Rangga setelah pulang kerja memutuskan untuk pergi bersama Lisa dan Eli untuk jalan jalan berdua menikmati makan malam bertiga, dan Rangga berencana untuk istirahat di apatermennya Rangga.
“ Kalian memang bagus sekali, menunggu saya didepan kantor seperti ini” Ucap Rangga bahagia melihat Lisa dan Eli yang sudah menunggu didepan kantor dari pada masuk kedalam kantornya Rangga.
“ Yah dong ganteng, kita tahu kok keinginan kamu, untuk kita tidak masuk kedalam kantor kamu” Uucap Lisa dengan manja
“ Berangkat yuk ganteng, sudah tidak sabar mau bersenang senang bersama nih” Ucap Eli dengan manja, Eli pegang tas yang dipegang oleh Rangga
“ Hayo cantic cantic, saya juga sudah tidak sabar mau bersenang senang bersama kalian setelah makan malam bertiga” Lanjut Rangga langsung masuk kedalam mobil duluan
Rangga sengaja pakai supir, karena Rangga ingin duduk ditengah tengahnya Eli dan Lisa, supaya tidak ada yang duduk dibelakang sendirian, Rangga paling seneng setiap pulang kerja disambut dua perempuan yang sering diajak kencan oleh Rangga.
Dilain sisi, Desi turun dari mobilnya dibantu oleh supirnya, untuk masuk kedalam rumahnya Desi setelah pulang dari kuliah yang dari pagi sampai sore.
“ Bagaimana kondisi kamu selama dikampus sayang?” Tanya Bunda nya Desi melihat anaknya masuk kedalam rumahnya
“ Alhamdulillah lancar bunda, dan tadi ada kuis Alhamdulillah Desi bisa kerjain dengan baik” Ucap Desi yang merasa lega karena bisa kerjain soal mata kuliah yang cukup sulit tapi bisa dikerjain oleh Desi
“ Alhamdulillah sayang, berkat kamu rajin belajar sayang,yuk ke kamar kamu untuk istirahat sayang” Lanjut Bunda nya Desi langsung dorong kursi rodanya Desi
Bunda nya Desi merasa bersyukur, walaupun anaknya kondisi sakit seperti ini, tapi Desi tidak patah semangat untuk melanjutkan kuliahnya dengan rajin belajar dan keterbatasan yang Desi miliki.
Dilain sisi, Orang tuanya Rangga mendapatkan kabar dari asistennya, jika malam ini Rangga tidak akan pulang, karena lagi kencan bersama dua perempuan sekaligus.
“ Mau sampai kapan, Rangga seperti ini yah, saya kwatir dengan masa depannya Rangga jika terus bebas seperti ini dan menghambur hamburkan uang yang tidak ada gunanya sama sekali” Ucap Asistennya Rangga takut
jika Rangga akan bangkrut, jika terlalu boros dan jarang ke kantor demi jalan jalan bersama teman kencannya
“ Baik lah, saya akan mencari cara supaya Rangga tidak seperti ini terus, saya juga tidak ingin Rangga bebas terus, dan tidak memiliki pasangan hidup sama sekali, karena kebebasan tidak bisa selamanya dilakukan oleh Rangga” Ucap Ayah nya Rangga yang kwatir akan masa depan Rangga, jika didiamkan seperti ini terus, Rangga sudah tidak memiliki masa depan dan tidak memiliki pasangan hidup sama sekali.
“ Baik lah pak, saya pamit pulang dulu, karena saya mau istirahat dirumah, dan saya harap anda segera mendapatkan solusi supaya Rangga tidak seenaknya, apa lagi Eli dan Lisa, perempuan tidak tahu diri karena bisa
tega minta dibelikan barang barang mewah dan mahal pak, saya kwatir dengan keuangan Rangga pak” Lanjut Asistennya Rangga terus terang, dan tidak ingin perusahaan yang selama ini, diperjuangan kannya untuk sukses dan berkembang jadi bangkrut cuman karena Rangga terlalu dimanfaatin oleh Eli dan Lisa.
