"Sebelum kita memulai ijab qobul pernikahan ini saya ingin bertanya pada kedua mempelai apakah kalian menikah ini terpaksa atau karena kesadaran kalian sendiri," kata sang Penghulu.
"Mas Ardan apakah Anda bersedia menikah dengan Nona Maya menjadikan dia istri dalam suka duka ini karena keinginan Anda sendiri atau karena paksaan?" tanya sang Penghulu kepada Ardan mempelai laki-laki.
"Saya bersedia menikahi Maya dan menjadikan dia istri saya dalam suka dan duka karena keinginan saya sendiri bukan karena paksaan siapapun," jawab Ardan tegas.
Sang Penghulu mengangguk mendengar jawaban tegas dari sang mempelai pria, kini Penghulu itu menanyakan pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan yang di lontarkan kepada mempelai laki-laki.
"Nona Maya apakah Anda bersedia menikah dengan mas Ardan menjadikan dia suami dalam suka duka ini karena keinginan Anda sendiri atau karena paksaan?" tanya sang Penghulu.
"Saya menikah dengan Ardan karena...," ucapan Maya terhenti ketika sebuah suara yang muncul dari layar LCD yang terpasang di ruang resepsi ini.
Di layar LCD itu tampak seorang muda mudi sedang beradegan mesra di sebuah club, tidak berapa lama terlihat latar sebuah kamar hotel dan disana terlihat sepasang kekasih yang sedang melakukan hubungan intim.
Walau gambar itu di sensor tapi masih bisa di lihat sang wanita yang sedang memejamkan mata dan mulutnya sedikit terbuka seperti sedang menikmati sesuatu.
Desahan yang menjijikkan pun menggema di seluruh ruangan yang telah di siapkan untuk resepsi itu.
"Apa apaan ini matikan video itu matikan!" Teriak Ria ibu mempelai wanita.
Tidak selang beberapa lama video itu pun berhentu di tayangkan.
"Apa arti ini semua Maya!" bentak Ardan mempelai laki-laki.
"Kamu mengkhianatiku, kamu berselingkuh di belakangku," geram Ardan .
"Aku, aku tidak melakukan itu, Mas," ucap Maya sambil menahan air matanya.
"Dengan bukti yang sudah ada kamu masih menyangkal, kamu berselingkuh dan banyak orang yang mengetahuinya kamu bilang tidak melakukan itu! cihh ... dasar murahan ! aku membencimu, aku menyesal mencintai wanita murahan sepertimu!" ucap Ardan dan melemparkan cincin pernikahan yang sudah di persiapkannya ke arah wajah Maya.
Maya menangis mendapatkan perlakuan kasar dari Ardan.
"Mas tunggu dengarkan penjelasanku dulu, " ucap Maya sambil memegang tangan Ardan yang berniat meninggalkannya.
"Menjelaskan apalagi, haaa ... ! Bukti sudah jelas di depan mata kamu masih menyangkal !" bentak Ardan.
"Itu bukan aku, Mas," ucap Maya membela diri.
"Bukan kamu? Kamu bilang itu bukan kamu !" ujar seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Ardan.
"Jelas jelas kamu memiliki tahi lalat diatas bibirmu dan aku pun tadi melihat tahi lalat yang sama pada wanita itu," ucap Sofia adik Ardan.
Semua tamu setuju dengan perkataan Sofia memang wanita di video itu sangat mirip dengan Maya, gadis yang terkenal pendiam sopan dan ramah itu hancur sudah citranya di masyarakat.
Yang membuat semua orang yang hadir bertanya tanya siapa laki laki yang bersamanya, mereka semua yakin itu bukan mempelai pria.
"Aku tidak merasa melakukan itu mas, percayalah padaku!" ucap Maya dengan air matanya yang berderai.
"Tidak melakukannya maksud kamu wanita di video itu bukan kamu? Hah .. aku bukan bocah umur 5th yang dengan mudahnya kamu bohongi, dasar wanita murahan mungkin mataku sudah buta karena aku mencintai wanita sepertimu!" kata Ardan penuh emosi
"Pernikahan ini di batalkan !" ujar Ardan.
"Mas, tolong jangan lakukan ini, aku mencintaimu mas," ucap Maya.
"Persetan dengan cinta palsumu itu !" ujar Ardan sambil mendorong tubuh Maya hingga tersungkur di lantai, kemudian pergi meninggalkan Maya.
Ibu Maya menghampiri dan menolong Maya untuk berdiri.
"Apa yang sebenarnya terjadi Nak, tolong katakan pada ibu?" kata Ria.
