BAGI YANG BARU MEMBACA NOVEL INI, TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN YA... JIKA MAU KASIH VOTE JUGA BOLEH terima kasih..
Haii kakak-kakak sekalian. Salam kenal 🙏
Ini adalah karya pertamaku, masih banyak sekali kekurangannya sehingga kakak-kakak semua jangan sungkan untuk memberikan kritik dan sarannya yaa...
Ehm.. sekedar info, di part awal-awal akan sedikit membingungkan bahkan bisa dibilang absurd soalnya alur ceritanya bikin mikir...
Oh ya kakak kakak, jangan lupa ya buat tinggalin jejak Like disetiap episodenya juga kalau berkenan komentar ditambah votenya hehehe. Author banyak maunya ☺️
Makasih ya kakak semoga suka dengan cerita ini 🖤
🌵🌵🌵**
Nayura Agatha, model yang namanya langsung melejit di kota Berlin dikenal dengan nama Ayura Agatha. Wanita keturunan Indonesia yang sejak lahir tinggal di Jerman itu berusia 20 tahun dan memiliki paras yang sangat cantik natural juga tubuh yang sangat proporsional.
Dia bukan hanya cantik dan sexy, tapi juga memiliki kecerdasaan diatas rata-rata. Dia mampu menyelesaikan pendidikannya dengan sistem akselerasi semua. Diusianya yang terbilang sangat muda, dia sudah menyelesaikan pendidikan sarjananya jurusan Management Bisnis dengan nilai terbaik.
Banyak tawaran datang pada Nayura untuk menjadi brand ambassador di berbagai usaha fashion juga bintang iklan beberapa produk, bahkan namanya juga mulai dikenal dikalangan pecinta fashion di kota Paris. namun Nayura benar-benar selektif dalam mengambil pekerjaan. Karena Orang tuanya selalu berpesan, meskipun dia seorang model namun menjaga harga dan martabat sebagai seorang wanita adalah paling utama.
Keluarganya memanggil dia dengan nama kesayangan yaitu Naya sedangkan teman-temannya memanggilnya dengan sebutan Yura.
Naya lahir di Jerman, Dia tinggal bersama dengan Papi Bayu yang berprofesi sebagai dokter dan Mami Rani yang memilih mengelola perusahaan peninggalan orang tuanya yang kadang juga dibantu Sang Papi. Mau bagaimanapun Papi juga memiliki jiwa bisnis, hanya saja dia lebih tertarik dalam hal kemanusiaan sehingga berprofesi sebagau dokter.
Bukan cuma tinggal bersama kedua orang tuanya, Naya juga tinggal bersama kakak Perempuannya yang bernama Pricillia Annasevanya biasa dipanggil Sisil. Usia Sisil 8 tahun lebih tua dari Naya. Sisil dan Naya adalah saudara yang saling menyayangi dan mensupport satu sama lain. Karena Naya enggan terjun di dunia bisnis, akhirnya mau tidak mau Sisil membantu Mami Rani mengurusi perusahaan keluarga tersebut.
Mereka memang sudah 21 tahunan tinggal di Jerman, namun mereka tidak meninggalkan budaya timur, dan mereka selalu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Mereka juga tinggal di kompleks dimana banyak orang Indonesianya.
Sisil dan Naya tidak pernah tahu keluarga Papi Bayu. Yang dia tahu adalah Opa dan Omanya yang tak lain orang tua Mami Rani yang kini keduanya telah meninggal.
☘️☘️☘️
Naya adalah gadis yang aslinya cuek dan sedikit bar-bar. Dia tak pernah pedulikan apa kata orang. Semboyan hidupnya adalah yang penting dia bahagia dan tidak merugikan orang lain itu sudah cukup. Pribadi yang penuh strategi dan mengandalkan logikanya. Kalau yang belum mengenalnya, dia akan terlihat songong dan angkuh. Gadis bar-bar itu terlihat feminim hanya didepan kamera.
Sedangkan Sisil, gadis yang usianya menginjak 28 tahun itu adalah gadis yang lemah lembut, murah senyum dan mudah bergaul dengan siapa saja. Dia memiliki sifat yang sangat peka dan perasa. Hal itu membuat keluarganya benar-benar menjaga mood Sisil. Sisil pun belum memiliki kekasih, dia masih sangat menikmati kesendiriannya diusianya yang sudah dewasa.
