" Soo Yun.. Ayo bangun! Sudah waktunya sekolah.. Gadis pemalas ini. Bagaimana anak pengusaha akan tertarik jika kamu masih malas begini " teriak Mary yang tak lain adalah mama So Yu dari depan pintu kamar.
" Ooo ayolah ma.. Aku masih muda, gak usah berpikir seperti itu lah " kata So Yun yang masih bermalas-malasan di tempat tidur.
" Kalo kamu tidak mau dijodohkan, segeralah bangun dan bersiap sekolah! Kalau tidak.." kata Mary dengan nada sedikit mengancam.
" Oke oke aku sudah bangun nih.. Jangan bilang tentang perjodohan lagi ya ma. Aku akan segera mandi. " kata So Yun yang mengerjap dan langsung bangun dari tempat tidur.
" Apaan sih mama ini, lagi pula aku masih terlalu muda untuk menikah kenapa harus terburu-buru begitu.. Aku juga masih mau bekerja setelah lulus. Uuh dasar mama " Gumam Soo Yun dalam hati.
Pagi itu seperti biasa ia selalu dibangunkan oleh mamanya, Soo Yun memang sedikit agak malas untuk bangun pagi. Tetapi mamanya selalu menggertak dia dengan perjodohan jika dia tidak mau bangun pagi dan menjadi gadis yang lebih rajin.
Dia adalah anak bungsu di keluarganya sehingga mendapat kasih sayang dan perhatian yang lebih. Dan kakak laki-lakinya membantu papa nya mengelola perusahaan.
" Selamat pagi ma, pa, pagi kak..." sapa So Yun yang terlihat sudah rapi menuju meja makan.
" Hei pemalas kenapa bangun siang lagi? " Ucap Joon kakaknya kepada adik kecilnya itu
" Terserah aku dong, sewot aja. Hu " kata So Yun menyauti ucapan kakaknya itu dengan ketus.
" Sudah ayo cepat sarapan! Nanti terlambat." Kata mama melerai.
" Ma, Pa aku udah selesai. Aku berangkat duluan, udah telat soalnya " So Yun pamit.
" Eh udah selesai sarapannya? Gak bareng papa? " tanya Jian papanya.
" Nggak pa aku naik motor aja biar cepet " jawabnya sambil beranjak dari kursi.
" Ya udah hati-hati jangan ngebut " kata Mama memperingati So Yun
" Iya ma.. Daah"
Sesampainya disekolah...
" Duh enak banget ya tuan putri, jam segini baru dateng.." Terdengar suara perempuan dari arah belakang.
" Youra. Ngapain kamu? tanya Soo Yun melihat ke arah belakang.
" Emang kenapa? Terserah kita donk mau ngapain. Yang jelas kita bakal laporin ke kepala sekolah kalo kamu dateng telat terus " ucap Youra dengan nada nyolot.
" Hahaha laporin aja! Aku sama sekali gak takut, jelas-jelas kamu yang iri sama aku. " sahut So Yun.
" Cih apa katamu? Gak sudi aku iri sama orang jelek kayak kamu " kata Youra lagi dengan nada sedikit kesal.
" Haha lucu kamu ya.. Udah jelas iri nya kelihatan tapi masih ngelak. Sudah lah aku nggak punya waktu ngeladenin orang gak penting seperti kalian. Bye "
So Yun pun berlalu mengibaskan tanganka kearah Youra dan geng.
" SOO YUN !!!! " teriak Youra menghampiri So Yun
" Ah..."
Tiba-tiba saja Youra mendorong Soo Yun karena merasa kesal. Soo Yun pun hampir terjatuh dan ditolong oleh seseorang bernama Justin, salah satu pria tampan disekolah.
" Hati-hati " kata Justin yang dengan sigap menangkapnya.
" Awh "
" Kamu nggak apa-apa? " tanya Justin sambil membantu So Yun berdiri.
