NovelToon NovelToon

IMPERFECT WOMEN WITH YOU

Pernikahan yang dinanti 21+

Di sebuah gereja terbesar di wilayah Sisilia, Italia, kini telah dipenuhi oleh salah satu keluarga terkaya di Italia dan Eropa. Keluarga yang namanya sudah mendunia karena kemampuan mereka yang hebat dalam berbisnis dan juga berinteraksi dengan banyak orang yang tersebar di seluruh dunia, sebagai tekan bisnis keluarga ini.

Hari ini, adalah hari yang paling membahagiakan dan paling ditunggu oleh seluruh anggota keluarga de Niels. Akhirnya, setelah penantian yang sangat lama sekali, Lucena de Niels pada akhirnya dipersunting oleh pria bernama Galen Avanoisk de Niels yang merupakan sepupu angkat dan cinta pertamanya.

Luce, panggilan akrab dari Lucena, sudah jatuh cinta dengan Galen sejak usianya masih dibilang remaja. Luce yang kala itu berusia enam belas tahun, memilih menambahkan hatinya pada pria bernama Galen ini. Cinta pertama yang dia deklarasikan sebagai cinta terakhirnya, Luce selalu menjaga hati dan pikirannya untuk Galen, meski mereka tidak memiliki hubungan yang lebih dari kata dekat.

" Galen Avanoisk de Niels, apakah kamu bersedia menerima Lucena de Niels, sebagai istri mu, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, kaya dan miskin, hingga maut memisahkan kalian berdua.. "

" I do.. " ucap Galen tegas dan lantang. Lucena di sampingnya sampai merona malu karena tingkah Galen.

" Lucena de Niels, apakah kau bersedia, menerima Galen Avanoisk de Niels, sebagai suami mu, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, kaya dan miskin, hingga maut memisahkan kalian berdua. "

" I do.. " ucap Lucena tak kalah lantang.

" Apa sudah disatukan oleh Tuhan tidak akan pernah bisa dipisahkan oleh manusia.. Silahkan sematkan cincin pernikahan pada pasangan anda.." ujar Pastor.

Carmel yang bertugas membawakan cincin untuk pernikahan Galen dan Lucena, langsung maju mendekat ke arah sepasang pengantin itu, untuk memberikan cincin yang merupakan cincin yang hanya ada satu di dunia ini, karena Galen sendiri yang mendesain nya. Cincin yang diberi nama ' Deep Love ' melambangkan sedalam cinta Galen untuk Lucena.

Galen terlebih dahulu memasang kan cincin ke jari manis Lucena, baru setelahnya disusul oleh Lucena, memasangkan cincin pada jari manis Galen. Dengan begini, mereka kedua telah resmi menjadi sepasang suami istri.

" Mempelai pria, diperbolehkan untuk mencium mempelai wanitanya.." ucap Pastor.

Tidak mau menunggu lama, Galen langsung meraih pinggang Lucena dan kemudian menyatukan kedua bibir mereka. Ciuman yang intens dan juga dalam, menjadi persembahan mereka berdua untuk semua yang hadir di tempat ini.

" Selamat ya.. Akhirnya, kalian menikah juga.. Usaha mu selama ini dibayar dengan sesuatu hal yang luar biasa Luce.. " Geya, saudara kembar Galen memberikan selamat.

" Terima kasih.. Berkat dukungan mu juga.. " Lucena langsung memeluk Geya yang terlihat sedikit kurus setelah keguguran.

" Semangat ya.. Malam pertama jangan sampai kendor.. Len, cepat kasih mommy sama daddy cucu ya.. " Geya mengedipkan sebelah matanya menggoda Galen.

" Ck.. Pikiran mu sudah tercemar suami mu ya.. " ejek Galen tidak mau kalah.

Perdebatan keduanya harus berhenti karena banyak dari anggota besar keluarga de Niels, satu per satu maju memberikan selamat pada kedua mempelai. Pesta pun berlanjut, semua orang ikut bersuka cita dengan kebahagian yang akhirnya diperoleh oleh kedua mempelai.

