NovelToon NovelToon

Aku Mencintaimu

1.Ibu dan Saudari tiri kejam

Arana adalah seorang gadis yang sangat cantik. Selain cantik

Arana juga memiliki sipat yang sangat baik, lembut dan penyanyang terhadap

sesama. Itulah sipat Arana yang sebenarnya.

Arana bekerja di sebuah cafe yang berada cukup jauh dari

rumah orang taunya. Walaupun kedua orang tuanya terbilang dari kalangan yang

cukup kaya. Namun memiliki ibu tiri yang begitu sangat kejam terhadap, membuat

Arana harus menghidupi dirinya sendiri. meskipun setiap bulan Arana selalu mendapatkan uang tambahna dari Ayahnya. namun Wilda selaku ibu tiri Arana tak pernah memberi uang tersebut pada Arana.

Selain itu Arana juga memiliki seorang saudari tiri yang umur

tidak jauh berbeda dari umur Arana. Michel dialah saudari tiri Arana, Michel

sangat tidak menyukai Arana, karna Arana memiliki paras yang begitu sangat

cantik daripada dirinya.

Karna kebanciannya terhadap Arana, setiap Ayah Arana pergi

ke kantor. Michel selalu membuat masalah dan itu membuat Arana selalu mendapat

tamparan dari Wilda ibu tiri Arana.

Seperti pagi ini, Wilda terlihat bagitu sangat baik terhadap

Arana.karna suaminya masih berada di rumah.

“Arana sayang.” Memanggil Arana yang sudah ingin berangkat

ke kampus “Sini Nak kita makan bersama.” Wilda tersenyum hangat melihat ke arah

Arana.

Mendengar panggilan Wilda, Arana pun berkata “Iya, Ma.” Berjalan

ke arah meja makan.

Arana duduk di hadapan Ayah dan juga Ibu tirinya. Dengan senyuman

hangat yang yang selalu menghiasi bibir indahnya.

Namun belum sempat Arana duduk, michel saudara tiri Arana

menjatuhkan sendoknya di lantai.

“Aucc, Maaf.” Melihat ke arah Ayah dan juga Ibunya, lalu

melihat ke arah Arana. “Arana tolong dong ambilkan sendok aku!” tersenyum

melihat ke arah Arana.

Arana yang mendengar perintah Mischel tampa berkata apapun

Arana lansung mengambil sendok itu di lantai.

“Ini sendoknya.” memberikan sendok kepada Michel.

“Terimkasih ya Ara, kemu memang saudari aku yang paling

baik.” Tersenyum sejenak ke arah Arana, lalu kembali memakan makananya.

Setelah sarapan paginya selesai Hadi Wirawan selaku Ayah Arana

pamit untuk segera ke kantor. “Ma.” Melihat ke arah istrinya “Sayang.” Melihat ke

arah ke dua putri-putrinya “Ayah pemit ke kantor ya.”

Setelah mengatakan itu, Wirawan berangkat ke kantornya

dengan menggenakan Mobil pribadinya.

Melihat ayahnya telah berangkat ke kantor. Arana beranjak

dari duduknya untuk segera pergi ke kampus karna pagi ini Arana ada jam mata

kuliah di pagi hari.

Melihat Arana berangjak dari duduknya dengan segera Wina

berkata. “Wah, wah, Princes kita suda selesai sarapan ya?” menatap tajam ke arah wajah

Arana “Enak sekli hidupmu! Selesai makan, lansung ingin segera pergi.” Berdiri tepat

di hadapan Arana. “Memang kamu pikir makan di rumah ini gratis?” memegan dagu

Arana dengan sangat kuat.

Dan itu membuat Arana meringgis kesakitan. “Aoo, Ma, ini

sangat sakit.” Berusaha melepas tangan yang tengah memegan dagunya dengan

sangat kuat

Mendengar ringgisan Arana. Dengan segera Michel menjambak

rambut Arana dari belakang. “Sakit! Atau masih kurang sakit?” tersenyum sinis

melihat wajah Arana yang mulai terlihat merah.

“Ao, Michel sakit.” Arana berteriak pelan ketika Michel

menjambak rambutnya dengan sangat kuat.

Mendengar teriakan pelan Arana. Wilda nampak terlihat sangat

kesal, dan ingin menampar wajah Arana. Namun sebelum tangannya sapai di wajah

Arana sebuah klakson motor mengangetkan mereka berdua.

Tittttittt.