" Aduh Justin lengan ku sakit, Youra sengaja mendorongku. Entah kenapa dia selalu menjahiliku " jawab So Yun yang sengaja memanfaatkan keadaan untuk membalas Youra
" Eh ngomong apa kamu? Itu fitnah! Justin, dia berbohong." Bantah Youra
" Sudahlah aku sudah lihat kamu sengaja mendorong nya. Kamu benar-benar jahat " kata Justin membentak Youra
" Tapi So Yun, dia sengaja memfitnahku " kata Youra berusaha membela diri.
" Sudahlah! Cukup! Ayo Yun kita pergi ke kelas " Justin membopong So Yun dan mengajaknya masuk kedalam kelas.
" Okey " sahut So Yun sambil melirik ke arah Youra seolah meledek.
Weekk... hahaha rasain kamu.
Soo Yun saat itu berhasil membuat Youra malu dihadapan Justin dan membuat Youra kesal oleh ulahnya. Karena Youra diam-diam memendam perasaan terhadap Justin, Soo Yun pun mengambil kesempatan itu untuk memanas-manasi Youra.
Setelah Jam pelajaran telah selesai murid-murid pun pulang, Youra yang masih memendam rasa kekesalan terhadap Soo Yun mencoba menghadangnya.
" Kali ini kamu tidak akan lolos Soo Yun " Ucap Youra menghadang jalan.
" Ada apa? Kenapa kamu menghalangi jalanku? Minggir! " Ucap Soo Yun.
" Aku mau buat perhitungan sama kamu! " kata Youra merentangkan tangan menghalangi jalan.
" Perhitungan apa? Belum puas kamu sudah saya buat malu? Haha " jawab So Yun dengan nada santai.
" Dasar Wanita ******! Beraninya kamu " Seketika Youra mengangkat tangan ingin menampar wajah Soo Yun.
" YOURA!! " teriak Justin dari arah berlawanan.
" Jus.. Justin.." kata Youra gugup setelah melihat Justin dihadapannya.
" Ada apa ini? Apa yang mau kamu lakukan terhadap So Yun? " tanya Justin dengan raut wajah dingin
" Eh enggak kok aku cuma mau minta maaf sama So Yun. Iya kan? " kata Youra ngeles mengeluarkan senyum palsu
" Justin dia berbohong, jelas-jelas dia mau menamparku barusan. Huhuhu " kata So Yun berpura-pura menangis.
" Ingat Youra ini sekolah, kalo kamu mau bersikap anarkis bukan disini tempatnya!! " kata Jùstin memberi peringatan terhadap Youra.
" Tapi..."
Justin pun berlalu menarik tangan Soo Yun tanpa mendengar penjelasan Youra.
Hal itulah yang membuat banyak gadis disekolah iri terhadap Soo Yun. Selain wajahnya yang sangat cantik banyak lelaki tampan disekolah yang berusaha mendekatinya.
Bertukar kontak dengan Justin
" Eh kamu nggak kenapa-napa kan tadi? Gila ya si Youra jahat banget " kata Justin memastikan kondisi So Yun
" Aku nggak kenapa-napa kok. Sebenernya aku bisa ngadepin dia sendirian. Tapi berhubung dia suka sama kamu jadi aku panasin aja dia.. Hahaha " jawab So Yun dengan nada riang.
" Ternyata kamu jahil juga ya. Oh ya ngomong-ngomong pulang naik apa? Mau bareng? " kata Justin menawarkan tumpangan
" Oh nggak usah aku bawa motor kok " jawab So Yun seraya menunjuk motornya.
" Oh gitu. Eh aku minta kontak kamu donk biar kita bisa telponan nanti. Buat nambahin temen juga, bolehkan? " tanya Justin
" Oh Ya udah catet aja. 0832xxxxx " jawab So Yun tanpa ragu menyebutkan nomor Hp nya.
" Thanks ya.." kata Justin
" Oke. Aku Jalan dulu. Bye.." So Yun pamit
Disisi lain Youra melihat kedekatan mereka, ia kesal karena Justin yang begitu ia kagumi sejak lama lebih perhatian kepada So Yun.
