"Selamat untuk pertunangan kalian" ucap keempat orang tua itu kepada dua anak muda yang tersenyum penuh kebahagian. Terlebih si pria yang memang sudah sangat menantikan hari ini.
"Dan kau anak muda, kau harus menahan dirimu sampai tunanganmu lulus kuliah dulu" ucap Daddy sang pria sengaja menggoda anaknya tersebut. Pertunangan itu dilakukan secara tertutup yang hanya dihadiri oleh keluarga inti dari kedua keluarga tersebut. Bahkan para sahabat dari kedua orang tersebut tidak di undang sama sekali.
🐾🐾🐾🐾
"Terima kasih sudah mengnatarku, kakak" ucap Mika seraya mengecup sebelah pipi pria yang yang duduk di bangku kemudi.
"Hmm, hubungi kakak jika kuliahnya sudah selesai" Mika tersenyum manis seraya menganggukkan kepalanya. Ia pun turun dari mobil tersebut, berjalan menuju kelasnya.
Ayrin Mikayla Anderson adalah gadis berusia 21 tahun, kuliah semester 7, memiliki paras yang sangat manis dan sudah memiliki seorang tunangan yang sangat manis.
Mika mengedarkan pandangannya begitu ia sampai di ruangannya, mencari kedua sahabat baiknya. Senyumnya tersungging begitu ia melihat kedua sahabatnya itu sudah duduk manis di tempatnya masing-masing.
''Hai...'' Mika menyapa kedua sahabatnya, Keyra dan Nayla.
''Hai..'' Keyra dan Nayla kompak membalas sapaan mika.
''Wajahmu kenapa ditekuk seperti itu Key? Putus lagi? Kali ini masalahnya apa lagi, Key? Ciumannya tidak ada taste atau tidak ahli atau kalah jago darimu?'' Mika langsung menyerang Keyra dengan berbagai pertanyaan yang membuat Keyra berdecak kesal.
Mendengar pertanyaan Mika, Nayla kontan tertawa karena tebakan Mika benar adanya. Keyra mendelik kesal dan mendengus melihat kedua sahabatnya seperti kompak sedang meledeknya.
''Teman patah hati dihibur bukan ditertawakan'' omel Keyra dan beranjak dari duduknya.
"Ayo pulang, dosen tidak datang!" lanjut Keyra yang diangguki oleh Mika dan Nayla.
Dan di sinilah mereka disalah satu cafe langganan mereka. Dan kebetulan cafe ini adalah milik keluarga Nayla. Jadi mereka bebas mau berbuat apa. Termasuk tertawa sambil jingkrak- jingkrak atau geprak- geprak meja yang bisa saja mengganggu pelanggan lainnya mereka tidak peduli. Urat malu mereka memang seakan putus bila sudah berkumpul begini. Dunia seolah milik mereka bertiga.
Seperti sekarang ini misalnya Keyra yang menagis histeris akibat putus dengan pacarnya untuk kesekian kalinya. Melihat Keyra yang seperti ini sudah biasa bagi Mika dan Nayla. Jadi bukannya berusaha menenangkannya atau sekedar menghiburnya, mereka malah asyik membicarakan tempat magang yang sebentar lagi akan mereka jalani mengingat mereka sudah memasuki semester 7. Bukannya tidak peduli dengan Keyra, tapi mereka sudah hafal tabiat teman mereka itu.
Tak lama kemudian makanan merekapun datang.
''Akhirnya datang juga, selamat makan Mikayla, selamat makan Nayla. Terima kasih sudah mengacuhkan aku yang sedang patah hati ini. Kalian memang sahabat yang luar biasa'' Keyra menyindir kedua sahabatnya sambil tersenyum manis dan mengedipkan matanya.
