NovelToon NovelToon

Borgol Cinta Pak Polisi

Part 1

...Ketahuilah :...

...“Tak banyak orang yang menganggap kekuasaan sebagai borgol, lebih banyak yang melihatnya sebagai gelang emas yang bisa bikin orang iri”...

Happy reading💗😘

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Jadi kita akan kembali ke Indonesia esok lusa kan Om untuk memberi kejutan pada Papa?” tanya Kezia pada Damian yang sedang sibuk menyetir. Kezia menatap penuh harap pada Damian berharap permintaanya untuk pulang ke Indonesia di kabulkan. Bukan tanpa alasan Kezia ingin pulang esok lusa, anak manis itu hanya ingin memberi kejutan ulang tahun pada papanya.

“Kezia, Om tidak bisa mengiyakan permintaanmu ini. Aku perlu izin pada Papamu baru bisa mengiyakan keinginanmu untuk pulang. Kau pasti sangat tahu bagaimana kerasnya watak Papamu bukan” terang Damian berharap gadis 19 tahun itu mau mengerti.

Mendengar itu Kezia langsung memutar bola matanya malas. Sudah jauh hari sebelumnya Ia membicarakan hal ini pada Damian namun jawabannya tetap saja sama. Kezia yang muak langsung memalingkan wajahnya ke arah kaca dan tidak mau melanjutkan pembicaraan yang tadi.

Melihat itu Damian hanya bisa menghela nafasnya. Bukan tanpa sebab dirinya tidak bisa mengiyakan permintaan dari anak majikannya ini. Namun, itu adalah perintah dari Papanya sendiri, Kezia tidak bisa pulang ke Indonesia tanpa izin dari Tuan William, papa dari Kezia.

“Maaf Nona” ucap Damian pelan. Sebenarnya ada rasa tidak tega melihat Kezia jadi merajuk seperti itu. Damian sangat tahu betul bagaimana kehidupan kecil Kezia yang bisa di katakan cukup jauh dari masa bahagia anak-anak yang seumuran dengannya.

Ya, Kezia lahir tanpa kasih sayang dari seorang ibu. Ibunya meninggal ketika melahirkannya akibat mengalami pendarahan yang cukup parah. Saudara? Kezia juga tidak punya, dia adalah anak semata wayang. Dan mengenai kerabat dari keluarga ayahnya mau pun ibunya sudah tidak ada lagi akibat pembantaian dari beberapa klan mafia. Kezia hanya memiliki seorang ayah, itu adalah keluarga satu-satunya yang Ia punya.

Meski pun Kezia menjadi anak semata wayang dari Tuan William bukan berarti Ia sangat memanjakan Kezia. Justru Tuan William sudah mengirim Kezia di luar negeri ketika masih berusia 5 tahun. Terkesan kejam mungkin tapi Tuan William punya alasan tersendiri melakukan itu. Tujuannya untuk melindungi Kezia dari klan mafia yang menjadi musuhnya dalam dunia bisnis gelapnya.

Tak terasa Damian dan Kezia sampai di tempat tujuan, yaitu kampus swasta yang cukup terkenal di Camridge, Amerika Serikat yang menjadi tempat untuk Kezia menuntut ilmu.

Brak…

Kezia langsung turun dari mobil dan menutup pintunya dengan membanting sangat keras. Tanpa banyak kata Kezia langsung berlari ke dalam kampus tanpa mengucapkan sepatah kata pada Damian.

“Huft, sabar Damian” ucap Damian mencoba bersabar menghadapi Kezia yang sedang marah. Setelah memastikan Kezia tak terlihat lagi pada pandangan matanya, barulah Damian menjalankan mobilnya.

Sementara itu, Kezia menggerutu sepanjang Ia berjalan menuju ruang kelasnya. “Cih, lihat saja. Aku sudah bosan di kekang seperti ini. Pokoknya aku harus pulang ke Indonesia meski harus melawan Om Damian” ucapnya menggebu-gebu, Kezia langsung mengepalkan kedua tangannya dan memutar otaknya bagaimana caranya agar Ia bisa di izinkan pulang ke Indonesia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini Damian tengah menanti putri majikannya keluar dari lobi kampus. Dari jauh Damian bisa melihat Kezia sedang berjalan ke arahnya seraya melambaikan tangan ke arahnya.

“Huft, syukurlah sepertinya emosi anak itu sudah lebih baik dari tadi pagi” ucap Damian mengulas senyum. Ya, memang seperti itulah Kezia, meski pun emosinya siap meledak kapan saja namun bukan berarti Kezia memiliki sifat pendendam.