" Heran ya itu si So Yun apa sih kelebihannya dia? " Ucap Youra kesal.
" Udah gak usah dipikir, mending kamu deketin Justin mumpung dia lagi sendirian tuh! " ucap salah satu teman Youra.
" Bener juga kata kamu.. " Jawab Youra sambil berjalan mendekati Justin diparkiran sekolah.
" Hay Justin, sendirian ? " sapa Youra mendekat kearah Justin
" Masih tanya. Udah tahu sendirian " kata Justin ketus
" Emz Boleh nggak aku ikut kamu pulang, soalnya sopir aku belum jemput. Boleh ya? " kata Youra memohon.
" Maaf Ra, aku habis ini langsung jemput mama aku. Jadi gak bisa antar kamu pulang " kata Justin yang terlihat masih sibuk mengenakan helm dan jaketnya.
" Tapi, aku pulangnya gimana? " tanya Youra memasang muka melas.
" Ya udah kamu pulang naik taksi aja ya. Aku buru-buru. Bye.. " Kata Justin pamit dan berlalu dengan motornya
" Uuuh dasar, kenapa sih Justin selalu ngehindar dari aku? Padahal aku ini kan cantik. Kenapa dia lebih milih dekat sama So Yun sih.." Guman Youra kesal
" Ya udah Ra, gimana kalo kita kerjain Soo Yun besok " Ucap temannya mendekati Youra
" Maksud kamu? " tanya Youra
" Aku punya rencana....." jawab temannya dengan berbisik
" Bagus, kali ini dia tidak akan lolos dari genggamanku. So Yun, kamu lihat saja nanti! Hahaha" kata Youra bersemangat setelah mendengar ide dari temannya itu.
Saat So Yun tiba dirumah ia langsung mengganti pakaiannya dan rebahan di depan tv, mamanya pun juga duduk didekatnya membaca koran. Saat asyik menonton tv tiba-tiba ponsel berdering.
" Hallo.. Siapa ini? " Soo Yun menjawab telpon
" So Yun ya? Ini aku Justin "
" Oh kamu. Kirain nggak akan telpon aku "
" Hah ya nggak lah mana mungkin aku nggak telpon kamu. Oh ya ngomong-ngomong kamu lagi sibuk apa?" tanya Justin
" Ini aku lagi nonton tv sama mama aku " jawabnya.
" Oh aku ganggu ya?
" Nggak juga, mama ku lagi baca koran kok "
" Oh gitu. Ntar malem kamu sibuk nggak?
" Nggak deh kayak nya. Emang kenapa? "
" Ntar malem ikut aku yuk ke pesta ulang tahun temenku "
So Yun diam seketika dan memikirkan ajakan dari Justin itu.
" Ya udah boleh deh. Aku juga suntuk dirumah " jawab So Yun menyetujui
" Ya sudah nanti malam aku jemput kamu ya, dandan yang cantik lho! "
" Haha oke siap "
" Ya udah aku tutup dulu telpon nya. Jangan lupa nanti malem ya. "
" Iya iya.. Bye.. "
Telpon pun ditutup, mamanya yang mendengarkan mereka bicara lewat telpon pun bertanya " Kamu mau kemana? "
" Eh itu ma aku mau dateng ke acara ulang tahun temen, boleh kan? " katanya meminta izin.
" Nanti malem? Dimana? " tanya Mamanya itu
" Iya ma dirumah temen. Sebentar aja kok " jawab So Yun meyakinkan.
" Ya udah kamu hati-hati. Jaga diri kamu baik-baik jangan sampe buat malu keluarga! " jawab mamanya itu.
" Oke siap mamaku sayang "
Sore itu setelah meminta izin pada mamanya So Yun pun pergi ke kamar untuk bersiap, ia sibuk memilih gaun yang paling cantik untuk menemani Justin malam ini. Dia sangat senang bisa dekat dengan Justin terlebih saingannya juga iri padanya karena kedekatan mereka berdua.
