NovelToon NovelToon

TERIKAT PERJANJIAN BADBOY TAMPAN

Bab 6 Pusat Perhatian

Suasana pagi yang indah ditemani kicauan burung dari bilik jendela membangunkan ku untuk bangun dan bersiap.

drrrt

(alarm berbunyi)

06.00

"Semangat pagi dunia tipu-tipu, seperti aku seorang penipu hahaha..."

"meow.."

"Selamat pagi Leta aaa lucunya..." mengelus kucing kesayangan bernama Leta

"tunggu kalau gue pergi ke kampus siapa yang jaga Leta, apa gak apa-apa kalau sendirian disini" berfikir

"...."

Berfikir, tidak mungkin bawa kucing ke kampus itu terlalu gegabah, haruskah hubungi max. Ah tidak teringat kata-katanya untuk jangan menghubunginya kalau tidak penting.

"Ini kan penting oke aku telepon"

kring... kring... kring ...

"Halo? Max"

"Siapa ini?" terdengar suara perempuan menjawab telepon Max

Segera Alexa matikan ponsel itu, dengan hati berdebar siapa sosok wanita yang menjawab telepon Max, apa dia memang pria buruk.

^^^ 'apa jangan-jangan Max sedang bersama pacarnya, aduh Lexa gimana dong,'^^^

Lebih baik titip Leta di ibu asrama depan saja semoga dia juga suka kucing.

"benar itu ide bagus"

Akhirnya aku segera bergegas untuk membersihkan diri lalu sarapan dan siap-siap menuju kampus. Tak lupa ku titipkan Leta pada ibu penjaga asrama.

"Maaf Bu boleh Lexa titip kucing disini?" penuh harap

"Siapa yang memperbolehkan kamu membawa kucing masuk asrama" Penjaga Asrama

"emm it-u" cemas sepertinya aku terlalu gegabah

Sorot pandang mata jauh kulihat Max berdiri tepat di gerbang asrama dengan motor besarnya,

"Ini kucing milik pria itu Bu, namanya Max" menunjuk ke arah Max

"Max,,, oh iya iya silahkan, titipkan saja disini kapanpun kamu mau" Tersenyum sopan dan menunduk padaku

Heran dengan sikap penjaga asrama hari ini, awalnya seperti melarang Leta si kucing untuk tinggal, tapi setelah menunjuk Max dia jadi mengangguk dan tersenyum dengan sopan.

Tak aku hiraukan, Max yang sedari tadi menunggu di luar pagar asrama. Aku melangkah dan melewatinya begitu saja.

"Tunggu Lexa" Meraih tanganku

Aku memutar badanku bersiap marah padanya atas kejadian pagi tadi, jika dia sudah memiliki pasangan kenapa setuju dengan membuat perjanjian denganku itu hanya menguntungkan Max.

^^^'siapa wanita yang mengangkat teleponku itu'^^^

^^^Alexa cemburu ^^^

Ketika aku berbalik Max malah mencubit pipiku "sayang kenapa kamu mengabaikan gua.. euh lucunya, ayo kita ke kampus bareng" Max manja

"aduh sakit ..." terlihat banyak orang memperhatikan kami

Max berbisik "Dengar Lo itu peliharaan dan pacar gua saat ini, jadi sekarang kamu harus menuruti semua yang gua mau"

DEG

DEG

Kamipun pergi bersama menuju kampus dengan dingin. Benar saja Kampus sudah menjadi akrab denganku. tiba-tiba aku menjadi terkenal dan banyak yang mau berteman begitu saja, awalnya aku kesusahan untuk membaur kini terasa begitu mudah. Tentu saja popularitas Max berimbas padaku.

Max mengantarkan ku hingga kelas dengan senyuman tampan yang bikin wanita luluh dan tergoda.

