Malam itu hujan turun dengan derasnya, seorang gadis kecil yang berlari menerjang derasnya hujan di tengah malam dengan beberapa laki laki dewasa yang berlari mengejar di belakang gadis kecil itu.
Gadis kecil itu berlari sekencang mungkin dengan kaki kecilnya, dia tak ingin berteriak karena dia berpikir itu justru akan memberitahu mereka dimana dirinya saat ini.
Saat sedang berlari dan mencari-cari tempat yang bisa dia gunakan untuk bersembunyi, tiba-tiba sebuah mobil melaju tak terlalu kencang tapi nyaris menabraknya, membuat gadis kecil itu menjerit.
Di dalam mobil,
"Paman kamu hampir menabrak seseorang, ayo turun kita lihat bagaimana keadaan orang itu."
Ucap laki laki kecil kepada sopirnya.
"Baiklah Den, ayo kita lihat apakah dia terluka!"
Setelah mereka turun keluar dari mobil, mereka melihat seorang gadis kecil yang terduduk sambil menutupi wajahnya dengan keadaan gemetar entah ketakutan atau menggigil karena kedinginan oleh air hujan.
"Paman cepat bawa masuk adik kecil ini, kasihan dia."
Kata laki laki kecil itu memerintahkan sopirnya untuk membawa masuk gadis kecil itu.
Tanpa menjawab, sopir yang dipanggil paman oleh laki laki kecil itu langsung menggendong gadis kecil itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Setelah itu si paman sopir kembali mengemudikan mobilnya, dan di dalam mobil gadis kecil itu masih terus gemetar mungkin karena kedinginan setelah lelah berlari dalam derasnya hujan di malam itu.
Laki laki kecil yang duduk disampingnya memperhatikan dan memeluk gadis kecil itu saat dirinya berpikir mungkin gadis kecil ini sedang kedinginan.
"Adik kecil apa kamu kedinginan? aku akan memelukmu biar kamu tidak lagi kedinginan."
Tapi saat laki laki kecil itu memeluknya yang dirasakan oleh laki-laki kecil itu saat menyentuh lengan gadis kecil itu adalah hawa panas dari tubuh si gadis kecil.
"Paman... adik kecil ini demam, tangannya panas sekali, kita harus bawa dia ke Rumah Sakit dulu Paman."
Teriak laki laki kecil itu saat merasakan hawa panas tubuh si gadis kecil.
"Baiklah Den, tapi kita tidak tahu dimana rumah gadis kecil ini dan tidak tahu kemana kita harus mengantarkannya pulang."
Ucap si paman sopir.
"Kita pikirkan itu nanti Paman, saat ini kita harus membawanya ke Rumah Sakit lebih dulu."
Kata laki laki kecil itu memberi perintah kepada si Paman sopir.
Sementara itu di tengah derasnya hujan malam itu, para laki-laki dewasa yang mengejar gadis kecil tadi kehilangan jejak si gadis kecil.
"Sialan kita kehilangan anak itu, bagaimana ini? apa yang harus kita katakan pada tuan jika dia datang?"
Teriak salah seorang yang merupakan pemimpin dari kelompok laki-laki yang mengejar gadis kecil tadi.
Sunyi tak ada yang berani menjawab, karena mereka memang gagal menjaga gadis kecil yang menjadi tawanan mereka.
"Sia sia sudah kita menculiknya, kalau ternyata masih juga lepas, ayo kita pulang! tidak ada gunanya juga kita hujan hujanan toh anak itu sudah hilang entah kemana."
"Benar Boss, atau kita bisa buat cerita kalau anak itu mati tertabrak mobil saat akan melarikan diri."
Kata salah satu anak buah laki-laki itu, yang langsung di jawab dengan pentungan di kepalanya.
"Goblok!... mana bisa begitu, kecuali kalo ada kecelakaan orang tertabrak dan bisa kita jadikan drama kematian anak itu."
Jawab laki-laki yang menjadi pemimpin mereka.
"Ehmmm... betul juga, kalo gitu kenapa tidak kita buat itu jadi kenyataan, cari anak gelandangan untuk di jadikan korban."
Usul yang lain lagi, dan tampaknya lebih bisa mereka terima dan mudah dilakukan.
"Baiklah terserah kalian, tapi ingat jangan sampai ada masalah."
