NovelToon NovelToon

Jodohku Brandal Kampus

Part 01

"Axelle! Mau ke mana kamu?" Tanya Arvinando sambil turun dari mobilnya.

Arvinando kerab di pangil Nando, seorang pria sukses dan juga kaya raya. Di umurnya yang sudah menginjak lima puluh tahun, dia masih terlihat tampan dan berwibawa. Dia memiliki kekuasaan yang cukup tinggi di negaranya A. Namun, hal itu tidak membuatnya puas. Dia selalu mementingkan pekerjaannya dan tidak pernah memperhatikan putra bungsunya Axelle.

"Bukan urusan papa," Ucap Axelle ketus lalu menaiki motornya.

Axelle Arvinando adalah putra bungsu dari keluarga Arvinando. Dia tampan dan juga pintar, bahkan dia adalah pangeran kampus yang menjadi idaman setiap gadis. Namun, walaupun dia terlahir dari keluarga yang kaya raya, tidak membuatnya bahagia. Dia memang bisa mendapatkan apapun yang dia mau kecuali kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Nando sang papa terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan para wanita simpanannya. Sedangkan Mirna sang mama selalu sibuk dengan shoping dan dunia sosialita nya. Bahkan mereka selalu membanding-bandingkan Axelle dengan Askara sang kakak. Sehingga membuat Axelle menjadi pemberontak dan larut dalam dunia kebebasan. Bahkan dia sering melakukan balapan liar dan mabuk-mabukan sebagai tempat pelepas kekesalannya.

"Berani kamu ya!" Bentak Nando menatap tajam Axelle.

"Ada apa ini?" Tanya Askara mencoba menenangkan sang papa.

"Lihat kakakmu! Jam segini dia baru pulang kerja untuk mengembangkan perusahaan papa. Bukan sepertimu, jam segini masih mau pergi berkeliaran bersama para brandal itu," Ucap Nando menatap kesal Axelle.

"Ada apa ini? Kenapa kalian malam-malam seperti ini bikin keributan?" Tanya Mirna turun dari mobilnya.

"Kamu lagi! Dari mana saja kamu? Bukannya didik anak kamu yang tidak berguna ini. Kamu malah sibuk menghabiskan uangku," Ucap Nando kesal melihat tangan Mirna yang di penuhi barang belanjaan.

"Aku masih mending menghabiskan uang untuk belanja keperluanku. Di bandung kamu, sibuk bekerja! tapi uangnya malah pergi ke tangan para ****** itu," Ucap Mirna tidak terima.

"Sudah! Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian. Aku mau pergi," Ucap Axelle menghidupkan motornya.

"Hai! Anak kurang ajar. Papa belum selesai berbicara," Ucap Nando dengan wajah memerah.

"Aku tidak akan seperti ini, jika kalian bisa menjaga sikap kalian," Ucap Axelle lalu melajukan motornya keluar dari perkarangan mension.

"Axelle!" Teriak Nando menatap geram kepergian Axelle.

"Sudah, Pa! Biarkan Axelle menenangkan dirinya," Ucap Askara menenangkan sang papa.

Mendengar ucapan Askara, Nando hanya membuang napasnya kasar. Dia melangkahkan kakinya memasuki mensionnya. Askara hanya mampu mengusap wajahnya kasar melihat keadaan keluarganya yang sangat kacau. Sebagai seorang anak tertua, dia juga merasakan hal yang sama seperti Axelle. Hanya saja, dia bisa berpikir secara dewasa dan lebih memilih untuk tidak memperdulikan masalah orangtuanya.

Askara Arvinando adalah pria tampan dan juga pintar. Sama seperti Axelle dia adalah pria incaran setiap wanita di luar sana. Namun, Askara sangat berbeda dengan Axelle yang brandal dan suka membuat onar. Askara adalah pria dingin dan juga arrogant. Bahkan dia selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja.

Hal itulah yang membuat kedua orang tuanya lebih menyanyangi Askara. Bahkan tanpa segan-segan kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Axelle dan Askara. Sehingga menciptakan rasa benci di hati Axelle kepada sang kakak.