☘️☘️☘️
Di rumah sederhana yang cukup luas dan nyaman dengan berbagai bunga dipekarangan rumah, sedang didalam rumah sangat kental nuansa klasik itu, kini Mami Rani sedang menyiapkan makan malam untuk suami dan anak-anaknya setelah pulang dari meeting diluar kantor.
"Sore mam.." Sapa Naya yang baru pulang dari pemotretan dan mencium pipi maminya.
"Sore sayang... kamu cepat bersih-bersih dan bantuin mami nyiapin makan malam ya." Perintah Mami Rani.
"Siap mamiku sayang.. Nay akan segera bersih-bersih." Naya beranjak ingin meninggalkan dapur. Tapi Mami Rani memanggilnya kembali.
"Nay.." Suara mami Rani membuat Naya menoleh.
"Iya mam?" Tanya Naya
"Mami gak suka dengan pakaianmu yang terlalu ketat dan terbuka! Kamu jangan berpakaian seperti itu lagi, atau kamu berhenti jadi model!" Ucapan Mami Rani dengan nada sangat lembut itupun begitu menyeramkan bagi Naya.
"Mami sayang.. ini belum seberapa dengan teman-teman Nay.. dan ini memang tuntutan kerjaan Nay mam." Jawab Naya dengan lembut.
"Mami gak mau tau! kalau kamu masih suka dengan baju-baju yang memperlihatkan belahan dada dan bawahan hanya sepanjang ****** mending kamu bantu mami ngurus perusahaan sama kakakmu dan berhenti jadi model!"
"Baiklah mam.. Nay nurut.. Nay mandi dulu ya mam." Ucap Naya yang malas berdebat dengan Maminya sebab, dia tidak mau izin menjadi modelnya dicabut oleh mami dan papinya dan dia juga gak mau jadi anak durhaka.
"Hemm" Jawab Mami malas.
Naya memasuki kamarnya dan segera membersihkan diri. Setelah sekian menit Naya keluar dari kamar mandi dan menggunakan baju rumahan. Dia bergegas turun untuk membantu Maminya didapur dengan Bik Lia.
Keluarga Naya sebenarnya termasuk keluarga yang kaya, namun mereka memilih hidup sederhana untuk mendidik anak-anaknya. Dan hal itu sangat berhasil, anak-anak gadis Bayu dan Rani tumbuh dewasa menjadi gadis yang rendah hati.
Ketika Naya, Mami dan Bik Lia berkutat didapur dan meja makan. Seorang wanita menggunakan baju formal dan high heels cukup tinggi memasuki ruang makan. Wajahnya sangat kusut dan terlihat kelelahan.
Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Sisil, kakak perempuan Naya yang memiliki karakter hampir berbanding terbalik dengan Naya.
Mami Rani meminta Sisil untuk segera membersihkan diri biar terlihat fresh dan segera makan malam setelah Papi Bayu pulang. Sisil pun menuruti kata maminya.
Waktu sudah pukul 7 malam waktu setempat,
Papi Bayu belum juga menampakkan batang hidungnya. Tidak biasanya Lelaki paruh baya itu telat pulang tanpa kabar. Mami Rani mencoba menghubungi namun tidak ada jawaban.
Selang beberapa menit, suara mobil berhenti dipekarangan rumah. Mami segera keluar untuk menyambut kedatangan Papi, karena Mami sudah hafal betul suara mobil suaminya. Sesampainya didalam rumah, Papi langsung mencuci tangannya dan menuju meja makan karena kedua anak gadisnya telah menunggu.
"Maafkan papi ya sayang.. papi telat pulang." Ucap Papi Bayu pada kedua anaknya.
"Gak apa-apa Pih.." Jawab Sisil.
"Papi kenapa? kok Papi kelihatannya kurang bersemangat dan kusut gitu kayak kak Sisil?" Tanya Naya.
"Gak apa-apa sayang. Nanti setelah makan ada yang mau Papi bicarakan dengan kalian."
"Baiklah pi." Jawab mereka serempak.
