NovelToon NovelToon

Bidadari Surga Yang Ku Sia-siakan

Bab 1

Annisa, adalah seorang wanita muda berusia 20 tahun dan sudah menyandang status janda dua kali.Pernikahan pertama Anisa hanya berlangsung tiga hari, kemudian sang suami meninggal dunia.

6 bulan pasca meninggalnya suami pertama. Anisa kembali dinikahkan oleh orang tuanya dengan seorang pria muda. Namun, sayang pernikahan itu hanya berlangsung 3 hari karena sang suami mengalami kecelakaan pesawat ketika sedang menjalankan tugasnya.Saat itu pun Anisa belum sempat di sentuh karena saat menikah, Annisa sedang dalam masa haid.

Anissa yang berduka karena kepergian sang suaminya, memutuskan untuk hijrah memperdalam ilmu agama di sebuah pesantren milik pamannya. KHj Abdullah.

***

"Annisa!" Seorang wanita paruh baya menghampiri Annisa di kamarnya

"Iya Ummi, ada apa?"

Ummi adalah panggilan Annisa untuk istri dari Haji Abdullah. Tantenya sendiri.

"Kamu jadi pulang Nak?"

"Insya Allah Ummi, dua hari lagi."

"Oh iya, kalau begitu kamu bantuin ummi ya, sebentar lagi ada tamu, temannya Abi. Kita masak yang spesial hari ini."

"Ayo Ummi." Dengan senang hati Annisa membantu memasak makanan untuk tamu. Kebetulan saat itu kebanyak Santriwati sudah pulang ke kampung halaman mereka karena masa liburan. Hanya ada beberapa Santriwati yang tinggal di ponpes karena mereka tak memiliki orang tua.

Tamu yang ditunggu pun tiba.

"Assalamualaikum, sahabat ku pak Abdullah, apa kabarnya ente? " ucap Seorang Pria berperawakan tinggi dan besar.

Pria itu merentangkan tangannya ke Abi. Mereka berdua pun saling berpelukan karena keakraban mereka.

"Alhamdulillah baik saudaraku. Bagaimana dengan ente sendiri?" tanya Haji Abdullah.

"Baik."

"Silahkan duduk, sahabat ku."

Hj Abdullah dan Pak Wisman memang bersahabat baik. Mereka seperti saudara sendiri.

"Terima kasih saudaraku, jangan sungkan begitu."

"Wah sepertinya pesantren sedang sepi ya, karena itulah saya menyempatkan diri untuk berkunjung kemari. Karena Anda pasti sibuk ketika mengajar para Santri dan Santriwati."

"Tidak juga sahabat ku. Silahkan datang kapan saja."

"Bagaimana dengan pekerjaan anda, saudara ku?"tanya Hj Abdullah.

"Ya begitulah. Saya sudah menyerahkan kepemimpinan perusahaan saya kepada putra sulung saya Reyfan. Saya bermaksud untuk pensiun dan belajar ilmu agama agar kelak tidak menyesal nantinya," ucap pak Wisman.

"Iya saudara ku, memang seperti itulah seharusnya kita. Waktu muda kita selalu sibuk dengan urusan dunia. Sekarang, setelah kita mendapatkan kesenangan dunia, jangan lupa akhirat kita, mumpung kita masih diberi waktu."

"Iya, sahabat ku. Selain itu kedatangan saya kemari untuk mencari jodoh untuk putra saya, Reyfan. Saya ingin Reyfan mendapatkan gadis Sholeha untuk putra saya dan bisa menerima Reyfan, karena saya tahu bagaimana pergaulan anak saya, sahabat ku. Reyfan sering berganti-ganti pacar, saya tidak mau putra saya terjerumus dalam dosa zina. Tapi saya juga sadar mungkin wanita Sholehah tidak mau menjadikan putra saya sebagai suaminya karena perangai Reyfan."

"Assalamualaikum, Abi ini minumannya." Annisa tiba dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman hangat,

"Waalaikumsalam." Keduanya menyahut.

