NovelToon NovelToon

My Possessive Bad Boy

Bab Satu MPBB

Lampu kelap kelip dan suara musik terdengar sangat keras di salah satu diskotik. Regan dan ketiga temannya sedang menikmati musik sambil minum yang mengandung Alkohol.

Di meja tampak banyak botol kosong bekas minuman mereka. Tingkah ke empat pemuda itu sudah tampak berbeda. Bicara ngawur dan bertindak kasar.

Saat musik berhenti salah satu dari mereka melempar botol ke Dj. Beruntung tidak mengenai sasaran karena tenaga mereka yang lemah akibat mabuk. Kaca berserakan di lantai.

Keempat pemuda itu meninggalkan ruang diskotek ketika jam telah menunjukkan pukul dua dini hari. Regan dan kawan-kawannya berpisah dan menuju rumah masing-masing.

Regan merasakan kepalanya sangat pusing. Namun, pria itu tetap berusaha melajukan kendaraannya.

Tanpa dia sadari, Regan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Mata mengantuk ditambah dengan kesadaran yang sudah berkurang, pemuda itu tidak melihat ada lubang besar didepannya.

Malang tidak dapat dielakkan, Regan terjatuh dari motornya. Tergeletak dijalanan hingga tidak sadarkan diri. Sekujur tubuhnya tampak banyak luka lebam.

Seorang gadis yang baru pulang berjualan nasi goreng bersama ayahnya, kaget melihat ada pemuda yang tergeletak dijalanan. Mereka berdua menghentikan motornya.

"Acha, coba kamu lihat, sepertinya pemuda itu pingsan," ucap Ayah Acha.

"Biar aku lihat dulu, Yah."

Acha menghentikan motornya dan mendekati orang itu. Gadis tersebut melatakkan barang bawaannya di aspal dan mendekati korban. Acha memegang lengan cowok itu berharap ada reaksi.

Ternyata usaha Acha berhasil, cowok itu menggerakkan tubuhnya. Memandangi wajah Acha nanar.

"Sepertinya dia butuh pertolongan, Yah. Apa boleh aku menolongnya dulu?" tanya Acha.

"Silakan, Nak. Kamu memang seharusnya menolong. Kasihan dia. Biar Ayah pulang duluan. Kamu bawa dia ke tepi depan indoapril itu. Setelah meletakkan semua barang-barang ini ke rumah, ayah akan kembali lagi kesini."

"Baiklah, Yah."

"Kamu hati-hati dan kabari ayah di mana posisi kamu nanti," ucap ayah. Acha menjawabnya dengan anggukan kepala.

Ayah Acha menggantungkan semua barang bawaan di motor. Melajukan motor dengan kecepatan sedang menuju rumah mereka yang tidak begitu jauh dari tempat kejadian. Regan membuka matanya, dengan pandangan kabur dia melihat ke arah Acha.

"Apa kamu bisa bangun? Aku bantu, ya?" tanya Acha.

Gadis itu membantu Regan bangun dan membawanya ke tepi dekat sebuah toko indoapril. Acha masuk ke indoapril dan membeli obat luka serta perban.

Dengan telaten Acha membersihkan luka ditangan dan kaki Regan. Pria itu hanya menatap tanpa kedip ke arah gadis itu. Kesadaran pemuda itu sudah mulai kembali.

"Lo siapa?" tanya Regan.

"Aku ...?" Acha bukannya menjawab pertanyaan Regan, tapi gadis itu balik bertanya.

"Emang ada orang selain gue dan Lo!" ucap Regan sedikit ketus.

"Gue Acha." Hanya dua kata itu sebagai jawaban dari gadis itu. Dia masih terus mengobati luka Regan.

"Kenapa Lo menolong gue?"

"Sebagai sesama manusia, saat melihat orang kecelakaan gue pasti akan menolong," jawab Acha dengan lembut.

Regan menatap wajah Acha tanpa kedip. Wajah manis dan ayu gadis itu membuat Regan langsung terpesona. Saat Acha mengangkat wajahnya, tatapan mereka bertemu.

Acha baru menyadari betapa tampannya pemuda yang dia tolong. Sekian detik mata mereka saling bertatapan, akhirnya Acha memalingkan wajahnya.

"Gue rasa cukup pengobatannya. Lo bisa pergi ke klinik terdekat untuk pengobatan lanjutan," ujar Acha.

Gadis itu melihat dari kejauhan, sepeda motor ayahnya datang. Ayah Acha mendekati mereka. Dia berdiri dan menyusul ayahnya.

Tanpa pamit dengan Regan, gadis itu langsung naik ke atas motor ayahnya. Pemuda itu hanya memandangi kepergian Acha tanpa sempat mengucapkan terima kasih.

...****************...

Bab 2. MPBB

Regan, Marvin, Alex dan Roy, empat orang sahabat itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju gedung sekolah. Walau jam telah menunjukkan pukul delapan, mereka tidak tampak takut terlambat.