"Waaa Lexa sekarang sampai berangkat bareng ya" Mona

"waaaa pakaian gue jadi wangi parfume capuccino" Sautku malu

"Benar siapa yang gak tertarik dengan Max huh harumnya" Reva

"Wea menghayal tinggi jatuh tersungkur haha, eh Lexa nanti pulang campus kerumah gue ya, ada acara hehe" Jeseelyn

"Itu tap-i"

"ayolah Lexa Lo gak pernah gabung, Lo bisa kok ajak Max buat ikut bener kan guys" Viona

"Right itu bener"

"oke deh, tapi aku tanya dulu ya takutnya dia ada rencana sama geng motornya"

"okidoki"

...----------------...

Hari berlalu tampak Ale tidak hadir, benar saja dia sakit dan tidak datang. Di tengah perpindahan pelajaran aku keluar kelas bersama temanku Max terus memandangiku dari kejauhan perlahan tersenyum malu. sesekali mengedipkan matanya.

^^^'Apa Max benar-benar jatuh cinta padamu' pikirku^^^

"cie-cie, dari sekian banyak wanita hanya Lexa yang ada di hati Max" Reva

Aku hanya tersenyum malu, Max demikian bergerombol anak muda membicarakan hubungan kami. Seandainya waktu stop disini saja, Mereka memandangku seorang yang hebat sekolah di kampus ternama, Memiliki pacar sekelas Max Julio dambaan para wanita. Mereka hanya tidak tau yang sebenarnya.

Hari paling terbaik yang pernah ku alami sepanjang pelajaran aku tersenyum, seolah ini bukan diriku. Tiba saat pulang kampus semua tampak berbeda. Max yang biasa datang mengunjungi ku kini tidak datang.

"Lexa tumben Max ga kesini?" Viona

"Mungkin sibuk Viona, tapi gak apa-apa"

"Pokonya ya Lexa nanti malam Lo harus datang ke Pesta, awas kalau gak dateng, gue bakal marah hehe" Jesselyn

"Iya gue usahakan ya semoga Max bisa ikut serta, tapi ngomong-ngomong Mona kemana? Perasaan dari tadi gak kelihatan" memperhatikan keadaan

"Iya ya kemana? Eh Vi Vi Lo juga datang kan sama Bram" Jesselyn

"Jelas pasti dia datang, kalau perlu satu geng dia bahwa hahaha" Viona

"Eh eh itu Mona, dari mana aja kita khawatir loh?" Reva

Mona tampak tergesa-gesa keringatnya bercucuran seperti sudah menyembunyikan sesuatu, berlari dari arah ruang dosen.

"Guys guys aduh gimana ya? Lexa lo pergi deh keruang disiplin gue lihat Max tadi disana sama wanita, haduh gawat" Mona

"Jangan-jangan" Reva

Tak banyak bicara aku berlari melihat apa yang terjadi, dengan perasaan kesal

^^^ 'Dasar otak mesum, pria sama saja Badboy' kesal^^^

"Eh Lexa tungguin kita"

Aku menyusul Max dan wanita itu di ruang kedisiplinan dan menunggu mereka keluar. Beberapa menit kemudian mereka keluar dengan bergandengan. Seketika amarahku memuncak melihat pemandangan yang tak ingin ku lihat tapi bagaimanapun aku dan max terhalang perjanjian. Tidak ada gunanya jika aku memarahinya. Jika aku melakukannya maka gosip akan semakin menyebar.

Menghela nafas,

"..."

"Hai sayang, kamu habis ngapain disini? Aku nungguin kamu loh gue kira sudah pulang?" Tersenyum pada Max dan melirik sinis pada wanita di sampingnya

"Maaf yah honey sayangku jangan marah ya, wanita ini mencuri ponselku jadi tidak dapat mengabarimu maaf membuat pujaanku khawatir ya, dan Lo sudah sana pergi" Max menunjuk wanita yang tidak dikenalnya itu

"Yasudah mari kita pulang, tapi sebelum itu belikan eskrim ya" Menggandeng Max

"Tentu saja apapun untuk pujaan hatiku" Max

"Eh guys kita pulang ya bye-bye" Pergi meninggalkan mereka

"bye Lexa jangan lupa ya malam ini" Jesselyn teriak

...----------------...

Diperjalanan Max membawaku ke toko eskrim, aku membeli banyak eskrim kemasan untuk ku bungkus dan bawa pulang.

