Saka Alfa Yudistira, remaja yang selalu penuh pesona. Anak seorang pengusaha properti, penuh prestasi. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang ber tangan dingin, siap meregang nyawa demi pasien. Wajah tampan menurun dari seorang ayah, kecerdasan otak menurun dari kedua orang tuanya. Bunda Saka seorang dokter spesialis anak. Dia mendapat pendidikan serta kasih sayang penuh, setiap permintaan Saka selalu dikabulkan, hanya Saka harus membayar dengan sebuah prestasi. Sejak kecil dia rajin belajar, meskipun selalu membuat ulah di sekolah. Sedikit sombong, seorang Saka datang di kelas hanya untuk tidur, namun selalu menjadi juara.
Hari ini, pertama Saka menginjakkan kaki di sekolah, usai libur kenaikan kelas terasa amat bahagia. Datang penuh senyuman manis, penuh ambisi dalam meraih mimpi. Memarkirkan motor di samping ruang guru, menatap kaca spion untuk memantaskan diri. Bersiul memuji wajah tampan yang di miliki, sesekali melirik teman panitia yang sudah siap kerja. "ternyata gue ganteng, layak dapat adik kelas paling cantik" monolog saka dalam hati. Melangkah untuk beraksi, memilih teman hidup pada masa pengenalan sekolah. Saka cowok tengil dengan segudang prestasi dibidang akademik dan non akademik, aktif dalam kegiatan OSIS-MPK. Menatap keadaan tengah lapangan, menelisik cewek yang cantik buat diperhatikan. Lalu setelah nyaman akan coba pendekatan, menunggu saat yang tepat buat di tembak, biar mati klepek-klepek memberikan cintanya. "Umm asyik banget, saatnya beraksi" ucapan Saka pada ketua OSIS di dekatnya.
Berjalan melangkah begitu saja, dan tiba-tiba berhenti tepat di samping gadis cantik bernama Kayla Azalia anak kelas X IPA1. Menurut penglihatan Saka, dia cewek paling menarik diantara ratusan cewek kelas sepuluh di SMA Cipta Bangsa. "Hai... siapa nama kamu adik manis?" menyapa penuh selidik buat maksud tertentu sambil senyum sedikit mengintimidasi.
"Saya Kayla, dari SMP N 1" jawaban lembut tambah senyum manis penuh percaya diri.
"Ups! Manis amat senyum kamu adik cantik, hati-hati ya pasti banyak senyum akan datang di sekitar... kenalkan, saya Saka, bisa dipanggil kak Saka. Semua siswa di sekolah bonafit ini pasti mengenal Saka sang pelipur lara. Cowok yang terkenal suka adu mulut dengan cewek-cewek cantik karena menarik." Penjelasan panjang lebar seorang Saka sedang mencari mangsa, sambil tertawa lalu menggoda Kayla. Lanjut jalan kearah barisan kelas X IPS1, mengikuti mata Saka yang telah menemukan gadis berkulit putih, hidung mancung lengkap dengan bibir ranum warna pink begitu menawan. Sepertinya memanggil raganya untuk mendekat. "Hai.. Andira Putri Ramadani, apa kabar?"
Andira cuma senyum simpul tanpa penjelasan, tanpa jawaban, dia malu-malu kucing, sementara di barisan sebelah, Kayla terus menatap Saka penuh makna. Kayla merasa tidak rela melihat Saka menyapa Andira, gadis cantik yang akan menjadi saingan. Andira lebih tinggi dari Kayla, body ramping, kaki jenjangnya memberi nilai tambah gadis itu.
"Ih...uwu uwu kak Saka yang tampan dan cerdas" monolog hati Kayla sambil senyum-senyum tidak jelas terus menatap lurus Saka yang berdiri di samping anak IPS1.
Seorang Saka hanya memandang, diam mengamati cewek yang menjadi targetnya. Dari ujung kaki sampai kepala, dari merk barang yang dipakai sampai aroma parfum wangi. Kali ini Saka ingin dapat target yang perfect, setelah gagal mengejar teman satu angkatan. Memutuskan cari adik kelas, biar terlihat seru, keren serta menantang. Hanya kenalan saja, pura-pura jual mahal, biar cewek bernama Kayla yang nanti akan mencari dirinya. Strategi cowok tengil ternama di sekolah ini.