Pak Wisman tersenyum sambil melirik ke arah Annisa.

'Masya Allah cantik sekali gadis ini,' batin pak Wisnan ketika melihat Annisa tersenyum.

Annisa, gadis berkulit putih dengan bola mata yang jernih dan hidung yang mancung itu tampak anggun dengan balutan busana muslimah.

"Ini minumannya Abi, silahkan diminum."

Annisa menyodokan minuman kepada pak Wisman.

"Silahkan diminum Pak.'

"Terima kasih," jawab pak Wisman.

Setelah mengantar minuman, Anisa kembali ke dalam rumah untuk menyiapkan makan siang mereka.

Pak Wisman mengamati Anisa yang berjalan menjauhinya.

"Siapa dia sahabatku?" tanya Pak Wisman.

"Oh dia keponakan Ana."

"Keponakan ente, apa dia masih gadis?"

"Hahaha kenapa sahabatku. Apa kau ingin mencari pengganti istrimu?" tanya haji Abdullah dengan nada bercanda.

"Bukan untuk diriku, tapi untuk putraku."

Haha mereka pun tertawa.

"Benarkah dia sudah janda?"

"Ehm seperti itu."

"Ngomong-ngomong, Apa nak Anisa mau dijodohkan dengan Putra saya ?"

"Hahaha, Saya tidak tahu sahabatku. Coba ente tanya sendiri pada Anisa. Tanyakan juga pada putra anda, apa mereka mau dijodohkan."

"Benar juga sahabatku. Baiklah nanti akan aku tanya pada Reyfan. Aku juga ingin tahu bagaimana sifat Anisa terlebih dahulu."

"Hm, bukannya Ana mau memuji keponakan Ana sahabat ku. Tapi menurut Ana, Nisa anak yang penurut. Anak yang berbakti pada kedua orang tuanya. Selama satu tahun ini, dia mengabdikan diri di pesantren sambil belajar ilmu agama. Dan dalam beberapa hari ini dia akan pulang ke rumah orang tuanya."

"Beruntung sekali saya bisa berkesempatan bertemu dengan Anisa hari ini, sebelum dia pulang. Setidaknya, saya bisa melihat bagaimana sifat Anisa di kesehariannya.

"Oh iya silahkan saja."

Dua hari berada di rumah itu Pak Wisman semakin yakin jika Anisa adalah calon menantu pilihannya.

Dari cara bicara Anisa, dari kesehariannya, Anisa adalah wanita yang sholehah. Pak Wisman benar-benar bertekad untuk menjodohkan putranya dengan Anisa tanpa peduli status Anisa yang kini sudah menjanda dua kali.

***

Reyfan Sanjaya, putra dari Bapak Wisman sanjaya. Pemilik hotel bintang lima Plaza The Hotel yang memiliki cabang di seluruh Indonesia.

Pria dua puluh tujuh tahun itu, adalah seorang yang perfeksionis. Segala sesuatu harus sempurna di mata Reyfan. Begitupun untuk urusan jodoh.

Banyak sekali wanita yang dekat dengannya saat ini. Namun Reyfan masih memilah dan memilih calon istri yang sempurna menurutnya.

Ya meskipun Reyfan mengakui dirinya tak sempurna. Dia sering bergonta-ganti pasangan. Reyfan ingin mencari wanita suci yang masih murni, tentunya juga harus memiliki wajah dan bentuk tubuh yang menarik selain satu level dengannya.

Selama ini dia memiliki pacar yang satu level dengannya, selain cantik dan bertubuh seksi. Namun tak satupun dari mereka yang menjaga pergaulannya. Hingga Reyfan memutuskan hubungannya dengan gadis-gadis itu.

Reyfan pulang ke rumah, kedatangan sudah di tunggu oleh pak Wisman.

"Rey, Ada yang ingin Ayah bicarakan."

"Bicarakan saja Yah."

Reyfan duduk sambil mengendurkan simpulan dasinya.

