"Sayang, perutku sakit...," rintih Araa, setelah keluar dari kamar mandi, ia baru saja selesai mandi, semalaman ia menghabiskan waktu berdua dengan Dane.
Dane bergegas menghampiri Araa, ia terkejut karena Araa sudah tersungkur di atas lantai.
"Astaga sayang, apa kita harus ke dokter sekarang?" Dane langsung menggendong tubuh Araa, memindahkannya ke atas kasur.
"Bantu aku pakai baju dulu, telpon mami, minta supir mengantar mami dan daddy ke rumah sakit, aku tidak tahan perutku sakit sekali, sepertinya baby boy sudah akan lahir." Araa mencoba mengatur napasnya, peluhnya terus menetes membasahi dahi hingga ke leher.
Dane panik bukan main, ia mencari-cari baju Araa sampai tidak ketemu, Araa ikut kesal melihatnya, akhirnya ia sendiri yang mengambil baju dan segera mengenakannya, sepertinya Dane malah jauh lebih panik di bandingkan Araa saat itu.
"Sayang, Astaga, maafkan aku, aku terlalu panik sampai tidak konsen terhadap hal lain, ayo kita segera ke dokter." Dane bermaksud menggendong Araa, tapi Araa sepertinya sudah tidak kesakitan lagi.
"Rasa sakitnya berkurang, tidak terlalu kencang seperti tadi, apa tidak sebaiknya kita pulang saja,dokter bilang kalau mulasnya sudah lebih sering baru kita ke rumah sakit kan?" ujar Araa, sambil mengatur napasnya kembali.
"Apa kau yakin sayang? sebaiknya kita ke rumah sakit saja,kalau tiba-tiba saat di rumah kau sakit lagi, aku malah semakin panik, kita menunggu di rumah sakit saja ya sayang..." Dane mengelus kening Araa, ia bisa melihat kalau sebenarnya Araa masih kesakitan, walau rasanya mungkin tidak sesakit tadi.
Araa hanya mengangguk, ia mulai pucat, hal itu yang membuat Dane bersikeras ingin membawa Araa langsung ke rumah sakit.
Benar saja, saat di perjalanan ke rumah sakit, Araa kembali merasakan perutnya mengencang, Dane sudah mempercepat laju mobilnya, ia juga sudah memberi kabar Marvin dan Adeline agar menyusul ke rumah sakit.
"Sayang, sabar sebentar ya, kau harus kuat, kita segera sampai." ucap Dane mencoba untuk tenang, Araa masih menahan setiap rasa sakit yang datang, hingga ada air yang mengaliri betisnya, membuat ia terkejut bukan main.
"Sayang, cepat turunkan aku, kenapa ada air mengaliri betisku," Araa panik karena tidak tahu air apa itu, rasanya begitu saja keluar.
Dane dengan sigap langsung menggendong Araa, bahkan seolah tidak merasa keberatan menggendong tubuh Araa yang sedang hamil itu.
"Suster, istri saya sudah mau melahirkan!" teriak Dane, suster itupun langsung meminta Dane membaringkan Araa diatas tempat ranjang rumah sakit, dokter datang memeriksa keadaan Araa, saat itu Dane melihat sendiri di depan matanya, saat tangan dokter masuk ke dalam bagian inti Araa, ia merasa ngilu dan tidak tega, ia terus mengecup kening istrinya, mencova menguatkan sebisanya.
"Sudah pembukaan full, langsung ke ruang bersalin saja ya," ucap dokter tersebut.
Dane pun mengangguk ia selalu ada di sisi Araa, tidak berpaling sedetikpun, ia melihat sendiri proses persalinan Araa yang penuh perjuangan itu, sampai akhirnya terdengar suara nyaring, tangisan bayi mungil, baby boy telah lahir ke dunia.
Tangis haru, bahagia, kian menyeruak, Araa dan Dane menangis saat menggendong bayi mereka, Araa terharu ketika dokter menaruh bayi tersebut tepat di dadanya, Dane tidak berhenti menangis haru, ini adalah momen paling indah sepanjang hidupnya, ia merasa semakin mencintai Araa, Araa telah bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya.
"Sayang, terimakasih sudah melahirkan anakku dengan penuh perjuangan seperti tadi, aku tidak akan pernah menyakiti hatimu, aku akan selalu ingat, hari dimana kau mempertaruhkan nyawamu, seluruh hidurpmu, demi anak kita." Ia mengecup lembut kening istrinya, mereka berdua menangis sedangkan bayi mereka terlihat tenang saat berada di pelukan kedua orangtuanya.