Ayah nya Rangga setuju dengan ucapan Asistennya yang akan bahas masa depan Rangga dan masa depan perusahaan secepat mungkin, supaya tidak menyesal dikemudian hari
Dilain sisi, Rangga senyum bahagia melihat Eli sudah siap gilirannya, setelah Lisa tadi selesai selama dua jam panjat pinang bersama Rangga.
“ Kalian memang luar biasa, setelah ini jalan jalan yah” Ucap Rangga pelan pelan menggerakan pinggangnya, naik naik kepuncak gunung, sambil senyum melihat Eli
“ Ahhhh, Iyah dong sayang, jika tidak luar biasa, kamu tidak akan betah sampai sekarang kan sayang, kita disini saja sayang sampai pagi, besok kan kamu kerja kembali sayang, aaahhhh” Desa han Eli sambil peluk Rangga,
Eli lebih pengertian soal pekerjaan dan tanggung jawab Rangga dalam menjalankan pekerjaanya jadi Eli bisa membiarkan Rangga bekerja, tapi siang selalu ajak belanja dan makan selama Rangga istirahat.
“ Terimakasih yah sayang, atas pengertiannya, baik lah kita bertiga disini saja lagian juga kalian pasti lelah lelah tapi kepengen lagi kan” Goda Rangga melihat Eli yang merem melek, setiap Rangga ajak olahraga bersama
“ Itu sih pasti sayang, aaahhhh Rangga ganteng dan sayang luar biasaaaaa” Desa han Eli semakin cetar membahana, membuat Rangga senyum bahagia mendengar suara merdunya Eli
Rangga seolah tidak mengenal lelah, langsung ajak Eli lagi membuat Eli yang masih lelah berusaha turutin keingin Rangga yang mau melanjutkan memberikan jatah untuk Rangga
Dilain sisi, Orang tuanya Desi yang diajak ketemuan oleh orang tuanya Rangga, akhirnya mau turutin keinginan temennya yang ajak makan malam bersama.
“ Desi biarin saja didalam kamarnya Bunda, lagian kita cuman pergi sebentar saja kok, tumbennya Heru ajak kita ketemu seperti ini kan” Ucap Rizki yang langsung siap siap, karena tidak biasanya Heru ayah nya Rangga ajak
makan malam bersama, apa lagi ajak istrinya juga
“ Yah sudah, tapi Bunda tetep kasih tahu Desi jika kita akan pergi sebentar supaya Desi tidak cariin kita kan” Ucap Tia yang tidak ingin membuat Desi bingung mencari orang tuanya
“ Yah sudah sana, ayah tunggu diruang tamu yah sayang” Lanjut Rizki yang sudah siap makan malam bersama
Tia langsung jalan ke kamarnya Desi, sedangkan Rizki menunggu istrinya diruang tamu saja, tidak ikut ngobrol bersama Desi
Dilain sisi, Heru dan Vivi siap siap makan malam bersama Rizki dan Tia, Heru punya rencana untuk menjodohkan Rangga dengan Desi.
“ Apa Desi mau menerima Rangga menjadi calon suaminya ayah? Rangga sudah bebas panjat pinang seperti itu kan? Bunda takut Desi menolaknya dan takut malu setiap ketemu teman kencannya Rangga?” Tanya Vivi ragu, jika Desi mau menerima kekurangan anaknya.
“ Kita coba saja dulu bunda, Desi anak yang baik dan cerdas, jadi cocok menjadi istrinya Rangga, walaupun Desi lumpuh tidak masalah bagi ayah, karena Desi masih ada harapan untuk sembuh, dan Desi bukan anak yang
boros, jadi tidak ada salahnya kita coba jodohkan mereka yah, yah jika mereka jodohkan kenapa tidak, lagian ayah bingung untuk menolong Rangga seperti apa, usir Eli dan Lisa juga tidak mungkin kan, dua perempuan sampah itu pintar menggoda Rangga walaupun kita sudah berkata kasar tetep saja mereka sering ketemu secara diam diam” Ucap Heru yang bener bener takut, jika anaknya jatuh miskin karena dua wanita sampai itu
“ Yah sudah ayah, kita akan coba jodohkan mereka dan semoga orang tuanya Desi setuju jika anaknya dijodohkan dengan anak kita” Lanjut Vivi berharap, niat baiknya tidak sia sia, karena menjodohkan Rangga dengan Desi,
demi menyelamatkan masa depanya Rangga.
