"Saya mohon jangan lakukan itu Tuan," ucap Intan dengan lirih ketika seorang pria yang tidak ia kenal hendak merampas kesuciannya.
Airmata Intan terus membasahi pipinya, karena bukan hanya fisiknya yang sakit, tapi hatinya lebih sakit karena mahkota yang selama ini ia jaga telah berhasil direnggut oleh seorang pria yang saat ini membabi buta melampiaskan hasrat yang sudah tidak dapat pria tersebut bendung lagi.
Sebelumnya Lelaki bernama Arjuna menghadiri pembukaan Hotel miliknya di Bali, dan Arjuna terpaksa menghadiri jamuan makan malam di Hotel miliknya tersebut yang baru saja dibuka satu minggu yang lalu, tapi ternyata ada salah satu rekan bisnisnya yang menjebak Arjuna supaya tidur dengan Anaknya, sehingga rekan bisnisnya diam-diam memasukan obat perangsang ke dalam minuman Arjuna.
Arjuna Jaya Kusuma merupakan Pewaris tunggal dari Jaya Grup yaitu salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, sehingga banyak rekan bisnis yang menginginkan Arjuna menjadi menjadi Menantu mereka, salah satunya adalah Tuan Wilson yang sudah berhasil membubuhkan obat perangsang ke dalam minuman Arjuna.
Tuan Wilson tersenyum penuh kemenangan ketika melihat wajah Arjuna berubah seketika setelah meminum jus jeruk yang dihidangkan oleh Tuan Wilson.
"Tuan Arjuna, Anda kenapa? sepertinya Anda terlihat kurang sehat? sebaiknya Anak saya Ketrin mengantar Anda ke kamar," ujar Tuan Wilson.
"Terimakasih tawarannya Tuan, tapi mohon maaf karena saya harus pergi ke toilet terlebih dahulu," ujar Arjuna dengan bergegas meninggalkan acara menuju kamar yang sebelumnya telah ia pesan.
"Tuan Wilson pasti sudah mencampur minumanku dengan obat perangsang, dan pasti dia ingin aku tidur dengan Ketrin supaya aku menikahinya. Meski pun aku sering gonta ganti pacar, tapi aku akan tetap menjaga Ke*perjakaanku untuk Istriku nanti, karena sampai saat ini belum ada satu wanita pun yang berhasil membuat aku jatuh cinta," gumam Arjuna dengan mati-matian menahan hasrat yang saat ini sudah tidak dapat ia bendung lagi, sampai-sampai Arjuna salah masuk kamar.
Seharusnya Arjuna masuk ke dalam kamar nomor sembilan, tapi nomor 6 yang menempel pada pintu terbalik ketika Arjuna menabrak pintu tersebut karena kepalanya semakin terasa pusing.
"Syukurlah ternyata aku sudah berhasil kabur, dan sekarang aku sudah berada di depan pintu kamarku. Tapi kenapa pintunya tidak terkunci? apa mungkin petugas kebersihan lupa menutup rapat pintunya," gumam Arjuna yang langsung masuk begitu saja karena mengira jika itu adalah kamarnya.
Arjuna terkejut ketika melihat seorang perempuan cantik dengan mengenakan pakaian tidur yang seksi, saat ini tengah terbaring di atas ranjang.
"Apa aku sedang bermimpi melihat Bidadari yang sedang tertidur di atas ranjangku?" gumam Arjuna, kemudian mendekati Intan yang saat ini tengah terlelap.
Intan merayakan keberhasilannya setelah mendapatkan gelar Sarjana dengan melakukan liburan ke Bali bersama temannya yang bernama Berlian, dan kebetulan Intan menginap di Hotel milik Arjuna karena di Hotel tersebut sedang mengadakan diskon besar-besaran untuk mempromosikan Hotel Arjuna yang baru saja dibuka.