Suara kelakson motor yang tengah berhenti di depan pintu

utama rumah mereka. Mendengar itu dengan segera wilda dan Michel melepas

pegangan tangan mereka berdua.

Wilda pun berkata. “Awas kamu ya!” menatap penuh kemarahan melihat

ke arah wajah Arana.

Mendengar suara klakson motor untuk yang kedua kalinya,

dengan segera Arana berlari keluar dari dalam rumahnya sambi merapihkan rambut

dan juga wajahnya yang kini terlihat merah.

Melihat Arana berlari keluar dari dalam rumah, Michel pun

berkata pada Ibunya. “Ma, Arana itu beruntung banget ya? Memiliki kekasih

setampan Aditya.” mendekat ke arah WiIda lalu merangkul lengannya “Melihatnya

bersama dengan Aditya. Aku merasa sangat kesal dan marah, karna jujur Ma! Aku juga

menyukai Aditya.

Mendengar ucapan putrinya. Wilda pun berkata “Apa! Jadi putriku

sekarang tengah jatuh cinta?” tersenyum “Baiklah Mama akan memikirkan cara

untuk memisahkan Arana dengan kekasihnya itu!” tersenyum picik.

Arana berjalang keluar dari dalam rumahnya, dengan wajah

ceria yang di buatnya. Namun Aditya yang melihat wajah Arana yang terlihat

memerah dan juga memar di bagian bawah bibirnya berkata.

“Kamu kanapa? Apa kamu sakit?” memeriksa dahi Arana, lalu

melihat bekas memar di bawah dagu Arana “Dan ini kenapa? Sampai memar seperti

ini?”

Mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut

Aditya. Dengan segera Arana berkata. “Em, ini.” Mencari jawaban yang tepat “Ah,

iya tadi aku terpeleset di dalam kamar mandi, iya terpeleset tadi.” Tertawa menutupi

kegugupannya “Dan tampa segaja aku terjatuh mengenai pinggir bak mandiku.”

Setelah mengatakan itu Arana naik di belakang boncengan

motor Aditya, lalu berkata. “Ayo kita jalan.” Menepuk pelan bahu Aditya “Nanti

telat karna pagi ini aku ada mata kuliah pagi.

Mendengar ucapan Arana. Aditya mulai menyalkan mesin

motornya. Namun sebelum iya melajukannya Aditya berkata pada Arana. “Peluk yang

erat ya sayang.” Mulai melajukan motornya melewati pintu gerban pintu rumah

orang tua Arana.

Mendengar ucapan Aditya, tampa berkata apapun Arana

melingkarkan tangannya di perut Aditya.

Setelah jam kuliahnya selesai, Arana meminta Aditya

mengantarnya ke Cafe tempat Ia bekerja. Karna hari ini Arana tak memiliki tugas

tambahan kampus lagi. Mendengar permintaan Arana dengan segera Aditya berkata. “Maaf

ya sayang.” Mengusap wajah Arana “Sepertinya aku tak bisa mengantarmu, karna

aku ada tugas tambahan dari dosen.” Tersenyum hangat ketika selesai mengatan

itu pada Arana.

Arana yang mendengar ucapan kekasihnya, tersenyum, lalu

berkata. “Tidak masalah sayang. Aku bisa ke Cafe dengan menggunakan Taxi.”

Setelah mengatakan itu Arana berjalan ke arah jalan poros di

temani oleh Aditya di sampinnya. Setelah mendapatka Taxi Arana masuk ke dalam

Taxi, lalu melambaikan tangan kepada kekasihnya.

“Hati-hati sayang.” Teriak Aditya ketika melihat Taxi yang

tengah di tumpangi Arana mulai berjalan.

Setelah dua puluh lima menit berada di dalam Taxi, kini

Arana tengah sampai di depan Cafe tempatnya bekerja, Arana mulai mengeluarkan

uang seratusan dari dalam tasnya, lalu membayar sewa Taxi, kemudian turun dan

masuk ke dalam Cafe.

Arana mulai melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan di

Cafe, dengan senyum ceria yang selalu tersunggin di bibir mungilnya. Arana

mulai melakukan tugas-tugasnya.

Jam 11.30 malam, Arana kini tengah bersiap untuk pulang

kerumahnya. Arana berjalan keluar dari dalam Cafe yang tengah Ia tempati

bekerja. Arana berdiri di depan Cafe sambil menunggu Taxi lewat di hadapannya. Namun

entah kenapa malam itu tidak ada satupun Taxi yang lewat.

