"Ada baiknya lupakan soal itu!"
"Jadi kamu ingin kita lakukan apa Alex? aku tidak ingin luluh, aku pastikan kita berpisah secara damai."
Lex menarik tangan Ellena, dimana makanan sudah tertata rapih, bahkan belum sempat Alex mengajak makan berdua secara romantis, Elle benar benar tidak terima akan semua yang telah di siapkan Alex saat ini.
"El, aku tahu terkesan tidak baik, tapi ingatkah saat kita mendaftar dibawah naungan agency, kita sempat ditolak karena waktu batas wawancara telah habis, padahal saat itu masih pukul 02 siang. Aku bawa nametag Pramugari, yang saat itu aku hanya tahu kamu adalah Ellena, nametag ini adalah nama kembaran kamu kan, benar kamu bekerja menjadi pramugari karena impian kembaran Mu, satu hari berhasil lolos namun kecelakaan, hingga kamu masuk jalur VIP dibawah naungan miss Ely sebagai penggantinya. Apakah ini tidak cukup untuk mengingat masa kita tidak menyerah, El sayang."
Deg.
Terdiam hati El, dimana ia di ingatkan lagi masa lalu yang usang. El merasa kecewa karena Lex mengungkitnya.
"El, dibuang karena ketahuan hamil di luar nikah, itu karena ibumu berselingkuh dengan tuan Rahmat, yang kini kamu tahu ia adalah ayah tiri yang protek, tapi dasarnya ia hanya mencintai ibumu, kini jabatannya sebagai kepala anggota di kenal dengan Tuan Dave, karena kasus pembakaran parfum terlibat oleh inggrid dan Shela."
El, merasa kesal, dimana Lex memberitahu apa yang tak ingin ia dengar.
"El.. aku hanya memohon, tidakkah kita lupakan masa lalu. Seolah olah hanya kita sendiri yang merasa hidup kita terlalu pedih. El.. aku Lex Hanya ingin memberitahumu, aku dilahirkan hanya sebagai mesin uang oleh Mama setelah ayah Ku menikah dengan Inggrid, bahkan aku benar benar tidak tahu keberadaan makam ibuku karena ayahku telah tiada setahun setelah kepergian ibuku saat aku usia 10 tahun, tidak kah curiga apa yang dilalui ayah Ku dengan Inggrid apakah sama halnya selingkuh, tapi aku tidak bisa memarahi Mama atas semua yang ia lakukan, karena bagaimanapun dia sosok penyayang yang aku kenal, mungkin uang sudah membuat jati diri mama berubah, dan kini aku sudah melaporkan atas tindakan semua kriminal mama. Apa itu tidak cukup untuk membuat, kita tetap bersama melewati kerikil bahtera rumah tangga?"
El merasa tak percaya, sudah menjalin dan kenal Lex, selama delapan tahun, ia tidak mengetahui luka Lex selama ini.
"Kamu boleh tidak percaya, tapi kenyataannya kamu orang pertama ibu tiri Ku. Sama seperti Ayah tiri Mu yang merubah nama menjadi Tuan Dave karena kekuasaannya saat ini. Itu sebabnya aku simpan, semakin aku ingat, semakin sakit dan ketakutan .. El. Kita bisa berdampingan, dan bahagia dengan keluarga kita miliki, dan aku tidak akan pernah mau kita benar benar berpisah, sudah cukup dua pekan kamu abai menjauhiku."
Lex mendekat ke arah El, dimana tatapan Elena tahu yang sebenarnya, kenapa ia meninggalkan dirinya dan lebih peduli pada keluarga barunya, awalnya El memang berprasangka jika Ayah Saputra lah yang tidak ada waktu dan selingkuh di luar sana, tapi kenyataannya yang ia tepis, Lex suaminya sudah lebih tahu di saat tetap berprasangka baik pada ibunya.
"Apa kamu tidak takut terus menikah dengan wanita yang generasinya akan bernasib sama?" sepatah kata ucapan El membuat Lex senyum, menyapu air mata.
