NovelToon NovelToon

GADIS Tapi Janda

tahun baru

Saat Para burung mulai bernyanyi riang di pagi hari. Naya dibangunkan oleh sinar matahari yang masuk dari jendela dan mengenai wajahnya. Ia berlengok untuk meregangkan tubuhnya dan membuka matanya secara perlahan. "Eh, ini dimana?" Ujar Naya sembari memegangi kepalanya yang pusing dan hendak duduk

Ia pun merasa ada yang aneh dengan tubuh nya dan mulai meraba nya dengan keadaan mata yang masih mengantuk. "argh.." teriakkan Naya membuat pacarnya dengan panik menghampiri dirinya. "kenapa nay?" Ujar Darren sembari duduk di sebelah Naya dan berusaha untuk menenangkan dirinya

"ini kenapa gue gak Pake baju!!" Ujar Naya yang panik sembari menyelimuti seluruh tubuhnya. Darren yang bingung pun hanya terdiam sembari menatap wajah Naya yang terlihat panik. "Jawab!! Kenapa?" Ujar Naya semangkin Panik dan mulai mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

(7 jam yang lalu)

Doar, Petasan indah mewarnai langit malam yang cerah. "happy New year" sorak para pemuda yang ikut serta memeriahkan suasana malam pergantian tahun 2022. Para pasangan saling bergandengan tangan dan berdoa agar hubungan mereka kekal sampai tua. Begitu pun yang dilakukan Naya dan Darren di atas Balkon apartemen yang sangat mewah

Layaknya sepasang kekasih, Naya menyandarkan kepalanya di bahu kekar Darren sembari meminum alkohol untuk merayakan pergantian tahun sekaligus hari jadi mereka

"happy anniversary and happy New year sayang" ujar Darren mengecup lembut kening Naya yang masih mabuk cinta. "Too" jawab nya sembari mengecup pipi Darren.

Dibawah rembulan malam, Darren dan Naya saling bertatapan yang membuat Darren bergerak untuk mencium bibir nya. namun, Naya ingat akan perkataan orang tua nya dan dengan cepat menutup mulut Darren lalu pergi meninggalkan nya

"hei, mau kemana?" Tegas Darren sembari berlarian mengejar Naya ke ruang tamu dengan tawa riang. "tangkap dong!!" Ujar Naya sembari tertawa kecil dan berusaha agar tak di tangkap oleh Daren. "wah, nantangin" ujar Daren yang melihat Naya lari semangkin kencang

Tanpa sadar, Naya memasuki kamar Darren dan bersembunyi di kamar mandi nya agar tak ditemukan oleh Daren yang terus mencari keberadaan nya

"Naya, Kamu dimana?" Ujar Daren sembari tersenyum kecil karena melihat bayangan Naya dari kaca besar dan berpura-pura tak mengetahui keberadaannya. Naya yang merasa menang karena Daren tak menemukan nya pun segera lompat ke pundak Daren untuk membuatnya terkejut "Baa..haha" Tawa Naya yang senang. Sedangkan Daren yang tak dapat mengendalikan keseimbangan pun akhirnya terjatuh bersama Naya di lantai

"aw, pantat gue sakit!! Lo sih" ujar Naya sembari beranjak duduk dan hendak berdiri. Namun, Daren menarik tangan Naya yang membuatnya terjatuh dalam pelukannya. "Ini hukuman nya! Nakal sii" ujar Daren sembari mengigit pipi Naya yang tembam

"ih, apaan sih!" Balas Naya dengan menggelitiki tubuh Darren yang kekar. Karena tak terima, Darren pun membalas menggelitiki tubuh Naya dan tertawa bersama. Tak lama, Darren terdiam memandangi wajah kekasihnya yang cantik. Sedangkan, Naya hanya diam sembari tersenyum menatap mata Daren yang indah.

Tanpa sadar, Naya mengizinkan Darren untuk mencium bibirnya. Di iringi suara petasan yang masih bergelegar. Mereka pun akhirnya melakukan apa yang seharusnya tidak terjadi.