*

*

Nah apakah yang akan terjadi dengan Arana malam ini?...

Jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya kalau kalian menyukai novelku

2. Tragedi yang Arana alami

Sementara di dalam sebuah Ballroom Hotel, seorang pengusaha

sukses tengah menghadiri sebuah pesta yang di gelar oleh rekan bisnisnya. Dialah

Steven Carlos pemuda tampan berkarisma, selalu sukses dengan semua pekerjaan

yang tengah Ia lakukan. Namun tak pernah sukses dalam soal percintaan. Steven

selalu di tinggal pergi oleh kekasihnya karna terlalu cuek dan tak pernah

menanggapi gadis yang menjadi kekasihnya. Karna menurut Steven kekasihnya dan

bukan kekasihnya semuanya sama saja, mereka hanya mengincar uangnya saja. Hingga

akhirnya Ia memili untuk tak memiliki kekasih alias Jomlo, karna menurutnya

semua wanita itu sama, hanya mengincar popularitas keluarganya dan juga ke kayaan

yang tengah Ia miliki.

Steven Carlos, pemuda tampan yang berusia 27 tahun dialah

putra satu-satunya dari pasangan yang bernama Sea dan Abrahan Carlos. Pemilik dari

perusahaan terbesar di kota XX. Sea selaku ibu Steven sudah pasrah melihat

semua tingkah keras kepala yang di tungjukkan anak semata wayangnya itu. Sea

hanya selalu berdoa yang terbaik untuk putranya, semoga Steve akan menemukan

gadis yang akan membuatnya berubah. Dan kembali berbaikan dengan Ayahnya

Abrahan. Steven sangat membenci Ayahnya karna kecelakan yang merenggut nyawa

adik kesayangan, Steven menyalahkan Ayahnya atas insiden tersebut.

Seteven mulai meneguk minuman yang di bawakan pelayan

untuknya, dan tampa Steven ketahui kalau minuman yang tengah Ia minum telah di

campur dengan obat yang bisa membuat orang kehilangan kendali.

Willi dialah rekan bisnis Steven, sekaligus penyelenggara

pesta yang tengah berlansung di Ballroom Hotel tersebut. Willi sengaja

mencampur obat tersebut ke dalam minuman yang tengah Steven minum, karna merasa

iri dengan semua kesuksesan yang tengah Steven raih.

 Dan persaingan bisnis

dan juga ketenaran yang tengah dimiliki oleh Steven. Dan untuk menjatuhakan

nama baik keluarga dari Abrahan Carlos, Willi sengaja melakukan hal tersebut. Karna

menurut Willi, setelah Steven mulai tak bisa mengendalikan diri, Dia akan

mempermalukan dirinya sendiri didepan semua para tamu dan juga para wartawan

yang tengah berada di dalam Ballrom tersebut.

Setelah minuman yang berada di dalam gelas Steven tinggal

sedikit. Tiba-tiba kepalanya terasa begitu sangat pusing dan suhu tubuhnya juga

mulai terasa panas.

“Apa yang terjadi denganku?” memegan kepala, sambil berjalan

keluar dari dalam Ballroom tersebut, kemudian berjalan ke arah mobilnya.

Steven masuk kedalam mobilnya, lalu duduk di bagian kemudi. Dengsn

memegan kepalanya Steven bekata. “Ah, aku harus melakukannya, aku sudah tak

sanggup lagi menahan gejolak ini.” Setelah mengatakan itu, Steven mulai melajukan

mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Namun Steven merasa sangat bingun, tak tau dia harus mencari

kemana wanita yang bisa membuat hastrat dalam tubuhnya terlampiaskan. Berhubung

saat ini Steven berada di kota B, dan itu bukanlah kota tempat tinggalnya,

cuman untuk menghadiri undangan rekan bisnisnya. Steven datan ke kota B.

Steven memarkitkan mobilnya di depan sebuah ruko yang telah

tertutup berhubung saat ini uda hampir larut malam, jalanan juga mulai terlihat

sangat sepi, Steven menyandarkan kepalanya di stir mobilnya dengan menggunakan

tangannya sebagai bantal.

*****

Karna merasa sangat lama menunggu Taxi, Arana memilih untuk

berjalan kaki, karna mungkin berjalan kaki, Arana akan menemukan Taxi di depan

jalan sana. Itulah yang ada dalam fikiran Arana saat ini.

