NovelToon NovelToon

Cinta CEO Yang Terlambat

Eps 1

Pagi ini hampir semua media telah memberitakan tentang sebuah perusahaan, yang telah berhasil menduduki peringkat nomor 2 di negara Y hanya dalam waktu kurang dari 5 tahun.

Perushaan itu berhasil menyingkirkan beberapa perusahaan besar yang berada di negara Y dalam waktu yang cukup singkat. Dan itu tentu membuat banyak orang kagum, serta ingin mengetahui pemimpin perusahaan yang luar biasa tersebut.

Sementara diluar sana orang-orang sedang meributkan perusahaan yang naik pesat dalam waktu cukup singkat, seorang pria berusia 32 tahun tengah berdiri sambil menikmati wine di tangannya.

Laki-laki tampan bernama Dominic Alexander (Alex), seorang CEO dingin yang perusahaannya tengah menjadi topik terpanas di berita bisnis di negara Y, dan di beberapa negara lainnya itu menatap lurus keluar jendela besar yang ada di dalam ruang kerjanya.

Tatapannya cukup tajam, menatap salah satu gedung yang tingginya hampir sama dengan gedung perusahaan miliknya.

"Robert Stuart, sudah lama kita tidak bertemu. Akhirnya aku bisa melihatmu dan akan menghukum semua keluarga mu, hingga kalian akan merasakan lebih baik mati daripada hidup di dunia ini." Ucap Alex dengan senyum devilnya.

Alex masih sangat ingat bagaimana perlakuan keluarga Stuart saat dia masih sangat muda dulu kepada keluarganya.

Flashback

Di sebuah rumah besar terlihat sepasang ibu dan anak tengah menangis di atas lantai, sementara dua orang suami istri yang ada di depan mereka tersenyum penuh hina pada mereka.

"Kenapa, bagaimana bisa kalian melakukan ini pada kami? Kami telah membantu kalian, tapi kalian malah..." Ucap seorang wanita berusia 40 tahun sambil memeluk anak laki-lakinya yang masih berumur 15 tahun itu.

"Hah, menolong kau bilang? Kalian hanya memberikan pinjaman dana kepada kami yang sangat kecil, dan kau berkata seolah suami mu sudah memberikan bantuan yang begitu besar pada kami." Ucap Robert Stuart, orang yang berdiri dengan sombongnya di depan mereka.

"Kalian benar-benar orang yang tidak tahu berterima kasih! Seharusnya dulu kami tidak pernah membantu kalian semua."

"Cukup! Penjaga, bawa mereka keluar dari sini! Mereka bukan lagi orang yang tinggal di rumah ini." Perintah seorang wanita yang tidak lain istri dari Robert Stuart.

Beberapa penjaga rumah yang ada disana mengangguk, dan melaksanakan perintah dari sang nyonya.

"Kalian tidak bisa melakukan ini pada kami! Rumah ini milik keluarga Dominic. Yang seharusnya pergi adalah kalian!" Seru wanita yang setengah di seret keluar itu.

Dengan senyum sinisnya Robert Stuart melemparkan beberapa lembar kertas kepada sepasang ibu dan anak itu.

"Baca itu dengan baik nyonya Dominic terhormat. Suami mu telah menyerahkan perusahaan dan juga rumah ini kepada kami sebelum dia mati, jadi sudah sepantasnya kalian keluar dari rumah ini." Ucap Robert Stuart.

Mendengar apa yang di katakan Robert Stuart, wanita itu menggelengkan kepalanya karena tidak percaya.

"Tidak, Aron tidak mungkin melakukan itu. Kalian pasti sudah menjebaknya."

"Jika kami memang sudah menjebaknya, lalu kau mau apa nyonya Dominic? Suami mu sudah terbujur kaku di dasar laut, dan tidak akan bangkit lagi untuk melakukan apapun pada kami." Ucap istri Robert dengan nada sombongnya.

Meluncur dengan deras air mata yang sejak tadi di bendung oleh wanita itu mendengar semua ucapan dari istri Robert Stuart itu.

"Apa yang kalian lakukan? Bawa pergi mereka dari sini!" Kembali istri Robert memerintahkan para penjaganya.