Saat bertugas jadi moderator menemani Bapak Kepala Sekolah dalam materi pertama tentang perkenalan tenaga pendidik dan staf di sekolah ini. Memasang tampang dingin, bermain kata buat menambah kesan pintar sambil tersenyum simpul biar para cewek penasaran. Tidak lupa mata Saka tetap tertuju pada Kayla serta Andira yang menatap lekat manik mata Saka dari kejauhan. Menyempatkan bertanya agar namanya di sebut seorang Saka, lalu mendapat nilai lebih.
Materi di hari pertama telah selesai, giliran Saka memberikan resitasi tugas untuk hari kedua. Tanpa ada penjelasan, tidak boleh bertanya, strategi Saka agar hari kedua banyak adik kelas yang di hukum. Sebenarnya hanya untuk menjalankan misi pribadi, agar lebih dekat mencari pujaan hati. Lanjut melihat dari kejauhan, ketika adik kelas mulai berhambur keluar dari Aula. Mata tetap lurus mencari target Kayla dan Andira dua cewek paling cantik di tahun ini.
"Selamat siang, Assalamualaikum kak Saka" sapa Andira lembut penuh senyum manis
Ups! desiran tajam membuat dada Saka sedikit sesak, manis lembut suara Andira menyentuh hati. Selang menit berlalu cewek tinggi berhidung mancung dengan bibir ranum mempesona masih menatapnya. Jalan penuh percaya diri menuju mobil jemputan dengan sedikit menyimpan rasa penasaran terhadap kakak kelas bernama Saka dan Mahes sang ketua OSIS.
"Assalamualaikum kak Saka, mari pulang duluan." Suara lembut dengan senyum mengembang dengan muka menunduk Kayla tampak anggun.
"Waalaikumsalam cantik," jawab Saka dingin.
Kali ini bener-bener suara Kayla melekat di telinga Saka, membuat deg deg ser detak jantung semakin kencang. "Sepertinya, dia takdir jodoh di tahun ini" monolog dalam hati sambil cengengesan tidak jelas. Saka traveling kemana-mana membayangkan dirinya duduk bersanding dengan Kayla cantik, membuat kegiatan OSIS bersama, ikut lomba bersama lalu saling menguatkan satu sama lain. Tersenyum simpul lanjut naik motor melaju pulang untuk bermimpi.
Berhenti sejenak, ketika melihat Kayla masih menunggu angkot di halte. Saka mulai bingung, mengantar Kayla pulang atau diam saja pura-pura acuh? biar kesan dingin tetap terjaga. Masih diam, diatas motor penuh kebimbangan, menatap ke lain arah. Memutuskan memutar gas melaju acuh seolah tidak melihat ada cewek cantik yang berdiri di depan halte. Memilih memberikan tawaran pada Gilang, buat duduk di jok belakang motor miliknya. Saka menatap Kayla dari kaca spion, jelas gadis itu menatap dia yang berlahan menghilang dari tatapan mata sipitnya. Oh Kayla... maaf demi gengsi, aku kabur tanpa memberikan tumpangan.
Sedikit menyesal sih, untuk urusan hati, gagal mengenal Kayla lebih dekat, namun sekali lagi ikhlas agar misi kali ini tercapai penuh sensasi. Gilang sampai heran melihat tingkah Saka yang masih menatap spion sambil ngebut di jalan, lalu memukul punggung Saka karena takut jika ugal-ugalan, nyawa cuma ke jatah satu kalau mati masih terlalu muda. Apalagi cita-cita belum tergapai, apalagi mimpi. Meninggalkan gadis pujaan hati sehingga harus memeluk rindu menggebu dalam dada. Oh Tuhan, jaga gadisku selamat sampai di rumah.
"Woiii Saka, hati-hati nyawa tidak memiliki cadangan" sarasehan Gilang sambil memukul punggung Saka.
"Tenang pret, kayak banci aja" Sahut Saka asal ngomong, berlalu dengan ngebut ala Rosi.
Sementara Kayla masih bengong penuh tanya, kenapa kak Saka tidak menawari tumpangan? padahal berharap banget... ingin memeluk dan nempel di punggung remaja tampan yang suka caper di sekolah.
