NovelToon NovelToon

Kegugupan Berujung Kebahagiaan

Pembukaan

Halo semua,selamat datang dinovelku.Pembukaan ini mungkin tidak terlalu menarik atau berisi kata-kata yang tidak memiliki arti.

Tapi author mohon kerjasama.

Saya baru saja menulis sebuah novel.Jadi,ini novel pertama kali yang saya buat.Mohon maaf bila ada kesalahpahaman,kesalahan ketikan,atau lainnya.Saya hanya seorang pemula yang ingin membuat suatu karya.

Saya harap kalian akan nyaman dengan novel ini.Sekali lagi mohon maaf jika pembukaan ini terlihat konyol🙏.

Selamat membaca......

...----------------...

Cerita yang berisi seorang perempuan yang jatuh cinta pada seorang laki-laki sejak usia remaja hingga pernikahan.Tetapi sangat gugup mengungkapkan isi hatinya sejak pertama kali menyukainya,begitupun dengan seorang laki-laki yang disukainya.

Pukul 16.00,SMA

Hari-hari belajar telah dilalui,kini waktunya para siswa/i untuk beristirahat dirumah.Belajar yang sangat membuat otak terbakar.

Dilorong sekolah ada seorang perempuan sedang berjalan dengan wajah yang tidak baik badmood.Dia berjalan menuju gerbang sekolah tersebut,mengharap ada jemputan dari keluarganya untuknya.

Namun,langkahnya berhenti setelah menatap orang yang diinginkannya(crush klo kta remaja sekarang) itu ada dihadapannya tepat didepan dia.

Merasa malu,lalu memalingkan wajah dari laki-laki tersebut dan mulai melangkah jauh darinya.

"Tunggu sebentar mengapa kau sangat terburu-buru?"

Panggilan dari seorang laki-laki yang menghentikan langkahnya.

Kemudian ia menoleh kearah sumber suara tersebut.Dengan perasaan gugupnya,menjawab dengan suara bervolume kecil."Aku ingin pulang,memangnya ada apa?"

"Apa kau mau kuantarkan?"

Tawar dari seorang yang ia incar itu membuat ia tidak bisa menolaknya.Ia hanya menuruti.

Lalu laki-laki tersebut mendekatkan wajahnya kepada perempuan yang ada disampingnya itu.Sehingga membuatnya malu + tidak bisa gerak."Aku ingin bertanya padamu,Angel"

Angel seorang gadis berusia 17 tahun,duduk dibangku kelas 12,tinggi 165 cm.Mata berwarna hijau dan rambut hitam pekat panjang..Sikap dingin terhadap orang yang tidak ia kenal,namun bersikap ceria terkadang ceroboh ketika berada didekat orang yang paling dekat dengannya.

Sontak membuat gadis itu cukup terkejut.Ditambah lagi dengan posisi saling menatap.Pipinya sudah mulai merah merona,menandakan ia malu dan gugup."I-iya,silahkan."menjawab sambil memalingkan.

"Aku hanya ingin tahu,apakah kau benar-benar menyukaiku sejak dahulu.Aku mendapatkan rumor ini dari salah seorang temanmu,dia berkata bahwa kau telah menyukaiku sejak pertama kali bertemu,dimasa SMP"

Pertanyaan yang membuat dia semakin gugup untuk mengucapkan sepatah kata.Dan ia hanya diam membeku.

"Hey jawab aku,aku bicara padamu.Lebih baik kau jujur,dan ini sebabnya kau perhatian padaku?"

Ini semakin membuatnya menjadi lebih-lebih gugup untuk mengucapkan sesuatu.

"I-iya,memangnya kenapa?"menjawab dengan pipi yang benar-benar sudah sangat merah.

Mendengarkan jawaban barusan membuat sang laki-laki ini semakin penasaran dengan apa yang bisa membuat seorang perempuan bisa jatuh cinta padanya."Aku yang seharusnya bertanya mengapa.Mengapa kau begitu menginginkanku?"