Dengan penuh kekuatan sepasang ibu dan anak itu memberontak pada para penjaga itu, hingga akhirnya mereka kalah dan di seret keluar dari rumah mewah milik mereka sendiri.

"Maafkan ibu sayang, ibu tidak bisa berbuat apa-apa." Wanita itu memeluk erat anak laki-lakinya yang juga tidak bisa melakukan apapun.

"Tidak Bu, Ibu tidak boleh berkata seperti itu. Alex berjanji pada Ibu, jika Alex akan mengambil kembali semua milik kita dari tangan mereka." Ucap anak laki-laki itu mempererat pelukannya pada sang Ibu.

Ketika mereka berjalan pergi dari rumah tersebut, anak laki-laki itu yang tidak lain bernama Dominic Alexander menoleh ke belakang. Dan dengan penuh kebencian serta dendam, dia menatap rumah yang sudah dia tinggali selama 15 tahun bersama kedua orang tuanya itu.

"Aku pastikan kalian akan menerima pembalasan dariku."

Dengan langkah gontai mereka meninggalkan rumah mereka, sambil membawa baju yang sudah di masukkan kedalam koper oleh para pelayan keluarga Stuart.

...----------------...

Alex mengepalkan tangannya dengan kuat setiap kali dia mengingat kejadian itu. Seolah rasa bencinya terhadap keluarga Stuart itu semakin menjadi.

"Aku tidak akan merubah jalanku, sebelum aku melihat kalian semua hancur dan menderita" Ucap Alex penuh dengan emosi.

Sudah lebih dari 10 tahun Alex memendam rasa benci dan dendam pada dirinya untuk keluarga Robert Stuart itu, bahkan dia bekerja keras selama ini juga hanya untuk bisa berdiri seperti saat ini, agar dia bisa menghancurkan keluarga Robert Stuart yang sudah menghancurkan keluarganya dulu.

Eps 2

Seorang wanita muda bernama Jaselyn Stuart (22th) duduk di kursi belakang sebuah taxi, matanya menatap keluar jendela mobil. Pikirannya saat ini sedang cemas, karena hari ini mata kuliah pertama pasti sudah di mulai, dan wanita itu masih berada di dalam taxi menuju universitas dimana dia kuliah.

Sampai di depan universitas, Jaselyn langsung memberikan uang kepada supir taxi dan dia segera turun.

"Aku harus lebih cepat lagi." Ucap Jaselyn sambil berlari.

Dengan cepat Jaselyn berlari melewati beberapa kelas juga mahasiswa lainnya, Jaselyn terus berlari menaiki tangga karena kelas yang dia tuju ada di lantai 2.

Beberapa mahasiswa yang di lewati oleh Jaselyn menatapnya dengan heran, karena mereka melihat Jaselyn berlari seperti sedang di kejar oleh hantu di pagi hari.

Dengan nafas memburu Jaselyn membuka pintu kelas yang kini ada didepannya.

Ceklek

Dosen dan para mahasiswa yang berada di dalam kelas menoleh ke arah pintu yang Jaselyn buka.

"Maaf pak.. sa..ya terlam..bat." Ucap Jaselyn dengan nafas terengah-engah setelah masuk kedalam kelasnya.

Sang dosen dan teman-teman sekelasnya terkejut dan menatap heran kearah Jaselyn yang baru saja datang, pasalnya mereka tidak pernah melihat Jaselyn terlambat masuk kelas, walaupun itu hanya satu kali.

"Apa kau kesiangan saat bangun tidur, sehingga kau terlambat nona Jaselyn Stuart?" Tanya dosennya yang berdiri di depan kelas.

Dosen yang ada didepan Jaselyn adalah dosen yang terkenal dengan sebutan dosen killer. Dia tidak pernah melepaskan mahasiswa yang terlambat atau tidak mengumpulkan tugas.

"Tidak pak, saya tidak pernah terlambat bangun." Ucap Jaselyn setelah mengatur nafasnya.

"Lalu?"

Jaselyn diam tidak menjawab pertanyan sang dosen. Dia tidak mungkin berkata jika pagi ini dia di persulit oleh adik dan ibunya saat dia akan berangkat ke kampus. Apalagi didepan dosen killer itu.