"Karena aku percaya kamu setia, Gen kamu adalah Albe Saputra, dan meski kamu bukan Gen Saputra yang setia, aku tetap memilih kamu. Bagiku menikah sekali seumur hidup, jika kamu sampai berpaling, itu karena aku kurang memperhatikan, dan membahagiakan kamu. Sehingga kamu keluar dari zona itu, dan aku pastikan Zona kamu hanya padaku, tidak pernah berpaling."
"Kamu terlalu pede Lex. Aku tahu kamu sering bertukar wanita di sana, pesta bebas membuatku tak tahan."
"Karena itulah aku ingin kita bersama sama, soal kesalahan aku meminta maaf, meski kamu sebal melihatku, tapi aku tetap ada di sampingmu dan berusaha membuat semuanya kembali baik, meski hanya 80% aku pastikan anak anak, terutama Bima selalu aman dan tidak trauma."
Lemas tubuh El, dimana ia duduk masih mendengarkan Lex berbicara dari hati ke hati, dimana Lex memberikan solusi terbaik untuk mereka kedepannya, dimana Lex akan meyakinkan jika putranya tidak akan pernah trauma dari perpisahan orangtuanya.
"Kesempatan, beri sekali aku kesempatan sayang!"
"Apa kamu bisa aku percaya Lex?"
"Aku hidup bersamamu untuk selamanya El, aku tidak ada waktu untuk bermain main, setelah tour anak anak, kita akan ke dokter psikiater, therapy untuk Bima. Lalu kasus Shela dan mamaku, perlahan akan masuk sidang. Aku sudah putus dengan Shela dab wanita manapun! percayalah."
"Lex kau berbohong?'
"Aku melakukan ini semata agar mata hati mamaku tidak dibutakan oleh uang, kekayaan yang menghancurkan hidup putra dan kedua cucunya, bahkan dia adalah kamu yang aku sayangi, kasus rekaya Video yang melibatkan pernikahan dengan Shela, jika aku layangkan itu akan membuat Tuan Ayahmu terseret."
"Apa maksudmu Lex?"
"Aku sedang tidak mengancam, tapi pernikahanku dengan Shela bisnis, dimana unlimited kekayaan yang di inginkan mamaku akan tercapai hidup dengan mewah tanpa lelah, tapi aku terpedaya akan godaan sehingga aku menduakan mu El, maaf!"
Deg.
Elena terdiam, bagaimana mungkin masalah terus saja berkelit, hal itu membuat El banyak diam, benar benar bagai buah simalakama, apakah benar rasa dendam dan kekhawatirannya berlebihan.
Lex membuat lembut sikap dan membuat hati El luluh, dimana mereka makan dengan sempurna. Dalam beberapa jam kemudian, El di belanjakan barang barang branded, dan tak lupa Lex mampir ke toko perhiasan, dimana El saat itu tetap cuek tak sedikitpun melirik apa yang di beli Lex, tapi suaminya tetap full senyum.
Lantai 49.
The Duke Suite ..
Sampailah Lex membawa El masuk, dimana Lex meletakkan barang barang, namun tatapan dingin dan diam, masih saja membuat Lex berusaha keras, hingga akhirnya Lex membuka kotak perhiasan, ia berdiri tepat dibelakang Le, lalu menyampingkan rambutnya yang sebahu itu, dan melingkarkan kalung berlian eropa limited edition, yang kini terpasang pada jenjang leher El, oleh tangan indahnya.
Lex mengecup punggung El, dimana El terasa merinding, ingin melangkah menghindar, tetap saja Lex merapatkan dimana kecupannya semakin liar, membuat El menarik nafas dalam tak beraturan, apalagi jari jari Lex sudah dibawah sana dengan keadaan tak tertolong.
"Lex kamu mau apa?" bisiknya menoleh saat Lex sudah memasang wajah beda.
'Melepas emosi, kekecewaan, dan mulai dari .. keterbukaan, misi kita menjadi keluarga bahagia.' bisikan Lex, membuat wajah El tak bisa tertahan.
"Apa aku harus memberimu kesempatan, setelah berkali kali dikhianati?" lirihnya, membuat El lemas, tak tertolong karena suaminya sudah membawa El ke dalam surga dunia.
