NovelToon NovelToon

Perjalanan Balas Dendam

#Bab pengumuman

Hai para readers👋👋

Novel "Perjalanan balas dendam" ini adalah bentuk revisi dari novel yang berjudul "Balas dendam sang raja mafia" yaa...

Karya ini murni dari imajinasi dan pemikiran author, tidak ada unsur plagiat atau hal apapun yang melanggar peraturan.

Novel "Balas dendam sang raja mafia" author revisi karena ada beberapa bahasa yang kurang baku dan banyak typo sehingga beberapa pembaca kurang mengerti alur ceritanya.

Sebelumnya juga pernah di terbitkan dengan judul yang sama yaitu "Perjalanan Balas dendam" akan tetapi sistemnya error sehingga episode jadi acak acakan.

Sekarang author akan terbitkan lagi novelnya dan menghapus novel yang lama dan novel yang error.

Semoga kalian suka sama ceritanya yaa, jangan lupa berikan dukungan untuk author berupa like, komen pendapat kalian, dan jadikan favorit kalau kalian suka yaa.

Happy reading all~😇

Chapter 1

Terlihat pemandangan lampu-lampu yang menyala dengan terang dan berwarna-warni menghiasi setiap sudut ruangan di sebuah bar yang sangat mewah.

Semua mobil yang terparkir di bar tersebut adalah mobil-mobil sport dengan harga yang sangat fantastis juga banyak pengusaha kaya raya yang berada di situ.

Di salah satu ruangan VIP, terlihat tiga orang remaja muda sedang menikmati minuman mereka sambil mengobrol dengan santai.

Mereka adalah Abercio, Altezza, dan juga Laren. Mereka bertiga adalah anak seorang mafia yang sangat berkuasa di kotanya.

Tapi identitas asli mereka hanya di ketahui oleh beberapa orang saja, tidak semua masyarakat di kota itu tahu tentang identitas mereka yang sebenarnya.

Saat sedang mengobrol dengan santai, salah satu dari mereka bertiga tiba-tiba memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Hm apa yang terjadi denganku? Mengapa kepalaku terasa sangat pusing?" ucap pria itu terduduk dan memegangi kepalanya.

"Laren, ada apa?" tanya salah satu dari mereka yang melihat saudaranya terduduk sambil memegang kepalanya.

"Kepalaku terasa sangat pusing kak." balas Laren.

"Baiklah kalau begitu kami akan membawamu pulang." balasnya.

Laren mengangguk tanpa berkata apapun, kedua saudara Laren pun membantu Laren untuk berdiri dan membawanya ke mobil.

Mereka bertiga pun keluar dari bar itu dan berjalan menuju mobil mereka yang terparkir di depan bar mewah tersebut.

Kedua kakak Laren berjalan sambil memapah Laren yang tidak bisa berjalan dengan baik karena kepalanya yang terasa sakit.

"Abercio, aku akan mengendarai mobil milik Laren bersama dengannya, Kamu bawa mobilku dan ikuti aku di belakang." ucap Altezza, kakak pertama dari Laren dan Abercio.

"Iya kak." jawab Abercio sambil mengangguk kemudian masuk ke mobil milik Altezza.

Kedua mobil itu pun melesat menembus jalanan malam yang cukup sepi, mereka berdua menyetir dengan kecepatan tinggi dan melewati suatu perempatan yang sepi.

Tiba tiba ada lima mobil hitam yang muncul dari beberapa arah mulai mengikuti mobil mereka, lalu dua dari lima mobil hitam itu berusaha untuk mensejajarkan dirinya dengan mobil yang dikendarai oleh Altezza.

"Apa yang hendak dilakukan oleh mobil-mobil ini?" gumam Altezza sambil melihat ke arah kaca spionnya.

Tiba tiba dua mobil itu mensejajarkan mobilnya kemudian mendesak mobil yang di dalamnya terdapat Laren dan juga Altezza.

Altezza dan juga Laren pun terguncang saat mobil mereka di desak oleh dua mobil hitam di sisi kanan dan juga sisi kiri mereka.

"Uh apa apaan ini? Siapa mereka semua?" gumam Altezza sambil tetap berusaha mengendalikan kemudinya.

Kemudian di belakang mobil mereka juga ada tiga mobil lagi yang mengikuti Laren dan Altezza.

Altezza reflek menambah kecepatan mobilnya untuk menghindari lima mobil tersebut dan mencoba untuk kabur dari desakan mereka.