Mereka berempat makan tanpa ada yang membuka suara, hanya gesekan piring, garbu dan sendok yang saling bersahut-sahutan.
Suasana seperti ini sungguh tak biasa, karena biasanya mereka akan saling bercerita tertawa dan bercanda bersama sambil menikmati makan malam. Naya menatap satu persatu wajah Papi Bayu, Mama Rani dan Kakak Sisil semua makan terlihat tegang. Entah apa yang terjadi, batin Naya.
Kini mereka berempat telah duduk di sofa ruang keluarga. 4 gelas jus dan beberapa cemilan kacang-kacangan sudah disiapkan bik Lia.
5 menit.
10 menit.
15 menit.
Tak ada yang membuka suara, semua menatap kearah TV ukuran cukup besar. Tapi hanya mata mereka yang menatap TV, tapi pikiran mereka entah berada dimana. Hal itu membuat Naya kebingungan sendiri. Gadis itu yang selalu cuek tak pernah mau peduli kini penasaran apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Ehemm.. katanya Papi tadi waktu dimeja makan ada yang mau diomongin. Omongin apa pi?" Tanya Nanya yang membuat Papi menghela nafasnya seperti ada sebuah beban besar yang dipikulnya.
"Minggu depan kita semua akan pindah ke Indonesia. Maksud Papi, kita akan kembali ke tanah air dan menetap disana." Jawab Papi singkat.
"Ke.. kenapa Pi?" Tanya Naya.
"Papi sudah dipecat dari rumah sakit tempat Papi bekerja, dan perusahaan peninggalan kakekmu sudah diujung kebangkrutan." Jelas Papi Bayu.
"Gak.. gak mungkin. Papi pasti mau ngeprank kita kan?" Tanya Naya yang terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Papinya sementara Mami dan Sisil hanya diam karena sudah tahu hal tersebut.
"Nay, ada seseorang yang dengan sengaja membuat Papi dipecat dan tidak diterima di Rumah sakit manapun disini. Dan hari ini kakakmu gagal mencari investor semuanya menolak. Dan Mami kamu siang ini sudah tanda tangan menjual 80% saham perusahaan pada orang lain. "
"Bohong! Semua yang dikatakan Papi itu bohong kan Mam? Iya kan mam? kak?"
"Papi kamu benar sayang..." Jawab Mami Lirih.
"Nay gak mau tinggal di Indonesia. Nay gak mau! Nay mau mengejar impian Nay menjadi model profesional disini." Ketus Naya.
"Kamu harus ikut Papi dan Mami Nay." Ucap Mami.
"Tapi Nay ingin disini.." Naya mulai mengeluarkan air mata, gadis itu memang bar-bar tapi didepan orang-orang terdekatnya dia juga sangat rapuh."
"Sayang, Papi sama Mami janji kamu boleh meneruskan karier kamu menjadi model di sana nanti." Bujuk Mami, karena hanya itulah yang bisa membuat Naya berubah pikiran. Impiannya dari kecil memang menjadi seorang model, dan ternyata didukung dengan paras yang cantik dan tubuh yang sexy.
"Pih.. Mih.. Nay.. Maafin aku ya yang gak bisa mempertahankan perusahaan." Ucap Sisil penuh rasa bersalah.
"Gak masalah sayang, sepertinya memang ada yang sengaja merencanakan semua ini." Jawab Papi Bayu dengan santai.
"Tolong jelaskan pada Nay apa yang sebenarnya terjadi?" Selidik Naya.
____________________________________™
Bantu Like dan Komentarnya untuk masukan ya..
Terima Kasih 🖤
Setelah perbincangan malam itu, Sisil dan Mami Rani masih datang kekantor. Selain mereka masih memiliki saham sebesar 20% mereka juga harus mempersiapkan segala berkas-berkas kantor untuk pergantian pemimpin beberapa hari kedepan.
Perusahaan Dirgantara peninggalan Orang tua Mami Rani dulunya adalah perusahaan yang cukup maju di Berlin dalam bidang property. Tak menunggu waktu lama, setelah bulan lalu Papi Bayu bertemu seseorang, 80% saham perusahaan terpaksa dijual karena saham yang terus menurun dan investor yang membatalkan kerjasamanya. 80% saham tersebut dimiliki oleh seseorang bernama Arsa Wijaya. Sosok yang masih misterius, karena kemarin Mami Rani hanya bertemu dengan pengacaranya untuk tanda tangan kontrak.