Marvin dan Adeline sudah datang, mereka juga sangat terharu saat pertama kali menggendong cucu mereka yang sangat tampan, wajahnya lebih mengambil wajah korea, hanya warna rambutnya saja mirip dengan Araa.
"Cucu Granny sangat tampan, Dane kau namakan dia siapa?" tanya Adeline.
Marvin masih sibuk menyentuh pipi mungil boy yang sedang tertidur pulas.
"Sayang, kau saja yang beri nama dia ya." sahut Araa.
"Aku sudah mempersiapkan satu nama untuknya, namanya Kennard Xavier Chin." ucapnya.
"Nama yang bagus, menggambarkan karakter yang kuat." sahut Marvin.
"Kennard, panggilannya?" Araa menyambung.
"Ken saja." Adeline memberikan usul.
Dan mereka semua setuju, Ken adalah nama panggilan anak Dane dan Araa.
Beberapa bulan setelah Ken lahir, Arsel dan Jenny akhirnya menyelenggarakan pesta pernikahan, keduanya menikah di Paris, karena Arsel sudah berjanji untuk menetap di Paris, menjaga kedua orangtuanya, sebagai seorang anak laki-laki yang berbakti.
"Uncle Arsel, Aunty Jen. Selamat ya...," ucap Araa sambil menggendong Ken. Ken baru berusia tiga bulan, masih sangat lucu sekali. Membuat setiap orang gemas melihatnya. Begitu juga dengan Lilyana, yang bulan depan akan melahirkan juga. Aldrich dan Lilyana memutuskan untuk tinggal di Paris. Menemani Yohan dan Michele.
"Lucunya Ken. Aunty gemas sekali," Jen mengecup pipi chubby Kennard.
"Keponakanku sangat tampan," sahut Arsel.
"Dia mirip dengan papanya. Tidak mirip kau, Araa," ledek Aldrich, dan mereka semua tertawa. Termasuk Dane, sedangkan Araa merasa kesal. Karena setiap orang selalu berkata kalau Ken mirip Dane.
"Jangan sedih Araa, menurutku, nanti anak keduamu akan mirip denganmu," Lilyana mencoba menghibur Araa.
"Aku dulu punya anak, baru kalian buat lagi, aku saja belum, kalian sudah mau menambah," celetuk Arsel, dibalas pukulan kecil dari Jenny.
"Kami berdua belum berencana, Ken masih kecil setidaknya menunggu Ken sekolah dulu, aku tidak tega pada Araa, dia pasti masih lelah mengandung." Dane mengelus puncak kepala istrinya.
Mereka semua iri melihat kemesraan Dane dan Araa, setelah memiliki anak, keduanya malah bertambah mesra saja.
Sammy dan Kimmy tidak bisa datang ke acara pernikahan Arsel dan Jenny. Dikarenakan Kimmy sedang hamil muda, dan keadaannya cukup lemah. Oleh karena itu keduanya tidak bisa terbang ke Paris, karena resiko di perjalanan yang lumayan lama.
Semuanya sudah berbahagia dengan pasangan mereka masing-masing, Araa dan Dane sedang repot-repot nya. Tapi juga bahagia merawat Kennard, melihat tumbuh kembang Ken. Mulai dari belajar berbicara, sampai Ken belajar berjalan.
"Mama, Papa...," Ken menghampiri Papa dan Mamanya yang sedang duduk berdua menonton televisi.
"Ada apa sayang?" tanya Araa pada anaknya yang sudah berusia 7 tahun.
"Kapan Papa dan Mama memberikanku adik?" tanya Ken, mendengar hal itu membuat Araa dan Dane tertawa kecil.
"Memangnya Ken sudah ingin adik?" tanya Dane, sambil menyentuh bahu putranya.
"Iya, Ken ingin adik perempuan seperti Marcellina." Ucap Ken, Marcellina adalah putri kedua dari Kimmy dan Sammy, umurnya baru satu tahun.
"Kenapa harus seperti Marcellina? Ken tidak mau yang seperti Suho?" Tanya Araa sambil menahan tawa.
"Suho? siapa yang sudi memiliki adik seperti Suho, sangat nakal dan menyebalkan," sahut Ken sangat ketus.
Araa dan Dane tertawa juga akhirnya. Ia ingat kalau Ken dan Suho seringkali bertengkar, Suho adalah anak pertama Kimmy dan Sam. Mereka menetap di Amerika, setelah Sam di percaya untuk mengelola perusahaan Kakek Wiliam yang ada di sana. Sebelum Kakek William akhirnya meninggal dunia.