(Kembali ke masa kini)

Naya mengingat kejadian malam itu dan hanya terdiam sembari melepaskan tangan Darren yang mengengam tangannya. "gue juga gak sadar! Maaf nay" ujar Darren dengan wajah yang bersedih. "keluar sekarang" ujar Naya dengan dingin sembari menundukkan kepalanya. Melihat Naya yang masih syok, Darren pun bergegas pergi meninggalkan Naya yang tengah menangis di balik selimutnya

Singkat cerita, Naya memberanikan diri untuk keluar dari kamar dan menghampiri Darren ya h telah selesai membuatkan sarapan untuk nya. "Sarapan nay. Nih" ujar Darren dengan nada kecil karena masih merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan.

"Gak usah! Gue mau pulang" ujar Naya sembari mengambil tas dan memasang sepatu nya. "gue anter ya" jawab Darren sembari menghampiri Naya yang masih sibuk mengikat tali sepatunya. namun, Naya menepis tangan Darren dan meninggalkan Darren sendiri

"nay, tunggu" Tambah Darren berlarian mengejar Naya yang semangkin cepat melangkahkan kakinya. "Nay!! Sorry" ujar Darren menarik tangan Naya "gue juga gak sadar! Kita dibawah pengaruh alkohol tapi Lo tenang aja! Gue pasti tanggung jawab dengan apapun yang terjadi" tambah Darren sembari memegang kedua tangan Naya. "gue mau sendiri dulu Ren!" Ujar Naya dengan dingin menarik tangannya lalu pergi meninggalkan Darren yang hanya melihatnya pergi

Diperjalanan pulang, Naya terus terbayang kejadian malam itu yang membuatnya hampir stress dan tidak fokus menyetir mobilnya. Ia menangis sejadi-jadinya dan tak sengaja menabrak seseorang yang membuatnya semangkin Panik. Ia pun bergegas menghampiri orang tersebut

"Sorry, gue gak hati-hati" ujar Naya sembari membantu seseorang tersebut untuk berdiri. "Gapapa, gue juga salah kok! Harusnya.." ujar orang tersebut yang terhenti karena melihat beberapa orang yang mengejarnya semangkin dekat. "Gawat!! Please Anter gue kerumah sakit sekarang! Kaki gue kayaknya patah gara-gara Lo" ujar seorang tersebut sembari berlari memasuki mobil Naya. "Hah, kaki nya sakit tapi kok bisa lari sekencang itu?" Ujar Naya yang bingung. "Cepat!" Ujar orang tersebut berteriak yang membuat Naya segera menuruti keinginannya. "Ya udah iya! Sabar" tegas Naya dengan santai masuk ke mobilnya. "Ugh, lama!! Buruan" tambah orang tersebut sembari menundukkan kepalanya agar tak terlihat oleh beberapa orang yang mengejarnya. Melihat tingkah laku aneh orang tersebut, Naya pun tersadar bahwa orang tersebut dikejar dan berusaha untuk kabur bukan karena sakit akibat ia tabrak

Naya yang telah peka dengan keadaan pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar dapat membantu orang yang telah ia celakai bebas dari kejaran. "Huft, untung aja" ujar seseorang tersebut dengan legah sembari menengok kebelakang untuk memastikan ia aman

"Lo kenapa dikejar? Abis ngerampok ya" ujar Naya dengan santai menyetir mobilnya. "Sembarangan! Nggak lah, justru gue yang mau di rampok" jawab nya sembari melepaskan topi sweater nya. "Masa sih, tapi penampilan Lo kayak kriminal gini" ujar Naya sembari tertawa kecil. "Iya, gue kriminal dan habis bunuh orang! Sekarang Lo selanjutnya" ujar nya dengan tatapan tajam yang membuat Naya tertegun dan menghentikan mobilnya

Melihat wajah Naya yang ketakutan, orang tersebut tertawa terbahak-bahak membuat Naya kebingungan "gue bercanda! Percaya amat! Nama Lo siapa? Gue Hans" ujar nya sembari tersenyum ramah dan menunggu jawaban Naya. Namun, belum sempat Naya memberitahu namanya,  Hans melihat sekelompok mobil yang melaju dan segera turun dari mobil naya

