"Ahh Xan, aku sudah tidak tahan."
"Oke Baby, kita akan melakukannya bersama-sama." sang pria memberi sebuah aba-aba dan beberapa detik kemudian terdengarlah suara erangan kenikmatan yang begitu menjijikan di telinga Arabelle.
Ya, dia adalah Arabelle Weister. Seorang mantan model internasional yang merelakan karirnya demi sang suami, Xander Weister.
Pada hari ini tepat satu tahun mereka menikah. Oleh karena itu Arabelle datang menemui suaminya di kantor untuk memberi kejutan. Tetapi siapa sangka justru sang suamilah yang telah memberikannya kejutan yang begitu besar. Kejutan yang tidak pernah Arabelle sangka-sangka yaitu sebuah pengkhianatan!
Saat ini Arabelle sedang bersembunyi di balik lemari besar yang berada di ruangan Xander. Arabelle sekuat tenaga menahan diri supaya kedua manusia laknat itu tidak menyadari keberadaannya meski sebenarnya dia sangat ingin mencakar keduanya. Tidak ada air mata tapi justru ada sebuah senyuman tipis yang tersemat di bibir cantiknya.
... ---...
Arabelle kembali ke mansion setelah suami dan selingkuhannya itu pergi. Sebelumnya dia sudah mewanti-wanti resepsionis supaya tidak memberitahu Xander tentang kedatangannya.
Di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Arabelle tersenyum padahal seharusnya ia menangis tersedu-sedu karena telah dikhianati sang suami.
"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!"
Saat sampai di mansion, Arabelle tidak langsung masuk ke dalam kamar. Wanita itu malah memasuki sebuah ruangan yang merupakan ruang pribadinya. Ruangan itu tersembunyi, tidak ada satupun orang yang tahu termasuk Xander sendiri. Tentu saja karena mansion mewah dan megah ini adalah miliknya.
Arabelle mengambil ponsel lamanya yang dia simpan di sebuah laci, ponsel yang selama ini ia tinggalkan karena sang suami melarangnya untuk berhubungan dengan banyak orang apalagi itu menyangkut profesinya dulu. Dan bodohnya lagi Arabelle malah menurutinya.
Disana Arabelle terlihat memindahkan nomor ponsel seseorang ke ponsel barunya. Setelahnya, lagi-lagi Arabelle tersenyum. Tapi kali ini berbeda karena senyumannya terlihat sangat menyeramkan.
Jika biasanya Arabelle akan sibuk berdandan untuk menyambut sang suami yang telah seharian bekerja. Kali ini Arabelle tak peduli, perempuan itu malah asyik berenang tanpa menghiraukan laporan dari salah satu pelayan yang mengabarkan kalau sang Tuan sudah datang.
"Sayang, kau tidak menyambutku?" tegur Xander yang mendekat ke tepian kolam renang.
"Kupikir akan lebih ekstrim jika menyambutmu di dalam kolam kan?" Arabelle mengerlingkan mata.
Xander terlihat sangat tertarik, "Kau sedang menggodaku hm?"
"Tidak, karena saat ini badanku sudah mulai menggigil." tolak Arabelle kemudian. Perempuan itu melenggang pergi tanpa menghiraukan Xander. Membuat pria itu bertanya-tanya karena tak biasanya Arabelle seperti ini.
"Apa kau sakit sayang?" tanya Xander saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi. Istri cantiknya ini hanya memakai bathdrobe dan itu artinya Arabelle baru saja mandi.
"Aku baik-baik saja. Cepatlah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu."
Xander meraih telapak tangan Arabelle dan mengecupnya mesra, "I love you, Ara."
Ingin sekali Arabelle menampar wajah Xander karena telah lancang menyentuhnya. Tangan kotornya itu sangat tidak pantas bersentuhan dengan kulit mulusnya.
"I love you too, Xan" bohong Arabelle.
Ya, Arabelle sedang berbohong. Karena pada hari ini rasa cintanya terhadap Xander telah menghilang begitu saja bergantikan dengan sebuah dendam yang tersemat di dalam hatinya.
"Bagaimana dengan barang yang aku pesan?" Arabelle terlihat menghubungi seseorang.
📞 : Aku yakin kau akan menyukainya.
"Really? Aku jadi tidak sabar melihatnya. Kirimkan padaku malam ini juga."
📞 : Fource?
"Yeah."
📞 : Baiklah. Sampai jumpa!