Pagi harinya mulailah tersebar kabar kecelakaan seorang anak tewas tertabrak mobil tadi malam.
Sementara itu di Rumah Sakit, gadis kecil ditolong oleh laki-laki kecil itu mulai merasakan tubuhnya kembali sehat dan meminta diatarkan pulang.
"Kakak terimakasih telah menolongku, bisakah aku minta tolong sekali lagi? tolong antarkan aku pulang."
Ucap gadis kecil itu kepada laki-laki kecil yang telah menolongnya.
"Baiklah aku akan mengantarkan kamu pulang, tapi ceritakan lebih dulu bagaimana kamu bisa lari hujan-hujanan di tengah malam?"
Tanya laki-laki kecil itu yang curiga telah terjadi sesuatu pada gadis kecil ini sebelumnya.
"Itu... itu... emmm... mereka menculikku kakak, aku tidak tahu kenapa."
Jawab si gadis kecil sambil memainkan jari jari tangannya.
"Apakah tidak berbahaya kalau kamu kembali? mungkin mereka akan menculikmu lagi."
Kata si laki laki kecil yang menjadi khawatir pada gadis kecil yang ditolongnya ini.
"Jangan khawatir kakak, mereka tidak akan berani untuk melakukannya lagi, setelah aku pulang pasti ayah akan menghukum mereka semua."
Jawab si gadis kecil dengan yakin.
"Baiklah kalo begitu bersiaplah, aku akan mengantarkan kamu pulang, tapi berjanjilah kamu akan baik baik saja setelah ini."
"emmm... iya... aku janji, dan aku janji suatu saat aku akan datang untuk membalas budi pertolongan kakak ini, oh iya perkenalkan namaku Mika lalu nama kakak siapa?"
"Panggil saja aku Korie."
Sementara di Rumah utama keluarga Atmadja sejak beberapa hari yang lalu menjadi tegang karena hilangnya Mika.
Hari sebelum hilangnya Mika, Miko yang ada jadwal eskul mata pelajaran bahasa Inggris harus pulang terlambat dan tak dapat pulang bersama Mika.
Saat itulah Mika yang selalu memilih ingin naik angkutan umum tiap kali pulang sendiri tidak meminta jemput sopir mereka, sampai akhirnya terjadilah peristiwa penculikan itu.
Pagi ini Rumah utama keluarga Atmadja itu kembali gempar karena berita anak yang tewas tertabrak mobil tadi malam dan di duga itu adalah Mika.
Malam itu hujan deras, aliran listrik padam sehingga kamera pengawas di jalan rayapun tak dapat merekam kejadian yang terjadi pada malam itu.
Ice dan Mommy-nya Willy tak dapat menahan tangis sedih mereka, saat semua orang merasakan sedih dan marah tiba-tiba sebuah mobil SUV berwarna hitam yang tidak dikenal memasuki perkarangan rumah besar itu.
Semua orang yang ada di rumah besar segera keluar untuk melihat siapa yang datang di saat yang tidak baik ini.
Semua mata tak berkedip saat seorang laki-laki kecil seumuran Miko keluar dari mobil itu, tapi begitu seorang gadis kecil yang sangat mereka kenal dan membuat mereka bersedih beberapa hari ini keluar dari mobil itu, semua ekspresi bercampur menjadi satu.
Willy langsung berjalan cepat menjemput putrinya dan memeluknya dalam gendongannya, sementara yang lain tak dapat menahan tangis haru.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah masih mengembalikan putriku dalam keadaan baik tak kurang satu apapun."
Seru Willy saat menggendong putrinya.
"Ayah, turunkan Mika jangan buat Mika malu di depan kakak ini."
*Hai readers, outhor hadir dengan karya baru dan semoga karya kali ini juga tak kurang menariknya dari karya sebelumnya. Jangan lupa dukung outhor dengan LIKE KOMENT RATE BINTANG LIMA DAN FAVORITKAN dan jangan lupa secangkir KOPI untuk menemani outhor ngetik juga BUKET MAWAR bukti tanda cinta untuk outhor ya*
Belum juga masuk subuh, Mika selalu terbangun dengan mimpi dan kenangan yang sama.