Malam pun tiba, Justin datang menjemput So Yun untuk mengajaknya kepesta.
Ting Tung.... Bel rumah berbunyi, pelayan rumah membukakan pintu.
" Permisi apa So Yun ada? " tanya Justin kepada pelayan tersebut.
" Nona ada didalam, mari silahkan masuk tuan "
pelayan itu mempersilahkan Justin masuk dan diruang tamu So Yun sudah berdandan rapi menunggu kedatangan Justin.
" Hay Justin kamu udah dateng ? " sapa So Yun
"Eh iya.. Kamu sudah siap? " Jawab Justin gagu karena terpesona oleh penampilan So Yun.
" Sudah dong.. Yuk .." So Yun menimpali perkataan Justin tersebut.
" Om tante, saya permisi dulu mau ajak So Yun pergi " Kata Justin meminta izin.
" Lho sudah mau pergi ya? Nggak makan malam dulu? " Tanya papa So Yun ramah.
" Nggak om nanti makan dipesta saja. " jawab Justin sambil tersenyum.
" Ya sudah kalau begitu hati-hati ya. Jagain anak Om sama Tante " kata orang tua So Yun.
" Baik Om, Tante "
Mereka pun pergi setelah berpamitan dengan orang tua So Yun. Didalam mobil Justin tidak berhenti menatap So Yun yang tampil sangat cantik dengan gaun pesta.
" Kenapa kamu menatapku terus? " tanya So Yun yang sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan.
" Eh nggak kok. Kamu terlihat cantik " jawab Justin.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, akhirnya mereka berdua sampai disebuah Bar yang sangat mewah tempat diadakannya pesta. Mereka berdua pun segera masuk.
" Hei Justin.. Kamu datang juga? " Sapa salah seorang teman Justin.
" Iya lah mana mungkin aku nggak dateng. " kata Justin menanggapi temannya itu
" Kamu nggak ngajak partner nih? " tanya temannya melihat kesekeliling Justin.
" Ajak dong. Itu dia.. " Menunjuk kearah So Yun yang berada dibelakangnya.
" Eh siapa yang kamu bawa? " tanya temannya lagi.
" So Yun.. Kemarilah.." Justin memanggil So Yun.
" Itu So Yun yang sering disebut bunga sekolah itu? " tanya temannya sedikit terkejut.
" Kamu lihat saja sendiri " kata Justin dengan sedikit sombong.
So Yun
" Wah cantik sekali ya.. Siapa dia?
Semua tatapan mata menuju ke arah So Yun yang terlihat begitu mempesona. Mereka yang hadir dibuat takjub melihat kecantikan So Yun malam itu.
" Hallo.. Maaf saya dari kamar kecil tadi.. " sapa So Yun kepada teman Justin itu.
" Wah ternyata nggak salah Justin dijuluki sebagai pria tampan, karena pendamping nya juga sangat cantik. Kalian terlihat sangat cocok lho " kata temannya itu memuji.
" Hehe kakak Senior terlalu memuji " kata So Yun tersipu malu
" Memang betul kok. Oh ya silahkan nikmati pestanya. Saya mau menyapa beberapa teman yang lain dulu.. " temannya itu pamit.
" Terima kasih " Ucap mereka berdua.
Saat teman nya itu pergi, justin bertanya pada So Yun " Kamu kuat minum tidak? Kalau tidak jangan minum, kamu cukup ambil jus saja"
" Aku tahu. Kamu tenang saja "
" Ternyata begini ya pesta ulang tahun anak orang kaya, boleh dirayakan di Bar" Lanjut Soo Yun
" Haha kamu belum pernah melihat pesta seperti ini?" tanya Justin.
Soo Yun menggeleng, karena memang ia tidak pernah menghadiri pesta seperti ini, Sementara di sudut lain ada mata yang menatapnya iri. Youra juga hadir dalam pesta itu. Melihat Soo Yun hadir bersama pria yang ia sukai. Rencana jahatnya pun muncul.
