“Emilie, malam ini kamu harus pergi ke pertemuan dengan pria yang Ayah jodohkan.” Seru Chandra.
Emilie menatap Ibunya meminta pembelaannya.
“Hmm, suamiku. Kasihan Emilie kalau harus ikut perjodohan keluarga seperti ini. Karirnya dalam dunia modelling sedang naik-naiknya,”
“Hahh ! Tapi pihak keluarga Kalandra ingin mempercepat perjodohan ini. Lagi pula kamu anak yang tertua di rumah ini. Tidak mungkin Belviana yang ayah jodohkan, itu artinya dia akan melangkahi kamu sebagai seorang Kakak. Lagi pula, Ervin akan menjadi penerus dari keluarga Kalandra.” Ujar Chandra sambil memijit pelipis nya.
“Ibu...” rengek Emilie kepada sang Ibu.
“Sudahlah Emilie, temui saja dulu. Benar apa kata ayah kamu, Ervin pasti akan bisa membahagiakan kamu. Kamu adalah putri Ayah yang pertama, jadi tidak mungkin Belviana yang menikah pertama. “ ucap Nia kepada putri kesayangannya.
“Ta..tapi I – “
Nia langsung meremas tangan putrinya dan mengedipkan matanya. Agar tidak lagi membantah.
Emilie seketika terdiam mengikuti apa yang di katakan sang Ibu.
“Belviana sayang, apa kamu tidak masalah menemani Emilie ?” Nia bertanya kepada Belviana yang sedari tadi hanya menyimak.
Belviana yang di tanya selembut itu tentu saja langsung mengiyakan tanpa menaruh curiga sedikit pun pada permintaan Ibu
tirinya itu.
“Tentu saja Ibu.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Hmm, baiklah. Kalau begitu luangkan waktumu untuk sebentar malam.”
“Ya sudah kalau semua sudah beres. Ayah kembali ke kantor.” Ujar Chandra dan langsung berdiri.
Nia langsung mengantar suaminya sampai di depan pintu. “Hati-hati sayang,” ujarnya sambil melambaikan tangan.
Nia berjalan masuk dan langsung menghampiri Belviana. “Bel, kamu juga berpakaian yang bagus. Jangan sampai membuat Emilie malu bertemu calon suaminya.”
“Baik Ibu,” lagi-lagi Belviana hanya bisa mengiyakan perintah Ibu tirinya.
“Ibuu !!!” teriak Emilie kesal. Karena malam ini dia sudah janjian bersama kekasihnya.
“Sudahh ! Kamu ke sini, ikut Ibu !” Nia langsung menarik tangan Emilie.
Brak!
Begitu pintu kamar tertutup, Emilie langsung melayangkan protesnya.
“Ibu !! Apa Ibu tidak pernah dengar gosip-gosip yang beredar kalau Ervin itu lumpuh dan cacat.”
“HUsssttt ! Jangan berteriak. Makanya kamu jangan langsung main protes seperti itu di depan Ayah kamu ! Lagi pula itu kan hanya rumor, siapa tahu Ervin itu tampan dan berkharisma.” Balas Nia.
“Iya ! Kalau rumor itu kenyataan, bagaimana Bu ??” tanya Emilie memelas.
Nia seketika tersenyum licik. “Itulah kamu membawa Belviana.”
“Ma.. maksud Ibu ??”
“Kalau kamu melihat Ervin sesuai yang di rumorkan, kamu bisa langsung memperkenalkan Belviana sebagai calon istrinya.
Dan sebelum Belviana protes, bujuk dia pakai kata-kata manismu seperti biasa,”
jelas Nia dengan licik.
Emilie seketika tersenyum. “Hmm, benar kata Ibu. Aku bisa melayangkan rayuan mautku seperti biasa untuk bisa mengambil miliknya. Tetapi sekarang aku akan memberikan milikku yang akan aku buang kepada dia,”
“Husstt.. Sudah ! Sana bersiap-siaplah !”
“Ok Bu !”
Emilie pun bergegas masuk ke kamarnya, dia langsung mengambil ponselnya dan mengabari kekasihnya untuk memindahkan tempat mereka janjian ke Restaurant yang sama untuk meminimkan waktu.
Sedangkan Belviana, gadis cantik itu mencari gaun yang pas untuk menemani Kakak perempuannya.
“Hmm, aku akan memilih gaun yang ini saja.” Seru Belviana memilih gaun terusan sampai sebetis, berlengan pendek. Dengan
aksen kain satin berbahan jatuh berwarna biru navy.