"Askara! Bantu mama. Barang-barang mama terlalu berat," Ucap Mirna memberikan beberapa barang belanjaannya kepada Askara.

"Apa koleksi barang branded mama belum cukup?" Ucap Askara menggeleng kecil melihat barang belanjaan sang mama.

"Mama mau pergi liburan ke luar negri bersama teman-teman mama. Jadi mama harus tampil lebih waw dari yang lainnya," Ucap Mirna santai lalu melangkahkan kakinya memasuki mension.

Mirna memang selalu tampil cetar dia antara teman-teman sosialita nya. Sebagai istri dari pria sukses seperti Nando membuatnya menjadi besar kepala. Bahkan dia tidak pernah mau jika ada yang menandingi penampilannya. Baginya, dia harus tampil lebih mewah dari yang lainnya.

"Ma! Sampai kapan mama seperti ini. Ingat, Axelle butuh perhatian mama. Apa mama mau Axelle jatuh ke dalam dunia gelap yang lebih jauh lagi" Ucap Askara menatap kesal Mirna.

"Kenapa kau menyalahkan mama? Ini juga salah papamu. Jika dia tidak memelihara para ****** itu di belakang mama, mama tidak akan seperti ini," Ucap Mirna tidak terima.

"Ma!" ucap Askara menatap Mirna dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka jika kedua orang tuanya terlalu egois. Mereka terlalu sibuk bersaing tanpa memperdulikan kehadirannya dan Axelle.

"Sudahlah! Jika kau mau memperhatikan adikmu itu. Perhatikan saja sendiri. Mama sibuk," Ucap Mirna tidak memperdulikan Askara.

Melihat sikap sang mama, Askara hanya mampu membuang napasnya kasar. Dia meletakkan barang belanjaan Mirna di sofa lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Axelle. Dia menatap foto kebersamaannya dengan Axelle dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan kakak! Maafkan kakak karena tidak bisa menjadi kakak yang baik untukmu," Ucap Askara menatap foto Axelle sambil menitikkan air matanya.

Tiba-tiba Askara mendengar suara keributan yang berasal dari kamar kedua orangtuanya. Keributan yang selalu dia dengar jika sang papa ada di rumah. Keributan itulah yang membuat Axelle tidak betah di rumah. Namun, Askara yang sudah terbiasa dengan hal itu memilih untuk diam dan menutup telinganya.

"Jika bukan karenamu! Kakak lebih baik tinggal di apartemen saja," Ucap Askara berbicara dengan foto Axelle.

Askara membaringkan tubuhnya di atas ranjang Axelle lalu menutup telinganya dengan bantal. Namun, suara pertengkaran kedua orang tuanya terus terdengar jelas di telinganya. Sehingga membuat Askara menjadi frustasi melihat keadaan keluarganya yang kacau balau.

Bersambung.....

Part 02

Axelle melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia melewati jalanan kota dimalam hari dengan perasaan kacau. Dia merasa kesal karena sang papa selalu membanding-bandingkannya dengan Askara sang kakak. Padahal jika kedua orang tuanya mau memperhatikannya, Axelle memiliki banyak bakat. Walaupun itu bukan di dalam bidang bisnis.

"Kenapa sih papa selalu membanggakan kakak? Aku akui kakak memang pintar. Tapi semua orang 'kan mempunyai kelebihan masing-masing," Batin Axelle kesal sambil terus melajukan motornya.

Namun, Axelle harus menghentikan motornya ketika melihat lampu merah menyala. Axelle berusaha menahan rasa kesalnya sambil menunggu lampu merah berganti. Saat sedang menunggu, tiba-tiba perhatian Axelle teralih ketika melihat wanita cantik dan lugu sedang berjualan di pinggir jalan.

"Hai!" Teriak Axelle memanggil wanita itu.

"Kakak memanggil saya?" Tanya wanita itu tersenyum.

"Kau jual rokok ********?"

"Ia, Kak! Ini," Ucap wanita itu memberikan sebungkus rokok untuk Axelle.

"Apa kakak mau minum? Aku juga jual minuman," Tawar wanita itu.

"Boleh!" Ucap Axelle menepikan motornya dan memarkirkannya di samping warung wanita itu.