...************...

Malam sudah semakin larut, kini Lucena dan Galen sudah masuk ke kamar hotel mereka setelah pesta pernikahan mereka yang berlangsung hampir sepuluh jam termasuk saat pemberkatan pernikahan tadi. Lucena rasanya ingin langsung berbaring dan tidur saking lelahnya. Akan tetapi, karena malam ini adalah malam pertama baginya, tentu Lucena harus menyiapkan kejutan untuk suaminya.

Sambil menunggu Galen selesai dengan keluarganya, Lucena berdandan secantik mungkin dengan memakai pakaian tempur khusus wanita di malam hari. Lucena memoles wajahnya di depan cermin rias besar di dalam kamar hotel ini. Dia merias wajahnya senatural mungkin, menyesuaikan dengan warna gaunnya yang berwarna peach. Gaun malam yang begitu indah ketika berada di tubuh wanita yang tepat.

Ceklek

Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian Lucena. Ketika matanya bertemu dengan mata yang memiliki warna seperti langit biru, senyum Lucena langsung mengembang. Senyuman Luce menular pada Galen yang baru saja masuk dan melihat betapa indahnya ciptaan Tuhan di depan matanya ini.

" Cantik.." ucap Galen memuji Lucena yang baru pertama kali ini Galen lihat berpenampilan sangat seksi.

" Hanya aku tunjukan pada mu... Kecantikan ini, hanya untuk mu.." ucap Lucena yang menghirup rakus wangi tubuh Galen yang selama ini selalu bisa membuat dirinya terbang ke langit ke tujuh. Aroma parfum mahal yang bercampur dengan keringat Galen, tidak pernah Lucena temui di dunia ini.

" Siapa yang mengajari mu menggombal seperti ini?" ledek Galen yang langsung mendapat cubitan di pinggangnya.

" Jangan lagi bersikap malu-malu di depan ku.. Kita sudah sah menjadi suami istri, itu artinya kau milik ku dan begitu pula sebaliknya.." Galen mengusap pelan pipi chubby milik sang istri.

" Hm... Aku berharap pernikahan kita ini akan bisa selamanya, hingga maut memisahkan.." Galen mengangguk.

Setelah puas saling mengungkapkan perasaan yang selama ini tidak pernah terungkapkan, terutama Galen. Akhirnya pasangan ini pun masuk babak berikutnya yang pastinya lebih intim.

Galen langsung mengambil alih kegiatan malam ini. Lucena, dia baringkan ke atas ranjang dengan ukuran king size itu. Mata Galen tidak pernah lepas dari beberapa bagian tubuh Lucena yang memiliki bentuk sempurna. Beruntungnya dia, karena telah mendapatkan istri yang cantik dan sangat seksi.

" Luce... Aku akan mulai ya.." Galen meminta izin terlebih dahulu sebelum mereka memasuki adegan dewasa.

" Lakukan , Galen.. Malam ini aku milik mu.." ujar Lucena pasrah.

Galen mulai dengan mencium bibir Lucena terlebih dahulu. Bibir yang sepertinya akan menjadi candu untuk kedepannya. ******* yang tadinya pelan dan lembut, kini sudah berubah menjadi liar dan panas. Lucena langsung terbuai dengan kepandaian Galen dalam menikmati bibirnya.

" Eeuughh.." lenguhan Lucena keluar kala Galen mulai berpindah menyesap lehernya yang putih bersih. Namun karena ulah Galen, kini leher putih itu sudah dipenuhi oleh bercak merah yang sengaja Galen buat di sana.

Ciuman Galen terus menerus turun, dari leher kemudian dia berpindah ke sepasang gunung kembar yang ukurannya tidak pernah Galen sangka sebesar itu. Selama beberapa saat, Galen menghabiskan waktunya bermain dengan benda yang benar-benar terasa lembut dan sekal itu. Kedepannya, benda ini pun juga akan menjadi bagian dari favorit Galen.