"Lo buat apa beli eskrim banyak begitu" Max

"buat ngademin yang ada di dalam hatiku, huh panas"

"Haha Lo cemburu dengan wanita itu, tenang saja peliharaan gua cuma kamu" Max

Max masih menganggapku peliharaan sungguh keterlaluan.

"Cemburu, haha gue? Gak level pokonya Lo malam ini harus ikut denganku ke acara Jesselyn" tegasku

"Gak bisa hari ini ada janji sama teman geng, ada masalah disana" Max

"Max Lo udah janji loh mau bantuin gue, kali ini gue butuh banget please, mereka sepertinya masih ragu tentang hubungan kita" memohon

"Gak bisa Alexa keputusan mutlak!" max yakin

"Kalau begitu besok kucingnya gue kasih ke Pet house ble" Sambil menjilati Eskrim

"Huh Lexa, oke deh dengan catatan Lo harus menuruti semua perintah tanpa kecuali, setuju" Max

"Tanpa kecuali, emm oke gampang" Sautku enteng

"Sini eskrim Lo, gua juga mau" Max merebut eskrim yang ku pegang

"Eh itu bekas gue Max" malu

Max melahap eskrim hanya sekali suap, hari ini sepertinya kami sudah saling membaik terlihat Max mulai perhatian padaku. Setelah itu, Max mengantarkanku pulang menuju asrama.

"Pegangan ngebut nih" Max

Brrrmmm Brmmm

"Aaaa Max dasar, nanti jatuh nyebelin"

Sampai gerbang tak lupa aku memberitahu waktu acara di mulai jam 8 malam.

"Awas jangan telat, eh iya nanti Leta gue simpan dimana?" pikirku

"Leta siapa?"

"Kucingmu gue namai dia Leta"

"Bawa gromming biaya gua tanggung sudah ya sampai ketemu nanti malam" Max melaju pergi dengan motor besarnya

Brrmm

"Inget ya jam 8 malam" teriakku

Sampai asrama tak lupa ku bawa Leta masuk tertulis aturan keluar masuk asrama sampai jam 10 malam dengan begitu waktu acara cukup 2 jam dan besoknya adalah hari libur memang paling mantap. Sepertinya hari demi hari semakin membaik.

"Aaa good job Alexa"

"Meow"

"Kamu juga Leta, aaa sahabatku sudah tak sabar ya mau gromming hihi, sekarang lebih baik kita istirahat dulu kan"

Aku membersihkan diri dan berganti pakaian lalu membaringkan badanku sesekali ku lihat grup chat

[Jesselyn]

[Alexa awas datang ya]

[Alexa]

[Tentu saja]

[Viona]

[Max juga datang kan]

[Alexa]

[Yaps]

[Mona]

[Aduh guys pacar gue tidak bisa datang gak apa-apa ya, dia sibuk katanya]

[Reva]

[Tenang kan ada gue dan Jesselyn yang masih jomblo ya kan Jes?]

[Jesselyn]

[iyaps, ini acara welcome dari papa gue, nanti kenalan deh sama undangan lain, oh iya gue sharelocation ya, sampai ketemu nanti guys]

***

Di sore harinya aku kedatangan paket yang tidak ku pesan, bertuliskan untuk Alexa Gabriela kamar nomer 605.

Kring kring

"Maaf ka ini atas nama Lexa, saya go Brab yang mengantarkan pesanan sudah sampai di bawah Asrama"

"Pesanan sepertinya salah orang deh mas, aku gak merasa pesan barang"

"Disini tertulis penerima si kucing Alexa Gabriela"

"...Max.."

"Oke tunggu aku turun mas"

Setelah mengambil barang terlihat notif ponsel berbunyi,

[Max]

[Sudah diterima barangnya, pakai itu saat pergi]

Saat ku buka barang dari Max seketika aku di buat kagum,

"Jumpsuit, beneran gak salah ke pesta pakai ini tapi bagus juga"

Sebuah kado Jumsuit bernama abu tua dan sebuah kalung bunga melingkar tepat di leherku,

[Alexa]

[Oke thanks, aku suka]

Rasa tak sabar akan bertemu Max tepat di malam ini, sore harinya aku masih belajar tutorial makeup untuk acara ditemani Leta si kucing manis yang menggemaskan sambil mendengar musik kesukaanku

Tiba ku dengar notifikasi ponsel dari Pak Brayn.