TBC.
Dimana Lex sudah merapatkan, jari jemarinya sudah membuat El melepas berkali kali, nafas beraturan dan kekesalan El seolah melebur menjadi satu, dimana aksi tegang mereka berdua dengan kerinduan sudah memuncak, hanya karena emosi sesaat dan kata kata menyakitkan, mampu membuat El runtuh begitu saja.
Decitan seluruh suara El, membuat Lex nampak tengah bersemangat. Entah sejak kapan mereka sudah liar memadu kasih, membuat kamar suite duke .. berisik dengan suara El dan lex yang sedang menyatu, sehingga dalam beberapa jam, mereka telah mandi keringat, menatap jendela menuju pemandangan malam.
Dimana El saat ini sudah lemas, dan melupakan perdebatan mereka yang ingin berpisah. "Jangan mengatakan dengan mudah, untuk kita pisah. Elena sayang!"
El yang kini tengah menarik selimut, dan berbalik badan, sudah ada Lex yang miring menatapnya intens, dan El pun tersenyum.
"Baiklah suami tampanku, aku pegang janjimu untuk kekacauan ini kamu selesaikan, aku minta maaf karena seolah diriku saja yang merasa hina dan pedih akan masa lalu, dibuang dan paling menderita." menunduk El.
"Banyak dari kita alami yang menderita El sayang, tapi mereka cukup diam dan selesaikan dengan kepala dingin, sisanya ia lebih banyak berdoa dengan tangan tangan Tuhan."
Bukan tanpa alasan, El merangkul leher lex, dimana El kembali nakal yang membuat lex berhasrat kembali.
Akan tetapi saat lex sudah mulai berada diatasnya, hal itu membuat El ingin muntah, terasa mual mual. Dimana lex menghentikan aksinya yang sudah On.
"Sayang, kamu sakit, atau salah makan?" teriak lex, kala melihat El sudah polosan ke arah kamar mandi.
"Kayaknya aku telah makan." sendu El.
Hingga Esok Harinya.
El saat ini menggulung rambutnya, dimana kini ia meletakkan perhiasan dari jenjang lehernya, dan lilitan melingkar dari pergelangan tangan kirinya ke meja rias. Dimana kini lex sudah melingkarkan kembali kedua tangannya di samping.
"Sayang, bagaimana jika kelak ada baby disini?"
"Aku tidak yakin, sebab ini pasti karena telat makan saja, asam lambung ku pasti kumat. Ya benar, ini pasti asam lambung. Aku tinggal minum obat cair putih saja, pasti kembali pulih."
"Bagaimana kita cek sekarang ke dokter? aku khawatir ini ..."
"Kamu belum menjawab pertanyaan Ku, suamiku kenapa kamu pulang. Dari mana uang semua ini, jangan lagi berlebihan menghamburkan uang!"
El nampak memutar tubuhnya 40° hingga kini, mereka saling bertatapan dengan amat dalam.
"Mimpi Ku adalah memastikan momen kamu mengandung anakku sayang, sudah cukup momen si kembar aku tidak ada di sisimu, jadi jangan biarkan kita menjauh lagi."
"Suami tampan, aku belum mendengar kamu menjawab pertanyaan aku tadi, kenapa kamu pulang lebih awal, dan uang dari mana semua ini. Aku tahu berapa gaji pilot mu, setidaknya kamu menghabiskan dua bulan gajian yang aku tidak sukai ini, kamu benar benar boros."
"Aku tidak akan boros, aku janji. Soal uang, aku sudah mendapatkan gaji dari Miss Ely, sebab kontrak kerjaku setahun lagi, dan kedepannya akan di potong 40%, maaf ya. Aku begini karena ingin mengejar istri yang selalu aku rindu, sulit jika kamu abai. Aku tidak fokus."
"Gombal."
"Aku tidak gombal sayang."
El pun kembali memakai piyama sutra, dimana setelah mandi mereka turun ke anak tangga, dimana meja terhias di kamar suite guede.