Setelah puas dengan bagian bagian atas tubuh Lucena, kini galen berganti untuk menuju ke lembah surga dunia yang pastinya akan sangat memuaskan untuknya. Suara-suara merdu keluar dari mulut Lucena, kala lidah Galen bermain di bawah sana. Rasanya sangat memabukan, saking nikmatnya secara tidak sadar Lucena justru menekan kepala Galen untuk semakin daam memanjakan miliknya.

" Galen... Aku keluarhhhh.." teriak Lucena mendapatkan pelepasan pertamanya.

" Karena kau sudah mencapainya, sekarang giliran ku untuk menikmati kenikmatan ini... Honey.." Galen secepat kilat melepaskan semua kain yang menempel pada tubuhnya. Hingga dia dan Lucena pun sam-sama polosnya.

" Bersiaplah Honey... Rasanya akan sakit ketika di awal, tapi percayalah.. Setelahnya akan sangat nikmat.." ucap Galen mengecup kening Lucena.

" Aku mulai ya.." Lucena pun mengangguk.

Galen sudah mengambil ancang-ancang-ancang untuk memulai permainan mereka malam pertama sebagai suami istri itu. Dengan perlahan Galen menyatukan dirinya dengan Lucena, namun alis galen mengernyit saat merasakan ada suatu yang berbeda kali ini.

" Tidak mungkin.... Luce... Kau..."

Kekecewaan yang teramat dalam

Sorot mata yang begitu tajam menghunus menatap wanita yang tengah tertidur di ranjang karena kelelahan setelah meraih nikmatnya malam pertama. Sayangnya tidak bagi pria yang tengah menatap pada wanita yang baru beberapa jam yang lalu menjadi istrinya. Tidak menyangka dia kecolongan, dan dia merasa telah ditipu dan dikhianati.

Sudah banyak sekali puntung rokok yang memenuhi asbak, belum lagi kaleng bir yang tergeletak tidak beraturan di lantai. Meski sudah menghabiskan banyak alkohol dan nikotin, nyatanya tidak mampu membuat pikiran pria ini tenang. Ingin melampiaskan pada seseorang, tapi siapa.

" Heh... Selama ini ternyata aku hanya pria bodoh yang begitu percaya akan cinta. Kini nyatanya, cinta ku mengkhianati ku.. " gumam Galen penuh rasa kecewa.

Keesokan harinya, Lucena terbangun namun yang dilihat suaminya tengah bersiap untuk pergi ke kantor. Bukankah siang ini mereka akan berangkat ke Hawaii untuk bukan madu. Lalu apa yang sedang dilakukan oleh suaminya kini.

" Galen.. Kamu mau kemana? " tanya Lucena yang langsung mendekat untuk membantu Galen memasang dasi.

" Kantor.. " jawab Galen singkat.

" Kantor? Bu-bukankah kita akan... Bulan madu? " Lucena mendongak untuk melihat wajah suaminya. Memang tinggi Lucena hanya sebatas dada Galen saja.

" Sorry.. Ada masalah dadakan di kantor.. Kau bisa kan kembali ke mansion utama sendiri, aku akan pulang larut nanti.. " tanpa mengecup kening atau bibir Lucena, Galen langsung pergi keluar dari kamar hotel itu.

Pandangan mata Lucena masih menatap pintu yang baru saja dilewati oleh Galen. Entah kenapa, rasanya ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran Galen. Lucena merawat Galen bersikap dingin padanya pagi ini. Tapi buru-buru Lucena mengenyahkan pikiran itu karena dia yakin itu hanya perasaan nya saja. Galen sedang pusing di perusahaan, dan seharusnya Lucena mengerti.

" Lain kali masih bisa bulan madu.. Tak apa Luce.. " dia berusaha untuk tidak terlalu membawa perasaan batalnya bulan madunya.

Di JN GROUP, semua mata memandang aneh bos mereka yang pagi ini datang ke kantor. Pasalnya semua yang bekerja di bawah nama JN GROUP tahu bahwa bos besar mereka kemarin melangsungkan pernikahan dan seharusnya hari ini mereka akan berbulan madu. Lalu, kenapa bisa bos besar mereka justru berada di kantor di jam sepagi ini.