Awalnya Intan dan Berlian hendak memesan satu kamar supaya menghemat pengeluaran Intan, tapi ternyata jika menyewa satu kamar bisa mendapatkan satu kamar gratis sebagai promosi di hotel tersebut.
Arjuna semakin kehilangan kendali saat melihat wajah cantik Intan, terlebih lagi aroma tubuh Intan yang begitu wangi, sehingga membuat Arjuna semakin ingin mendekatinya.
Arjuna yang merasa kepanasan secara tidak sadar membuka pakaian yang ia kenakan, dan Arjuna tiba-tiba menindih tubuh Intan, kemudian menciumi seluruh tubuhnya yang putih mulus sehingga Arjuna semakin lupa daratan.
Intan terbangun dari tidurnya ketika merasakan seseorang mencium titik-titik sensitif pada tubuhnya, dan Intan begitu terkejut ketika melihat sosok laki-laki yang tidak ia kenal kini berada di atas tubuhnya, bahkan saat ini Intan sudah tidak mengenakan sehelai benang pun, begitu juga dengan Arjuna.
Intan terus memberontak dan memohon supaya Arjuna tidak merenggut kesuciannya, tapi tenaga Intan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Arjuna, dan Arjuna yang sudah dikuasai oleh obat perangsang seakan tidak mendengar teriakan Intan, bahkan Arjuna terus membungkam Intan dengan ciuman.
Setelah berkali-kali melakukan pelepasan, akhirnya Arjuna tertidur di atas tubuh Intan, dan sekuat tenaga Intan melepaskan diri dari dekapan Arjuna.
Secara perlahan Intan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar mandi dengan menahan sakit pada area sensitifnya, bahkan Intan merasakan sekujur tubuhnya terasa remuk.
"Sekarang aku sudah kotor, aku harus bagaimana? kenapa dari dulu aku selalu mengalami nasib buruk?" gumam Intan dengan menangis dibawah guyuran air shower.
Intan merupakan Anak Yatim Piatu yang tinggal bersama Adik dari mendiang Ayahnya sejak Intan berumur 7 tahun, sebab kedua orangtua Intan meninggal dunia karena mengalami kecelakaan pesawat saat melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.
Bibinya yang kejam menguasai semua harta peninggalan kedua orangtua Intan, dan Intan dijadikan Pembantu di rumahnya sendiri.
Sejak kecil Intan sudah berjuang menghidupi dirinya sendiri dengan membawa dagangan milik tetangganya ke sekolah tanpa sepengetahuan Bi Ranti, tapi Intan tidak pernah putus asa, dan selalu semangat dalam menggapai cita-cita, sehingga Intan berhasil mendapatkan beasiswa sejak SD sampai Intan lulus kuliah.
Setelah cukup lama Intan mengguyur tubuhnya, Intan tersadar dari lamunannya dan bergegas ke luar dari dalam kamar mandi supaya bisa segera pergi dari kamar tersebut.
"Aku harus segera pergi dari sini, sebaiknya aku pindah ke kamar Lian sebelum laki-laki itu bangun," gumam Intan dengan memakai pakaian dan mengambil kopernya, kemudian Intan menatap lekat wajah tampan yang saat ini masih terlelap dalam tidurnya, tapi hanya ada kebencian pada hati Intan saat melihat wajah Arjuna.
"Kamu adalah lelaki bajingan yang telah merusak masa depanku, dan aku akan selalu mengingat wajah lelaki jahat yang telah merenggut kesucianku," gumam Intan kemudian ke luar dari dalam kamarnya.
Intan mengetuk pintu kamar Berlian, dan Berlian begitu terkejut melihat Intan yang gemetar ketakutan.
"Intan, kamu kenapa? apa kamu sakit?" tanya Berlian yang terlihat khawatir terhadap Intan, apalagi Intan terus saja diam karena masih merasa syok dengan kejadian yang ia alami.
Berlian memberikan secangkir teh manis hangat kepada Intan, kemudian Berlian mengajak Intan untuk tidur, karena saat ini Intan masih saja diam tanpa mau mengeluarkan sepatah kata pun.