Cukup lama Arana berjalan, menelusuri jalanan yang kini

terlihat sangat sepi tampa ada mobil ataupun motor yang melewatinya. Dan cuman

ada satu mobil hitam terparkir di depan ruko yang mulai Arana lewati.

Namun belum sempat Arana menjauh dari mobil hitam yang

dilewatinya, sebuah tangan menutup mulutnya, dan mengankat tubuhnya masuk ke

dalam mobil.

Arana begitu sangat terkejut dengan apa yang tengah dialaminya,

Arana mencoba melawan. Namun apa daya Arana, tenaga orang yang tengah mengankat

tubuhnya masuk ke dalam mobil jauh lebih kuat daripada dirinya.

Dengan susah panyah Arana berusaha melawan kelakuan kasar

yang tengah pemuda itu lakukan padanya. Bahkan Arana mencakar dan menggigit

bagian dada pemuda yang tengah mengankatnya masuk ke dalam mobil.

Namun pemuda itu masih beraksi dan mulai merobek pakaian

yang tengah Arana kenakan dan di saat pemuda itu ingin menurunkan celana jean

yang tengah Arana kenakan pemuda itu menindih tubuh Arana dengan sangat kuat,

lalu menarik kasar celana Arana hingga akhirnya celana jeans yang tengah Arana

kenakan sobek terkoyak. Dan kini hanya meninggalkan pakaian dalamnya saja.

Arana mulai menangis. “Hiks, kumohon jangan lakukan itu!

Hiks, kumohon lepaskan aku!” Arana mulai terisak, memohon agar pemuda itu

melepaskannya. Arana menyilngkan tangannya, memutupi bagian tubuhnya yang hanya

terbalut dengan pakaian dalamya saja.

Melihat tubuh mungil yang ada di hadapannya, hanya mengenakan

pakaian dalam. Steven merasa sangat bergairah dan tampa menunggu lama, Steven

mulai menyerang bibir Arana dengan sangat kasar, sementara tangannya mulai

menyentuh bagian-bagian yang membuat libidonya semakin bergairah.

Steven mulai menyentuh setiap inci dari tubuh Arana, dan itu

membuat Arana semakin terisak.

“Hik, kumohon hentikan! Jangan lakukan itu! Hiks.” Arana masih

mencoba mengulang kata-katanya, berharap pemuda yang berada di atas tubuhnya

menyadari kalau yang tengah Ia lakukan sangatlah salah.

Namun karna pengaruh obat dosis tinggi Steven tak menggubris

semua yang tengah Arana katakan. Justru Steven semakin gencar memyentuh

bagian-bagian tubuh Arana, dan bahkan saat ini Steven mulai membuka paksa

pakaian terakhir yang tengah Arana kenakan.

Menangis dan menangis itulah yang Arana lakukan saat ini, di

saat milik pemuda itu tengah menembus miliknya yang belum pernah tersentuh oleh

siapapun.

Dengan rasa sakit yang luar biasa yang tengah Arana rasakan

di bagian bawahnya, di saat milik pemuda itu menembus miliknya.

Arana berteriak sambil mengcakar dan kembali menggigit

bagian dada pemuda yang tengah berada di hadapannya. “Aoo, hentikan! Sakit.” Arana

merintih. Merasa sangat kesakitan di bawah bagian tubuhnya. Pikirannya melayang

kepada kekasihnya, dan juga Ayah yang begitu sangat menyayanginya.

Sementara pemuda itu masih terus melancarkan aksinya di atas

tubuh Arana, setelah semua hasratnya tertuntaskan. Pemuda itu merebahkan

tubuhnya di sampin tempat yang Arana tempati saat ini. (maaf ya autornya tidak

tau! Yang jelasnya masih dalam mobil).

Setelah cukup lama menangis. Arana terbangun, lalu melihat

ke arah wajah pemuda yang tengah merebahkan tubuhnya dan hampir saja Arana

menginjaknya, di saat Arana menurungkan kakinya. Namun karna begitu sagat gelap

di dalam mobil. Arana tak bisa mengenali wajah pemuda yang telah merampas

semuanya darinya.

Tampa berpikir panjang Arana mengambil celana jeansnya yang

sudah robek terkoyak, lalu memakainya. Dan meraih pakainnya yang ada di bagian

kemudi mobil, karna di saat pemuda itu merobek bajunya, Ia melemparnya ke job

bagian depan.