"Aku tidak tahu Bu, aku tidak merasa melakukannya," ucap Maya sambil memeluk lututnya.
Tidak selang beberapa lama Ayah tiri Maya pun menghampiri mereka dengan amarah yang memuncak.
"Apa apaan ini? kalian mempermalukanku! mau di taruh di mana mukaku ini," ucap Sardan ayah tiri Maya
"Kamu jangan begitu mas, bantu anakku untuk menyelesaikan masalah ini bukannya malah memojokkannya," ucap Ria
"Aku tidak perduli urus saja anakmu sendiri! dia telah mencoreng aib untuk keluarga ini, jangan pernah menampakkan batang hidungnya di hadapanku !" kata Sardan penuh emosi.
"Mas, jaga ucapanmu !" ujar Ria.
"Ah dasar ibu dan anak sama saja, buah jatuh pasti tidak jauh dari pohonnya," ucap Sardan mendorong tubuh Ria hingga terjatuh dan terbentur kaca meja.
Sardan yang melihat itu pun berlalu tanpa mempedulikannya.
"Ibu... ," teriak Maya dan berlari menghampiri sang ibu.
Dia menolong ibunya yang terjatuh di lihatnya wajah dan telinga sang ibu mengeluarkan darah.
Maya panik dan berusaha meminta tolong pada yang hadir di sana tapi tidak ada yang memperdulikan mereka.
Untungnya ada seorang wanita paruh baya yang bersedia menolong mereka.
Tokoh visual Ardan
Maya sedang menunggui ibunya yang belum sadar akibat inseden tadi.
Maya sudah mengganti baju pengantinnya dengan baju yang di berikan ibu paruh baya tadi.
"Air ...," rintih sang Ibu.
Maya segera menghampiri ibunya dan memberikan segelas air minum.
Setelah ibunya meminum habis air itu Maya menaruh kembali gelasnya diatas nangkas.
"Nak, di mana Ardan ?" tanya sang Ibu.
"Aku tidak tahu Bu, setelah meninggalkan tempat pesta itu handphone Ardan tidak bisa di hubungi," jawab Maya.
"Cepat cari dia Nak, jelaskan yang sebenarnya terjadi, karena kejadian di pesta itu tidak akan bisa di terima oleh lelaki manapun, minta maaflah karena kamu telah menyakiti hati Ardan," nasehat Ibunya.
"Kemana aku harus mencarinya, Bu?" tanya Maya yang sebenarnya di tunjukkan pada dirinya sendiri.
Tidak berapa lama terdengar notifikasi dari handphone Maya.
Pesan dari Raisya sahabatnya, Maya membuka pesan tersebut dan betapa kagetnya Maya.
"Maya, Ardan sedang minum dan mabuk berat di villa ujung kota cepatlah kemari aku tidak bisa menenangkan," bunyi pesan dari Raisya.
Maya yang sudah panik tanpa berpikir bagaimana bisa saat ini Raisya sedang berada di villa milik keluarga Wijaya.
Maya langsung pergi menuju villa tersebut sesudah minta ijin pada ibunya.
Maya menancap gas mobilnya dengan kecepatan tinggi, hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk tiba di villa itu.
Maya memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk ke villa dengan setengah berlari .
Ketika sampai di dalam villa Maya merasa heran kenapa sepi di ruang tamu dan ruang tengah, bukannya tadi Raisya bilang kalau Ardan sedang mabuk dan membuat kekacauan? Tapi kenapa villa ini masih rapi .
Maya berpikir mungkin Ardan ada di kamarnya.
Maya menaiki tangga dan berjalan lurus menuju kamar Ardan di ujung tangga.
Ketika Maya menapaki tangga yang terakhir dia mendengar suara yang tidak asing baginya.
"Uh...Ah... Ardan, aku mencintaimu," suara desahan menjijikkan sampai ke telinga Maya.
Maya yakin itu suara Raisya, amarah Maya memuncak dengan sekuat tenaga dia menendang pintu kamar itu.
Di sana terlihat Ardan dan Raisya yang sedang bertautan, mereka terus bercumbu terhanyut dalam nafsu mereka tanpa menyadari kehadiran Maya di sana.
Hati Maya hancur melihat calon suaminya , orang yang sangat di cintainya berzina di depan matanya.
"Ardaaaaannnn... , Raisyaaaaaaaa... apa apaan ini !" Teriak Maya.
Raisya dan Ardan menghentikan kegiatan mereka dan memandang ke arah Maya.