Bersambung
Cinta itu memang sesuatu yang tidak jelas, kapan datangnya cinta? Dari mata turun ke hati? ataukah pelangi setelah hujan? Siapa yang bisa menebak kapan datangnya cinta, dan bagaimana prosesnya. Ketika rasa itu mengalir dengan caranya sendiri, menjajaki seluruh aliran darah, bahkan membuat jantung berdegup lebih cepat dari biasanya. Inilah yang di rasakan Saka, Kayla, Mahes dan Andira. Cukup mendengar namanya saja, seolah hati ini sudah menemukan tempatnya. Detak jantung jumpalitan salto tidak jelas. Bahkan Saka hanya memikirkan saja membuat terjaga. Memimpikan gadis itu mampu membuat tertidur lebih nyenyak, apalagi bersama pasti membuat tetap hidup. Di sisi lain perasaan hati belum menambatkan pilihan, kedua gadisnya masih dalam posisi yang sama. Artinya belum bisa di sebut jatuh cinta. Rasanya ingin segera memilih, meski hati ini belum memilih, mungkin istikharah salah satu jalan menuju Ridho Illahi.
Mentari pagi cerah, secerah hati Saka yang berbunga-bunga di hinggapi kupu-kupu cantik menari dalam dada. Senyum tersungging begitu manis menambah ketampanan seorang Saka bermata elang, tajam mengintimidasi tiap gadis yang lewat. Kini dia sedang menyampaikan pemeriksaan tugas peserta PLS penuh wibawa. Apalagi memasang muka dingin, datar menambah pesona para gadis. Sengaja khusus hari terakhir seluruh panitia mencari kesalahan adik kelas, demi sebuah mendapat gebetan. Tak terlupakan juga Mahes, sang ketua OSIS yang ikut mengincar gadis cantik bernama Andira. Dia rela wibawanya berkurang, hanya buat merayu Saka untuk menjadi mak comblang dirinya. Padahal pak ketua OSIS juga tahu, kalau Saka menaruh harap pada gadis yang sama Andira Permata Suwandi. Masih bimbang sebenarnya, Saka belum bisa merasakan kenyamanan luar biasa, saat bersama Andira atau Kayla, hal ini belum bisa di sebut cinta. Ingin berproses hingga akan menemukan jawaban atas hatinya.
Saat di depan Kayla, Eni sengaja berhenti mencari kesalahan, karena rasa cemburu pada gadis itu. "Kamu ikut saya ke lapangan kamu harus mengakui kesalahan kamu di depan teman kamu” Eni meminta Kayla untuk menuju lapangan. Kayla pun dengan berat hati menuruti perintah panitia yang bernama Eni, tapi ketika hendak melangkah tiba-tiba terdengar suara sosok laki-laki yang pada hari pertama sudah mengenalkan diri. “tunggu ini biar gue urus lo pada balik aja ke lapangan buat melanjutkan pemeriksaan peserta lain.” akhirnya senior itu pun meninggalkan Saka yang baru datang.
Saat di depan Kayla, Saka sengaja berhenti menunjukkan kesalahan dan memberi hukuman untuk jalan kelinci sambil senyum. Kayla menerima hukuman dengan senang hati demi mengejar seorang Saka. Dia bahkan terkesan mengulur waktu, melaksanakan hukuman dengan pelan, sekali-kali berhenti hanya untuk menatap Saka Alfa Yudistira. Sementara cowok yang di tatap pura-pura tidak tahu, memasang muka datar tanpa ekspresi.
“Lain kali kamu jangan telat lagi”
"Iya Kak, saya minta maaf, tapi ini hari terakhir.” jawab Kayla penuh tanya.
Saka menanggapi dengan senyuman lalu menyuruh Kayla untuk bergabung dengan yang lain. Mengamati gadisnya jalan, mencari kesalahan selanjutnya pada target Andira, jujur ingin menguji ketertarikan gadis kedua yang mengusik hati.
Namun, berbeda, untuk gadis ini perfect tidak ada kesalahan apapun. Membuat Saka jadi salah tingkah, sambil menggaruk kepala yang tidak gatal, berfikir keras untuk bisa dekat Andira.
“Andira…” terdengar suara memanggil dan ternyata Kak Saka.
“iya Kak ada apa?”
“kamu sudah siapkan tugas membuat surat cinta untuk panitia??” dengan muka datar, heran kenapa dengan dirinya yang sok akrab dengan adik kelas.
"emmm... sudah kak nanti setelah penutupan baru akan diserahkan" Jawab Andira percaya diri.