Kali ini El dan lex benar benar berdua saja, dimana mereka tak ada si kembar. Rupanya momen sang Ayah membawa kedua anak anak tour acara sekolah, membuat El dan lex mempunyai waktu berdua. El sempat terpukau, dimana lex terus saja merebut hatinya.
"Lalu besok kita akan pulang?"
"Ya, besok siang. Aku sudah menelepon perancang gaun untuk ke mansion ayah mertua ku Ini, jadi bersiaplah kita akan resepsi. Ta-tapi besok kita harus ke dokter dulu sayang. Sebab aku khawatir kamu .." memijit hidung mancung El karena lex gemas.
"Baiklah, istrimu setuju." senyum El, yang sudah tidak tahan ingin melahap burger cheese, dimana aksi gemas itu membuat lex ingat Bimasa, yang suka Burger makan dengan lahap, apalagi jari jari keju menempel di tangan tanpa tersisa.
Setelah makan malam, El dan Lex kembali ke kamar, dimana mungkin lex sudah mengeluarkan meja dorong makanan tadi, dengan beberapa banyak desert dan makanan telah kosong, di depan pintu. Dimana mungkin waiters akan membersihkannya.
Setelah di rasa El tenang, nampak sekali ia menyalakan AC dengan full, belum lagi itu membuat lex sedikit kedinginan, dan ingin sekali memeluk El.
"Apa yang kamu tonton?"
"Entahlah, tapi aku ingin menonton film dracin, apa kamu suka?"
"Apapun yang kamu tonton, aku akan ikut."
Saat itu El pun bersandar, dimana saat ini lex membelai rambut El. Dengan banyak harapan, kedepannya ia akan selalu bahagia dan bersama sama baik suka maupun duka, El pun berjanji akan lebih sabar dan tidak mudah tersulut emosi, apalagi mengambil keputusan yang membuat egonya tinggi, dimana itu akan membuat kedua anak anak kembali terluka.
"lex, bagaimana dengan kasus Shela?"
"Sedang dalam proses, karena dia ada penjara luar negeri, maka pengacara bilang. Jika Shela akan terlihat depresi dengan kondisi wajah rusak dan kulit tangan yang mengelupas, tapi itu tidak termasuk potongan hukuman, dimana hukumannya juga berlipat. Negara sana tidak ada diskon hukuman apapun dia gila atau depresi sayang, hukuman ya tetap hukuman berat. Mencelakai Aku, kecelakaan delapan bulan lalu, itu ulah Shela yang ingin membuat aku tewas, agar tidak ada yang memiliki wanita manapun, kasus penipuan genk nya, dan ada dua kasus lagi ia berpartisipasi pada dokter gadungan, yang bicara ingin cantik operasi di dokternya secara gratis, namun dari mereka wajahnya rusak melepuh, hanya karena mereka tidak punya banyak uang untuk membayar polisi, jadi dugaan mall praktek dokter gadungan itu jelas kelibatan Shela, benar benar wanita psikopat."
"Ah, banyak sekali. Kenapa dia seperti itu, kasihan sekali korban yang tidak melapor."
"Itu karena mereka dari kalangan menengah yang ingin cantik, tapi sayangnya kulit elastis mereka di jual, kamu tahu kulit kita ada beberapa lapisan collagen, jika semua hancur ditarik maka akan menua, kerutan dan melepuh karena infeksi yang mungkin bisa jadi kangker kulit." jelas lex membuat El tak percaya tingkah Shela benar benar gila.
"Lalu saat ini bagaimana dengan bibi Roh dan pak Supra sayang, maaf aku melupakan itu." kembali lex menatap wajah istrinya.
"Besok kita sempatkan menjenguk ya, aku kasihan. Karena aku merasa bersalah, belum sempat membalas budi. Mereka jadi korban rampok."
"Tentu sayang." balas lex.
lex memeluk El, dimana ia akan selalu berada disisinya, dengan masalah El itu adalah masalah lex yang harus terlibat untuk menyelesaikan.
Tredeeth.
Getar ponsel lex, kala itu ia meraih benda pipih itu dan membaca akan pesan yang tampil, membuat wajah lex jadi berubah.
"Kenapa ...?" tanya El, dimana lex sedikit pucat.
Tok Tok.