Heru dan Vivi merasa sudah siap pergi, langsung meninggalkan kamarnya dan menuju café yang sudah dijanjikan oleh Heru dan bisa makan malam bersama sahabat yang sudah lama tidak ketemu
Dilain sisi, Desi setelah selesai belajar langsung merapihkan buku kuliahnya, Desi pelan pelan belajar jalan, supaya bisa jalan kembali.
“ Optimis suatu saat bisa jalan kembali, dan jalan jalan bersama temen temen laggi” Ucap Desi yang langsung duduk ditempat tidur setelah belajar jalan dan mengoleskan salep sebelum tidur dan kakinya supaya lebih baik selama tidur malam
Orang tuanya Rangga kasih tahu maksud ajak ketemu orang tuanya Desi, untuk menjodohkan anaknya dengan Desi, membuat Heru yang mendengar keinginan kedua orang tuanya Rangga menjadi ragu untuk menjodohkan Desi dengan Rangga karena kebiasaann buruknya Rangga sudah didengar oleh Heru
" Bagaimana yah pak, saya ragu jika Desi mau terima Rangga, apa lagi dengan kebiasaan buruknya Rangga membuat saya takut juga, Desi dilukai oleh Rangga sebelum halal" Ucap Heru yang tidak ingin Desi rusak sebelum waktunya
" Bener apa kata mas Heru, saya takut Desi rusak dan disakiti perasaannya cuman karena kakinya sakit seperti itu, saya tidak ingin melihat Desi sedih selama bersama Rangga" Ucap Vivi cemas dengan keadaannya Desi jika jadian dengan Rangga
" Tapi Vi, kasih kesempatan lah untuk Rangga bisa berubah lebih baik, sejujurnya saya takut akan masa depannya Rangga jika tidak mendapatkan istri yang baik, kita rasa Desi cocok bersama Rangga, karena kita melihat Desi anak yang baik dan sangat sabar, hayo lah Vi kasih kesempatan untuk Rangga, kita kan sudah kenal cukup lama masa tidak mau membantu kita sih" Ucap Bunda nya Rangga berharap Vivi dan Heru mau memberikan kesempatan untuk Rangga bisa menjadi suami yang layak untuk Desi
" Bagaimana bunda, apa bunda setuju menerima perjodohan ini? ayah terserah bunda jika bunda setuju, yah ayah akan setuju" Lanjut Heru yang tidak ingin paksakan Vivi untuk menerima perjodohan, apa lagi Rangga terkenal seorang playboy dan cowok tidak benar
" Hayo lah Vi, kasih kesempatan untuk Rangga bisa deket dengan Desi dan mau menikah dengan Rangga bukan sebuah musibah kok, dan jangan takut masa depannya Desi hancur cuman karena bersatu dengan Rangga
" Begini saja deh, jika Rangga sakitin perasaannya Desi atau merusak Desi sebelum halal, semua harta dan perusahaannya Rangga akan menjadi milik Desi sebagai hukuman merusak Desi sebelum halal, bagaimana mau kan kasih kesempatan kita untuk mempersatukan Rangga dan Desi? kita akan membuat surat perjanjian jika kalian inginkan bagaimana?" Tanya Ayah nya Rangga yang berharap Rangga bisa jadian dengan Desi
" Baik lah, besok kita pertemukan mereka pas makan siang bagaimana? , insya allah jika Desi setuju dijodohkan maka kita juga akan setuju, tapi menolak yah kita serahkan keputusannya ditangan Desi, besok surat perjanjian yang kalian bilang tadi tolong dibuat dan dibawa" Lanjut Vivi akhirnya mau mempertemukan Rangga dan Desi saat makan siang bersama
" Alhamdulillah Vi, terimaaksih banyak yah, besok mau mempertemukan anak anak, iyah kita akan bawa surat perjanjian supaya kalian tenang dan percaya jika kita akan melindungi Desi supaya tidak rusak saat bersama Rangga" Lanjut Bunda nya Rangga bahagia, akhirnya Vivi mau mempertemukan Rangga dan Desi berharap anaknya bisa jadian dengan Desi dan menjadi laki laki yang baik dan tidak menjadi playboy lagi
Heru dan Vivi berharap Desi bisa bahagia saat bersama Rangga, tidak disakiti, dan lebih penting tidak dirusak sama sekali, apapun alasannya
..................................................................................................................................