Disindir begitu Mika dan Nayla ikut terseyum. Mika berdiri dan berpindah duduk, yang tadi di samping Nayla pindah ke samping Keyra dan mengeluarkan tissu dari dalam tasnya. Mengerti maksud Mika yang berniat membersihkan wajahnya yang sepertinya memang sudah mengerikan, mata yang menghitam akibat maskara yang luntur, Keyra langsung menggeser posisi duduknya dan berhadapan dengan Mika.
Sebelum tissu yang ditangan mika sampai kewajah Keyra, Nayla menyela
''Tunggu Ay'' Nayla mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan tanpa aba-aba cekrek, Nayla mengabadikan wajah Keyra yang mengerikan itu.
''Kira-kira dapat like berapa kalau aku upload di sosmed'' goda Nayla yang mendapat tatapan horor dari Keyra.
''Ay...'' rajuk Keyra manja meminta pertolongan.
''Nay..'' tegur Mika tanpa menghentikan kegiatannya membersihkan wajah Keyra.
''Tapi aku lebih penasaran dapat like berapa fhoto Keyra tanpa topeng tebalnya ini'' lanjut Mika seraya berdiri dan kembali pindah ke tempat duduknya semula disamping Nayla.
''Dasar teman laknat!!'' mereka pun kompak tertawa. Merekan pun menikmati makanan mereka dan untuk sekian menit meja yang mereka tempati tenang. Hanya untuk sekian menit.
Prang ....
Keyra menjatuhkan sendoknya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Mika dan Nayla mengernyit dan mengikuti arah pandang Keyra di belakang mereka yaitu pintu masuk.
Uhuk.uhuk
Mika tersedak oleh makanan yang di mulutnya begitu melihat sepasang kekasih yang baru masuk ke kafe tersebut. Nayla menepuk punggung Mika seraya memberinya minum. Ya, pria yang baru masuk bersama kekasihnya itu juga pria yang menjadi kekasih Mika satu tahun terakhir ini. Raymond William.
T.B.C
Sepasang kekasih itu berjalan ke arah mereka. Mika segera memalingkan wajahnya. Lain halnya dengan Keyra yang berdiri dan melambaikan tangannya ke arah sepasang kekasih tersebut.
''Hai kak Ray...'' Keyra sengaja menyapa pria tersebut.
Sialan Keyra, rutuk Mika dalam hati.
''Oh..hai Key'' Raymond berhenti tepat di depan meja mereka.
Raymond sedikit terkejut begitu menyadari ada Mika dan Nayla juga.
''Hai Ay,, Nay..'' sapanya kepada kedua gadis tersebut.
''Lagi makan di sini juga?" tanyanya.
''Bukan, main bisbol'' Mika yang sedari tadi menunduk menjawab pertanyaan bodoh Raymond. Mendengar jawaban asal Mika Raymond tergelak.
''Siapa sayang?" tanya Wanita yang sedari tadi menggandeng lengan Raymond dengan mesra. Sebelum Raymond menjawab pertanyaan kekasihnya itu, Nayla berdiri dan mengulurkan tangannya ke depan wanita itu
''Nayla, selingkuhannya kak Raymond juga." Nayla sengaja menekan kalimatnya di akhir.
Uhuk.uhuk
Raymon dan Mikayla kompak tersedak oleh air ludah mereka sendiri. Keyra menahan tawanya melihat ekspresi Raymond yang pucat pasi karna shock dan ditatap tajam oleh kekasihnya menuntut jawaban. Mika tidak tega melihat wajah gugup Raymond segera menengahi.
''Nayla!!" tegur Mika.
''Maaf kak, Nayla hanya bergurau, dia orangnya suka lepas kendali bila berhadapan dengan cowok ganteng'' Mika menjeda ucapannya seraya melirik Raymond.
''Kita bertiga temannya kak Raymond'' lanjut Mika.
''Noura, kekasihnya Raymond'' Mika menyambut tangan Noura.
''Senang berkenalan dengan kalian'' ucap Noura mengakhiri.