" Hei lihat ini tuan putri kesiangan, ternyata juga hadir malam ini? " Ketus Youra
" Iya Ra kamu benar, tapi penampilannya biasa saja " Saut temannya.
" Ternyata kalian. Sudah sana aku tidak mau berdebat dengan kalian " Jawab Soo Yun yang saat itu sendirian karena Justin mengobrol dengan temannya.
" Hei tuan putri kenapa terburu-buru? Ayolah ini kan pesta. Saya kesini hanya ingin menyapamu. Lagi pula persaingan kita hanya disekolah kan? "
" Baiklah kalo begitu. Apa mau kalian? " tanya So Yun
" Ayolah tuan putri jangan marah, mari kita minum segelas. Anggap saja ini sebagai tanda perdamaian malam ini" Jawab Youra memberikan segelas minuman yang sudah diberi obat.
" Okey sekarang aku sudah minum. Aku permisi dulu " kata So Yun meraih gelas itu dan meminumnya dalam satu tegukan.
" Bye Bye tuan putri " kata Youra dengan wajah licik.
Youra tumben tidak membuat masalah denganku, biasanya dia selalu ingin berdebat denganku. Ah tapi sudahlah, tidak perting memikirkannya. Gumam So Yun.
Soo Yun menjauh dari mereka tetapi dalam hatinya ia merasa heran kenapa Youra begitu baik malam ini, tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Apalagi jika melihatnya bersama Justin.
10 menit kemudian So Yun merasa kepalanya pusing, pandangannya mengabur ia merasa tidak kuat lagi untuk berdiri. Justin pun menghampirinya
" So Yun kamu tidak apa-apa? " tanya Justin menghampirinya.
" Justin aku merasa sedikit pusing " jawabnya sambil memegang kepala.
" Ya sudah kalau begitu aku antar kamu pulang saja" kata Justin membopong So Yun.
" Tidak usah, apa disini ada ruangan untuk istirahat? " So Yun menolak tawaran Justin.
" Disini sebenarnya ada kamar, kamu yakin mau istirahat disini? "
" Ya tidak apa-apa "
Justin membopong Soo Yun menuju kamar yang ada di Bar tersebut, dan Youra diam-diam memotret mereka yang masuk ke dalam kamar tersebut.
" Justin aku merasa sangat gerah.. Rasanya panas sekali " kata So Yun yang mulai berkeringat.
" So Yun tenanglah. Kamu tadi habis minum apa bisa sampai seperti ini? " kata Justin menenangkannya.
" Entahlah. Aku merasa panas.. Justin tolong aku.." So Yun semakin tidak terkontrol.
" Ini mungkin obat perangsang, kamu sudah dijebak oleh seseorang" kata Justin menyadari gelagat So Yun saat itu.
" Ah Cepat Justin tolong aku " kata So Yun menarik kera baju Justin.
" Tapi So Yun, apa kamu yakin mau melakukan ini? " tanya Justin ragu.
" ah cepatlah.. "
So Yun menarik tangan Justin yang saat itu sedang berdiri disampingnya. Ternyata inilah jebakan yang dipersiapkan oleh Youra, dia sengaja menaruh obat kedalam minuman yang diminum So Yun tadi.
Malam itu tanpa sadar So Yun telah memaksa Justin untuk melakukan hubungan *** karena efek obat itu. Justin tidak ada pilihan lain selain membantunya.
" Ehm Ayolah Justin.. Umph.."
" Soo Yun kamu masih perawan.. Apa kamu.." kata Justin tampak ragu.
" Umph ahk.. jangan banyak tanya.. Ayo cepat"
"Ah.. Ah... Ah..."
20 menit berlalu mereka berdua kelelahan terutama Justin, So Yun yang sempat tertidur kini telah bangun. Ia sempat menatap langit-lagit dan kembali mengingat apa yang baru saja terjadi.
" So Yun kamu..? " kata Justin merasa tidak enak.
" Tidak apa-apa Justn, aku harap kamu bisa menjaga rahasia ini dengan baik.." jawab So Yun dengan wajah muram.