"Nice, good job Andira" Sambil melangkah, meninggalkan Andira yang masih menatap penuh harap. Saka berkumpul panitia yang lain untuk mempersiapkan acara di hari terakhir PLS. Sementara siswa baru masih mengikuti materi yang disampaikan wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Di ujung ruangan, Kayla tampak sibuk melihat semua senior-seniornya satu persatu, tiba-tiba dia tersentak dengan senior yang membuat nyaman saat memandangnya, selama beberapa hari mengikuti PLS. karena itu pun dia jadi bersemangat saat mengikuti PLS, bahkan rela di hukum jika seorang Saka yang memberikan hukuman.
Rasa takut dan PLS yang menyeramkan pun sudah hilang karena seorang senior tampan, cerdas mampu membuat nyaman. Tidak hanya Kayla, Saka pun selalu memperhatikan dari jauh dan diam-diam. Saka sangat senang melihat Kayla tersenyum apalagi saat dia tersenyum kepadaku, oh manis bagai gula yang bikin diabetes. Dia selalu membuat Saka senyum-senyum sendiri saat mulai mengingat serta nama Kayla disebut. Rasanya itu seperti telah menemukan sosok gadis yang sangat nyaman di hati.
Tetapi bagi Kayla ada hal yang membuat hati merasa sedih kadang-kadang galau. Saka itu orangnya susah ditebak, cuek dan kadang sedikit membosankan. Memang mungkin dia tak pernah tahu kalau Kayla sudah mengaguminya lebih dari yang dia maksud. Jatuh cinta pada pandangan pertama, bikin deg deg ser jantung ini jumpalitan hanya mendengar nama Saka. Ada waktu dimana Kayla mendapat kesempatan pada saat PLS itu. Yaitu kami diberi tugas membuat surat cinta untuk senior-senior yang disukai. Pikiran Kayla langsung terlintas ke sosok senior manis itu. Saat membuat surat itu, Kayla sangat bingung menyusun kata-kata cinta untuknya. Begitu juga dengan Saka, dia percaya diri bahwa surat cinta Kayla dan Andira pasti tertuju untuk dirinya.
Sangat sombong, seorang Saka ingin mendapat perhatian dari dua gadis tercantik kelas X di tahun ini. Mahes saja yang seorang ketua OSIS tidak berani menaruh harap pada dua gadis cantik itu, hanya ada rasa terhadap Andira, tetapi belum berani bermain api. Memilih bekerjasama dengan Saka untuk memberikan Andira untuk dirinya. Ulah Saka inilah membuat panitia cewek yang berlomba merebut hatinya menjadi marah tidak jelas, bahkan bersikap jutek pada juniornya. Eni sekretaris OSIS SMA Cipta Bangsa salah satu gadis penggemar Saka. Dia sampai ikhlas tiap hari harus traktir Saka makan siang di kantin sekolah. Kini dia, harus menghadapi Kayla adik kelas manis incaran Saka.
Akhirnya hanya satu lembar kertas kata yang bisa Kayla tulis ungkapkan untuk dia. Hati ini tak menentu saat surat itu sudah berada ditangannya. Entah apa yang terjadi saat dia membacanya? Kayla pun tidak tahu, hanya bisa berharap, berharap dan terus berharap.
Kayla juga tahu, kalau Andira juga menempati hati yang sama terhadap Saka. Hanya Andira lebih tenang, seolah tidak terjadi sesuatu, gadis itu bawaannya santai. Sehingga susah untuk di tebak, beda dengan Kayla yang sikapnya menggebu penuh semangat. Apakah, Andira juga memberikan surat yang sama untuk Saka?
Tunggu bab berikutnya...
Bersambung
Malam ini serasa nyaman, nikmat duduk depan meja belajar di temani segelas cappucino hangat. Mengerjakan tugas matematika sambil sesekali melirik setumpuk kertas warna-warni. Hanya saja, Saka lebih tertarik dengan gulungan kertas berwarna pink yang menempel jadi satu dalam buah apel fuji berpita warna gold. Penasaran dari gadis yang manakah?
Masih seperti tahun sebelumnya, Saka merupakan panitia yang paling banyak penggemarnya. Bahkan mengalahkan sang ketua OSIS dalam urusan surat cinta. Setengah lebih dari peserta perempuan memberikan surat Cinta kepada dirinya. Kini tangan kanan meraih benda yang sudah menggelitik hati Saka, membuka gulungan kertas warna pink dan membaca secara seksama.