" Selamat pagi tuan.. " sapa seorang pekerja yang sudah biasa berinteraksi dengan Galen karena dia di bagian perencanaan.

" Pagi.. " jawab Galen.

Orang yang menyapa Galen dibuat tidak percaya, ketika melihat raut wajah Galen tanpa senyum sama sekali ketika membalas sapaannya. Biasanya, bos nya ini akan menyapa balik dirinya dengan senyum di wajahnya. Kemudian akan berbincang sejenak dengannya untuk membahas masalah bisnis. Lalu sekarang ini apa, bosnya malah langsung masuk lift khusus CEO.

Di lantai paling atas gedung JN GROUP, tiga orang yang juga memiliki ruangan di lantai yang sama dengan lantai kantor CEO itu, dibuat melongo tidak percaya dengan penampakan yang ada di depannya. Walaupun satu diantara mereka tahu bahwa rencana bulan madu gagal, tapi tidak menyangka jika Galen justru masuk kerja.

" Hei.. Kalian berdua, katakan pada ku.. Aku tidak salah lihat kan? " tanya Bridella, Sekretaris Galen.

" Tidak.. Karena kita melihat hal yang sama, tapi bukankah tuan muda akan berangkat bulan madu nanti siang, lalu kenapa beliau kemari? " tanya Billcan, asisten Galen.

" Bulan madu dibatalkan.. Semalam tuan menghubungi ku untuk membatalkan bulan madu. Beliau mengatakan ada masalah di perusahaan. " Ketos kini angkat bicara. Ketos ini merupakan asisten yang mengurusi masalah pribadi Galen.

" Masalah? Perusahaan? Masalah apa? " beo Billcan merasa ada yang aneh.

" Bridella.. Tolong buatkan saya kopi.. " suara Galen di interkom yang ada di meja Bridella, mengagetkan ketiga orang yang sibuk membicarakan tuan mereka.

" Ba-baik tuan.. "

Sepeninggal Bridella, tidak ada lagi pembicaraan di antara kedua asisten Galen ini. Mereka tahu betul sifat tuan mereka, karena sudah ikut Galen jauh sebelum tuan muda mereka ini menduduki kursi CEO JN GROUP. Hanya saja, bukankah menikahi Lucena de Niels adalah mimpi seorang Galen de Niels, lalu sekarang dengan sikapnya yang seperti ini bukankah terlihat sangat aneh.

Meninggalkan orang-orang kepercayaan Galen yang menebak-nebak apa yang terjadi padanya, Galen sendiri memilih untuk merenung dengan berdiri di kaca yang mengarahkan pandangan Galen keluar. Melihat mobil berlalu lalang di jalanan yang ada di bawah, melihat langit biru sambil memikirkan apa yang terjadi padanya semalam.

" Bagaimana untuk seseorang yang melakukannya pertama kali, tidak ada bekas darah.. Lalu, terasa tidak lagi menggigit.. Apa yang kau sembunyikan dari ku Lucena.? " gumam Galen dengan kedua tangannya terkepal sangat kuat.

" Kau anggap aku apa? Kenapa sekarang kau berikan rasa sakit pada ku setelah aku berusaha untuk menjadikan ku wanita yang bersanding dengan ku? "

" Hahahahahahahaha... Kau bodoh Galen.. Kau sangat bodoh... Kau bodoh Galen... "

PRANG

Galen menghempaskan tiang lampu yang ada di dekatnya hingga lampunya pecah dan berserakan di bawah kakinya. Bertepatan dengan itu, pintu ruangan Galen terbuka dan Bridella lekas berlari menuju Galen karena tidak pernah dia melihat tuannya berlaku seperti ini.

" Tuan.. Anda tidak apa? " tanya Bridella panik.

" Aku kecewa... Dia mengecewakan ku.. Kenapa disaat... di saat.. aku sudah memberanikan diri bersamanya, hanya kecewa yang aku dapat... Bridella, katakan pada ku.. Kau perempuan dan menikah kan.. " Galen mencengkeram kuat lengat Bridella.