Dengan polesan makeup yang tipis, Belviana mengurai rambutnya dengan indah.
Tok tok tok
“Bel.. Ayo..!!” Emilie mengetok pintu Belviana.
“Iya kak !” balas Belviana dan meraih tas tangannya.
Setibanya di Restaurant, Emilie yang sengaja membawa mobilnya , memarkir di halaman depan Restaurant.
“Yuk turun.. Katanya, Ervin sudah ada di dalam,” ujar Emilie semanis madu.
Belviana mengangguk dan mengikuti langkah Emilie yang sangat cantik dengan gaun malamnya yang seksi dan terbuka. Sedikit memperlihatkan belahan dadanya.
“Selamat malam Nona, ada yang bisa saya bantu ?”
“Kami sudah ada janji,” jawab Emilie santai dan anggun.
“Atas nama siapa Nona..?”
“Ohh.. Atas nama Ervin,”
“Ahh.. Pak Ervin ya ? Silahkan ikut saya Nona. Pak Ervin sudah menunggu anda.” Ujar pelayan restaurant tersebut.
Emilie dan Belviana pun mengikuti dari belakang.
Tok tok tok
Ceklek
Pintu terbuka, seorang pria tegap dan tampan membuka pintu. Mata Emilie seketika berbinar.
“Apa dia Ervin ? Kalau seperti ini sih, aku gak bakal nolak !” seru Emilie dalam hati.
“Pak Milo, tamu untuk Pak Ervin sudah tiba.” Ujar pelayan tersebut menyapa pria tampan yang berdiri saat ini dengan nama yang lain.
“Ehh ! Jadi dia bukan Ervin,” pikir Emilie.
Sedangkan Belviana hanya diam berdiri di sisi Emilie.
“Silahkan masuk Nona,”
Emilie dan Belviana pun masuk ke dalam ruangan. Terlihat seorang pria sedang duduk di kursi roda menghadap ke arah jendela, membelakangi mereka.
“Ternyata dia benaran lumpuh,” panik Emilie yang bersiap-siap kabur.
Emilie seketika menarik tangan Belviana, “Bel.. bantuin kakak kali ini please..??”
Belviana terlihat bingung, “Bantu apa kak ?”
Dan tepat mereka berada di meja. Pria yang sedang duduk di kursi roda itu berbalik. Dan betapa terkejutnya Emilie ketika melihat wajah Ervin ada bekas luka yang cukup besar di sekitar pipinya.
“OHHH ASTAGAAA !! Bukan hanya lumpuh !! Dia juga cacat !!” pekiknya dalam hati.
Emilie langsung menggenggam erat tangan Belviana.
“Selamat malam Kak Ervin, saya Emilie. Mengantarkan adik saya yang di jodohkan dengan Kak Ervin. Kalau begitu saya pamit dan memberikan waktu untuk kalian berdua.” Ujar Emilie dengan cepat.
“Kak ??!” seru Belviana panik. Ini tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
Emilie langsung berbisik. “Please bantuin kakak kali ini saja, yaa.. adikku sayang. Pasti setelah ini, tidak akan lagi ada pertemuan kedua kok.” Ucapnya meyakinkan Belviana.
“Hmm baiklah kak. Tapi kalau ayah marah bagaimana ?”
“Ayah tidak akan marah, selama ayah tidak tahu,”
“Eheem.. ehem..” Milo menyela percakapan dua wanita di depannya.
“Ah iya maaf. Saya pamit.” Ujar Emilie dan langsung menuju pintu untuk kabur secepatnya.
Ervin menghela nafas pelan. “Apa kamu hanya mau berdiri ? Atau mau pergi juga dari sini ? Pintu keluar ada di sana !”
Ervin menghela nafas pelan. “Apa kamu hanya mau berdiri ? Atau mau pergi juga dari sini ? Pintu keluar ada di sana !”
“Ya ? Ah.. Maaf Kak !!” seru Belviana terbata-bata sambil membungkukkan tubuhnya berkali-kali sebagai permintaan maaf.
“Perkenalkan nama saya Belviana, Kak !” ucap Belviana memperkenalkan diri dengan canggung.
Namun Ervin tidak bereaksi sedikit pun.
Milo pun maju mendekat. “Maaf Nona Belviana, pendengaran Pak Ervin tidak cukup baik karena terkena benturan.” Jelasnya kemudian hendak mengambil secarik kertas. Tapi Ervin langsung mencegat tindakan Milo.
“Hmm, duduklah… Itu pun kalau kamu mau. Aku tidak suka basa – basi. Jadi langsung saja !” balas Ervin santai dan mulai membuka serbet, bersiap untuk menyantap makan malamnya.