"Baiklah sayang, sekarang Papa beritahu Ken. Sebenarnya Mama sedang mengandung adik Ken, tapi Papa dan Mama belum tahu adik Ken itu perempuan atau laki-laki. Ken harus berjanji kalaupun nanti yang lahir adik laki-laki. Ken harus tetap menyayangi adik Ken, ya?" tutur Dane.
Araa hanya tersenyum melihat raut wajah Ken yang selalu ketus. Sejak kecil Ken memang terlihat dingin dan agak sedikit angkuh. Araa tidak heran dengan sifat dingin yang di turunkan dari Dane, tapi ia agak heran dengan sikap angkuh yang dimiliki Kenard. Entah menurun dari siapa, pikir Araa.
"Baiklah, Ken akan menjaga adik Ken, sekalipun adik Ken seorang laki-laki. Ken akan mengajarinya agar tidak nakal seperti Suho," tutur Ken berbicara dengan gaya serius.
Dane dan Araa selalu merasa gemas, melihat tingkah Kennard. Dia adalah anak yang cerdas, kuat, dan berani. Tapi juga sikap dingin, angkuh yang ada padanya yang seringkali membuat Araa dan Dane harus ekstra sabar mendidik Ken.
____________________
Sekilas Iklan yah...
Hallo Semuanya...
Apa Kabar? 😇
Aku datang mau kasih info ke pembacaku yang ada di Novel toon/Manga Toon.
Info pertama, aku kangen kalian 😃😋
Mungkin kalian udah lupa ya sama Cherry karena cherry udah lama nggak nulis di sini. Maafin cherry ya. Semoga nanti cherry bisa nulis di sini lagi buat pembaca cherry yang tersayang 🥰🥰
Info kedua.
Cherry mau tanya dong, pembaca ada yang masih ingat cerita cherry yang berjudul Married With Hot Daddy?
Waktu itu Cherry pernah posting di Novel toon tapi kena Takedown 🥺🥺
Nah, sekarang cherry mau kasih tau.
Kalau udah ada versi novel cetak nya loh dan teman-teman bisa ikutan pre ordernya 😍😍
Kenapa sih harus ikut pre order? Karena ini karya pertama cherry yang di bukukan. Sengaja nggak aku pindah ke platform berbayar karna ada request dari pembaca cherry katanya lebih suka beli buku dibandingkan beli koin wkwkwkwk 🤣🤣🤣
Judul : Married With Hot Daddy
Blurb :
Menduda selama tujuh tahun seolah membuat Max melupakan rasa cinta dan kebutuhannya untuk menikah lagi. Permintaan Natasha, putri kecilnya, tentang Mama baru adalah alasan Max mencari seorang pendamping. Hingga dia bertemu dengan Nayra Aghnia, ternyata dia gadis kecil yang pernah membuatnya tertarik dulu sebelum bertemu dengan Maria, mendiang istrinya. Kepribadian Nay yang menyenangkan, membuat Max memutuskan gadis itu adalah pilihan yang tepat untuk menjadi Mama baru bagi putri tersayangnya.
KARYA INI SUDAH DIBACA LEBIH DARI 900RIBU KALI DI APLIKASI ORANGE DAN DIPINANG OLEH PENERBIT :)
Harga buku MWHD
*Paket 1 :*
Rp. 108.500 (Normal)
Rp. 97.700 (PO)
Buku
Bookmark
Sticker
Ganci
Masker
Kaca mini
*Paket 2*
Rp. 120.500 (Normal)
Rp. 108.500 (PO)
Buku
Bookmark
Ganci
Sticker
Masker
Kaca mini
Hand sanitizer holder
Voucher disc 10%
*Paket 3*
Rp. 140.000 (Normal)
Rp. 126.000 (PO)
Buku
Bookmark
Ganci
Sticker
Masker
Kaca mini
Hand sanitizer holder
Totebag
Voucher disc 10%
Gimana cara ordernya Cherry?
Gampang kalian langsung cek Instagram aku aja yah.
...INSTAGRAM : @Cherry.apink...
...Atau whatsapp aku...
...Di 0813-1174-4940...
Nanti aku arahkan untuk pesan di toko buku online bisa Shopee dan tokopedia supaya Gratis Ongkir.
Keuntungan ikut Pre Order kalian bisa dapat Merchandise yang lucu, kalau nggak PO nggak dapat Merchandise loh.
Oke aku cuma mau kasih kabar itu aja kok. Makasih yah buat pembaca yang baik hati, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah. Dan semoga yang ikutan Pre Order Married With Hot Daddy di luaskan rezekinya yah. Aamiin 😘😘😘😘
"Honey, dimana kau letakkan semua baju tidurku? kenapa hanya tersisa baju tipis saja?" tanya Jenny pada suaminya.
Arsel mengedikan bahunya.