Warungnya terlihat kecil dan juga hanya di lengkapi beberapa kursi dan meja. Namun, walaupun kecil, akan tetapi warung itu ramai akan pembelinya. Selain penjualnya yang cantik lokasi warung itu juga sangat strategis. Di pinggir lampu merah, sehingga sambil menunggu para pengemudi bisa sekalian minum dan membeli sesuatu di sana. Axelle terus menatap wanita itu yang sedang melayani pembelinya yang lain. Cantik dan ramah, hanya itu yang ada di pikiran Axelle tentang wanita itu.

"Maaf ya, Kak! Kakak mau minum apa?" Tanya wanita itu melihat Axelle hanya diam menatapnya.

"kopi," Ucap Axelle melihat kendaraan mulai melaju.

"Kau berjualan sendiri?" Tanya Axelle menatap wanita itu.

"Ia, Kak!"

"Orang tuamu mana? Kenapa mereka membiarkanmu jualan sendiri di malam-malam seperti ini?"

"Mama sudah meninggal, Kak. Aku tinggal bersama Ayah dan mama tiriku," Ucap Wanita itu memberikan secangkir kopi untuk Axelle.

"Alissa! Mana uang? Kakak mau nongkrong," Ucap seorang pria yang berpenampilan seperti preman menghampiri Alissa.

"Kenapa kakak meminta uang kepadaku? Bukankah aku sudah membayar setoran tadi siang?" Tanya Alissa.

Setiap harinya Alissa harus membayar setoran, kepada preman yang katanya pemilik lapak lokasi tempat Alissa berjualan. Alissa yang tidak punya pilihan lain hanya bisa diam dan memberikan uang setoran setiap harinya. Karena bagaimanapun, Alissa sangat membutuhkan lapak itu untuk berjualan.

"Arghh! Banyak bacot! Apa kau mau aku bilang sama mama? Biar sekalian kau di usir dari rumah," Teriak pria itu menatap tajam Alissa.

"Ini!" Ucap Alissa mengalah dan memberikan selembar uang lima puluh ribu kepada Niko kakak tiri Alissa.

"Ini dapat apa?" tanya Niko melihat uang pemberian Alisa.

"Kau masih punya uang di sini 'kan?" tanya Niko merampas tas pinggang Alissa. Di mana di dalam tas itu tersimpan uang hasil penjualan Alissa satu hari ini.

"Hai! Jika kau mau uang kau harus mencarinya dong. Bukan main malak adikmu sendiri," Ucap Axelle merasa geram melihat kelakuan Niko.

"Kau siapa? Main ikut campur masalah orang saja. Apa kau tidak tau aku siapa?" Tanya Niko menatap tajam Axelle.

"Kau itu hanya pecundang yang beraninya sama perempuan," Ucap Axelle tersenyum meremehkan.

"Dasar kau!" Teriak Niko mengepalkan tangannya geram.

"Sudah!" Ucap Alissa menderai keduanya.

"Kakak mau uang 'kan? Ini uangnya, sekarang lebih baik kakak pergi," Ucap Alissa memberikan separuh hasil dagangannya kepada Niko.

"Gitu dong! Jadi adik itu harus nurut," Ucap Niko mencium uang pemberian Alissa.

"Ingat urusan kita belum selesai," Ucap Niko menunjuk Axelle lalu pergi mengunakan sepeda motornya.

Axelle hanya diam sambil menatap kepergian Niko. Dia tidak menyangka jika ada pria seperti Niko yang tega memalak adiknya sendiri. Dia membenarkan jaketnya lalu kembali duduk di kursi plastik sambil mengatur emosinya.

Alissa adalah seorang anak piatu. Mamanya meninggal sejak dia berusia lima tahun. Setelah sang mama meninggal, Ayahnya menikah dengan janda beranak satu yaitu Niko. Setelah papanya menikah dengan mama Niko, kehidupan Alissa menjadi berubah drastis. Dia selalu di siksa oleh ibu dan kakak tirinya.