Belviana langsung duduk dan mengikuti apa yang dilakukan oleh Ervin. Sejenak Ervin memperhatikan gerakan wanita yang ada di depannya.
“Siapa nama kamu dan saudara kamu yang tadi pergi ?” tanya Ervin tanpa melihat ke Belviana.
“Namanya Kak Emilie dan namaku Belva – “ jawab Belviana terhenti, “Ah iya, maaf aku lupa.”
“Pak Milo, boleh minta kertas dan pulpennya ?” tanya Belviana dengan sopan.
Ervin menaikkan satu alisnya. Milo langsung mengambil kertas dan pulpen dari saku jasnya, “Silahkan nona.”
Belviana mengambil kertas dan pulpen lalu menulis sesuatu. Kemudian dengan sopan dia berdiri dan memberikannya kepada Ervin.
Ervin meraihnya dan membacanya.
‘Namanya Kak Emilie dan nama saya Belviana, salam kenal Kak Ervin ^^’
Tanpa Ervin sadari dia tersenyum tipis melihat kelakuan wanita di depannya.
“Hmm, kamu duduk saja,” ujar Ervin dan menaruh note kertas kembali di atas meja.
“Ah.. Jadi dia yang bernama Emilie. Ternyata dia kabur setelah melihatku,” gumam Ervin dalam hati.
Ervin melanjutkan makannya, sambil terus memperhatikan Belviana.
“Apa ada yang salah kak ? Ah.. Maaf…” tanya Belviana kepada Ervin, tapi dia kembali mengambil kertas dan menulis apa yang dia ucapkan lalu memberikannya kepada Ervin. Belviana sadar kalau dari tadi pria di depannya terus memperhatikannya. Kemudian dia memperhatikan dirinya sendiri. Takut ada yang salah di gaun yang ia kenakan.
Setelah membaca apa yang di tulis Belviana, Ervin menaruh alat makannya dan membersihkan mulutnya. “Kenapa kamu menerima perjodohan ini ?”
Belviana dengan sigap mengambil note dan kembali menulis.
‘Itu karena Ayah yang minta dan tentu saja aku juga ingin bertemu dengan Kak Ervin’
“Lalu setelah bertemu ? Apa kamu kecewa ?” tanya Ervin tajam.
Seketika Belviana mengerutkan keningnya.
‘Kecewa karena apa kak ??’
“Apa dia lagi berpura-pura tidak tahu apa yang aku maksud ? Mau aku sendiri yang mengatakan kekuranganku ?” seru Ervin dalam hatinya.
“Apa masih kurang jelas ?” tanya Ervin dengan tatapan yang dingin.
Belviana kembali menulis, ‘Iya kak, aku sungguh tidak paham apa maksud kaka ? Kenapa aku harus kecewa ?’
Ervin merasa sangat kesal membaca setiap kata yang ditulis oleh Belviana, dengan sikap Belviana yang pura-pura bodoh atau pura – pura polos atau pura – pura baik seperti ini. Dia merasa sangat muak.
“AH SIALL !!! Aku pria cacat !!! Dan kamu masih berpura-pura bodoh !! Mau aku yang langsung mengatakan kalau diriku CACAT !! HAHHH !!” teriak Ervin.
Deg !
Belviana tersentak karena teriakan Ervin yang tiba-tiba.
“Pak Ervin..” ucap Milo pelan, agar Ervin mengontrol dirinya sambil menahan bahu Ervin.
Belviana mengepalkan tangannya, lalu menulis ‘Maaf Kak Ervin, aku tidak bermaksud seperti itu. Sungguh. Aku tidak kecewa sedikitpun. Karena aku juga sudah mendengar banyak rumor tentang Kakak. Tapi apa yang harus aku kecewakan ? Kakak juga jangan merasa putus asa. Pengobatan sekarang sudah sangat canggih. Sekali lagi aku minta maaf kak’
Ervin membaca apa yang di tulis oleh Belviana, lagi-lagi dia mendengus. “Rumor apa ?!”
‘Rumor tentang keadaan kakak’
“Ck ! Dan kamu masih mau menemuiku ? Untuk apa ? Untuk memastikan ?” cecar Ervin.
“Eh tidak mungkin kan aku bilang, aku datang karena cuma mau menemani Kak Emilie” pikir Belviana.
‘Bukan itu kak’
‘Aku hanya datang’
Hanya itu yang bisa ia tulis.
“Lalu apa – “
Kruyuukk….
“….”