"Para mahasiswa semua terkhusus Murid saya, mohon do'anya sodara Aleandro masuk ICU"

DEG

DEG

"Apa Al masuk rumah sakit sampai di ICU?"

.

.

.

.

Bagaimana kisah selanjutnya apakah Max akan menemani Alexa ke Party Jesselyn?

atau menemani adiknya Aleandro?

Bab 7 Ungkapan Mengejutkan

Tiba waktu Pesta sebentar lagi di mulai.

(07.00) malam

Aku mengenakan Jumsuit yang diberikan Max, tak lupa membawa Leta kucing kesayangan Max.

"Leta sayangku maafkan aku ya sekarang harus pergi pesta, hmmm pulang nanti janji main bersama ya" mengelus kucing kesayangannya

"meow"

Tiba notif ponsel berbunyi "Lexa turun" Max

segera ku rapikan diri dan turun, Max terlihat keren dengan menggunakan kemeja dibalut Jaket kulit hitam dan celana skinny, menggenakan helm full face dan bersandar di motor besarnya. Aku menghampiri dan terkagum.

"ini benar Max pacarku waaa tampannya"

"Menurutmu? bawa apa itu?" Max meperhatikan kotak berisi kucing yang ku bawa.

"Oh ini Leta nanti kita mampir ke pethouse dulu ya, please" memohon manja

"Baiklah, ini helm buat pacar, ayo naik" Max

"Waaa helmnya keren banget, ini gimana cara pakainya, ternyata diam-diam Lo perhatian ya hihi makasih?"

"..huh.."

"Tapi Max, gue denger Al masuk ICU apa dia tidak baik-baik saja?" tanyaku

Max membantu memakaikan helm padaku,

"Lo kenal adik gua?" Max

"tentu saja semua siswa membicarakan itu, diakan sekelas dengan gue, baru tahu ya hih kemana aja"

"ohh, hmm Lexa sayang tidak perlu tau ya" Max

"..."

^^^'apa Max cemburu?'^^^

Max menghela nafas, mungkin saj saat ini dia cemburu saat aku bertanya tentang adiknya Aleandro. Lalu aku beranjak menaiki motor.

^^^'Pantas saja Max menyuruhku menggunakan Jumsuit biar mudah naek motor, tapi ngomong-ngomong bukannya Aleandro ke kampus diantar supir ya? Kenapa gak pake mobil saja biar keren, apa sih gue ngomongnya gadis miskin seperti gue banyak maunya huh di tolongin juga syukur' Tak lupa mampir ke pethouse untuk menitipkan Leta^^^

Brmmmm

...----------------...

Sesampai disana kami di sambut dengan baik, suasana tampak meriah makanan mewah dan banyak sekali lampu berwarna-warni.

"Hai Lexa welcome in my party" Jesselyn

"Hai Jess, wah meriah sekali ya"

"Tentu dong perusahaan papa gue sekarang punya cabang di luar negeri, jadi kami sepakat mengadakan party kecil sih tapi semoga kalian semua terhibur ya" Jeseelyn

"Waaa selamat ya Jess, gue seneng banget dengernya" antusias

Ini adalah pesta termewah yang aku datangain, jadi seperti inikah kehidupan orang-orang kaya. Mereka banyak menghamburkan uang. Bagiku ini pesta yang besar

"Hey guys sudah sampai" Reva

"Baju Lo keren banget Lexa cocok sekali, Tapi Max mana?"

"Max?"

Aku perhatikan sekeliling Max tidak ada,

^^^'Max kemana?' ^^^

M Loasih terlihat motor di parkiran tapi Max belum juga tampak. Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari ruang pesta, aku bergegas melihat apa yang terjadi. Ku lihat Max bertengkar dengan salah satu orang di ruangan itu.

"Oh jadi Lo sembunyi di balik Pesta ini ha! Jawab gua!" Max

Bugh!