☘️☘️☘️
Sementara disebuah restoran mewah, Naya melakukan pemotretan untuk terkahir kalinya sebelum kontraknya selesai. Dia ditemani manager keartisannya bernama Laura, wanita berdarah Jawa- Sunda itupun sudah lama tinggal di Jerman dan mendampingi Naya selama berkarir di dunia modeling.
Sesungguhnya, hati Naya sangat berat meninggalkan Jerman, terlebih meninggalkan kota Berlin. Selain Naya belum memiliki kenalan satu pun di Indonesia, tapi bagi Naya Berlin itu kota sejuta kenangan disetiap sudutnya. Bersama Opa dan Oma, bersama Mami Papi dan Kak Sisil, juga bersama Ardi sang kekasih.
Naya sudah berbicara pada Laura mengenai kepindahannya ke Indonesia dan meninggalkan Jerman. Laura berusaha mencegah karena Naya saat ini dia sedang dicari banyak orang untuk menawarkan berbagai job. Bagi, Naya tidak ada yang lebih penting di dunia ini kecuali keluarganya, meskipun berat dan sulit dia akan mengikuti semua kata Papi Maminya.
Ketika Naya membicarakan kepindahannya ke Indonesia dan beberapa rencananya disana nantinya dalam dunia modeling. Tak sengaja, obrolan mereka pun terdengar oleh seorang lelaki yang dari tadi memperhatikan mereka.
"Ra... kamu yakin mau pindah ke Indonesia minggu depan?" Tanya lelaki yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Naya.
"Kak.... sejak kapan kamu nyampe disini?" Tanya Naya yang terkejut dengan hadirnya lelaki tersebut secara tiba-tiba.
"Nara.. Jawab pertanyaan kakak."
"a.. a.. aku harus menuruti kemauan Papi dan Mami kak." Jawabnya sendu.
"Lalu, bagaimana denganku Nay?" Tanya lelaki itu lagi.
"Kak, bukankah kakak juga akan kembali ke Indonesia? Kita akan bertemu disana kak." Jawab Naya memberikan pengertian.
"Nara, kakak tidak bisa LDR darimu. Kakak selalu ingin bersamamu. Kakak mencintaimu Ra.. sangat mencintaimu. Kakak gak bisa kembali ke Indonesia Ra." Ucap lelaki itu yang memanggil Naya dengan sebutan Nara yaitu dari dua huruf depan dan dua huruf belakang Nayura.
"Aku juga berat sekali untuk jauh dari kakak dan aku juga sangat mencintai kakak. Tapi, aku tidak bisa menolak permintaan orang tuaku kak. Kakak kenapa tidak bisa kembali ke Indonesia, bukankah itu impian kakak?." Jawab Naya yang langsung memeluk tubuh tegap lelaki tampan itu.
"Itu dulu Ra, sebelum kakak bertemu denganmu, setelah bertemu dan menjalin hubungan denganmu, kakak ingin hubungan yang lebih serius denganmu, berumah tangga denganmu dan tinggal denganmu di sini. Bukan di Indonesia." Jelas lelaki tersebut.
"Kak.. aku gak bisa menolak permintaan Mami dan Papi kak. Kakak please susul aku ke Indonesia. Aku akan menunggu kakak menjemputku disana." Pinta Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Baiklah gadis kecilku! Kau harus jaga hatimu disana dengan baik! Kau harus menungguku!"
"Baiklah boss! Aku mencintaimu Kak Ardi."
Lelaki tampan yang bernama
Ardi itupun mengecup kening Naya berkali-kali.
Ardi adalah kekasih yang sudah menjalin hubungan dengan Naya selama 1,5 tahun. Dia merupakan pribadi yang tertutup dan terkesan pendiam juga dingin bagi siapa saja yang belum mengenalnya. Tapi, dengan Naya dia menjadi lelaki yang selalu perhatian, pengertian, dan sabar menghadapi tingkah kekanak-kanakannya Naya. Mungkin kedewasaan Ardi juga terpengaruh dari usianya yang lebih tua tujuh tahun diatas Naya.