"Ayah sudah punya jodoh untuk kamu."

"Terus aku harus bilang wow gitu."sahut Reyfan ketus.

"Reyfan, gadis yang ayah jodohkan dengan kamu ini, bukan gadis sembarangan. Dia memang sudah janda dua kali. Tapi ayah yakin dia adalah jodoh yang terbaik untukmu. Jika kau mau Ayah tenang dan semua perusahaan ayah serahkan padamu, kau harus menikahi Anisa."

Reyfan membelalakkan bola matanya.

What? Ayah ingin menjodohkan ku dengan Janda yang sudah dua kali menikah? Dia pikir aku aku penampung barang-barang bekas apa? Batin Reyfan

Lamaran

"Bismillahirohmanirohim."

Anisa mengikat cadar di wajahnya. Dia bertekad untuk mengenakan pakaian kaum saidatul Fatimah az-zahra mulai saat ini.

'Alhamdulillah, hamba bertekad untuk tetap menggunakan pakaian ini sampai kelak hamba meninggal. Ya Allah kuatkan keimanan hamba. Agar selalu Istiqomah di jalanmu."

Anisa menatap dirinya di depan cermin. Tak ada lagi wajah cantik yang telihat, hanya matik mata yang bercahaya di balik cadarnya, seperti kilauan berlian.

"Assalamualaikum Anisa." Suara Umi Halijah di belakang pintu.

"Waalaikumsalam Umi, silakan masuk."

Umi Khadijah masuk ke dalam kamar Anisa.

"Sudah mau pulang Nak?"tanya Umi Khadijah.

"Iya Ummi."

"Duduk dulu Nak," ajak Umi sambil menepuk kursi kayu yang ada di sampingnya.

"Annisa, kamu ingat pak Wisman kan?"

"Ingat Umi. Kenapa?" tanya Annisa.

"Pak Wisman itu adalah sahabat Abi. Orangnya baik sekali, mendiang istri juga baik."

Annisa menyimak penuturan dari Umi Khadijah.

"Annisa, rencananya besok pak Wisman dan putranya datang untuk melamar kamu."

"Melamar Nisa Umi? Apakah beliau tahu status Nisa?"

"Tahu dong Nisa, Abi sudah menceritakan tentang kamu pada pak Wisman dan mereka tidak mempermasalahkan hal itu."

"Ehm Abi sudah hubungi ayah?" Tanya Nisa dengan wajah yang tertunduk.

"Sudah kemarin malam, saat ini Abi sudah mengutus seseorang untuk menjemput ayah dan ibu kamu. Mereka senang sekali ada seorang pria yang melamar kamu Nisa."

"Pak Wisman itu pengusaha yang terkenal dengan keramahanya dan baik, Karena itulah orang tua kamu langsung setuju ketika Abi menceritakan tentang keinginan pak Wisma untuk mempersunting kamu."

Anisa tertunduk. Sebetulnya dia ragu.

"Bagaimana Anisa, kamu mau kan?"

"Jika ayah dan ibu Nisa setuju, Nisa juga setuju Umi. Bismillah saja,

Soal jodoh Nisa serahkan pada Allah. "

"Iya Nak, semoga kamu dapatkan jodoh yang terbaik."

"Jadi Nisa jangan pulang dulu ya. Karena esok pak Wisman dan putranya datang untuk melamar kamu."

"Iya Ummi."

***

Keluarga Hj Abdullah dan Keluar Pak Imam Husein sudah bersiap menanti kehadiran Pak Wisman dan sang putra.

Sesuai jadwal yang dijanjikan Pak Wisman tiba di kawasan pondok pesantren tepat jam 10.00 pagi.

Keluar dari mobil Pak Wisman dan Reyfan langsung menghampiri haji Abdullah dan Pak imam Husein di teras rumah.

"Assalamualaikum," sapa Pak Wisman.

"Waalaikumsalam." Pak Wisman disambut baik oleh kedua pria itu.

