NovelToon NovelToon

Ibu Mertua, Aku Tidak Mandul

1. Kesedihan Almera

Hidup Almera terus di usik oleh ibu mertuanya yang selalu meminta cucu darinya, sementara itu ia belum juga di beri kepercayaan oleh Allah SWT untuk memiliki keturunan.

Sudah hampir 2 tahun pernikahan nya dengan fernand tapi ia belum juga memiliki seorang anak. Itulah yang membuat ibu mertuanya membenci Almera.

Almera sendiri sudah berusaha untuk itu, sudah cukup lama ia menanti itu tapi memang belum waktunya Allah SWT memberikan sebuah kepercayaan untuk mereka berdua.

Berbagai obat herbal dan yang lain nya sudah pernah mereka coba, tapi hasilnya juga tetap sama, mereka sudah pernah mengecek kesuburan, mereka sama-sama subur dan tidak memiliki kekurangan sedikit pun, mungkin mereka harus bersabar lagi untuk hal itu.

Menanti sebuah keinginan yang selama ini ia nanti-nanti memanglah bukan hal yang menyenangkan bagi mereka berdua.

Saat ini Almera sedang menunggu kepulangan suaminya itu, sudah satu minggu suaminya itu pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan.

"Apa yang salah sama kamu ini, ibu sudah memberikan kalian restu untuk menikah lalu kamu sendiri tidak mau memberi ibu cucu, apa jangan-jangan kamu wanita yang tidak subur? jadi percuma saja aku memberikan kalian restu, kalau aku tau dari awal kamu mandul seperti ini, sudah di pastikan aku tidak mau memberi restu untuk kalian!" cela Mirna

Setiap saat Almera pasti mendengar celaan ibu mertuanya itu, bahkan Almera sampai menangis mendengar cacian dan celaan ibu mertuanya itu. Itulah yang membuat Almera merasa harus menjadi wanita kuat agar dia bisa menahan semua cacian dan hinaan ibu mertuanya itu.

"Cih, wanita seperti kau itu tak pantas dengan anak ku, tapi nasi sudah jadi bubur, bagaimana bisa aku merubah nya, yang terjadi tak mungkin diubah kembali!" hina Mirna itu

Almera tersenyum kecil, "sabar saja, ibu jangan terlalu pusing memikirkan itu, aku dan putra ibu juga berusaha untuk memberikan ibu cucu!" jawab Almera mampu membuat ibu mertuanya itu diam seketika

"Aku sih tidak perlu stres memikirkan itu, stres bikin kita cepat tua, ibu mau wajah ibu itu tambah keriput?" tutur Almera tak kalah pedas nya, jangan di kira wanita seperti Almera bisa di injak-injak oleh ibu mertuanya itu.

"Wanita tidak tau diri, sudah mandul, mulut juga beracun!" hardik Mirna

"Bukankah ibu yang mulai terlebih dahulu?, mulut ibu sama saja menghina diri ibu sendiri!" ujar Almera tidak pernah salah

Mirna pergi dari sana ia pergi ke kamarnya, menantu nya itu sudah menginjak harga dirinya saja, bisa-bisa nya menantu nya itu menghina nya juga.

Almera tersenyum kecut, biar bagaimanapun ia merasa bersalah sudah menghina ibu mertua nya itu.

"Maaf, al tidak bermaksud berucap seperti itu!"

Fernand baru saja sampai di rumah nya itu, ia tersenyum lebar karena ia sangat merindukan istri nya itu.

"Assalamualaikum!" ucap salam fernand

Almera langsung tersenyum tatkala mendengar suara suaminya itu, ia berlari keluar rumah.

"Wa'alaikumussalam!"

Almera langsung menyambut kedatangan suaminya itu dengan senyum manis nya, itulah yang selalu membuat fernand tidak ingin lama-lama bekerja di luar kota, ia selalu merindukan istrinya itu.

"Rindu!" ujar fernand merentangkan kedua tangannya, Almera tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca ia masuk dalam dekapan hangat suaminya itu.

"Sama aku juga merindukan mu!"

Lama mereka saling berpelukan, Mirna yang melihat itu tidak suka.