Begitu Raymond dan Noura pergi, Keyra melepaskan tawa yang dari tadi ditahannya.
''Best..best...gila Nay,, sumpah aku salut sama gayamu'' Keyra memberikan dua jempolnya. Nayla yang merasa dipuji mengibaskan rambut panjangnya dengan bangga.
''Nanti malam kita ke klub, aku butuh pengalihan."
Mendengar perkataan Mika, Keyra sontak menghentikan tawanya. Jelas saja, selama ini Mika tidak pernah menginjakkan kakinya ke klub malam, ia menganggap tempat itu tempat terkutuk. Lain halnya bagi Nayla dan Keyra yang sudah menganggap klub adalah surga kenikmatan.
''Nay..kau mendengar apa yang dikatakan si Ay tadi?" Nayla yang ditanya mengorek-ngorek kupingnya seolah ada yang salah juga dengan pendengarannya.
''Nay, Key, tidak usah drama'' sewot Mika.
''Kalau kalian tidak mau, aku bisa pergi sendiri'' Mika mengambil tasnya dan berlalu.
¤¤¤¤¤¤
Mika, Keyra, dan Nayla saat ini sudah berada diparkiran klub.
''Ay, aku tanya sekali lagi kau yakin mau masuk ke tempat yang menurutmu terkutuk ini dan percayalah Ay, tempat ini memang terkutuk. Ini tidak bagus buatmu" Keyra masih berusaha membujuk Mika agar mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam sana. Dia tidak ingin Mika menjadi seperti dirinya dan juga Nayla yang menjadikan klub sebagai pelarian disaat ada masalah.
''Kita hanya mengingatkan kalau kau lupa ini adalah gudang dosa versimu. Aku sama Keyra sudah biasa, bukan berarti kita ingin kau mengikuti kita Ay," Nayla ikut menimpali.
Mika tidak menghiraukan kicauan kedua sahabatnya itu. Saat ini dia benar-benar butuh pengalihan. Mika ingin menghilangkan rasa cemburunya, melihat langsung tadi Raymond dengan kekasihnya yang cantik dan dewasa Mika merasa minder dan yang pasti hatinya sakit. Ia segera keluar dari mobil di ikuti Keyra dan Nayla.
Dan akhirnya bujukan Keyra dan Nayla tidak mempan, sekarang mereka sudah berada di tengah hiruk pikuk klub malam. Awalnya Mika merinding dan melihat ngeri sekelilingnya. Banyak wanita memakai pakaian kurang bahan, bahkan tidak sedikit yang berciuman tanpa merasa risih dengan orang-orang yang ada.
Oh GOd inikah syurga yang dikatakan kedua sahabat laknatku itu batin Mika.
Untuk sesaat Mika ragu untuk melanjutkan langkahnya tetapi keraguannya dikalahkan oleh rasa penasarannya dimana kedua sahabatnya pernah mengatakan klub adalah tempat untuk menenangkan diri dan melupakan semua sakit hati dan kesedihan. Jangan tanya Nayla dia sudah menari mengikuti irama musik ditengah ruangan ini.
''Ini minum..'' Keyra meletakkan minuman mereka di atas meja.
Mika mengernyit dan mengangkat minumannya dan membandingkannya dengan minuman milik Keyra dan Nayla.
''Kok beda Key?'' tanya Mika.
Keyra memang sengaja memesan orange juice buat Mika karna ini pertama kali dia masuk klub, Keyra yakin Mika tidak akan tahan dengan alkhol.
''Ay, kau akan mabuk kalau minum ini'' Keyra menyesap sedikit minumannya yang memang mengandung alkhol.
''Ya Tuhan Key, kau tidak menganggap aku datang ke sini hanya untuk minum segelas orange juice 'kan Key, aku yakin kamu tidak sebodoh itu Key..''