Melihat Jaselyn yang enggan untuk menjawab, dosen pun akhirnya mempersilahkan Jaselyn untuk duduk di kursinya.

"Karena ini adalah kali pertama kamu terlambat, maka saya memaafkan mu. Pergilah ke tempat duduk mu." Ucap sang dosen.

Para mahasiswa didalam kelas terperangah mendengar ucapan dosen mereka, yang membolehkan Jaselyn untuk duduk untuk mengikuti kelasnya tanpa hukuman apapun.

"Baik, terima kasih pak." Ucap Jaselyn.

Jaselyn berjalan ke kursi kosong yang ada di deretan paling belakang, karena dia tidak ingin di tatap oleh para mahasiswa yang masih tidak percaya dengan keputusan dosen mereka itu padanya.

Setelah semua mahasiswa tenang, dosen meneruskan materi yang sempat tertunda karena kedatangan Jaselyn tadi.

Jaselyn Stuart adalah wanita yang bisa dikatakan sempurna di kalangan para wanita. Bagaimana tidak? Dia mempunyai postur tubuh yang tinggi, kulit bersih seperti tanpa noda, wajah yang cantik, senyum manis, dan otak yang pintar. Bahkan para dosen kadang meminta bantuan pada Jaselyn untuk memeriksa tugas para mahasiswa.

Namun di balik itu semua, kehidupan Jaselyn sangat jauh berbeda dengan apa yang di pikirkan oleh teman-temannya, yang mengira jika kehidupan Jaselyn sangat bahagia, karena dia adalah anak sulung dari keluarga Stuart. Keluarga terkaya nomor 4 di negara Y itu.

...----------------...

CEO yang berhasil naik ke posisi 2 orang kaya di negara Y, dan menjadi pusat perhatian karena telah membawa perusahaannya masuk kedalam lingkup 3 perushaan besar di dunia, tengah duduk di depan meja kerjanya di dalam kantor perusahaan miliknya.

Alex, kini tengah menatap lekat sebuah dokumen dari sekertarisnya, dia membaca dokumen itu dengan sangat serius. Sementara seorang sekertarisnya berdiri dengan setia di depan meja kerjanya.

"Apa yang dia lakukan akhir-akhir ini?" Tanya Alex pada sekertarisnya.

"Dia melakukan hal biasa yang dia lakukan oleh para mahasiswa pada umumnya, tuan. Pergi ke universitas, belajar dengan temannya, dan dia juga bekerja paruh waktu jika kuliahnya hanya setengah hari." Jawab Leon yang tidak lain adalah sekertaris Alex.

Alex yang mendengar itu hanya mengangguk tanpa menatap Leon yang berdiri di depannya.

"Lakukan semua rencananya minggu depan. Sudah terlalu lama keluarga itu hidup bahagia dengan uang keluarga Dominic." Ucap Alex seraya meletakan dokumen yang dia baca.

"Baik tuan.Tapi tentang Jaselyn Stuart....."

"Bawa dia ke mansion di pinggir kota. Aku sendiri yang akan memberikan dia hukuman disana."

Leon yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun di kediaman Dominic mengerti bagaimana hidup Alex.

"Maaf tuan, tapi Jaselyn Stuart....."

"Kenapa? Dia juga anak pak tua Stuart itu. Jadi dia juga harus ikut di hukum, karena sama-sama menikmati kekayaan keluargaku." Alex menatap tajam Leon.

Leon menundukkan kepalanya karena tatapan tajam dari Alex, dia merasa sedikit ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya mengenai Jaselyn Stuart pada Alex.

Namun dia sangat paham bagaimana sifat bos nya itu, dan itu mampu membuatnya hanya bisa diam tanpa memberitahu apapun pada Alex tentang Jaselyn Stuart yang sebenarnya karena takut.

Alex kembali melihat dokumen yang ada di atas meja, senyum devi*l tersungging dengan jelas di bibirnya.

"Robert Stuart, tunggu saja. Kau tidak akan lama tertawa bahagia, karena aku sudah datang untuk menghancurkan semua keluarga mu."

ddrrrrrrrtttt

Sebuah pesan masuk ke ponsel Alex. Setelah melihat siapa yang mengirim pesan itu Alex hanya berdecak, Alex tidak berniat untuk membalas pesan tersebut.