Vivi bantuin Desi siap siap berangkat ke kampus, Vivi melihat jadwal terapi jalannya Desi membuat Vivi bingung karena jadwal terapi jalan dan ketemu dengan Rangga diwaktu yang sama.
" Astaga, kenapa sampai lupa seperti ini sih, bagaimana ini kasih tahu orang tuanya Rangga jika Desi ada jadwal terapi jalan, apa lagi selama dua jam lagi" Batin Vivi sambil pegang kertas jadwal terapi jalannya Desi
" Bunda kenapa? kok diem saja?" Tanya Desi melihat Vivi diem saja sambil pegang kertas terapi jalannya Desi
" Tidak kenapa kenapa sayang, kamu pulang kuliah jam berapa?" Tanya Vivi melihat Desi yang lagi makeup
" Jam sepuluh bunda, soalnya dosennya lagi tidak masuk, untungnya bisa terapi jalan yah bunda, tidak diundur lagi karena Desi kuliah" Lanjut Desi, yang sedih karena jadwal terapinya selalu tidak jadi karena Desi kuliah sering sampai sore
" Alhamdulillah pulang cepat yah, nanti kita jemput yah Desi, supaya jalan bareng ke rumah sakitnya, kata ayah mau anterin Desi terapi jalan dan mau melihat Desi juga kata ayah" Lanjut Vivi sengaja tidak kasih tahu rencana nanti siang, takutnya Desi menolak untuk ketemu dengan Rangga
" Oke bunda" Lanjut Desi yang bahagia sekali karena orang tuanya mau temani Desi terapi jalan hari ini
Dilain sisi, Rangga yang sudah ketemu dengan Lisa dan Eli, memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mandi dan baru berangkat ke kantor, karena Rangga tidak bawa baju salin sama sekali.
" Bikin malu saja kamu Rangga!" Bentak Ayah nya Rangga menatap anaknya penuh dengan amarah
" Bikin malu apa sih ayah? perasaan Rangga tidak melukan apapun deh, apa yang membuat ayah merasa malu?" Tanya Rangga heran melihat ayah nya, tiba tiba marah padhal masih pagi
" Kebiasaan kamu, ajak Lisa dan Eli ke apatermen kamu, mau sampai kapan kebebasan seperti ini Rangga? kamu sudah tua mau sampai kapan main main seperti ini, apa kamu tidak ingin punya istri yang baik dan anak sebagai penerus kamu, ayah dan bunda sudah tua Rangga, tapi sampai sekarang kita belum memiliki menantu dan cucu, karena kamu selalu suka kebebasan seperti ini?" Tanya Ayah nya Rangga penuh amarah melihat anaknya, yang tidak memikirkan masa depan sama sekali
" Rangga masih nyaman dengan kebebasan ini ayah, ngapain sih ribet sekali urusin masa depan Rangga segala, yang penting Rangga bisa bekerja dengan bener, membuat perusahaan ayah semakin berkembang dan semakin dikenal banyak orang kan, jadi tidak usah ikut campur dengan urusan pribadi Rangga sama sekali" Lanjut Rangga kesal, karena masih pagi ayah nya sudah ajak ribut Rangga
" Tidak bisa, kebebasan kamu harus berakhir, siang ini ayah akan jodohin kamu dengan anak temen bunda kamu, dia cantik, pinter masih kuliah, dan anak baik lagi. jika kamu menolak perjodohan yang ayah dan bunda inginkan demi masa depan kamu, kita akan sita semua fasilitas yang kamu miliki, biarin kamu berfikir kebebasan tanpa ada uang dan apatermen sama sekali, selain itu mobil dan hanphone kamu akan ayah sita jika kamu menolak perjodohan yang ayah inginkan, demi masa depan kamu" Tegas Ayah nya Rangga menatap sinis kearah anaknya, yang terlihat emosi setelah mendengar keinginan ayah nya
" Apa dijodohkan? enak saja ayah atur atur jodoh untuk Rangga, yah jangan begitu dong masa menolak perjodohan tapi semuanya disita, Rangga mau belanja apapun tidak bisa dong,mau kemana mana tidak naik mobil sangat merepotkan dong, apa lagi tidak punya hanphone, tidak bisa telefon siapapun dong, jangan sejahat itu lah ke Rangga" Lanjut Rangga bujuk Ayah nya supaya tidak sita semua barang barang mewahnya, cuman karena menolak perjodohan dan harus hidup susah sama sekali.