"Percaya deh, nanti kita bakal ketemu lagi" ujar Hans sembari pergi meninggalkan Naya yang masih tertegun melihat tingkah laku nya. Hans melambaikan tangan nya yang membuat sekelompok mobil tersebut berhenti

Nasib nya gimana

Naya melihat Hans masuk ke mobil tersebut dengan tatapan kosong "Tu orang waras kan!! Buat gue jantungan aja" ujar nya sembari melanjukan mobil nya

Sesampainya dirumah, Naya telah ditunggu oleh kedua orang tuanya. Melihat wajah orang tua nya menatap dirinya dengan dingin membuat langkah kaki Naya terhenti "dari mana? Kenapa jam segini baru pulang" ujar pak Ilham dengan tegas. "Maaf pah, Naya pulang telat karena ada tugas" ujar Naya nada gemetar. "Telat katamu!! Kamu gak pulang seharian Naya! Papa sama Mama hampir aja telpon polisi buat nyariin kamu" ujar pak Ilham dengan tegas yang membuat Naya semangkin takut. "pah, sabar" ujar ibu Arum mengelus pundak suaminya agar bisa tenang. "Gak bisa mah! Ini anak keterlaluan. Setidaknya kalo mau menginap dirumah temannya. Ya ngasih kabar biar kita gak khawatir" ujar pak Ilham sembari menghatur nafasnya. "Maaf mah, pah. Naya emang mau ngasih kabar tapi handphone Naya lowbat" ujar Naya dengan perlahan menghampiri orang tua nya.

"Tadi malam kamu menginap dimana nay? Papa sama Mama telpon semua teman-teman mu tapi gak ada yang tau keberadaan mu" ujar ibu Arum dengan lembut sembari memberikan suami nya air putih untuk minum

Mendengar pertanyaan ibunya, Naya hanya terdiam dan kembali mengingat kesalahan yang telah ia lakukan bersama Darren. Orang tua Naya yang melihat anak nya hanya diam pun tersadar bahwa anak nya memiliki masalah

"Kamu punya masalah apa ndok? Sini cerita sama mama" ujar ibu Arum sembari memegangi kedua pundak putrinya

"Nggak ada kok mah, Naya cuma capek aja seharian bikin tugas" ujar Naya sembari tersenyum paksa dan pergi ke kamar meninggalkan orang tua nya

"Naya kenapa ya pah?" Ujar ibu Arum yang melihat putrinya naik tangga dengan tatapan kosong. "Ah, paling lagi bertengkar sama teman nya mah! Biasalah, namanya anak muda" ujar pak Ilham sembari beranjak pergi ke ruang tamu untuk membaca koran

Disisi lain, Naya dengan lemas menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur sembari menangis dan menyesal telah bermain api dengan Darren.

Tak lama, handphone nya berdering yang membuat Naya terkejut. Ia melihat bahwa Darren menghubungi nya. Namun, Naya tak menghiraukan dan mengabaikan telpon dan pesan yang telah dikirim oleh Darren. Karena lelah dan pusing akan masalahnya. Ia pun tertidur

Sedangkan Darren tetap berusaha menemui Naya dengan datang kerumah nya. Naya terbangun dengan suara ayahnya yang sedang marah-marah. "Papa marah sama siapa sih?" Ujar Naya sembari keluar dari kamarnya dan hendak melihat apa yang terjadi. Namun, langkah kaki nya terhenti saat melihat Darren tengah berusaha untuk berbicara secara baik-baik dengan ayah nya. "Darren? Ngapain dia kesini" ujar Naya sembari pergi menghampiri nya

"Stop pah! Kenapa sih ribut-ribut" ujar Naya sembari merangkul tangan ayahnya agar tak memukul Darren. "suruh anak ini pergi! Papa gak mau dia ada disini" ujar pak Ilham dengan tegas. "Tapi om" ujar Darren hendak berbicara. Namun, pak Ilham menutup pintu dengan keras

"Kamu masih berhubungan dengan dia!" Ujar pak Ilham dengan tegas sembari menunjuk ke arah pintu. dimana Darren masih menunggu di depan

Pak Ilham melihat putrinya hanya diam merunduk pun telah mengetahui jawabannya. Dengan amarah yang masih bergejolak. Pak Ilham melemparkan gelas yang ia pegang ke lantai. Membuat Naya semangkin takut "udah papa bilang berkali-kali! Jangan berhubungan sama anak itu! Kenapa kamu gak mau dengar papa Naya" jelas nya dengan kesal. "Om, ini bukan salah Naya kok" ujar Daren yang tiba-tiba membuka pintu untuk menjelaskan.