"A-aku....hanya kagum denganmu.Karena kau pintar dalam bidang apapun itu termasuk tentang kemanusiaan"

"Ouh,hanya itu saja"

"I-iyaa,aku harap kau mengerti"

"Ya aku mengerti.Tapi sayangnya aku tidak bisa fokus pada dunia percintaan"

"Hah,mengapa?"

"Kau lihat saja kebanyakan remaja-remaja sekarang telah dibutakan oleh cinta"

"K-kau benar,Julian"

Julian berusia 17 tahun,berstatus sebagai murid di kelas 12,tinggi badan 175 cm.Rambut coklat Two Block,dan mata berwarna hitam kecoklatan.Bersifat dingin dengan semua orang,ia hanya menjadi humoris dengan orang tertentu.Ia selalu berambisi mengejar cita-citanya.Dengan kepercayaan diri yang tinggi membuat ia tidak mudah putus asa.

Wisshhh anjay.

Mereka berdua menjalani perbincangan sambil berjalan menuju gerbang.Tak terasa kaki sudah menginjak didepan pintu gerbang.Kini mungkin waktu untuk berpisah karena jalan menuju kerumah mereka berbeda.

Namun,Julian yang perhatian tidak mungkin membiarkan seorang gadis berjalan pulang sendirian diwaktu senja ini."Aku akan mengantarmu pulang terlebih dahulu"

"Hah apa,bukannya jalan menuju rumah kita berbeda"jawab si gadis tersebut.

"Ya aku tahu,aku takut kau kenapa-napa nantinya jika kau sendirian"

Mendengar kata-kata manis yang agak sedikit lebay itu."Hhh,aku sudah biasa pulang sendirian dari sekolah" ucap Angel di dalam hati.

Mereka berjalan di trotoar jalan sambil menikmati pemandangan senja yang amat indah.Dengan perpaduan warna oranye pada langit karena matahari terbenam,dan dedaunan yang asri berada disamping mereka.

"Baiklah boy,kau jangan pura-pura peduli denganku katanya tidak mau terlibat dalam dunia percintaan" ucap Angel dengan

"Aku hanya ingin kau selamat sampai tujuan,itu saja" ujar Julian yang tampak sok peduli.Tapi,ia memang benar-benar peduli.

Sengaja dibuat pendek,ini permulaan Next→

Episode 2

Tak terasa Angel telah sampai dirumahnya ia ingin memasuki rumahnya.Tetapi karena ada seseorang yang mengantarkannya maka ia harus menyambut hangat seseorang tersebut.

Julian yang hanya berniat untuk mengantarkan Angel sampai ketempat tujuan ia langsung berbalik dan melambaikan tangannya."Selamat tinggal"

Namun,Angel tidak sempat mengajaknya untuk duduk sejenak dirumahnya.

Pukul 19.30

Angel sedang dirumah sendirian orangtuanya sedang menghadiri rapat diperusahaannya.Ia adalah satu-satunya anak dari mereka.

"Hahhh,aku lelah sekali hari ini" Angel yang sedang terbaring ditempat tidurnya.

"Hmm,mengapa dia mengantarkanku pulang hari ini.Aneh,biasanya dia terlihat cuek"

Lalu Angel meraih ponselnya dia membuka pesan yang ia dapatkan pada hari ini.

"Hmm,tidak ada yang menarik.Aku bossaannn"

"Aku berharap dia membalas apa yang kulakukan untuknya.Hhm,aku tidak yakin.Dia begitu ambisi terhadap cita-citanya"

"Meskipun aku harus menahan rasa sakit hati ini,tetapi aku tidak akan memilih yang lain dari pada dia.Dia terlihat seperti perhatian" Angel sambil tersenyum pahit.

Keesokannya

"Angel!!!,cepat kau terlambat!" suara keras dari sang ibu.

Kenalkan ibu dari Angel,Emalia berusia 42 tahun,tinggi 170 cm,rambut Hitam pekat panjang dan mata hijau sama seperti anaknya.