......................
Keesokan paginya, Arjuna terbangun dengan kepala yang masih pusing, dan Arjuna begitu terkejut ketika mendapati dirinya terbangun tanpa mengenakan satu helai benang pun, apalagi saat Arjuna melihat darah yang menempel pada sprei.
"Apa yang sudah terjadi? kenapa bisa ada darah di atas sprei ku?" gumam Arjuna dengan memegang kepalanya yang masih terasa sakit, kemudian secara perlahan Arjuna mengingat malam panas yang telah ia lewati bersama seorang gadis cantik.
"Siapa gadis yang sudah aku renggut kesuciannya? aku harus segera mencarinya, aku harus mempertanggungjawabkan perbuatanku yang sudah merusak kehormatan seorang gadis," gumam Arjuna, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Arjuna terus terbayang dengan wajah cantik Intan, dan Arjuna begitu menyesali perbuatannya.
"Aku harus membuat perhitungan dengan Tuan Wilson, gara-gara dia aku menjadi seorang lelaki bejat," ujar Arjuna dengan mengepalkan kedua tangannya, kemudian Arjuna menelpon Asistennya supaya mencari perempuan yang telah menghabiskan malam dengannya.
Saat Arjuna ke luar dari dalam kamarnya, Arjuna melihat petugas kebersihan membetulkan nomor kamar yang terbalik.
"Pak, kenapa Bapak membalikkan nomornya?" tanya Arjuna.
"Maaf Tuan, sepertinya nomornya terbalik, karena seharusnya ini nomor enam, dan saya juga tidak tau kenapa bisa menjadi nomor sembilan," jawab OB tersebut.
Arjuna menghela nafas panjang, karena ternyata semalam dirinya yang sudah melakukan kesalahan.
Siapa pun dan dimana pun kamu berada, aku akan terus mencari kamu Cintaku, ucap Arjuna dalam hati yang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada sosok Intan.
Semalaman Intan tidak bisa tidur, karena wajah Arjuna terus saja terbayang dalam pikirannya, sehingga Intan semakin membenci sosok lelaki yang hanya ia ingat wajahnya saja, bahkan Intan tidak tau nama lelaki yang telah merusak kehormatannya tersebut.
"Intan, apa kamu tidak mau menceritakan semua yang telah terjadi sama kamu?" tanya berlian.
"Maaf ya Lian, untuk saat ini aku tidak bisa memberitahukan apa yang telah aku alami, karena aku tidak mau mengingat semua itu, dan aku sudah memutuskan akan pulang ke Jakarta sekarang juga."
"Kalau begitu aku juga akan ikut pulang dengan kamu, aku tidak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk terhadap kamu."
Semuanya sudah terjadi Lian, dan aku sudah mengalami kejadian paling buruk dalam hidupku. Sekarang hidupku telah hancur, dan aku takut jika sampai kejadian semalam membuat aku hamil, ucap Intan dalam hati.
"Terimakasih Lian, kamu memang sahabatku yang paling baik, bahkan hanya kamu satu-satunya temanku sejak kita duduk di bangku SMP, karena tidak ada yang mau berteman denganku selain kamu," ujar Intan dengan memeluk tubuh Berlian.
"Kamu sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri Intan, apalagi aku hanya anak tunggal. Ya sudah, kalau begitu kita pulang sekarang, bukannya kamu juga harus mempersiapkan lamaran pekerjaan? kenapa sih kamu tidak mau bekerja di perusahaan keluargaku saja?" tanya Berlian yang memang Anak orang kaya.
"Tidak Lian, aku tidak mau kalau sampai oranglain mengira jika aku memanfaatkan persahabatan kita. Aku juga ingin mewujudkan mimpiku untuk bekerja di PT. Jaya Grup, semoga saja aku bisa merubah nasib jika aku bekerja di perusahaan besar."