"Wanita tidak subur itu!" benci Mirna

Almera merasa bersalah dengan suaminya ini, ia merasa menjadi istri yang tidak sempurna saja karena belum memberikan keturunan untuk suaminya ini.

Mirna mengahmpiri anak dan menantunya itu, seolah Mirna mau menyingkirkan Almera dari putra nya itu.

"Bagaimana pekerjaan mu? apakah lancar saja?" tanya Mirna

"Alhamdulillah bu pekerjaan fer lancar, ini berkat do'a ibu dan juga do'a istri solehah ku ini!" tutur fernand sambil mengusar-gusar kepala Almera yang tertutupi oleh hijab nya itu.

Almera merasa beruntung memiliki suami baik seperti fernand, ia merasa bahagia dengan apa yang ia miliki saat ini, tapi ada satu lagi yang membuat nya bersedih yaitu belum memiliki anak.

"Fernand ke kamar dulu ya bu, fer capek ingin istirahat!" ujar fernand mengajak istrinya untuk mengikuti nya.

Sampainya mereka di kamar itu, Almera langsung menangis di pelukan suaminya itu, selama ini Almera bisa mengadu kepada fernand.

Fernand lah jadi sandaran nya selama ini, kedua orang tua nya telah tiada sejak ia kecil dulu.

"Sstt...sstt...sstt... kenapa hah?" ujar fernand menenangkan Almera

"Maafin al mas, al belum juga memberikan kebahagiaan kepada mas, maafin al!" tutur Almera

Fernand juga ikut menangis ia tau bagaimana kegundahan hati istrinya itu, sama seperti dirinya yang selalu dilanda rasa bersalah.

"Jangan meminta maaf, kamu tidak salah al, mungkin kita belum di beri kepercayaan oleh Allah SWT, kita patut bersyukur karena Allah masih melindungi kita, kita cukup bersabar ya sayang!" sela fernand yang ikut menangis itu.

"Tapi al merasa tidak berguna mas, al istri yang tidak sempurna!" tutur Almera sangat pilu mengatakan itu.

"No, kamu jangan berkata seperti itu, kamu istri yang sangat sempurna untuk mas!"

Almera tambah mempererat pelukannya pada fernand, ia tidak tau harus berbuat apa lagi selain mengadu kepada sang ilahi.

"Kenapa Allah belum juga mempercayai kita ya mas? apa al pernah berbuat salah dulu nya?" tutur Almera

Fernand tidak bisa menjawab ia juga tidak tau kenapa Allah SWT belum memberikan kepercayaan kepada nya.

Untuk tidak membuat Almera bersedih lagi ia hanya diam saja.

"Apa al tidak subur mas? apa kita perlu cek lagi ke dokter?"

Lagi-lagi hati fernand terasa tersayat pisau belati dengan kata-kata pilu istrinya itu.

"Mas... al merasa tidak berguna untuk mas, hiks... maafin al mas hiks... al tidak sempurna untuk mas hiks...!"

Fernand tambah mendekap erat tubuh Almera ia merasakan kesedihan yang sangat mendalam itu, kenapa istrinya selalu merendahkan dirinya padahal istrinya itu sudah sangat sempurna bagi nya.

"Cukup al, jangan bilang seperti itu lagi!" bantah fernand

"Hiks... al berkata seperti ini karena al merasa tidak berguna mas!"

Fernand melepaskan pelukan nya dari Almera, ia menatap wajah basa Almera akibat menangis itu.

"Kalau kamu bilang seperti itu lagi, mas akan marah sama kamu!" ancam fernand

Almera langsung menggeleng ia tidak mau fernand marah pada nya.

"Mas mandi dulu, tolong siapkan baju mas!" untuk menenangkan diri Almera, fernand lebih baik mandi terlebih dahulu agar Almera bisa menenangkan diri nya yang terguncang itu.

Almera duduk di sisi ranjang ia terus mengeluarkan air mata nya, apakah takdir memang betul tidak memperbolehkan nya untuk memiliki sebuah keturunan?

"Ya Allah... Almera merasa tidak ada gunanya saat ini, apakah ini cara Engkau menguji kesabaran dalam rumah tangga kami!"