"Laren, aku mempunyai firasat yang buruk terhadap beberapa mobil yang mengikuti kita. Apakah kamu bisa menyerang mereka?" tanya Altezza sambil tetap fokus menyetir dan menaikkan kecepatannya.

"Jika hanya menembak mereka secara acak, mungkin bisa aku lakukan." balas Laren sambil mencari cari dan memasang senjata yang ada.

"Kalau begitu lakukan! Kamu hanya perlu membuat kerusakan yang parah pada mobil mobil itu agar mereka tidak dapat mengejar kita lagi." ucap Altezza dan di balas anggukan singkat oleh Laren.

Laren yang sudah siap dengan pistol di tangannya pun memberikan kode kepada Altezza jika dirinya sudah siap.

Altezza pun membuka atap mobil, Laren berdiri dan mulai menembak mobil yang mengikuti mereka di belakang sambil menahan rasa sakit di kepalanya yang sedari tadi belum hilang.

Altezza, Abercio, dan Laren adalah putra seorang mafia jadi tidak heran jika di dalam mobil mereka terdapat senjata-senjata seperti pistol dan senjata berbahaya lainnya.

Kini mobil yang mengikuti Laren dan Altezza tersisa dua mobil sedangkan ketiga mobil lainnya mengalami kerusakan yang cukup parah karena di tembak oleh Laren sehingga tidak bisa mengejar mobil mereka lagi.

"Laren, aku yakin mobil itu pasti milik musuh ayah yang mengincar kita selama ini." ucap Altezza sambil mengemudi dalam kecepatan tinggi.

"Sepertinya memang seperti itu." balas Laren sambil tetap memperhatikan spion mobilnya.

Saat mencapai suatu tikungan yang cukup tajam Altezza berusaha untuk menginjak rem pada mobilnya untuk mengurangi kecepatan mereka akan tetapi tidak ada perubahan pada kecepatan mereka.

Altezza berulang kali menginjak rem mobil itu tapi tetap tidak bisa melambat sehingga membuat dirinya panik.

Sedangkan di depan mereka merupakan tikungan yang tajam dan jalan itu sangat sempit juga tepat di sebelah mereka terdapat jurang sedalam ratusan meter.

"Laren, rem mobil ini tidak berfungsi!" ucap Altezza panik dan mencoba untuk terus menginjak rem mobilnya.

"A-apa?! Bagaimana bisa kak? Bukankah setiap mobil di keluarga kita selalu di periksa keamanannya setiap minggu?" ucap Laren yang ikut panik sambil memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

"Remnya tidak berfungsi! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap Altezza semakin panik karena kedua mobil yang sedari tadi masih mengejar mereka semakin mendekat dan melihat di depan yang ada tikungan tajam.

Altezza pun tiba tiba membuka pintunya dan hendak melompat keluar mengetahui hal itu Laren mencoba untuk menarik Altezza agar tetap berada di dalam mobil.

Akan tetapi usahanya sia sia, Altezza telah melompat keluar dan meninggalkan Laren sendirian di mobil tersebut.

Karena tidak ada supir dan Laren yang masih dalam keadaan yang tidak bagus, mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi secara tidak beraturan kemudian menabrak pinggiran jalan dan kembali terpental.

"Ah sialan! Apa aku bakalan mati dalam keadaan kayak gini?" ucap Laren frustasi sambil berusaha mengendalikan setir mobil tersebut.

Lalu tiba tiba mesin depan mobil terbakar karena terlalu lama dalam kecepatan tinggi sehingga mesin mobil tersebut menjadi panas dan muncul api yang cukup besar dari mesin itu.

Tanpa di sadari mobil itu menuju ke tebing dan menerobos pembatas jalan lalu terjun bebas ke dalam jurang setinggi ratusan meter dan meledak.

Laren pun mati saat ledakan itu terjadi. Di sisi lain Altezza dan Abercio mengejar mobil Laren menggunakan mobil milik Altezza yang tadinya dikemudikan oleh Abercio.

Mereka melihat mobil milik Laren terjun ke jurang dan meledak dari kejauhan anehnya kedua mobil yang mengejar mereka tadi pun ikut menghilang tanpa jejak begitu juga dengan mobil lainnya.

Mereka pun sangat terkejut dengan kejadian yang menimpa saudaranya itu, lalu mereka memutuskan untuk kembali ke mansion mereka dan menceritakan semuanya kepada kedua orang tua mereka.

Di suatu tempat, di dunia lain...