“Om, apa sudah lama menungguku?” tanya Kezia ketika sudah sampai di hadapan Damian dan bersiap masuk ke dalam mobil.

“Tidak Kezia, meski pun kau lama tentu tidak masalah bagiku” jawab Damian mengulas dan bersiap menjalankan mobil menuju mansion milik Kezia.

“Kenapa? Apa karena aku Nona muda, begitu?” tanya Kezia menatap Damian.

Damian langsung menoleh Kezia, karena tidak biasanya Kezia mengatakan hal seperti itu.

“Tentu saja. Bukan kah kau memang atasan saya di sini Nona Kezia. Kau memiliki kuasa penuh untuk melakukan apa saja bahkan untuk menyuruh saya. Saya adalah bawahan mu Nona yang siap melakukan apa yang di suruh atasannya.”

Kezia langsung tersenyum tipis mendengar penuturan Damian, Ia langsung menatap ke arah depan sembari melipat kedua tangannya di dada.

“Benarkah? Berarti saya memiliki kekuasaan penuh bukan?” tanya Kezia sekali lagi.

“Ya, Kezia”.

“Kalau begitu, aku menyuruhmu untuk mengantarkan ku pulang ke Indonesia” tegas Kezia dengan suara dinginnya.

Next💗😘?

Tapi sebelum itu, minta bantu di like, comment, vote sekalian subscribe ya yeorobun biar ga ketinggalan kalo chapternya udah di up🤭😋

Part 2

...Ketahuilah :...

...“Pada akhirnya manusia itu sendiri dengan segala keterbatasannya harus berdiri di atas kakinya sendiri dan terus berjalan....

...Walau hari terasa berat seperti memikul bara api di kepala, Ia harus berusaha bangun dengan segala kegundahan, kerentanan, ketidaktahuan dan ketidakpastian di dalam dirinya untuk mencari sesuatu yang akan membuatnya bertahan....

...Sebuah tulang punggung yang rapuh, mata yang hampir pejam, malam buta penuh air mata, sepucuk kepasrahan atau bayang-bayang gelap di dalam dirinya.”...

Happy reading💗😘

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Kalau begitu, aku menyuruhmu untuk mengantarkan ku pulang ke Indonesia” tegas Kezia dengan suara dinginnya.

Citt…

Damian langsung mengerem mendadak mendengar apa yang barusan di perintahkan oleh Kezia. Ia langsung menoleh menatap Kezia yang sepertinya sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan Damian barusan.

“Om, kau gila ya? Bagaimana bisa om menghentikan mobil dadakan dengan cara seperti ini. Ini sangat berbahaya” sentak Kezia dengan suara sedikit bergetar karena rasa takut.

“Perintah mu jauh lebih berbahaya dari pada apa yang ku lakukan barusan Kezia. Aku tetap tidak akan melakukannya” balas Damian serius.

Kezia langsung menatap tajam Damian dengan perasaan kesal, rasa takut dan cemasnya barusan berganti dengan rasa kesal karena Damian yang terus menentang apa yang Ia suruh.

“What? Kau tidak menurutinya. Karena apa rupanya? Apa kau takut pada Papa?. Sudah ku bilang kau antarkan aku saja ke Indonesia dan setelah itu aku yang menghadapi Papa. Apa sesusah itu menuruti perintah dari majikanmu Damian” tekan Kezia pada Damian dengan sedikit kasar membuat Damian langsung bungkam mulut.

Damian sedikit kaget melihat emosi Kezia, tidak biasanya gadis berambut sebahu itu berbicara sekasar itu.

“Kez…” belum siap Damian berbicara Kezia kembali angkat bicara.

“Aku tidak butuh 1001 alasanmu itu. Yang aku mau turuti perintahku.”

Setelah itu, Kezia langsung keluar dari mobil dan menutup mobil dengan sangat keras.

“Damn-it.” Umpat Damian tidak habis pikir dengan apa yang barusan di lakukan Kezia.

Damian tahu alasan Kezia seperti tadi sebagai bentuk kerasnya dia agar apa yang di katakan nya di turuti.

“Oh shiitt, aku harus bagaimana sekarang?” Damian jadi kebingungan harus mengikuti perintah siapa, Ia memijit pangkal hidungnya untuk mencari cara agar Kezia bisa mau mengerti. Dan tidak pula Ia lupakan untuk segera mengejar Kezia kemana gadis itu pergi barusan. Jangan sampai Kezia kabur entah kemana karena rasa kesalnya.