Almera melamun saat ucapan ibu mertuanya itu seakan menyuruhnya untuk meminta cerai saja dari fernand, bagaimana mungkin ia melakukan itu sedangkan ia tidak mau kehilangan fernand dalam hidup nya.

...

Bersambung...

Assalamualaikum readers, ini cerita baru author yang mungkin membuat kalian bersedih melihat penderitaan wanita kuat ini, tapi kalian jangan khawatir, fernand akan selalu ada untuk Almera bagaimana pun itu alasan nya.

Semoga kalian suka sama cerita baru author ini, btw jangan lupa like, komen, berserta vote nya ya!

Tolong beri tanggapan kalian!

2. Ibu Mertua Selalu Ikut Campur

Selesai fernand mandi ia masih melihat Almera sedang menangis duduk di sisi ranjang itu, selesai ia memasang baju nya kini ia mendekati Almera.

"Wanita kuat tidak akan menangis terus menerus bukan? aku saja tidak terlalu memikirkan hal itu, kenapa kamu selalu memikirkan nya? bukankah stres dapat membuat seseorang cepat tua?" ujar fernand sedikit bercanda dengan Almera

Almera menghapus air mata nya ia menatap wajah suaminya yang tersenyum sangat manis itu, ia jadi ikut tersenyum.

"Iya, aku hanya kepikiran sedikit saja!"

"Itu bukan sedikit melainkan banyak, sudah ya sayang kamu jangan memikirkan nya lagi, lebih baik kita sekarang pergi jalan-jalan!" ujar fernand ingin menyenangkan hati istri nya itu.

Mereka ingin menenangkan pikiran mereka masing-masing.

"Tapi mas fernand pasti capek, baru pulang kerja masa mau ngajak aku jalan-jalan!" tutur Almera sangat perhatian dengan suaminya itu.

Ini merupakan salah satu hal yang sangat di sukai fernand dari Almera, ia sangat perhatian kepada nya, semua perhatian nya sangat tulus sekali.

"Tidak masalah, capek ku sudah hilang saat melihat wajah kamu!" tutur fernand sambil mengusap pipi Almera yang masih basah akibat air mata nya itu.

"Mas selalu gombal, selalu bilang gitu, emang wajah al bikin capek mas hilang!" sela Almera kembali ceria

"Buktinya mas tidak capek lagi!"

"Yuk kita jalan-jalan menghabiskan waktu berdua itu menyenangkan, terlebih lagi dengan kekasih halal!" sambung fernand

Almera tersenyum seperti biasanya semua pikiran nya tadi seakan hilang begitu saja saat fernand membujuk bahkan sedikit merayu nya.

Mereka berdua akan ke taman kota di sana mereka akan menghabiskan waktu berdua seperti orang pacaran.

"Mau kemana kalian?" cegat Mirna

"Kami mau ke taman kota bu!" jawab fernand dengan tersenyum

"Bukannya istirahat baru pulang kerja, ini malah keluar lagi, kamu gimana sih al seharusnya kamu sebagai istri harus memperhatikan suami kamu, jangan ngajak keluar gini, tidak becus jadi istri!" cela Mirna

"Istri macam apa kamu ini!" sambung Mirna menatap sinis menantu nya itu.

Almera tersenyum lebar, "aku bukan seperti yang ibu bilang, tapi suamiku sendiri yang ngajak aku untuk keluar, bukankah kalau menolak ajakan suami akan berdosa?" tutur Almera melawan ibu mertuanya itu dengan elegan, namun pasti membungkam mulut mertua nya itu.

Mirna mengepalkan tangannya berani-beraninya menantu nya itu melawan dirinya.

Dengan kesal nya Mirna pergi juga dari sana, kalau di lawan terus yang ada mereka akan bertengkar besar.

"Ibu kami berangkat dulu!"

"Assalamualaikum!" ucap salam mereka

Mereka berdua berangkat ke taman kota itu, biasanya saat sore ini akan banyak pedagang kaki lima yang mangkal di sana, dan suasana di sana akan sangat ramai pengunjung, rata-rata yang ke sana anak remaja dan ada juga sepasang suami istri yang akan bermain bersama anak-anak mereka.

Mereka sampai di sana dengan perasaan gembira, Almera sangat ceria saat ia ke taman kota ini, di sini ia bisa melupakan kesedihannya itu.