"Uhh... Kepalaku sakit sekali!" gumam seorang pria yang terbaring di atas kasur sambil memegangi kepalanya.

"Pangeran, anda sudah sadar?" tanya salah satu orang yang berdiri di samping kasur itu.

Apa? Pangeran? Di mana aku? Mendengar suara yang asing baginya, Laren berusaha membuka matanya, kini banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya.

"Pangeran mohon tunggu di sini sebentar, saya akan membuatkan obat untuk anda." ucap seseorang kemudian pergi meninggalkan Laren.

Tabib itu pun keluar dan meninggalkan Laren seorang diri di ruangan tersebut.

Laren masih terbaring karena kepalanya masih terasa sangat sakit setelah beberapa saat, kepalanya sudah mulai tidak terasa sakit jadi Laren akhirnya bangun dari tempat tidur kemudian duduk.

"Aku dimana? Bukannya aku sudah tewas karena kecelakaan itu? Dan pakaian apa yang aku kenakan? Mengapa semuanya terlihat sangat asing bagiku?" ucap Laren bertanya tanya sambil memperhatikan lingkungan di sekitarnya.

Laren pun berdiri dan berjalan sambil melihat dan mengamati ruangan yang begitu asing untuknya.

Setelah beberapa menit setelah Laren melihat lihat ruangan yang ia tempati. Kepalanya kembali merasakan sakit dan muncul beberapa ingatan tentang siapa identitasnya saat ini dan dimana dia berada.

Karena kepalanya yang kembali sakit Laren pun kembali duduk di kasur dan menahan rasa sakit di kepalanya itu. Laren pun menutup matanya sembari menahan sakit di kepalanya yang sedari tadi berdenyut.

Saat secara tidak sadar menutup matanya, Laren melihat pecahan-pecahan memori yang entah milik siapa.

"Pangeran ke empat dinasti Yun? Apa maksudnya?" ucap Laren bertanya-tanya.

Saat Laren sedang bingung dengan ingatan yang tiba tiba muncul di kepalanya seseorang tiba tiba mengetuk pintu.

"Pangeran apa anda di dalam?" tanya seseorang yang mengetuk pintu tersebut.

Karena penasaran dengan siapa orang yang ada di luar, Laren pun mempersilahkan orang tersebut untuk masuk.

"Iya, masuklah." balas Laren.

Orang yang masuk itu tidak lain adalah seorang tabib yang tadi pergi untuk mengambil obat untuk Laren dan juga seorang pengawal.

Ya, Laren berfikir orang yang datang bersama dengan tabib itu adalah seorang pengawal akan tetapi pakaian pengawal itu sangat asing di mata Laren.

Di saat Laren sedang berfikir tentang pakaian kedua orang itu, tabib dan pengawal itu menunjukkan ekspresi wajah yang sangat terkejut saat melihat Laren.

Laren pun reflek bertanya kepada mereka berdua, apa yang membuat mereka terkejut saat melihat dirinya.

Chapter 2

"Ada apa? Mengapa kalian terlihat sangat terkejut saat melihatku? Apakah ada sesuatu yang salah?" Tanya Laren sambil menatap kedua orang yang berada di depannya itu secara bergantian.

"P-pangeran? Anda bisa berdiri?" Ucap pengawal itu dengan raut muka yang sangat terkejut.

Laren pun ikut bingung akan perkataan yang di ucapkan oleh pengawal itu, lantas ia pun bertanya kepada sang pengawal tersebut.

"Apa? Memangnya kenapa jika aku bisa berdiri? Kenapa ekspresi wajah kalian sangat terkejut?" Tanya Laren sambil menatap kedua orang tersebut secara bergantian.

"P-pangeran apa yang anda bicarakan? Apakah anda melupakan semuanya?" Tanya pengawal itu tetap dengan ekspresi wajahnya yang terkejut bahkan semakin terkejut mendengar perkataan Laren.

"Emm, itu... Sepertinya aku memang melupakan beberapa ingatanku." Ucap Laren mengarang sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Pengawal itu pun lantas menoleh dan menatap tajam terhadap tabib yang berdiri tepat di sebelahnya.

"Apa yang kamu lakukan kepada pangeran Laren? Mengapa pangeran bisa kehilangan sebagian ingatannya?" Tanya pengawal itu kepada tabib dengan nada yang tinggi.

"T-tuan Rayden, hamba tidak memberikan apapun selain obat obatan untuk menyembuhkan pangeran, tuan." Ucap tabib itu menunduk sambil gemetaran.