" Tu-tuan sakit... Le-lepaskan saya... Saya.. mo-mohon.. " mata Galen langsung terbelalak ketika telinganya mendengar rintihan Bridella.

" Maaf... Maaf kan aku Bridella... " Galen langsung membawa Bridella berdiri, dan mendudukannya di sofa yang ada di ruangannya. Galen pun mengambil duduk tidak jauh darinya.

Bridella awalnya ingin bertanya tentang masuk ucapan Galen tadi. Belum juga mulutnya berucap, Galen sudah lebih dulu mengutarakan keingintahuannya. Meski sudah berusia hampir dua puluh sembilan tahun, tapi untuk urusan perempuan, Galen itu tidak memiliki pengalaman. Status sebagai duda, juga hanya pajangan saja karena nyatanya pernikahannya yang dulu tidaklah bisa dianggap sebuah hubungan yang baik, karena dia dan istrinya hanya menikah kontrak.

" Apakah setiap perempuan pasti mengeluarkan.... tidak.. tidak... Ganti pertanyaan.. Apakah ketika pertama kali kau dan suami mu melakukan hubungan, bagaimana yang kalian rasa ? " tanya Galen yang tidak ingin memperjelas pertanyaannya.

" Eh.. Tuan, maksudnya bagaimana ya? " tanya Bridella heran. Tumben tuannya bertanya hal yang tidak masuk akal begini.

" Jawab saja.. Rasanya untuk pertama kali itu bagaimana? Untuk perempuan juga untuk laki-laki.. " ujar Galen memaksa.

" Rasanya untuk pertama kali... ehm.. pasti sakit tuan.. " jawab Bridella lirih sekali.

" Sakit kan? Ketika pertama kali melakukannya pasti sulit dan kau kesakitan kan? " Galen mendesak.

" Tentu saja tuan.. Rasanya sakit sekali dan pagi harinya saya bahkan kesulitan untuk berjalan.. Apa nyonya muda juga begitu? " Bridella mulai tahu arah pembicaraan dari tuannya itu.

" Tidak... " jawab Galen sambil memalingkan wajahnya.

Bridella justru tersenyum geli karena dia berpikir bahwa tuannya saat ini tengah malu. Bridella yang tidak ingin mengganggu momen tuannya mengenang kisah semalam, Bridella pun pamit untuk kembali bekerja karena dia meninggalkan beberapa dokumen yang harus dipersiapkan untuk ditanda tangani Galen.

Kepergian Bridella membuat Galen yang awalnya masih bisa menahan dirinya, kini kembali ke mode dimana dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengamuk. Pilihan Galen jatuh ke rooftop yang bisa diakses dari dalam ruangannya. Di atas gedung kantor JN GROUP, Galen berteriak sekencang-kencangnya.

" AAAAARRRGGGHHHHHH..... AAAARRRRRGGGGGHHHHHHHH... "

" Kau mengkhianati ku.. Kau mengkhianati ku... Aaaaarrrrggggghhhh... Sialan... Sialan.. Sialan..... "

Perubahan Galen

Di mansion utama keluarga de Niels, semua orang yang menjadi penghuni mansion ini dibuat terkejut ketika melihat Ketos datang bersama dengan Lucena.. Mommy Noura langsung maju ke depan untuk menyambut menantunya, sekaligus ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi sampai Lucena bukannya berangkat bulan madu, malah ke mansion utama.

" Luce, selamat datang di mansion utama sayang.. Kenapa kamu kok malah kesini? Galen mana? Kalian tidak pergi bulan madu? " baru saja datang, mommy Noura langsung mencerca Lucena dengan banyak pertanyaan.

" Galen menunda keberangkatan kita bulan madu mom.. Di perusahaan sedang ada masalah yang tidak bisa dia tinggal.. " jawab Lucena seperti apa yang sudah Galen ucapkan tadi.

" Perusahaan? Masalah? Ketos.. Benarkah itu? " mommy Noura langsung menatap tajam asisten pribadi Galen itu.