" Ayah tidak peduli dengan alasan kamu, pokoknya nanti siang wajib datang ke cafe yang ayah kirim di chat pribadi, saat sampai sana kamu harus terima perjodohan yang ayah dan bunda inginkan, jika menolaknya maka kamu harus siap siap kehilangan apatermen kamu, jabatan kamu di kantor, ayah akan blokir ATM kamu, mobil akan ayah sita, dan hanphone akan ayah sita paksa. biar kamu stop menjadi laki laki liar lagi, supaya kamu berfikir untuk masa depan kamu, dan tidak membuat keluar malu cuman karena kebebasan yang kamu lakukan selama ini" Tegas Ayah nya Rangga, yang tidak main main dengan keinginannya, demi masa depan Rangga harus tega dengan anak sendiri, dari pada membiarkan Rangga bebas terus tidak akan memikirkan masa depannya sama sekali
" Ayah jangan rese deh, karena semuanya punya ayah jadi atur atur kehidupannya Rangga seperti ini, sudah Rangga bilang kan, Rangga suka kebebasan dan masih betah sendiri seperti ini, jadi tidak usah cape cape atur masa depan Rangga deh" Tegas Rangga kesal, karena ayah nya seenaknya mengatur masa depannya
" Terserah, bodyguard ayah akan awasin kamu, kemana pun kamu pergi dan ayah pastikan kamu tidak akan bisa kabur, jadi yang bisa kamu lakukan datang ke cafe yang ayah dan bunda tentukan, kamu harus terima perjodohan ini demi masa depan kamu jika kamu tidak ingin kehilangan kemewahan yang kamu miliki" Lanjut Ayah nya Rangga menatap sinis ke Rangga, Ayah nya Rangga langsung meninggalkan anaknya, yang kaget tiba tiba mau dijodohkan seperti ini, apa lagi dengan acaman sitaan segala
Rangga yang melihat Ayah nya pergi, langsung mengepalkan tangannya saking emosi setelah mendengar keinginan orang tuanya menjodohakn Rangga dengan anak temennya, bahkan dengan teganya mau sita kemewahannya cuman karena menolak perjodohan yang orang tuanya inginkan
Desi setelah pulang kuliah ikut kedua orang tuanya untuk makan siang bersama, tidak biasanya kedua orang tuanya ajak Desi makan dicafe, karena biasanya makan direstoran depan kantor Heru.
“ Tumben sekali kita makan disini?” Tanya Desi penasaran
“ Selain kita berdua, nanti ada keluarga temen bunda yang akan ikut kita makan malam disini sayang” Ucap Vivi yang dorong kursi rodanya Desi, supaya bisa didepan meja
“ Dalam rangka apa? Kenapa mendadak sekali dan kenapa Desi juga diajak?” Tanya Desi merasa heran karena diajak makan siang bersama keluarga temennya Vivi
“ Tidak dalam rangka apapun sayang, sudah jangan banyak tanya nanti juga tahu sayang” Ucap Heru ragu, jika Rangga dan Desi akan menerima perjodohan ini dan semoga Rangga tidak sakitin Desi cuman karena kondisi fisiknya saja
“ Iyah ayah” Lanjut Desi yang mau turutin apa kata orang tuanya
Dilain sisi, Rangga yang sedang sedang siap siap mau makan siang bersama Eli karena setelah makan siang bakal diajak ke apatermennya, untuk bersenang senang berdua, Rangga melihat asistennya masuk kedalamruangannya merasa heran.