"Sahabat ku, perkenalkan ini Putra saya Reyfan," ucap pak Wisman kepada Hj Abdullah dan Pak imam Husein.

Reyfan berjabat tangan dengan senyum yang tipis kepada Pak haji Abdullah dan Pak Imam Husein.

Mereka pun berbasa-basi sebentar di teras rumah, kemudian dipersilahkan masuk oleh tuan rumah.

Ketika berada di ruang tamu, mereka berbasa-basi kembali.

Setelah suasana mendukung, Pak Wisman langsung mengutarakan niat kedatangannya ke pondok pesantren itu.

"Begini seperti yang Bapak haji Abdullah tahu, kedatangan saya kemari untuk melamar Putri Anda yang bernama Annisa untuk putra saya Reyfan. Sudihkah anda kiranya menerima lamaran Putra saya," tanya Pak Wisman.

"Sebelum anda mengajukan lamaran, alangkah baiknya Reyfan dan Anisa saling bertemu bertatap muka."

"Oh iya tentu saja, saya sampai lupa saking semangatnya," tutur Pak Wisman dengan nada bercanda.

"Wah wah ini sepertinya bukan putranya yang mau menikah, sepertinya ayahnya yang terlalu bersemangat," canda haji Abdullah.

Reyfan menyunggingkan senyum sinisnya mendengar candaan itu.

"Baiklah kalau begitu saya akan Panggil putri saya terlebih dahulu," ucap pak Imam Husein, iya pun beranjak meninggalkan ruang tamu, untuk menjemput putrinya."

Reyfan duduk dengan gelisah semakin lama dia tidak betah berada di tempat ini. Reyfan sebisa mungkin tersenyum ke arah haji Abdullah yang tersenyum melihatnya.

Beberapa saat kemudian pak Imam Husein datang dengan membawa seorang wanita bercadar.

Wanita itu pun duduk di samping Pak Imam.

"Ini Anisa?" tanya Pak Wisman sedikit kaget, karena sebelumnya Anisa belum menggunakan cadar.

"Ya ini Anisa, dia memutuskan untuk menggunakan cadar beberapa hari yang lalu."

Anisa menutup kedua telapak tangannya ke dada sambil mengucap salam."Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Sahut mereka semua terkecuali Reyfan. Wajah Reyfan semakin kesal ketika melihat calon istrinya seorang yang menggunakan atribut yang merepotkan. Tak tampak lekuk tubuh sedikit pun. Jadi Revan tidak tahu bagaimana bentuk tubuh calon istrinya itu. Hal itu membuat

Reyfan semakin tidak berminat dengan pernikahan ini.

"Baiklah untuk mempersingkat waktu, karena nak Reyan adalah calon suaminya Anisa. Saya persilahkan anda untuk melihat wajah calon istri anda," ucap haji Abdullah.

"Anisa silakan buka cadar kamu di depan calon suamimu Nak."

Anisa membuka perlahan cadarnya kemudian menurunkannya. Reyfan hanya mengintip sekilas belum pun sempat Anisa membuka seluruh penutup wajahnya dia sudah menunjukkan kepalanya.

Seperti apa pun wajah Anisa, dia sudah bisa menilainya . Anisa pun kembali menutup wajahnya dengan cadar tersebut setelah beberapa detik membukanya.

"Bagaimana Nak Reyfan, apakah anda sudah melihat calon istri anda?" Tanya Pak haji Abdullah.

"Sudah Pak," jawab Reyfan dengan senyum sekilas.

Reyfan harus bisa bersandiwara meskipun hatinya begitu dongkol dengan Perjodohan ini.

"Bagaimana kamu masih berniat melamar Anisa, Setelah melihat wajahnya?" Tanya haji Abdullah.

"Masih pak, Jika perlu pernikahan ini bisa Segera dilaksanakan," ucap Reyfan.

Saking kesalnya, Reyfan tak sadar dengan apa yang dia ucapkan saat itu.

"Walah,sudah tak sabar ternyata," canda Pak Wisman sambil menepuk punggung putranya.