"Mana kutahu, kenapa bertanya padaku? pasti bibi yang menyimpannya, aku tidak tahu menahu." jawabnya.
"Ayolah, aku sudah tanya pada bibi, dia bilang kau yang sembunyikan semua piyama ku, dan kau yang menggantinya dengan baju tipis ini, kau kan tahu aku malu mengenakan ini.." Jen membawa satu baju yang menurutnya tidak terlalu tipis, mau bagaimana lagi, suaminya sangat jahil terhadapnya, ada saja ide untuk mengusili istrinya.
Arsel hanya menahan tawa, saat melihat Jen menekuk wajahnya, padahal ia sengaja ingin melihat Jen mengenakan baju tipis, seperti saat malam pertama dulu, Jen membuat Arsel terkesima, hingga tidak bisa menahan diri kita melihat Jen mengenakannya.
"Astaga, Hubby.. kau berniat sekali ingin aku mengenakan baju tipis seperti ini, sudah tahu aku tidak nyaman saat mengenakannya." ucap Jen, ia langsung menelusup kan tubuhnya dibalik selimut tebal.
"Ayolah Honey, kau kan sudah memiliki seorang putra, masa masih saja malu pada suamimu sendiri, lagipula kau tidak pernah berubah masih cantik, bahkan bertambah cantik setiap harinya...," puji Arsel pada istrinya.
Jenny berbalik ke arah suaminya, lalu membuka selimut yang membalut tubuhnya.
"Anak kita sudah besar, mana mungkin aku masih terlihat cantik, kau pasti hanya menghiburku saja."
"Kau yang tercantik, sejak dulu sampai selamanya, bahkan ketika kita sudah memiliki cucu sekalipun,
I love you..., Honey...,"
Arsel mendongakkan wajah Jen dan memiringkan nya untuk menerima sapuan dari bibirnya. Wanita yang sudah memiliki seorang putra yang sudah beranjak dewasa. Arsel masih saja liar memberikan ciuman bertubi-tubi pada Jenny, sampai Jen kehabisan oksigen.
"Honey, kau tidak berubah, selalu saja membuatku tidak berdaya. Cepatlah, besok aku harus bangun pagi, Arcelio akan di wisuda, kita tidak boleh datang terlambat."
"Sebentar lagi, jangan pikirkan hal lain, kau selalu saja seperti itu, Jenny.." Arsel menyibak anak rambut yang menutupi wajah cantik Jen yang seolah tidak pernah berganti dari waktu ke waktu, tetap cantik seperti dulu, saat Arsel pertama kali bertemu.
"Baiklah, terserah kau saja...," sahut Jen, yang tidak dapat membantah lagi.
"Oppa, cepatlah bangun, ini sudah jam berapa? kau kan janji akan mengantarku ke kampus hari ini? kenapa malah tidur terus?" gadis berumur 20 tahun itu terus menggoyangkan tubuh kakak laki-lakinya yang akrab di panggil Oppa itu.
Pria itu akhirnya terbangun, ia menyipitkan matanya, melihat gadis manis yang ada di sebelahnya, yang tidak lain adalah adik kandungnya.
"Lily, kau ini bisa tidak sih membangunkan ku nanti saja? aku masih ngantuk sekali!" tegasnya, ia kembali menarik selimut, menutupi wajahnya dengan bantal.
"Ken Oppa! kalau tidak mau bangun juga, maka akan aku guyur dengan air sekarang juga! aku sudah dapat restu dari Mama." sentak gadis itu.
"Astaga! restu apa lagi sih? memangnya kau sudah mau menikah hah? pintar sekali kau bicara!" Ken beranjak sambil mencubit pipi adiknya yang sangat bawel itu.
"Nah kalau sudah bangun, segera mandi, aku tunggu dibawah, kalau saja kau membelikan ku mobil, maka aku tidak perlu susah-susah menunggu kau mengantarku!" tutur Lily.
"Kimberly! Bermimpi saja, aku tidak akan memberikanmu mobil. Sebelum kau berusia 23 tahun." sahut Ken, ia segera masuk ke dalam kamar mandi.
"Susah sekali membujuk oppa, padahal aku kan sudah pandai menyetir, kesal sekali rasanya, meminta pada papa juga tidak diberi, mereka sama saja," gumam Lily terlihat kesal.
Setelah selesai mandi, Ken segera memakai pakaian, seperti biasa ia terlihat tampan dan mempesona.
"Punya adik cerewetnya bukan main, benar-benar membuatku pusing, tapi kalau tidak ku jaga, bisa-bisa dia terpengaruh dengan pergaulan yang tidak jelas, yasudah lah memang harus aku yang menjaganya, kalau bukan aku siapa lagi," gumam Ken, ia sudah selesai menyisir rambutnya, setelah itu ia berjalan menuju ruang makan.