“ Ada apa kesini? Kamu kan tahu ini jam istirahat? Mau ngapain kesini?” Tanya Rangga melihat asistennya
“ Ayah anda tadi nelefon, kalo dilobi kantor sudah ada dua bodyguard yang mengawasi anda, jadi anda tidak bisa pergi kemana mana, memangnya ada apa? Sampai ada bodyguard segala untuk mengawasi anda?” Tanya Asistennya Rangga penasaran
“ Sial, ayah dan bunda saya mau menjodohkan saya dengan anak temennya, jika saya menolak perjodohan yang mereka inginkan, maka semua harta saya akan mereka sita, tidak ada satupun saya miliki, dan jika saya menerima
perjodohan semua harta saya tetep aman, sangat menyebalkan sekali” Protes Rangga kesel, karena soal pasangan hidup diatur oleh orang tua
“ Bagus dong, supaya kamu tidak bebas terus, malu kali setiap clien tanya hobi kamu dan cline perempuan menolak jika kamu yang datang rapat karena takut, dijebak oleh kamu, walaupun kamu sukses dan tampan tapi
tidak semua perempuan mau diajak kebebasan apa lagi perempuan yang berkelas,tentunya akan menolak” Lanjut Asistennya Rangga, yang setuju jika Rangga di paksa menikah, demi masa depan Rangga juga
“ Sial,enak sekali bicara seperti itu ke saya, kalian tidak tahu saja betapa enaknya kebebasan tahu, jika bosan yah tinggal dibuang saja, tidak seperti punya istri jika merasa bosan tidak bisa diceraikan begitu saja dan proses perceraian itu sangat lah ribet, sebelum merasakan kebebasan jangan sekali kali komentar negative dulu” Protes Rangga kesal, karena begitu banyak orang yang tidak suka dengan kebebasan, padahal seru kali
“ Terserah kamu saja lah, yang jelas kalo menolak perjodohan yah siap siap hidup susah dan tidak memiliki apapun, dan saya tidak akan bantu kamu sama sekali, karena saya tidak suka dengan kebabasan apapun alasannya” Lanjut Asistennya Rangga, langsung meninggalkan ruangannya Rangga sebelum atasannya, minta bantuan untuk menggalkan perjodohan
“ Sial, andaikan perusahan ini milik saya sepenuhnya,tentunya dia bisa saya ancam jika menolak saya minta bantuan dan membiarkan perjodohan ini tetep berjalan” Protes Rangga kesal sambil melihat Asistennya keluar dari ruangannya
Dilain sisi, Kedua orang tuanya Rangga datang juga ke café yang sudah dijanjikan, Orang tuanya Rangga melihat kondisinya Desi sejujurnya ragu Rangga menerima kondisinya, tapi harapan untuk punya istri untk Rangga cuman Desi yang bisa.
“ Bagaimana kondisi kaki kamu?” Tanya Bunda nya Rangga melihat Desi yang masih duduk diatas kursi roda
“ Masih sama tante, nanti sore mau terapi jalan setelah dari sini bersama ayah dan bunda” Ucap Desi setuju untuk undur jam terapi demi ketemu temen Vivi, bersama anak dan suaminya
“ Semangat anak cantic, optimis jika suatu saat bisa jalan kembali” Ucap Ayah nya Rangga, suatu saat Desi bisa jalan kembali
“ Amin om, saya juga berharapnya seperti itu” Lanjut Desi yang terus ikutin saran dokter minum obat dan pakai salep rutin, demi bisa sembuh.