Melihat Darren yang belum pergi, pak Ilham hendak menghampiri nya. Namun, di tahan oleh istri nya agar tak terjadi keributan. "Nay, suruh dia pulang" ujar ibu Arum dan Naya pun segera menghampiri Darren dan menarik nya ke luar

"Lo apa-apaan sih! Udah tau papa gak suka sama Lo tapi masih aja nekat datang ke sini" ujar Naya dengan kesal dan sesekali melihat kebelakang untuk memastikan bahwa ayahnya tak ikut menghampiri. "Itu Karna kamu gak jawab dan bales pesan dari aku Nay! Aku khawatir sama kamu" ujar Darren sembari memegang kedua pipi Naya yang tembem. Naya yang takut hal tersebut dilihat orang tuanya pun segera menepis tangannya. "Udah Ren, Lo balik sekarang! Kalo papa gue liat Lo masih disini bisa gawat" ujar Naya sembari mendorong pelan tubuh Darren agar cepat pergi

"Gue gak akan pulang sebelum Lo mau maafin gue nay? Please jangan gini. Kita ngelakuin itu Sam.." ujar Darren yang terhenti karena mulutnya ditutup oleh Naya agar tak ada orang yang mendengar hal tersebut

"Lo gila atau gimana! Kalo ada yang dengar bisa gawat" ujar Naya dengan panik sembari melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan tak ada orang

"Iya, maaf nay! Lagi-lagi aku buat kesalahan" ujar Darren dengan merasa bersalah. Ia pun memegang kedua tangan Naya agar ia dapat memaafkan dirinya

"Nay, please jangan ngejauh dari gue. Gue tau, gue salah. Tapi tolong jangan tinggalin gue" tambah Darren dengan memasang wajah yang sedih. Melihat hal tersebut, membuat Naya merasa iba dan akhirnya memaafkan Darren. "oke, tapi Lo harus pergi dari sini sekarang! Ntar papa liat" ujar Naya sembari terus menoleh kebelakang. sedangkan, Darren yang senang pun tidak ingin pergi sebelum Naya mencium pipinya "gila ya! Kalo papa liat gimana?" Ujar Naya tersipu malu. Pipinya yang memerah pun membuat Darren semangkin gemas dan terus mencubiti nya "mangkanya cepet, biar papa gak liat" ujar Darren menggoda Naya sembari menyentuh pipinya untuk memberi kode.

Agar Darren segera pergi, Naya pun memperhatikan sekitarnya dan memastikan tidak ada seorang pun. dengan cepat, ia mencium pipinya dan berlari masuk ke dalam rumah.

Sedangkan Darren yang masih mabuk cinta pun terdiam mematung sembari memegang pipi nya yang telah di kecup oleh Naya "lucu banget sih, jadi pengen Bawak pulang" ujar Darren sembari tersenyum dan akhirnya ia mau untuk pulang ke rumahnya

Naya yang sedang berbunga-bunga pun masuk kerumah dengan senang. Ayahnya yang masih marah pun segera menghampiri nya dan hendak memastikan bahwa Darren benar-benar telah pulang "tenang pah, dia udah pulang kok" ujar Naya sembari tersenyum dan memeluk tangan ayahnya "kamu kenapa? Kayak orang lagi jatuh cinta" ujar ayahnya yang sempat Bingung. Tak lama, ayahnya tersadar kembali akan hubungan Naya dan Darren "kamu udah putuskan sama anak itu!!" Jelasnya dengan tegas. "Udah pah, mangkanya Naya seneng" jawab nya sembari kembali ke kamar

baru

Naya yang sedang berbunga-bunga pun masuk kerumah dengan senang. Ayahnya yang masih marah pun segera menghampiri nya dan hendak memastikan bahwa Darren benar-benar telah pulang "tenang pah, dia udah pulang kok" ujar Naya sembari tersenyum dan memeluk tangan ayahnya "kamu kenapa? Kayak orang lagi jatuh cinta" ujar ayahnya yang sempat Bingung. Tak lama, ayahnya tersadar kembali akan hubungan Naya dan Darren "kamu udah putuskan sama anak itu!!" Jelasnya dengan tegas. "Udah pah, mangkanya Naya seneng" jawab nya sembari kembali ke kamar

