Pagi ini Melissa Zoan mengawali hari dengan minum kopi dan roti panggang kesukaannya, namun suasana hatinya sedang tidak bagus, Ia teringat Juno Bram lelaki yang di cintainya selama masa SMA, hari ini telah menulis pesan status di beranda Facebook bahwa ia telah berpacaran dengan Jessyca Laura. Memang sudah 2 tahun sejak lulus SMA dan Juno kuliah di luar kota namun mereka tidak pernah putus komunikasi, kadang Juno menanyakan kabarnya melalui pesan atau telepon dan juga bertukar kabar melalui media sosial, sekarang bahkan Melissa belum berpindah hati pada lelaki lain dan menurut Melissa hati Juno cepat sekali berpindah. padahal seingat Melissa selama masa SMA Juno tak pernah begitu dekat dengan perempuan lain walau banyak yang suka. Juno selalu memperhatikannya, perhatian padanya, suka menatapnya diam-diam, sering mencarinya ke kelas, ke kantin ataupun ke perpustakaan. pokoknya yang dia tahu mereka saling ada rasa walau Juno ataupun dirinya tak pernah saling mengungkapkan cinta. Betapa kecewanya Melissa pada Juno, tidak bisa Ia ungkapkan dengan kata-kata. namun yang terjadi biarlah terjadi, dengan terpaksa dihabiskannya roti yang sedari tadi menunggu seolah tak sabar ingin dimakan.
***
Perkuliahan hari senin memang padat, jam menunjukkan pukul 08.00 ketika Melissa sampai di ruang MKU (Mata Kuliah Umum). memulai semester awal dengan hati terluka bukan motivasi yang bagus batinnya.
"Hei.. kamu melamun terus dari tadi.." Bella mengagetkan Melissa yang sejak tadi masih memikirkan rasa patah hatinya.
"Apa sih.." Melissa menjawab agak ketus karena sedang bad mood.
"Ini kuliah awal bukanya semangat, kamu tidak lihat ada lelaki ganteng di sana?" Bella menunjuk ke salah satu lelaki dikelasnya.
"Tidak terlalu ganteng ah" kata Melissa dengan santainya.
"Kamu buta ya Mel.. Aku heran deh" celetuk Bella kesal
"Dimana letak gantengnya? " ucap Melissa dengan nada kesal
"Nih ya, kalau menurut aku nih kamu lihat garis matanya jelas, alis matanya tebal, hidungnya mancung, bibirnya tipis, uh.. belum bodynya itu tuh tinggi dan berisi.. kalau aku sih melted lihatnya.." ucap Bella panjang lebar
"Hufft.. Terserah kamu deh" Melissa mulai membuka buku bindernya.
"Awas nanti kalau jodoh, aku lemparin telur mentah loh" celetuk Bella kesal
"Selamat pagi, mari kita mulai mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar pada pagi hari ini" ucap Pak Prof Roger dengan tegas
"Siap pak.." sahut mahasiswa serempak
***
Pukul 09.40 perkuliahan 2 sks selesai, Melissa bersiap untuk kembali ke ruang kelas jurusannya, ketika akan berdiri, seorang laki-laki menabraknya dari belakang.
"Aduh..." Melissa mengaduh kesakitan karena ditabrak dan dengkulnya terkena kursi cukup kuat.
"Eh, maaf tidak sengaja.. " sahut Hendry tanpa ekspresi.
"Kalau jalan lihat-lihat dong" kata Melissa sedikit kasar
"Yang mundur mendadak siapa?" tanya Hendry mengangkat satu alisnya
"Aku tadi mau keluar jadi wajar kan kalau sedikit mundur, yang salah tuh kamu karena tidak lihat kedepan" kata Melissa kesal
Hendry berlalu tanpa menjawab kata-kata Melissa lagi.
"Dasar cowok zombie" Melissa membatin kesal karena dia merasa diabaikan.
Jangan lupa like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya.. 💕
Pagi menampakkan sinarnya ketika Hendry Wilson membuka matanya dengan sungkan, jam menunjukkan pukul 05.30. Dia segera mandi dan bersiap, setelah sarapan dan minum coklat panas Ia segera pergi menuju kampus. Tinggal sendirian di villa keluarganya membuat Hendry menjadi mandiri, Ayahnya Isac Wilson sibuk bekerja sebagai CEO di PT. Indodrink Indonesia dan Ibunya ikut mengurus ayah dan adiknya di sana. tapi Hendry tidak terlalu kesepian, sepupunya Nina Stuart dan Garry Stuart sering berkunjung ke Villanya hampir setiap akhir pekan, Mereka bilang Villa Hendry sangat sejuk dan dekat dengan alam membuat mereka senang berkunjung. Jarak Villa Hendry ke kampus memakan waktu kurang lebih 45 menit dengan kecepatan 60 km/jam.