Bahkan sejak kecil Alissa berjualan di lampu merah untuk membiayai kebutuhannya, dan juga kebutuhan dapur. Sepulang berjualan dia harus menyetor uang hasil penjualannya kepada mama tirinya. Jika tidak, dia akan di pukul dengan rotan dan di suruh tidur di teras semalaman.Ayah Alissa yang melihat kekejaman istrinya kepada Alissa hanya diam saja. Bahkan dia sering ikut menyiksa Alissa karena mengangap jika Alissa adalah beban hidupnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Axelle memeriksa tubuh Alissa.

"Aku tidak apa-apa! Lebih baik kakak pulang saja. Jangan sampai Kak Niko kembali bersama teman-temannya," Ucap Alissa panik.

"Kenapa kau cemas seperti itu? Aku tidak akan kenapa-napa," Ucap Axelle santai sambil menyeruput kopi buatan Alissa.

"Kopi buatanmu sangat enak. Mulai sekarang aku akan menjadi salah satu pelangan setiamu," Ucap Axelle tersenyum manis.

"Kau Alissa 'kan? Kenalkan aku Axelle," Ucap Axelle memperkenalkan diri.

"Kakak tau namaku dari mana?" Tanya Alissa mengerutkan keningnya binggung.

"Tadi pecundang itu memanggilmu Alissa. Jadi namamu Alissa 'kan?"

"Ia! Namaku Alissa," Ucap Alissa tersenyum.

"Kak!" Ucap beberapa bocah berpenampilan kumuh menghampiri Alissa.

"Hai! Kalian sudah pulang? Apa kalian sudah makan?" Tanya Alissa tersenyum.

"Belum, Kak!"

"Kebetulan. Kakak udah beli makanan untuk kalian. Kalian makannya, maaf kakak hanya bisa beli nasi putih sama tahu tempe saja," Ucap Alissa memberikan makanan yang dia beli untuk para bocah itu.

Walaupun serba kekurangan dan memiliki hidup yang sangat kelam, akan tetapi Alissa tidak pernah mengeluh. Bahkan dia selalu menyisihkan uang hasil jualannya untuk memberi anak-anak gelandangan makan. Dengan begitu Alissa merasa sangat bahagia karena bisa berbagi walaupun hanya sedikit.

Axelle yang melihat itu, hanya bisa menatap binggung ke arah Alissa. Dia berpikir kenapa Alissa memberikan para bocah gelandaangan itu makan. Sedangkan dia saja dalam kesulitan.

"Mereka adikmu?" Tanya Axelle menatap para bocil itu.

"Tidak! Tapi aku sudah menganggap mereka seperti adikku sendiri," Ucap Alissa tersenyum.

"Kakak mau beli apa lagi? Hari semakin larut, aku mau tutup," Ucap Alissa.

"Tidak ada! Ini uangnya," Ucap Axelle memberikan lima lembar uang seratus kepada Alissa.

"Kak! Ini banyak sekali," Ucap Alissa kaget melihat uang yang di berika Axelle.

"Ambil saja untukmu," Ucap Axelle langsung melajukan motornya.

Axelle melirik jam tangannya dan melihat jika dia sudah terlambat untuk melakukan balapan liar. Axelle melajukan motornya menuju tempat tujuannya dan berharap jika dia masih bisa mengikuti balapan liar itu. Selama di perjalanan dia terus membayangkan senyuman polos Alissa. Senyuman yang sangat indah bahkan bisa membuat jantungnya berhenti seketika.

Bersambung......

Part 03

"Kau mau ke mana?" Tanya Askara melihat Axelle menuruni anak tangga.

"Ke kampus!" Ucap Axelle ketus tanpa menatap Askara.

"Apa kau semalam balapan lagi?"

"Kalau ia kenapa? Apa urusan kakak? Lebih baik kakak urus saja perusahaan papa itu,"

"Axelle! Apa salah jika kakak memperhatikanmu? Kau itu adik kakak, jadi wajar saja kakak bertanya,"

"Sudahlah! Aku sudah terlambat," Ucap Axelle melangkahkan kakinya tidak memperdulikan ucapan sang kakak.