"Sayang, duduklah kita sarapan." ucap Araa pada putera sulungnya itu.
"Ken, hari ini kau antar adikmu ke kampus ya, Papa tidak bisa mengantar karena ada urusan pekerjaan di kantor." Dane ikut menyambung pembicaraan.
"Hmm...," sahut Ken dengan tatapan dingin.
"Kenapa kau tidak membiarkan Lily di antar dengan supir saja Ken? Papa kan sudah menawarkan mu, agar kau juga tidak perlu repot mengantar jemput adikmu," ucap Dane pada putranya.
"Tidak, aku tidak percaya pada supir, Lily adalah seorang gadis, tunggu sampai aku menemukan supir wanita untuk Lily, baru ia bisa diantar oleh supir."
Dane dan Araa tidak dapat membantah putranya itu, kepribadian Ken yang sangat kuat, membuatnya tidak bisa menerima bantahan dari siapapun, termasuk kedua orangtuanya.
"Oppa, kalau tidak mau di repot kan, belikan saja aku mobil." ucap Lily kembali merayu oppanya.
"Tidak!" jawab Dane dan Ken bersamaan.
Araa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah anaknya.
"Astaga, kalian kompak sekali!" Lily mencebik sambil menggigit roti isi yang ada di tangannya.
"Kau belum waktunya membawa mobil sendiri, biar oppamu yang mengantar kau ke kampus." ucap Dane pada putri bungsunya itu.
"Astaga, aku juga sebenarnya merasa repot mengantar jemput kau Lily! tapi kau tidak mungkin ku ijinkan menyetir sendirian." sahut Ken.
"Kalau begitu biarkan aku naik bis saja." Tukasnya.
"Lily, kalau naik bis apa kau tidak apa-apa?" tanya Araa sambil menuang susu ke gelas Ken.
"Tidak apa-apa, aku bisa berangkat sendiri, pulangnya aku bisa menumpang pada temanku, kalian tidak tahu ya, temanku semuanya sudah memiliki mobil, bahkan sejak mereka lulus sekolah menengah atas." tutur Lily memberitahu semua yang ada di ruangan itu.
"Cepat habiskan sarapan mu, aku tunggu diluar. Ma, Pa, aku berangkat." ucap Ken yang malas mendengarkan ocehan adiknya itu.
"Hati-hati sayang." sahut Araa pada putranya.
"Ma, Pa, oppa kenapa begitu ketus sih! aku berangkat dulu."Lily mengecup pipi kedua orangtuanya.
"Hati-hati, menurut lah pada oppamu." ucap Araa sambil menggelengkan kepalanya.
"Lihat kedua anakmu sayang, sangat susah diatasi." tutur Dane pada istrinya.
"Ayolah, mereka seperti dirimu, susah di atasi." Sahut Araabella sambil mencebik.
"Tetap saja, aku yang terbaik, iya kan?" Dane menghampiri Araa, mengecup lembut bahu Araa, lalu memberikan ciuman selamat pagi di bibir Araa.
"Aku tidak bisa berdebat denganmu, cepat habiskan sarapanmu, kita harus berangkat sekarang."
"Baiklah sayang..."
Di perjalanan Lily terus menekuk wajahnya, ia merasa kesal karena Ken masih tidak membiarkan dia menyetir sendiri.
"Kenapa dengan wajahmu itu?" tanya Ken sambil fokus menatap lurus ke jalanan.
"Tidak apa-apa." jawabnya singkat.
"Aku akan bicara pada mama dan papa, sebaiknya kau tinggal di asrama kampus saja, lebih baik begitu, jadi kau tidak perlu jauh-jauh berangkat dari rumah, aku akan meminta orang menjaga dan memantau mu di sana, jadi kau juga tidak bisa macam-macam selain belajar," tutur Kennard.
"Apa?" Lily terkejut mendengar hal tersebut.
"Oppa! aku tidak mau di asrama, pasti sangat membosankan, lagipula mama dan papa belum tentu mengijinkan ku untuk tinggal di asrama."
"Mama dan papa akan mengikuti ucapanku, aku lakukan ini demi kebaikanmu juga. Lagipula di sana kau tidak boleh membuat masalah, kau mau mobil kan?"
Lily melirik ke arah Kennard, kemudian menganggukkan kepala.
"Aku akan berikan kau mobil, kalau dalam satu tahun kau mendapatkan nilai yang bagus, dan kau bisa bertahan tinggal di asrama." tegas Ken pada adiknya.