"Yaaah,baik bu"

Angel bergegas menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah hari ini.Ia tidak akan tahu apa yang akan diberikan hukuman dari guru padanya.

"Ayahmu sudah berangkat kekantor,habisnya kau lama"

Angel yang terkejut mengetahui ayahnya tidak akan mengantarnya kesekolah pagi ini,ya terpaksa jalan kaki.

"Aku harus cepat!"

Ketika tiba saatnya ia disekolah,ia masih harus lari menuju kelasnya yang jaraknya cukup jauh dari depan pintu gerbang.

Dilorong sekolah saat ia berlari tak sengaja menabrak seseorang laki-laki dihadapannya."Aduh!"

"Kalau jalan lihat-lihat dong" ujar laki-laki tersebut.

Melihat orang yang ia kenal itu juga terlambat,ia merasa heran karena biasanya dia selalu datang tepat waktu."Kau terlambat juga,Julian?"

"Siapa yang terlambat,justru kau yang terlambat.Aku baru saja mengantarkan berkas keruang guru,aku saja tidak bawa tas,kau buta?"

"Eee-e,ahh baiklah aku harus kekelas sekarang"

Wanita itu terus berlari,Julian yang menatapnya dari belakang melihat rambut indahnya dari wanita tersebut saat dia berlari.Membuat perasaannya sedikit bahagia.

Kelas 12 C(Kelas Angel)

Angel yang letih karena lari sepanjang jalan ia pun berhenti didepan pintu kelas untuk istirahat sejenak.Dikarenakan guru belum datang kekelas,ini menjadi rasa lega untuk Angel."H-halo,teman...teman..." sapa Angel sambil melambaikan tangan.

Angel langsung pergi menduduki kursinya.

Salah satu teman sejatinya heran kenapa ia terlambat untuk hari ini,biasanya tidak."Mengapa kau datang terlambat hari ini"

"Hah,huhh,....aku...kesia..ngaann.." jawab Angel terengah-engah.

Teman yang peduli itu memberikan sebotol air mineral kepada Angel.Angel lupa membawa air saat pergi kesekolah karena waktu yang tidak sempat."Nih aku ada air untukmu" sambil menodongkan botol tersebut terhadap Angel.

Angel yang merasa sangat lelah dan haus langsung mengambil botol air tersebut dengan refleks yang cepat dan langsung meminumnya.

~Glukk,Gleukk~

"Terima kasih" Angel mengembalikan botol air temannya tersebut.

"Hhuhh,kau benar-benar haus.Airku sisa setengah dari awalnya"

"E-..maaf,hehe"

~Kriingg!!!~

Bel istirahat berbunyi inilah saat dimana untuk pergi memburu makanan-makanan.

"Ouh ya,kau mau pergi kekantin,Angel?" tanya sahabatnya.

"Tidak" menolak dengan lembut.

"Ok"

Angel keluar duduk dipilar kelas,ia sedang memikirkan sesuatu apa yang membuatnya terlambat pada hari ini.

Julian yang hendak pergi menuju kelasnya sehabis dari kantin,dengan kebetulan membeli makanan lebih.Melihat Angel yang sedang melamun dipilar kelas,memberikannya makanan."Mengapa kau melamun disini?"

Angel yang tak sadarkan kalah Julian ada dihadapannya,agak malu dan ragu untuk menjawabnya.Karena ini pertama kalinya seorang pria menanyakan keadaannya."Oh,tidak apa-apa kok" menjawab sambil senyum.

"Kau mau ini,kau terlambat kan tadi,pasti tidak sempat sarapan atau makan lainnya" Julian menodongkan makanan pada Angel.

"E-ee tidak perlu,tidak apa-apa" Angel menolak menjauhi makanan tersebut dari hadapannya.

Namun,Julian yang perhatian tidak akan membiarkan seseorang kelaparan sesiapapun itu."Tidak perlu?,kau tidak akan fokus belajar kali ini.Kalau seperti itu,apa mau disuapkan kemulutmu?"