Askara hanya mampu membuang napasnya kasar sambil menatap punggung Axelle. Dia memang terlalu sibuk dengan dunia bisnisnya, sehingga dia tidak mempunyai waktu bersama Axelle. Dulu Askara memang sempat tinggal di apartementnya sendiri karena kesal melihat kedua orang tuanya selalu bertengkar.

Namun, setelah Axelle kabur dari rumah karena sang mama dan papa bertengkar hebat. Akhirnya Askara memilih untuk kembali ke mension dan berharap dengan kehadirannya Axelle tidak merasa sendiri lagi. Akan tetapi orang tuanya malah selalu membandingkannya dengan Axelle. Sehingga membuat Axelle menjadi benci kepadanya.

Axelle melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju kampusnya. Dia melewati jalanan kota secara ungal-ugalan. Bahkan tidak jarang para pengemudi yang lain memakinya. Namun, Axelle memilih untuk terus melajukan motornya tanpa memperdulika ocehan pengemudi lainnya. Sesampainya di kampus dia melihat para sahabatnya sudah menunggu kedatangannya di parkiran kampus.

"Hai, Bro! Gue ada berita bagus," Ucap Birma padahal Axelle belum turun dari motornya.

"Berita apa?" Tanya Dirga dan Fran.

"Gue tidak bicara dengan kalian," Ucap Birma ketus.

"Berita apa?" Tanya Axelle menatap Birma.

"Lho di cariin Bu Indah!"

"Itu bukan berita bagus! Tapi berita basi," Ucap Axelle bergumam kesal lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ke tiga sahabatnya itu.

"Ada berita lain lagi," Ucap Birma mengejar Axelle.

"Jika menyangkut soal kuliah lebih baik tidak usah lo beritau gue," Ucap Axelle kesal ketika mendengar sesuatu yang berbau kuliah dan juga dosen mereka.

"Tidak! Nanti malam ada balapan besar. Seluruh pembalap dari luar kota akan berkumpul malam nanti," Jelas Birma.

"Berapa hadiahnya?" Tanya Axelle.

"Lima puluh juta,"

"Gue akan ikut," Ucap Axelle terus melangkahkan kakinya.

"Lho mau ke mana? Kelas ada di sebelah sini," Tanya Pran menatap langkah Axelle yang menjauhi kelas.

"Ke kantin!" Ucap Axelle santai.

"Lo gak masuk kelas?"

"Tidak! Tugas gue belum selesai. Jika kalian mau masuk kelas, masuk saja," ucap Axelle santai.

Bolos kelas adalah hal yang biasa untuk Axelle. Jika dia tidak menyukai dosen yang membawa mata pelajarannya, maka dia lebih memilih untuk bersantai di kantin. Walapun seperti itu, nilai Axelle selalu bagus di saat ujian semester. Hal itulah yang membuat Axelle semakin angkuh dan selalu berbuat sesuka hatinya. Bahkan dia tidak sengan-sengan protes kepada dosen jika nilainya tidak sesuai dengan yang dia harapkan.

"Kami ikut lho!" Ucap ketiganya.

"Axelle! Mau ke mana kamu?" Tanya seorang dosen wanita yang bernama Indah.

Mendengar pertanyaan Indah, Axelle langsung menghentikan langkahnya. Dia menatap Indah tanpa rasa takut sedikitpun. Dia hanya berdiri dengan santainya sambil memperhatikan Indah yang berjalan mendekatinya.

"Apa kau tidak mendengar pertanyaanku?" Tanya Bu Indah menatap kesal Axelle.

"Apa ibu tidak tau ini menuju ke mana?" Ucap Axelle kembali bertanya.

"Ok! Ibu tau ini menuju ke kantin. Tapi jam pelajaran akan segera di mulai," Ucap Indah bertindak tegas kepada Axelle.

"Lalu urusannya denganku apa?"

Mendengar pertanyaan Axelle, Indah hanya membuang napasnya kasar. Dia berusaha mengatur emosinya untuk berbicara dengan Axelle. Sebagai seorang dosen dia harus mendidik mahasiswanya dengan baik. Walaupun yang dia dapatkan hanyalah ucapan pedas yang keluar dari mulut Axelle. Namun, dia tetap berharap agar Axelle dan teman-temannya bisa mendengarkannya dan menghargainya sebagai dosen mereka.