*

*

*

Apakah Arana bisa mengetahui siapa pemuda yang telah

merampas kesuciannya?...

Jangan lupa like dan juga Vote yang banyak ya^^.

Terimakasih.

3. Kesedihan Arana

Arana memandang bajunya yang tengah robek tak beraturan. Melihat

itu Arana kembali menangis. “Hiks, hiks. Apa yang harus ku lakukan! aku tak

mungkin pulang dengan mengenakan pakaian robek seperti ini.” Setelah mengatakan

itu Arana melihat sekelilin dalam mobil, lalu menemukan sebuah kemeja yang

tengah tergantung di dalam mobil.

Mungkin itu pakaiana pemuda yang telah menodainya, itulah

yang ada dalam pikiran Arana saat ini. Tampa berpikir panjang Arana lansung

menarik kemeja tersebut, lalu memakainya. Meskipun merasa sangat sakit di

bagian tubuh bawahnya, Arana berusaha untuk segera keluar dari dalam mobil pemuda

tersebut.

Namun sebelum Arana meninggalkan pemuda di dalam mobil. Tak lupa

Arana mencatap plat mobil tersebut.

Arana berlari sangat kencang, menjauh dari mobil pemuda yang

tengah merampas semua yang ia miliki. Dengan deraian air mata Arana berlari

sambil memeluk tubuhnya sendiri.

“Hiks, hiks, kenapa ini harus terjadi denganku? Apa sakahku

Tuhan? Sehingga kamu memberiku cobaan sebesar ini?” Arana tak berhenti

menegeluarkan air mata, sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Hingga sampai di perapatan jalan. Arana baru menemukan Taxi,

dengan segera Arana melambaikan tangan.

Setelah mobil Taxi berda di depannya dengan segera Arana

masuk, lalu memberitahuakan alamat rumahnya kepada supit Taxi. Setelah dua

puluh menit Arana telah sampaI di depan pintu gerban rumahnya. Arana turun lalu

melihat ke arah rumahnya. Arana kembali meneteskan air mata ketika mengingat

Ayahnya yang begitu sangat menyayanginya.

Dengan langkah pelan, Arana berjalan masuk, ke halaman

rumahnya, dan setelah sampai di depan pintu utama. Arana mengeluarkan kunci,

dari dalam tas yang selalu ia bawa, kemudian membuka pintu lalu masuk.

Arana masuk ke dalam rumah, sambil melihat sekeliling dalam

rumahnya. Arana begitu sangat takut, kalau sampai salah satu dari anggota

keluarganya melihatnya pulang dengan mengenakan pakaian orang lain, apalagi

kalau Michel dan Wilda yang melihatnya. Arana akan mendapat perlakuan buruk

lagi, itulah yang terlintas di dalam pikiran Arana saat ini.

Pelan-pelan Arana melangkahkan kakinya menuju arah kamarnya,

setelah merasa cukup aman dengan segera Arana berlari masuk ke dalam kamarnya.

Setelah sampai di dalam kamar, Arana mengunci pintu, lalu

membuka kemeja yang tengah Ia kenakan lalu melemparnya ke sembarang tempat. Kemudian

berlari masuk ke dalam kamar mandi.

 Arana kembali

meneteskan airmatanya, ketika melihat pantulan tubuhnya di cermin yang berada

di dalam kamar mandinya. Arana melihat tubuhnya yang penuh dengan bekas

kemerahan yang di tinggalkan pemuda yang telah merenggut semuanya darinya.

“Hiks, hiks, apa salahku? Hiks, hiks, Apa dosaku?” Arana

mengatakan itu sambil menggosok-gosok bekas kepemilikan pemuda itu yan ada di

dadanya. Karna merasa sangat sakit hati, Arana tak menyadari dadanya yang

tengah Ia gosok kini tengah mengeluarkan darah.

Melihat darah segar mengalir di dadanya. Arana tertawa,

menertawai dirinya sendiri sambil berkata. “Bahkan aku terluka,  sampai mengeluarkan darah tapi aku tak merasakan

rasa sakit!, namun lukaku yang tak berdarah begitu sangat menyakitkan.” Setelah

mengatakan itu Arana berjalan ke arah bak mandi yang telah ia isi penuh dengan

air, lalu masuk menengelamkan seluruh tubuh dan juga kepalanya.

Menjelang pagi Arana masih berada di dalam bak mandi, rasa

sakit yang di alaminya tidaklah sebanding dengan rasa dingin yang mulai menusuk

seluruh tubuhnya.