“Ahh… Malunya…” gumam Belviana tertunduk karena perutnya menyanyi di saat yang tidak tepat.
“Semoga kak Ervin tidak mendengarnya. Argg !! Aku benar-benar malu…!” gumam Belviana pelan dan melirik sesaat ke Milo yang menahan senyum.
Ervin yang tadi ingin marah langsung terdiam mendengar suara perut Belviana. Apa yang ingin dia ucapkan tiba-tiba menguap begitu saja.
Ervin berdehem, “Hmm… Sudahlah.. Aku sudah sangat lapar ! Lanjutkan makanmu dan kita pulang !”
Belviana hanya mengangguk pelan.
Akhirnya mereka makan dalam diam, hingga waktu pun berlalu dengan cepat. Wanita cantik itu benar-benar menghabiskan makanannya.
Belviana lalu menulis, ‘Terimakasih untuk makan malamnya kak,’
“Hemm..” balas Ervin singkat dan melihat jam tangan.
“Kamu pulang saja, ini sudah cukup malam.” Ujar Ervin.
‘Baik kak, sekali lagi terima kasih.’
Belviana pun berdiri dan sedikit membungkuk untuk pamit. “Aku permisi Kak Ervin, Pak Milo”
Wanita cantik itu pun keluar dari ruang private Restaurant tersebut.
Begitu pintu tertutup, Ervin menghela nafas kasar. “Dasar wanita ANEH !!”
“Pfttt… Dia wanita pertama yang tidak kabur dari perjodohan anda Pak Ervin.” Ujar Milo menahan tawa.
“Hmm benar, dan kau tahu kan kalau dia bukan wanita yang seharusnya bertemu denganku. Tetapi wanita yang kabur itu, yang sebenarnya wanita yang di jodohkan oleh Ibu.”
“Iya benar Tuan, lalu kenapa Nona Belviana ikut berbohong ?”
“Hahh !! Entahlah ! Ayo kita pulang,” ujar Ervin sudah lelah untuk berpikir.
Milo pun langsung meraih kursi roda Ervin dan mendorongnya.
Dan saat berada di luar restaurant, Ervin melihat Belviana masih berdiri di depan pintu Restaurant.
“Pak, bukannya itu Nona Belviana ?” Milo menunjuk wanita cantik bergaun biru navy itu.
Meskipun tampak belakang, mereka berdua bisa mengenali sosok wanita cantik itu.
“Hem..” jawab Ervin singkat.
Mereka berdua pun berjalan. Milo mendorong kursi roda dan menuju ke petugas valet untuk mengambil mobil mereka.
Setelah itu, Milo langsung saja mendorong kursi roda menghampiri Belviana. “Hei, kau mau ke mana ?”
“Ke Nona Belviana,”
“Untuk apa ?”
“Putar ba – “
“Eh Kak Ervin ? Pak Milo ?” terlambat sudah, Belviana sudah melihat dan menyapa mereka berdua.
“Halo Nona Belviana. Kenapa anda belum pulang ?”
“Halo Pak. Aku menunggu Kak Emilie menjemput saya, Pak.” Jawab Belviana.
Milo mengangguk paham. “Apa masih lama ?”
“Kurang tahu Pak, karena Kak Emilie belum menjawab. Tapi tidak masalah. Mungkin sebentar lagi Kak Emilie memberi kabar.”
“Baiklah kalau begitu.”
Sedangkan Ervin hanya diam seolah tidak mendengar perbincangan mereka berdua.
“Apa dia bodoh ? Kenapa tidak bawa kendaraan sendiri !” batin Ervin mendengus.
Kemudian Belviana mencoba menghubungi Emilie kembali, namun tidak kunjung di angkat oleh saudara perempuannya itu.
Lima menit berlalu, mobil Ervin pun sudah tiba.
“Pak, ini kuncinya.” Sapa petugas Valet memberikan kunci mobil kepada Milo.
“Ok Terima kasih !” ujar Milo dan memberikan selembar uang biru sebagai tip.
“Terima kasih banyak Pak !” balas petugas tersebut dengan wajah sumringah.
“Kalau begitu saya dan Pak Ervin duluan pamit,” ucap Milo.
“Ah iya Pak,”
“Kamu belum pulang ? Ini sudah sangat larut ?” sela Ervin tiba-tiba.
“Ah iya, Kak Ervin sedari tadi tidak mendengar percakapanku dengan Pak Milo,” gumam Belviana pelan. Kemudian dia mengetik dengan cepat di ponselnya dan memberikannya kepada Ervin.