Sampai di sekolah, gerbang telah dikunci. Regan lalu menabrak pagar sekolah, sehingga mengagetkan keamanan sekolah. Pria paruh baya itu melihat ke arah gerbang dan melihat Regan dengan ketiga sahabatnya.

Dengan tergesa pria itu keluar dari pos keamanan dan membuka pintu gerbang. Siapa yang tidak kenal Regan, anak pemilik sekolah itu. Sehingga tidak ada seorangpun yang berani menegurnya.

Keempat motor itu masuk gerbang sekolah dengan santainya tanpa rasa bersalah. Setelah memarkirkan motor mereka menuju kelas. Pelajaran telah di mulai salah satu guru.

Regan membuka pintu kelas tanpa mengetuknya. Dia dan temannya yang lain langsung masuk dan duduk di bangku mereka.

Guru yang sedang menerangkan pelajaran tampak menghela napas panjang. Menatap Regan dan ketiga temannya.

"Apakah kalian tidak bisa mengetuk pintu sebelum masuk? Dan kenapa datangnya telat?" tanya guru wanita yang bernama Indah itu.

Regan bukannya menjawab, tapi menatap wajah guru itu dengan tatapan tidak senang. Dia tidak mau ada yang menegur atau menyalahkan dirinya.

"Apakah kalian tidak mendengar pertanyaan Ibu? Kenapa tidak menjawab?" tanya Bu Indah lagi.

"Jika aku tidak mau menjawab, Ibu mau apa?" Regan bukannya menjawab, tapi balik bertanya.

"Kamu tahu'kan peraturan sekolah ini, jika telat lebih dari sepuluh menit, murid tidak diizinkan mengikuti pelajaran lagi!" ucap Ibu Indah dengan penuh penekanan.

Regan lalu berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati meja guru. Menatap wajah wanita itu tanpa kedip.

"Peraturan itu dibuat untuk dilanggar. Lagi pula, semua juga tahu jika sekolah ini milik Papi gue. Jadi tidak ada yang bisa melarang jam berapapun gue mau masuk!" ucap Regan dengan penuh penekanan.

Ibu Indah kembali menarik napas. Dia tahu siapa Regan. Namun, sebagai seorang tenaga pengajar, dia juga harus mengingatkan muridnya tentang tata krama dan peraturan sekolah.

"Ibu tahu jika kamu anaknya pemilik sekolah, tapi peraturan harus tetap dipatuhi. Lagi pula sebagai guru, ibu harus mengajarkan kamu tentang tata krama," ujar Ibu Indah.

Sebenarnya ibu Indah sedikit takut mengatakannya. Namun, dia harus tetap bersuara agar pemuda itu tidak lagi mengulang perbuatannya.

"Jika gue tidak mau melakukan semua itu, ibu mau apa?" tanya Regan dengan suara mulai meninggi.

Ketiga teman Regan, ikut berdiri dari duduknya. Mereka berdiri dibelakang panggungnya pemuda itu.

"Maaf Regan, bukannya ibu ingin mengatur kamu. Ibu hanya ingin menegakan peraturan tanpa pilih kasih, sekalipun kamu anak pemilik sekolah ini," ujar Ibu Indah.

"Oke, gue akan ikuti peraturan. Hai, cabut lagi. Kita tidak boleh mengikuti pelajaran karena telat. Jadi kita bisa main di kantin," ucap Regan.

"Ayo, kita keluar," teriak Marvin, Alex dan Roy serempak.

Dengan tersenyum Regan dan ketiga sahabatnya keluar dari ruang kelas. Mereka langsung menuju kantin.

Regan, Marvin,Alex dan Roy duduk dengan penuh tawa. Memesan makanan yang mereka suka sambil merokok. Tidak ada ketakutan di wajah mereka saat melakukan semua itu.

Seorang gadis dengan langkah pelan memasuki kantin. Dia langsung menuju penjaga kantin dan memesan makanan buat seorang guru.

Dari kejauhan, Regan dan ketiga sahabatnya melihat seorang siswi dengan langkah pelan memasuki kantin. Dari yang awalnya sibuk bercerita sambil tertawa, kini mereka semua kompak terdiam dan memfokuskan pandangan ke arah siswi itu. Mereka bahkan dapat mendengar pesanan yang disebutkannya kepada penjaga kantin.

Regan dan ketiga sahabatnya memandangi gadis itu tanpa kedip. Kecantikan wajah gadis itu tampaknya memikat mereka. Terbukti memandanginya tanpa kedip.

"Gue kira bidadari hanya ada di surga, ternyata gue juga bisa melihatnya di sini," ujar Regan.

Ketiga teman Regan yang lainnya langsung menjawab, "Chuaakkss," dengan serempak.

Acha yang sadar menjadi bahan omongan, karena tidak ada lagi gadis di kantin itu selain dirinya, membalikkan tubuh menghadap mereka. Saat itu mata Regan dan Acha bertemu. Pemuda itu langsung terdiam saat menatapnya.

"Apa Lo dan gue pernah bertemu?" tanya Regan. Pemuda itu menatap intens tanpa kedip. Mencoba mengingat di mana dia pernah bertemu.

...****************...