"PEMBOHONG!! Kalau begitu bagaimana bisa pangeran kehilangan sebagian ingatannya? Apa kamu bisa bertanggung jawab jika ingatan pangeran Laren hilang hah?!" Ucap pengawal itu dengan emosi.

Laren yang bingung tentang apa yang terjadi pun hanya menyimak kejadian itu, lalu karena merasa terganggu Laren akhirnya mencoba untuk melerai mereka berdua.

"Pengawal hentikan, aku tidak ingin kamu ribut ribut saat ini." Ucap Laren melerai.

"Maafkan hamba pangeran, tapi tabib ini tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Jadi dia harus menerima hukuman yang berat!" Ucap pengawal itu sambil menatap tajam ke arah tabib.

"M-mohon ampuni hamba pangeran," Ucap tabib itu membungkuk sambil gemetaran.

"Kau akan menerima hukuman yang sangat berat karena perbuatanmu yang sembarangan sehingga sebagian ingatan pangeran Laren hilang." Ucap pengawal itu menatap tabib di sebelahnya.

"Cukup, kepalaku sakit sekarang, bereskan hal ini besok saja." Ucap Laren memijit pelipisnya.

"Baik pangeran." Balas pengawal itu menurut.

"Kamu selamat kali ini tabib! Tapi jika ada efek lain pada pangeran apalagi jika itu membahayakan pangeran, aku sendiri yang akan menghabisi dirimu!" Ucap pengawal itu sambil menatap tajam ke arah tabib.

Tabib yang di tatap tajam oleh pengawal itu pun seketika menjadi semakin gemetaran karena khawatir akan nyawanya.

"B-baik tuan, k-kalau begitu pangeran hamba pamit, saya permisi." Ucap tabib itu dengan gemetar kemudian pergi dengan tergesa gesa.

Tabib itu pun keluar dari ruangan kamar Laren dan lari karena ketakutan akan ancaman pengawal itu.

"Pangeran apakah anda membutuhkan sesuatu?" Tanya pengawal tersebut.

"Tidak perlu." Balas Laren dengan singkat.

"Hamba adalah pengawal pribadi anda jadi tolong jangan sungkan, jika anda membutuhkan sesuatu bisa langsung katakan kepada saya." Ucap pengawal itu.

"Hmm baiklah aku mengerti." Balas Laren sambil mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi pangeran, saya ingin memberitahu yang mulia raja jika anda sudah sembuh bahkan sudah bisa berdiri dan berjalan." Ucap pengawal itu dengan wajah senang sambil melangkah hendak keluar dari ruangan itu.

"Tidak! tunggu pengawal." Tahan Laren.

Aku masih belum tau apa yang sebenarnya terjadi di sini, jadi aku akan mengikuti alurnya terlebih dahulu sampai aku mengetahui siapa lawan dan siapa kawan. (Batin Laren)

"Apa? Tapi kenapa pangeran? Yang mulia raja pasti sangat senang jika mengetahui anda sudah sembuh, bahkan bisa berdiri dan berjalan pangeran." Ucap pengawal itu heran

"Emm yah b-begini... Jadi aku ingin memberi kejutan kepada raja, jadi tolong bantu aku merahasiakan hal ini." Ucap Laren sekali lagi mengarang.

"Ohh... Jadi seperti itu. Baik, hamba akan membantu pangeran merahasiakan berita baik ini dari yang mulia raja." Ucap pengawal itu sambil mengangguk.

"Tapi ingat, bukan hanya dari yang mulia raja saja tapi juga semua orang yang ada di sini, kamu harus merahasiakan hal ini kepada semuanya. Aku tidak ingin ada informasi yang bocor, apa kamu mengerti?" Tegas Laren.

"Baik, hamba mengerti pangeran." Ucap pengawal itu sambil membungkuk.

"Pengawal siapa aku harus memanggilmu?" Tanya Laren.

"Pangeran apakah anda melupakan nama saya?" Ucap pengawal itu dengan mimik wajah yang menyedihkan.

"Um yah, aku pikir memang begitu." Ucap Laren sambil menatap heran ke pengawal itu.

"Pangeran, anda bahkan melupakan nama hamba. Hamba adalah pengawal yang paling setia kepada anda yang mulia... Tega sekali anda melupakan saya." Ucap pengawal itu sambil memasang wajah yang menyedihkan.