"Astaga... kenapa harus menggunakan persyaratan seperti itu?" tolak Lily masih belum bisa menerima.
"Menurut Lah, atau ku potong uang sakumu nanti!"
Lily langsung diam tidak berani membantah ucapan Ken lagi.
Setibanya di depan kampus Lily, ia langsung turun dari mobil Ken, ia melambaikan tangan sambil memasang wajah masam, Ken sama sekali tidak mempedulikan hal itu.
"Belajar yang rajin, aku akan meminta supir kantor untuk menjemputmu nanti, minggu depan kau sudah harus pindah ke asrama, aku pergi ke kantor dulu."
"Iyaa, baiklah, hati-hati di jalan," Lily membungkukkan badannya, Ken sudah kembali melajukan mobilnya menuju perusahaan tempatnya bekerja.
Saat ia sedang serius menyetir tiba-tiba saja ada suara benturan yang cukup kencang dari belakang mobilnya, ia pun terkejut sampai mengerem mendadak.
"Siapa yang menabrak mobilku?" decaknya, ia segera melepas seatbelt dan keluar melihat kondisi mobilnya.
"Astaga! mobilku!" Ken memijat pelipisnya, ia terkejut saat melihat bumper belakang mobilnya penyok.
Seorang wanita keluar dari mobil, ia tergesa-gesa melihat mobil yang barusan ia tabrak itu.
"Maafkan saya Tuan, saya benar-benar tidak sengaja, saya tadi mengantuk saat menyetir, maafkan saya, saya akan bertanggung jawab," tutur wanita itu.
Ken membuang napas kasar, ia paling tidak suka kalau ada yang membuatnya kesal di pagi hari ketika ia baru akan memulai aktifitasnya.
Lampu jalanan kembali hijau, mobil lain sudah memberikan klakson karena terhalang oleh mobil Ken dan mobil wanita yang menabrak tadi.
"Aku malas berurusan dengan pembuat onar, anggap saja kita tidak pernah bertemu." celetuknya, ia segera masuk kedalam mobilnya, meninggalkan wanita itu.
"Cih! kenapa dia sangat kasar! sombong! aku kan sudah meminta maaf!" maki wanita itu.
"Hey Nona! minggirlah kami sudah terlambat ke kantor! kau sedang apa!" maki salah satu orang yang tidak bisa melajukan mobilnya, karena wanita itu tidak juga menyingkir, membuat kendaraan terhenti dan macet.
"Astaga!" wanita itu segera masuk ke dalam mobilnya, dan mulai mengendara.
___________________
Author : Annyeong, ketemu lagi dengan cherry, yeeye.. finally kita lanjut sequel Cold Husband dan ini adalah cerita tentang Kennard Xavier Chin putera sulung dari Dannis Chin dan Araabella Islean Frederic 🥰
MYDAH "My Dear Arrogant Husband"
Untuk karakter Marvin dan Adeline udah nggak akan dibahas ya di cerita ini 😌
kalau kangen mereka kalian bisa baca MHIC season 1 🤭
NOTE : LIKE KOMENTAR DAN KLIK FAVORITE ok 😁 RATE BINTANG LIMA YA 😁
Kalau komentar rame setelah ini Cherry up beserta VISUAL CASTnya , min komen 100 lah langsung cherry up sama visual cast 😌😌
Diatas udah ku kasih romansa Arsel dan Jenny ya 😂😂 udah jangan pada nagih terus, ikutin aja terus ceritanya ya.. 😌
Sarangheyo
❤️ Apple Cherry
Ken memarkirkan kendaraanya. Setelah itu ia segera masuk ke dalam kantor miliknya, Kennard adalah presdir perusahaan tersebut, ia meneruskan salah satu perusahaan terbesar milik Kakek buyutnya yaitu William Chin. Sedangkan papanya Dannis Chin masih memantau perusahaanya sendiri di bantu oleh Araabella.
"Selamat pagi Tuan Kennard," sapa para karyawan yang ada di perusahaan tersebut.
"Ya," jawab Ken dengan raut dingin.
Seorang pria menghampiri Ken, lalu membungkuk memberikan salam.
"Selamat pagi Tuan Ken, ada yang bisa saya bantu?" pria itu adalah asisten pribadi Ken yang bernama Kevin.
"Perbaiki mobilku yang rusak! harus mulus seperti sediakala, aku tidak mau ada lecet sedikitpun. Dan ini kuncinya." Kennard tanpa basa basi langsung memberikan kunci mobilnya pada asisten pribadinya itu.
"Baik Tuan," jawab Kevin.
"Kevin, hari ini sekertaris baruku sudah datang belum?" tanya Ken pada Kevin.