" Baiklah.. Apa kita bisa pulang? "
" Ya "
Mereka berdua memutuskan untuk pulang tetapi setelah keluar dari kamar tersebut tiba-tiba beberapa teman Justin menghadang.
" Yo.. Rupanya kalian habis bersenang-senang ya ? "
" Ngomong apa kamu ini vin? " Bantah Justin.
" Ayolah kenapa harus malu akui saja " goda temannya itu.
" Omong kosong, sudahlah aku mau pulang."
" Hey cepat sekali. Tidak seperti biasanya? "
Mereka pun berlalu dan pulang, disepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Suasana dalam mobil pun hening.
" Kejadian Malam ini aku harap kamu rahasiakan saja. " Ucap Soo Yun memecah keheningan.
" Aku sungguh minta maaf, tadi aku benar-benar tidak ada pilihan lain. "
" Tidak apa-apa, ini juga kesalahanku yang tidak waspada. Ini pasti rencana Youra " kata So Yun tersenyum kaku.
" Kok kamu bisa ngomong begitu? " tanya Justin.
" Sebab hanya dia yang memberiku minuman tadi "
Justin pun tiba-tiba menghentikan mobil, " So Yun jadilah Pacarku? "
" Apa ini? Apa kamu serius? " tanya So Yun
" Aku serius, lagi pula aku ingin bertanggung jawab atas kejadian ini. Kumohon jadilah kekasihku. " ucap Justin memohon.
Setelah beberapa saat terdiam So Yun pun menjawab.
" Baiklah.. Aku bersedia menjadi pacarmu " Dalam beberapa menit So Yun mengatakan setuju.
Lalu Justin mendekat kewajah So Yun, tangannya meraih dagu Soo Yun dengan lembut, dan mereka pun berciuman.
So Yun merasakan kehangatan bibir Justin ia tak dapat mengelak, perlahan Justin mulai memasuki rongga mulut So Yun yang mungil itu, mereka berdua tenggelam dalam asmara yang baru saja mereka bangun. So Yun tidak menyangka akan merasakanya secepat ini.
Karena biasanya, dia hanya menonton di drama-drama tv. Tetapi kali ini ia benar-benar merasakannya, kehangatan, kelembutan Justin membuat Soo Yun semakin menikmati ciuman itu.
Setelah tersadar mereka pun langsung bergegas pulang. Justin mengantar Soo Yun sampai depan rumah tidak mampir karena hari sudah sangat larut.
Justin
Saat itu pagi telah datang, seperti biasa rutinitas So Yun adalah ke sekolah. Tetapi hari ini murid beramai-ramai kumpul didepan papan pengumuman, So Yun pun heran ada apa sehingga mereka berkumpul seperti itu.
" Eh lihat ada berita baru di papan pengumuman " kata salah seorang murid.
" Iya katanya So Yun si bunga sekolah itu "
" nggak nyangka ya"
" Iya padahal cantik, pintar, tapi kelakuannya minus "
" Eh orangnya datang. Ayo cepat " mereka menghentikan pembicaraannya setelah melihat So Yun.
Soo Yun menghampiri salah satu dari mereka dan bertanya " Hai, ada apa? kenapa mereka berkumpul?"
" Kamu lihat saja disana. Katanya ada berita " Jawab mereka.
" Oh ya terima kasih "
Soo Yun lalu berjalan menuju papan pengumuman itu lalu ia melihat ada photo nya dalam surat kabar. Dan diberita itu pun tertulis " TUAN PUTRI BUNGA SEKOLAH BERMALAM DI BAR BERSAMA SEORANG PRIA "
" Apa apaan ini? Siapa yang menyebar gosip ini? " kata So Yun merobek kertas yang ada wajahnya itu.
Semua orang terdiam melihat Soo Yun yang saat itu marah. Tiba-tiba saja Youra muncul dan memprovokasi keadaan.
" Duh sangat disayangkan ternyata yang selama ini disebut Bunga sekolah adalah barang bekas? Eh tunggu lebih tepatnya jual diri mungkin. Haha " kata Youra mengolok-olok.