Arana keluar dari dalam bak mandi, lalu berjalan ke arah di

mana letak handuknya tergantung, Arana mengambil handuk alalu melilitkannya di

tubuhnya. Stelah itu ia kleuar dari dalam kamar mandi. Dengan mata bengkak dan

wajah sembab dan terlihat pucat. Arana berjalan ke arah meja hianya, lalu

melihat penampilan wajahnya di cermin.

Arana kembali menangis ketika melihat bekas merah yang ada

di dadanya masih belum hilang dan juga bekas luka yang telah ia buat sendiri. Arana

mencoba tersenyum sendiri, mengobati luka yang tersirat dalam hatinya.

Arana mencoba untuk menutupi bekas merah dan juga matanya

yang telihat bengkak karna semalaman menangis, sambil mengolesi poundesien pada

bagian tubuhnya yang memerah dan memakai ailineir tebal pada bagian matanya.

Setelah urusannya selesai di depan cermin. Arana berjalan ke

arah lemari, untuk mengambil pakaian santai yang akan ia kenakan hari ini,

karna hari ini Arana tak ingin kemana-mana bahkan ke kampus pun Arana tak mau. Mengingat

kejadian yang menimpanya semalam, seperti badai yang tengah menghancurkan semua

harapan dan keyakinannya. Kesucian yang telah Ia jaga selama 23 tahun di

renggut oleh seseorang yang tidak Ia kanal. Bahkan lebih parahnya lagi Arana

tidak melihat wajah pemuda tersebut. Hanya satu yang Arana berikan pada pemuda

itu, cuman bekas gigitan dan juga bekas cakaran kukunya yang akan sembuh dalam

beberapa hari dan bekasnya akan menghilang dalam beberapa bulan.

Sementara bekas yang yang di torehkan pemuda itu, selamanya

akan membekas dan tak akan pernah hilang, meskipun sejarah terulang kembali

bekas itu tak akan pernah hilang untuk selamanya.

 Masa depan cerah,

cinta kasih yang tengah Arana harapkan seolah hilang begitu saja dari dalam

dirinya. Arana tak tau seperti apa kehidupan yang akan menantinya kedepan.

Setelah mengenakan pakaian Arana menutup pintu kamarnya,

lalu berjalan ke arah tempat tidur. Namun belum sempat Arana sampai  di atas tempat tidur, Arana melihat kemeja

pemuda yang tengah ia kenakan semalam. Dengan rasa marah dan juga kesal.

Arana berjalan ke arah tempat kemeja tersebut, lalu

mengambilnya dan membuangnya di dalam tempat sampah. Dengan perasaan sangat

kesal Arana berkata. “Aku tak ingin melihat barang-barang pemuda yang telah

menghancurkan masa depanku! Aku sangta benci! Sangat benci!” melempar pakaian

itu masuk ke dalam tempat sampah.

*****

Setelah tersadar Stevan mendapati tubuhnya dalam keadaan

polos. Steven terbangun sambil memegan kepalanya yang terasa sangat pusing. “Ea,

apa yang telah terjadi denganku?” melihat keluar “Aku berada dimana?” mulai

mengingat “Astaga! Apa yang telah aku lakukan? Dan siapa gadis yang telah aku

nodai?” melihat sekeliling dalam mobilnya, dan mendapat baju Arana yang telah

robek tak beraturan.

Steven mulai mengenakan semua pakaiannya, lalu mengambil

pakaian berwarna putih itu di kursi job belakan mobilnya. Namun tampa sengaja

tangan Steven menyentuh sebuah cincin yang tergeletak di lantai dalam mobilnya.

Steven mengambil cincin tersebut lalu memperhatikannya dengan seksama. Di atas

cincin tersebut ada sebuah hurup yang tertulis. “A, awal nama gadis ini A. Ah ,

kenapa aku menjadi pemuda berensek seperti ini?” menjambak rambutnya sendiri “Bagaimana

dengan kondisi wanita yang telah aku nodai itu? Apa dia baik-baik saja?”

memegan tempat duduk di dalammobilnya, dan lagi tampa sengaja tangan Steven

menyentuh sebuah cairan basah, Steven pun melihat tangannya yang terlihat

merah. Dengan rasa terkejut Stevan melihat tangannya...

*

*

*

Apa yang akan Steven lakukan setelah ini?...

Mencari atau membiarkan?...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!