''Ehmm"
Ucapan Mika terputus mendengar deheman seseorang, otomatis Keyra dan Mika menoleh ke sumber suara. Di hadapan mereka sudah berdiri dua orang pria dewasa yang sangat menawan. Keyra terpesona, mulutnya sampe menganga lebar. Keyra memang pecinta pria ganteng, tinggi dan kaya. Dan melihat penampilan kedua pria di hapan mereka, ia bisa menebak kedua pria itu tajir melintir. Mika yang juga sempat terpesona segera tersadar dan menyikut sahabatnya, Keyra. Keyra tersadar dan menutup mulutnya yang menganga.
''Hai...'' sapa Keyra sesantai dan semanis mungkin.
''Bolehkah kami bergabung dengan kalian nona?'' tanpa menunggu jawaban Mika dan Keyra, pria yang memakai kemeja biru tersebut sudah menempatkan dirinya di samping Keyra.
Keyra tersenyum manis. Senyum menggoda.
Cciiihhh dasar wanita murahan rutuk Mika dalam hati.
''Anda sangat sopan, uncle '' sindir Mika.
Keyra sontak tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu begitu juga dengan teman pria tersebut yang masih setia berdiri di tempat.
''Uncle...'' ulang pria tersebut seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
''Haruskah aku memanggilmu, Grandpa'' ucap Mika dengan muka tidak bersalah yang membuat pria yang masih setia berdiri tersebut terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.
''Grandpa, terima kasih sudah membawaku ke sini, sungguh aku sangat terhibur'' tanpa menghentikan tawanya pria itu memilih duduk di samping Mika.
Mika mendengus
''Kekanakan'' ucapan Mika sontak membuat pria tersebut menghentikan tawanya dan sekarang gantian pria yang dipanggil uncle oleh Mika tersebut yang tertawa.
''Dasar aneh, Key telpon Nayla kita pulang, banyak orang aneh di sini aku takut ketularan aneh, bukannya dapat ketenangan jiwa yang ada emosi jiwa aku Key.''
Mika beranjak dari tempatnya dan berniat pergi, tapi tangannya ditarik cukup kuat oleh Keyra dan hasilnya bokongnya mendarat di pangkuan pria yang disebut mika kekanakan.
''Keyra kau apa-apaan'' bentak Mika tanpa memindahkan bokongnya dari pangkuan pria tersebut.
''Maaf '' mendengar suara yang tepat di belakangnya membuat Mika tersadar dan bangkit dari pangkuan pria tersebut.
''Mmm..maaf'' ucap Mika gugup dan bercampur malu. Mika sadar bobotnya yang lumayan berat karna bodynya sedikit berisi.
''Aaaa..apa ada yang patah, apa perlu ke dokter?'' tanya Mika masih gugup sambil meraba- raba paha pria tersebut.
Keyra yang melihat perbuatan temannya itu antara kaget dan geli. Keyra tahu niat baik Mika yang kelewat polos, tapi orang lain bisa salah faham akan tindakannya yang terkesan mesum itu. Kedua pria dewasa itu juga tidak kalah kaget dengan tindakan Mika tersebut.
''Oh God Felix, aku tak percaya ini, wajahmu memerah, jangan katakan kau terangsang oleh sentuhan gadis kecil itu."
Mendengar perkataan temannya, Felix nama pria yang diraba Mika tersadar dan segara menghentikan tindakan Mika dengan menahan kedua tangannya agar berhenti merabanya.
''Hh..hentikan!! Apa yang kau lakukan??''
Felix berdiri tanpa melepaskan cekalannya ditangan Mika, otamatis Mika juga ikut berdiri.
Melihat pria itu bisa berdiri Mika bernafas lega.
''Syukurlah kau baik-baik saja, aku fikir tadi ada tulang yang retak mengingat aku mendarat di paha mu cukup kuat'' Mika kembali berjongkok agar sejajar dengan paha pria tersebut, dan tanpa di duga Mika kembali menyentuh tepatnya memijit paha pria tersebut.