Memukul pria dihadapannya sampai tersungkur jatuh kelantai

"Hahaha bodoh" pria itu

"Jawab! Atau Lo mati ditangan gua" Max menatap tajam penuh amarah

"Bagaimana Lo suka? Al tidak ada apa-apanya hahaha" pria itu berbisik pelan dan tertawa

Kemarahan Max semakin naik pitam akan memukul kembali pria di depannya, Segera ku berlari dan berusaha menenangkannya. Sungguh saat itu aku tidak tau apa yang terjadi.

"Max tenang ada apa?"

Max masih berusaha untuk melawan, aku memeluknya sambil mengelus punggungnya

"Cukup Max, aku di sini ku mohon tenangkan dirimu?"

Kepalan tangannya masih kuat sepertinya dia berusaha untuk menahan rasa sakit yang ada pada diri. Aku masih menggenggam Max dan terus memeluknya, Lalu teman yang lain berusaha membantu Pria itu yang masih tersadar dan berusaha untuk bangun.

Ku lihat Viona menangis membantu pria itu,

^^^ 'apakah itu Bram pacarnya Viona yang selalu dia ceritakan?'^^^

"Kamu gak apa-apakan Max?" Menyentuh lembut pipinya

"Tidak mari kita pulang?" Max

Mengajakku pergi meninggalkan pesta itu, tiba-tiba Bram bangun dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan

"Tunggu Max Julio," lantang

"Selanjutnya adalah gadis ini" Bram mendekat berbisik

Dengan enteng Max langsung meninju Bram dengan tangan kanan tepat di hidungnya, hingga Bram jatuh pingsan dan berdarah. Aku yang terkejut refleks membantu Bram yang jatuh terkapar tak sadarkan diri dibantu teman-teman yang lain.

"Max apa yang kamu lakukan? Tanggung jawab sekarang!" Sautku marah

"Ayo pulang Alexa" Max

"Engga! Sebelum Lo tanggung jawab semua kekacauan ini"

"Alexa pulang!" Max membentak

"pokoknya Lo harus tanggung jawab!"

"paham, sudahlah gua pergi" Max

"Max..... Max.. mau kemana? Max ..."

Max berlanjut pergi mengendarai motornya meninggalkanku ditengah pesta, malam ini terjadi begitu cepat. Bram masih tak sadarkan diri.

"Viona maafkan Max ya," menenangkan Viona yang sedari tadi menangis melihat Bram yang babak belur.

Akhirnya Bram dibawa kerumah sakit dan acara masih tetap dilanjutkan dan mulai kondusif seperti awal.

"Perhatian semuanya tenang Bram sudah mendapatkan perawatan, semoga lekas membaik, seperti yang kalian tahu Max adalah Geng motor berandalan yang tengah berduka karena kini Al adiknya berada di ICU dengan itu kami mohon harap kalian semua mengerti. Tanpa memperpanjang masalah Alexa selaku perempuan yang di cintai Max mengakui tindakan Max adalah salah, maka dari itu beliau telah meminta maaf atas kerusahan yang terjadi, Terimakasih.."

"Lets start Begin"

Pesta di mulai Jesselyn dan Reva terlihat asik berjoget di tengah sisi kolam dari DJ kesukaan mereka. Aku masih terduduk di samping Viona yang sedari tadi termenung sendirian. Pasti dia shock melihat apa yang terjadi pada pacarnya.

"Viona gue gak melihat Mona ya? dia kemana"

"entahlah dia pasti tau sesuatu" Viona

"Maksudnya tau apa?"

"Lexa boleh gue bicara berdua saja dengan Lo?" Viona

"Tentu saja"

"Jangan disini terlalu banyak mata-mata mari kita pergi ketempat yang lebih tenang" Viona

Aku dan Viona berjalan keluar dari Party Jesselyn, dia mengajakku ke luar jauh dari keramaian. Tempatnya memang agak jauh dari acara tersebut. Hanya penerangan jalan umum terlihat.

Sesampai di sebuah tempat yang sepi.