"Ramai ya mas, aku paling suka di sini karena di sini suasana nya nyaman aja, walaupun banyak pengunjung nya!" tutur Almera

Fernand merasa senang karena Almera sudah melupakan kesedihannya tadi, ia mengandeng tangan Almera itu, mereka membeli bakso tusuk di salah satu pedagang itu.

Mereka akan menikmati bakso tusuk mereka di bangku taman itu.

Almera menyuapi fernand bakso tusuk itu, mereka berdua seperti pasangan kekasih yang sangat romantis.

"Enak kan bakso tusuk nya?"

"Enak, seperti senyum mu!" goda fernand

Almera tersenyum dengan wajah sudah memerah, bisa-bisa nya fernand menggoda nya di tempat umum seperti ini.

Bakso tusuk mereka sudah habis kini mereka berdua termenung sambil melihat-lihat di sekitar.

Almera merasa sedih kembali saat ia melihat anak-anak berusia 3-5 tahun itu bermain di tempat permainan anak-anak itu, andai ia memiliki anak mungkin anaknya itu akan bermain juga di sana.

"Lihat apa sayang?" tanya fernand

Almera tersenyum lalu menunjukkan ke arah anak-anak yang lagi bermain itu.

"Al sangat mendambakan seorang putra atau putri kecil seperti mereka, tapi...!" Almera menjeda ucapan nya, rasanya percuma saja ia melanjutkan ucapannya yang ujung-ujungnya akan membuat suaminya itu bersedih juga.

Fernand merangkul pundak Almera itu, "semoga saja kita cepat di beri keturunan, kita patut bersyukur karena kita masih di berikan perlindungan oleh Allah SWT, kita bersabar saja, siapa tau dengan bersabar kita lekas memiliki putra atau putri yang lucu-lucu!" tutur fernand menenangkan hati Almera yang bersedih itu lagi.

"Semoga saja mas, semoga kita segera mendapatkan keturunan!" tutur Almera

Fernand merasa bersalah sudah membawa Almera ke taman kota ini, bukannya pikiran nya membaik tapi malah bikin ia sedih kembali karena ia melihat banyak anak-anak di sana.

"Kita pulang aja ya!" ajak fernand

Almera menggeleng ia masih mau di sini melihat anak-anak yang bermain itu, sekalian juga ia menghilangkan rasa stres karena terus di tuntut oleh mertua nya.

Sebenarnya dia juga sudah lelah dengan ucapan mertuanya itu, tapi ia tetap bersabar dan tabah.

"Apa kita adopsi anak aja ya mas!" tutur Almera

"Kalau kita adopsi anak, yang aku takutkan bagaimana jika kita tidak menyayangi nya? sedangkan dia anak angkat kita saja, kalau kita di berikan kepercayaan oleh Allah untuk memiliki anak, apa bisa kamu mengurus nya sekaligus?, mas takut jika kita tidak bisa memberikan nya kasih sayang yang lebih juga!" ujar fernand memberi pengertian

"Tapi al sangat ingin mas!" ucap Almera dengan penuh permohonan

"Mas tidak bisa memutuskan nya sekarang!" ujar fernand

Almera juga paham dengan suaminya itu, ia juga tidak mungkin memaksakan keinginan nya sedangkan suaminya sangat enggan untuk menerima keinginan nya itu.

"Kita pulang saja ya sayang, sebentar lagi juga magrib!" ajak fernand menuntun Almera ke parkiran mobil.

Almera terus menoleh ke belakang melihat anak-anak yang bermain itu.

Fernand sendiri merasa kasihan dengan Almera yang terus memandangi mereka.

"Almera!" panggil fernand sangat lembut

Almera terperanjat kaget dengan suara fernand itu, ia melamun tadinya.

"Kita pulang ya!" ujar fernand sekali lagi

Almera mengangguk kecil

Mereka akhirnya pulang juga dari taman kota itu, Almera terus saja diam.

"Mau makan di luar?" tanya fernand

Almera menggeleng

"Benar kita langsung pulang aja?"

Almera mengangguk ia tidak mau mengeluarkan suara nya.