Percayalah siapa saja yang melihat posisi kedua manusia itu pasti akan salah faham dimana si pria berdiri dan si wanita berjongkok sambil melelatakkan tangannya diantara paha si pria.
''Akhhhh...'' erang Felix.
''Maaf.maaf..apa di sini sakit?'' tanya Mika tanpa melepaskan tangannya dari paha Felix.
''Oh Tuhan, Felix kau sungguh terangsang dan menikmati sentuhan si gadis marmut ini?'' goda temannya.
''Diam kau brengsek! Dan tolong hentikan tindakan si gadis marmut ini'' geram Felix.
Keyra yang juga mematung melihat aksi temannya itu segera tersadar dan menarik Mika agar berdiri.
''Ay, apa yang kau lakukan?''
''Apa? tanya Mika kembali tanpa muka berdosa.
''Aku hanya memastikan apa kakinya baik-baik saja akibat bokongku yang mendarat akibat ulahmu bila kamu tidak lupa Key, aku hanya tidak mau dikemudian hari dia datang menuntut dan mengatakan tulangnya yang patah akibat bokongku, jadi..."
''Cukup Ay''
Keyra memotong ucapan temannya yang tidak masuk akal itu, sebelum Mika melanjutkan ucapannya yang bisa membuat mereka malu.
''Tidak ada sejarahnya tulang patah hanya gara-gara bokong Ay'' tegas Keyra.
''Dasar gadis nakal, katakan saja kau ingin menyentuhnya, jika kau jujur mungkin saja dia mau memuaskanmu tanpa harus berbuat konyol seperti tadi''
''Roland, hentikan!'' tegur Felix kepada temannya yang ternyata bernama Roland.
''Jaga ucapanmu uncle, aku bukan gadis nakal seperti yang kau katakan dan aku tidak akan puas hanya dengan menyentuhnya."
Ucapan Mika yang ambigu sontak membuat Roland tertawa dan mengerling nakal. Felix tersenyum dan tanpa diduga Felix menarik Mika dan menciumnya. Mika kaget dan melebarkan matanya atas serangan mendadak Felix.
Mika masih terdiam setelah Felix melepaskan ciuman mereka.
''Manis''
Felix mengusap bibir Mika dengan ibu jarinya. Mika tersadar dengan sentuhan jari Felix dan segera berjalan ke arah meja yang mereka tempati tadi dan mengambil minuman yang belum sempat diminumnya, kemudian menyiramkannya tepat ke wajah Felix lalu pergi meninggalkan mereka tanpa mempeduliakn panggilan Keyra.
T.B.C
hanya penulis ecek ecek jangan dibully🙏🙏👍
Mika sampai di rumahnya hampir jam 23.00. Di sana sudah ada Raymond yang menatapnya tajam.
''Ada apa?'' tanya Mika begitu sampai di hadapan Raymond yang masih duduk sambil melipat tangannya di dadanya.
Raymond mengernyit mendengar nada suara Mika yang terkesan dingin. Raymond menghembuskan nafasnya lalu berdiri dan menangkup wajah Mika.
''Kenapa? Ay marah sama kakak?'' tanya Raymond lembut sambil mengelus wajah Mika.
Mika sebenarnya marah dengan kejadian di cafe tadi siang, tapi Mika hanya menggelengkan kepalanya karna mendapat perlakuan lembut Raymond. Mika memang selalu luluh dan tidak bisa marah pada Raymond jika sudah mempelakukannya lembut seperti ini. Dan sepertinya Raymond tahu itu kelemahan Mika.
''Kalau tidak marah lalu kenapa pergi tidak kasih kabar, kakak telepon juga tidak diangkat, hmmm..??'' Raymond menatap manik mata gadisnya itu.
"Mika cemburu'' cicit Mika yang masih bisa didengar jelas oleh Raymond. Mendengar pengakuan polos Mika membuat Raymond tertawa lalu menariknya ke dalam pelukannya.