Reyan tersenyum getir.

"Baiklah, kalau begitu bagaimana Minggu depan kita nikahkan mereka saja?"

"Saya setuju, bagaimana dengan pak Imam? Apakah Anda setuju?" tanya Hj Abdullah.

"Saya setuju saja, jika memang niat anda baik untuk melamar putri saya. "

"Alhamdulillah, kalau begitu kita sepakat minggu depan akan diselenggarakan akad nikah antara saudara Reyfan dan Annisa di pondok pesantren ini."

Kesepakatan pun terjadi di antara kedua keluarga mereka.

Terima kasih kepada Reader yang mau mampir, untuk sementara author slow up ya. maklum masih dalam nuansa lebaran.

Selamat hari raya idul Fitri.

Minal aidzin walfaizin, mohon maaf lahir batin.

Lamaran lagi

Setelah dari pesantren, Pak Imam Husein dan bu Halimah pulang ke rumah mereka.

Sementara Anisa memilih tetap untuk tinggal di pondok pesantren itu. Karena rencananya dua minggu lagi pernikahannya dengan Reyfan akan diselenggarakan di pondok pesantren haji Abdullah.

Baru saja beberapa jam yang lalu mereka tiba di rumah.

Jini Pak Imam Husein dan bu Halimah kedatangan seorang tamu.

"Assalamualaikum," suara salam terdengar dari arah luar rumah.

Sang tuang rumah pun membalas salam tersebut, sambil berjalan menghampiri pintu.

Ternyata yang bertamu adalah pak Ilham, yang merupakan sahabat karib Pak Imam Husein dan haji Abdullah sendiri.

Tak hanya pak Ilham dan sang istri. Mereka juga membawa Putra mereka yang bernama Adam.

"Wah ada Nak  Adam," ucap pak Imam Husein.

"Iya Pak, Adam baru saja pulang dari Mesir menyelesaikan kuliah  S2 nya."

"Alhamdulillah."

"Kalau begitu silakan masuk Pak," ucap pak Imam Husein.

"Oh ya karena Adam baru saja pulang dari Mesir, dia membawa oleh-oleh, Tolong diterima dengan baik," ucap pak Usman.

"Wah terima kasih sekali,"jawab Pak Imam Husein sambil menerima paper bag.

Tamu mereka dipersilakan duduk oleh tuan rumah.

Setelah duduk, mereka berbancang dan berbasa-basi. Kebanyakan perbincangan mereka membicarakan tentang Adam yang kini sudah menjadi dosen di salah satu universitas Islam di kota tersebut.

Setelah berbasa-basi dan bercerita banyak hal, pak Ilham menyatakan maksud kedatangannya.

"Begini Pak, kedatangan saya kemarin untuk melamar Anisa, untuk Adam anak saya," ucap pak Ilham.

Pak Ilham dan putranya bukannya tidak tahu tentang status Anisa yang sudah dua kali menjanda. Namun mereka juga tahu jika Anisa gadis yang baik-baik Karena itulah mereka bersedia melamar Anisa untuk Adam, Putra mereka. Meskipun Adam merupakan salah satu mahasiswa lulusan terbaik di salah satu universitas di Mesir.

Pak Imam Husein memperlebar pupil matanya.

"Melamar Anisa?"

Sungguh ia tidak pernah menyangka, jika Putra pak Ilham itu akan melamar anak gadisnya,tapi Sayangnya 

 dia juga sudah terlanjur menerima pinangan dari pak Wisman yang juga merupakan sahabat dari saudaranya haji Abdullah.

Jika saja Pak Imam Husein bisa memilih, tentu dia akan memilih Adam sebagai calon menantunya. 

Kecantikan Anisa terkenal di seluruh daerah itu. Banyak sekali pria lajang maupun duda yang menginginkan Anisa.

Anisa pernah diperebutkan oleh beberapa pemuda hingga menimbulkan beberapa masalah seperti konflik di antara beberapa pemuda.