"Naya kenapa ya pah? Tadi pagi murung dan sekarang happy banget" ujar ibu Arum sembari menamgandeng tangan suaminya dan melihat Naya naik tangga sembari bernyanyi dengan riang

"Jangan-jangan dia bohong sama papa! Yakin kalo dia sama anak itu belum putus" ujar pak Ilham hendak menghampiri Naya. Namun, ibu Arum menahan tangannya yang membuat langkah kaki nya terhenti

"Udah pah, percaya aja sama anak kita. Toh, selama ini dia gak pernah bohong sama kita" ujar ibu Arum sembari tersenyum. Melihat wajah istrinya yang berseri-seri membuat pak Ilham mengurungkan niatnya untuk mencari tau hubungan Naya dan Darren lebih dalam.

Singkat cerita, hari telah pagi kembali. Seperti biasa, Naya pergi ke sekolah lebih awal untuk menambah nilai plus nya agar terpilih mewakili sekolah dalam lomba sains antar provinsi yang di adakan di sekolahnya

"Yes, seperti biasa. Gue orang pertama yang datang ke sekolah setiap pagi" ujar Naya sembari melompat-lompat dengan girang. Namun, langkah kakinya terhenti saat melihat seseorang tengah duduk di taman sekolah sembari menghisap rokok nya

"Siapa tuh! Besar juga nyalinya ngerokok di sekolah" ujar Naya sembari menghampiri siswa tersebut. "Heh, berani banget Lo ngerokok di tempat terbuka gini" ujar Naya sembari menepuk pundak nya dan Ia pun terkejut saat melihat siswa tersebut menoleh ke arahnya

"Lo kan!!" Ujar nya secara bersamaan. Karena malu, Naya pun menutup mulutnya

"Lo cewek yang nabrak gue kemaren kan" tambah Hans sembari berdiri menghadap ke arah Naya. "Lo ngapain disini! Mana ngerokok lagi" ujar Naya sembari mengibas asap rokok agar tak terhirup oleh nya.

Mendengar hal tersebut, Hans hanya tersenyum kecil dan hendak menjawabnya. Namun, seorang guru berteriak dari kejauhan karena melihat asap rokok. Hans yang melihat guru semangkin dekat pun bergegas membuang puntung rokok nya

"Ets, Ets! Kamu ngerokok kan! Mana puntung nya" ujar pak toni sembari memutar mutarkan tubuh Hans untuk memeriksa nya. "gak ada kok pak! Tadi saya bakar kertas" ujar Hans sembari mengangkat kedua tangannya. "Bohong! Orang ini bau rokok kok" ujar pak toni sembari mengeledah tas Hans dan mengeluarkan semua isi nya.

Naya melihat puntung rokok yang dibuang oleh Hans. Ia pun bergegas menginjak puntung tersebut agar pak toni tak dapat menemukan nya. "Gimana pak? Ada gak? Gak ada kan! Orang bau rokok itu dari mulut bapak sendiri" ujar Hans dengan tenang sembari duduk di kursi. "Ah, gak mungkin! Orang jelas-jelas tadi saya lihat ada asap di dekat kamu" ujar pak toni sembari mengaruk kepalanya dan mencari ke sekitar

"Tanya aja sama dia pak" tambah Hans sembari menunjuk Naya yang mematung. Sedangkan Naya hanya menadahkan kedua tangannya yang berarti tidak tau "Naya, kamu kan ketua OSIS. Dan bertanggung jawab tentang kedisiplinan para murid! Kamu harus jujur. Apa tadi dia ngerokok?" Ujar pak toni menghampiri Naya yang mematung karena bingung harus apa. "Eh, iya pak, dia gak ngerokok kok. Tadi saya cuma tegur dia karena bakar kertas di taman. Naya takut apinya ke mana-mana" ujar nya sembari tersenyum paksa yang membuat pak toni merasa sedikit tak percaya