''Ikh..kakak kenapa ketawa?'' Mika memukul dada Raymond pelan.
''Kakak senang sayang, kalau Mika cemburu kan tandanya Mika sayang sama kakak'' tutur Raymond.
''Mika memang sayang sama kakak tapi hatiku juga panas melihat kakak seperti tadi, jadi Mika butuh pengalihan, biar hati Mika bisa tenang, tapi bukannya tenang yang ada emosi jiwa yang dapat" sungut Mika kesal begitu mengingat kejadian di klub.
Mendengar penuturan Mika Raymond melepas pelukannya dan mendorong sedikit tubuh Mika, agar bisa melihat wajah kekasihnya itu.
''Pengalihan?'' tanya Raymond bingung.
Mika mengangguk
''Mika, Keyra sama Nayla tadi pergi ke klub.."
''Klub...?'' potong Raymond.
''Ay, sejak kapan kau jadi nakal begini, kakak sudah pernah katakan jangan pernah pergi ke tempat seperti itu, oh astaga Ay, ada apa denganmu?''
''Bbb..bukan begitu kak''
Mika tergugup menyadari kemarahan Raymond dan merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa mengendalikan mulutnya.
Bisa-bisa Keyra sama Nayla dapat amukan dari kak Raymond juga, fikirnya.
''Ingatkan kakak besok agar memberi peringatan kepada kedua sahabatmu itu yang sudah berani mengajakmu ke tempat seperti itu'' tegas Raymond seolah membaca fikiran Mika.
Mika menghela nafas.
Nah 'kan, batinnya lagi.
''Bukan salah mereka, tapi Mika yang mengajak mereka ke sana, Keyra sama Nayla juga sudah melarang dan membujuk agar Mika tidak masuk, tapi Mika penasaran ditambah Mika juga lagi kesal sama kakak. Kakak tahu itu cafe tempat kami biasa kumpul tapi kakak malah datang ke sana bersama pacar kakak yang cantik itu. Mika cemburu, Mika juga merasa minder melihat pacar kakak cantik begitu. Mika takut kakak meninggalkanku, Mika...''
Ucapannya terputus karna Raymond menariknya kembali ke pelukannya. Mika menangis dipelukannya. Raymond mengelus rambut dan punggungnya berusaha menenangkan.
''Maafkan Kakak, kakak tadi tidak bermaksud buat memarahimu, kakak hanya kecewa, Mika tidak kasih kabar dan pergi ke tempat seperti itu, kalau Mika penasaran harusnya Mika kasih tau kakak biar kakak yang temani Mika ke sana. Jangan seperti ini, ke sana hanya dengan kedua sahabatmu. Bisa saja kalian diganggu seseorang yang sengaja membuat kalian mabuk. Beruntung hal itu tidak terjadi. Kakak minta hal seperti ini jangan terulang lagi, Mika fahamkan maksud kakak?''
Mika menganggukkan kepalanya mendengar penuturan pria yang disayanginya itu.
''Kakak jangan marah sama teman-teman Mika, mereka tidak salah, tadi di sana Keyra juga hanya kasih aku minum orange juice itu juga tidak sempat diminum gara-gara ada uncle mesum yang tiba-tiba mencium Mika..''
Raymond kembali melepaskan pelukannya dan menatap Mika. Melihat raut wajah Raymond yang berubah dan rahangnya mengeras, Mika tahu Raymond sedang marah. Mika tersadar dan merutuki kebodohannya yang tidak bisa mengendalikan mulutnya.
''Kk..kak mmm..maksud Mika, bb..bukan seperti itu'' Mika gugup dan Raymond tahu Mika juga takut akan kemarahannya.
''Sudah malam, Ay masuk ke dalam dan istirahat, munggkin mommy sama daddy sudah tidur, kakak tidak permisi lagi''
Raymond mencium keningnya sebelum pergi.