"Ah kenangan tentang itu lagi, setelah lima belas tahun berlalu kenapa kenangan itu masih tidak pernah hilang? apa karena janjiku yang akan datang untuk membalas budi pertolongannya?, entahlah."
Sejak mengalami penculikan dulu, Willy mendidik Mika dan Miko agar tumbuh menjadi anak-anak yang tangguh, selepas pendidikan di Sekolah Menengah Pertama, Willy mengirim Mika dan Miko ke asrama militer dan sekolah di akademi kemiliteran.
setelah lewat tiga tahun Willy menyekolahkan Miko ke Universitas tempat Ice dahulunya kuliah, sedangkan Mika memilih untuk sekolah modeling, Mika lebih menyukai dunia fashion dan catwalk di bandingkan harus duduk manis mengurus perusahaan peninggalan Sanjaya papinya.
Kini Miko telah mampu mengurus perusahaan warisan dari Papinya, sementara Mika memilih tetap di Paris dan mencoba merintis branded miliknya tentunya tak lepas dari pengawasan dan suntikan modal dari Opa Arjun Daddy-nya Willy.
Dalam cerita saat ini Daddy Arjun dan Mommy-nya Willy telah memilih untuk menghabiskan sisa hidup mereka bersama, melupakan semua konflik dan kesalah pahaman yang telah berlalu.
Setelah terbangun, Mika memilih membuat secangkir coklat panas lalu membuat beberapa goresan rancangan untuk product terbarunya.
Beberapa lembar sketsa untuk design terbaru tercipta hanya dalam hitungan menit, untuk beberapa orang bertalenta dan memiliki cukup modal tentunya bukan hal yang sulit untuk menghasilkan uang.
Rencananya esok pagi Mika akan menyerahkan rancangannya kepada karyawannya yang berkerja sebagai penjahit.
Memikirkan usahanya yang sedang berkembang pesat rasanya cukup berat meninggalkannya jika dia harus kembali ke Indonesia untuk menepati janjinya.
Kembali Mika menarik napas panjang lalu menghembuskannya lagi perlahan, di lihatnya jam dinding masih lebih dari satu jam lagi menuju subuh, akhirnya Mika memutuskan untuk kembali tidur sekedar menunggu waktu subuh.
Saatnya waktu subuh, alarm jam berbunyi membangunkan kembali Mika, setelah bangun Mika memilih mandi lebih dulu dengan air hangat selesainya barulah sholat Subuh.
Setelah berdo'a selesai dari sholat Subuh, Mika meyakinkan lagi niatnya untuk pulang ke Indonesia.
"Bismillah semoga ini yang di inginkan Allah, bagaimanapun janji tetaplah janji, dan aku juga harus membalas budi, seandainya dia tidak membawaku saat itu mungkin saat ini aku sudah mati."
Ucap Mika berusaha meyakinkan dirinya lagi.
Hari itu juga Mika menyerahkan beberapa tugas kepada pegawainya, dan untuk masalah design dirinya bisa mengerjakan semuanya sendiri, hanya butuh seorang yang dapat dipercaya untuk menjadi pengawas agar rancangan terbaru tidak bocor dipasaran sebelum mereka meluncurkan product terbarunya.
Setelah masalah pekerjaan selesai, Mika segera meminta seseorang untuk mencari informasi terbaru tentang Korie laki laki kecil yang dulu menjadi penolongnya.
"Dia bukan lagi laki laki kecil, dan mungkin juga sudah berkeluarga."
Ucap Mika sambil tersenyum sendiri.
Setelah itu, Mika mulai memberi kabar kepada Willy dan Ice juga Miko jika dirinya akan pulang ke Indonesia.
Mika juga memberikan kabar kepada Opa Arjun dan Oma Ratihnya,
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, Opa apakabar? Mika cuma mau kasih tahu kalo Mika rencananya mau pulang ke Indonesia, penerbangan sore ini Opa, iya Opa titip salam aja untuk Oma mmmuach bye Opa, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Begitulah obrolan singkat Mika saat berpamitan pada Opa Arjun nya.
Sambil menunggu jadwal keberangkatannya, Mika masih sempat mencoretkan tintanya menghasilkan beberapa rancangan pakaian, setelah itu Mika juga membaca laporan tentang Korie yang dimintanya dari seorang sumber terpercaya yang selama ini dia pekerjakan untuk selalu mengawasi dan melindungi Korie secara diam diam.