" Eh... Benar nyonya.. Tuan muda juga berkata hal yang sama.. " jawab Ketos terlihat takut.

" Ya sudah.. Kamu kembali ke perusahaan.. Dan Luce, ayo, mommy antar kamu ke kamar.. " Lucena pun mengikuti mommy Noura yang membawa mereka ke lantai dua, tempat dimana kamar Galen berada...

" Far.. Memangnya beneran perusahaan ada masalah? Kok aku nggak dikasih tahu.. " tanya Ghadi yang memang sejak kedatangan Lucena tadi, sudah langsung memberikan atensi.

" Entah.. Aku juga tidak tahu.. Sudah aku kerja dulu.. " Gafar pun pergi.

Di dalam kamar Galen, sekarang ini Lucena sedang melihat ke sekeliling. Mulai dari tempat yang disebut sebagai ruang kerja suaminya yang ada di bagian depan. Kemudian lebih masuk lagi, ada kamar yang mana sudah ada ranjang super besar dan ada beberapa barang-barang di sana. Televisi, sofa bed, lemari pendingin kecil, dan masih ada beberapa pernak pernik yang Lucena tahu, itu semua adalah hadian yang dia berikan untuk Galen. Disini rupanya, sang suami menyimpan semua hadiah yang dia berikan.

Mengarah ke sebelah sisi kanan kamar Galen ini, ada kamar mandi yang menyatu dengan walk in closet. Betapa terkejutnya Lucena saat melihat di dalam walk in closet ini, sudah berjajar perlengkapannya. Mulai dari baju, sepatu, tas, jam tangan, topi, kacamata dan masih banyak lagi. Dan kesemuanya adalah merk dan warna kesukaan Lucena.

" Dia ternyata selalu mengingat detail semua yang aku sukai.. Galen, senangnya aku karena menjadi istri mu.. " ucap Lucena yang matanya berbinar menatap sekeliling walk in closet.

" Bagaimana sayang? Apa kamu suka? Galen yang menyiapkan semua ini sendiri.. " mommy Noura ikut masuk ke walk in closet.

" Suka mom.. Suka sekali malah.. Galen selalu tahu apa yang aku sukai dan tidak.. " Lucena tersenyum menatap ibu mertuanya.

" Syukurlah.. Mommy senang sekali akhirnya kalian bisa sama-sama.. Mommy pikir, Galen itu nunggu apa sampai nunggu lebih dari sepuluh tahun untuk bisa sama-sama kamu.. Tampan iya, kaya iya, kurang apa coba.. " mommy Noura geleng kepala.

" Kami kan punya perbedaan sifat yang sangat mendasar mom.. Galen yang suka kebebasan dalam mengekspresikan semua yang dia sukai.. Sedangkan aku, lebih suka mengikuti peraturan dan pengaturan sehingga kami sering sekali salah paham.. Mungkin Galen mempertimbangkan itu semua mom.. " ucap Lucena.

" Dan sekarang semuanya sudah berjalan dengan semestinya, dan mommy bahagia karena kalian akhirnya bersama juga.. " mommy Noura mengusap puncak kepala Lucena.

" Galen, anak yang terbiasa memutuskan semuanya sendiri. Dia, sudah menjadi sangat dewasa bahkan ketika saudaranya tengah asyik menjalani kehidupan mereka sesuai dengan usia mereka.. Galen anak yang keras tapi juga lembut di saat yang bersamaan. Jadi mommy harap, kamu bisa menjadi air ketika dia dalam kondisi panas, dan menjadi api yang menghangatkan ketika dia membutuhkan kehangatan.. " pesan mommy Noura.

" Iya mom.. Terus bimbing Luce ya, agar bisa menjadi istri yang baik.. " mommy Noura mengangguk.

Setelah berbincang sejenak, mommy Noura membiarkan Lucena untuk beristirahat. Setelah malam pertama kemarin, pastilah menantunya ini kelelahan. Meski sebenarnya ada sesuatu yang terasa mengganjal hatinya, tapi mommy Noura tidak mau membesar-besarkannya.