"Lexa Lo anak baik, sebelum makin jauh lebih baik kamu tinggalkan Grup kita atau lepaskan Max" Viona

DEG

DEG

Perkataan Viona membuatku terkejut,

^^^'apa yang dia inginkan kali ini? Aku merasa dalam situasi yang kacau'^^^

"Maksud kamu?"

"gue sangat sayang kamu Lexa, Lo orang baik jangan pernah percaya kata teman-temanmu, terlebih Jesselyn?" Viona

"Viona gue tidak mengerti maksud Lo apa? Kamu kecewa padaku karena Bram masuk rumah sakit gitu?"

"Bram adalah anak geng motor BLACK TANDER , geng motor itu saingan terbesar ARGALA dan max adalah ketuanya, dari dulu kedua geng motor itu selalu berselisih? alasanya kamu cari tau sendiri?"

"..." diam kebingungan

"Dia anak yang baik, Bram hanya kambing hitam, semua ini karena hasutan Jesselyn, Bram rela masuk geng motor dengan imbalan mendapat harta 30% dari laba perusahaan luar negeri" Viona

"Viona maaf gue masih tidak mengerti apa maksudmu, jadi semua ini ulah Jesselyn"

"Sekarang terserah Lo,"

"Diam sebagai umpan atau terjun ke jurang curam" Viona

Jadi semua ini sudah direncanakan, tapi tujuannya untuk apa? aku kira Viona yang menyembunyikan rahasia besar tapi ternyata Jesselyn. orang yang pertama menerimaku di grup mereka.

.

.

.

.

makin seru ya 🤭 bagaimana kelanjutannya? yok Next Episode

Bab 8 Bermuka Dua

Meski begitu aku lebih mempercayai Jesselyn dari pada Viona. Jika memang ini semua ulah Jesselyn untuk apa dia berprilaku baik padaku atau semua itu hanya kedok, apa tujuan Jesselyn melakukan itu. Pasti itu semua bohong, aku tidak punya masalah dengan mereka terlebih Viona mungkin ini ada sangkut pautnya dengan Max, aku harus mencari taunya.

"Lebih baik sekarang kita balik Viona, mereka pasti mencari kita"

"Tentu, Lexa tolong pikirkan baik-baik ucapan ku tadi" Viona

Lalu kami berjalan ke tempat acara,

"Sebenarnya Vi, gue masih tidak mengerti dan belum mepercayai Lo sepenuhnya, gue terlalu baru untuk tau" gumamku

"Semuanya terserah padamu, suatu saat nanti Lo mengerti.. Tanyakan semua pada Max agar Lo lebih paham dan tolong jaga rahasia ini, ketika sampai disana bersikap biasalah karena banyak orang bermuka dua" Viona

Sesampai disana benar Jesselyn dan Reva mencari aku dan Viona, mereka tampak khawatir atas kejadian yang menimpa Bram pacar Viona.

"Kalian dari mana saja sih? gue khawatir tau gak" Jesselyn

"Iya Viona, Lo gak apa-apakan tenang saja kita selalu ada buat kamu" Reva

"Lexa kamu okay kan, dari mana sih gue takut kamu juga pergi seperti Max" Jesselyn menggandeng tanganku

"Tidak ko tadi gue meminta maaf secara pribadi pada Viona tentang perbuatan Max, itu saja"

"Syukurlah, sekarang ayok kita kesana DJ nya keren banget loh yuk" Jesselyn

"Kalian saja gue duduk disini ya" Viona sambil terduduk

"Lo yakin Vi" Reva

"Iya nikmatilah pestanya, gue lihat saja... hati gue sedang kacau" Viona

Jesselyn menarik tangan dan mengajakku menari ditepi kolam sangat dekat dengan pemain musik DJ itu.

"Gimana Lex keren kan ah gue suka banget malam ini" Jesselyn menari kegirangan

"Guys sayang banget Mona gak ada ya" Reva menghampiri

Mereka asik menari dan berjoget bersama tiba saat ponsel bergetar. Ternyata itu Max

"Halo Max ada apa?"

"Gua di depan ayo pulang sudah jam 10 malam" Max

"Apa gimana, suaranya gak kedengaran ini dekat Musik" jawabku

*

*

*

Tiba-tiba Alexa terjatuh ke dalam kolam setinggi 2 meter, aku merasa ada seorang yang menyenggolku yang mengakibatkan aku tercebur.