Miko yang mendapatkan kabar jika saudari kembarnya akan pulang ke Indonesia itupun menjadi semangat dan langsung menelponnya.
"Hallo apa kabarnya si cadel cedal? gak salah nih pingin balik ke Indonesia?"
Sapa Miko begitu panggilan via telpon langsung tersambung.
"Mitoooo... Mika sudah gak cedal ya! awas aja masih ngatain cadel cedal, iyalah kan kangen sama Mito he... he...."
"Gak ada yang namanya Mito, salah sambung pasti ini, coba pastiin kodenya beneran +62 gak tuh?"
"Diiihhh... yang telpon tadi siapa hayoo.... udah ya Mika harus siap siap ini, Mito jangan lupa siapin semua makanan yang enak untuk Mika, tuuuuttttt( sambungan telpon langsung ditutup oleh Mika)."
"Kebiasaan nih anak asal main tutup telpon aja."
Ucap Miko begitu mendengar nada telpon yang terputus dari seberang.
Mika dengan tergesa-gesa meninggalkan ruang tunggu untuk pemberangkatan karena pesawat dengan nomor penerbangan yang sesuai dengan tiketnya akan segera berangkat.
Setelah melewati tujuh belas jam penerbangan dengan satu kali transit di Dubai akhirnya sampai juga Mika di Indonesia pada pukul sembilan pagi.
Di area penjemputan Willy dan Ice sudah menanti putri mereka sejak jam tujuh pagi, karena Sandy putra mereka sudah tak sabar ingin bertemu dengan kakak perempuannya itu.
Pernikahan Willy dan Ice dikaruniai seorang putra yang diberi nama Sandy Prayoga Atmadja, yang kini telah berumur delapan belas tahun.
Tak terasa anak anak mereka kini telah tumbuh besar, bahkan si kembar sudah dewasa dan mungkin tak lama lagi akan menikah.
Akhirnya setelah dua jam menanti yang ditunggu pun mulai terlihat, sesosok gadis dengan rambut panjang berwarna coklat di ikat kuda, dan kacamata hitam dengan stelan outfit santai tampak berjalan dengan menarik kopernya.
Sandy yang mengenali jika itu Mika kakak perempuannya itupun langsung melambaikan papan nama kecil yang tertulis MIKA agar gadis itu tahu mereka menjemputnya.
Tapi dasar sifat jahilnya dari kecil gak hilang sampai sekarang, Mika yang melihat ayah dan bundanya juga adiknya menjemputnya justru berpura-pura tak melihat, dan dia berjalan lurus ke pintu keluar.
Sandy yang kesal melihat tingkah kakaknya yang tak melihatnya, segera berlari mengejar Mika sambil berteriak-teriak.
"Kakak.... kakak.... kami disini, apakah matamu rabun?, atau kacamata yang kamu pakai murahan sampe gak melihat kami!"
Teriak Sandy yang justru membuat semua orang yang mendengarnya menjadi tertawa.
Willy dan Ice hanya bisa tertawa dengan geli melihat tingkah kedua anak mereka.
"Dasar adik durhaka, kenapa kamu mengatai kakak rabun dan pakai kacamata murahan dengan berteriak begitu keras, kamu sengaja mau bikin kakak malu ya!"
Mika segera berbalik dan menjewer telinga Sandy, begitu mendengar apa yang di teriakan oleh Sandy.
"Aduh.... duh duh.... sakit.... salah sendiri kakak pura pura tak melihat kita semua weeeee....(Sandy meleweki meledek Mika)"
"Anak durhaka cepat kemari peluk ayah dan bunda dulu, kau ini tambah nakal ternyata setelah lama di Paris."
Ucap Willy sambil memeluk dan mencium kening putrinya, begitupun Ice yang sangat menyayangi Mika seperti Putrinya sendiri.
*Bab kedua ya gaes semoga bab selanjutnya lancar, jangan lupa LIKE KOMENT RATE BINTANG LIMA DAN FAVORITKAN JANGAN LUPA SECANGKIR KOPI JUGA BUKET MAWAR BUKTI TANDA CINTA UNTUK OUTHOR 🤗😘😘😘*
Setelah penerbangan tujuh belas jam, rasanya tubuh terasa kaku semua, Mika memilih mengurung dirinya lebih dulu di kamar.