Arabelle menutup panggilan teleponnya. Perempuan itu tersenyum penuh kemenangan, "Kau pikir aku adalah wanita yang lemah Xander?"
Siang ini Arabelle berencana untuk pergi ke salon, tapi urung karena Xander yang tiba-tiba pulang saat waktu makan siang.
"Aku baru saja ingin mengajakmu makan siang tapi sepertinya kau akan pergi, Ara."
"Sudah lama aku tidak ke salon. Ada apa hm?" tanya Ara berbasa-basi.
Xander menarik pinggang istrinya lalu melabuhkan kecupan di bibir Arabelle, "Kau bisa pergi ke salon esok hari, sekarang ikutlah denganku!"
Arabelle tak sempat menghindar dan tidak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaan Xander.
Sejenak pasangan suami istri ini terlihat sangat harmonis. Karena memang itulah yang Arabelle rasakan selama ini tetapi nyatanya entah sudah berapa lama ia ditusuk dari belakang.
Rupanya Xander membawa Arabelle menuju ke sebuah danau, salah satu tempat yang berkesan bagi keduanya. Karena disana Xander dan Arabelle telah saling mengucap janji untuk sehidup semati. Ya, satu tahun lalu mereka menikah di tempat ini.
Danau itu adalah danau buatan milik keluarga Weister.
"Kau mengingat sesuatu sayang?"
Arabelle tersenyum kecut mendengarnya, "Kau pikir aku lupa?"
"Maaf karena aku yang melupakannya, maka dari itu aku mengajakmu kemari untuk merayakannya. Meskipun telat satu hari." ucap Xander.
"Aku tahu kau sangat sibuk, jadi aku tidak akan mempermasalahkan ini."
"Kau memang wanita yang sangat sempurna, Ara. I love you. Always!"
Arabelle muak sekali melihat sandiwara yang ditunjukan oleh sang suami. Tetapi dia harus tetap menahan diri supaya permainannya selesai dengan sempurna.
Xander memberikan banyak kejutan untuk Arabelle. Tak lupa ia juga menyiapkan mini piknik untuk mereka berdua.
"Sepertinya akan lebih romantis jika dilakukan saat malam hari bukan? Tapi sayangnya malam ini aku harus pergi ke luar kota."
"Lagi?" tanya Arabelle.
"Maafkan aku sayang karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk."
Arabelle memasang wajah sedihnya padahal sebenarnya dia sangat senang karena itu artinya malam ini dia bisa bebas.
Bila perlu tidak usah pulang saja sekalian!
"Ya, aku mengerti. Selalu jaga kesehatanmu."
"Tentu saja, Sayang."
Dan benar saja sore harinya Xander sudah bersiap untuk pergi, pria itu mengemas beberapa potong baju ke dalam koper.
"Banyak sekali, memangnya berapa lama disana?"
"Tidak tentu, maka dari itu aku membawa baju sedikit lebih banyak."
"Em sepertinya aku akan merindukanmu."
Xander memeluk Arabelle lalu mengusap surai kecoklatan milik istrinya, "Setelah ini aku berencana untuk mengajakmu berlibur. Pilih saja negara mana yang kamu inginkan, oke?"
Arabelle mengangguk setuju, "Baiklah aku akan mulai memilih dari sekarang."
"Good wife!" Xander menyentil hidung Arabelle dengan gemas.
Wanita itu melambaikan tangannya disaat mobil yang membawa Xander keluar dari pelataran mansion. Setelah mobil itu hilang dari pandangan, Arabelle langsung masuk karena dia juga harus bersiap-siap.
Arabelle membuka sebuah lemari besar yang berada di dalam kamarnya dan terpampanglah beberapa koleksi dress miliknya. Wanita itu memilih satu dari semuanya sampai pilihannya jatuh pada sebuah dress malam berwarna hitam dengan potongan dada yang rendah dan panjangnya hanya setengah paha.
Setelahnya Arabelle bergegas mandi, dia meminta satu dari pelayannya supaya membantu dirinya luluran. Malam ini Arabelle akan tampil sesempurna mungkin.
Entah apa yang akan terjadi setelah malam ini karena hanya Arabelle lah yang tahu.
📩 : Sudah aku kirim, ku harap kau tidak komplain.
Arabelle menatap datar layar ponselnya yang menyala karena ada satu pesan yang masuk. Dia baru saja memarkirkan mobil mewahnya di basemen Hotel Fource.