***
Kelas sudah ramai ketika Hendry sampai di ruang kelasnya, kuliah di MKU ternyata merupakan gabungan dengan mahasiswa jurusan berbeda darinya, beberapa temannya masih sekelas, namun beberapa lagi di kelas yang berbeda. Hendry bukan pengamat yang baik, Ia cenderung tidak peduli dengan lingkungannya namun tatapan lekat seorang wanita dan temannya yang beberapa kali menoleh kearahnya membuat Hendry tidak nyaman. Beberapa kali Hendry merasa apa ada sesuatu yang salah dengan penampilannya, apakah baju Kaos Chanel Cream yang digunakannya tidak cocok dengan Celana Jeans Lea hitam yang dipakai saat ini? atau apakah ada sesuatu diwajahnya? Hendry benar-benar tidak nyaman.
***
Sepanjang perkuliahan berlangsung, Jack teman yang duduk di samping Hendry yang baru saja dikenalnya pagi ini tidak mau berhenti bicara, saat Prof Roger sedang lengah Ia langsung mengajak Hendry bercerita panjang lebar dengan antusias tentang keluarga yang sangat menyayanginya, Adiknya yang cantik dan tentang segudang prestasinya di masa SMA. Hendry hanya merespon dengan beberapa anggukan saja.
"Hen, Aku ingin tanya, Mengapa Kamu tertarik ambil jurusan Ekonomi Akuntansi? Mengapa tidak memilih Hukum sepertiku? maaf jika Kamu tersinggung, Aku hanya penasaran" kata jack serius
"Aku suka akuntansi, dan lagipula Ayahku sangat mendukungku untuk kuliah di jurusan ini" jawab Hendry singkat
"Oh begitu.. Di jurusanku perempuannya cantik-cantik loh.." celetuk Jack dengan riang, Ia bermaksud pamer pada Hendry
Hendry tidak menjawab, Ia melanjutkan rangkumannya tentang materi yang diberikan Prof Roger
"Hen, kamu dari tadi mendengarkan Aku bercerita apakah tidak ada yang mau Kamu ceritakan?" kata Jack sambil memutar pulpen di tangannya.
"Belum ada sih, tapi ada yang membuatku penasaran tentang dua perempuan yang duduk di sana" celetuk Hendry pada jack sambil menunjuk dua perempuan di kursi depan
"Hmmm... Kamu suka ya" kata jack sambil tergelak
"Bukan begitu" ucap Hendry dingin
"Bella yang rambut bob dan yang rambut ikal sebahu namanya Melissa" ujar jack kemudian
"Mereka dari tadi melihat ke arahku, Aku heran apa ada yang salah dengan penampilanku?" ucap Hendry serius sambil menyentuh dagunya
"Ah kamu naif sekali sih, itu tandanya salah satu atau kedua perempuan itu suka sama Kamu" ucap jack tertawa
"Kamu suka yang mana?" tanya Jack dengan tatapan menyelidik
"Tidak keduanya" kata Hendry singkat
"Kalau Aku sudah tiga tahun mengharapkan Melissa tapi tidak ditanggapi dengan serius olehnya" celetuk jack lesu
"Pokoknya Aku tidak suka keduanya" jawab Hendry tegas
"Ets, jangan terlau cepat ambil keputusan.. Nanti jadi tergila-gila loh" Jack tergelak
***
Pukul 09.40 berakhir sudah mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar, Hendry bersiap untuk keluar menuju jurusannya dan tiba-tiba Melissa mundur mendadak dan tabrakan tidak bisa dihindarkan lagi, kesalahan Hendry karena jalan terburu-buru dan tidak bisa berhenti, akhirnya Ia minta maaf pada Melissa, sayup-sayup Hendry mendengar jawaban Melissa ketus tapi karena terburu-buru Hendry tidak terlalu menanggapi dan berlalu begitu saja.
Jangan lupa Like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya..💕
Pulang dari Kampus pukul 16.00 rasanya begitu melelahkan bagi Melissa, sebelum mandi dan ganti baju Ia sempat menjatuhkan dirinya di kasur lebih dulu, menenangkan pikirannya yang mengawang-awang, sebentar kemudian barulah Ia mandi dan berganti pakaian.