Sesampainya mereka di rumah, ibu mertuanya itu sudah berdiri di teras rumah sambil berkacak pinggang, Mirna sangat benci dengan Almera karena putranya itu selalu lengket dengan nya.

"Assalamualaikum!" ucap salam mereka

"Dari mana saja kalian hah?" cerocos Mirna

"Ibu... utamakan jawab salam karena menjawab salam itu di wajibkan!" tegur fernand dengan nada lembut

Mirna menghela napas sambil melirik Almera, ia menatap menantu nya itu dengan tatapan sinis.

"Wa'alaikumussalam!" jawab Mirna dengan nada malas

"Kami dari taman kota, biasa kami hanya duduk santai di sana!" tutur fernand menjawab pertanyaan ibu nya tadi

Mirna menarik napas, "jangan terlalu lugu jadi suami, seharusnya kamu ajarin tuh istri kamu, ini nggak malah ajak kamu keluar segala!" cecar Mirna

"Maaf ibu, bukankah sudah al bilang tadi ya, kalau mas fernand yang ngajak al bukan al yang memaksa mas fernand untuk keluar, bukankah menolak ajakan suami itu berdosa!" tutur Almera akhirnya ia bersuara juga.

"Sebentar lagi magrib, kami ke kamar dulu!" lanjut Almera lalu menarik tangan suaminya itu.

Ibu mertua nya itu selalu saja ikut campur urusan rumah tangga anak nya itu.

...

Bersambung...

Semoga kalian suka sama cerita aku ini.

Jangan lupa beri like, komen, beserta vote nya ya

3. Hinaan

Mirna terasa di hina oleh teman-teman satu kumpulan nya ini, mereka seakan mengejek Mirna yang belum di berikan cucu oleh anak dan menantu nya itu.

"Duh... mir... masa punya menantu belum juga memberi kamu cucu, kasihan sekali kamu, lihatlah kami yang sudah punya cucu bahkan cucu kami ada yang empat!" tutur Dea

"Apa jangan-jangan menantu kamu itu tidak bisa memiliki anak? secara kan dia anak panti asuhan yang di jadikan istri oleh fernand anak mu... haha...!" ejek teman-teman sosialita Mirna itu.

"Eh sudahlah kalian jangan mengejek Mirna seperti itu, mungkin saja menantu nya itu belum di kasih kepercayaan oleh Allah ta'ala, kalian ini kenapa ya sering menghina orang saja!" bela sari

Sari termasuk teman-teman sosialita Mirna yang memakai hijab lebar, ia termasuk ustadzah di kompleks perumahan tempat ia tinggal.

"Bukan menghina sar tapi kami hanya kasihan saja!" timpal Dea

"Itu sama saja kalian menghina, kalian sudah membuat hati seseorang sakit bahkan kalian sudah mendapatkan dosa besar.

Perbuatan menyakiti hati orang lain merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah ta'ala dan masuk ke dalam salah satu dosa besar. Ini membuat manusia yang sering menyakiti hati orang lain akan mendapatkan balasan tidak hanya saat masih hidup di dunia, namun juga akan mendapatkan siksaan pedih di akhirat!" tutur sari

"Hmm... iya deh sar!" ujar mereka

Mirna menarik napas ia sangat kesal dengan teman-teman nya itu.

"Sudahlah, aku mau pulang saja!" ujar Mirna

"Ngapain pulang mir? yang ada kamu bisa kesepian di rumah!" Dea mulai menyindir Mirna kembali

"Terserah aku!" ucap Mirna sangat kesal

Dimana-mana ia terus di ejek oleh teman-temannya nya itu, tidak teman nya saja bahkan tetangga nya pun juga suka mengejek nya.

"Ini gara-gara wanita mandul itu!" hina Mirna

Ia buru-buru pulang sebelum teman-teman sosialita nya itu mengejeknya kembali.

"Kenapa sih semua orang mengejek ku? ini karena ulah wanita tidak subur itu!"

Mirna sampai di rumah nya itu ia membanting tas nya itu ke sofa, menarik napas dalam-dalam untuk melepaskan kekesalan nya itu.

Almera yang baru saja selesai membersihkan dapur mendengar seseorang yang masuk ke rumah nya itu.

