual donat buatannya sendiri sambil ditemani oleh Bulan, Eca merasa bersyukur sekali karena cuacanya sangat mendukung.
“ Bunda itu banyak yang main dilapangan” Ucap Bulan melihat anak anak yang main dilapangan
“ Bener sayang, baiklah sayang, kita akan menawarkan donat ke mereka sekarang” Ucap Eca berharap donatnya habis terjual
“ Donatnya berapaan?” Tanya Tetangganya Eca yang senyum sambil melihat Eca dari ujung kaki sampai ujung kepala
“ Seribu satunya pak, mau beli beraapa?” Tanya Eca berusaha sopan dan ramah, walaupun rishi diperhatikan yang berbeda dari orang yang baru dikenalnya
“ Cantik cantic kok panas panasan sih buat jualan donat seperti ini, dari pada cape cape jualan lebih baik kita jalan jalan yuk, anak cantic itu juga pasti sudah lelah ikutin kamu jualan kan?” Tanya Tetangganya Eca yang tidak tega melihat Eca panas panasan, sambil keliling jualan sambil bawa anak
“ Tidak usah pak, terimakasih atas tawarannya, kalo begitu saya permisi dulu” Lanjut Eca langsung gandeng tangannya Bulan untuk melanjutkan jualannya
“ Sial ditolak, masih pagi sih masih ramai orang disini, jika sudah malam akan saya paksa, dia menarik juga sepertinya bukan orang susah dia, putih, dan cantic sekali” Lanjut Tetangganya Eca kesal karena Eca menolak ajakannya, lebih memilih panas panasan untuk jualan donat keliling kampong
Dilain sisi, Mertuanya Eca bener bener pusing, Karena tidak bisa pakai ATM peninggalan anaknya sama sekali, bahkan mobil pun dibawa pengacara sampai Eca dan Bulan ketemu baru dikasih langsung ke Eca
“ Harus bagaimana ini, semuanya bener bener untuk perempuan kampong itu, kita tidak bisa pakai sama sekali, mobil disita dan kita diusir dari rumah mewah ini, selama Eca tidak kita ketemukan sama sekali, sungguh tega
sekali ke kita” Protes Mertuanya Eca kesal, karena sama sekali tidak bisa menikmati harta peninggalan anaknya sama sekali
“ Kita harus mencari dia kemana coba dan sudah dua hari Eca pergi, jika tahu akan seperti ini, tentunya Eca tidak akan kita usir, dan sekarang kita tidak bisa melakukan apapun dirumah mewah ini, bahkan perusahaan pun sepenuhnya dijalanin asistenya dan tidak akan membiarkan kita yang ambil alih selama tidak ada Eca disini” Ucap Kaka Iparnya Eca kesal, karena surat wasiat peninggalan adiknya, sepenuhnya untuk Eca dan tidak setuju jika Eca
menggantikan ahli waris.
“ Entah lah, waktu kita dirumah ini dua hari lagi, mencari Eca jika bayar orang pastinya rugi untuk kita kan, ah sial sekali kita dibikin susah seperti ini” Lanjut Mertunya Eca kesal, karena sama sekali tidak bisa menikmati harta anaknya sama sekali.
Dilain sisi, Aliando keingat wajah cantiknya Eca, langsing, dan putih, membuat Aliando kagum melihat Eca masih pagi sudah rapih dan wangi, apa lagi untuk kegiatan sapu halaman rumah saja sudah rapih seperti itu.
“ Astaga, cinta pada pandangan pertama, jadi tidak sabar ingin secapatnya pulang dan ketemu dengan Eca, enaknya bawain apa yah untuk Eca perempuan cantic itu, semoga Adelia atau tetangga yang lain tidak melihat saya bawa makanan ke rumahnya Eca” Batin Aliando yang tidak sabar ingin ketemu dengan Eca nanti sore
Dilain sisi, Bulan melihat jualannya Eca habis terjual, merasa bahagia karena tidak sia sia temani Eca keliling kampong untuk jualin donat.