" Kamu... Pasti kamu yang sengaja menyebar gosip ini? Dan kamu juga yang menaruh obat ke gelas minumanku kan? " kata So Yun menujuk waja Youra dengan kesal.
" Wah hebat sekali tuan putri ini, sudah jelas dia yang salah masih saja mengkambing hitamkan orang. " Youra mengelak.
Saat itu keadaan sungguh kacau So Yun semakin terpojok oleh ucapan Youra yang menghinanya didepan teman-temannya. So Yun tidak mampu berbuat apapun karena gosip itu telah menyebar keseluruh sekolah bahkan guru pun tahu. Sampai akhirnya ia dipanggil oleh kepala sekolah.
Sebelum menemui kepala sekolah Soo Yun bertemu Justin.
Justin menenangkannya dan mengatakan " Sudah lah Yun, kamu temui saja nanti sebutlah nama ku. Aku pasti akan membela mu."
" Tapi... " kata So Yun takut
" Sudah yakin saja.. Ayo cepat.." Justin menyemangati.
So Yun datang menghadap kepala sekolah, saat itu kepala sekolah marah karena telah melihat gosip tersebut. So Yun menjelaskan secara detail apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendengarkan penjelasannya, kepala sekolah pun menyuruh orang untuk memanggil Justin.
Mereka berdua terus diberi pertanyaan oleh guru dan Kepala Sekolah.
" Begini saja bu, saya akan memberikan rekaman cctv di tempat pesta pada malam itu " Ucap Justin dengan penuh keyakinan.
" Oh setelah melakukan itu kamu masih mengelak mengatakan punya bukti ya? " Kata guru seakan tak percaya
" Silahkan dilihat." Justin memberikan sebuah kaset.
Benar saja dalam rekaman cctv itu terlihat Youra sudah mencampur obat ke minuman So Yun. Justin berhasil mendapatkan bukti itu karena pemilik Bar tersebut adalah teman ayahnya. Tentu mudah baginya mendapatkan bukti tersebut, ayahnya bukan orang sembarangan.
Setelah melihat rekaman tersebut Youra juga ikut dipanggil, dia sangat terkejut bagaimana mungkin kelakuannya bisa ketahuan. Karena guru dan kepala sekolah sudah memutuskan untuk menghukum mereka bertiga akhirnya So Yun dan Justin di skort selama 1 minggu sedangkan Youra 1 bulan dan masih harus menyelesaikan tugas dari rumah.
Tentu hal itu membuat Youra semakin geram dan semakin membenci So Yun.
" Youra aku peringatkan kamu jangan pernah mengganggu pacarku lagi ! " Kata Justin
" Hah? Pacar? Siapa pacar kamu? " tanya Youra.
" Siapa lagi kalau bukan So Yun. Sebaiknya kamu berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan hal kotor seperti itu. " kata Justin memperingati Youra
" Tapi aku melakukan semua itu demi kamu Justin" Youra membela diri.
" Apa? Demi aku ? Lupakanlah tentang aku sekarang aku sudah resmi pacaran dengan So Yun. Lebih baik kamu berhenti memakai trik murahan seperti itu! "
" Memangnya kenapa? Aku sampai kapanpun tidak akan melupakan kamu Justin. Aku cinta sama kamu " teriak Youra
" Terserah kamu. So Yun ayo kita pulang " Ucap Justin menarik tangan So Yun.
" Baik "
Setelah menerima keputusan dari pihak sekolah mereka pun pulang, So Yun diantar oleh Justin menggunakan sepeda motor.
Saat kembali kerumah
Saat mereka pulang, waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi dan itu seharusnya waktu belajar tetapi hari ini So Yun pulang dengan wajah muram.
Sampai dirumah ternyata orang tua So Yun telah menunggu dan ingin memdengar penjelasannya. Mereka telah membaca gosip pagi ini.
" So Yun kemarilah. Coba jelaskan tentang kabar hari ini " Kata papanya sambil menunjukkan gosip itu.