[ Permisi Nona Ellena dan Tuan Alexs .. Buka pintunya!! ]
Dimana panggilan nama lengkap mereka, terdengar dari arah pintu luar.
TBC.
"Ada apa," pesan itu tampil begitu saja, membuat Alex memeluk El. Dimana El tak percaya, dengan tangisan histeris.
"Enggak .. ini enggak mungkin kan?"
"El sayang, jangan seperti ini! kita akan datang pagi sekali, dokter pasti salah diagnosa. Semua sudah aku urus, untuk melanjutkan pemasangan dijari tetap dilanjut, kita berdoa saja!"
El dalam pelukan lex, masih mode menangis. Dimana kabar pesan bibi Roh dan pak Supra saat ini lebih kritis, dimana pasien yang secara fisiologis tidak stabil, sehingga mengalami respon hipermetabolik komplek.
"lex apa itu hipermetabolik?"
"Kita akan tahu besok pagi sekali ya, bibi dan pak Sup tetap dalam awasan suster, kita besok segera datang ke rumah sakit mengecek keadaannya sebenarnya ya! yang aku tau, itu adalah by trauma pasca terakhir yang membuat ikut ke dalam masa saat ini."
"Aku ga mau kehilangan mereka Lex."
"Aku tahu ini berat untukmu, aku pun berharap begitu karena kita banyak berjasa padanya, tapi kita harus percaya dan yakin. Semesta lebih sayang dari kita! sabar ya sayang!" pelukan hangat lex, perlahan membuat Elle tenang dan tak terasa El pun lelah menangis akhirnya tidur.
Pagi Harinya.
Saat El dan lex akan bersiap ke kantor polisi dimana kabar kasus Shela sudah diputuskan dan meminta El dan lex datang, hal ini membuat mereka mungkin akan sibuk. Dimana pada saat itu juga El merasakan kepalanya kembali pusing. El yakin, jika dirinya bukan hamil. Namun entah kenapa, saat Lex memintanya bersiap ke rumah sakit sebelum menyambut anak anak dari tour dubai, ini membuat El tak kuasa dan ketakutan, belum lagi pikirannya terbagi pada keadaan sang bibi dan suaminya.
'Udah lama sakit kaya gini, kok sekarang muncul lagi ya?' deru batin El, penuh kekhawatiran memijit kening kanan, dan kepala belakang sedikit ditekan.
Tak lama Lex datang, memastikan suhu tubuh istrinya namun El bicara ia baik baik saja, sehingga mereka keluar menuju kantor polisi lebih dulu sebelum ke rumah sakit.
"Ayo sayang, kita akan terlambat."
"Iya, aku sudah selesai." senyum El, nampak sekali menyembunyikan sakit vertigo nya yang sudah tidak kambuh, tapi muncul beberapa jam sekali.
Hingga sampailah mereka di kantor polisi, dimana El hanya mendengarkan lex dan ketua polisi berbicara banyak hal, dimana rasa sakit kepala El kembali muncul, meski tidak sesakit berada di the duke suite Ridz.
"Jadi begitulah! terpidana di hukum penjara seumur hidup, akan tetapi kemungkinan hukuman mati karena dia terlibat cukup jauh Terpidana anggota barang terlarang dan mafia organ, penjual beli kulit manusia aktif, dan ini ada surat darinya, dia menitipkan ini."
Surat?
lex pun mengambilnya dan tertera disana untuk El Albe Saputra. "Sayang ini untukmu, bacalah!"
Heuumh.
Nampak sekali El saat ini menatap diam, ketika bait demi bait sesak membuat El iba, namun keputusan Shela yang diluar batas, itu sudah jadi resiko yang harus ia pertanggung jawabkan.
Dear El, sepucuk surat permohonan maaf dari wanita berhati iblis sepertiku.
Aku minta maaf atas perbuatan ku, jika kelak aku dihukum mati, semoga kamu bahagia selalu bersama lex, karena pria itu aku menjadi gila, karena kenyataannya kamu adalah putri kandung papa, aku merasa kecewa. Namun semua menyadarkan aku, sejauh apapun aku lakukan hasilnya kecewa, keberuntungan ada di pihak kamu El atau ini sebuah karma dari hasil merebut yang bukan milikku.