Sementara di sisi lain, Kezia yang tadi keluar mobil dan memilih pergi ke arah taman untuk menenangkan pikirannya sejenak. Kezia duduk di sebuah kursi kosong sembari menghapus beberapa tetes air matanya yang telah membasahi pipi mulusnya.

“Hiks… Kenapa, apa sesusah itu mereka mengabulkan permintaanku? Apa bertemu dengan Papa itu salah. Kezia sangat merindukan Papa, itu saja hiks hiks...” lirih Kezia di sela tangisnya.

Deg…

Damian yang hendak memanggil Kezia seketika terdiam, hati Damian serasa di remas ketika mendengar isak pilu dari Kezia. Untuk pertama kalinya Damian melihat Kezia di usianya yang sudah remaja beranjak dewasa menangis. Yang Ia tahu, Kezia terakhir menangis merengek meminta bertemu Papanya di usianya 12 tahun, setelah itu tidak lagi.

Ya, Damian sangat tahu Kezia dan Papanya sudah lama tidak bertemu berkisar 7 tahun. Untuk sekedar komunikasi saja sangat jarang di karenakan kesibukan Papanya dalam dunia bisnisnya. Selama ini, yang Damian ketahui tentang Kezia adalah anak gadis itu tidak merindukan Papanya. Damian pernah bertanya pada Kezia, kenapa tidak merindukan Papa, Kezia malah menjawab aku tidak merindukan Papa karena sudah terbiasa dengan sikapnya yang dingin. Tapi ternyata Damian salah besar, rupanya gadis kecil ini membohonginya.

“Kez..” lirih Damian berdiri di samping Kezia duduk sekarang.

Kezia langsung menoleh asal suara yang memanggil namanya. Melihat siapa yang memanggil namanya, Ia langsung menoleh ke arah lain berusaha menghindari tatapan iba dari Damian.

“Kez, Om akan mengantarmu ke Indonesia bertemu Papa. Kezia mau kan?” ucap Damian serius.

...----------------...

Next💗😘?

Tapi jangan lupa di like, comment sama kasih rate yang bagus ya para readers kesayangan 😄😁

Part 3

...Ketahuilah :...

...“Sebenarnya kita bukan orang yang terlalu sensitif. Marah itu wajar....

...Semua emosi yang kita rasakan sekarang itu valid. Mau seperti apa pun bentuknya....

...Senang, sedih, marah, kecewa, bahagia hingga merasa jijik dan takut....

...Semua benar untuk kita rasakan....

...Mari belajar menerima diri sendiri dengan tidak menyangkal semua emosi yang sedang kita rasakan.”...

Happy reading💗😘

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Kez, Om akan mengantarmu ke Indonesia bertemu Papa. Kezia mau kan?” ucap Damian serius.

Kezia terdiam mendengar apa yang barusan di katakan Damian, Kezia mengerutkan keningnya, “Mengantarku?” ulang Kezia dengan penuturan Damian barusan.

Damian hanya menganggukkan kepala dan langsung duduk di samping Kezia.

“Besok pagi kita akan berangkat, jadi bersiaplah” ucap Damian lagi.

Bagai di terpa angin segar, Kezia masih tidak percaya apakah benar mereka akan berangkat besok ke Indonesia, “Om tidak berbohong pada Kezia kan?.”

Damian hanya tersenyum lalu mengusap rambut Kezia, “Apa aku pernah berbohong sebelumnya padamu Nona?.” Damian malah bertanya balik pada Kezia.

“Tentu saja tidak. Om tidak pernah berbohong” jawab Kezia sangat antusias di sertai dengan senyumannya yang semakin lebar. Sungguh Kezia sangat bahagia sekali sekarang bahkan tanpa ragu Ia langsung memeluk Damian yang memang sudah dari dulu Kezia anggap sebagai pamannya.

“Terima kasih. Kezia sangat senang sekali” lirihnya di sertai dengan air mata yang kembali jatuh tanpa permisi.

“Hei, hei. Kau menangis lagi Kezia?” ucap Damian langsung melerai pelukannya dengan Kezia, Ia menelisik wajah gadis kecil itu kembali basah oleh air mata.

“Tidak, aku tidak menangis hanya kelilipan saja” jawab Kezia bohong sembari menghapus sisa air matanya.

“Huft, Kezia kenapa kau membohongi ku, apa lagi kau membohongi dirimu sendiri sekarang? Tanya Damian begitu lembut, Ia bahkan memegang kedua bahu Kezia berharap gadis itu berkata jujur.