Mika bahkan tidur dengan menyumbat kedua telinganya dengan kapas karena tak ingin terganggu oleh Sandy adiknya yang sangat heboh bertanya banyak hal sejak mereka dalam perjalanan pulang dari bandara udara.
Sementara Miko yang memang memilih tinggal di rumah peninggalan Sanjaya papinya, sejak pagi dia melakukan aktivitasnya seperti biasa, dan saat ini pun dirinya tetap sibuk di kantornya dengan banyak pekerjaan yang harus dikoreksi dan ditandatangani.
Miko sangat mengenali sifat dan perilaku twinsnya itu sehingga dia tidak terlalu heboh sebab dia tahu saudarinya pasti saat ini sedang molor di kamarnya.
Miko hanya menyiapkan banyak cemilan dan snack juga coklat kesukaan Mika untuk teman mengobrol mereka nantinya.
Yang membuat Miko penasaran hanya alasan apa yang mampu membuat Mika mau pulang ke Indonesia dan meninggalkan semua hal yang menjadi impiannya selama ini, menjadi seorang designer untuk brandnya sendiri walau masih butuh waktu dan perjuangan untuk bisa sebesar dan setenar DIOR, setidaknya dia telah berusaha.
Diam diam Miko mulai mencari tahu rahasia dibalik kepulangan Mika saudari kembarnya itu, Miko juga sudah mempersiapkan beberapa orang untuk menjadi bayangan yang siap bergerak jika Mika dalam bahaya.
"Krukkkk..... krukkkk.... krukkkk..... bunyi apa ini? hoammm...( menguap) padahal telinga juga sudah disumbat pake kapas, kenapa masih ada bunyi yang aneh, krukkkk... hoammm (menguap lagi) tapi suaranya seperti tidak asing."
Masih dalam keadaan tak ingin bangun, tapi suara aneh selalu mengganggunya, dasar Mika tak sadarkah kalo itu suara cacing diperutnya yang mulai berdemo, othor jadi ilfill sendiri nih sama tokoh utama yang satu ini.
"Bisakah kalian berhenti bertengkar!? biarkan aku tidur untuk beberapa waktu lagi, krukkkk.... krukkkk.... kalo kalian masih bertengkar pergi cari inang yang lain sana, dasar mahluk moluska entah bagaimana kalian bisa bersarang di perutku tanpa pernah permisi, suatu saat aku akan membunuh semua keturunan kalian."
Fix tokoh utama novel ini memang berbeda dari yang lain, tapi apa boleh buat semua melakukan perannya sesuai yang ada di otak othornya, yang mau ketawa silahkan.
Mika semakin rapat menutup telinganya dengan bantal yang dipakainya untuk menutupi kepalanya, sampai akhirnya alarm berbunyi memberitahunya jika sudah waktunya sholat Dzuhur.
Mungkin suara cacing diperutnya tak mempan membuatnya terbangun tapi suara alarm jam yang disetel untuk menandai waktu sholat ternyata ampuh membangunkannya.
Mika langsung bangun dari posisi tidurnya dan duduk untuk beberapa menit mengatur tingkat kesadarannya, setelah itu barulah dia turun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu.
Sementara di ruang keluarga, Sandy terus saja mengomel karena merasa kesal tidak dihiraukan oleh Mika kakaknya.
"Boro boro ngobrol saling melepas rindu, eh itu kakak langsung ngumpet masuk ke kamarnya pake di kunci lagi."
Sandy tak stop stop ngedumel karena rasa kesalnya pada tingkah kakaknya yang memang terkenal super duper nyebelin sejak kecil.
Sandy juga pernah diceritain oleh Ayah dan Bundanya tentang bagaimana dulu Mika sering jutekin Bundanya awal mereka berjumpa bahkan sampai melarang Bundanya dan nyuruh untuk menjauh dan tidak dekat-dekat dengan Ayahnya waktu itu.
Selesai dengan kegiatannya di kamar, Mika akhirnya keluar juga dari sarangnya untuk mencari makan, semua peliharaan ilegalnya sudah sangat berisik dan gaduh di dalam perutnya.
"Lapar.... Mbok Na.... Mika kangen !...."