“ Bagaimana kuliah kamu? Kamu semester berapa? Apa sudah waktunya magang?” Tanya Bunda nya Rangga, yang tidak terlalu tahu kuliahnya Desi
“ Masih semester empat tante, jika magang sih, langsung ke kantor ayah saja, karena kan setelah lulus kuliah Desi langsung menjadi pengganti ayah, jadi yah sudah magang disana saja sekalian” Lanjut Desi bersyukur, karena Desi tidak akan pusing soal magang sama sekali, karena Desi sudah punya tempat magang sendiri
“ Itu Rangga kan?” Tanya Vivi melihat Rangga jalan menghampiri mejanya
“ Maaf terlambat” Ucap Rangga dengan sopan, saat melihat temen kedua orang tuanya
“ Tidak masalah Rangga, duduk lah” Lanjut Bunda nya Rangga, yang tahu kenapa anaknya terlambat datang dan tidak mempermasalhkan asal Rangga sudah hadir
“Alhamdulillah karena Rangga sudah sampai disini, Desi maksud om ajak Desi makan siang bersama seperti ini dan ada kedua orang tua Desi, tujuannya untuk memperjodohkan Desi dengan anak om yang ada didepan Desi,
namanya Rangga dia sudah mapan karirnya dan om rasa tidak ada salahnya memperjodohkan kalian, karena mengingat betapa dekatnya bunda nya kamu dan bunda nya Rangga,berharap bisa menjadi satu keluarga dengan mempersatukan kalian dalam ikatan pernikahan” Penjelasan Ayah nya Rangga panjang lebar, dan berharap Desi menerima perjodohan ini
“ Ayah serahkan keputusan perjodohan ini ke Desi, apapun keputusan Desi akan ayah dan bunda terima” Ucap Heru yang dari awal, tidak ingin mengatur jodoh untuk Desi
“ Tidak, Rangga tidak mau menikah dengan perempuan lumpuh seperti Desi, lebih baik Rangga jomblo abadi dari pada bersama gadis lumpuh itu, yang bener saja sih, akan membuat Rangga malu setiap ajak jalan Desi” Lanjut Rangga dengan sombongnya, yang bener saja kedua orang tuanya,menjodohkan Rangga dengan Desi yang cuman bisa duduk lama lama dikursi roda
“ Rangga jaga ucapan kamu!” Bentak Heru kesal, karena Desi dihina seperti itu oleh Rangga
“ Rangga apa kamu lupa dengan ancaman ayah tadi pagi” Bisik Bunda nya Rangga, melihat anaknya dengan lantang menolak perjodohan cuman karena Desi sakit
“ Astaga, pantas saja mereka paksa saya menerima perjodohan ini, karena gadisnya perempuan lumpuh walaupun cantic tapi kan kondisi fisiknya bikin malu saja” Batin Rangga kesal, karena orang tuanya tega menjodohkan
Rangga dengan perempuan yang tidak bisa berdiri sama sekali
“ Baik lah Rangga mau menerima perjodohan ini, dan akan belajar mencintai Desi” Lanjut Rangga terpaksa menerima perjodohan, dari pada kehilangan kemewahan yang ada.
“ Sayang, bagaimana apa kamu mau menerima perjodohan ini?” Tanya Vivi melihat Desi yang dari tadi diem saja
“ Kita jalanin hubungan ini selama setahun dan semoga selama setahun kita memang jodoh, maka perjodohan ini bisa berlanjut ke pernikahan bagaimana?” Tanya Desi menatap Rangga heran, karena ucapan awal datang dan
ucapan keduanya tidak sama, Desi merasa aneh tapi tidak berani protes
“ Bagaimana Rangga apa kamu mau?” Tanya Ayah nya Rangga melihat anaknya
“ Baik lah setahun kita pacaran, dan semoga kita merasa nyaman satu dengan lainnya selama pacaran yah” Lanjut Rangga terpaksa setuju
“ Alhamdulillah jika mereka setuju menerima perjodohan, walaupun proses pengenalan dulu, tidak menjadi masalah, terimakasih Desi” Lanjut Ayah nya Rangga bahagia, setidaknya ada harapan Desi bisa menjadi menantunya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!