"Hahaha kita impas May, kamu tidur dengan laki laki lain dan aku pun tidur dengan wanita lain," ucap Ardan.
"Aku tidak melakukannya Mas, pasti aku di jebak," ucap Maya.
"Di jebak ya? Apa penjebak itu bisa membuatmu melucuti pakaian tanpa tersisa dan menidurimu dan yang paling menjijikan kamu menikmati serta merekamnya," ujar Raisya yang sedang berada di bawah Ardan tanpa takut.
"Lebih menjijikkan mana aku denganmu Raisya ? Kamu murahan ! kamu menggoda kekasih sahabatmu sendiri hingga mau di tiduri olehnya !" kata Maya emosi.
"Heee ... kamu yang murahan Maya kamu tidur dengan laki laki lain menjelang pernikahan kita, kamu berjanji padaku akan memberikan malam pertama yang terindah nyatanya kamu malah menabur luka dan mempermalukan aku di hadapan tamu undangan, aku menyesal mencintai wanita murahan sepertimu, aku perlakukan layaknya barang paling berharga nyatanya kamu tidak lebih dari sampah, hubungan kita berakhir di sini dan aku akan menikahi Raisya segera !" ujar Ardan penuh emosi.
"Apa maksudmu Ardan? Aku benar benar mencintaimu dan tidak pernah melakukan itu
pasti ada orang yang menjebakku," kata Maya membela diri.
" Sudahlah Maya jujur saja kalau kamu menikahi Ardan tanpa dasar rasa cinta kamu menikah dengan Ardan hanya ingin hartanya, kamu dulu selalu membicarakan laki laki lain di belakangnya dan kamu bilang kamu tidak mencintainya, lepaskan Ardan dan biarlah dia bahagia untuk apa kamu menyiksanya dengan cinta bertepuk sebelah tangan sedangkan kamu yang tidak mencintainya bebas mengejar para pengusaha muda di club malam," ucap Raisya mengompori Ardan yang duduk di sampingnya sekarang.
"Diam jaga mulutmu ! Wanita murahan sepertimu tidak berhak mencampuri urusanku dengan Ardan, lagian aku tidak pernah pergi ke club untuk bersenang-senang seperti katamu !" ucap Maya dengan emosi.
"Tidak pernah katamu? Lihat ini apa ini bukan kamu yang sedang duduk di club malam dan di kelilingi para pengusaha muda, dan kamu pun pernah bercerita kalau pengusaha muda itu sangat hot di ranjang," kata Raisya memperkeruh suasana.
"Tutup mulutmu ! kapan aku bercerita seperti itu ? Dan itu bukan fotoku," ucap Maya sambil memegang sebuah foto dari seperkian lembar foto yang di lempar Raisya.
"Bukan kamu? Apa matamu buta? itu jelas jelas kamu, aku kasihan pada Ardan yang mencintaimu tapi kamu tega mengkhianatinya, kamu tidur dengan laki laki lain dan mencoreng muka Ardan di depan keluarga besarnya, aku mencintai Ardan sudah lama tapi aku menyembunyikan rasa itu kalau saja tidak terjadi seperti ini mungkin aku akan tetap mencintainya secara diam diam, tapi keburukanmu sudah merubah keputusanku lepaskan Ardan biarkan dia bahagia bersamaku," kata Raisya.
"Oh sekarang aku mulai mengerti alur semua ini jangan jangan kamu yang menjebakku dan merekam serta menyebarkan video itu karena kamu ingin merebut Ardan dariku, wahh kamu hebat Raisya aku kira kamu sahabatku ternyata kamu musuh dalam selimut," ucap Maya.
Maya bukan wanita bodoh yang tidak bisa memahami sesuatu.
"Jangan mengelak dengan mengkambing hitamkan aku Maya, sudah jelas kamu yang tidur dengan salah satu pengusaha muda itu malah mengatakan aku mejebakmu apa kamu lupa atau pura pura lupa dengan yang terjadi ku lihat kamu menikmati semua itu," ucap Raisya tidak mau kalah.
"Semua sudah jelas Maya pergilah dari sini aku ingin melanjutkan kegiatanku dengan Raisya yang terganggu olehmu," ucap Ardan.
Hati Maya hancur bagai kaca berserakan tak berbentuk.
" Kamu ********, Ardan," ucap Maya sambil memandang tajam kearah Ardan.
"Kamu yang mengajariku berbuat seperti ini Maya, maka terimalah," ucap Ardan.
Maya pergi meninggalkan Ardan dan Raisya,
dia menghapus air matanya yang terus mengalir keluar.