Teriaknya begitu keluar dari kamarnya.
"Bagus sekali kakak ku yang satu ini, begitu lapar baru teriak dan bilang kangen ke si Mbok, Mbok umpetin semua lauk makannya! jangan biarkan ka Mika makan sebelum cium tangan si Mbok dulu!"
Sandy langsung menengok dan mengomentari tingkah kakaknya yang absurd itu.
Mbok Na yang mendengar namanya di panggil oleh nona kecilnya yang tak lagi kecil itupun langsung datang dengan senyuman penuh rindu.
"Iya Neng ini si Mbok datang, tenang saja semua makanan sudah siap diatas meja."
Ucap Mbok Na begitu menampakkan dirinya.
"Si Mbok.... kangen... peluk..."
Ucap manja Mika sambil memeluk Mbok Na.
"Kenapa aku merasa cuma aku seorang yang gak dapat pelukan dari kakak (sambil memasang wajah sedih)"
"he.... he.... mau dipeluk juga nih? yakin? gak malu sudah gede minta di peluk? ulu ulu...
sini kakak peluk adek kecil kakak ini."
Pada akhirnya acara makan siang mereka begitu meriah ramenya dengan drama kakak adik Mika dan Sandy, walau terasa ada yang kurang karena Miko tak ikut hadir makan siang bersama mereka.
"Ehemmm.... Mika, Ayah minta Mika jawab dengan jujur apa yang akan Ayah tanyakan ini."
Tiba-tiba Willy memecah suasana penuh canda mereka dengan meminta Mika menjawab pertanyaan yang akan ditanyakan kepada Mika.
"Mika gak janji, itu tergantung pada apa yang Ayah tanyakan."
Jawab Mika dengan seenaknya.
Willy yang sudah sangat mengenal pribadi anak-anaknya hanya menerima dengan anggukan kepalanya.
"Baiklah kita mulai first question, apa yang menjadi alasan gadis nakal ini yang mampu membuat dirinya kembali ke Indonesia? jawab."
"Maaf itu rahasia my person secret, Ayah bisa lanjutkan dengan pertanyaan yang lainnya."
Mendengar jawaban dari putrinya ini, Willy tak bisa berkomentar apapun, dia hanya bisa geleng-geleng kepala sambil melemparkan kacang kulit kearah Mika.
"Ayah tak perlu melakukan KDRT cukup lanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya."
Kata Mika sambil cengengesan menangkap kacang yang dilemparkan Willy kearahnya tadi.
"Ayah... sebelumnya Opa Sanjaya dan Oma Rani ngidam apaan sih? kok bisa punya anak modelan kayak ka Mika begini!"
Ledek Sandy yang terkadang jengkel juga dengan tingkah Mika kakaknya perempuannya ini.
"Anak kecil gak usah bawel ya! entar gak dapet duit jajan loh."
Sahut Mika sambil menarik hidung Sandy yang mirip prosotan anak TK.
"Haisss... gak usah pake mijit hidung juga kali... nih hidung asuransinya mahal, jadi belum terealisasi kan bahaya kalo patah."
"Ayah mau JJS ajalah sama Bunda, punya anak gadis kalo ditanya menjawabnya seenak udelnya, yuk yank kita pacaran lagi."
Willy langsung menggandeng Ice yang tak henti hentinya tertawa, meninggalkan Mika dan Sandy.
Tujuan Willy dan Ice meninggalkan ke-dua kakak beradik itu, agar Mika dan Sandy dapat saling terbuka, dan berharap Mika mau sedikit bercerita ke Sandy perihal yang menjadi alasannya pulang ke Indonesia.
*Ok gaes mulai sedikit tercerahkan gak nih tentang novel baru othor ini? novel ini menceritakan tentang perjalanan seorang Mika, gadis yang super duper nyebelin aslinya dan ingin membalas budi atas pertolongan Korie dimasa lalu. Bagaimana cara Mika untuk membalas budi pada Korie? othor juga sedang mikir nih plotnya yang pas gimana. Tetap stay dan baca terus cerita Mika jangan lupa untuk LIKE KOMENT RATE BINTANG LIMA DAN FAVORITKAN JUGA SECANGKIR KOPI DAN BUKET MAWAR bukti tanda cinta untuk outhor 🤗😘😘😘*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!