Karena tak ingin terjadi fitnah dan pertikaian para pemuda di kampung mereka,  Pak Imam Husen bersedia menerima lamaran Pak Wisman. Dan membiarkan Anisa untuk tetap tinggal di pondok pesantren itu sampai dia menikah.

Karena kecantikan jugalah, Anisa memilih memakai cadar sebelum pulang ke rumahnya.

"Bagaimana Pak?  Apa Anda menerima lamaran kami?" tanya pak Ilham ketika melihat Pak Imam Husein terlihat bingung.

Pak Imam Husein kembali tersadar dari lamunannya.

"Bagaimana ya Pak, kami baru saja pulang dari pondok pesantren haji Abdullah. Kebetulan tadi pagi Anisa sudah dilamar dan kami sudah menerima lamaran tersebut. Dan dalam waktu 2 minggu Annisa akan menikah," tutur pak Imam Husein dengan hati-hati.

Wajah Adam terlihat begitu kecewa mendengar berita tersebut. Padahal Ia berharap Setelah kepulangannya dari Kairo, dia bisa mempersunting Anisa. Gadis yang sejak dulu menjadi pujaan hatinya.

Ini bukanlah lamaran pertama Adam, dulu dia pernah melamar Anisa sebelum Anisa lulus dari madrasah Aliyahnya.

Sayangnya, sejak kecil Anisa sudah di jodohkan dengan seorang pria. Lamaran Adam pun terpaksa tidak diterima saat itu.

Dua tahun yang lalu Adam pernah mendengar jika Anisa menikah untuk kedua kalinya dan kedua suaminya meninggal.

Dia pun berharap setelah menyelesaikan kuliahnya S2, dia akan segera meminang Anisa.

Namun, ternyata Adam kembali ditikung oleh seseorang.

Meski tampak kecewa ,pak Ilham masih berpikir jernih.

Tidak apa-apa, itu berarti Anisa dan Adam tidak berjodoh.

Adam menghempaskan nafas beratnya.

Kecewa, Adam sangat kecewa. Namun sebagai orang yang memiliki pendidikan, Adam juga pasrah atas jalan hidup dan takdir yang telah Tuhan tentukan untuknya.

Untuk yang ketiga kalinya Adam kehilangan kesempatan untuk menikahi Anisa.

***

Setelah pulang dari melamar Anisa, Reyan pergi ke salah satu tempat hiburan.

Pikirannya begitu kacau, dia berkali-kali dia merutuki kata-katanya yang tidak sengaja ingin mempercepat pernikahannya dengan Anisa.

"Bodohnya aku kenapa aku bisa sampai tercetus kata-kata itu! Sialan!" Umpat Reyfan.

Berkali kali dia mendengus kesal, sambil minum minuman keras di botolnya.

"Bagaimana mungkin seorang Reyfan Sanjaya menikahi seorang wanita yang dua kali menjanda. Pasti aku akan jadi bahan olok-olok dari teman-temanku."

"Apalagi gadis itu menutup wajahnya dengan cadar, pasti wajahnya sangat jauh dari harapan ku," gumam Reyfan.

Reyfan terus meminum minumannya. Dia Stress atas pilihan hidupnya kini.

Jika saja dia tidak menikahi wanita itu, bisa saja dia  kehilangan kesempatan untuk mewarisi harta pak Wisman yang sangat dermawan itu.

Mungkin saja ayahnya akan menghibahkan seluruh hartanya kepada yayasan panti sosial atau panti asuhan dan pondok pesantren.

Dan hal itu tidak diinginkan oleh Revan sama sekali.

Reyfan meremas rambutnya. Dia frustasi karena harus menikah dengan wanita yang sama sekali tidak masuk dalam kriterianya.

Untuk menghilangkan tekanan dan stress yang di rasakannys,  setiap hari Reyfan menghabiskan waktunya dengan minum-minuman keras setelah pulang dari kantor.

Bersambung gengs, mohon dukungan untuk karya author ini ya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!