“ Alhamdulillah bunda habis, yuk belanja bunda supaya tidak malam kita pulang belanjanya” Ucap Bulan bahagia karena bunda nya, akhirnya punya uang lagi
“ Iyah sayang, tapi sejujurnya bunda tidak tega, ajak Bulan belanja tapi Bulan dirumah sendirian juga tidak mungkin” Ucap Eca bingung harus bagaimana, karena sudah membuat Bulan cape keliling kampong untuk jualan,masa
harus ajak bulan belanja juga
“ Memangnya suami kamu kemana? Kenapa sendirian disini” Tanya Burhan, melihat Eca dan Bulan duduk dipos ronda
“ Ayah saya baru meninggal dunia dua hari yang lalu, kita diusir oleh nenek, dan kita tinggal disini berdua saja” Lanjut Bulan terus terang, Bulan berusaha tidak sedih, karena ayah nya meninggal dunia dan kehidupan Bulan jadi orang sederhana
“ Kasihannya cantic dan masih muda sudah jadi janda cantic, dari pada bingung mau belanja bagaimana jika saya anterin ke pasar, saya tidak tega melihat kamu sendirian bawa anak sambil belanja, tidak usah takut karena saya niat baik untuk membantu kamu” Lanjut Burhan bahagia, karena ada kesempatan yang bagus untuk deketin Eca, perempuan yang membuat Burhan terpesona dengan kecantikannya
“ Tidak usah terimakasih,saya bisa naik angkutan umum saja bersama anak saya” Lanjut Eca, yang tidak ingin ada salah faham cuman karena menerima tawarannya Burhan
“ Kamu yakin? Lihat lah wajah anak kamu sudah kelelahan seperti itu, apa kamu tega jika anak kamu harus naik angkot? Kalo dianterin kan tidak repot dijalan” Lanjut Burhan yang tidak akan membiarkan Eca naik angkutan umum, karena Burhan ingin lebih mengenal Eca
“ Tidak usah terimakasih dan permisi” Lanjut Eca, langsung masukin tasnya kedalam keranjang jualan dan langsung ajak Bulan jalan
Eca jadi takut jualan keliling, karena baru sehari saja sudah ada dua tetangga yang godain Eca, membuat Eca takut dianggap godain suami orang, cuman karena menerima tawarannya saja
Dilain sisi, Adelia setelah setrika baju, mandiin anaknya, dan membuatkan susu, langsung ikut tidur karena merasa lelah seharian beberes rumah
“ Mandinya nanti saja deh, mumpung sikecil tidur jadi bisa ikut istirahat” Ucap Adelia siap siap tidur juga disamping anaknya
Dilain sisi, Aliando melihat Eca yang baru turun dari angkutan umum, langsung menghampiri Eca dan anaknya, yang baru pulang dari belanja
“ Astaga, bagaimana tidak terpesona dengan perempuan ini, bener bener menjaga penampilannya tetep rapih dan cantic dengan makeup yang dipakainya” Batin Aliando terpesona melihat Eca, yang sudah dua kali melihat Eca rapih
“ Kalian dari mana? Om ada makanan untuk anak cantic?” Tanya Aliando memberikan bungkusan untuk Bulan
“ Kita habis belanja, tidak usah repot repot loh, memberikan makanan segala untuk anak saya” Ucap Eca merasa tidak enak hati, baru dikenal sudah menerima pemberian makanan
“ Santai saja, kalian dari mana? Dan bawaan kamu banyak sekali?” Tanya Aliando melihat bawaannya Eca
“ Dari pasar, buat jualan donat keliling kampong” Lanjut Eca, Eca berharap ngobrol berlama lama bersama Aliando tidak menjadi masalah
“ Kenapa harus keliling? Kenapa tidak jualan dirumah saja?” Tanya Aliando kagum, karena Eca mau cape cape keliling kampong demi jualin donatnya
“ Takut kurang laku, maaf yah kita permisi dulu, mau istirahat dulu, terimakasih atas pemberian kuenya dan permisi” Lanjut Eca pergi, Eca takut dikirain kecentilan dengan suami orang
“ Harus cari cara deketin Eca, setidaknya mengurangi beban perempuan cantic itu, setidaknya tidak membiarkan Eca panas panasan demi jualan saja, apa lagi sambil bawa anak segala demi donatnya habis terjual” Batin Aliando akan membantu Eca, supaya bisa mendekati tetangga barunya dan bisa
merebut hatinya
Dilain sisi, Lucky dan Sakti janjian untuk ketemuan,membahas untuk mencari keberadaannya Eca dan anaknya, karena tidak tega membiarkan Eca tinggal diluar berdua saja.
“ Kita harus berhasil menemukan Eca, mau bagaimana pun Eca pewaris harta suaminya, yang harus pegang perusahaan dan pendidikan anaknya harus terjamin demi masa depannya supaya saat dewasa bisa menjalankan perusahaan ayah nya” Ucap Sakti asistenya Eca diperusahaan
“ Apa harus minta bantuan untuk mencari keberadaan Eca? Soalnya kita tidak mungkin cari sendiri kan?” Tanya Lucky pengacaranya Eca
“ Ide yang bagus,baiklah kita akan cari Eca dan Bulan minta bantuan Bodyguard, supaya lebih cepat ketemunya” Lanjut Sakti setuju pencarian Eca dengan bantuan Bodyguard
“ Yah sudah kita siapin fotonya Eca dan Bulan, semoga secepatnya ketemua” Lanjut Lucky berharap bisa bawa pulang Eca dan Bulan kembali, karena Eca pewaris tunggal peninggalan harta Nunu almarhum suaminya, yang tidak ingin hartanya sedikit pun dikuasai keluarga besarnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!