“Ungkapkan apa yang kamu rasakan Kezia. Jangan memendamnya sendirian, bukan kah kau sendiri yang mengatakan bahwa aku sudah kau anggap keluarga, hem?” Damian kembali bertanya masih dengan suara lembut.

Mendengar itu Kezia tertunduk bahkan matanya kembali memanas, ada rasa takut dan gugup membalas tatapan dari Damian sekarang.

“Kezia takut Om, aku takut ketika aku selalu jujur dengan apa yang aku rasakan sekarang itu akan membuat Om semakin terbebani” jawabnya dengan suara bergetar.

“Aku takut jikalau aku mengekspresikan apa yang aku rasakan itu akan membuat Om juga akan mengacuhkan ku” lanjutnya.

“Lalu dengan kau memendamnya sendirian, apa itu membuat perasaanmu lebih baik?.”

Kezia hanya menggeleng lemah. Selama ini, semakin Ia memendam apa yang di rasakannya itu semakin membuat dadanya terasa sesak. Tapi jikalau Ia juga jujur, Ia takut semakin di asingkan. Ia masih ingat betul ketika Papanya menyuruhnya untuk pergi ke luar negeri dengan alasan Kezia harus mandiri dan menjadi anak yang baik, patuh dan pintar. Seandainya jika Kezia jujur Ia tidak suka di atur dan di kekang, apa Papanya setuju? Sepertinya tidak, mungkin itu akan membuat Papanya marah.

Entahlah, tapi itu yang di pikirkan Kezia, Ia benar-benar dilema. Jadi pikirnya, lebih baik berpura-pura baik-baik saja dari pada membuat keadaan semakin buruk.

“Berhenti mengacuhkan perasaanmu Kezia, jangan menyiksa dirimu dalam bentuk diam mu itu. Semakin kau diam dan tidak berkomentar, maka orang juga semakin tidak mengerti apa yang kau inginkan bahkan bisa saja mereka akan semena-mena padamu. Jadi, mulai sekarang kau harus bisa belajar untuk mengatakan apa yang kau suka dan tidak kau suka” terang Damian pada Kezia.

Kezia hanya mengangguk saja.

“No, katakan iya bukan hanya mengangguk saja. Mulai sekarang kau juga harus tegas dan mulai belajarlah pada kaki mu sendiri sekarang” tegas Damian pada Kezia.

“Ya, aku akan mengutarakannya mulai sekarang Om” balas Kezia, Ia pikir apa yang di katakan Damian itu memang benar adanya. Semakin Ia diam, maka orang lain semakin tidak mengerti apa yang Ia inginkan. Jadi Kezia sudah bertekad untuk menjadi wanita yang lebih tegas sekarang.

“Bagus, ini baru Kezia” ucap Kezia mengulas senyum.

“Jadi, Kezia sangat merindukan Papa William ya?” tanya Damian dengan suara pelan.

Kezia sejenak terdiam seraya menghela nafasnya, “Ya, tentu saja aku sangat rindu Papa, tinggal Papa yang Kezia punya Om, tapi anehnya Papa malah terkesan dingin sekali pada Kezia seakan Papa tidak merindukan Kezia. Kadang aku berpikir, apa Papa tidak menyayangiku?” sentaknya dengan sedikit kesal bercampur amarah dan juga perasaan sendu.

“Aku sangat rindu rumah di masa kecilku, bukan tentang bangunannya tapi tentang kenangan bersama penghuni rumahnya. Aku rindu sifat Papa yang dulu ketika aku masih anak-anak. Begitu perhatian dan penyayang.”

Ya, Kezia mulai meluapkan apa yang ada di dalam lubuk hatinya.

“Baiklah, semoga dengan kepulangan kita ke Indonesia akan mengobati rindumu untuk Papa” balas Damian.

“Hem, aku pun berharap begitu Om. Tapi, Om tidak merasa terbebani kan dengan permintaan Kezia?” Kezia merasa bersalah sebenarnya karena memaksa Damian untuk menuruti perkataannya, belum lagi jika Damian kena amukan dari Papa nya karena berani membawa Kezia ke Indonesia tanpa izin dari William.

“Kau tahu Kezia, ada hal-hal yang terasa berat sekali untuk di lalui tapi tetap harus di lalui. Terasa sulit sekali di terima tapi tetap harus di terima. Dan itu lah hidup, kadang suka kelewatan memberi sesuatu.”

...----------------...

Jadi guys, ungkapkan saja apa yang kalian rasakan, jangan di pendam. Di tahan hanya akan menjadi beban.

Next💗😘?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!