Byar!

"Tolong"

belubup

"Tolong"

"Jesselyn tolong gue" berusaha meminta bantuan di tengah acara, mereka tampak mematikan musik DJ dan yang lain teriak histeris.

Kejadian naas tak dapat dihindari, ku lihat samar Jesselyn tersenyum dari kejauhan melihatku sesak dan hampir tenggelam terdengar suara Max karena ponsel masih melingkar di leherku.

"Alexa ada apa? Halo Lexa" Max

Dengan suara pelan "Max Help"

"Lexa halo Lexa" Max

^^^'aku menyerah jika saatnya pergi semua akan baik-baik saja, kembali bersamamu Aleta mungkin saat itu kamu hanyut di sungai merasakan apa yang sedang kurasakan saat ini, mari kita bertemu Aleta' memejamkan mata.^^^

Max berlari dari depan menolong Alexa dia membuka jaket kulitnya lalu terjun ke dalam kolam berusaha menyelamatkan Lexa. Max berusaha membangunkan dan sesekali memberi nafas buatan namun Lexa tidak kunjung sadar. Jesselyn dan Reva datang menangis.

"Ya ampun Lexa, bangun ko sampai jatuh sih?" Jesselyn

"Kalau terjadi apa-apa dengan Lexa, akan gua buat perhitungan untuk kalian semua!" Max menatap tajam tegas, tidak ada yang berani menolongku ketika Max datang, bahkan sekedar menelpon ambulan. Mereka malah mundur beberapa langkah.

"Max bukan kami penyebab semuanya, ini hanya kecelakaan" Reva

"Uhuk uhuk" Lexa terbangun

"sayang kamu baik, syukurlah" Max langsung memeluk tubuhku

Kulihat tatapan Max begitu cemas, biasanya ayah selalu ada disaat aku seperti ini, rasanya Max menjadi pelindung pengganti ayah disini.

"Max.. gue takut" memeluk Max

"Tenang, sekarang mari kita pulang" Max

"Iya"

Akhirnya Lexa meninggalkan Pesta itu, dengan keadaan baju yang basah kuyup tak lupa Max mengambil jaket kulitnya dan pergi sambil menggendongku.

...----------------...

"Ni pakai jaketnya nanti masuk angin" Max memberikan jaketnya padaku

"Tapi Lo juga basah kuyup" pikirku

Kulihat Max dengan kemeja hitam pendek yang basah terlihat dadanya begitu transparan seperti roti dan rambut yang acak-acakan.

"Basah aja tampan ya kamu" Sautku

"Maksudmu!" Max

"Ah tidak terimakasih sudah kembali menjemput gue disini" membungkuk

"Sudah ayo naik, pacar gua tidak boleh kedinginan" memasangkan helm untukku

DEG

"...."

"Peluk gua agar badanmu hangat" Max memegang tanganku

Hatiku berdegup kencang, mendengar perkataan Max apakah artinya dia menganggap ku pacar sungguhan.

"Emm tapi itu kita emmm basah itu .." gugup

"Ikuti perintah Lexa, karena Lo juga gua basah seperti ini" Max

Brrmmm

"Iya siap komandan"

...----------------...

Sepanjang perjalanan Aku memeluk Max yang tepat berada di depanku dengan keadaan baju yang basah kuyup, hujanpun tak turun, saat itu malam cerah dipenuhi Bintang, hanya kami yang kebasahan. Max menjalankan motornya dengan sangat hati-hati tentu saja mengendari motor di malam hari dengan kondisi baju yang basah pasti sangat menyiksa.

Max berhenti di sebuah ruko yang tertulis

"BaseCamp"

"Lexa kita bermalam Disni" Max

"Tapi Max, gue malu... lebih baik antar saja gue pulang ke asrama" Sautku

"Kamu lihat sekarang jam berapa?" Max

Waktu menunjukan pukul 23.00.