Sejak usia 23 tahun, atau tepatnya 4 tahun lalu Ardi memutuskan pindah ke Jerman, dia hidup dan tinggal seorang diri. Dia benar-benar lelaki yang mandiri dan bertanggung jawab. Selama ini dia bekerja part time hingga sekarang sebagai arsitek di perusahaan ternama untuk biaya hidup dan kuliah pasca sarjananya disini hingga lulus dan sudah mempunyai kehidupan yang layak.
Ketika Naya bertanya mengenai keluarganya, dia selalu menjawab dia tidak memiliki keluarga lagi. Dia hidup sebatang kara. Bahkan dia berkata, bahwa tak ada seorangpun di dunia ini yang mengharapkan kehadirannya.
Papi Bayu Mami Rani yang mendengar cerita Ardi pun merasa tersanjung dan salut dengan perjuangan Ardi. Orang tua Naya juga mendukung hubungan Putrinya dengan Ardi.
Setelah pemotretan selesai, Naya dan Ardi menghabiskan waktu bersama. Mereka mengelilingi setiap sudut Berlin sambil bernostalgia mengenang tempat-tempat yang menjadi saksi bisa kisah cinta mereka.
Untuk Ardi, Naya memanglah bukan yang pertama. Tapi kepolosan, kecantikan dan kecerdasan serta ketulusan gadis itu mampu meruntuhkan benteng pertahanan lelaki yang terkenal dingin dengan sorot mata yang tajam bagai elang tersebut.
☘️☘️☘️
Matahari telah menyembunyikan sinarnya digantikan cahaya bintang dan bulan yang sangat indah. Ditambah lampu-lampu sepanjang jalan kota Berlin menambah keindahan yang akan sangat sulit dilupakan.
Naya menarik nafasnya dalam-dalam. Hatinya terasa sesak sekali jika dia harus berjauhan dengan lelaki yang selalu memanjakannya tersebut. Bahkan, Naya tak melepaskan sedikitpun tangan kokoh lelaki itu. Sedih.. jangan ditanya lagi.
"Kau sepertinya tak sanggup jauh dariku ya gadis kecil" Ledek Ardi.
"Kak, aku bukan lagi gadis kecil! aku udah dewasa kak! Aku sekarang adalah wanita yang terkenal cantik dan sexy." Gerutu Naya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hey gadis kecil.. siapa yang mengajarimu berekspresi seperti itu? Kau ingin menggodaku ya?"
"Kakakk.. ah...!" Naya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ardi.
"Hei kalau pacaran jangan didepan rumah. Duh gak berperasaan sekali kalian ini.. tidak mengerti bagaimana perasaanku!" Suara Sisil tiba-tiba muncul menghancurkan suasana romantis adiknya.
"Ah kakak.. sejak kapan kakak ada disini?" Tanya Naya.
"Sejak kalian bermesraan."
"Sudah sudah jangan banyak berdebat! Ayo masuk semua. Ardi kamu sudah makan malam belum? kalau belum ayo makan bersama!" Ajak Mami Rani.
"Ah tante tau aja kalau aku sedang berhemat supaya bisa segera melamar anak tante." Sahut Ardi dengan bercanda.
Merekapun langsung memasuki rumah. Bik Lia sudah menyiapkan makan malam dimeja makan. Semua masakan keluarga Dirgantara ini sangatlah enak, hal itu membuat Ardi merindukan masakan sang Mama. Untuk menghapus rindunya, Ardi selalu datang kerumah kekasihnya hanya sekedar makan masakan Indonesia.
Mereka menikmati setiap suapan masakan Indonesia. Hanya Papi Bayu yang tidak ada disana sebab Papi Bayu sedang mengadakan acara perpisahan dengan sahabat-sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter. Hingga Mami membuka pembicaraan,
"Ardi.. kamu ada rencana kembali ke Indonesia kapan?" Tanya Mami disela-sela makan malam tersebut.
"Ehm.. saya belum tahu tante." Jawabnya singkat.
"Memangnya kamu tidak memiliki sanak saudara sama sekali kah nak?"