Wanita itu berjalan anggun menuju ke lobby dan masuk ke dalam lift yang akan membawanya naik ke lantai dua puluh tujuh dimana president suite room berada.
Saat sampai, Arabelle mencoba untuk menekan bel dan tak sampai lima detik pintu besar berwarna putih itu terbuka dari dalam. Sejenak Arabelle terpana pada sesosok pria yang saat ini berdiri di hadapannya.
Tak menyia-nyiakan kesempatan pria itu segera meraih tangan Arabelle dan mengecupnya mesra, "Selamat datang, Nona." suara yang terdengar sangat seksi di telinga Arabelle.
Dan Arabelle tersipu malu diperlakukan seperti itu. Tetapi dia tetap harus menjaga keanggunannya untuk saat ini.
"Kita bicara di dalam." ajak Arabelle seraya melepaskan genggaman di tangannya.
"Tentu saja, Nona."
Arabelle meminta pria itu duduk di hadapannya tetapi sebelum itu sang pria lebih dulu menyodorkan segelas wine pada Arabelle.
"Minum ini supaya pembicaraan kita menjadi rileks."
"Baiklah. Sekarang perkenalkan dirimu!" pinta Arabelle kemudian.
Pria itu tersenyum miring, "Panggil aku Zio, umurku 26 tahun, tinggi badanku sekitar 189cm, memiliki kelebihan yang sangat menjanjikan yaitu tampan, aku seorang pengangguran yang akan bekerja padamu Nona." ucapnya dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Dan memang tidak dapat Arabelle pungkiri kalau pria ini memang sangat tampan.
"Apa alasanmu mengambil pekerjaan ini?"
"Karena aku butuh."
Satu jawaban yang tidak bisa diterima untuk seorang Arabelle. Melihat lagat pria itu yang sepertinya bukan orang sembarangan.
"Melihat penampilanmu yang sangat rapi dan juga wajahmu, kau tidak berasal dari sini kan?"
"Betul sekali, aku adalah warga negara Amerika yang terdampar di Italia."
Lagi-lagi pria bernama Zio itu meraih tangan Arabelle dan mengecupnya, "Kau meragukan aku, Nona?"
Arabelle bergeming. Dia masih tidak menyangka ternyata barang yang ia pesan bisa sesempurna ini bahkan melebihi syarat yang ia ajukan. Ya, barang yang dimaksud Arabelle adalah seorang pria yang akan menjadi gigolonya untuk membalas perlakuan suaminya, Xander Weister.
"Kau masih single, duda atau bahkan masih memiliki istri?"
Zio tertawa mendengarnya, "Aku single, Nona."
"Berikan identitasmu!" Arabelle tidak mungkin bekerja sama dengan orang yang tidak jelas kan? Bisa saja dia berbohong.
"Sayangnya semua identitasku telah hilang dicuri."
Arabelle menatap Zio dengan tatapan mengintimidasi mencari raut wajah kebohongan di wajah pria tampan itu tetapi sayangnya dia berkata jujur.
"Baiklah, baca ini baik-baik." Arabelle mengeluarkan sebuah kertas yang berisikan perjanjian tertulis antara dirinya dengan gigolo bayarannya. Disana tertulis beberapa tugas yang harus Zio sanggupi.
Zio harus selalu ada untuk Arabelle jika dibutuhkan, Zio harus bersedia memenuhi kebutuhan ranjang Arabelle, Zio tidak diperbolehkan berhubungan dengan wanita lain selama bersama Arabelle dan yang paling penting Zio harus membantu Arabelle untuk mencari bukti-bukti perselingkuhan suaminya agar Arabelle bisa menggungat cerai pria itu dengan mudah, baru setelah itu perjanjian ini selesai.
Zio hanya membaca sekilas, "Aku setuju!"
Sebenarnya dia tidak peduli dengan isi perjanjian itu karena yang terpenting saat ini adalah dia membutuhkan uang untuk meneruskan hidupnya meskipun dengan cara seperti ini.
Arabelle tersenyum puas, "Berapa gaji yang kau inginkan?"
Terjadi negosiasi diantara keduanya sampai mereka mencapai kesepakatan bersama. Zio akan mendapatkan uang sebesar lima ribu euro dalam sekali pertemuan.
"Permainan yang sesungguhnya akan segera dimulai Xander." batin Arabelle.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!