Bab 3. MPBB

Acha, gadis itu terpaku di tempatnya ketika mendapatkan pertanyaan dari pria tampan. Pria yang sempat dia lihat menabrak gerbang sekolah tanpa ada rasa bersalah tadi pagi.

Sementara tatapan Regan tetap saja tertuju pada Acha, menunggu jawaban gadis itu.

"Kita pernah ketemu?" tanya Regan lagi dengan alis terangkat.

Acha lantas menganggukkan kepalanya tapi detik berikutnya buru-buru mengeleng sebab merasa ragu pernah bertemu di mana. Intinya pria yanh duduk tidak jauh darinya tampak tidak asing.

"Woi lo dengar ketua gue nanya nggak sih?" bentak Marvin membuat Acha tersentak kaget.

"Sudah, kayaknya dia bisu," celetuk Regan mengalihkan perhatiannya ke objek lain ketika menyadari rasa takut pada pancaran mata Acha.

Diam-diam pria itu mencuri-curi pandang pada Acha yang mulai meninggalkan kantin dengan membawa minuman dan beberapa roti.

"Tumben banget lo baik gitu sama orang cuek," sindir Alex memainkan ponselnya. Namun, Regan tampak acuh.

Selama ini pria itu sedang mencari gadis yang menolongnya beberapa hari yang lalu. Sayangnya Regan mabuk sehingga tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajah gadis tersebut.

Kenapa Regan mencari gadis itu? Tentu saja merasa tersentuh. Acha hanya gadis asing tapi ingin mempertikan luka yang dia derita, sementara kedua orang tuanya hanya sibuk bertengkar dan bertengkar sehingga Regan tidak betah di rumah.

Alasan Regan nakal dan membangun geng motor yang sering dijuluki raja jalanan itu semua karena ingin mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Namun, semuanya sia-sia, jangankan sekali kedua orang tuanya bahkan tidak pernah menanyakan kabarnya.

Bertanya tentang dia belum makan atau tidak, orang tua Regan tidak pernah.

***

Toilet

Acha, gadis pindahan beberapa hari yang lalu karena mendapatkan beasiswa dadakan dari pihak sekolah. Gadis itu sedang berada di toilet untuk membersihkan menggantikan kakak kelasnya bernama Rini.

Sebenarnya Acha ingin menolak, terlebih banyak tugas yang harus dia kerjakan. Namun, gadis itu juga takut pada Rini dan antek-anteknya yang selalu menyiksa setiap saat ketika permintaanya tidak dituruti.

"Kak, apa saya boleh pergi sekarang? Bel pelajaran sudah berbunyi," ucap Acha. Gadis itu mendongak menatap Rini dan dua temannya yang sedang berdiri bersedekap dada.

Acha telah membersihkan semua lantai toilet, tapi tidak dengan kacanya yang terkena percikan sabun akibat ulah Rini dan kawan-kawannya.

"Belum tuh!" Rini mengangkat dagu angkuh.

"Saya janji bakal bersihin setelah jam istirahat kedua tiba ...." ucap Acha.

Brak

Belum selesai Acha berucap, ember yang berisi air kotor tumpah ke lantai bersih akibat tendangan dari Rini.

"Sayangnya belum bersih! Cepat bersihkan atau lo bakal tahu akibatnya!" Ancam Rini.

Gadis itu sangat membenci Acha karena kencantikannya mampu mengalahkan popularitasnya selama ini di sekolah. Terlebih akhir-akhir ini Acha menjadi topik hangat karena otaknya yang cerdas juga ramah pada siswa lain.

"Yuk cabut, kalau lama-lama dekat sama gadis miskin ini kita bisa saja ketularan miskin!" Mengajak teman-temannya pergi. Bahkan Rini menabrak pundak Acha, untung saja gadis itu sigap berpegangan pada wastafel atau dia akan terjatuh ke lantai kotor.

Acha memejamkan matanya sambil mengepalkan tangan. "Sabar Acha, kamu pasti bisa lewatin semuanya demi masa depan yang cerah. Membantu ayah mencari uang untuk membiayai pengobatan ibu."

Gadis itu kembali membersihkan toilet untuk kedua kalinya, karena terburu-buru beberapa percikan air mengenai seragam putih gadis tersebut sehingga dalaman yang di kenakan cukup terlihat.

Acha yang tidak menyadari segera keluar dari kamar mandi khusus wanita membawa ember juga pel. Langkah Acha berhenti ketika tubuhnya langsung ditubruk oleh pria hingga terjerambab pada dinding.

Jantung Acha berpacu sangat hebat, terlebih ketika terpaan nafas pria yang dia temui di kantin tadi menerpa wajahnya.

"Le-lepasin!" pinta Acha

"Kalau gue nggak mau lo mau apa, hm?" Regan menaikan alisnya masih mengamit pinggang Acha cukup mesra sehingga tubuh mungil itu tidak bisa dilihat dengan jelas oleh siapapun, terlebih teman-temannya sesama geng motor yang baru saja keluar dari kamar mandi khusus laki-laki setelah merokok secara bergantian.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!