"Aku akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk kamu, semoga saja persahabatan kita tidak pernah putus," ujar Berlian yang kembali berpelukan dengan Intan.
Setelah selesai membereskan pakaian Berlian, Intan dan Berlian meninggalkan hotel yang sudah menjadi saksi bisu hancurnya hidup Intan.
Semoga selamanya aku tidak bertemu lagi dengan lelaki bajingan seperti kamu, ucap Intan dalam hati ketika taksi yang Intan dan Berlian tumpangi melaju meninggalkan hotel, dan Arjuna yang sekilas melihat Intan masuk ke dalam taksi saat dirinya berada di lobi, langsung berlari mengejar taksi tersebut, tapi sayangnya Arjuna tidak berhasil mengejarnya.
Baru kali ini aku merasakan getaran aneh dalam dadaku untuk seorang gadis, tapi sekarang aku sudah kehilangan dia. Aku harus mencari dia kemana lagi, ucap Arjuna dalam hati karena saat ini Arjuna tidak tau harus melakukan apa lagi untuk mencari sosok perempuan yang telah merebut hatinya.
Arjuna memutuskan untuk mengecek rekaman CCTV, tapi rekaman CCTV hanya menunjukan wajah Intan dari belakang, sehingga membuat Arjuna putus asa.
Beberapa saat kemudian Asisten Arjuna datang untuk melaporkan hasil penyelidikannya.
"Bagaimana hasil penyelidikan kamu, Erlan?"
"Maaf Tuan muda, saya baru mendapatkan informasi dari resepsionis jika ada dua orang gadis yang tadinya akan menginap di kamar nomor 6, yaitu bernama Intan dan Berlian, tapi pihak hotel memberikan satu kamar gratis sebagai promosi, jadi Intan dan Berlian tidur di kamar terpisah," jawab Ervan, sehingga membuat Arjuna semakin bingung.
Jadi siapa nama gadis yang semalam tidur denganku? dia Intan atau Berlian? batin Arjuna kini bertanya-tanya.
"Maaf Tuan, apa Tuan muda mengingat wajah gadis yang Tuan muda cari?" tanya Erlan.
Arjuna nampak berpikir, karena meskipun Arjuna melihat Intan dalam keadaan setengah sadar, juga lampu yang temaram, Arjuna mengingat betul wajah cantik Intan.
"Iya, aku masih mengingatnya. Kalau begitu nanti kamu cari orang yang bisa menggambar sketsa wajah gadis yang aku cari," ujar Arjuna dengan senyuman yang terus merekah pada bibirnya.
......................
Intan dan Berlian berpisah saat di Bandara, karena Intan lebih memilih untuk naik Busway supaya menghemat ongkos.
"Intan, sebaiknya aku antar kamu pulang menggunakan taksi saja," ujar Berlian.
"Tidak perlu Lian, arah rumah kita juga berjauhan, jadi sebaiknya aku naik Busway saja supaya lebih hemat," ujar Intan.
"Kalau begitu kamu hati-hati ya, nanti kalau sudah sampai rumah, kamu hubungi aku," ujar Berlian dengan melambaikan tangannya saat taksi yang ia tumpangi meninggalkan Bandara.
Intan melangkahkan kakinya menuju Halte Busway, dan sepanjang perjalanan pulang, Intan terlihat melamun, karena Intan harus kembali menghadapi omelan Bibinya yang tidak berperasaan.
"Assalamu'alaikum," ucap Intan saat masuk ke dalam rumahnya, tapi tidak ada satu orang pun yang menjawab salam Intan, padahal di rumah tersebut terlihat banyak orang yang sedang asyik menonton televisi, termasuk Bibinya Intan dan juga kedua Anak gadisnya.
"Bagus ya, akhirnya kamu ingat pulang juga. Darimana saja kamu Intan? kenapa kamu pulang lagi ke rumah ini?" tanya Bi Ranti.