" Aku telah difitnah pa, saat itu aku dijebak oleh teman yang iri padaku " jawab So Yun dengan nada sedih.
" Lalu apa betul kamu masuk ke dalam kamar bersama seorang pria? " Tanya Papanya lagi.
" Itu betul pa, tetapi saat itu tidak terjadi apapun. Itu adalah Justin. Dia membawaku kekamar itu untuk istirahat dan memberi obat penawar. Dialah yang telah menyelamatkanku " jawab So Yun menutupi kejadian itu.
" Keterlaluan. Siapa yang berani berbuat seperti ini pada anakku? " kata papanya emosi.
" Pa sudah tenanglah.. " Sahut mama menenangkan emosi papa.
" Papa tenang saja, masalah itu sudah beres. Justin mendapatkan bukti rekaman cctv Bar itu. Karena pemilik Bar itu adalah teman ayahnya. Jadi kami berdua hanya diberi hukuman ringan " jawab So Yun lagi.
" Lalu bagaimana dengan orang yang memfitnahmu? " tanya papa penasaran.
" Dia diberi hukuman lebih berat pa " jawab So Yun
" Sudah seharusnya seperti itu. Ya sudah sekarang kamu istirahat saja dikamar ya.." Emosi papa mulai mereda.
So Yun sebenarnya tidak berniat untuk bohong apalagi terhadap orang tuanya. Tapi tidak ada pilihan lain selain menutupi semua kejadian dimalam itu. So Yun tidak mau melihat orang tuanya kaget mengetahui bahwa anaknya sudah tidak lagi perawan.
" Maafkan So Yun, Ma Pa.." batin So Yun menangis
Seminggu menjalani hukuman, So Yun tetap belajar dan membantu mamanya melakukan pekerjaan rumah. Dan hari ketiga Justin datang berkunjung kerumahnya membawakan buku tugas yang diberikan sekolah.
Mereka belajar bersama dikamar So Yun. Saat itu Mama nya sedang pergi Arisan, papanya di kantor. Hanya ada mereka berdua dan pelayan yang sibuk didapur.
Sesaat setelah belajar mereka sedikit berbincang, berfoto bersama, bercanda dan tiba tiba hasrat itu pun muncul.
Seketika mereka terdiam dan saling tatap, Justin kembali mendekati wajah So Yun dan menciumnya dengan lembut. So Yun tidak dapat mengelak karena mereka pun juga telah resmi berpacaran. Mereka memadu kasih satu sama lain,
" Uhm.. Sudah Justin jangan seperti itu.. Aku tidak tahan. " Ucap Soo Yun dengan wajar merona.
Itu pertama kalinya So Yun merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia benar-benar dibuat melayang oleh Justin. Dan setelah itu mereka melalukannya lagi. So Yun masih merasa sakit disitu akan tetapi Justin berusaha untuk bermain dengan pelan-pelan.
" Umph.. Ah.. Ah... Justin aku perih.." kata So Yun meringis.
" Tenanglah sayang, "
" Ah ah .. Uuh... Justin.. ah.."
" Bagaimana sekarang ? "
" Teruskanlah.. ah ... "
" Baiklah.. Aku akan mulai permainan nya.."
Hari itu mereka melakukannya tanpa paksaan ataupun pengaruh obat melainkan karena saling suka. Soo Yun mulai hanyut ke dalam perasaan yang semakin membara.
Setelah selesai..
" Huh sungguh melelahkan " Ucap Soo Yun
" Hari ini kamu terlalu bersemangat sayang" Ucap Justin sambil mengecup keningnya.
" Kamu yang membuatku seperti itu, lain kali jangan buat aku gila seperti tadi.. " kata So Yun malu
" Haha memangnya kenapa? Malu ya.." goda Justin
" Kamu!! Sudah cepat bereskan sebentar lagi mamaku akan pulang. Kita turun kebawah. " kata So Yun yang semakin merasa malu.
" Baiklah "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!