Di dalam kamar, Lucena langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan untuk suaminya dan mengabarkan jika dia sudah sampai di mansion utama. Lama tidak ada balasan dari Galen, akhirnya Lucena memilih untuk ke kamar mandi dan berendam. Rasanya, jika mandi tidak berendam itu terasa belum lengkap.

******************

Tak terasa, sudah seminggu pernikahan Galen dan Lucena berlalu. Selama satu minggu ini, banyak sekali hal yang Lucena rasa seperti ada yang tidak beres. Terbukti malam ini, ketika Galen pulang dalam keadaan mabuk. Setahun Lucena, suaminya ini memiliki kadar toleransi yang baik dengan alkohol. Lalu kenapa sekarang Galen bisa mabuk. Seberapa banyak suaminya ini minum.

" Len.. Kamu kenapa mabuk begini? " tanya Lucena ketika menyambut kepulangan Galen.

" Ck.. Minggir.. Nggak usah deket-deket aku.. " Galen mendorong tubuh Lucena. Tatapan mata Galen menatap ke arah Lucena, terlihat sangat asing bagi Lucena. Dia seperti merasa jijik saat berhadapan dengan istrinya.

" Aku bantu kamu sampai ke kamar ya.. Ini sudah malam, jangan buat keributan Len.. " Lucena berusaha meraih tangan Galen untuk kenapa hnya.

" Dengar tidak.. Jangan sentuh aku.. " Lucena terkejut saat Galen membentaknya dengan suara yang sangat keras sekali.

" Kamu kenapa sih Len? Kamu kok jadi berubah.. Kamu nggak pernah menyentuh aku sejak malak pertama, kamu kasar, kamu sering bentak aku, apa salah ku sama kamu.. Coba bilang sama aku Len.. " Lucena sudah menangis dan akhirnya gejolak di hatinya dia lepaskan.

Sejak malam pertama saat di hotel, hingga satu minggu ini Galen tidak pernah mau menyentuh Lucena. Anehnya, setiap malam Galen lebih memilih tidur di sofabed dibandingkan di ranjang bersama sang istri. Galen juga jadi pendiam, sering sekali membentak Lucena dan kadang berlaku kasar. Entah apa yang terjadi, tapi jujur saja Lucena sangat sedih karena hal itu.

" Tanya kenapa aku begini? Tanya diri mu sendiri.. Apa yang sudah kamu perbuat.. " bentak Galen. Meski mabuk, otak Galen masih berfungsi dengan baik, sehingga dia pun masih jelas mengingat apa yang membuat dirinya jadi kecewa saat ini.

Suara ribut-ribut yang terjadi di lantai satu, membangunkan semua penghuni mansion utama. Daddy Joaquin dan Mommy Noura, menatap tidak percaya dengan tampilan Galen yang mabuk dan Lucena yang duduk di lantai dengan menangis. Galen bukan pria yang suka main tangan, jadi kedua orang tua Galen langsung bergegas turun melihat apa yang terjadi.

" Galen.. Apa-apaan kamu? Pulang mabuk dan bikin keributan.. Ini sudah malam.. " sentak mommy Noura yang baru kali ini melihat putranya seperti itu.

" Ck.. Mommy nggak usah ikut campur.. Ini bukan urusan mommy.. " ucap Galen berdecak kesal.

" GALEN AVANOISK DE NIELS.. KAU GILA BERANI BICARA SEPERTI ITU DENGAN MOMMY MU.. " daddy Joaquin yang merasa putranya sudah keterlaluan langsung berteriak memanggil lengkap nama Galen. Biasanya, jika sudah menyebut nama tengah anak-anaknya, itu pertanda daddy Joaquin sudah marah.

" Tidak perlu daddy berteriak.. Galen tidak tuli.. Tapi ini memang bukan masalah yang daddy dan mommy bisa ikut campur didalamnya... Tapi jika kalian penasaran, tanya saja wanita itu.. " ucap Galen dan langsung naik ke lantai dua, meninggalkan istrinya yang tengah menangis dalam pelukan mommy Noura.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!