Intan yang sudah mengalami tekanan dari kecil yang diberikan oleh Bibi dan juga keluarganya, ditambah lagi dengan kejadian buruk yang menimpa dirinya, akhirnya angkat suara juga.
"Ini adalah rumahku, jadi aku berhak tinggal di rumah ini. Jika memang kalian tidak suka dengan keberadaanku, kalian bisa pergi dari rumah ini," ujar Intan, karena saat ini sertifikat kepemilikan rumah masih atas nama mendiang orangtua Intan, dan Pengacara masih belum memberikannya kepada Intan, karena masih menunggu Intan berusia dua puluh tiga tahun, sedangkan saat ini usia Intan baru dua puluh satu tahun.
Bi Ranti dan juga kedua Anaknya yang bernama Desi dan Meli begitu terkejut karena tiba-tiba Intan memberontak, apalagi Intan tidak memperdulikan teriakan bibinya dan lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar.
"Ma, Pa, Intan kangen sama Mama dan Papa, kenapa kalian tidak mengajak Intan pergi?" gumam Intan dengan airmata yang terus menetes pada pipinya ketika melihat fhoto mendiang kedua orangtuanya.
......................
Arjuna saat ini sudah tiba juga di rumahnya yang berada di Jakarta, dan Mamanya menyambut kedatangan Arjuna dengan wajah yang terlihat bahagia, karena Mama Sinta sudah berniat untuk menjodohkan Arjuna dengan Anak dari temannya.
"Sayang, Anak Mama akhirnya pulang juga. Mama ada kabar bahagia untuk kamu Nak?" ujar Mama Sinta, dan Arjuna sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan Mama Sinta, karena Mama Sinta sudah sering menjodohkan Arjuna dengan Anak-anak dari temannya.
"Ma, kalau Mama berniat untuk menjodohkan Juna dengan salah satu Anak teman Mama lagi, sebaiknya Mama urungkan niat Mama tersebut, karena Juna sudah mempunyai pilihan sendiri."
Mata Mama Sinta membulat sempurna, karena baru kali ini Arjuna mengatakan sudah mempunyai pilihan sendiri.
"Si_siapa perempuan yang sudah mencuri hati Anak Mama?"
"Nanti Juna akan membawanya setelah Juna bertemu lagi dengan Intan Berlian," ujar Arjuna yang menggabungkan nama Intan dan Berlian, karena Arjuna masih belum mengetahui apakah Intan atau Berlian gadis yang sudah menghabiskan malam dengannya.
Mama Sinta tersenyum bahagia, karena akhirnya Arjuna membahas tentang seorang perempuan juga.
"Nak, Mama dan Papa sudah tua. Sebelum kami meninggal, kami ingin diberikan kesempatan untuk melihat Anak kami satu-satunya menikah," ujar Mama Sinta dengan berpura-pura menangis, dan Papa Rama yang saat ini sedang membaca koran, hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah istrinya.
"Ma, jangan berbicara seperti itu, Juna pasti akan segera menikahi perempuan yang sudah membuat Juna jatuh cinta, tapi apa Mama akan menerima perempuan itu jika status sosialnya tidak sederajat dengan kita?"
"Nak, kita tidak kekurangan apa pun, jadi Mama tidak akan melihat calon Menantu Mama dari harta kekayaannya. Yang penting bagi kami, dia tulus mencintai kamu, dan Mama hanya berharap kalian akan hidup bahagia."
"Terimakasih Ma, Mama memang selalu mengerti Juna," ujar Arjuna dengan memeluk tubuh Mamanya.
"Ya sudah, sebaiknya sekarang Juna mandi dulu gih, nanti kita makan malam bersama."
Setelah Arjuna pergi, Mama Sinta langsung menghampiri Papa Rama.
"Pa, ternyata Anak kita sudah jatuh cinta. Sepertinya sifat playboy yang menurun dari Papa akhirnya hilang juga," cerocos Mama Sinta dengan antusias.
"Ma, kenapa jadi bawa-bawa Papa sih?"