"Carikan baju untuk Amanda, dan setelah siap bawa dia ke club biasa untuk menemani tuan Arnold. Wanita itu benar-benar menggangu, sudah saatnya memberi dia pelajaran agar tidak mengganggu hidup seorang Dominic Alexander lagi." Ucap Alex.

"Baik tuan."

Setelah itu Leon keluar dari ruang kerja itu untuk melakukan apa yang di perintahkan Alex padanya.

Alex berdiri dan berjalan menuju jendela besar di ruang kerjanya. Dia kembali menatap sebuah gedung yang tidak begitu jauh dari gedung tempat dia berdiri. Tangan Alex mengepal melihat gedung perusahaan itu.

"Aku akan mengambil kembali semua yang telah kalian curi dari keluarga ku. Walaupun aku harus meruntuhkan bangunan yang sudah ayahku dirikan dengan susah payah itu."

Alex masih sangat ingat bagaimana perlakuan keluarga Robert 17 tahun yang lalu. Meski telah berlalu begitu lama, tetapi perkataan mereka masih sangat Alex ingat sampai sekarang, dan itu yang membuat Alex mampu mencapai kesuksesan seperti saat ini.

Part 3

Di kantin salah satu universitas negara Y, Jaselyn sedang menikmati makanan yang telah dia beli bersama teman baiknya, Dinnie.

"Jaselyn, katakan padaku kenapa kau hari ini terlambat di kelas dosen kita yang killer itu?" Tanya Dinnie yang duduk di depan Jaselyn.

"Aku membantu Monica dan mama tadi pagi, makanya aku terlambat datang ke kampus."

Dinnie menatap Jaselyn dengan curiga, dia tahu temannya ini tidak pandai berbohong.

"Kau tahu, kau tidak pandai berbohong. Tapi kau malah berbohong didepan ku." Ucap Dinnie.

Jaselyn tahu akan hal itu, karena mereka sudah berteman lebih dari 8 tahun. Dinnie juga tahu bagaimana perlakuan keluarga Stuart padanya sejak 8 tahun yang lalu.

"Hah, Monica itu pasti membuatmu sulit untuk melangkah keluar pagi ini bukan? Dia memang tidak pernah mau melihat mu hidup dengan mudah, begitu juga dengan orang tuamu. Aku sampai heran kau ini anak kandung mereka atau bukan." Ucap Dinnie kesal.

"Dinnie. Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Mereka orang tuaku, keluarga ku."

"Iya aku tahu. Tapi apa kau tidak ingat perlakuan mereka terhadapmu? Bahkan saat Monica pernah membuatmu hampir mati, mereka tidak memarahinya dan membiarkan masalah itu begitu saja, seolah kamu memang pantas mendapatkan itu."

"Dinnie cukup."

Dinnie hanya menghela nafas. Dia tidak tahu apa yang ada di otak temannya itu, Jaselyn orang sangat pintar, tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas bagimana keluarganya memperlakukan dia dan adiknya dengan begitu berbeda.

"Baiklah, maaf karena aku membuatmu tidak nyaman tadi. Aku hanya mengatakan apa yang ingin aku katakan tentang sikap keluargamu padamu. Karena sudah bertahun-tahun mereka memperlakukanmu dengan tidak adil."

Dinnie berdiri dan meninggalkan Jaselyn sendirian disana.

Jaselyn tiba-tiba memikirkan apa yang di katakan oleh Dinnie, tentang bagaimana perlakuan kedua orang tuanya yang berubah padanya setelah kelahiran Monica, terlebih setelah mereka masuk sekolah menengah.

"Jaselyn apa yang kau pikirkan? Mereka orang tuamu, mereka keluargamu, dasar b*doh."

Setelah menghabiskan makanannya, Jaselyn pergi ke tempat kerja paruh waktunya, karena hari ini jadwal mata kuliah hanya dua. Dan Jaselyn menggunakan waktu luang untuk bekerja di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari perusahaan milik Alex.