Kepada: Kakak Saka Alfa Yudistira
Dari : Gadis pemuja hatimu
Ketika aku menulis surat ini, suasana di sekeliling aku sangat sepi, kak. Aku tak pernah berpikir sebelumnya, bahwa kesepian ini akan berhenti seketika, saat ada kak Saka dalam dua Hari. Aku merasa menjadi perempuan beruntung, karena bisa mengenalmu. Maafkan aku yang terlalu lugas dalam memahami isi hati ini.
Sejak pertama kakak, menanyakan namaku, sejak itulah hati terasa terbawa pergi olehmu. Dan tak tersisa sedikitpun, bahkan diri ini merasa nyaman ketika hanya mendengar namamu. Kak Saka, mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama, atau sekedar obsesi belaka. Maaf jika aku terlalu lancang menuliskan ini untukmu.
Buah apel ini mewakili hatiku mengungkapkan seluruh isinya. Menumpahkan setiap rasa yang sudah memberi warna sejak dua Hari yang lalu. Sejak pertama menatap mata elang milik dirimu.
Ttd
Kayla Azalia Putri
Saka membaca surat cinta yang amat pendek, namun penuh arti, ungkapan hati seorang gadis yang menaruh simpati. Senyum-senyum tidak jelas, merasa misi tahun ini akan segera terwujud. Masih penasaran dengan satu lagi gulungan kertas berwarna peach, terikat menjadi satu dalam satu batang coklat silverqueen. Kelezatan, kenikmatan coklat itu lebih menggoda dari sekedar isi surat cinta siswa baru. Melanjutkan tugas matematika untuk nomer terakhir, menyeruput cappucino hangat, memejamkan mata sesaat. Mengingat interaksi dengan Kayla yang sedikit dipaksakan, memberi perhatian kecil, memasang tampang dingin dan mengacuhkan tiap tatapan mata sipit milik Kayla. "Maaf cantik, Saka belum jatuh cinta. " monolog Saka dalam hati.
Mulai membaca isi kertas yang sudah Saka lepas dari batang coklat, surat cinta simple seperti orangnya. Hanya tiga baris, namun dalam maknanya.
To : Kak Saka Alfa Y.
Dirimu, mampu menggetarkan jiwaku
Dirimu, selalu ada dalam bayanganku
Dirimu, membawa pergi sepenuh hatiku, namun aku belum tahu, perasaan apakah ini?
Ttd
Andira
Udara malam ini terasa dingin, dan malam ini pemandangannya begitu indah.. langit berhias bintang-bintang, bulan purnama menerangi malam ini hingga membuatku semakin rindu akan dirinya. Saka traveling seolah menatap wajah dua gadis cantik bergantian, lalu disambut dengan senyuman manis milik Kayla, senyum penuh wibawa dengan lesung pipi milik Andira. "Oh my Good, haruskah jatuh cinta pada dua gadis secara bersamaan?" Cicit hati Saka. Indahnya langit malam ini, masih kalah indah warna hatiku, seolah banyak sekali kupu menari.
Memeluk guling, menatap langit kamar yang terlukis nuansa angkasa di siang hari. Biru cerah, cantik, indah berseri. Ingin melupakan sejenak tentang dua gadisnya, Saka iseng menghitung surat cinta yang di terimanya hari ini, dan semua berjumlah 127 surat dengan sampul warna warni. Melanjutkan membaca, tertawa melihat isinya, seolah Saka bagaikan Arjuna sang kesatria dalam film mahabarata. Cowok yang di perebutkan para perempuan hahaha....
"Saka, saka dipanggil ayah." Suara bunda Saka yang mengetuk pintu kamar, dan mampu menghentikan tawanya.
"Iya bun, sebentar Saka menghadap."
"Segera ya, sudah ditunggu di ruang keluarga." Bunda berlalu meninggalkan kamar Saka.
Seperti biasanya, ayah selalu menginginkan bercanda, cerita dengan anak-anaknya. Sekedar mencurahkan kasih sayang, beramah tamah sekaligus mengenal sosok titisan dirinya. Saka keluarga kamar, menuruni anak tangga, memeluk ayah dari belakang sambil berkata "ayah sayang, ada yang mau ditanyakan?"
"Duduk di sebelah ayah nak! ayah mau cerita sama Saka, bang Sakti dan Sasmita." Jawab ayah penuh kasih.
Disusul Sakti yang ikut duduk di sebelah kanan ayah, lalu Sasmita yang tanpa permisi duduk di pangkuan ayah. Saka penuh senyum, hatinya sedang bahagia. Sakti masih berwajah datar, tanpa ekspresi karena malas terganggu dalam membuat laporan Internship buat dikumpulkan besok pagi. Sasmita seperti biasanya gadis manja karena anak perempuan satu-satunya di keluarga kecil Yudistira, mencium pipi ayahnya lalu pindah duduk di sebelah bunda.