"Apa ibu sudah pulang?"

Almera melihat sekilas ternyata memang betul ibu mertuanya itu sudah pulang, ia membawakan ibu mertuanya itu minuman.

"Silahkan minum bu!" ujar Almera meletakkan air putih itu di meja

Mirna melihat Almera itu dengan tatapan benci sekaligus kesal.

"Tidak usah pura-pura baik dengan saya, perempuan tidak subur seperti kamu itu tidak ada gunanya di sini, kamu sudah menghancurkan hidup putra saja, saya jadi menyesal memberi kalian restu!" hardik Mirna

"Ibu kenapa selalu membahas itu sih bu? al juga sangat ingin memiliki anak bu, bukan ibu saja yang ingin memiliki cucu, al sudah cukup untuk bersabar untuk itu, apakah selama ini ibu tidak pernah mendo'akan yang terbaik untuk kami?" tutur Almera

Mirna bungkam seribu bahasa selama ini dia mana pernah mendo'akan yang terbaik untuk putra nya itu, yang ia pikirkan hanya kehidupan yang tidak ada habis nya ini, ia hanya memikirkan kebahagiaan dirinya.

"Jangan salahkan kami berdua bu, sepatutnya ibu juga berkaca sebelum ibu menghina aku!" sambung Almera dengan suara lembut namun menusuk hati ibu mertua nya itu.

"Menantu si*lan!" bentak Mirna langsung menyiramkan air yang ada di atas meja itu ke wajah Almera.

Almera tersenyum kecil dengan tindakan ibu mertuanya barusan, "sikap ibu tidak mencerminkan sikap ibu sesungguhnya untuk putra ibu!" imbuh Almera

Mirna mengepalkan tangannya ia sangat marah dengan menantu nya ini.

Yang ia tau selama ini Almera tidak pernah seberani ini berbicara kepadanya, tapi kali ini Almera sudah kelewatan batas.

"Berani-beraninya kamu menghina diri saya, kamu cuma menantu di sini, kapan pun itu kamu pasti akan di tendang dari sini!" cecar Mirna

"Silahkan kalau ibu bisa!" tantang Almera

"Lihat saja kamu!" ancam Mirna

Lalu ia pergi ke kamarnya, Almera tersenyum kecil dengan tindakan ibu mertuanya itu, ia tidak mau menjadi wanita lemah dan lembek lagi ketika di injak-injak seperti tadi.

"Pastikan semua omongan ibu itu benar, sampai kapan pun aku akan tetap menemani suamiku, maaf kalau aku terlalu lancang sama ibu, ini soal harga diri bu, aku harus membela diri ku agar tidak ibu injak-injak lagi!"

...

Sore harinya, seperti biasa Almera pasti akan menunggu kepulangan suaminya itu, ia selalu menunggu fernand di teras rumah nya itu.

Tidak lama mobil yang selalu fernand bawa sampai juga, Almera langsung berdiri ia menyambut kedatangan suaminya itu penuh dengan cinta dan kebahagiaan yang di perlihatkan di wajahnya.

"Assalamualaikum suamiku!" ucap salam Almera mencium punggung tangan fernand dengan takzim.

Fernand tersenyum sangat manis karena lelahnya begitu lenyap melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah istrinya.

"Wa'alaikumussalam istri ku yang cantik!" jawab salam fernand sambil mengecup lama kening Almera

"Pasti kamu lelah, biar aku yang bawa tas kerja kamu!" usul Almera mengambil alih tas kerja fernand dari tangan fernand itu.

"Terima kasih, tapi lelah ku sudah hilang karena melihat wajah cantik kamu!" tutur fernand

Senyum manis terukir di bibir Almera itu, "selalu gombal!" tutur Almera

Almera membawakan secangkir teh hangat untuk fernand, asap yang mengepul dari teh hangat itu membuat fernand tambah semangat saja untuk menyeruput secangkir teh itu.

"Bagaimana hari-hari mu?" tanya fernand

Almera tersenyum, "menyenangkan dengan ada kehadiran suamiku yang tampan ini!" ujar Almera

Fernand tersenyum dengan wajah sudah memerah, Almera sangat suka melihat wajah merah suaminya itu.