Setelah berpakaian Ia membuka Handphonenya, ada 4 panggilan tak terjawab dari Nina Stuart teman SMA Melissa, kemudian Melissa menelepon ke nomor Nina
"Hallo?" ujar Melissa setelah telepon terhubung
"Hallo Mel, tadi aku nelepon kamu.. " kata Nina agak cepat
"Iya, ada apa tadi Kamu telepon Na? " tanya Melissa
"Kamu sudah lihat postingan Juno di Facebook?" kata Nina agak hati-hati
"Iya sudah, memangnya kenapa?" kata Melissa pura-pura biasa saja
"Kamu baik-baik saja Mel?" kata Nina dengan nada khawatir
"Aku tidak apa-apa kok Na.. " kata melissa dengan suara mulai agak gemetar sembari menghapus bulir bening di sudut matanya.
"Kamu jangan kemana-mana yah, sebentar lagi Aku akan ke Apartemen Kamu" Nina mengatakan dengan cepat dan telepon langsung terputus
"Halo Na..? " Melissa tak mendengar lagi jawaban dan langsung memutus telponnya juga
Sekitar 10 menit Nina sampai di Apartemen Melissa, saat itu Melissa sedang membuatkan jus jeruk kesukaan Nina dan membuat Kopi untuknya sendiri.
Bel berbunyi, Melissa membukakan pintu untuk Nina, Nina masuk dengan ekspresi kesal dan marah juga terlihat khawatir, entah bagaimana Melissa menggambarkan ekspresi Nina saat ini.
Nina duduk di depan teras Apartemen Melissa ditemani Jus jeruk dan Kopi milik Melissa, Ia ragu membuka cerita, takut membuat sahabatnya sedih tapi Ia merasa kesal dengan Juno, Ia ingin membantu sahabatnya jika Ia bisa.
"Kapan kamu tahu tentang kabar Juno Na? " Melissa membuka cerita
"Tadi siang Mel, Aku tidak sengaja membuka FB dan lihat berita Juno sudah berpacaran dengan Jessyca Laura.. Memang dasar yah laki-laki itu" kata Nina berapi-api sambil mengepalkan tangannya
"Sudah lah Na, Aku juga sudah ikhlas kok.." Melissa mencoba terlihat kuat namun air matanya tak mampu ia bendung
"Sudah.. Kamu kalau mau nangis sini, kapanpun sebagai sahabat Aku akan selalu ada buat Kamu Mel.." ujar Nina lembut
"Sudah lima tahun Aku berharap sama dia Na" kata Melissa terisak
"Iya, Aku tahu kok Mel.. Inilah sebabnya sekarang aku ada disini, Aku tahu kamu pasti depresi, stress, dan butuh hiburan kan? " ujar Nina sabar sambil menepuk punggung sahabatnya
"Aku benci Dia, waktu tahu berita di facebook Aku langsung memblokirnya Na, Aku..." Melissa tidak melanjutkan kata-katanya Ia menghapus air mata di pipinya
"Sudah, tidak usah memikirkan Juno lagi.. Sekarang kita have fun saja, malam ini ayo kita karaoke, nanti aku sama Garry adikku akan menemani kamu karaoke Mel" kata Nina tersenyum penuh semangat untuk memberikan semangat pada Melissa
"Iya, terima kasih mau menghibur Na" ujar Melissa sambil menghapus air matanya
***
Pukul 19.30 setelah makan malam bertiga, Melissa, Nina dan Garry pergi menuju tempat karaoke.
Garry adik Nina yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA sempat terpesona pada Melissa Ia menatap lekat pada sahabat Kakaknya itu, seolah baru pertama kali bertemu.
Malam itu Melissa mamakai blus merah dengan jeans serta rambutnya yang ikal di urainya sehingga terkesan modis dan sexy. Selintas Melissa mirip Preety Zinta artis India namun rambutnya keemasan, bukan cokelat.
"Eh, kamu kok lihat Melissa seperti itu? belum cukup umur loh.." celetuk Nina pada Garry
"Tidak apa-apa kan kak? Kak Melissa cantik sekali malam ini" kata Garry malu-malu pada Melissa
"Oh, jadi cuma malam ini kakak cantik?" kata Melissa dengan nada kesal yang dibuat-buat
Mereka bertiga tergelak. Garry senang bisa ikut bergabung dengan acara kakaknya.
Sesampainya di tempat karaoke mereka memesan kentang goreng dan ayam goreng cryspy serta minuman bersoda, lalu mereka memilih lagu-lagu ceria dan gembira agar Melissa tidak merasakan kesedihannya.
Jangan lupa Like dan Komentarnya ya Readers agar Author lebih bersemangat untuk menulis lanjutan ceritanya..💕
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!