"Seharusnya sudah, tapi sepertinya dia belum datang." sahut Kevin.
"Pecat saja kalau dia datang terlambat! aku tidak butuh orang yang tidak disiplin," tegasnya.
"Baik."
Ken segera meninggalkan Kevin, ia masuk ke dalam lift, saat ia sudah berada di dalam lift, tiba-tiba seorang wanita terburu-buru masuk juga, Ken tidak peduli sama sekali, ia hanya terus fokus menatap ke depan, sementara wanita itu melirik sekilas, mendadak jadi memperhatikan wajah Ken, dan ia terkejut bukan main saat menyadari kalau pria yang ada di sebelahnya adalah pria yang tadi ia tabrak mobilnya.
Wanita itu dengan sigap menutup wajahnya dengan tas yang ada di tangannya, ia tidak ingin kalau pria di sebelahnya mengenalinya.
'Kenapa dia bisa ada disini? siapa dia sebenarnya? Tuhan, ini hari pertamaku bekerja, jangan sampai aku menghancurkan pekerjaan pertamaku ini.'
Lift pun terbuka, Ken segera berjalan masuk ke dalam ruangan kerjanya, sementara wanita tadi bingung, karena ruangan yang di masuki oleh Ken adalah ruangan yang sama dengan ruangan kerjanya.
"Apa aku tidak salah lihat? kenapa dia masuk ke dalam ruangan yang sama dengan ruangan kerjaku?" decaknya merasa terkejut.
Tanpa pikir panjang, ia segera menuju ruangan kerjanya, ia tidak memiliki banyak waktu karena kalau ia sampai terlambat maka ia akan kehilangan pekerjaan,ia sudah dengar kalau bossnya tidak suka karyawan yang tidak disiplin.
Gadis itu mengetuk pintu, lalu terdengar suara seorang pria dari dalam ruangan.
"Masuk!"
Gadis itupun masuk ke dalam.
Ia mengangkat wajahnya lalu terkejut lagi, saat melihat pria yang ada di hadapannya adalah pria yang sama dengan yang ia lihat di jalan dan di dalam lift tadi.
"Kau?" gadis itu ternganga, bergeming tidak percaya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ken, dengan tatapan tajam.
"Maaf Tuan sekali lagi saya minta maaf untuk kejadian di jalan tadi, sumpah saya tidak sengaja, saya disini ingin bekerja, saya sekertaris baru tuan Kennard Xavier Chin." gadis itu merunduk, ia takut kalau pria di hadapannya akan marah dan mengusirnya.
"Jadi kau adalah Elleora?" tanya Ken dengan raut dingin.
"Benar."
"Panggilan Mu." ucap Ken singkat.
'Dia itu bertanya atau apa sih?'
"Panggilan Mu siapa?" Ken meninggikan suaranya.
Lagi-lagi wanita itu sampai tersentak.
"Rara, panggil saja Rara." jawabnya.
"Duduk di kursimu sendiri, segera siapkan semua berkas untuk meeting hari ini, jangan ada yang terlupa. Biaya perbaikan mobilku, aku potong dari gajimu," tegas Ken.
"Apa?" Rara terkejut saat mendengar hal itu.
"Berapa lama gajiku akan dipotong Tuan? maafkan saya Tuan, saya sama sekali tidak tahu kalau Tuan adalah Tuan Kennard. Presdir di Perusahaan ini."
"Duduk! jangan buang waktu, ini jam kerja. Rincian gaji akan kau dapatkan nanti di akhir bulan. Kerja yang benar," lagi-lagi Ken sangat ketus.
"Baik Tuan," jawab gadis itu tidak dapat membantah.
Rara segera menyiapkan berkas yang diminta oleh bossnya, dalam hatinya sangat kesal, ia tidak tahu kalau bossnya sangat ketus dan angkuh. Belum lagi karena kejadian tadi pagi, ia harus menanggung akibatnya. Gajinya akan di potong setiap bulan, bahkan ia tidak tahu berapa lama gajinya akan dipotong. Yang ia tahu pasti sangatlah besar jumlahnya, mengingat mobil bossnya adalah keluaran terbaru dan mahal.
"Kevin, ke ruangan ku sekarang!" titah Ken berbicara di telpon.
Rara tidak dapat membantah, ia harus tetap bertahan dengan keadaan ini, dia memiliki adik angkat perempuan yang butuh biaya kuliah. Dia harus menanggung semuanya. Karena ia adalah tulang punggung, orangtuanya sudah lama meninggal.
"Kau! mana berkas yang aku minta?" Ken tidak memandang Rara sama sekali, ia hanya fokus dengan laptopnya.