🦞🦞🦞🦞🐳
Mika berulang kali melihat ponselnya dan berulang kali juga menghela nafas. Keyra dan Nayla hanya bisa memperhatikan tingkah temannya itu. Mereka tahu pasti penyebabnya adalah kisah asmaranya, karena hanya Raymond yang bisa membuat Mika uring-uringan tidak jelas seperti ini.
Sebenarnya Keyra dan Nayla miris melihat kisah percintaannya yang dengan relanya membiarkan kekasihnya mempunyai kekasih lain. Ya mau bagaimana lagi namanya cinta orang pintar bisa jadi bodoh. Sebagai sahabat mereka hanya bisa mendukungnya karna mereka juga sadar kisah percintaan mereka juga tidak kalah miris. Bisa dikatakan mereka tiga sahabat yang memiliki kisah percintaan yang runyam.
''Nay, semalam kau pulang jam berapa?'' Keyra memecahkan keheningan.
''Tengah malam, kau sama Mika pulang jam berapa? aku cari-cari kalian sudah tidak ada''
''Mika pulangnya cepat, minum aja tidak sempat''
Keyra menghentikan ucapannya dan melirik Mika dengan mata jahilnya. Mika yang dilirik pura-pura tidak peduli tetapi wajahnya memerah seperti tomat.
Nayla yang melihat wajah Mika merah langsung memegang wajahnya.
''Wajahmu merah, kau sakit Ay?'' tanya Nayla khawatir.
Keyra yang mendengar langsung tertawa.
''Bukan sakit Nay, tapi malu karna kemesumannya sendiri. Coba kau ada di sana Nay, aku yakin bukan hanya kaget tapi mungkin kau sudah pingsan berdiri melihat perbuatan teman kita yang kita tahu sangat polos ini. Ternyata diam-diam menghanyutkan, apa Raymond yang mengajarimu jadi mesum seperti itu, Ay?'' goda Keyra, Mika hanya mendengus kesal.
''Ada kejadian apa yang kulewatkan semalam?'' tanya Nayla bingung yang memang tidak ada di tempat kejadian memalukan semalam.
Keyra dengan semangat pantang mundur menceritakan kejadian semalam dari bokong Mika yang mendarat sukses dipangkuan pria menawan sampai ciuman mereka yang diakhiri dengan siraman orange juice dari Mika. Mendengar cerita Keyra sontak membuat Nayla tertawa terpingkal-pingkal sampai memukul-mukul meja segala.
Mika yang melihat kedua temannya itu tertawa puas hanya bisa menatap tajam pada keduanya. Kesal iya tapi bisa apa dia, gara-gara kejadian itu Raymond mendiamkannya sampai sekarang. Lagi dan lagi Mika mengembuskan nafasnya. Tiba-tiba Keyra menghentikan tawanya dan menarik Mika agar berhadapan dengannya.
''Jangan katakan Raymond tahu kejadian ini?''
selidik Keyra dan berharap Mika menggelengkan kepalanya tapi sepertinya Keyra harus kecewa karna Mika menganggukkan kepalanya pertanda Raymond sudah tahu kejadian itu.
''WHAT'' pekik Nayla mengabaikan pandangan orang yang ada di ruangan kelas mereka.
''Oh God, jangan katakan Raymond juga tahu aku dan Keyra ada di sana.''
Lagi Mika menganggukkan kepalanya. Keyra dan Nayla menghembuskan nafas mereka.
''Sorry'' lirih Mika
''Key, aku harap kau sudah menyiapkan jawaban atas amukan Raymond si brengsek itu'' Nayla memberikan semangat pada Keyra karna dia yakin Raymond akan menghubungi Keyra bukan dirinya. Alasannya Raymond tidak terlalu menyukai Nayla karena mulutnya yang suka asal bicara.
T. B.C
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!