Mendengar kata-kata bahwa Julian akan menyuapkannya makanan membuat Angel benar-benar sangat gerogi."....Tidak perlu aku akan makan sendiri,terima kasih" meraih makanan yang diberikan oleh Julian.

"Aku heran mengapa Julian tiba-tiba sangat peduli denganku mulai saat ini" suara kecil.

"Apa mungkin dia juga menyukaiku?,hmmm tidak mungkin,tapi bisa jadi juga.Dia membalas budi apa yang kulakukan sebelumnya"

"Saat dia kesusahan dimasa lalunya (SMP-10-11),hanya aku yang bisa menemaninya.Karena semua orang mengucilkannya.Eh..tapi bagaimana dia bisa tidak seperti dulu lagi sekarang,sepertinya dia sudah melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya,apa itu?"

Temannya yang menguping dibelakang Angel mendengar semua itu.Sekarang mungkin ia berencana untuk melakukan sesuatu untuk mendekatkan mereka berdua supaya seperti pasangan pada umumnya.

"Kau bicara tentang siapa?" tanya Shely yang membuat Angel terkejut.

Shely merupakan sahabat dekat Angel sejak kecil.Usia 17 tahun,kelas 12,rambut coklat yang berponi.Tinggi 165 cm.

Shely sahabat dekat Angel semasa kecilnya,dengan tinggi badan 165 cm sama seperti Angel juga,rambut poni coklatnya dan mata biru yang bagaikan biru sebiru hatiku.

"A-apa,mengapa kau ada disini"

"Orang bertanya malah bertanya balik" Shely mencubit hidung Angel.

"Tidak ada apa-apa kok" melepaskan tangan Shely dari hidungnya.

"Ouh gitu,omong-omong itu makanan dari siapa,katanya kau tidak kekantin dan tidak membawa uang?" tanya Shely dengan senyum usil.

"E-a..apa ini tadi.Hhhh,baiklah jangan diberitahu kesiapapun.Ini makanan pemberian Julian,kau kenal orang itu?"

"Julian?,ouh kau menyukainya sejak masa SMP ya?"

"Hhh,yaaa.Tapi tolong diam dan rahasiakan ini" pasrah Angel.

"Ok,tetapi sebaliknya aku akan membantumu untuk saling dekat dengannya"

"Hah apa,tidak perlu!" menolak keras.

~Kriiinggg!!!~

Waktu jam pelajaran telah usai,Angel berjalan dilorong sekolah dengan langkah yang besar dan terburu-buru.

Angel merasa lelah hari ini,ia mungkin tidak terlalu sanggup untuk berjalan.Tapi dia tidak menyerah,lagipula sekolah telah sepi walaupun ia pingsan tidak akan ada yang membantunya."Hhh,aku lelah sekali hari ini,ujian harian matematika itu sangat membuatku pusing" Angel menyentuh keningnya.

Saat berjalan setengah lagi sampai didepan gerbang ia jalan dengan sempoyongan,lalu jatuh.

Tapi tanpa sepengetahuan Angel ada seorang murid yang membantunya ia pikir pada saat itu semua murid telah pulang,dan orang itu adalah....

"Kau sudah sadar?"

Posisi Angel yang sedang dipangkuan seseorang."Hhh,a-apa....ka..kamu belum pulang,Julian?" tanya Angel yang terkejut lalu bangun dari pangkuan Julian.

"Iya,sengaja supaya bisa menikmati indahnya senja.Tadi aku lihat kau jalan sempoyongan,ada apa?"

Angel yang tersipu malu dan sedikit berutang budi pada Julian,andai dia tidak disadari oleh Julian mungkin ia akan bangun besok,jadi gak usah pulang lagi untuk kesekolah."Ee--e,aku cuma....pusing aja,soalnya tadi ada ulangan harian matematika" jawabnya sambil berpaling.

"Oh,kalau lelah mengapa tidak bilang.Biar aku mengantarkanmu pulang" Julian berdiri dari jongkoknya.

"A-apa tidak usah repot-repot" Angel menolak.