Hati Maya hancur sehancur hancurnya.
Maya mengemudi mobilnya meninggalkan villa itu, Maya menyetir mobilnya tanpa arah dan tujuan yang pasti, dia hanya ingin pergi mencari ketenangan.
Dia tidak habis pikir orang yang sangat di cintainya lebih percaya pada orang lain dari pada darinya.
Dan yang semakin membuatnya sakit hati sahabat yang dianggap saudaranya sendiri menghiyanati.
Maya berhenti di pantai dia memakirkan mobilnya dan berjalan ke arah laut, dia berteriak sekeras mungkin untuk melepaskan semua beban yang di rasakan menyesakan dada Maya menghela nafas dalam seakan ingin melupakan semua yang terjadi.
Tokoh Visual Maya
Maya duduk di tepi pantai sambil memegangi lututnya.
Mengingat perkataan Raisya membuat Maya teringat sesuatu.
Maya mengingat kejadian di malam ulang tahunnya, dia di ajak oleh Raisya dan teman-temannya yang lain untuk merayakan di sebuah club malam.
Waktu itu dia mabuk berat dan bermimpi erotis, selama ini dia hanya menganggap mimpi.
Tapi setelah melihat video yang di tayangkan di acara pernikahannya dan perkataan Raisya membuat Maya yakin kalau dirinya di jebak.
Ketika Maya sedang merangkai kejadian yang telah dia alami tiba tiba dering ponselnya berbunyi.
Di layar itu tertulis nama Raisya sebenarnya Maya tidak ingin mengangkat tapi dering ponselnya tidak berhenti.
"Ada apa lagi kamu menghubungiku?" tanya Maya.
"Datanglah ke cafe Victoria 15 menit lagi kalau kamu tidak ingin terjadi sesuatu pada ibumu !" ucap Raisya lalu mematikan sambungan telepon itu.
Maya yang sedang emosi pun semakin geram.
Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, emosi yang dia rasakan sudah tidak tertahan.
Setelah tiba di cafe Victoria Maya mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Raisya setelah melihat Raisya pun menghampirinya.
"Apa lagi yang ingin kamu bicarakan padaku?" tanya Maya tanpa berbelit-belit.
"Duduklah aku ingin memberi tahu sebuah kenyataan," ujar Raisya.
"Apa setelah semua yang kamu lihat kamu tidak merasa kalau aku yang melakukan ini semua untuk memisahkan kamu dan Ardan?" tanya Raisya dengan senyum sinis.
"Oh jadi benar semua yang ku pikirkan, semua ini ulahmu !" kata Maya geram.
"Ya memang aku sengaja melakukan itu semua karena aku sudah lama mencintai Ardan, kami melakukan hubungan itu tidak hanya sekali, waktu ulang tahunmu di club itu aku pura pura mabuk dan melakukannya dengan Ardan kami sering melakukannya di belakangmu setelah itu," ucap Raisya tanpa rasa malu.
"Jangan mengada-ada kamu, aku tahu Ardan itu bukan orang yang seperti itu," ucap Maya.
""Hahaha kamu tidak percaya, ini aku ada bukti coba lihatlah !" ucap Raisya memberikan handphonenya yang sedang memutar video yang berisi adegan ranjang antara Ardan dan Raisya.
Maya yang melihatnya pun emosinya semakin menguar, dia menampar pipi Raisya.
Raisya yang mendapatkan perlakuan seperti itu bukannya marah malah tersenyum lebar.
"Dan kamu ingat waktu menginap di rumahmu kamu tertidur seperti kerbau di kamar sedangkan aku dan Ardan melakukannya di sofa," ucap Raisya lagi.
"Dasar ****** !" ucap Maya marah dan menampar kembali pipi Raisya bekas tangan Maya tercetak jelas di pipi Raisya.
"Aku sangat menginginkan untuk mendapatkan Ardan, aku pun selalu berusaha memuaskannya disaat kami sedang melakukannya," ucap Raisya dengan senyum merekah.
Maya yang sedang terbakar emosi pun melayangkan tamparan berikutnya pada Raisya tapi tangannya di tahan oleh seseorang di belakangnya.
"Kamu tidak berhak memukuli Raisya!" ucap Ardan menghempaskan tangan Maya.
Maya kaget dengan kehadiran Ardan yang tiba-tiba ada di sana.
"Ardan foto dan video itu palsu, Raisya baru saja mengatakan bahwa itu semua dia yang merencanakan, dia melakukan itu semua untuk memisahkan kita." .