"Untuk itu, saya juga kurang tahu. Sebenarnya saya dari bayi dirawat oleh seorang wanita yang saya panggil dengan sebutan mama. Beliau sangat menyayangi saya, bahkan saya sampai tidak menyadari kalau saya ini anak pungutnya. Beliau tidak pernah membedakan antara saya dan anak kandung beliau. Hingga pada suatu peristiwa, dimana semua orang menyalahkan saya dan kata-kata yang menyakitkan itu keluar dari mulut nenek saya. Oh maaf, nenek angkat saya."
"Itu alasanmu kabur dari Jerman nak?"
"Saya hanya merasa tidak pantas saja bersama mereka, karena ternyata Ibu kandung sayalah yang menyebabkan mama cerai dengan suaminya. Dan itu membuat nenek membenci saya. Mungkin setelah mendengar fakta ini, tante jadi berpikir untuk tidak mengizinkan Naya berhubungan dengan saya. Tapi, saya rasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk saya jujur tante kalau saya ini anak haram dari hubungan yang tidak jelas."
"Jangan pernah berpikiran seperti ini nak.. Tante sama sekali tidak mempersalahkan hal itu. Kita tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa, tapi kita dapat menentukan mau seperti apa kehidupan kita, masa depan kita. Kamu adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab, tak mungkin tante tidak merestuimu nak.."
"Terima kasih tante, tante sudah sangat baik sama saya. Sekali lagi terima kasih."
"Sama-sama nak... Tapi kalau tante boleh kasih saran, alangkah baiknya kamu pulang dulu nak... temui mama mu. Minimal kasih kabar padanya."
"Saya maksimal sebulan sekali sudah menelfon mama tan, beliau juga terus meminta saya untuk pulang, tapi saya belum siap."
"Yaudah, siapkan dirimu... Naya menunggumu disana ya." ucap sang mami
Mereka berempat makan malam sambil ngobrol dan sesekali tertawa karena bercanda. Sungguh, Naya selalu bersyukur memiliki seorang kekasih yang bisa akrab dengan Mami dan Kakaknya. Dia berharap, kebahagiaan ini akan terus membersamai selama-lamanya.
____________________________________™
Pagi ini adalah hari dimana Keluarga Papi Bayu kembali ke Indonesia. Beberapa koper sudah berbaris rapi di ruang keluarga. Air mata Naya sudah tak tertahan lagi, rumah yang ia tinggali sejak lahir harus ia tinggalkan. Begitupula dengan Sisil, gadis itu terlihat sendu.
Selama seminggu ini, Naya berusaha membujuk Papi dan Maminya untuk tetap tinggal di Jerman dan akan berkunjung ke Indonesia. Tapi, Mami tetap teguh pada pendiriannya. Naya tidak mengerti dengan rencana Orang tuanya kedepannya setelah sampai di Indonesia. Tapi terlihat jelas dari raut wajah Papi Bayu itu bahwa ada beban yang teramat berat.
Kini, kaki mereka telah melangkah keluar dari pintu rumah sederhana yang sangat nyaman itu. Berat memang, tapi mereka harus tegar, kali ini dia tidak ingin terlihat rapuh didepan dua anak gadisnya. Setelah berpamitan dan menitipkan rumahnya pada salah seorang kepercayaan mereka untuk menjaganya karena Bik Lia juga diajak kembali ke Indonesi, mereka terus menatap rumah yang sebagai tempat pulang dan selalu memberikan kenyaman itu.
"Mami.. rumah ini tidak akan mami jual kan?" Tanya Naya.
"Nggak nak..."
"Syukurlah.. karena dirumah ini Naya masih bisa merasakan kalau Opa dan Oma masih hidup dan berada diantara kita." Ucap Naya sendu.
"Mami juga merasakan hal yang sama nak.."
"Papi..Mami.. apa kalian yakin kita akan meninggalkan Jerman?" Tanya Sisil lagi.
"Tidak ada pilihan lain sayang. Maafkan Papi yang membuat keputusan besar ini dengan waktu yang sangat singkat." Jawab Papi Bayu.
Mami Rani menatap rumah peninggalan orang tuanya yang sudah direnovasi itu dengan tatapan nanar dan kosong.