"Pertama, ayah mau tanya pada Saka, apakah kamu masih ingin jadi dokter? atau sudah memiliki impian lain?" suara bijak ayah yang tertuju pada Saka.
"Iya yah, Saka masih sama ingin jadi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah."
"Ok Fine Saka, buktikan pada ayah dan bunda, kalau Mita ingin jadi apa? "
"Mita, ingin jadi dosen ayah." jawab Mita singkat.
"Ok, bang Sakti bagaimana internship yang sudah di jalani dalam satu bulan ini?" Ayah lanjut menanyakan program internship Sakti sebagai calon dokter.
"Lancar yah."
"Kak Sakti masih belum dapat pacar juga? Pasti sebentar lagi kalah sama Saka, yang dapat surat cinta segudang." Ayah lanjut bercanda buat mencairkan sikap Sakti yang dingin.
"Masih pendekatan yah." jawaban Sakti singkat.
"Alhamdulillah, sudah ada perkembangan, anak mana bang Sakti? "
Senyum simpul, sambil menatap ayah beserta bunda, lalu menatap adiknya secara bergantian. "Anak semarang, cuma belum inten seperti Saka kalaau ngejar cewek, abang belum seberani Saka yah."
Hahahaha Saka tertawa ringang, seolah mengejek kakaknya sambil berceloteh "sudah diajarin masih malu-malu juga bang, keburu disambar orang, tahu rasa. Terus abang sakit hati, guling-guling di atas bantal. "
"Ups! ha ha ha dasar adik tidak tahu akhlak." jawab Sakti serius sambil tertawa dengan muka datar.
Akhirnya ayah melerai adu mulut kakak beradik itu, lanjut menasehati serta memberi petuah. Bunda senyum-senyum sambil memberikan hidangan brownies keju kesukaan Saka. Meskipun tidak membedakan buah hatinya, namun Bunda selalu mengingat Saka yang nomer satu, karena anak itu penuh kejutan, riang dan penuh kasih sayang.
"Ih, Bunda selalu saja makanan favorit bang Saka, kenapa tidak buat puding coklat kesukaan Mita atau ubi karamel kesukaan bang Sakti." Sambil manyun, tidak rela atas camilan malam ini.
"Maaf, Bunda selalu ingat semua makanan favorite anak-anak, namun entah mengapa Bunda sore tadi kepikiran buat brownies keju, lain kali pasti Bunda buatkan puding coklat dan ubi karamel." Sambil mengusap punggung Sasmita dan Sakti secara bersamaan.
Saka asyik makan tanpa peduli dengan adiknya yang lagi protes. Sesekali manja pada ayahnya, melirik abang Sakti untuk segera bikin usil biar ramai. "Bang, sudah pernah merasakan jagung bakar milik mba Arin?"
"Belum" jawab Sakti datar.
"Aduh, segera wujudkan bang, biar tahu rasa jagung bakar pedas manis di bibir ranum milik mba Arin. Saka dukung akan jaga rahasia abang."
Uhuk uhuk uhuk, Sakti tersedak minum susu yang disiapkan Bunda, segera mengambil air putih dan panik dengan canda ala Saka. Ayah mengusap punggung Sakti penuh kasih sayang. "Pelan pelan Sakti kalau minum, jangan perhatikan candaan Saka yang narsis"
Saka panik, ternyata ayah mengetahui candaan ala dirinya. Sebenarnya dia belum pernah juga melakukan hal itu, cuma iseng saja buat bikin usil sama kakak tampan. Keluarga Saka memang sebuah keluarga kecil yang bahagia, penuh canda tawa dan nasehat bijak dari ayah dan Bunda. Ayah selalu meluangkan waktu minimal tiga kali dalam seminggu untuk bercengkerama, saling memahami, saling menyayangi seluruh anggota keluarga. Bahkan ayah selalu mengajarkan untuk sekedar mengungkapkan I Love You pada sesama saudara.
Satu jam berlalu, Saka pamit untuk menuju kamar pribadi miliknya. Dia akan segera membuat cerita untuk memilih gadisnya. Kayla atau Andira yang mampu membawa hati ini sampai tak tersisa lagi...???
***
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!