"Dalam semester ini kau terhitung berapa kali masuk kelas. Bahkan tugasmu juga sampai sekarang belum kau selesaikan. Apa kau mau tidak lulus dalam mata pelajaran ibu?"

"Terserah! Aku tidak perduli," Ucap Axelle tersenyum sinis lalu kembali melangkahkan kakinya.

"Axelle! apa kau mau aku mengadukan sikapmu ini kepada papamu. Aku yakin jika papamu tau dia akan semakin kecewa kepadamu," ucap Indah mengancam.

Mendengar ancaman Indah, Axelle langsung tersenyum sinis. Dia menatap Indah dengan tatapan penuh keangkuhan, bahkan tidak ada sedikitpun rasa takut yang terpancar di matanya.

"Silahkan saja! aku tidak takut," ucap Axelle menantang Indah.

Indah adalah istri kedua dari papa Axelle. Usia indah memanglah masih sangat muda. Bahkan dia lebih cocok menjadi putri Nando di bandingkan menjadi istrinya. Namun, karena Nando kaya raya dan juga masih terlihat mempesona, jangankan Indah. Wanita yang jauh lebih muda darinya saja bisa Nando dapatkan.

Hal itulah yang membuat Axelle semakin membenci Indah. Bukan hanya tidak mau menerimanya sebagai ibu tirinya, bahkan Axelle tidak pernah menghargainya walaupun sebagai dosen.

"Ayo kita pergi! tidak ada gunanya bicara dengan wanita ****** ini. Tampangnya saja yang alim, tapi aslinya lebih keji dari iblis," ucap Axelle menatap remeh Indah lalu melangkahkan kakinya meningalkan Indah.

Mendengar ucapan Axelle, Indah hanya mampu mengepalkan tangannya geram. Axelle memanglah mahasiswa yang pintar, akan tetapi karena selalu membuat onar di kampus, dia menjadi terlihat buruk di mata para dosen lainnya.

Seperti biasanya Axelle akan bolos bersama teman-temannya dan memilih menghabiskan waktu di kantin. Mereka merokok dan juga bercanda gurau tanpa menghiraukan tangapan orang lain kepada mereka. Walaupun di cap sebagai brandal kampus, akan tetapi begitu banyak wanita yang mengantri untuk meluluhkan hatinya. Mereka bersedia melakukan apapun asalkan bisa berkembang dengan Axelle.

"Aku ke toilet sebentar ya. Kalian lanjutkan saja," ucap Axelle membuang puntung rokoknya ke sebarang tempat.

"Arghh!" pekik seorang wanita karena terkena api dari puntung rokok Axelle.

"Alissa!" ucap Axelle terkejut ketika melihat Alissa meringis kesakitan sambil memegang mempan yang berisi beberapa jenis makanan.

"Hai, gadis miskin! mana pesanan kami," ucap seorang wanita dari salah satu meja dengan begitu lantangnya.

Mendengar Alissa di hina di depan matanya. Axelle langsung mengepalkan tangannya geram. dia mengambil mampan yang ada di tangan Alissa dan berjalan menghampiri grombolan wanita yang membully Alissa.

Brakk.....

"Makan itu! Dasar manusia berhati iblis," teriak Axelle melemparkan makanan yang ada di tangannya ke wajah wanita itu.

"Untuk apa kaya harta, akan tetapi miskin akhlak sepertimu. Wajahmu saja yang cantik, tapi sikapmu melebihi binatang," ucap Axelle kembali sehingga membuat semua orang yang ada di kantin itu menatap ke arahnya.

Melihat amarah Axelle semua orang yang ada di kantin hanya diam saja. Mereka tidak berani berkutik karena takut menjadi sasaran kemaraha Axelle. Namun, banyak juga yang memperhatikan Alissa. Mereka menatap Alissa dengan tatapan penuh kebingungan. Mereka berpikir kenapa Axelle bisa semarah itu? Karena selama mereka mengenal Axelle, Axelle tidak pernah semarah itu hanya demi membela seorang wanita. Apalagi wanita dari kalangan kelas bawah seperti Alissa.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!