"Memangnya Papa tidak sadar kalau dulu sebelum menikah dengan Mama, Papa itu seorang playboy?"
"Tapi itu kan dulu Ma, yang penting sekarang cinta Papa hanya untuk Mama," ujar Papa Rama, dan Mama Sinta memutar malas bola matanya.
......................
Satu bulan kini telah berlalu dari semenjak kejadian di Bali, Arjuna sudah memberikan Tuan Wilson pelajaran dengan membatalkan semua kontrak kerjasama dengannya, dan Arjuna saat ini masih terus berusaha mencari perempuan yang telah mencuri hatinya, tapi hanya sketsa wajah Intan yang bisa Arjuna pandangi.
"Dimana kamu cintaku? apa takdir akan mempertemukan kita kembali?" gumam Arjuna, sampai akhirnya Arjuna memutuskan untuk pulang dari kantor, karena pikirannya saat ini masih kacau. Ketika Arjuna berjalan di lorong kantor, Arjuna tidak sengaja bertabrakan dengan karyawan bagian HRD yang membawa berkas lamaran pekerjaan.
"Maaf Tuan, saya tidak sengaja," ujar Karyawan Arjuna.
"Tidak apa-apa Pak, saya juga tadi sedang tidak fokus," ujar Arjuna dengan membantu membereskan berkas-berkas yang berhamburan di atas lantai.
Arjuna begitu terkejut ketika melihat lamaran atas nama Intan Permata, karena di atas lamaran tersebut terdapat pas fhoto wajah perempuan yang selalu dirinya rindukan.
"I_Intan," ucap Arjuna dengan lirih.
"Apa Tuan baik-baik saja?"
"Pak, apa perempuan bernama Intan adalah salah satu yang melamar kerja di Perusahaan kita?"
"Iya benar Tuan, dan besok saya akan memanggilnya untuk interview."
"Kalau begitu besok biar saya sendiri yang mewawancarainya," ujar Arjuna, sehingga membuat karyawannya terlihat kebingungan.
Aku tidak akan pernah membiarkan kamu lari lagi Intan Permata, ucap Arjuna dalam hati.
......................
Hari yang ditunggu-tunggu pun kini telah tiba, dan Arjuna sudah berangkat menuju kantornya pagi-pagi sekali, bahkan Arjuna sampai tidak sarapan dulu.
Arjuna terlihat gelisah menunggu kedatangan Intan.
"Bagaimana kalau Intan sampai mengenaliku? pasti dia akan membenciku. Jangan sampai Intan kabur lagi ketika mengetahui identitasku yang sudah merenggut kehormatannya. Apa aku menyuruh Erlan saja untuk mewawancarai Intan? Setelah Intan menandatangani kontrak kerja, baru aku muncul di hadapannya, jadi dengan begitu, Intan tidak bisa kabur," gumam Arjuna dengan tersenyum penuh arti.
Akhirnya Arjuna menyuruh Erlan untuk mewawancarai Intan, dan Arjuna terus memantau Intan yang sedang diwawancarai oleh Erlan lewat CCTV.
Sepertinya wajah gadis ini tidak asing? apa dia adalah gadis yang selama ini Tuan Arjuna cari? karena baru kali ini Tuan Arjuna menyuruhku untuk langsung mewawancarai Karyawan, bahkan Tuan Arjuna menginginkan Intan untuk menjadi Asisten pribadinya, batin Erlan kini bertanya-tanya.
"Silahkan tanda tangan kontrak kerjanya Nona," ujar Erlan.
Intan terkejut karena tidak mengira jika dengan mudahnya Intan diterima kerja di PT. Jaya Grup, bahkan posisi Intan langsung menjabat menjadi Asisten pribadi Presdir.
"A_apa saya tidak salah dengar Tuan? jadi saya diterima kerja di Perusahaan ini? bukannya saya masih harus melalui beberapa seleksi lagi?" tanya Intan.