Mirna pasti akan panas melihat kebahagiaan Almera itu, semenjak kehadiran Almera, fernand jadi kurang memperhatikan ibu nya.

Sebenarnya bukan kurang juga sih melainkan Mirna itu yang selalu membuat hidup nya serba kekurangan.

Mirna ikut duduk dengan anak menantu nya itu.

"Eh ibu!" ujar fernand mencium punggung tangan ibu nya itu

"Baru pulang bukanya bersih-bersih, ini malah ngobrol yang nggak penting!" tutur Mirna seakan menyindir menantu nya itu.

Mirna melihat Almera dengan tatapan tidak suka, selalu begitu dia selalu menyudutkan menantu nya itu.

"Mas fernand capek bu, biarkan dia istirahat sejenak!" ujar Almera

"Saya tidak ngomong sama kamu, perempuan tidak sempurna!" ucap Mirna

Fernand tidak suka jika ibunya menghina istrinya itu, ia bahkan selalu mendengar ibunya itu menghina Almera di depan nya.

"Ibu... kenapa ibu selalu menghina istri ku? dia wanita yang sangat sempurna bagi ku bu, Almera termasuk istri yang solehah!" bela fernand

"Alah, istri tidak bisa memberikan anak itu yang dinamakan istri sempurna? istri tidak ada gunanya yang pantas bagi nya!" cela Mirna

"Ibu... jangan menghina istri ku!" tutur fernand dengan suara lembut

Dari dulu fernand tidak pernah membentak ibu nya, ia selalu bertutur kata baik kepada ibu nya itu, fernand mendapatkan sikap dan sifat seperti itu dari mendingan ayah nya.

Siapapun yang lebih tua darinya ia pasti akan menghormati yang lebih tua itu.

"Istri mu itu pantas mendapatkan hinaan ini, bahkan dia pantas di sebut sebagai wanita tidak sempurna!" cecar Mirna

"Ibu ku!" ujar fernand dengan suara sedikit agak meninggi

Hati fernand terasa sakit saat ibu kandung nya menghina istri nya itu.

"Janganlah ibu berlaku buruk seperti ini, ibu jangan suka menghina istri ku, dia sempurna bagi ku bu!" sambung fernand

"Sudahlah mas, Almera pantas di bilang seperti itu, al memang wanita tidak sempurna!" sela Almera merasa hari ini merupakan hari dimana ibu mertuanya itu menginjak-injak harga diri nya dengan ucapan yang sangat menyakitkan hati.

"Tidak al, kamu istri yang sangat sempurna bagi ku!" bantah fernand

"Cih! bela terus istri tidak ada guna kamu itu, sampai kamu mati tetap saja bela dia!" cela Mirna dengan ucapan yang begitu pedih.

"Cukup ibu ku!" bentak fernand pada akhirnya membentak ibu nya itu.

"Celaka lah kau, kau berani membentak ibu mu ini demi perempuan ini!" tutur Mirna lalu ia pergi dari sana.

Fernand meneteskan air mata nya di saat istrinya di bentak membuat hati nya tersakiti, di saat istrinya di hina ia akan tersakiti, bagaimana ini? apakah dia berdosa sudah membentak ibunya yang sudah salah itu?

Tadi dia sudah berbicara lembut dengan ibu nya itu, tetapi ibunya itu semakin menjadi-jadi. Apakah salah ia sudah membentak ibu nya itu?

Almera menenangkan suaminya itu yang sedang menahan emosi nya.

"Istighfar mas istighfar!"

"Astagfirullah alhazim, astagfirullah alhazim, astagfirullah alhazim!" ucap istighfar fernand

Hinaan ibu nya tadi membuat hati kecil fernand terluka, istri sebaik Almera terus tersakiti oleh hinaan ibu nya itu.

"Maafkan fer bu, fer tidak bermaksud membentak ibu!"

...

Bersambung...

Like, komentar berserta vote nya ya.

Jangan jadi pembaca gelap saja, tinggalkan jejak kalian, tidak ada komentar maka author tidak akan update cerita ini.

Komentar nya jangan next sama lanjut aja dong, coba komentar isi cerita nya, yang panjang kek komentar nya, jangan satu kata saja🤔🙄🤨

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!