"Mami.. maafkan Papi ya.. Mami harus tegar. Ini adalah keputusan terbaik untuk kita semua, meskipun kita pada akhirnya akan ketemu dengan mereka kembali." Papi Bayu merangkul pundak istrinya dan mencoba menenangkan kegundahan istrinya.
"Siapa pi?" Tanya Naya dan Sisil penasaran.
"Nanti jika sudah waktunya kalian akan tahu. Yaudah yuk kita berangkat ke Bandara sekarang." Ajak Papi yang menuntun mami menuju mobil meninggalkan dua anak gadisnya yang masih mematung memikirkan ucapan Papinya.
Setelah Sisil dan Naya masuk mobil mengikuti Papi Maminya, mobil melaju ke Bandara dengan kecepatan sedang. Mereka bertiga tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun sepanjang perjalanan. Mungkin sedang membayangkan kenangan-kenangan indah selama mereka tinggal di negeri orang.
Tak terasa setelah sekitar 30 menit perjalanan, mereka telah sampai di Bandara. Supir mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi mobil. Terlihat seorang lelaki tampan yang berjalan mendekat membantu mereka membawa barang bawaan.
Lelaki itu tersenyum dengan sangat menawan,
"Pagi menjelang siang Om, tante, Sisil dan gadis kecilku." Sapanya dengan ramah.
"Pagi Ardi." Jawab Papi dan Mami. Sedangkan Sisil hanya tersenyum dengan anggunnya ketika Ardi menyapanya.
"Hei gadis kecil, kenapa kau tidak menjawabku?"
"Kak, aku sedih harus jauh dari kakak untuk pertama kalinya." Ucap Naya cemberut.
"Hei sejak kapan gadis kecilku yang tomboy dan super duper cuek ini menjadi sangat manja?" Tanya Ardi sambil menarik hidung Naya.
"Ahh.. sakit kakak!" Teriak Naya memegangi hidungnya yang memerah.
"Maaf kan aku Nara... habisnya kau selalu menggemaskan!" Ucapnya sambil mengelus-elus pundak kepala Naya atau Nara.
"Nara.. berjanjilah untuk menungguku disana meskipun banyak lelaki yang mendekatimu Ra.. Kakak akan segera menyelesaikan permasalahan dalam hati kakak dan pekerjaan kakak disini supaya kakak segera kembali ke Indonesia untuk menemui cinta kakak. Jaga dirimu baik-baik sayang..." Lanjut Ardi.
"Pastinya kak, kakak disini juga jaga hati dan diri kakak ya.. makan yang bener! Jangan terlalu gila kerja!"
"Baiklah gadis kecilku, aku akan selalu mengingat segala nasihatmu! oh ya,, satu lagi.. aku doakan semoga kamu menjadi model yang sukses disana. Berhati-hatilah jangan sampai salah pergaulan karena di sana banyak model-model yang memiliki citra buruk. Kamu paham kan maksudku?"
"Nay, kita harus segera boarding!" Ucap Sisil. Mami hanya memandangi gadis kecilnya itu yang sudah beranjak dewasa.
"Iya kak.. aku paham.. Selamat tinggal kak. Aku mencintaimu!" Salam perpisahan Naya yang berakhir dengan sebuah pelukan. Ardi seakan tak ingin melepas pelukan tersebut. Hatinya sangat berat melepaskan Naya. Rasanya ini seperti sebuah perpisahan yang tiada lagi kata kembali.
"Ardi.. Om dan tante pamit dulu ya.."
"Aku pamit ya Ar!"
"Kak..aku juga pamit ya..!"
"Hati-hati ya Om, tante, Sisil dan gadis kecilku! sampai jumpa lagi!"
Mereka segera boarding. Masih saja tak ada yang membuka suara diantara mereka bertiga. Padahal biasanya jika Sisil dipertemukan dengan Naya akan seperti emak-emak tukang gosip bahkan sampai obrolan-obrolan tidak penting.
• • •
Indonesia,
Disebuah ruang kerja yang sangat megah beberapa rak buku tertata rapi, mungkin kalau di hitung, terdapat ribuan buku. Tak hanya itu, banyak foto-foto yang dipajang dalam ruangan tersebut menandakan bahkan pemilik ruangan adalah pribadi yang hangat.