Ketimbang aku di penjara seumur hidup dengan kulit dan wajah hancur, lebih baik aku pergi dari dunia ini, dan semoga kamu bahagia selalu. Dan sampaikan salam permintaan maafku pada ibu Roh, karena aku bertemu dengannya, namun aku menendang dia, mempermalukannya karena aku tidak rela dia jadi ibuku.
Maaf ..
Maaf.
From : Shela.
Bukan tanpa alasan, mantan istri lex itu akhirnya seperti buah batu yang mendapatkan karma, karma dari merebut miliknya kembali ke pemilik aslinya. Sejauh ia membuat rencana memisahkan, tetap saja El dan Lex tetap bersatu, membuat Shela iri saja dan menyesal dilahirkan ke dunia.
"Oh, malang sekali. Bibi pasti hancur." lirih El, kembali menangis menutup matanya.
Dimana lex meraih tubuh remuk El setelah membaca surat itu. Setah tenang dan menandatangani proses untuk terpidana dalam proses sidang, maka lex dan El menandatanganinya, hidupnya kini harus berlalu dari masa lalu yang pernah membuat El sakit.
"Sayang, udah siap? kita ke rumah sakit sekarang." bisik lex.
"Iya, maaf ya! aku sudah jauh lebih baik." senyumannya, sehingga lex dan El pamit pada pihak kantor polisi.
"Tunggu pak lex!" ujar polisi, yang baru saja menerima telefon, dimana el dan lex akan beranjak pergi.
"Ada apa pak?" tanya kembali lex karena ia rasa sudah selesai.
"Terpidana melakukan bunuh diri, dia dilarikan ke rumah sakit namun .." ujar polisi yang masih memegang gagang telepon dan menutupnya.
El dan lex saling terdiam, kaki El bahkan lemas atas kata kata polisi terakhir, untuk bisa menjenguknya.
"Tidak lex, kita ke rumah sakit. Bibi membutuhkan kita, biarkan orang papa yang membawa jasadnya!"
Deg.
El pamit, memutar tubuhnya berjalan. Kakinya terasa lemas, serasa dirinya kesepian ketakutan ditinggal orang yang ia sayangi.
'Kenapa bibi dan pak Supra ikut kritis harus dinyatakan tiada, jika Shela juga akan ikut dengan cara menyedihkan?' batin El penuh sesak.
Sementara lex meraih tangan El dan pergi menuju rumah sakit, seolah menguatkan hati El karena ia tahu bagaimana perasaan istrinya saat ini.
Beberapa hari kemudian.
El tak pernah membayangkan, di saat hari yang sama. Dokter mengatakan jika pasien kini dalam keadaan tidak baik, meski peralatan canggih sekalipun, kenyataannya pun sama.
"Jadi, bibi saya dan suaminya bagaimana dok ..?"
"Kami mohon maaf bu El, kami sudah melakukan yang terbaik. Kami turut berduka. Kami sudah melakukan sebaik mungkin, namun semesta ..." terdiam.
Deg.
Ada rasa lemas di kaki El, berdiri tak punya tenaga. Beringsut begitu saja, membuat lex meraih tubuh istrinya untuk sabar, setengah memeluk bahu, dengan derai air mata tak tertahankan. Dimana orang yang merawat seperti sang ibu, suka maupun duka harus pergi begitu saja.
"Kenapa harus mereka?"
"Bukan salahmu sayang! ini sudah takdir. Hanya saja kamu harus lebih kuat dan tabah, dimana mereka pergi tanpa satu kata."
"Rasanya aku lemah Lex, kenapa keluarga yang aku miliki harus pergi."
"Ini adalah gambaran setiap mahluk semesta akan kembali padanya, bahkan kamu juga kelak akan kehilangan papa, ibu, pasangan dan anak anak dengan cara sendiri." ujar Saputra, yang menatap El yang saat itu berpangku pada lex, dari mana rasanya tak percaya sang Ayah dari dubai langsung ke rumah sakit.
TBC.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!