Ya, walaupun dia berasal dari kalangan orang kaya, namun dia harus menanggung biaya hidupnya sendiri, karena Robert Stuart hanya memberikan uang untuk biaya kuliahnya saja.

...----------------...

Dentuman suara musik di salah satu club terkenal di negara Y, menemani seorang laki-laki yang tengah duduk sendirian didepan meja bartender. Pria itu adalah Brian Dominic, satu-satunya adik Alex.

Brian menatap minuman yang sudah dia pesan, dia masih memainkan minuman itu tanpa meminumnya.

Sebuah tepukan pada bahunya membuat Brian sedikit tersentak. Brian menoleh dan mendapati seseorang yang sudah dia tunggu berdiri di sampingnya.

"Maaf aku terlambat." Ucap laki-laki yang tak lain adalah kakaknya sendiri, Alex.

Alex duduk di samping kursi adiknya, lalu memesan minuman pada bartender yang berdiri tepat didepannya.

"Ada apa? Tumben sekali mengajak kakak kesini?" Tanya Alex seraya menatap adiknya.

Brian menggelengkan kepala lalu menyesap sedikit minumannya. Alex tahu adiknya sedang mempunyai masalah, itu sebabnya dia mengajak dirinya keluar.

"Ayolah katakan padaku, apa yang sudah terjadi sehingga kau mengajak kakak mu ini kesini." Ucap Alex lagi.

Alex menatap adiknya, mencoba mencari tahu apa yang tengah terjadi pada adik satu-satunya ini.

Perlahan Brian menghela nafas, lalu meminum kembali minumannya. Kemudian Brian tersenyum seolah sedang mengejek dirinya sendiri.

Alex semakin bingung akan adiknya itu, tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun jika memang adiknya tidak mau berkata apa-apa padanya.

Alex mengambil minuman yang telah tersaji didepannya lalu meminumnya.

"Laura akan bertunangan besok lusa, dengan laki-laki yang di jodohkan oleh kakeknya." Ucap Brian yang memainkan kembali gelas minumannya.

Alex mengangguk mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Brian. Dia lalu menepuk bahu adiknya.

"Bukankah sudah aku katakan padamu sebelumnya, jika keluarga itu tidak akan menerima orang yang tidak bisa memberikan kekayaan atau keuntungan bagi mereka. Tapi kau malah tidak mau mendengarkan ucapan kakak."

Brian menunduk, dia kemudian meminum habis minumannya dalam sekali teguk. Alex hanya diam melihat itu, dia tahu adiknya sangat mencintai Laura, Putri dari keluarga William.

Namun Brian berpura-pura menjadi seorang karyawan biasa selama menjalin hubungan dengan Laura, itu karena dia ingin menunjukkan pada Alex jika apa yang dikatakan oleh kakaknya itu salah.

Alex memang sudah pernah memberitahu Brian, kalau keluarga William tidak akan setuju jika orang biasa masuk kedalam keluarga mereka. Tapi Brian tidak percaya, karena selama ini Laura tidak pernah meminta apapun darinya.

Dan hari ini apa yang pernah Alex katakan benar, Laura akan bertunangan dengan laki-laki lain yang bisa membuat keluarga William akan semakin di hormati di kalangan pebisnis.

"Walaupun dia bertunangan dengan orang lain, kau tetap harus memberikan selamat padanya bukan? Jadi besok lusa aku akan menemanimu kesana. Sudah saatnya mereka tahu siapa dirimu, Brian." Ucap Alex sambil merangkul bahu adiknya.

"Tapi kak..."

"Tidak ada tapi. Aku tidak akan membiarkan orang lain menyakiti keluargaku, kau tahu itu Brian."

Brian hanya mengangguk mendengar perkataan kakaknya itu. Dia tahu bagaimana Alex sangat melindungi dan menyayangi keluarganya, meskipun Brian sendiri sudah tahu jika dirinya bukanlah adik kandung dari Alex.

Setelah beberapa lama di club itu, Alex mengajak Brian untuk pulang. Dia tidak mau berlama-lama disana, karena dia tahu sejak tadi ada sepasang mata lapar yang ingin mendapatkan kepuasan darinya. Dan tentu saja Alex merasa jijik akan hal itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!