‘Aku menunggu Kak Emilie, Kak Ervin pulang saja lebih dulu untuk beristirahat (emote smile)’
Ervin kemudian menatapnya kembali, “Sampai jam berapa ?”
Belviana langsung berjongkok di depan Ervin, menyamakan posisi mereka. Kemudian dia meraih ponselnya kembali. Tentu saja membuat Ervin sedikit kaget.
‘Belum tahu kak, kalau memang masih lama. Aku bisa pesan taksi online’
“Kenapa tidak memakai kendaraanmu sendiri ?”
‘Aku tidak tahu kalau Kak Emilie akan pergi meninggalkan aku….’ namun langsung dengan cepat Belviana menghapusnya kembali.
‘Merepotkan kalau tadi pisah kendaraan sama Kak Emilie’ setelah selesai mengetik, Belviana menyerahkannya ke Ervin. Tapi tanpa sepengetahuan Belviana, Ervin sudah membaca apa yang tadi Belviana ketik sebelumnya lalu menggantinya.
“Hmm.. Oke !”
“Kalau begitu selamat menunggu,” ujar Ervin santai. Belviana tersenyum dan memberikan jempolnya. “Oke kak !”
Dan pada saat dirinya hendak ingin berdiri, Belviana kehilangan keseimbangan, “Yakk….”
Grep !
Dengan cepat Ervin menangkap tangan Belviana sehingga wanita itu jatuh terduduk di pangkuannya.
Milo seketika terperangah dengan aksi atasannya itu.
“Wah… wah apa ini ??!” serunya dalam hati.
“Hufftt.. Hampir saja !!” gumam Belviana dan seketika sadar kalau kini dia berada di pangkuan Ervin. Dengan cepat dia berdiri dan membungkuk di depan Ervin.
“Maaf kak !!!”
“Hemm.. Dasar ceroboh !”
“Ayo Milo !”
“Baik Pak,”
Belviana menepuk keningnya sendiri karena kecerobohannya tadi. Kemudian dia kembali menghubungi Emilie. Namun tetap saja tidak diangkat oleh Emilie.
Sedangkan Ervin yang kini duduk di belakang, pikirannya menjadi kosong. Terpaan rambut Belviana tadi benar-benar tertinggal di panca inderanya.
“Tuan ?” tegur Milo.
“Hmm ?”
“Apa tidak masalah meninggalkan Nona Belviana ?”
“Sudahlah, jalan saja.” Tukas Ervin cuek.
“Baik Tuan,” kemudian Milo mulai melajukan kendaraannya.
Ervin sedikit menengok ke arah Belviana yang terlihat sibuk dengan ponselnya dan terlihat jelas raut wajah wanita itu sangat cemas.
“Ohh, itu mungkin taksi online yang di pesan Nona Belviana. Bersyukur masih dapat kendaraan, padahal sudah lewat jam 10 malam,” seru Milo sambil menunjuk acak kendaraan yang baru saja masuk ke halaman Restaurant, dan melirik ke arah spion melihat reaksi Ervin. Padahal dia pun hanya asal saja menunjuk kendaraan tadi.
“Semoga Nona Belviana dapat driver yang baik, karena akhir-akhir sangat banyak kasus driver nakal. Apalagi saat ini dia sendirian.” Sambung Milo.
“Ah sial kau Milo !! Putar balik mobil ke Restaurant !” seru Ervin dengan kesal.
Milo tersenyum, “Siap Pak !!”
Dengan sigap Milo memutar setir dan kembali masuk ke dalam halaman Restaurant. Belviana masih berdiri di depan pintu Restaurant.
Milo dengan sigap keluar dan menghampiri Belviana dan menawarkan tumpangan. Tentu saja Belviana menolak dengan sopan karena tidak ingin merepotkan.
Ervin yang dapat mendengar perdebatan tidak penting itu pun langsung membuka kaca mobil. “Masuklah !! Aku tidak ingin orang tuamu marah kepadaku kalau aku meninggalkan putrinya sendiri di sini !”
Belviana tersontak mendengar sura Ervin, setelah berpikir akhirnya dia pun menerima perkataan Ervin, “Hmm, baiklah.”
Milo kemudian berjalan terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Belviana. “Silahkan Nona,”
“Terima kasih pak Milo,” Belviana pun duduk tepat di samping Ervin.
Kemudian dia kembali mengetik di ponselnya dan memberikannya ke Ervin sambil tersenyum.
‘Terima kasih banyak Kak’
“Hmm..”
......VISUAL......
...Ervin Kalandra
...
...Belviana Chandra...
...Emilie Chandra...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!