"Tutup mulutmu, selain murahan kamu juga tukang fitnah, foto itu aku mendapatkan dari adikku Sofia tidak ada hubungannya dengan Raisya !" ucap Ardan penuh amarah.
"Tega sekali kamu menuduhku seperti itu Maya, aku tidak pernah melakukan apapun. Ya memang aku mencintai Ardan, tapi aku selalu menyembunyikan rasa itu, aku selalu menyimpan rasa itu sendiri, karena Ardan sangat mencintaimu dan dia mau memaafkan segalanya tapi parahnya kamu malah ... ," ucap Raisya sambil membekap mulutnya seakan akan dia merasa sangat sedih.
"Diam kamu Raisya! Pandai sekali kamu berakting aku tidak akan melepaskanmu," ucap Maya dan hendak menampar Raisya lagi.
Tapi Ardan lebih dulu menampar Maya.
"Kamu tidak bisa di ajak ngomong baik baik, setelah memukuli Raisya kini malah mengancamnya juga," ucap Ardan.
"Kamu menamparku, dasar brengsek !" ucap Maya sambil matanya menatap nyalang kearah Ardan sambil memegangi pipinya.
Maya sangat marah, saking marahnya sampai tubuhnya bergetar.
"Sebrengsek apapun aku itu tidak sebanding denganmu gadis sok suci, di luarnya kelihatan alim dan sopan tapi dalamnya murahan, kamu menjanjikan malam pertama terindah yang pernah ada tapi nyatanya, dan bodohnya aku malah percaya," ucap Ardan.
Mata Ardan menatap Maya nyalang, seandainya pandangan itu bisa membunuh orang mungkin Maya sudah terkapar.
"Kamu ingin menjadi Nyonya Wijaya dengan tubuh kotormu itu? cihhh ... mimpi ! Aku Ardan Wijaya tidak menerima semua keburukanmu,
pergilah dari hadapanku jangan pernah kamu tampakan wajahmu di hadapanku, hubungan kita telah berakhir !" ucap Ardan.
"Ya aku akan pergi dan tidak akan kembali padamu, aku tidak sudi menjalin hubungan dengan orang yang tidak memiliki kepercayaan sedikit pun padaku, berbahagialah kalian," ucap Maya sambil berlalu pergi.
Maya sempat melihat senyum penuh kepuasan di bibir Raisya tapi Maya tidak memperdulikannya.
Maya menyeret langkanya menuju mobilnya . Walau berat terasa, Maya berjalan terhuyung-huyung seakan tidak kakinya tidak mampu lagi menahan beban yang di pikulnya.
Ardan dan Raisya memandang punggung tegas Maya.
"Kenapa kamu tidak mencegahnya, dalam keadaan yang kacau seperti itu aku takut Maya akan melakukan hal yang membahayakan hidupnya," ucap Raisya pura pura peduli pada Maya.
"Untuk apa? Seorang wanita murahan seperti dia tidak akan punya keinginan untuk bunuh diri," ucap Ardan berlalu pergi.
Raisya tersenyum puas melihat kejadian itu.
Maya akhirnya sampai di depan mobilnya.
Dia membuka mobilnya dan berniat untuk menjalankan mobil itu, tetapi tiba tiba dia melihat dua orang menyeramkan sedang duduk di kursi penumpang mobilnya.
"Siapa kalian? Mau apa _" tanya Maya.
Belum selesai Maya menyelesaikan kalimatnya dia sudah di bekap oleh salah satu orang itu dan mengikatnya.
Dan laki laki satunya lagi mengemudi mobilnya menuju ke laut.
"Kita buang saja dia ke dasar laut," ucap salah satu dari Mereka.
"Ya aku setuju, setelah itu kita tinggal menikmati hasil kerja keras kita untuk bersenang-senang," ucap yang lainnya.
Kedua pria itu membawa Maya yang telah di ikat kedua tangan dan kakinya itu menuju laut di malam hari.
Mereka melempar Maya ke arah laut yang dalam.
Mereka tertawa puas setelah melakukan tugasnya.
Salah satu pria itu menghubungi seseorang.
"Nona saya sudah menyelesaikan tugas yang anda berikan kini saya tunggu bayarannya," ucap Pria itu.
"Bagus tenang saja aku pasti segera mentransfer bayaran kalian," ucap Wanita itu.
"Terima kasih Nona, senang bekerja sama dengan Anda," ucap Laki laki itu.
Mereka segera meluncur meninggalkan laut itu dan pergi menuju club malam untuk bersenang-senang dengan uang hasil kerja mereka tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Tokoh visual Raisya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!