"Apanya tidak perlu,kau kelelahan.Kau pasti tidak sanggup jalan kaki" ujar Julian dengan nada yang sedikit tinggi.

Angel mengembungkan pipinya."Baiklah"

"Kau ingin ku gendong atau naik kepundakku?" tanya Julian polosnya.

"Aaa,pertanyaan apa ini aku harus jawab gimana" batin Angel.

"Ee--ee terserah kamu aja"

"Baiklah naik kepundakku" perintah Julian memberikan pundak pada Angel.

Namun,Angel tidak bisa berdiri sendiri karena kakinya seperti mati rasa saja.

"Kenapa,kau tidak bisa bangun?" tanya Julian mengalih ke Angel.

"I-iya"

Refleks Julian yang cepat langsung mengangkat Angel yang terbaring tidak berdaya itu.Suasana ini benar-benar menggetarkan hati."Baiklah ku gendong saja"

"Aaa,mmm baiklah,kau jalan juga?" tanya Angel yang sedang digendong oleh Julian.

"Ya"

"Apa dia gila menggendongku dari sekolah sampai rumahku itu merupakan jarak yang terbilang jauh" Angel melotot mendengar jawaban itu.

Episode 3

Sampai dirumah Angel,kebetulan kedua orang tuanya berada dirumah.Mereka berterimakasih kepada Julian yang telah mengantarkan anaknya dengan selamat."Baiklah Julian terimakasih atas semua ini,mari duduk dan kita mengobrol sebentar" ujar Rafael(Ayah Angel).

Rafael berumur 42,memiliki rambut pirang Shortcut tinggi 179 cm.Ia merupakan seorang direktur perusahaan Light Skin yang menjual berbagai macam skincare.

"Tidak,terima kasih aku harus pulang"

"Baiklah hati-hati dijalan"

Ditengah perjalanan Julian

"Hhm,apa aku terlihat peduli padanya.Ah,mungkin kebetulan.Tapi jujur sebenarnya aku memang ada perasaan padanya,apa yang aku ketahui tentang Angel ini membuat ku.....apa ya" tanya Julian pada dirinya sendiri sambil menatap kedua telapak tangan.

"Apakah dia juga masih menyimpan perasaan padaku selama ini.Dan apakah aku harus mengungkapkan ini" Julian mengepalkan tangan.

Sesampainya dirumah Julian,dikagetkan didepan pintu oleh adik kecilnya yang masih bersekolah di sekolah dasar kelas 2."Baaaa..,kakak kemana aja kok pulangnya terlambat?" kejutan oleh Quinn.

Quinn berusia 7 tahun,bersekolah di SD Going To Success.Memiliki tinggi badan 100 cm pas gak kurang gak lebih.Dengan wajah imut dan mata berwarna merah mudanya,serta rambut coklat yang dikuncir dua.

"Kakak mengantarkan teman untuk pulang dahulu,Quinn" Julian mengusap kepala adiknya.

Julian tinggal bersama adik dan neneknya,kedua orangtuanya meninggal 2 tahun lalu,sekarang Julian berada di bangku kelas 12.Julian & Quinn hidup sederhana dirumah warisan orang tua.Melihat keadaan ini,Julian memikul tanggung jawab yang besar untuk menggantikan posisi kedua orang tuanya.Julian berjualan voucher-voucher game dan berbagai kebutuhan internet lainnya.Ia juga berinvestasi kepada suatu perusahaan saat dia sudah memiliki KTP ia melakukannya.Julian dari kecil bercita-cita untuk menjadi seorang Direktur (CEO) seperti ayahnya.Namun,setelah kematian orang tuanya perusahaan ayahnya bangkrut dan hanya meninggalkan sepeser uang dan rumah.

"Kak,aku akan membantu kakak memasak" Quinn menodongkan suatu sayuran pada kakaknya.

"Terima kasih,Quinn"

Waktu makan malam

"Kakak kenapa belakangan ini selalu melamun?" tanya Quin yang sedang mengunyah makanan.