"Udah ya pak, saya mau ke ruang guru" ujar Hans dengan dingin dan pergi meninggalkan pak toni berserta Naya

"Heh bocah! Ruang guru disana" ujar pak toni sembari menunjukkan arah. Hans yang salah arah pun bergegas pergi ke tempat yang telah ditunjuk oleh pak Toni

"Jadi dia sekolah disini juga? Kok gue baru liat ya" ujar Naya bergemerutu melihat Hans dan pak Toni pergi ke ruang guru. Namun, Darren diam-diam meniup telinga Naya yang membuat nya terkejut "ah, Darren ngagetin aja" ujar Naya sembari mencubit perut Darren dengan manja. "Haha, ya abis ngapain disini sendiri" ujar Darren sembari tersenyum lebar dan membelai rambut Naya dengan lembut

"Nggak ada, udah yuk ke kelas" ujar Naya sembari mengandeng tangan Darren dan hendak pergi ke kelas bersama. Namun, Darren menghentikan langkah kakinya yang membuat Naya terdiam sesaat. "Kamu lupa ya? Kita kan beda kelas" ujar Darren sembari mencolek hidung Naya. "Oh iya, haha lupa" ujar Naya melepaskan tangannya dan segera pergi ke kelas masing-masing

"Dih, sok banget sih" ujar Raya yang melihat pemandangan tersebut dari kejauhan bersama teman-temannya

"Iri, bilang bos" ujar sisil sahabat Naya yang muncul tiba-tiba dari belakang Raya. "Uluh-uluh, ada yang kepanasan nih haha" tambah Maya sembari mengipasi dirinya dan pergi ke kelas bersama Sisil . "ugh, awas kau ya!!" Ujar raya yang kesal dan hendak menyerang Sahabat Naya. Namun, ia ditahan oleh Noni sahabatnya. "Udah, Ray. Kita berantem di luar sekolah aja Biar gak di skors lagi" ujar Noni sembari mengipasi raya agar tenang

Disisi lain, Naya tengah mengeluarkan alat tulisnya dengan riang. Para sahabatnya yang melihat hal tersebut pun segera menggoda nya "cie, yang lagi berbunga-bunga" ujar Sisil sembari mencolek pinggang Naya

"Apaan sih" jawab Naya yang tersipu malu. Tak lama, seorang guru masuk ke kelas bersama Hans yang merupakan siswa baru di sekolah tersebut. Naya terpaku saat melihat Hans begitu pun para siswi lainnya. "Oh my god, itu crush gue selanjutnya" ujar raya sembari mengigit ujung jari nya

"Halo, perkenalkan nama saya Hans Al Bara. Saya pindahan dari SMA Nusa bangsa. Terimakasih" ujar Hans dengan dingin dan segera pergi ke kursi kosong tanpa aba-aba dari guru tersebut. "Anak zaman sekarang kampret semua" ujar ibu Rini mengemerutu karena Hans yang tidak menuruti aba-aba nya

Sesampainya di meja, Hans menoleh ke arah samping tempat duduk Naya sembari tersenyum dan menaikkan satu alisnya. Raya yang melihat hal tersebut pun tanpa sengaja menepak meja sehingga membuat seisi kelas terkejut

"Raya! Ada apa?" Tanya ibu tini sembari mengelus dadanya. Namun, raya hanya tersenyum paksa dan menggelengkan kepalanya

"Ganjen banget si Naya! Jijik deh" ujar Noni membisikkan sesuatu di telinga raya. "Iya, kita kudu kasih pelajaran biar kapok" jawab raya sembari melirik Naya dengan sadis

Tak lama, Alice  pun tiba. Ia melihat ibu tini sedang menulis di papan tulis. Ia pun mengambil kesempatan dengan mengendap-endap agar ibu tini tidak mengetahui bahwa ia telat masuk ke kelas. Namun, Hans yang melihat hal tersebut pun segera berteriak untuk memberitahu ibu tini bahwasanya Alice terlambat

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!