Seorang lelaki telah berumur hampir 70 tahun duduk di kursi kebesarannya. Meskipun berumur aura penguasanya masih mendarah daging. Dia adalah Kakek Suryo Bramantya. Seorang Pendiri perusahaan raksasa bernama Bramatya Corp.
Tok.. Tok.. Tok...
"Masuk.."
Tiga orang berpakaian rapi itupun melangkah memasuki ruang kerja lelaki tua tersebut. Dan berdiri tepat didepan meja kerjanya.
"Ada info apa?" Tanyanya tanpa basa-basi.
"Hari ini, Tuan Bayu dan Nyonya Rani beserta kedua putrinya akan kembali ke Indonesia." Ucap salah seorang lelaki anak buah Suryo Bramantya.
"Lalu?"
"Menurut info orang kepercayaan yang ada disana bahwa Nona Nayura sudah memiliki kekasih tuan. Dia selalu berkunjung di kediaman mereka dan yang terakhir dia juga berada di Bandara. Apa saya perlu mencari tahu identitas lelaki tersebut tuan?"
"Tidak penting. Yang penting kita sudah berhasil menggiring mereka kembali ke Indonesia. Lalu, bagaimana perkembangan perusahannya?"
"Mereka masih memiliki 20% saham perusahaan Tuan, dan 80% saham sudah atas nama Arsa Wijaya."
"Bagus, tolong suruh Leo mengurus perusahaan itu dengan baik, aku hanya mengambilnya secara sementara, setelah itu aku akan kembalikan pada Rani setelah semua selesai."
"Baik tuan, saya mengerti maksud anda. Saya sudah siapkan semuanya untuk Nona Nayura, dan untuk menjadi model yang berpotensi disini menurut saya tidak sulit bagi Nona Nayura tuan, karena Nona sudah sangat terkenal di Berlin dan sekitarnya."
"Bagus! kau atur semua. Jadwalkan sekertarisku menemuinya minggu depan untuk menanda tangani kontrak. Aku mau cucuku menjadi Brand Ambassador produk terbaru yang sebentar lagi keluar."
"Lalu bagaimana dengan Nona Sabrina tuan?"
"Dia bukan tandingan cucuku. Urus dia, aku tak mau tahu. Yang penting, jangan sampai ada orang luar tahu jika Nayura adalah cucuku anak kandung dari Bayu Bramantya. Rahasiakan identitas asli Nayura! Apa kau mengerti?"
"Baik tuan saya mengerti. Ada lagi yang anda perlukan tuan?"
"Tidak."
"Kalau begitu saya permisi tuan, mohon maaf menganggu waktu anda." Kakek Suryo hanya mengangguk. Ketiga lelaki itupun keluar dari ruang kerja Kakek Suryo.
"Bayu..Rani.. maafkan papa melakukan ini semua. Papa sedih, ketika papa tidak kalian izinkan menemui Nayura. Papa sangat merindukan cucu papa. Maafkan Papa yang dulu tak berpihak kalian. Dan Maafkan Papa karena baru bisa menemukanmu akhir-akhir ini hingga menggiringmu kembali ke Indonesia. Papa hanya ingin menghabiskan masa tua Papa bersama cucu-cucu Papa. Papa ingin menebus kesalahan papa pada kalian. Papa merindukan kalian di rumah ini.. Maafkan Papa.." Gumam Kakek Suryo.
Diruang kerja tersebut, Kakek Suryo merenung saat-saat bahagia bersama keluarganya. Istrinya, Rani dan Intan anak perempuannya sedang sibuk mempersiapkan makanan dimeja makan, suara anak kecil memenuhi ruangan keluarga. Suryo dan Bayu sibuk mengobrol perihal Bisnis. Intan dan Rani adalah sahabat dari kecil karena orang tua mereka juga berteman baik jadi sering bertemu. Terlebih mereka sekolah di sekolahan yang sama dan selalu berada dikelas yang sama pula. Hingga akhirnya, Kakak Intan bernama Bayu jatuh cinta pada Rani dan mereka menikah.
____________________________________™
Bantu Like dan Coment ya kak 🖤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!