"Tidak kenapa-napa"

Julian benar-benar merindukan kedua orang tuanya.Ia terkadang menangis didalam kamarnya saat sendirian.Tidak ada yang bisa membantu mereka berdua selain Julian sendiri.Paman dan bibinya Chris & Elsa sedang berada diluar negeri.

"Nenek dimana,Quinn?" tanya Julian.

"Tadi sepertinya keluar entah kemana"

Ditengah mereka berdua yang sedang menyantap makanan,neneknya,Sally pulang sambil membawa sekantung sayuran.

"Nenek dari mana saja" tanya Quinn bangun dari kursi.

"Nenek habis beli sayuran tadi"

"Harusnya tadi aku saja yang membelinya nek,kau istirahat saja" ujar Julian.

"Tidak apa-apa.Sepertinya kau juga sibuk dengan tugas sekolahmu,jadi nenek pergi membelinya sendiri"

Besoknya

Neneknya sedang memasak sarapan untuk mereka berdua."Julian,Quinn cepat bangun"

Julian keluar dari kamarnya"Baiklah nek,aku kan membangunkan adikku dulu"

Julian menatap sekitar kamar adiknya,terlihat berantakan sekali kamar bocah ini ia segera membereskan semua lalu membangunkan adiknya."Quinn,bangun kau mau pergi kesekolah tidak" Julian mengelus rambut Quinn.

"Hoaamm,baik kak" bangun dari kasur.

Selesai sarapan

Julian menunggu adiknya untuk pergi bersama.Berdiri didepan pintu memandangi langit-langit yang cerah,daun-daunan asri udara yang sejuk."Quinn,cepat pakai sepatumu nanti telat"

"Siap kak" berdiri dibelakang Julian.

Di persimpangan jalan perpisahan jarak antara SD dan SMA dari mereka.Julian jongkok."Baiklah hati-hati disana jangan nakal" nasihat Julian.Lalu mencium kening adiknya.

"Baik kak,kakak juga hati-hati,dah" Quinn berlari sambil melambaikan tangan.

SMA BRIGHT TIMES

Kelas 12 A(Kelas Julian)

"Hei Ju,kau ingin ikut lomba bernyanyi untuk minggu depan" tanya Willy teman sebangkunya.

Willy teman dekat Julian sejak kelas 12,rambut pirang Two Block oranye seperti buah jeruk.Tinggi 173 cm,dan mata yang berwarna oranye juga.Memiliki sifat ceria,humoris.

"Aku tidak tahu" Julian tengah menulis.

"Kenapa,kalau seperti itu bagaimana kita membuat klub musik untuk kau,aku dan Zayn"

"Baiklah,apakah Zayn setuju"

Zayn,usia 17,kelas 12,rambut berwarna hitam pekat bermodel Short & Spike.Mata berwarna hitam juga,tinggi 174 cm.Sikapnya yang dingin membuat para gadis tertarik dengannya.

"Tentu,dia justru mengharapkan kau"

"Oh,baiklah"

Kantin

Begitu ramai para siswa/i mengantre untuk melakukan transaksi jual beli.Zayn tengah mengantre untuk membeli Jus.

Willy dan Julian datang menghampiri Zayn."Hei Zayn Julian sudah setuju" sapa Willy yang tengah membawa hamburger.

Zayn membalik badan."Bagus,nanti kita latihan" balas Zayn dengan ekspresi senang.

"Dimana?" tanya Julian.

"Dirumah Zayn saja,disana ada banyak alat-alat musik" seru Wilson.

"Bagaimana,Julian?" tanya Zayn.

"Baiklah,aku setuju"

Sepulang sekolah tepat didepan gerbang.Willy dan Zayn menunggu kehadiran Julian untuk kesepakatan mereka.Melihat Julian sedang berjalan berdampingan dengan Angel.Membuat Willy ingin mengolok-oloknya."Wow sudah punya pasangan ya" tanya Willy yang entah kemana.

"Bukan dia cuma temanku" jawab Julian.

Aduh sakit gak tuh "Cuma teman"

"Kenapa kau terlambat untuk pulang,Julian?" tanya Zayn.