"Ini serius jam 11 malam waktu memang tak terasa ya"

"Sudah ayo masuk" Max

Ku lihat beberapa laki-laki yang menjaga basecamp tersebut, mereka menyapa kehadiran kami.

"Hai bro aman semua"

"Aman" Max

"Habis dari mana Lo nyemplung di got"

"Wah bener nih hahaha ... habis nolong kucing gua jatuh ke kolam noh" Max melirik ke arahku

"Hahaha jatuh ke kolam ikan ya, lapar kali dia belum makan"

^^^'Menyebalkan semua mengejekku, apa katanya kucing? gue Lexa hih Max bikin aku kesal saja''^^^

"Oh satu lagi jangan ada yang ganggu pacar gua malam ini, wanitaku butuh istirahat interogasi pengenalan dilakukan besok pagi.. sekarang semuanya beristirahatlah, Besok kita harus bersiap perang" timpal Max

Tertulis nama Basecamp Argala kini aku mengerti, Max adalah ketua sekaligus pembentuk geng motor Argala, banyak lagi nama geng motor lainnya salah satunya Blacktunder yang merupakan musuh bebuyutan mereka.

"Hey sedang apa sayangku, kamu pasti kedinginankan, ayo ikut" Max berjalan ke tangga.

^^^'aku dibawa kemana? apakah Max akan bermacam-macam denganku'^^^

Aku mengikuti Max kelantai dua disana lebih luas seperti rumah biasa. Max mengetuk salah satu pintu di kamar itu. Keluarlah seorang ibu paruh baya yang ku kira adalah mama Max.

"Selamat malam tante" sapa ku

"Eh Raden sudah pulang, maaf bibi ketiduran"

^^^'Apa bibi?'^^^

GUBRAK

"Maaf Bi, pinjamkan Lexa baju ya dia habis nyebur di kolam ikan hikshiks" Max tertawa kecil

"Max.."

"Sudah ya sekarang kamu istirahat tolong jaga kan Alexa untukku bi" Max

Lalu max beranjak pergi,

Bibi mengajakku ke kamar sembari meminjamkan bajunya.

"Ayo nak sini, kamu bisa pakai kamar mandi sebelah sana dan ini bajunya"

Segera ku membersihan diri dan memakai daster milik bibi. Meski pakaian yang ku pakai terlalu kebesaran.

"Makasih bi, maaf aku kira bibi mama nya Max" tanyaku

"Ehehe bukan, bibi hanya pembantu di rumah ini, non ini pacarnya Max" bibi

"Ah iya aku Lexa, kalau boleh tau emangnya Max tinggal disini? Aleandro juga?"

"Non kenal bang Ale?" Bibi

"Dia teman sekelas ku bi, kebetulan kakaknya malah jadi pacarku hehe"

"Kisah yang rumit kasihan keluarga Regastara, Ale dan Max terpisah jauh sejak kemunculan ibu tirinya, sebab itu Max pergi dari rumah, namun tuan Regas mempercayakan sepenuhnya kepada bibi untuk menjaga Max seperti yang non tau menjaga anak laki-laki lebih susah dari pada perempuan, sementara Aleandro ikut bersama Tuan Regas" bibi

"Oh gitu maaf aku tidak tau, emang ibu tirinya Max jahat ya"

"Soal itu bibi tidak tau hanya Max saja yang mengerti ibu tirinya itu, sudah sekarang lebih baik non Lexa tidur ada seorang yang menunggu di kamar ayok?"

.

.

.

.

.

Menunggu di kamar tidak jangan-jangan dia Max, apa yang akan dia perbuat padaku malam ini.

"Bibi tak bisakah aku tidur dengan bibi saja malam ini" takut

"Non tenang saja ruangannya tepat disebelah kamar bibi ko, yuk bibi antar" bibi

DEG

DEG

DEG

Bibi membukakan pintu kamar sebelah untukku, aku menutup mata ketakutan karena pikiranku Max lah yang ada dikamar ini.

^^^'apa yang terjadi padaku malam ini'^^^

Krrrtt

.

.

.

.

Apa yang terjadi dengan keluarga Regastara?

Kenapa ARGALA dan BLACKTUNDER saling bermusuhan

Next episode

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!