Siapa yang mempengaruhiku sampai bisa menjadikan pengawal penuh drama seperti ini untuk menjadi pengawal pribadiku? (Batin Laren sambil memperhatikan orang di depannya)

Laren membatin heran sambil menatap wajah pengawalnya yang memelas, dan juga memikirkan jawaban apa yang harus di berikan kepada pengawal itu.

"Ini... Mungkin karena pengaruh obat obatan maka dari itu sebagian ingatanku hilang termasuk namamu." Ucap Laren mengarang.

"Huft... Baiklah, karena ini mungkin memang salah dari tabib tadi saya akan memakluminya, tapi mohon setelah ini anda jangan melupakan nama hamba lagi." Ucap pengawal itu sambil menatap Laren.

Memakluminya? Bukankah kamu seharusnya bersyukur karena aku masih belum memukulmu sampai sekarang karena sikapmu yang tidak jelas hah?! (Batin Laren mulai kesal)

"Hmm ya baiklah, akan aku usahakan." Balas Laren sambil mengangguk perlahan.

"Baik, nama hamba adalah Rayden pangeran. Mohon pangeran jangan melupakannya lagi." Ucap pengawal itu.

"Baiklah kalau begitu, Rayden kamu bisa pergi." Ucap Laren.

"Pangeran apakah anda ingin mengetahui nama hamba hanya untuk mengusir hamba?" Ucap Rayden sekali lagi dengan wajah yang memelas.

Astaga, ada apa dengan orang yang satu ini. Aku ingin membuangmu jauh jauh dariku, sungguh! (Batin Laren kesal dengan kelakuan Rayden)

"Kalau begitu hamba akan pergi mengambilkan makanan untuk pangeran dan segera kembali."

Ahh tidak, jangan terlalu cepat kembali, aku butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan tempat ini. (Batin Laren)

"Hmm baiklah." Balas Laren singkat.

Rayden pun keluar dari ruangan Laren, dan Laren pun melihatnya dari belakang sampai siluet Rayden menghilang.

Sepertinya dia bukan pengawal biasa yang mempunyai sifat yang dia tunjukkan padaku barusan. Dia mempunyai aura yang berbeda dengan mimik wajahnya. Ada kemungkinan jika sifat yang baru saja ia tunjukkan hanyalah sebuah topeng untuk menyembunyikan sesuatu. (Batin Laren sambil mengamati kepergian Rayden)

Saat Laren sedang mengamati ruangan tempat di mana ia berada, ia tiba tiba mendengar suara yang entah berasal dari mana.

Tingg... Sistem memasuki dunia fantasi.

"Haloo tuanku." Ucap seseorang yang tiba tiba muncul di depan wajah Laren.

Karena terkejut, Laren pun memukul benda yang tiba tiba muncul tepat di hadapan wajahnya itu dan terpental lalu akhirnya menabrak ke dinding.

Bugh!

Brak!

"Aduhh... Kepalaku pusing sekali." Ucap mahluk itu sambil memegangi kepalanya.

"Siapa kamu? Mengapa kamu bisa muncul tiba tiba di depan wajahku?" Tanya Laren terkejut.

"Tuan... Mengapa kau memukulku?" Tanya seseorang itu dengan wajah yang memelas dan memegangi kepalanya yang telah terbentur tembok.

"Em... Maafkan aku, kamu mengejutkanku sehingga aku reflek memukulmu. Jangan mengejutkanku lain kali jika tidak ingin di pukul." Ucap Laren sedikit merasa bersalah.

"Hmm baiklah, lain kali aku tidak akan mengejutkan tuan lagi. Aduhh kepalaku sakit sekali." Ucap seseorang itu terus mengeluh.

"Kau ini... Apa? Mengapa tubuhmu kecil dan dapat muncul secara tiba tiba di sini?" Tanya Laren sambil memperhatikan sesuatu di depannya.

"Tuan, aku adalah sistem." Balas seseorang itu.

"Sistem? Apa itu?" Tanya Laren penasaran.

"Tuan, apakah anda masih ingat dengan kejadian di kehidupan anda sebelumnya? Di mana saat itu anda sedang berada bersama saudara anda dan ada orang yang hendak membunuh kalian dan alhasil anda jatuh ke jurang yang akhirnya menewaskan anda?" Jelas sistem itu dengan panjang.

"Iyaa aku ingat, tapi dari mana kamu bisa mengetahuinya? Apa maksudnya dengan kehidupan sebelumnya?" Tanya Laren keheranan dengan ucapan sistem tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!