"Aku tadi mengantarkan berkas keruang guru"

"Oh ya,Angel apakah kau diam-diam menyukai Julian" tanya Willy mendekati Angel.

"A-apa-apaan tidak mungkin,aku hanya ingin pulang bersama dengannya saja" jawab Angel tersipu.

"Baiklah hari ini kau pulang sendiri saja,aku ada janji dengan mereka berdua" kata Julian pada Angel.

"Baiklah"

Angel melangkah pergi dari hadapan mereka bertiga.

Sambil berjalan Willy membuka pembicaraan."Apakah benar,Julian.Angel itu belakangan ini selalu dekat denganmu?" tanya Wilson.

"Ya aku tahu,sejak SMP dia sudah" jawab Julian menatap ke arah langit.

"AAPAA"

"Kenapa kau terkejut Wilson?" sambung Zayn.

"Tidak,yang benar saja lalu apa kau suka dengannya juga?"

"Ya,tapi tolong rahasiakan"

Tiba dirumah Zayn,Zayn tinggal dirumah mewah,ayahnya merupakan seorang manajer disuatu perusahaan.Ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga.Dan Zayn satu-satunya anak tunggal keluarga tersebut."Silahkan masuk,teman-teman" jamuan hangat Zayn.

"Terima kasih"

Didalam ruangan khusus Zayn berlatih kemampuan vokalisnya terdapat banyak sekali alat-alat musik mulai dari yang tradisional hingga modern.

Julian dan Willy kagum dengan isi ruangan tersebut mereka memasuki ruangan tersebut,menatap kearah langit-langit ruangan,dan dinding yang penuh dengan alat-alat musik dan juga foto band ternama.

"Baiklah kawan-kawan kita akan berlatih lagu apa?" tanya sang Zayn.

"Terserah anda,kau pemimpin dari klub musik kita ini" balas Wilson.

Julian terus memandangi foto-foto band ternama,disalah satu foto itu ada yang merupakan favoritnya."Ini sangat keren,ternyata kau penggemar seni musik,Zayn" kata Julian mengambil salah satu foto band.

"Iya,aku memang gemar lagu.Tapi menjadi penyanyi bukanlah cita-citaku" balas Zayn.

"Hah,lucu sekali.Kau benar-benar fans dengan mereka tetapi kau tidak ingin menjadi seperti mereka,Zayn" sambung Wilson,kemudian duduk disalah satu sofa yang tersedia.

"Ok,langsung To The Point" Zayn mengambil salah satu naskah berisi lagu.

"Ok"

"Kalau menurutku lebih baik kita semua menjadi vokalis saja,tidak usah ada yang bermain alat musik.Kalau irama-irama iringan nanti di ponsel saja,bagaimana" ucap Julian.

"Ok,aku setuju" Willy menunjuk kearah Julian.

...----------------...

Mereka bertiga berlatih dengan serius,melafalkan abjad dengan benar dan tepat.Menghafal iramanya dll.

"Ini sudah larut malam,sebaiknya untuk latihan esok kita pulang kerumah dahulu untuk berganti pakaian" Julian menatap jendela.

"Ok,terima kasih telah datang,hati-hati dijalan" sambung Zayn singkat.

Diperjalanan menuju rumah,Julian memikirkan tentang lagu-lagu yang ia nyanyikan tadi.Ia tidak tahu bahwa dirinya ternyata pandai dalam bernyanyi,ia kira ia hanya ingin mendengar suatu lagu saja.Tetapi secara tidak sadar Julian telah hafal sedikit lagu yang ia sukai.Julian selalu mendengarkan lagu ketika ia mengerjakan suatu tugas,karena baginya mendengar lagu sambil bekerja itu menambahkan rasa fokusnya pada suatu tujuan.

Tiba dikediamannya,jarum jam telah bertunjuk pada angka 10.Sudah malam sekali ia pulang hari ini.Ia langsung bergegas mandi,makan,baca buku sebelum tidur lalu tidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!