"Sebentar Tuan, sedang saya siapkan," jawabnya.
"Aku tidak suka karyawan yang lamban! apalagi kau adalah sekertarisku. Cepat bawa berkasnya sekarang. Atau gajimu akan ku potong lagi nanti."
Rara menggretakkan giginya, ia ingin sekali membantah pria yang menjadi bossnya itu. Tapi ia sadar ia tidak memiliki kekuasaan apapun. Kalau ia membantah, hanya akan merugikan dirinya sendiri.
"Baik Tuan, segera saya siapkan."
Suara ketukan pintu dari luar ruangan, Ken mengangkat wajahnya, melirik ke arah sekertaris barunya itu.
"Buka Pintu!" tegasnya.
Rara kembali tersentak, ia segera menegakkan tubuhnya, berjalan menuju pintu, dan membukakan pintu itu sesuai perintah bossnya.
"Silahkan masuk," ucap Rara, pada pria yang ada di hadapannya.
Ternyata itu adalah Kevin, asisten pribadi Ken.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Apa kau sudah membawa mobilku ke bengkel?"
"Sudah Tuan."
"Berikan rincian biayanya ke bagian administrasi, dan biarkan bagian administrasi memotong gaji sekertarisku secara berkala," tegas Ken lagi.
"Baik Tuan," Kevin tidak bertanya alasan bossnya memintanya melakukan hal itu. Baginya perintah Ken hanya boleh ia patuhi. Tidak boleh banyak tanya apalagi membantah.
Sedangkan Rara hanya tertunduk tidak berdaya, walaupun dalam hatinya ia masih merasa keberatan. Tapi itu salahnya sendiri, ia harus menerima konsekuensinya.
"Pergi dan laksanakan tugas sekarang!" perintah Ken pada asisten pribadinya.
"Baik Tuan, saya permisi," Kevin segera meninggalkan ruangan bossnya.
"Kau segera bersiap, dua menit lagi kita ada rapat penting!" Ucap Ken masih dengan sikap dingin terkesan angkuh.
"Baik Tuan," jawab Rara, ia hanya mengikuti perintah.
'Apakah aku sangat sial? mendapatkan boss angkuh seperti dia, aku tidak yakin bisa bertahan disini. Tapi mencari pekerjaan tidak mudah. Biaya kehidupan semakin mahal, aku harus bersabar. Tahan Rara...,' Ia mengelus dada, berusaha tabah.
Rara berjalan di belakang bossnya, menuju ruang rapat, saat ia masuk ke dalam ruangan tersebut. Kedatangan bossnya di sambut hormat oleh jajaran direksi yang mengikuti rapat hari itu. Mereka semua berdiri merunduk memberi salam pada presdir mereka yaitu Kennard Chin.
"Duduk!" perintah Ken, dan semuanya pun duduk.
Rara mengatur napasnya yang terasa sesak, ia merasa sangat tertekan berada di sebelah bossnya.
Ken memang memiliki wajah yang dingin, dengan sikap angkuh dan tidak suka di bantah. Padahal ia sangat tampan, wajahnya yang lebih mirip papanya itu, Dannis Chin. Tapi sikapnya masih jauh lebih lembut dan ramah Dane dibandingkan Ken yang terkesan arrogant itu.
"Kita mulai saja. Sekertaris, siapkan berkasnya! bagikan pada jajaran direksi," perintahnya.
Rara menunduk mengiyakan.
"Baik Tuan," jawabnya.
'Rara kau harus semangat! tidak boleh menyerah. Hanya karena boss arrogant sepertinya.'
Ia menarik napas dalam, kemudian membuangnya, tak lupa ia tetap tersenyum menatap semua orang yang ada di ruangan itu.
________________
Author : Jangan lupa Rate bintang lima ya reader, like dan komentar yang banyaaak..
Cherry bakalan semangat up bnyak kalau komen juga banyak.
Bonus VISUAL
PLEASE JANGAN KOMPLAIN YA. HARGAI KERJA KERASKU MENCARI VISUAL CAST INI UNTUK KALIAN READER 😂😂😂😂
Thanks buat Queen Ruby yang dah bantu aku cari Visual 😌😌🤭
KENNARD XAVIER CHIN
ELLEORA (RARA)
KIMBERLY CLARIEANA CHIN ( Adik Kennard )
KEVIN ZHIE HUANG ( Asisten pribadi Ken )
NOTE : YANG MAU VOTE MENDINGAN KASIH TIP KOIN AJA KARENA NOVEL BARU BELUM BISA NAIK RANK 😌😌 BELUM DI BAYAR INI AUTHOR NULIS 😂😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!