"Ini adalah pengecualian untuk Anda, karena Anda merupakan lulusan terbaik dari salah satu kampus ternama," ujar Erlan.
Intan menandatangani kontrak kerja dengan PT. Jaya Grup, dan Arjuna yang melihatnya langsung tersenyum bahagia.
"Selamat bergabung di PT. Jaya Grup, dan mulai hari ini juga, Anda sudah bisa langsung bekerja," ujar Erlan, dan semua itu adalah perintah Arjuna.
"Sekarang kamu tidak akan bisa lari dariku lagi, Intan Permata," gumam Arjuna, kemudian Arjuna menyuruh Erlan untuk membawa Intan ke ruang kerjanya.
Ada apa dengan Tuan Arjuna? tidak biasanya beliau seperti ini? bahkan sejak pulang dari Bali, beliau tidak pernah ke luar rumah lagi untuk keluyuran, batin Erlan kembali bertanya-tanya.
"Nona, Presdir ingin bertemu dengan Anda sebagai Asisten barunya, silahkan ikut dengan saya," ujar Erlan, dan Intan terlihat gugup saat mengikuti Erlan masuk ke dalam ruang kerja Arjuna.
Erlan mengetuk pintu ruang kerja Arjuna sebelum masuk, kemudian Erlan dan Intan masuk ke dalam ruang kerja Arjuna, dan saat ini Arjuna terlihat duduk di kursi kebesarannya dengan posisi membelakangi Intan dan Erlan.
"Erlan, terimakasih. Kamu bisa ke luar," ucap Arjuna, dan Intan merasa tidak asing dengan suara tersebut.
Setelah Erlan ke luar, Arjuna kembali angkat suara.
"Nona Intan Permata, selamat bergabung di PT. Jaya Grup. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik," ucap Arjuna.
"Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Tuan karena telah memilih saya menjadi Asisten pribadi Anda, dan Saya akan berusaha bekerja sebaik mungkin," ucap Intan yang masih terlihat gugup.
Intan begitu terkejut ketika Arjuna membalikan kursi kebesarannya.
"Ka_kamu," ucap Intan dengan tergagap, tapi Arjuna berpura-pura tidak mengenali Intan.
"Maaf Nona, apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Arjuna.
Maaf Intan, aku harus berpura-pura tidak mengenalmu, supaya kamu tidak berniat untuk lari dariku lagi, tapi secara perlahan aku akan mendekati kamu, dan membuatmu jatuh cinta kepadaku, dan aku akan bertanggung jawab atas perbuatan yang telah aku lakukan, ucap Arjuna dalam hati.
Intan terlihat berpikir, karena mungkin saja dia telah salah orang, apalagi Arjuna terlihat tidak mengenali Intan.
Mungkin hanya wajahnya saja yang mirip, dan dia bukan lelaki bajingan itu, mana mungkin seorang Presdir perusahaan besar melakukan perbuatan yang tidak terhormat, ucap Intan dalam hati.
"Maaf Tuan, sepertinya saya salah orang. Sekarang apa yang harus saya kerjakan?" tanya Intan.
"Kamu bantu saya memeriksa dokumen-dokumen ini," ujar Arjuna dengan menunjuk setumpuk dokumen yang ada di atas mejanya.
"Baik Tuan, mohon bimbingannya," ucap Intan, kemudian bekerja dengan cekatan.
Arjuna menyuruh Intan duduk di sampingnya, tapi Intan memilih menjaga jarak dengan Arjuna.
Intan terlihat fokus dan secara teliti memeriksa dokumen-dokumen yang harus ditandatangani oleh Arjuna, bahkan Intan membacakan satu persatu dokumen penting tersebut sebelum Arjuna menandatanganinya.
Kamu memang berbeda dengan perempuan lain Intan, karena jika perempuan lain yang saat ini berada di dalam ruanganku, mereka pasti sudah berusaha untuk menggodaku, ucap Arjuna dalam hati dengan terus menatap lekat wajah cantik Intan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!